Ada dua komponen utama dalam dakwah menurut hadis Nabi, yaitu orang yang diberi harta oleh Allah untuk disumbangkan dalam kebenaran dan orang yang diberi ilmu agama oleh Allah untuk diamalkan dan diajarkan kepada orang lain. Kedua komponen ini penting untuk dukungan dakwah, sehingga boleh dirasakan rasa iri kepada mereka.
1. DUA KOMPONEN UTAMA DAKWAH
ALIP MULYONO, S.Pd.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Mutihan Kulon Progo Yogyakarta, Wakil Ketua Pimpinan Daerah
Muhammadiyah membidangi Majelis Tabligh
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
الَ ا ح ا ساد إِالَ فِِ اث اْنات يِْْ ارجُلٍ آاتاهُ ا ا للَُّ اماالَ فا ا سلاطاهُ اعلاى اهلا ا كتِهِ فِِ الْْا ق ارارجُلٍ آاتاهُ ا ا للَُّ حِكْاة ا فا وُا قا ضْيِب هِاا ارق اعل ةُاوا
“Tidak boleh iri kecuali terhadap dua (jenis manusia): seseorang yang Allah berikan harta
kepadanya, lalu dia menghabiskannya di dalam kebenaran; dan seseorang yang Allah berikan
hikmah (ilmu agama) kepadanya, lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya.” [HR Al
Bukhari (73) dan Muslim (816) dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu.]
Hadits diatas menceritakan tentang bolehnya manusia hasad, padahal hasad merupakan
perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah dan Rasulnya. Hasad adalah perasaan tidak suka
dengan nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada orang lain. Hasad merupakan penyakit
yang secara sadar atau tidak sadar sudah melekat dan menjadi kronis di tubuh manusia.
Penyakit ini dapat membuat sebuah keluarga hancur berantakan dan masyarakat tercerai -berai.
Hal tersebut akibat dari tajamnya lisan-lisan dan sengitnya sikap seseorang yang tidak senang
terhadap orang lain.
Paling tidak ada dua alasan kenapa hasad dilarang didalam Islam
1. Hasad akan menyebabkan pahala-pahala yang telah kita dapatkan selama ini
berguguran satu demi satu. Orang yang memiliki sifat hasad akan terus merasa gerah
dengan orang lain sehingga ia tidak akan pernah rela orang lain memiliki ini dan itu. Lalu
ia menyebarkan propaganda-propaganda dan gosip-gosip agar tetangganya tersebut
jatuh harga dirinya di hadapan masyarakat. Oleh karena itu, Rasulullah melarang
seseorang untuk hasad kepada orang lain dikarenakan ia dapat menyebabkan hilangnya
kebaikan-kebaikan yang ada di dalam diri orang tersebut sebagaimana sabda beliau,
“Jauhilah oleh kalian hasad karena ia akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana
api memakan kayu bakar.” (HR. Abu daud).
2. Hasad menjadi penyebab utama perpecahan.
Karena sifat hasad apabila telah bercokol di dalam dada seseorang maka akan sangat
sulit sekali sembuh. Apalagi ketika ia telah mencapai stadium akhir, maka akan sangat
berbahaya sekali. Sampai-sampai sifat ini bisa memecah belah persatuan kaum
muslimin. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Janganlah kalian saling hasad, saling berbuat
curang, saling membenci, saling menjauhi, dan janganlah kalian membeli barang yang
2. telah dibeli orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
(HR. Muslim). Hadits ini memberikan gambaran kepada kita tentang bahaya hasad
bahwa hasad bisa membuat seseorang bermusuhan dengan yang lainnya.
Menjadi pertanyaan besar bagi kita, jika hasad dilarang dan berbahaya kenapa ada has ad yang
di perbolehkan sebagaimana tersebut didalam hadits diatas?
Didalam hadits tersebut terdapat dua komponen utama dalam dakwah yang keduanya menjadi
penting karena Rasulullah mengumpulkan didalam satu hadits dan juga merupkaan dua model
manusia yang kita diperbolehkan untuk hasad kepada dua model dua orang ini yaitu;
1. Boleh hasad kepada orang berharta yang dengan hartanya digunakan sebagai
penyokong dakwah atau di dalam teks hadits disebutkan dihabiskan didalam kebenaran
2. Boleh hasad kepada orang berilmu yang dengan ilmunya dia mengamalkan dan di
dakwahkan
Ingatlah di awal dakwah nabi Allah mentakdirkan menikah dengan Khadijah binti khowailid
seorang saudagar kaya raya ketika itu yang denganya ( Khadijah sebagai istri beliau) banyak
menyokong dakwah nabi saat itu.
Demikian juga dengan kehadiran Abu Bakar RA. Orang dewasa yang pertamakali masuk Islam.
Beliau juga seorang yang kaya raya. Dalam sebuah riwayat disebutkan ; tidak ada yang lebih
bermanfaat kecuali harta Abu Bakar. Abu Bakar membebaskan banyak budak termasuk
diantaranya adalah dibebaskanya Bilal bin Rabah. Ayah Abu Bakar berkomentar; jika
membebaskan budak pilihlah budak yang bagus, kuat, jawab Abu Bakar ; aku hanya berharap
kepada Allah.
Donasi dalam dakwah sangatlah penting, sampai terkadang s eorang da’I cemburu kepada
hartawan yang banyak menyokong dakwah. Kenapa?..... yang bersusah payah adalah da’I, yang
mondar mandir dakwah adalah da’I, yang mendapatkan celaan adalah da’I, yang di cerca, dihina
bahkan mendapatkan banyak permasalahan adalah para da’I, sedangkan para demawan yang
menyokong dakwah hanya duduk-duduk santai dibelakang meja. Oleh karena itu wahai para
hartawan janganlah saudara berkecil hati dengan tidak punyanya ilmu agama yang banyak,
tidak bisa berdakwah kesana kemari memperingatkan manusia kejalan Allah. Karena saudara
bisa berdakwah dengan harta anda.
Ingatlah dengan hadits diatas; لا حسد إلا في اثنتين Tidak ada hasat kecuali kapada dua orang
yaitu رجل آتاه الله مالا فسلطه على هلكته في الحق
3. Orang yang berharta yang dengan hartanya dia gunakan di jalan Allah, untuk menegakan
kebenaran, untuk menyokong para da’I didalam dakwahnya.
Bahkan harta anda akan diganti oleh Allah. Di dalam hadits Qutsi Rasulullah menyampaikan
رواه مسلم في الصحيح » قال الله تبارك وتعالى : يا ابن آدم ، أنفق أنفق عليك
“Berinfaklah kalian maka akan diganti harta kalian oleh Allah”.
Makna infak didalam hadits tersebut adalah infak secara umum. Infak dalam segala perkara,
maka infak kita akan diganti oleh Allah. Apalagi infak dijalan Allah untuk menyokong dakwah
para da’I di pelosok dengan medan yang berat seperti girimulyo yang sangat rawan dengan
budhanisasi dan kristenisasi, kalibawang yang sudah satu kelurahan masuk Kristen dan hanya
tinggal seorang mbah kaum , samigaluh yang dengan dalih budaya mereka mengadakan
pendekatan kepada kaum papa, mustadh ‘afiin.
Ingatlah akan firman Allah ; fushilat 33
وَمَنْ أَحْسَنُ قَ وْالا ممَِّنْ دَعَا إملَى اللَّّ م وَعَ م ملَ صَا م لحاا وَقَالَ إمنَّمنِ ممنَ الْمُسْ لم م مينَ
Siapa yang lebih baik perkataanya dari orang yang menyeru kepada Allah, menyeru manusia
untuk beramal saleh, menyeru manusia untuk berislam?
Tidak ada yang lebih baik daripada itu.
Oleh kerenanya para da’I sangat membutuhkan sokongan dana dari para dermawan untuk
berdakwah. Inilah bersatunya dua komponen utama didalam dakwah sampai rasulullah
mengatakan لا حسد إلا في اثنتين yaitu para da’I dan para dermawan yang saling ta’awun
didalam dakwahnya.