SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
www.hukumonline.com
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 29 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
a. bahwa dalam rangka efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan Republik Indonesia secara
selektif dengan menerapkan prinsip perwujudan aparatur sipil negara sebagai bagian dari reformasi
birokrasi dan tuntutan percepatan pemberian pelayanan hukum kepada masyarakat, perlu melakukan
penyesuaian terhadap organisasi dan tata kerja Kejaksaan Republik Indonesia yang diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik
Indonesia;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia.
Mengingat:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4401);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
4. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik
Indonesia.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 38 TAHUN 2010
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
1 / 4
www.hukumonline.com
Kejaksaan Republik Indonesia diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 35 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 35
(1) Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan terdiri atas Sekretariat Jaksa Agung Muda dan paling
banyak 6 (enam) Biro.
(2) Sekretariat Jaksa Agung Muda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 4
(empat) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.
(3) Masing-masing Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima)
Bagian dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.”
2. Ketentuan Pasal 36 diubah dan ditambahkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (4) sehingga Pasal 36 berbunyi
sebagai berikut:
“Pasal 36
(1) Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum, Jaksa Agung
Muda Bidang Tindak Pidana Khusus, serta Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha
Negara, masing-masing terdiri atas Sekretariat Jaksa Agung Muda dan paling banyak 5 (lima)
Direktorat.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan
masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.
(3) Masing-masing Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 4
(empat) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha.
(4) Masing-masing Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas paling banyak 4
(empat) Seksi.”
3. Ketentuan Pasal 44 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 44
(1) Masing-masing Asisten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf c, terdiri atas paling banyak 6
(enam) Subbagian/Seksi/Pemeriksa.
(2) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf d, terdiri atas paling banyak 3
(tiga) Subbagian.
(3) Subbagian/Seksi/Pemeriksa terdiri atas paling banyak 3 (tiga) urusan/Subseksi/Pemeriksa
Pembantu.”
4. Ketentuan huruf c Pasal 48 diubah dan ditambahkan 1 (satu) huruf, yakni huruf d sehingga Pasal 48
berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 48
Organisasi Kejaksaan Negeri terdiri atas:
a. Kepala Kejaksaan Negeri;
b. Subbagian;
2 / 4
www.hukumonline.com
c. paling banyak 5 (lima) Seksi; dan
d. Pemeriksa.”
5. Ketentuan Pasal 49 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 49
(1) Subbagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf b terdiri atas paling banyak 5 (lima)
urusan.
(2) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf c, terdiri atas paling banyak 3
(tiga) Subseksi.
(3) Pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf d, terdiri atas paling banyak 2 (dua)
Pemeriksa Pembantu.”
6. Ketentuan Pasal 52 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 52
Dalam mengendalikan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Kepala Cabang
Kejaksaan Negeri dibantu oleh paling banyak 4 (empat) unsur pelaksana.”
7. Ketentuan huruf b Pasal 53 diubah dan ditambahkan 1 (satu) huruf, yakni huruf c, sehingga Pasal 53
berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 53
Organisasi Cabang Kejaksaan Negeri terdiri atas:
a. Kepala Cabang Kejaksaan Negeri;
b. Urusan; dan
c. paling banyak 3 (tiga) Subseksi.”
8. Ketentuan Pasal 62 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 62
(1) Wakil Jaksa Agung, Jaksa Agung Muda, dan Kepala Badan merupakan jabatan struktural eselon
I.a. atau jabatan pimpinan tinggi madya.
(2) Staf Ahli merupakan jabatan struktural eselon I.b. atau jabatan pimpinan tinggi madya dan dalam
hal diisi oleh mantan pejabat dengan eselon yang lebih tinggi maka eselonnya mengikuti eselon
yang sebelumnya.
(3) Sekretaris Jaksa Agung Muda, Kepala Kejaksaan Tinggi, Sekretaris Badan, Kepala Biro, Direktur,
Inspektur, dan Kepala Pusat merupakan jabatan struktural eselon II.a. atau jabatan pimpinan tinggi
pratama.
(4) Asisten Jaksa Agung, Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Koordinator pada
Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum, Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang
Tindak Pidana Khusus dan Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha
Negara, serta Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi merupakan jabatan struktural eselon II.b. atau
3 / 4
www.hukumonline.com
jabatan pimpinan tinggi pratama.
(5) Asisten pada Kejaksaan Tinggi, Kepala Bagian, Kepala Subdirektorat, Kepala Bidang, dan
Inspektur Muda merupakan jabatan struktural eselon III.a. atau jabatan administrator.
(6) Kepala Kejaksaan Negeri merupakan jabatan struktural eselon III.a. atau eselon III.b. atau jabatan
administrator.
(7) Kepala Bagian Tata Usaha pada Kejaksaan Tinggi dan Koordinator pada Kejaksaan Tinggi
merupakan jabatan struktural eselon III.b. atau jabatan administrator.
(8) Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Kepala Subbidang, Pemeriksa, dan Kepala Cabang Kejaksaan
Negeri merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. atau jabatan pengawas.
(9) Kepala Urusan, Kepala Subseksi, dan Pemeriksa Pembantu merupakan jabatan struktural Eselon
V.a. atau jabatan pelaksana.”
9. Pasal 75 dihapus.
Pasal II
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 5 April 2016
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 6 April 2016
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 65
4 / 4

More Related Content

What's hot

Perda Nomor 3 Tahun 2014
Perda Nomor 3  Tahun 2014  Perda Nomor 3  Tahun 2014
Perda Nomor 3 Tahun 2014 santoni toni
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHAde Suerani
 
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pdP mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pdMikhail Rasyid
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahErreina Saifa
 
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerahPp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerahCapung Humve
 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPeraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPenataan Ruang
 
Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Izzatul Ulya
 
PERDA Lemtekda
PERDA LemtekdaPERDA Lemtekda
PERDA LemtekdaJhon Blora
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Ade Suerani
 
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerahPp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerahNandang Sukmara
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undanganHIMA KS FISIP UNPAD
 
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahUndang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahNorsel Maranden
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahSuprijanto Rijadi
 
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesiaproses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan IndonesiaAbrar Bilisanimar
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 

What's hot (17)

Perda Nomor 3 Tahun 2014
Perda Nomor 3  Tahun 2014  Perda Nomor 3  Tahun 2014
Perda Nomor 3 Tahun 2014
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
 
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pdP mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerahPp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPeraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
 
Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)
 
Pembaruan Rekrutmen Calon Jaksa
Pembaruan Rekrutmen Calon JaksaPembaruan Rekrutmen Calon Jaksa
Pembaruan Rekrutmen Calon Jaksa
 
PERDA Lemtekda
PERDA LemtekdaPERDA Lemtekda
PERDA Lemtekda
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda
 
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerahPp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan
 
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahUndang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesiaproses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
 

Similar to Perpres no 29_2016

Per pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolriPer pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolriBobby D'Arch
 
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanBAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanJhon Blora
 
Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Sei Enim
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Medan Comonity
 
Formasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfFormasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfYasaGPhotoWorks
 
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagriPermen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagriRederika
 
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politikUU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politikM. ALI AMIRUDDIN
 
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022CIkumparan
 
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamPerpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamFaizal Putra
 
Uu no 3 tahun 2006
Uu no 3 tahun 2006Uu no 3 tahun 2006
Uu no 3 tahun 2006khairu_zikri
 
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...Hendie Cahya Maladewa
 
PERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newPERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newJhon Blora
 

Similar to Perpres no 29_2016 (20)

Uu mk no 8 tahun 2011
Uu mk no 8 tahun 2011Uu mk no 8 tahun 2011
Uu mk no 8 tahun 2011
 
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolriPer pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolri
 
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanBAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
 
11pr017
11pr01711pr017
11pr017
 
Uu no 2_2011
Uu no 2_2011Uu no 2_2011
Uu no 2_2011
 
Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
 
Struktur org pokdar
Struktur org pokdarStruktur org pokdar
Struktur org pokdar
 
Struktur org pokdar
Struktur org pokdarStruktur org pokdar
Struktur org pokdar
 
Formasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfFormasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdf
 
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagriPermen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
 
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politikUU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
 
Tata Kerja dan Organisasi Lapas.pdf
Tata Kerja dan Organisasi Lapas.pdfTata Kerja dan Organisasi Lapas.pdf
Tata Kerja dan Organisasi Lapas.pdf
 
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
 
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamPerpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
 
2009 46 pengadilan tipikor
2009 46 pengadilan tipikor2009 46 pengadilan tipikor
2009 46 pengadilan tipikor
 
Uu no 3 tahun 2006
Uu no 3 tahun 2006Uu no 3 tahun 2006
Uu no 3 tahun 2006
 
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
 
Perkap 11-tahun-2011
Perkap 11-tahun-2011Perkap 11-tahun-2011
Perkap 11-tahun-2011
 
PERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newPERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp new
 

Perpres no 29_2016

  • 1. www.hukumonline.com PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan Republik Indonesia secara selektif dengan menerapkan prinsip perwujudan aparatur sipil negara sebagai bagian dari reformasi birokrasi dan tuntutan percepatan pemberian pelayanan hukum kepada masyarakat, perlu melakukan penyesuaian terhadap organisasi dan tata kerja Kejaksaan Republik Indonesia yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia. Mengingat: 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia. MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja 1 / 4
  • 2. www.hukumonline.com Kejaksaan Republik Indonesia diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 35 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: “Pasal 35 (1) Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan terdiri atas Sekretariat Jaksa Agung Muda dan paling banyak 6 (enam) Biro. (2) Sekretariat Jaksa Agung Muda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian. (3) Masing-masing Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.” 2. Ketentuan Pasal 36 diubah dan ditambahkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (4) sehingga Pasal 36 berbunyi sebagai berikut: “Pasal 36 (1) Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus, serta Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, masing-masing terdiri atas Sekretariat Jaksa Agung Muda dan paling banyak 5 (lima) Direktorat. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian. (3) Masing-masing Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha. (4) Masing-masing Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Seksi.” 3. Ketentuan Pasal 44 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: “Pasal 44 (1) Masing-masing Asisten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf c, terdiri atas paling banyak 6 (enam) Subbagian/Seksi/Pemeriksa. (2) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf d, terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. (3) Subbagian/Seksi/Pemeriksa terdiri atas paling banyak 3 (tiga) urusan/Subseksi/Pemeriksa Pembantu.” 4. Ketentuan huruf c Pasal 48 diubah dan ditambahkan 1 (satu) huruf, yakni huruf d sehingga Pasal 48 berbunyi sebagai berikut: “Pasal 48 Organisasi Kejaksaan Negeri terdiri atas: a. Kepala Kejaksaan Negeri; b. Subbagian; 2 / 4
  • 3. www.hukumonline.com c. paling banyak 5 (lima) Seksi; dan d. Pemeriksa.” 5. Ketentuan Pasal 49 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: “Pasal 49 (1) Subbagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf b terdiri atas paling banyak 5 (lima) urusan. (2) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf c, terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subseksi. (3) Pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf d, terdiri atas paling banyak 2 (dua) Pemeriksa Pembantu.” 6. Ketentuan Pasal 52 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: “Pasal 52 Dalam mengendalikan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Kepala Cabang Kejaksaan Negeri dibantu oleh paling banyak 4 (empat) unsur pelaksana.” 7. Ketentuan huruf b Pasal 53 diubah dan ditambahkan 1 (satu) huruf, yakni huruf c, sehingga Pasal 53 berbunyi sebagai berikut: “Pasal 53 Organisasi Cabang Kejaksaan Negeri terdiri atas: a. Kepala Cabang Kejaksaan Negeri; b. Urusan; dan c. paling banyak 3 (tiga) Subseksi.” 8. Ketentuan Pasal 62 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: “Pasal 62 (1) Wakil Jaksa Agung, Jaksa Agung Muda, dan Kepala Badan merupakan jabatan struktural eselon I.a. atau jabatan pimpinan tinggi madya. (2) Staf Ahli merupakan jabatan struktural eselon I.b. atau jabatan pimpinan tinggi madya dan dalam hal diisi oleh mantan pejabat dengan eselon yang lebih tinggi maka eselonnya mengikuti eselon yang sebelumnya. (3) Sekretaris Jaksa Agung Muda, Kepala Kejaksaan Tinggi, Sekretaris Badan, Kepala Biro, Direktur, Inspektur, dan Kepala Pusat merupakan jabatan struktural eselon II.a. atau jabatan pimpinan tinggi pratama. (4) Asisten Jaksa Agung, Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum, Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus dan Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, serta Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi merupakan jabatan struktural eselon II.b. atau 3 / 4
  • 4. www.hukumonline.com jabatan pimpinan tinggi pratama. (5) Asisten pada Kejaksaan Tinggi, Kepala Bagian, Kepala Subdirektorat, Kepala Bidang, dan Inspektur Muda merupakan jabatan struktural eselon III.a. atau jabatan administrator. (6) Kepala Kejaksaan Negeri merupakan jabatan struktural eselon III.a. atau eselon III.b. atau jabatan administrator. (7) Kepala Bagian Tata Usaha pada Kejaksaan Tinggi dan Koordinator pada Kejaksaan Tinggi merupakan jabatan struktural eselon III.b. atau jabatan administrator. (8) Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Kepala Subbidang, Pemeriksa, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. atau jabatan pengawas. (9) Kepala Urusan, Kepala Subseksi, dan Pemeriksa Pembantu merupakan jabatan struktural Eselon V.a. atau jabatan pelaksana.” 9. Pasal 75 dihapus. Pasal II Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta, Pada Tanggal 5 April 2016 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. JOKO WIDODO Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal 6 April 2016 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 65 4 / 4