3. PENGERTIAN SEDERHANA
Sinkronisasi = Keserasian antar berbagai
hal untuk efisiensi dan efektifitas
Perencanaan = adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang
tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang
tersedia.
4. PENGERTIAN SEDERHANA
Pembangunan = pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang nyata, baik dalam aspek
pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha,
akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya
saing, maupun peningkatan indeks pembangunan
manusia
Daerah = kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. PENGERTIAN SEDERHANA
Desa = kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
6. Tinjauan Hukum:
UU. 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL;
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
PP 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN
PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA;
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2007
TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA;
PERATURAN PEMERINTAH NO. 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN,
TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI
PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH;
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2010
TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8
TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN,
PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA
PEMBANGUNAN DAERAH;
7. Ruang Lingkup Perencanaan
Daerah dan Desa
DAERAH DESA
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD)
-
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD)
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM-Des)
Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra-
SKPD)
-
Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD)
Rencana Kerja Pembangunan
Desa (RKP-Des)
Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja-SKPD)
Daftar Usulan Rencana Kegiatan
Pembangunan Desa (DURKP-Des)
8. Pendekatan Perencanaan (Pasal 6
Permendagri 54 2010)
Perencanaan Politis => Pemilihan Presiden/Kepala
Daerah menghasilkan proses politik (khususnya
penjabaran visi dan misi ke dalam RPJM)
Perencanaan Tenokratis => Menggunakan metode
dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau
satuan kerja secara fungsional bertugas untuk itu
Perencanaan Partisipatif => Dilaksanakan dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) melalui musrenbang
Proses Top-Down and Bottom up => Dilaksanakan
secara berjenjang menurut struktur pemerintahan
10. Pentingnya Musrenbang
Upaya penyesuaian usulan dari bawah
(bottom-up) dengan program kegiatan
tahunan SKPD (top-down)
Pengakuan pendekatan partisipatif di
dalam pembangunan (akomodasi usulan
masyarakat di dalam RKPD)
Upaya konsistensi pengerucutan usulan
dari bawah berdasarkan prioritas tahunan
pembangunan daerah
12. Persoalan Sinkronisasi
Permendagri yang mengatur perencanaan
pembangunan desa lebih dahulu terbit
dibandingkan dengan Permendagri yang
mengatur penjelasan perencanaan
pembangunan daerah secara detail
Pola sinkronisasi di dalam kedua peraturan
belum nampak pada pasal-pasalnya
Belum tergambar pada kedua peraturan
(khususnya Permendagri No. 54 tahun 2010)
terkait alur sinkronisasi antara perencanaan
pemb. daerah dan desa, baru penyebutan
adanya musrenbang di desa/keluarahan
13. Dampaknya (Sebuah
Kenyataan)
Miss antara usulan dari bawah
(desa/keluarahan) dengan rencana program
kegiatan tahunan SKPD (bottom-up)
Pengawalan usulan dari bawah sering terlepas
ketika SKPD hendak mengakomodasi dan
mensikronisasi usulan dengan SKPD provinsi
dan Kementerian/Lembaga (top-down) maupun
di dalam pembahasan KUA-PPAS dan RAPBD
Keberpihakan rencana pembangunan dari
pemangku kepentingan (partisipatif) belum
optimal di dalam RKPD, KUA-PPAS hingga
APBD dilaksanakan.
14. Life Must Go On...
Peningkatan peran musrenbang desa/kelurahan
dengan mensinkronkan antara DURKP-Des
dengan renja SKPD (lewat UPTD terkait);
Menelaah masukkan dari masyarakat (usulan dan
pendapat) di dalam musrenbang desa untuk
disiinkronkan dengan program-program
pemerintah yang berlokasi di desa (PNPM, Inbup
PPIP dan UED);
DURKP-Desa juga perlu disinkronkan dengan
Program Penguatan Kelembagaan Kecamatan
(terutama pada pembangunan infrastruktur di
desa).
15. Terobosan.....
Perlunya peranan/masukkan dari legislatif pada daerah
pemilihannya melalui musrenbang desa/musrenbang
kecamatan;
Penguatan peranan pra-musrenbang desa/kel untuk
menyaring usulan masyarakat tingkat dusun luar dari
DURKP-Des (untuk dipayungi oleh program-program
daerah di desa misal inbup, PNPM dan UED) sehingga
pada musrenbang desa tinggal mensinkronkan dengan
renja SKPD;
Perlunya peraturan-peraturan daerah yang dapat
memayungi pola sinkronisasi, juknis musrenbang dan
partisipatif sehingga sinkronisasi dan akomodasi
kepentingan masyarakat akan menjadi lebih baik lagi.
16. Diskusi Kelompok (Bermain
Peran)
Bentuk kelompok menjadi kelompok desa, kelompok program-
program daerah, kelompok SKPD dan kelompok pengamat dan
pilihlah tema yang akan disinkronkan (misal: usulan pemb. Jalan,
usulan pemb. Jembatan dsb);
Siapkan usulan masing-masing kelompok dengan format yang
sesuai dengan peraturan (Permendagri 54 2010, Permendagri
66 2007 dan Juknis penyusunan kegiatan pada PNPM dan Inbup
PPIP);
Mainkan peranan masing-masing di dalam sebuah musrenbang
desa/kel, dimana kelompok pengamat akan mengamati
persoalan-persoalan sinkronisasi yang muncul selama
musrenbang (peranan sebagai pengamat dapat berganti sesuai
tema);
Diskusikan setiap persoalan yang teramati dan buatlah
rekomendasinya.