2. Nekton
Biota laut hanya dikelompokkan kedalam tiga kategori
utama, yakni plankton, nekton dan bentos. Nekton
merupakan salah satu kedalam ketiga kelompok
tersebut. Nekton merupakan organisme yang hidupnya
bergerak sendiri kesana-kemari. Kelompok hewan yang
termasuk nekton sangat beragam adanya.
3. REPRODUKSI
Reproduksi merupakan kemampuan individu menghasilkan
keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenis atau
kelompoknya.Meskipun tidak semua individu mampu
menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi
berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di
permukaan bumi ini.
Tingkah laku reproduksi pada banyak hewan, termasuk ikan
merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala dan
teratur. Kegiatan reproduksi pada beberapa jenis ikan hanya
terjadi sekali dalam hidupnya (big-bang spawner). Termasuk
dalam golongan ini adalah ikan salmon (onchorhyncus), lamprey
laut (Petromyzon marinus) dan sidat (Anguilla).
4. Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan.
Sekali mereka memulainya maka hal itu akan berulang terus
menerus sampai mati. Beberapa ikan malahan bisa
bereproduksi lebih dari satu kali dalam satu tahun. Ikan
seribu (Lebistes reticulatus) memijah kira-kira empat minggu
sekali.Ikan mujair (Sarotherodon) dapat memijah 2-3 kali
dalam satu tahun.
Suhu yg terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merintangi
perkembangan. Perubahan suhu yg ekstrim dpt menyebabkan
kematian. Kelarutan gas O2 yg optimum bervariasi,
bergantung pd jenis ikan. Umumnya yg dpt diterima 4-12
ppm. Ikan-ikan yg memijah diair dingin dan mengalir
memerlukan O2 yg lebih tinggi drpd ikan2 di air menggenang
atau berarus lambat.
5. ADAPTASI & PERTAHANAN
Adaptasi yang paling menonjol pada hewan nektonik adalah yang
berhubungan dengan kemampuannya bergerak dengan cepat dalam
badan air. Selain itu, kebanyakan hewan nektonik mempunyai
badan yang sangat besar sehingga mempunyai sedikit predator yang
potensial. Hewan nektonik terbesar (paus) hampir tidak
mempunyai predator selain manusia dan paus pembunuh. Oleh
karena itu, kebutuhan akan mekanisme pertahanan diri yang rumit
juga berkurang.
Dalam pergerakan cepat, dimungkinkan juga mekanisme
pertahanan diri tertentu dan yang paling umum dan
banyak terdapat adalah kamuflase (penyamaran).
mekanisme penyamaran dapat terjadi dalam tiga bentuk
yaitu: tubuh yang transparan, warna yang tidak jelas, dan
perubahan bentuk tubuh.
6. Penyamaran secara transparan tidak berlaku untuk
nekton. . Transparansi seperti ini merupakan
adaptasi pertahanan diri yang umumnya kebanyakan
spesies plankton. Tetapi hal ini tidak dijumpai
pada nekton , karena semakin besar dan tebal hewan
tersebut, semakin sulit untuk membut tubuh tetap
transparan. Terutama jika terdapat banyak otot untuk
pergerakan.
Ada beberapa perkembangan struktur morfologi khusus
untuk mempertahankan diri terhadap predator.
Kebanyakan adaptasi tersebut berupa
perkembangan berbagai duri dan cangkang yang
menghambat pergerakan cepat karena menambah
hambatan.
7. MIGRASI
Migrasi ikan adalah adalah pergerakan perpindahan
dari suatu tempat ke tempat yang lain yang
mempunyai arti penyesuaian terhadap kondisi alam
yang menguntungkan untuk eksistensi hidup dan
keturunannya. Ikan mengadakan migrasi dengan
tujuan untuk pemijahan, mencari makanan dan
mencari daerah yang cocok untuk kelangsungan
hidupnya. Migrasi ikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik faktor eksternal (berupa faktor lingkungan
yang secara langsung atau tidak langsung berperan
dalam migrasi ikan) maupun internal (faktor yang
terdapat dalam tubuh ikan).
8. Faktor Eksternal
1. Bimbingan ikan yang lebih dewasa
Ikan mampu melakukan migrasi untuk kembali ke
daerah asal karena adanya bimbingan dari ikan yang
lebih tua.
2. Bau perairan
Ikan anadromous mampu bermigrasi ke daerah asal
dengan melalui beberapa cabang sungai, kemampuan
memilih cabang sungai yang benar diduga dilakukan
dengan mengenali bau-bauan bahan organik yang
terdapat dalam sungai.
3. Suhu
Fluktuasi suhu dan perubahan geografis merupakan
faktor penting yang merangsang dan menentukan
pengkonsentrasian serta pengelompokkan ikan. Suhu
akan mempengaruhi proses metabolisme, aktifitas
erakan tubuh dan berfungsi sebagai stimulus saraf.
9. 4. Salinitas
Ikan cenderung memilih medium dengan salinitas yang lebih
sesuai dengan tekanan osmotik tubuh mereka masing-masing.
Perubahan salinitas akan merangsang ikan untuk melakukan
migrasi ke tempat yang memiliki salinitas yang sesuai dengan
tekanan osmotik tubuhnya.
5. Arus pasang surut
Arus akan mempengaruhi migrasi ikan melalui transport pasif
telur ikan dan juvenil dari daerah pemijahan menuju daerah
asuhan dan mungkin berorientasi sebagai arus yang
berlawanan pada saat spesies dewasa bermigrasi dari daerah
makanan menuju ke daerah pemijahan.
6. Intensitas cahaya
Perubahan intensitas cahaya sangat mempengaruhi pola
penyebaran ikan, tetapi respon ikan terhadap perubahan
intensitas cahaya dipengaruhi oleh jenis ikan, suhu dan tingkat
kekeruhan perairan.
10. Faktor Internal
1. Kematangan gonad
1. Kematangan gonad diduga merupakan salah satu
pendorong bagi ikan untuk melakukan migrasi, meskipun bisa
terjadi ikan-ikan tersebut melakukan migrasi sebagai proses untuk
melakukan pematangan gonad.
2. 2. Insting
Ikan mampu menemukan kembali daerah asal mereka meskipun
sebelumnya ikan tersebut menetas dan tumbuh di daerah yang
sangat jauh dari tempat asalnya dan belum pernah melewati
daerah tersebut, kemampuan ini diduga berasal dari faktor
insting.
3. Aktifitas renang
Aktifitas renang ikan meningkat pada malam hari, kebanyakan
ikan bertulang rawan (elasmobranch) dan ikan bertulang keras
(teleost) lebih aktif berenang pada malam hari daripada di siang
hari.
11. ORGAN SENSORIK
Penglihatan
Penglihatan atau visi adalah kemampuan mata untuk fokus dan
mendeteksi gambar cahaya terlihat pada fotoreseptor di retina
mata yang masing-masing menghasilkan impuls saraf listrik untuk
berbagai warna, warna, dan kecerahan.
Pendengaran
Mendengar atau audio adalah rasa persepsi suara. Mendengar
adalah semua tentang getaran. Mechanoreceptors mengubah
gerak menjadi pulsa listrik saraf, yang terletak di telinga bagian
dalam.
Perasa
Rasa (atau, istilah yang lebih formal, pencicipan; bentuk sifat:
"gustatory") adalah salah satu dari lima indra tradisional. Hal ini
mengacu pada kemampuan untuk mendeteksi rasa zat seperti
makanan, mineral tertentu, dan racun, dll