Tugas besar ini membahas tentang layanan jaringan pada sistem operasi Linux. Terdiri dari 10 bab yang mencakup pengenalan layanan jaringan, manajemen paket, konfigurasi jaringan, domain name system, web server, LAMP, file server, Samba, email server, dan monitoring jaringan."
2. 1
Tugas Besar Layanan Jaringan
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Layanan Jaringan
yang diampu oleh Bapak Devie Ryana Suchendra, S.T, M.T.
Oleh :
1. Alfajri Tsaqifurrosyid 6702160002
2. Arif Kurniawan 6702164011
3. Roy Noviatho 6702161059
PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER
FAKULTAS ILMU TERAPAN
UNIVERSITAS TELKOM
2018
3. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
nya kami dapat menyelesaikan tugas besar membuat laporan ini. Tugas ini bertujuan agar mudah
mengerti akan layanan jaringan. Selain itu juga untuk memberikan informasi atau gambaran umum
mengenai kegunaan paket aplikasi yang terdapat pada system operasi open source. Pada kesempatan ini,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Devie Ryana Suchendra, S.T,
M.T.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan perlu disempurnakan.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
kesempurnaan laporan ini. Besar harapan, semoga laporan ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca
untuk memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai kegunaan aplikasi aplikasi
pada system operasi open source.
Job desc pengerjaan, sebagai berikut :
Untuk BAB 4 DOMAIN NAME SISTEM (DNS) disini dikerjakan secara berkelompok.
1. Alfajri Tsaqifurrosyid
a. BAB 1 PENGENALAN LAYANAN JARINGAN
b. BAB 5 WEB SERVER
c. BAB 8 SAMBA
2. Arif Kurniawan
a. BAB 3 KONFIGURASI JARINGAN KOMPUTER
b. BAB 7 FILE SERVER
c. BAB 10 MONITORING JARINGAN
3. Roy Noviatho
a. BAB 2 MANAJEMEN PAKET
b. BAB 6 APLIKASI LAMP
c. BAB 9 LAYANAN EMAIL
Bandung, Maret 2018
Penyusun
4. 3
BAB 1
PENGENALAN LAYANAN JARINGAN
1.1. Konsep Layanan Jaringan
Setiap bagian dari jaringan komputer akan meminta dan memberikan layanan (service).
Pihak yang meminta layanan disebut client dan yang memberikan layanan disebut
server.[1]
1.1.1. Perbedaan Jaringan Komputer dan Layanan Jaringan
Jaringan komputer (Network) adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan
perangkat komputer tambahan serta perangkat jaringan pendukung lainnya seperti kabel,
switch, router, HUB, dll.
Layanan Jaringan atau network service adalah bentuk layanan yang disediakan oleh
jaringan komputer yang berfungsi uuntuk memberikan layanan atau kemudahan dalam
menggunakan sumber daya baik software maupun hardware.
1.1.2. Tujuan Layanan Jaringan
Adapun beberapa tujuan dari layanan jaringan, sebagai berikut :
1. Pembagi sumber daya.
2. Komunikasi.
3. Akses informasi.
4. Membantu mempertahankan informasi agar tetap handal dan selalu update.
5. Sistem penyimpanan data terpusat ataupun terdistribusi yang dikelola dengan
baik.
1.1.3. Komponen pada Layanan Jaringan
Terdapat beberapa komponen layanan jaringan yang, sebagai berikut :
1. Sistem operasi server dan client
2. Jaringan komputer
3. Pengalamatan IP address atau pengalamatan jaringan
4. Layanan jaringan
a. DHCP
b. DNS
c. Web Service
d. Database Service
5. 4
e. File Service
f. NFS Service
g. Mail Service
h. Monitoring Service
1.2. File Sistem, Organisasi File dan Direktori
File sistem merupakan struktur logika yang digunakan untuk mengendalikan akses
terhadap data yang ada pada disk. Dengan kata lain, sistem file merupakan database
khusus untuk penyimpanan, pengelolaan, manipulasi dan pengambilan data, agar mudah
ditemukan dan diakses. Hubungan antara sistem operasi dengan sistem file adalah
sistem file merupakan interface yang menghubungkan sistem operasi dengan disk.
Organisasi File adalah teknik yang digunakan untuk menyatakan atau menyimpan
record-record dalam sebuah file.
Direktori adalah sistem berkas yang mengadung satu berkas atau lebih atau suatu
direktori yang lain, yang disebut subdirektori. Level tertinggi dari sistem file dalah
direktori root.
Gambar 1. 1 Sistem Operasi, File Sistem , Berkas
Dari Gambar 1.1 diatas menjelaskan proses adanya file sistem dan berkas, jadi sebelum
adanya file sistem dan berkas pasti terlebih dahulu adanya sistem operasi.
6. 5
1.2.1. Layer File Sistem dalam OS
Gambar 1. 2 Layer File System In OS
Pada Gambar 1.2 Layer File System In OS menjelaskan tentang teknik pendekatan
terlapis pada dasarnya dibuat dengan menggunakan pendekatan top-down, semua fungsi
ditentukan dan dibagi menjadi komponen-komponen. Modularisasi sistem dilakukan
dengan cara memecah sistem operasi menajdi beberapa lapis (tingkat). Lapisan terendah
(layer 0) adalah Perangkat Keras dan lapisan teratas (layer N) adalah Aplikasi.
1.2.2. Sistem File
Perbandingan yang sangat singkat dari sistem file yang paling umum yang digunakan
dengan dunia Linux.
Tabel 1. 1 Sistem File
File System Max File
Size
Max Partition
Size
Journaling Keterangan
Fat16 2 GiB 2 GiB No Legacy
Fat32 4 GiB 8 TiB No Legacy
NTFS 2 TiB 256 TiB Yes Hanya cocok untuk windows
Ext2 2 TiB 32 TiB No Legacy
Ext3 2 TiB 32 TiB Yes Sistem standart linux
Ext4 16 TiB 1 EiB Yes Sistem modern dari Ext3
Application
Program
Logical File
System
File-organization
Module
Basic File
System
I/O Control
Device
7. 6
reiserFS 8 TiB 16 TiB Yes Tidak panjag lama ketika
perbaikan
JFS 4 PiB 32 PiB Yes (metadata) Dibuat oleh IBM
XFS 8 EiB 8 EiB Yes (metadata) Dibuat oleh SGI
GiB = Gibibyte (1024 MiB), TiB = Tebibyte (1024 GiB), PiB = Pebibyte (1024 TiB),
EiB = Exbibye (1024 PiB)
1.2.3. Hirarki File System pada Linux
Gambar 1. 3 Hirarki File System pada Linux
1. / ( di baca root ) : merupakan induk dari susunan direktori di linux dan
merupakan tempat dimana semua direktori berada.
2. /bin/ : directory ini berisi progam perintah esensial yang dibutuhkan oleh semua
user. progam-progam disini dapat dijalankan, meskipun tidak ada sistem file
lain yang di mount. directory ini tidak memiliki subdirectory.ini perintah-
perintah yang harus ada di directory /bin cat, chgrp, chmod, chown, cp, date, dd,
df, dmesg, echo, false, hostname, kill, ln, login, ls, mkdir, mknod, more, mount,
mv, ps, pwd, rm, rmdir, sed, sh, stty, su, sync, true, unmount, uname.
3. /boot/ : merupakan direktori yang berfungsi untuk menyimpan konfigurasi dan
file-file yang berhubungan dengan proses booting, memuat Linux Kernel dan
file lain yang diperlukan LILO dan GRUB boot manager.
4. /dev/ : merupakan direktori yang berfungsi untuk menyimpan konfigurasi
device atau hardware dari sistem, seperti harddisk (hda, sda), terminal (tty) etc.
8. 7
5. /etc/ : merupakan direktori yang berfungsi untuk menyimpan skrip installation
pada /etc/rc.d sub direktori dan file-file konfigurasi dari sistem, misalkan
konfigurasi service, penjadwalan etc.
6. /root/ (root directory) : adalah struktur paling dasar yang harus bisa melakukan
boot, perbaikan atau mengembalikan sistem seperti dalam keadaan semula.
Dalam struktur paling atas ini harus dibuat sesederhana mungkin dan sebagai
direktori home untuk user root aksesnya tak terbatas.
7. /lib/ : merupakan direktori yang berfungsi untuk menyimpan library dasar dari
system termasuk modul driver yang dapat diisi pada sistem boot.
8. /media/ : direktori yang berfungsi untuk mounting removable media seperi drive
CD-ROM, floopy disk etc.
9. /opt/ : merupakan direktori yang berfungsi untuk menyimpan aplikasi tambahan
diluar aplikasi bawaan dari linux.
10. /proc/ : merupakan direktori yang berfungsi untuk menyimpan informasi proses
sistem dan kernal dari sistem operasi, mencakupi informasi mengenai berbagai
aspek sistem Linux.
11. /sbin/ : merupakan direktori yang berfungsi untuk menyimpan aplikasi dasar
dari linux yang dijalankan oleh super user (root) misalnya mount, shutdown,
umount.
12. /sys/ : direktori special yang memuatkan informasi mengenai hard disk seperti
yang dilihat melalui Linux.
13. /usr/ : merupakan direktori untuk menyimpan aplikasi yang diinstall oleh user,
misalkan OpenOffice, Kate , chrome dan sebagainya.
14. /var/ : merupakan direktori untuk menyimpan informasi pencatatan log sistem,
web server, mailbox dan data-data aplikasi.
15. /tmp/ : berisi file-file sementara yang dibutuhkan sebuah aplikasi yang sedang
berjalan.
1.3. Installasi Sistem Operasi
Installasi sistem operasi disini menggunakan ubuntu versi 16.04 Server 64 Bit, jika
menggunakan virtualbox lebih baik menggunakan RAM 1 GB dan memori 10 GB. Dan
jangan lupa siapkan master OS Ubuntu 16.04 Server 64 Bit, jika menggunakan
virtualbox gunakan master IOS saja, jika menggunakan PC atau laptop kalian yang akan
didual boot lakukan burning OS ke CD atau rufus ke flashdisk anda. Disini saya
menggunakan virtualbox jadi saya menggunakan master IOS.
9. 8
Langkah-langkah installasi sistem operasi dalam virtualbox, sebagai berikut :
Gambar 1. 4 Membuat File Virtualbox
Pada Gambar 1.3 menjelaskannya dari gambar teratas paling kiri ke kanan dan kembali
lagi ke kiri, tentang membuat file virtualbox. Yang pertama pembuatan virtualbox
dengan memberi nama, disini saya menggunaan RAM 2 GB, memilih VDI untuk
membuat file disk image, pilih dynamic, untuk menempatkan lokasi file dan besar
kapasitas file, jika selesai tampilan akan seperti gambar diatas.
10. 9
Gambar 1. 5 Installasi Ubuntu 16.04 Server 64 Bit
Pada Gambar 1.4 menjelaskannya dari gambar teratas paling kiri ke kanan dan kembali
ke kiri, Pertama memilih Bahasa disini saya menggunakan bahasa indonesia, bersiap
memasang ubuntu saya sarankan jangan memberikan tanda centang pada kedua pilihan
lanjutkan saja, saya menyarankan lagi untuk memilih pilihan teratas karena disini kita
menggunakan virtualbox jadi untuk apa kita membagi hardisk, pasang sekarang dan
lanjutkan, memilih zona waktu disini saya menggunakan jakarta sebagai zona waktu
saya, memilih susunan papan ketik disini saya menggunakan papan ketik Inggris (AS),
tuliskan nama user yang pertama kali anda buat dan password, tunggu hingga selesai,
dan akan muncul tampilan dekstop ubuntu 16.04.
BAB 2
MANAJEMEN PAKET
2.1 Konsep Manajemen Paket
Manajemen Paket pada linux merupakan mekanisme pengelolan paket sebuah software
atau aplikasi yang digunakan untuk menginstall, mencari, menghapus sebuah software.
Paket yang ada tidak semua berisi software tetapi juga bisa berisi berkas lain seperti
wallpaper, icons, dokumentasi, dan lain-lain. Untuk melakukan manajemen paket,
terlebih dahulu harus dilalui lewat root yaitu menggunakan perintah su. Tetapi jika
melihat paket-paket yang sudah terinstall tidak diperlukan melalui root. Terdapat
beberapa bagian penting dalam manajemen paket yaitu mengenai Dependesi dan
Repository.
• Dependensi adalah sebuah kumpulan paket aplikasi yang mendukung aplikasi
terinstall di system. Sehingga satu aplikasi dengan aplikasi lain saling
berterkaitan yang masih dalam satu kelompok paket aplikasi.
• Repository adalah suatu tempat dimana berfungsi untuk mendistribusikan
software, sehingga jika ingin menginstall suatu paket melalui repository dan jika
di Ubuntu paket berformar DEB(.deb)
Komponen suatu system manajemen paket terdiri dari 2 program:
• Package Manager (dpkg) adalah program yang berfungsi untuk memasang dan
hapus sebuah paket didalam sebuah system. Tugas pemasangan yang dilakukan
seperti membuka, mengeluarkan isi, memeriksa metadata(informasi penting
terkait isi paket) lalu meletakkan setiap berkas di dalam paket ke posisinya
11. 10
masing-masing didalam system. Sedangkan untuk tugas penghapusan yang
dilakukan yaitu membaca kembali metadata, menemukan skrip untuk
penghapusan, melakukan penghapusan satu demi satu secara otomatis sampai
paket terhapus dari system.
• Update Manager (apt) adalah program yang bekerja diatas package manager,
memiliki fungsi sebagai dependency resolving(mencari dependensi),
mengunduh paket melalui jaringan, dan update paket.
2.2 Paket Manager dpkg
Dpkg memiliki fungsi menginstall paket sementara apt yang bertugas mencari
dependensi. Format paket dalam dpkg yang digunakan yaitu DEB(.deb). Dpkg hanya
digunakan secara internal yakni hanya dalam system operasi dan tidak berhubungan
degan repository diluarnya.
Beberapa perintah yang dilakukan dalam paket manager dpkg:
1. Install Paket:
a) #dpkg –i /path/to/packageName.deb
Menginstall aplikasi dengan format debian package *.deb.
b) #dpkg –R –install /path/to/folder/fillWithPackage/
Menginstall semua paket dalam format *.deb yang berupa disuatu
folder.
2. Pengelolaan Paket:
a) $dpkg –l
Melihat semua paket yang sudah terinstall di dalam system.
b) #dpkg –l<nama_paket>
Mengecek apakah paket sudah terinstall atau belum dan
menampilkannya dalam bentuk list sederhana.
c) #dpkg –c /path/to/namaPaket.deb
Melihat isi dari paket yang akan diinstall.
d) #dpkg –s<nama_paket>
12. 11
Mengecek apakah paket telah berhasil diinstall dan menampilkan
informasi detail tentang paket tersebut.
3. Uninstall Paket:
a) #dpkg –r<nama_paket>
Menghapus paket yang sudah terinstall di dalam system dan
mempertahankan konfigurasi yang telah ada didalam paket tersebut.
b) #dpkg –p<nama_paket>
Menghapus paket dan semua konfigurasinya.
2.3 Perintah Apt
APT merupakan tool yang digunakan pada Ubuntu yang memiliki fungsi sebagai
pengelola package agar lebih mudah dan bisa digunakan untuk menginstall package dari
repository secara online. APT digunakan pada saat Ubuntu me reload informasi
repository, mengunduh suatu paket, melakukan upgrade dan lain-lain.
Beberapa perintah yang dapat dilakukan pada APT:
1. Install Command
a) #apt-get install<nama_paket>
Untuk menginstall paket.
b) #apt-get build-dep<nama_paket>
Untuk menginstall dependencies yang diperlukan
oleh<nama_paket>, jika nama_paket tidak ditemukan di repository
maka akan error.
c) #apt-get install nama_paket1 nama_paket2 nama_paketN
Menginstall paket lebih dari satu sekaligus.
2. Maintenance Command
a) #apt-get update
Mengupdate informasi paket, informasi ini berfungsi untuk
pembanding dengan versi paket yang terinstall pada system dengan
versi yang ada pada repository.
13. 12
b) #apt-get upgrade
Mengupgrade semua paket di computer yang versinya lebih rendah
dari versi repository, biasanya menjalankan apt-get update terlebih
dahulu untuk fetch versi paket dari repository ke computer.
c) #apt-get dist-upgrade
Mengupgrade semua paket yang terinstall, dan hanya mengupgrade
paket-paket yang penting.
d) #apt-get check
Melakukan diagnostik terhadap paket yang mengalami broken
dependencies.
e) #apt-get –f install
Fix broken paket dependencies.
f) #apt-get autoclean
Menghapus .deb file untuk paket yang sudah tidak terinstall di
system, biasanya ketika kita menginstall paket linux akan menyimpan
deb file di cache directory.
g) #apt-get clean
Menhapus semua paket yang berada di directory cache.
3. Search Command
a) #apt-cache search deskripsi
Mencari paket yang mengandung deskripsi yang telah ditentukan.
b) #apt-cache show<nama_paket>
Melihat informasi detail tentang paket.
c) #apt-cache policy<nama_paket>
Untuk mengecek apakah paket telah terinstall di computer/system.
4. Removal Command
a) #apt-get remove<nama_paket>
14. 13
Menghapus paket tetapi tidak menghapus file setting dari aplikasi
tersebut.
b) #apt-get purge<nama_paket>
Menghapus paket beserta file konfigurasi.
c) #apt-get autoremove<nama_paket>
Menghapus paket dan dependencies dari paket tersebut.
BAB 3
KONFIGURASI JARINGAN KOMPUTER
3.1 Konsep Dasar Jaringan
Jaringan (network) adalah kumpulan sejumlah komputer dan perangkat jaringan lainnya
yang saling terhubung satu sama lain dengan media komunikasi sehingga dapat saling
berbagi data ataupun aplikasi. Ada 2 jenis jaringan computer menurut fungsinya :
• Peer to Peer
Jaringan dimana semua komputer memiliki kedudukan yang sama, client bisa
menjadi server, begitupun server bisa menjadi client.
• Client-Server
Jaringan dimana satu komputer menjadi server yang menyediakan sumberdaya
atau data dan computer lain menjadi client yang menggunakan sumberdaya atau
mengambil data dari server.
3.2 Konfigurasi IP Static
IP Static merupakan ip yang dikonfigurasi manual dan sifatnya tidak akan berubah-ubah.
Konfigurasi ip static di Ubuntu :
Ketikan perintah pada terminal, misalkan mengkonfigurasi dengan ip
192.168.98.131/24
#nano /etc/network/interfaces
15. 14
Gambar 3.1
Gambar 3.1 menjelaskan bagaimana mengkonfigurasi ip static dengan ip
192.168.98.131/24 dimana enp0s3 adalah interface yang akan kita atur ipnya.
3.3 Konfigurasi IP Dinamis
IP Dinamis merupakan ip didapatkan dari konfigurasi DHCP Server dimana ip tersebut
bisa berubah-ubah sesuai dengan konfigurasi di DHCP Server.
Langkah-langkah konfigurasi DHCP Server :
1. Instalasi Paket
#apt-get install isc-dhcp-server
Gambar 3.2
Gambar 3.2 Menjelaskan cara install paket dhcp server.
2. Konfigurasi interface yang digunakan untuk memberikan layanan dhcp
16. 15
#nano /etc/default/isc-dhcp-server
Gambar 3.3
Gambar 3.3 menjelaskan cara mengganti interface yang akan sebagai
server.
3. Konfigurasi parameter layanan dhcp
#nano /etc/dhcp/dhcpd.conf
Gambar 3.4
Gambar 3.4 menjelaskan cara mengatur parameter-parameter layanan dhcp.
4. Restart service DHCP
# /etc/init.d/isc-dhcp-server restart
17. 16
Gambar 3.5
Gambar 3.5 menjelaskan cara untuk merestart service dhcp server.
5. Pengecekan apakah client sudah mendapatkan ip dari dhcp server.
Gambar 3.6
Gambar 3.6 memperlihatkan bahwa client telah mendapatkan ip dari
konfigurasi dhcp server.
3.4 Sinkronisasi Waktu Menggunakan NTP
NTP (Network Time Protocol) adalah suatu protocol yang digunakan untuk sinkronisasi
waktu antara sistem komputer melalui jaringan.
18. 17
Langkah-langkah konfigurasi NTP
1. Install aplikasi NTP-Server
# apt-get install ntp ntpdate
2. Masuk konfigurasi ntp.conf dan mengeditnya.
# nano /etc/ntp.conf
#server 0.debian.pool.ntp.org iburst
#server 1.debian.pool.ntp.org iburst
#server 2.debian.pool.ntp.org iburst
#server 3.debian.pool.ntp.org iburst
server 127.127.1.0
fudge 127.127.1.0 stratum 1
#restrict 192.168.123.0 mask 255.255.255.0 notrust
restrict 192.168.1.0 mask 255.255.255.0 nomodify notrap
3. Restart service ntp
# /etc/init.d/ntp restart
4. Pengecekan nilai jitter
# ntpq -p
remote refid st t when poll reach delay offset jitter
====================================
*LOCAL(0) .LOCL. 1 l 14 64 1 0.000 0.000 0.001
Kalu jitter bernilai 0.000 berarti konfigurasi yang dilakukan belum benar.
5. Sinkronisasi waktu
# ntpdate -u 127.0.0.1
7 Jun 06:19:35 ntpdate[3951]: adjust time server
127.0.0.1 offset 0.000008 sec
6. Pengecekan di sisi client
Masuk change date and time setting.. >internet time> change setting >
centang sinkronize..> Masukan ip yang ada di restrict yaitu 192.168.1.0 >
Update now > OK
Maka akan bisa dilihat perubahan waktu yang telah berubah sesuai server.
19. 18
BAB 4
DOMAIN NAME SYSTEM (DNS)
4.1. Pengertian Domain Name System (DNS)
Domain Name System (DNS) adalah sebuah teknologi yang mengatur penerimaan
sebuah situs website dari alamat IP. DNS ini dibuat untuk merubah dari alamat IP ke
nama domain.
DNS Server adalah sebuah server yang akan memetakan alamat IP sebuah website
sesuai dengan permintaan client agar client dapat terhubung ke domain tersebut,
misalnya ketika client mencari alamat www.google.com DNS Server akan mencarikan
alamat IPnya dan menghubungkan ke client.
4.2. Konsep Kerja DNS
Untuk cara kerja DNS terdiri dari 3 komponen penting yaitu:
a. DNS Resolver
Client yang merupakan computer pengguna, pihak yang membuat permintaan
DNS dari suatu program aplikasi.
b. Recursive DNS server
Pihak yang melakukan pencarian melalui DNS berdasarkan permintaan
resolver, kemudian memberikan jawaban pada resolver tersebut.
c. Authoritative DNS Server
Merupakan pihak yang memberikan respon setelah recursive melakukan
pencarian. Respon dapat berupa sebuah jawaban maupun delegasi ke DNS
server lainnya.
Jadi, untuk menjalankan tugasnya, server DNS memerlukan program client yang
bernama resolver untuk menghubungkan setiap computer user dengan server DNS.
Program resolver yang dimaksud adalah web browser dan mail client . Jadi untuk
terhubung ke server DNS, perlu diperlukan web browser atau mail client.
20. 19
Gambar 4. 1 Konsep Kerja DNS
Pada Gambar 4.1 Konsep Kerja DNS menjelaskan urutan urutan yang dikerjakan oleh
DNS.
Cara kerja dari bagan diatas yaitu:
a. DNS Resolver melakukan pencarian alamat host pada file HOSTS. Jika alamat
host yang dicari sudah ditemukan dan diberikan, maka proses selesai.
b. DNS Resolver melakukan pencarian pada data cache yang sudah dibuat oleh
resolver untuk menyimpan hasil permintaaan sebelumnya. Bila ada, kemudian
disimpan dalam data cache lalu hasilnya diberikan dan selesai.
c. DNS Resolver melakukan pencarian pada alamat server DNS pertama yang
telah ditentukan oleh pengguna.
d. Server DNS ditugaskan untuk mencari nama domain pada cachenya.
e. Apabila nama domain yang dicari oleh server DNS tidak ditemukan,maka
pencarian dilakukan dengan melihat file database yang dimiliki oleh server
f. Apabila masih tidak ditemukan, pencarian dilakukan dengan menghubungi
server DNS lain yang masih terkait dengan server yang dimaksud. Jika sudah
ditemukan kemudian disimpan dalam cache lalu hasilnya diberikan ke client.
Jadi, pencarian dari client ke sejumlah server DNS disebut dengan proses pencarian
iteratif sedangkan proses pencarian domain antar server DNS dikenal dengan pencarian
rekursif.
21. 20
4.3. Mind Map Installasi dan Konfigurasi
Gambar 4. 2 Mind Map Installasi DNS
Pada Gambar 4.2 Mind Map Installasi DNS menjelaskan apa yang diperlukan untuk
membangun sebuah DNS dan sebelum konfigurasi dilakukan.
Gambar 4. 3 Mind Map Konfigurasi DNS
Pada Gambar 4.3 Mind Map Konfigurasi DNS menjelaskan apa yang akan dilakukan
setelah melakukan installasi DNS.
4.4. Installasi
DNS membutuhkan paket aplikasi bind9. Cara menginstalnya dengan perintah :
#apt-get Install bind9
22. 21
Gambar 4. 4 Installasi Paket Aplikasi DNS
Pada Gambar 4.4 Installasi Paket Aplikasi DNS menjelaskan tentang proses installasi paket
aplikasi DNS yaitu BIND9
4.5. Konfigurasi
Konfigurasi yang kita atur dalam DNS sebagai berikut :
a. Konfigurasi network interface menjadi 192.168.98.1
b. Konfigurasi nano /etc/bind/named.conf.default-zone
Forward zone :
Reverse zone :
auto enp0s3
iface enp0s3 inet static
address 192.168.98.1
netmask 255.255.255.0
dns-nameserver 192.168.98.1
zone “98.168.192.in-addr.arpa” {
type master;
file “/etc/bind/db.192”;
};
zone “[nama_domain].com” {
type master;
file
“/etc/bind/db.[nama_domain]”;
};
23. 22
c. Konfigurasi file forward zone “nano /etc/bind/db.[nama_domain]”
d. Konfigurasi file reverse zone “nano /etc/bind/db.192”
e. Check konfigurasi dan zone
f. Service bind9
$TTL 604800
@ IN SOA ns.[nama_anda].com. root. [nama_anda].com. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
@ IN NS ns.[nama_anda].com.
ns IN A 192.168.98.1
www IN A 192.168.98.1
marketing IN A 192.168.98.1
it IN A 192.168.98.1
operasional IN A 192.168.98.1
$TTL 604800
@ IN SOA ns.[nama_anda].com. root. [nama_anda].com. (
1 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
@ IN NS ns.
131 IN PTR ns.[nama_anda].com.
131 IN PTR www.[nama_anda].com.
131 IN PTR marketing.[nama_anda].com.
131 IN PTR it.[nama_anda].com.
131 IN PTR operasional.[nama_anda].com.
named-chechkconf
named-checkzone db.[nama_domain] db.192
/etc/init.d/bind9 restart
24. 23
4.6. Studi Kasus
Sebuah perusahaan hendak membuat domain dan subdomain bagi departemen yang
berada dibawah naungan perusahaan tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dengan ip address 192.168.1.1/24
2. Domain : [nama_anda].edu
Contoh : TubesLayananJaringan.edu
3. Domain untuk halaman utama perusahaan :
www.[nama_anda].edu
Contoh : www. TubesLayananJaringan.edu
4. Subdomain departemen marketing :
marketing.[nama_anda].edu
Contoh : marketing.TubesLayananJaringan.edu
5. Subdomain departemen IT : it.[nama_anda].edu
Contoh : it.TubesLayananJaringan.edu
6. Subdomain departemen operasional : it.[nama_anda].edu
Contoh : operasional.TubesLayananJaringan.edu
Jawab :
Gambar 4. 5 Konfigurasi IP Address
. Pada Gambar 4.5 Konfigurasi IP Address menjelaskan tentang mengatur IP Address
agar IP tersebut tidak berubah ubah dan berikan dns-nameserver agar pada IP Web
Server juga tidak berubah ubah.
Gambar 4. 6 Konfigurasi Default Zone
Pada Gambar 4.6 Konfigurasi Default Zone menjelaskan tentang cara konfigurasi default-zone
untuk menampung forward zone dan reverse zone.
25. 24
Gambar 4. 7 Konfigurasi Forward Zone
Pada Gambar 4.7 Konfigurasi Forward Zone menjelaskan untuk mengubah nama domain ke IP
Address.
Gambar 4. 8 Konfigurasi Reverse Zone
Pada Gambar 4.8 Konfigurasi Reverse Zone menjelaskan untuk mengubah IP Address
ke nama domain.
Gambar 4. 9 Checkconf dan Checkzone
Pada Gambar 4.9 Checkconf dan Checkzone memperlihatkan apakah forward dan reverse yang
akan dibuat berjalan dengan lancar.
26. 25
Gambar 4. 10 Service Bind9
Pada Gambar 4.10 Service Bind9 menjelaskan perintah untuk melakukan reboot aplikasi atau
service aplikasi.
Gambar 4. 11 Konfigurasi IP Web Server
Pada Gambar 4.11 Konfigurasi IP Web Server menjelaskan tentang konfigurasi resolv.conf agar
server terganti dengan alamat IP Address yang telah ditentukan tetapi jika sudah mengisi pada
konfigurasi IP Address sudah otomatis terganti di Konfigurasi IP Web Server.
Gambar 4. 12 Pengecekkan nslookup
Pada Gambar 4.12 Pengecekkan nslookup untuk mengecek apakah IP Address dan
subdomain yang kita konfigurasi telah sinkron atau terhubung.
BAB 5
WEB SERVER
5.1. Pengertian Web Server
5.1.1. Web Server (HTTP)
Web Server termasuk salah satu layanan SERVER yang paling popular. Karena lewat
web server tersebut, website kita dapat diakses oleh seluruh pengunjung dari Internet.
Dalam keadaan default, web server berjalan pada protocol HTTP melalui port 80. Pada
buku ini kita akan membuat web server menggunakan aplikasi Apache.
Dalam perancangan Web Server, kita harus mengetahui terlebih dahulu persyaratan
(Dependensi) dari website yang akan kita buat. Misalnya, website tersebut
membutuhkan bahasa HTML saja, atau PHP4, PHP5, atau juga MySQL Database
sebagai media penyimpanan datanya. Kita asumsikan saja, akan menggunakan Content
Management System (CMS) gratisan dari Internet, semisal Joomla, Wordpress atau
Druppal.[2]
27. 26
5.1.2. Securing Web Server (HTTPS)
HTTP adalah protokol yang digunakan oleh web server. Semua data yang dikirim
menggunakan protokol tersebut tidak terenkripsi (PLAIN Text biasa). Oleh karena itu,
perlu kita tambahkan protokol tambahan yang bernama SSL atau TLS. Protokol tersebut
berfungsi menambal protokol HTTP, agar menjadi secure (HTTPS). OpenSSL
merupakan kepangjangan dari Secure Socket Layer.
5.2. Konsep Kerja Web Server (HTTP) dan Securing Web Server (HTTPS)
Client disini saya informasikan adalah komputer dekstop karena saya menggunakan
virtualbox, jadi client yang telah menginstall web browser seperti Chrome, Mozilla,
Opera dan yang lain yang dapat terhubung ke web server malalui jaringan internet atau
intranet. Sama halnya komputer server harus terhubung dengan jaringan internet atau
intranet yang dapat diakses oleh client.
Gambar 5. 1 Konsep Kerja Web Server HTTP atau HTTPS
Pada saat web browser client meminta data web page kepada server, maka instruksi
permintaan data oleh browser tersebut akan dikemas didalam TCP yang merupakan
protokol pada layer transport dan dikirim ke alamay yang dalam hal ini merupakan
protokol berikut yaitu Hyper Text Transfer Protokol (HTTP) atau Hyper Text Transfer
Protokol Secure (HTTPS). Data yang diminta dari browser ke web server, kemudian
akan dicarikan oleh web server dalam komputer server. Jika ditemukan data akan
dikemas oleh web server dalam TCP dan dikirim ke browser client untuk ditampilkan,
jika data yang diminta tidak ditemukan maka web server akan menolak dengan
menampilkan notifikasi error 404 atau Page Not Found pada browser client.
28. 27
5.3. Mind Map Installasi dan Konfigurasi
Gambar 5. 2 Mind Map Installasi
Pada Gambar 5.2 Mind Map Intsallasi, menjelaskan tentang tahap-tahap untuk
melakukan installasi HTTP dan HTTPS karena kedua aplikasi ini berbeda jadi harus
melakukan 2 kali installasi jika apache2 sudah diinstallasi di HTTP tidak diharuskan
untuk menginstall nya berkali kali cukup satu kali saja.
Gambar 5. 3 Konfigurasi HTTP
Pada Gambar 5.3 Konfigurasi HTTP, menjelaskan tentang tahap-tahap untuk melakukan
konfigurasi yang pertama sebelumnya pastikan konfigurasi IP Address dan konfigurasi
DNS tidak ada masalah. Setelah itu konfigurasi apache2 untuk hak aksesnya dan yang
terakhir membuat sebuah index.php untuk membuat sebuah halaman web page.
29. 28
Gambar 5. 4 Konfigurasi HTTPS
Pada Gambar 5.4 Konfigurasi HTTPS tidak jauh berbeda untuk konfigurasinya hanya
menambahkan aplikasi scure yang mengamankan sebuah halaman web page, disini saya
tidak membuat sertifikat karena didalam aplikasi apache2 sendiri sudah tersedia tempat
untuk menampung data scure yaitu apache.pem. dan setelah itu konfigurasi bebeda juga
pada apache2 untuk memberikan hak akses tetapi dengan secure atau dengan keamanan
yang lebih dari HTTP, setelah itu lakukan konfigurasi sama dengan HTTP.
5.4. Installasi
Web server menggunakan 2 protokol yaitu HTTP dan HTTPS. Protokol HTTP
membutuhkan paket aplikasi apache2, php, mysql-server, dan phpmyadmin. Dan
Protokol HTTPS juga membutuhkan paket aplikasi yang sama dengan HTTP tetapi
ditambah dengan paket aplikasi openssl dan ssl-cert.
5.4.1. Installasi Protokol HTTP
Protokol HTTP, paket yang diinstall sebagai berikut :
#apt-get install apache2 php mysql-server phpmyadmin
30. 29
Gambar 5. 5 Install Paket Aplikasi HTTP
Pada Gambar 5.5 installasi paket aplikasi HTTP, menjelaskan bagaimana perintah
menginstall paket aplikasi yang diperlukan oleh protokol HTTP.
Gambar 5. 6 Password Mysql Server
Pada Gambar 5.6 Password Mysql Server, menjelaskan untuk mengisi password pada
mysql server, jadi jika masuk pada aplikasi mysql harus masukkan password yang anda
buat pada installasi ini.
31. 30
Gambar 5. 7 Installasi Phpmyadmin
Pada Gambar 5.7 Installasi phpmyadmin, menjelaskan tentang phpmyadmin disini
menggunakan konfigurasi web server apa, dan disini saya menggunakan apache2 jadi
saya memilih aplikasi tersebut dan memberikan pengelolaan phpmyadmin pada
database di mysql server.
Gambar 5. 8 Password Phpmyadmin
Pada Gambar 5.8 Password phpmyadmin, menjelaskan untuk mengisi password pada
aplikasi phpmyadmin. Jadi disni jika anda masuk localhost/phpmyadmin akan
mengimputkan username dan password jadi username disni adalah root dan password
yang anda bikin di installasi pada aplikasi phpmyadmin.
5.4.2. Installasi Protokol HTTPS
Protokol HTTPS, paket yang diinstall sebagai berikut :
#apt-get install apache2 openssl ssl-cert
32. 31
Gambar 5. 9 Installasi Paket Aplikasi HTTPS
Pada Gambar 5.9 Installasi Paket Aplikasi HTTPS, menjelaskan disini jika sudah
melakukan installasi apache2 diHTTP tidak diharuskan menginstall lagi apache2
tersebut cukup install openssl dan ssl-cert. Openssl disini untuk aplikasi scure pada
protokol HTTPS dan ssl-cert untuk sertifikat pada ssl.
5.5. Konfigurasi
Konfigurasi yang diatur dalam Web Server pada protokol HTTP, sebagai berikut :
a. Pastikan konfigurasi IP Address dan konfigurasi DNS berjalan dengan lancar.
b. Tetapkan subdomain yang akan dipakai sebagai web page.
c. Tambahkan konfigurasi berikut pada “nano /etc/apache2/sites-
enabled/000-default.conf”.
d. Membuat direktori “mkdir /var/www/[subdomain]”.
e. Pada direktori /var/www/[subdomain], buat file “index.php”.
f. Service apache2
<VirtualHost *:80>
ServerName [subdomain].[nama_anda].com
ServerAdmin admin@[nama_anda].com
DocumentRoot /var/www/[subdomain]
</VirtualHost>
<Directory "/var/www/[subdomain]">
Options Indexes FollowSymLinks MultiViews
ExecCGI
AllowOverride All
Order allow,deny
Allow from all
</Directory>
/etc/init.d/apache2 restart
33. 32
5.6. Studi Kasus
Sebuah perusahaan hendak membuat domain dan subdomain bagi departemen yang berada
dibawah naungan perusahaan tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :
o Dengan ip address 192.168.98.1/24
o Domain : [nama_anda].edu
Contoh : TubesLayananJaringan.edu
o Domain untuk halaman utama perusahaan : www.[nama_anda].edu
Contoh : www.TubesLayananJaringan.edu
o Domain untuk halaman utama perusahaan : admin.[nama_anda].edu
Contoh : admin.TubesLayananJaringan.edu
Dan sebuah perusahaan tersebut ingin membuat web page dengan domain diatas,
www.TubesLayananJaringan.edu menggunakan protokol HTTP dan
admin.TubesLayananJaringan.edu menggunakan protokol HTTPS keduanya
menampilkan tulisan “TubesLayananJaringan”.
Jawab :
Gambar 5. 10 Pemeriksaan Konfigurasi IP Address dan DNS
Pada Gambar 5.10 Pemeriksaan Konfigurasi IP Address dan DNS, untuk memastikan
IP Address yang dipakai adalah 192.168.98.1 dan subdomain yang digunakan adalah
www dan admin. Disini subdomain www sebagai protokol HTTP dan subdomain admin
sebagai protokol HTTPS.
34. 33
Gambar 5. 11 Pemeriksaan DNS
Pada Gambar 5.11 Pemeriksaan DNS, sebelum memeriksa DNS berjalan lancar lakukan
service bind9 terlebih dahulu, lalu lakukan nslookup ip dan domain.
Gambar 5. 12 Installasi dan Konfigurasi Aplikasi Openssl
Pada Gambar 5.12 Installasi dan Konfigurasi Aplikasi Openssl, menjelaskan tentang
cara konfigurasi openssl sebagai sertifikat untuk protokol HTTPS.
35. 34
Gambar 5. 13 Konfigurasi Protokol HTTP dan HTTPS
Pada Gambar 5.13 Konfigurasi Protokol HTTP dan HTTPS, menjelaskan tetang
konfigurasi HTTP dengan sub domain www dan HTTPS dengan subdomain it,
memberikan hak akses untuk semua IP Adrress.
Gambar 5. 14 Mengaktifkan Mode SSL
Pada Gambar 5.14 Mengaktifkan Mode SSL untuk menjalankan protokol HTTPS
setelah itu lakukan service apache2.
36. 35
Gambar 5. 15 Membuat Halaman Web Page
Pada Gambar 5.15 Membuat Halaman Web Page, distudi kasus ini membuat direktori
pada /var/www/www dan /var/www/it dan disetiap didalam direktori terdapat index.php
yang sudah disini sebagai tampilan web page.
Gambar 5. 16 Bukti Protokol HTTP dan HTTPS
Pada Gambar 15.16 Bukti Protokol HTTP dan HTTPS disini adalah bukti akan
keberhasilan dalam pembuatan protokol HTTP dan HTTPS, pada HTTPS sebelum
masuk tampilan seperti diatas akan ada tampilan kotak dialog yang harus dipilih pertama
pilih Advanced – klik Get Certificate – setelah itu klik Confrim Security Exception.
BAB 6
APLIKASI LAMP
6.1. Pengertian Aplikasi Lamp
Aplikasi LAMP terdiri dari Linux sebagai sistem operasi untuk aplikasi web, Apache
sebagai web server, MySQL sebagai sistem basis data dan PHP/Perl/Python sebagai
bahasa pemrograman yang digunakan. Aplikasi LAMP merupakan satu kesatuan yang
dapat diugnakan untuk menjalankan sebuah aplikasi secara lengkap.
37. 36
6.2. Konsep Kerja Aplikasi Lamp
Gambar 6.17 Konsep Kerja Aplikasi LAMP
Pada saat terdapat suatu permintaan halaman web tiba di server, maka permintaan
tersebut akan dikirimkan ke sebuah aplikasi yang disebut sebagai server web, Apache
berfungsi untuk mencari file yang diminta di URL permintaan dan membawa informasi
ini ke penerjemah PHP. Penerjemah PHP menjalankan logika yang tertulis dalam file
tersebut, menarik dari database MySQL jika diperlukan, dan membuat halaman web.
Apache kemudian mengirimkan halaman web yang telah dibuat ini ke client.
Keseluruhan proses ini dijalankan dengan beberapa variasi setiap terdapat permintaan
halaman web dari server LAMP.
38. 37
6.3. Mind Map Installasi dan Konfigurasi
Gambar 6.18 Mind Map Installasi Aplikasi LAMP
Pada Gambar 6.2 Mind Map Intsallasi, menjelaskan tentang tahap-tahap untuk
melakukan installasi aplikasi LAMP terdapat 4 langkah untuk menginstal aplikasi
LAMP yaitu instalasi Apache, instalasi MySQL, instalasi PHP, dan yang terakhir
instalasi PHPMyAdmin.
40. 39
Pada Gambar 6.3 Mind Map Konfigurasi Layanan Email, menjelaskan tentang tahap-
tahap untuk melakukan konfigurasi aplikasi LAMP. Dimana setiap aplikasi yang ada
memiliki konfigurasi yang berbeda-beda dan untuk menggunakan aplikasi tersebut
harus dikonfigurasi terlebih dahulu. Terdapat 4 tahap dalam konfigurasi aplikasi LAMP,
yaitu konfigurasi Apache sebagai aplikasi web, konfigurasi MySQL sebagai database,
konfigurasi PHP sebagai bahasa pemrograman yang digunakan dan PHPMyAdmin.
Gambar 6.4 Mind Map Konfigurasi Web Server
Pada Gambar 6.4 Mind Map Konfigurasi LAMP, menjelaskan tentang tahap-tahap
untuk melakukan layanan web server. Dimana layanan web server dapat digunakan jika
4 tahap sebelumnya telah diinstal dan dikonfigurasi.
41. 40
6.4. Installasi
1.4.1 Installasi Apache
#apt-get install apache2
Gambar 6.5 Installasi Aplikasi Apache2
Pada Gambar 6.5 Installasi paket aplikasi apache2, menjelaskan bagaimana perintah
menginstall paket aplikasi yang diperlukan oleh apache2.
1.4.2 Installasi MySQL
#apt-get install mysql-server
Gambar 6.6 Installasi Aplikasi MySQL Server
Pada Gambar 6.6 Installasi paket aplikasi apache2, menjelaskan bagaimana perintah
menginstall paket aplikasi yang diperlukan oleh apache2 dan password Mysql Server,
menjelaskan untuk mengisi password pada mysql server, jadi jika masuk pada aplikasi
mysql harus masukkan password yang anda buat pada installasi ini
42. 41
1.4.3 Installasi PHP
#apt-get install php libapache2-mod-php php-mcrypt php-
mysql php-cgi php-curl php-json
Gambar 6.7 Installasi PHP
Pada Gambar 6.7 Installasi paket php, menjelaskan bagaimana perintah menginstall
paket aplikasi yang diperlukan oleh php.
1.4.4 Installasi PHPMyAdmin
#apt-get install phpmyadmin php-mbstring php-gettext
Gambar 6.8 Installasi PHPMyAdmin
Pada Gambar 6.8 Installasi paket aplikasi PHPMyAdmin, menjelaskan bagaimana
perintah menginstall paket aplikasi yang diperlukan oleh PHPMyAdmin.
43. 42
Gambar 6.9 Installasi Konfigruasi PHPMyAdmin
Pada Gambar 6.9 Memilih apache2 untuk digunakan dan memasukan password
phpmyadmin , menjelaskan untuk mengisi password pada phpmyadmin, jadi jika masuk
pada aplikasi phpmyadmin harus masukkan password yang anda buat pada installasi ini.
6.5. Konfigurasi
6.5.1 Konfigurasi Apache
1.Test apache2
#apache2ctl configtest
Gambar 6.10 Konfigurasi Apache2
Pada Gambar 6.10 melakukan konfigurasi pada Apache2 yang berfungsi untuk
mengecek apakah konfigurasi apache telah berjalan dengan baik.
44. 43
2.Konfigurasi file apache2
#nano /etc/apache2/apache2,conf
Gambar 6.11 Konfiguasi Apache2 ServerName
Pada Gambar 6.11 melakukan konfigurasi pada Apache2 yang berfungsi untuk
memberikan servername.
3. Restart Apache
#systemctl restart apache2
Gambar 6.12 Konfigurasi Apache2 Restart
Pada Gambar 6.12 melakukan konfigurasi pada Apache2 yang berfungsi untuk
melakukan restart service apache2.
45. 44
4. Konfigurasi UFW App list
#ufw app list
#ufw allow in “Apache Full”
Gambar 6.13 Konfigurasi Apache2 UFW
Pada Gambar 6.13 melakukan konfigurasi pada Apache2 yang berfungsi untuk
mengijinkan layanane Apache Fullpada UFW Firewall.
5.Test apache2 pada browser
Gambar 6.14 Tampilan Apache2
Pada Gambar 6.14 merupakan tampilan awal pada saat Apache2 berhasil diinstall
dengan memasukkan alamat web sesuai IP.
46. 45
6.5.2 Konfigurasi MySQL
1.Test status MySQL Server
#systemctl status mysql
Gambar 6.15 Konfigurasi MySQL
Pada Gambar 6.15 melakukan konfigurasi pada MySQL yang berfungsi untuk
mengecek apakah MySQL telah berjalan dengan baik.
2.Masuk ke MySQL Server
#mysql –u root -p
Gambar 6.16 Konfigurasi MySQL
Pada Gambar 6.16 merupakan cara untuk masuk ke MySQL Server.
47. 46
6.5.3 Konfigurasi PHP
1. Konfigurasi file apache2 untuk melakukan program PHP.
#nano /etc/apache2/mods-enabled/dir.conf
Gambar 6.17 Konfigurasi PHP
Pada Gambar 6.17 melakukan konfigurasi pada PHP yang berfungsi untuk
menggunakan php pada layanan apache2.
2. Membuat web dengan tujuan untuk mengecek program PHP.
#nano /var/www/html/test.php
Gambar 6.18 Konfigurasi Test PHP
Pada Gambar 6.18 melakukan konfigurasi pada PHP yang berfungsi untuk mengecek
apakah konfigurasi PHP telah berjalan dengan baik.
48. 47
3. Melakukan test program PHP pada browser.
10.0.2.15/index.php
Gambar 6.19 Test Konfigurasi PHP
Pada Gambar 6.19 merupakan tampilan awal pada saat konfigurasi PHP telah selesai
pada browser.
6.5.4 Konfigurasi PHPMyAdmin
1. Konfigurasi PHPMyAdmin
#phpenmod mcrypt
#phpenmod mbstring
#systemctl restart apache2
Gambar 6.20 Konfigruasi PHPMyAdmin
49. 48
Pada Gambar 6.20 melakukan konfigurasi pada PHPMyAdmin yang berfungsi untuk
mengaktifkan module PHP yang dipasang.
2. Melakukan test program PHPMyAdmin
10.0.2.15/phpmyadmin
Gambar 6.21 Test Konfigruasi PHPMyAdmin
Pada Gambar 6.21 merupakan tampilan awal jika PHPMyAdmin berhasil dikonfigurasi.
6.6. Studi Kasus
Buatlah sebuah wordpress dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut:
o Dengan ip address 192.168.98.1/24
o Domain : wordpress.tubeslanjar.com
50. 49
Jawab:
1.Konfigruasi bind9 pada forward zone
#nano /etc/bind/db.tubeslanjar
Gambar 6.22 Konfigurasi Bind9
Pada Gambar 6.22 melakukan konfigurasi pada bind9 yang berfungsi untuk membuat
forward zone.
2.Konfigruasi bind9 pada reverse zone
#nano /etc/bind/db.192
Gambar 6.23 Konfigurasi Bind9
Pada Gambar 6.23 melakukan konfigurasi pada bind9 yang berfungsi untuk membuat
reverse zone.
51. 50
3.Konfigurasi Apache2
#nano /etc/apache2/sites-enabled/000-default.conf
Gambar 6.24 Konfigurasi Apache2
Pada Gambar 6.24 melakukan konfigurasi pada apache2 untuk membuat web
bertemplate wordpress.
4.Ekstrak file wordpress
#tar –zxvpf latest.tar.gz
Gambar 6.25 Ekstrak File Wordpress
Pada Gambar 6.25 melakukan ekstrak file wordpress yang telah didownload.
5.Ubah permission pada wordpress
#chmod –R 777 /var/www/wordpress
Gambar 6.26 Merubah hak akses
Pada Gambar 6.26 melakukan perubahan hak akses yang diberikan ke wordpress.
52. 51
6.Konfigurasi MySQL
#mysql –u root –p
Mysql> create database wordpress;
Gambar 6.27 Konfigurasi MySQL
Pada Gambar 6.27 melakukan konfigurasi pada MySQL dengan masuk ke MySQL
Server dan membuat database wordpress.
7.Service Apache2
#service apache2 restart
Gambar 6.28 Restart Apache2
Pada Gambar 6.28 melakukan restart service pada apache2.
53. 52
8.Masuk ke web wordpress yang telah dibuat
Wordpress.tubeslanjar.com
Gambar 6.29 Tampilan Awal Wordpress
Pada Gambar 6.29 merupakan tampilan awal pada saat mengakses wordpress.
Gambar 6.30 Konfigurasi Wordpress
Pada Gambar 6.30 melakukan konfigurasi pada wordpress dengan memberi nama
database,username,password,database host dan table prefix.
54. 53
Gambar 6.31 Konfigurasi User Wordpress
Pada Gambar 6.31 melakukan konfigurasi user pada wordpress berupa
username,password,email dan tampilan atau judul awal di halaman wordpress.
Gambar 6.32 Konfirmasi Konfigurasi
Pada Gambar 6.32 merupakan konfirmasi bahwa username dan password telah berhasil
dibuat.
55. 54
Gambar 6.33 Login Wordpress
Pada Gambar 6.33 Tampilan pada saat user akan login, dengan memasukkan username
dan password yang telah dibuat.
Gambar 6.34 Menu wordpress
Pada Gambar 6.34 merupakan tampilan awal pada saat user berhasil login dan pada
dashboard, user dapat melakukan konfigurasi untuk halaman wordpress yang telah
dibuat.
56. 55
Gambar 6.35 Tampilan Depan Wordpress
Pada Gambar 6.22 merupakan tampilan halaman depan wordpress dengan judul sesuai
yang telah user buat.
BAB 7
File Server
7.1. Pengertian File Server
FTP (File Transfer Protocol) adalah sebuah protocol(aturan) dalam internet yang
berfungai sebagai sebuah standar pengiriman file atau data, seperti upload dan download
sebuah file. FTP memiliki dua hal penting yaitu FTP Server dan FTP Client.
FTP Server adalah sebuah server yang berfungsi menyediakan layanan untuk tukar
menukar file. FTP Server akan memberikan layanan yang direquest(diminta) oleh FTP
Client.
FTP Client adalah sebuah client(penerima layanan) yang berfungsi untuk meminta
layanan atau request terhadap FTP Server. FTP Client akan meminta sebuah layanan
yang diinginkan terhadap FTP Server.
57. 56
7.2. Konsep Kerja File Server
Gambar 7.1 Konsep Kerja File Server
Gambar 7.1 menjelaskan konsep kerja dari FTP dimana awalnya FTP Client meminta
terhubung ke FTP Server, setelah terhubung maka FTP Server akan meminta username
dan password atau bisa juga anonymous. Setelah memasukan username dan password
yang sesuai, maka hak akses FTP Client akan didapat untuk bisa upload file, download
file atau layanan yang lainnya sesuai dengan hak akses yang diberikan oleh FTP Server.
7.3. Mind Map Installasi dan Konfigurasi
Gambar 7.2 Mind Map Installasi dan Konfigurasi
Gamabr 7.2 menjelaskan mind map dari installasi dan konfigurasi yang harus dilakukan
ketika akan menjalankan layanan FTP. Syaratnya untuk mentransfer file nantinya
diperlukan konfigurasi DHCP agar bisa transfer antara Client dan Server.
58. 57
7.1. Installasi
#apt-get install vsftpd
Gambar 7.3 Installasi FTP
Gambar 7.3 menjelaskan perintah untuk menginstall layanan FTP yang akan digunakan
untuk transfer file antara FTP Server dan FTP Client.
7.2. Konfigurasi
Konfigurasi IP Static : #nano /etc/network/interfaces
Gambar 7.4 Konfigurasi IP Static
Gambar 7.4 menjelaskan cara untuk konfigurasi IP Static untuk nantinya digunakan saat
pengecekan layanan FTP nantinya. Ens33 pada Gambar 7.4 disesuaikan dengan
interface yang akan digunakan.
Untuk menjalankan Filezila dalam windows diperlukan DHCP agar bisa bertukar file
antara FTP Client dan FTP Server. Untuk konfigurasi DHCP dapat dilihat pada modul
3 yang akan menghasilkan seperti berikut :
59. 58
Gambar 7.5 IP DHCP di Client
Gambar 7.5 Memperlihatkan bahwa setelah konfigurasi DHCP yang dilakukan pada
sisi client telah mendapatkan IP yaitu 192.168.98.10. Ini akan berguna ketika transfer
file dalam Filezilla yang di installnya di windows.
Anonymous FTP
#nano /etc/vsftpd.conf
Gambar 7.6 Konfigurasi FTP
Gambar 7.6 menjelaskan perintah untuk menjalankan FTP dengan mengganti
anonymous_enable dari No menjadi YES. Ini akan bersifat Anonymous atau nantinya
tidak memerlukan username dan password. Ketika diminta username maka diisi
Anonymous dan password dikosongkan.
60. 59
Start service FTP
#vsftpd /etc/vsftpd.conf&
Gambar 7.7 restart service FTP
Gambar 7.7 menjelaskan perintah untuk merestart FTP agar konfigurasi layanan FTP
bisa tersimpan dan berjalan dengan baik.
Buat file bernama praktikum1.txt pada direktori /srv/ftp
Gambar 7.8 melihat isi dalam file ftp
Gambar 7.8 menjelaskan bahwa sebelumnya telah membuat file dengan nama
praktikum1.txt untuk perintah membuatnya adalah masuk terlebih dahulu ke folder ftp
dengan perintah : #cd /srv/ftp lalu membuat file dengan perintah : #nano
praktikum1.txt
Pengecekan terhadap layanan FTP yang telah dikonfigurasi dengan mode Anonymous
FTP di web browser :
Gambar 7.9 Pengecekan FTP Melalui Web Browser
Gambar 7.9 menjelaskan pengecekan file yang telah dibuat sebelumnya. Pengecekan
yang dilakukan web browser dengan perintah : ftp://192.168.98.1 IP yang digunakan
disesuaikan dengan yang telah dikonfigurasi. Ketika kita membuka maka tidak ada
perintah memasukan username dan password karena modenya anonymous.
61. 60
Pengecekan terhadap layanan FTP yang telah dikonfigurasi dengan mode Anonymous
FTP di aplikasi Filezilla:
Gambar 7.10 Pengecekan FTP Melalui Filezilla
Gambar 7.10 memperlihatkan bahwa host terdeteksi dengan username anonymous dan
password dikosongkan, ketika di klik quickconnect maka akan menampilkan status
sukses, tetapi tidak bisa memindah file dari local site ke remote site.
Authenticated FTP
Langkah pembuatan layanan authenticated FTP :
1. Buat user praktikum menggunakan perintah berikut :
Gambar 7.11 Menambahkan User
Gambar 7.11 menjelaskan perintah untuk menambahkan user baru yang
nantinya akan berguna saat autentikasi saat pengecekan FTP baik pada web
browser ataupun Filezilla.
2. Mengubah perintah :
62. 61
#nano /etc/vsftpd.conf
anonymous_enable=NO
Gambar 7.12 Mengedit Anonymous
Gambar 7.12 menjelaskan cara mengedit mode anonymouse yang tadinya YES
menjadi NO agar nantinya ketika pengecekan memasukan username dan
password yang telah dibuat.
3. Restart service FTP
#/etc/init.d/vsftpd restart
Gambar 7.13 Restart service FTP
Gambar 7.13 menjelaskan perintah merestart layanan FTP yang akan
menyimpan semua konfigurasi yang telah diatur.
4. Buat file bernama praktikum2.txt pada direktori /home/praktikum
Gambar 7.14 Melihat file praktikum2.txt
Gambar 7.14 memperlihatkan bahwa file praktikum2.txt telah dibuat. Untuk
menambahkan file praktikum2.txt dengan masuk ke direktori praktikum : #cd
/home/praktikum lalu membuat file dengan perintah : #nano
praktikum2.txt
63. 62
Pengecekan terhadap layanan FTP yang telah dikonfigurasi dengan mode
Authenticated FTP
di web browser :
Gambar 7.15 Authentication FTP di web browser
Gambar 7.15 memperlihatkan authentikasi ketika menggunakan Authenticated
FTP maka akan disuruh memasukan username dan password dengan yang kita
buat sebelumnya untuk mengakses FTP yang telah dibuat.
Pengecekan terhadap layanan FTP yang telah dikonfigurasi dengan mode
Authenticated FTP di aplikasi Filezilla:
Gambar 7.16 Authentication FTP di Filezilla
Gambar 7.16 memperlihatkan authentikasi ketika menggunakan Authenticated
FTP maka akan disuruh memasukan username dan password dengan yang kita
buat sebelumnya untuk mengakses FTP yang telah dibuat dengan klik
quickconnect maka akan sukses. Tetapi karena belum di buka akses write maka
masih belum bisa mentransfer file dari local site ke remote site.
64. 63
7.3. Studi Kasus
Seseorang ingin membuat layanan FTP yang telah dikonfigurasi dengan mode
Authenticated FTP dan bisa untuk mentransfer file dalam aplikasi Filezilla.
Bagaimanakah konfigurasi yang harus dilakukan agar bisa autentikasi dan mengirim
file.
1. Mengedit konfigurasi :
#nano /etc/vsftpd.conf
anonymous_enable=NO
write_enables = YES
Gambar 7.17 Konfigurasi Studi Kasus
Gambar 7.17 menjelaskan cara edit agar bisa membuat FTP dengan
Authenticated FTP dan bisa untuk mentransfer file.
2. Restart service FTP
#/etc/init.d/vsftpd restart
Gambar 7.18 Restart service FTP
Gambar 7.18 menjelaskan perintah merestart layanan FTP yang akan
menyimpan semua konfigurasi yang telah diatur.
65. 64
Pengecekan terhadap layanan FTP yang telah dikonfigurasi dengan
mode Authenticated FTP dan bisa memindah file di aplikasi
Filezilla:
Gambar 7.19 Transfer File di Filezilla
Gamabr 7.19 Memperlihatkan dalam Filezilla dengan mengisikan
username dan password yang telah dibuat dan terdapat notifikasi bahwa
bisa transfer file dari local site ke remote site.
BAB 8
SAMBA
8.1. Pengertian Samba
8.1.1. Pengertian Samba Server
Samba server sangat berperan penting dalam melakukan file sharing, terlebih dalam
jaringan yang menggunakan sistem operasi berbeda dengan Linux, khususnya untuk
system operasi Windows. Tidak seperti protocol ftp, protocol samba ini hanya
digunakan untuk file sharing sekala kecil (Jaringan Lokal).[2]
8.1.2. Pengertian Samba Client
Selain dapat digunakan untuk samba server, linux juga dapat kita gunakan sebagai
samba client. Yang berfungsi untuk mengambil file sharing dari computer yang berbasis
Microsoft windows melalui jaringan. Namun tidak seperti windows, di linux kita
cenderung menggunakan text mode.
8.2. Konsep Kerja Samba
Client disini saya informasikan adalah komputer dekstop karena saya menggunakan
virtualbox, jadi client disini hanya menerima file atau folder yang akan dikirim oleh
ubuntu virtual dalam percobaan dibuku ini.
66. 65
Gambar 8. 1 Konsep Kerja Samba
Pada Gambar 8.1 Konsep Kerja Sambar menjelaskan Samba terdiri atas dua program
yang berjalan di background adalah SMBD dan NMBD. Secara singkat dapat
disebutkan bahwa SMBD adalah file server yang akan menghasilkan proses baru untuk
setiap client yang aktif sementara NMBD bertugas mengkonversi nama komputer
(NetBIOS) menjadi alamat IP sekaligus juga memantau share yang ada di jaringan.
Kerja SMBD sendiri diatur melalui file konfigurasi /etc/samba/smb.conf. Dengan
membuat file konfigurasi yang tepat, Samba dapat dijadikan file server, print server,
domain controller, dan banyak fungsi lainnya.
8.3. Mind Map Installasi dan Konfigurasi
Gambar 8. 2 Mind Map Installasi
Pada Gambar 8.2 Mind Map Installasi menjelaskan tentang perintah yang dilakukan
untuk installasi paket aplikasi Samba.
67. 66
Gambar 8. 3 Mind Map Konfigurasi
Pada Gambar 8.3 Mind Map Konfigurasi menjelaskan tentang tahap tahap untuk
melakukan konfigurasi aplikasi samba, pertama Konfigurasi samba direktori,
selanjutnya Membuat user samba, dan yang terakhir menggunakan Konfigurasi user
authrntication login atau anonymous login.
8.4. Installasi
Aplikasi samba, paket yang diinstall sebagai berikut :
#apt-get install samba
Gambar 8. 4 Installasi Samba
Pada Gambar 8.4 Installasi Samba menjelaskan bagaimana perintah menginstall paket
aplikasi yang diperlukan oleh samba.
8.5. Konfigurasi
Konfigurasi yang diatur dalam aplikasi Samba, sebagai berikut :
a. Buat direktori yang akan kita kirim ke client dengan cara “mkdir share”.
b. Lakukan permision pada folder dengan cara “chmod 777 -R share”.
68. 67
c. Buat sebuah user baru untuk samba dengan cara “useradd tamu” dan berikan
password untuk user tersebut dengan cara “smbpasswd -a tubes”.
d. Lakukan konfigurasi dibawah ini kita bisa menggunakan User authentication
login atau Anonymous login.
Konfigurasi User Authrntication “nano /etc/samba/smb.conf”.
Konfigurasi Anonymous Login “nano /etc/samba/smb.conf”.
8.6. Studi Kasus
Sebuah perusahaan hendak ingin saling bertukar infromasi tanpa menggunakan media
internet dan cepat dalam transfer data dalam skala kecil (Jaringan Lokal).
Jawab :
####### Authentication #######
# "security = user" is always a good idea. This will require a
Unix account
# in this server for every user accessing the server. See
# /usr/share/doc/samba-doc/htmldocs/Samba3-
HOWTO/ServerType.html
# in the samba-doc package for details.
security = user #edit bagian ini, hilangkan tanda “#”
#
#======================= Share Definitions
=======================
[share] #tambahkan bagian ini di bawah “Share Definitons”
path = /home/pudja/share/ #direktori untuk samba server
browseable = yes
writeable = yes
valid users = tamu #sesuaikan dengan nama user
admin users = root
#. . .
####### Authentication #######
# "security = user" is always a good idea. This will require a
Unix account
# in this server for every user accessing the server. See
# /usr/share/doc/samba-doc/htmldocs/Samba3-
HOWTO/ServerType.html
# in the samba-doc package for details.
security = share #edit bagian ini, rubah menjadi
“share”
#. . .
#=================== Share Definitions =======================
[share] #tambahkan bagian ini di bawah
“Share Definitons”
path = /home/pudja/share/ #direktori untuk samba server
browseable = yes
writeable = yes
guest ok = yes #rubah menjadi “guest”
#. . .
69. 68
Gambar 8. 5 Konfigurasi Samba Direktori
Pada Gambar 8.5 Konfigurasi Samba Direktori menjelaskan untuk membuat direktori
pada ubuntu, yang akan disharing dalam jaringan local. Kemudian rubah hak akses pada
direktori tersebut menggunakan chmod. Misalnya jika ingin writeable gunakan 777, atau
yang read-only gunakan 755.
Gambar 8. 6 Membuat User Samba
Pada Gambar 8.6 Membuat User Samba menjelaskan untuk menambahkan user agar
dapat mengakses file sharing tersebut dari jaringan local. Bagian ini adalah optional,
jika anda menggunakan mode Anonymous LogIn, lewati saja bagian ini.
Gambar 8. 7 User Authentication Login
Pada Gambar 8.7 User Authentication Login, Seperti halnya dengan ftp, samba server
bisa kita konfigurasi menggunakan User Mode, ataupun Guest Mode. Berikut
konfigurasi untuk menggunakan user dan password.
70. 69
Gambar 8. 8 Anonymous Login
Pada Gambar 8.8 Anonymous Login, Samba server pun bisa digunakan untuk file
sharing menggunakan anonymous mode, jika dirasa security pada jaringan tersebut tidak
dibutuhkan.
Gambar 8. 9 Service Samba
Pada Gambar 8.9 Service Samba, agar semua konfigurasi dapat berjalan.
Gambar 8. 10 Pengujian Desktop User Authentication Login
71. 70
Pada Gambar 8.10 Pengujian Desktop User Authentication Login, jika menggunakan
cara tersubut user, folder dan file akan terscure atau terjamin keamanannya. Karena
harus menginputkan username dan password terlebih dahulu.
Gambar 8. 11 Pengujian Desktop Anonymous Login
Pada Gambar 8.11 Pengujian Desktop Anonymous Login, jika menggunakan cara
tersebut user, folder dan file tidak terscure atau tidak aman karena seseorang yang
terhubung dengan gampangnya mengcopy file tersebut.
BAB 9
LAYANAN EMAIL
9.1. Pengertian Layanan Email
Layanan email atau mail server adalah sebuah computer server dimana terdapat
penyedia layanan mail dalam melakukan penyimpanan, pengiriman, penjaluran dan
penerimaan email. Layanan email berfungsi untuk mendistribusikan informasi atau file
sebagai respon yang dikirim via email. Proses saat pengiriman email pertama-tama
email akan dikirim maka email tersebut akan tersimpan pada mail server yang nantinya
menjadi satu file berdasarkan tujuan email. File ini berisi informasi sumber dan tujuan,
serta dilengkapi tanggal dan waktu pengiriman. Pada saat user membaca e-mail berarti
user telah mengakses serevr email dan membaca file yang tersimpan dalam server yang
ditampilkan melalui browser user.
72. 71
9.2. Konsep Kerja Layanan Email
Gambar 9.1 Konsep Kerja Layanan Email
Layanan email terdiri dari 2 server yang berbeda yaitu incoming dan outgoing server.
Server yang menangani outgoing email adalah server SMTP(Simple Mail Transfer
Protocol) pada port 25 sedangkan untuk menangani email adalah POP3(Post Office
Protocol) pada port 110. Saat email dikirim maka akan langsung ditangani oleh SMTP
server dan akan dikirim ke SMTP tujuan, baik secara langsung maupun melalui
beberapa SMTP Server yang ada pada jalur tujuannya. Apabila terkoneksi ke jaringan
maka pesan akan langsung dikirim, tapi bila terdapat server yang tidak terkoneksi ke
jaringan maka pesan akan dimasukkan ke dalam queue dan di resend setiap 15 menit.
Apabila dalam 5 hari server tidak juga terkoneksi jaringan maka akan muncul
pemberitahuan undeliver notice ke dalam program. Apabila email terkirim maka akan
masuk pada POP3 server atau IMAP Server. Jika menggunakan POP3 Server user akan
membaca file pesan maka computer user akan mendownload file pesan dari server
sehingga file tersebut hanya akan ada pada computer user tersebut. Sehingga user dapat
membaca pesan yang telah di download tersebut. Berbeda dengan IMAP server yang
mempertahankan email pada server sehingga email dapat dibuka kembali pada device
yang berbeda. Untuk melakukan layanan email terdapat 4 bantuan software.
a. Bind9
DNS Server berfungsi untuk menangani translasi penamaan host-host kedalam
IP Address, begitu juga sebaliknya dalam menangani translate dari IP Address
ke Hostname.
Bind9 sebuah aplikasi untuk implementasi dari konsep DNS Server yang paling
banyak digunakan.
b. Postfix
73. 72
Berfungsi untuk melakukan pengiriman email secara cepat, mudah dikelola dan
aman.
c. Dovecot
Merupakan program yang digunakan sebagai protocol yang menjembatani user
untuk mengakses mail yang ada di server dengan menggunakan protocol POP3,
IMAP maupun keduanya.
d. Squirrelmail
Berfungsi untuk aplikasi web yang mendukung protocol IMAP dan SMTP
sehingga dapat mengirimkan, menerima email tanpa membutuhkan koneksi
internet.
9.3. Mind Map Installasi dan Konfigurasi
Gambar 9.2 Mind Map Installasi Layanan Email
Pada Gambar 9.2 Mind Map Installasi menjelaskan tentang perintah yang dilakukan
untuk installasi paket aplikasi layanan email.Terdapat 4 aplikasi yang perlu diinstall
yaitu bind9, postfix, dovecot dan squirrelmail.
75. 74
Pada Gambar 9.3 Mind Map Konfigurasi menjelaskan tentang tahap tahap untuk
melakukan konfigurasi aplikasi layanan email, pertama Konfigurasi bind9, selanjutnya
konfigurasi pada postfix, lalu konfigurasi dovecot dan yang terakhir konfigurasi
squirrelmail.
9.4. Installasi
1.apt-get install bind9
Gambar 9.4 Installasi Aplikasi Bind9
Pada Gambar 9.4 Installasi paket aplikasi bind9, menjelaskan bagaimana perintah
menginstall paket aplikasi yang diperlukan oleh bind9.
2.apt-get install postfix
Gambar 9.5 Installasi Aplikasi Postfix
76. 75
Pada Gambar 9.5 Installasi paket aplikasi postfix, menjelaskan bagaimana perintah
menginstall paket aplikasi yang diperlukan oleh postfix.
Gambar 9.6 Installasi Konfigurasi Aplikasi Postfix
Pada Gambar 9.6 Konfigurasi pada saat installasi paket aplikasi postfix, menjelaskan
bagaimana memilih tipe konfigurasi mail dan memberi nama mail sistem.
3.apt-get install dovecot-oampd dovecod-pop3d
Gambar 9.7 Installasi Aplikasi Dovecot
Pada Gambar 9.7 Installasi paket aplikasi dovecot, menjelaskan bagaimana perintah
menginstall paket aplikasi yang diperlukan oleh dovecot.
77. 76
4.apt-get install squirrelmail
Gambar 9.8 Installasi Aplikasi Squirrelmail
Pada Gambar 9.8 Installasi paket aplikasi squirrelmail, menjelaskan bagaimana perintah
menginstall paket aplikasi yang diperlukan oleh squirrelmail.
9.5. Konfigurasi
1 .Konfigurasi bind9 forward zone
#nano /etc/bind/db.roy
Gambar 9.9 Konfigurasi Bind9
Pada Gambar 9.9 melakukan konfigurasi pada bind9 yang berfungsi untuk membuat
forward zone.
78. 77
2. Konfigurasi Bind9 Reverse Zone
#nano /etc/bind/db.192
Gambar 9.10 Konfigurasi Bind9
Pada Gambar 9.10 melakukan konfigurasi pada bind9 yang berfungsi untuk membuat
reverse zone.
3. Konfigurasi Squirrelmail
#squirrelmail-configure
Gambar 9.11 Konfigruasi Squirrelmail IMAP Server
Pada Gambar 9.11 melakukan konfigurasi pada squirrelmail yang berfungsi untuk
melakukan pengaturan IMAP Server.
79. 78
Gambar 9.12 Konfigurasi Squirelmail
Pada Gambar 9.12 melakukan konfigurasi pada squirrelmail untuk memilih IMAP
Server yang akan digunakan.
Gambar 9.13 Konfigurasi Squirrelmail
Pada Gambar 9.13 melakukan konfigurasi pada Squirrelmail dengan memilih dovecot
sebagai IMAP Server.
80. 79
4. Link DocumentRoot apache2 dan Ubah permission Squirrelmail
#ln –s /usr/share/squirrelmail/ /var/www/squirrelmail
#chmod –R 777 /var/www/squirrelmail
Gambar 9.14 Membuat link ke DocumentRoot apache2
Pada Gambar 9.14 melakukan link ke documentroot yang ada pada apache2 dan
mengubah permission pada squirrelmail.
5 Konfigurasi Apache2
#nano /etc/apache2/sites-enabled/000-default.conf
Gambar 9.15 Konfigurasi Apache2
Pada Gambar 9.15 melakukan konfigurasi pada apache2 yang berfungsi untuk
memberikan sites enabled yang akan digunakan yaitu squirrelmail agar dapat diakses
pada browser.
81. 80
6. Restart layanan apache2
#service apache2 restart
Gambar 9.16 Restart apache2
Pada Gambar 9.16 melakukan restart apache2 agar konfigurasi terakhir dapat
digunakan.
7. Masuk ke web squirrelmail
Mail.tubeslanjar.com
Gambar 9.17 Web Squirrelmail
Pada Gambar 9.17 merupakan tampilan awal pada squirrelmail dengqan memasukkan
alamat web sesuai DNS yang telah dibuat.
Gambar 9.18 Menu Squirrelmail
Pada Gambar 9.18 merupakan menu-menu yang ada didalam squirrelmail seperi sent,
inbox, dan trash.
82. 81
9.6. Studi Kasus
Lakukanlah pengujian untuk melakukan pengiriman antar 2 user yang ada di dalam
Ubuntu menggunakan squirrelmail
Jawab:
1. Tambahkan user pertama
#Adduser “server”
Gambar 9.19 Menambah user pertama
Pada Gambar 9.19 menambah user pertama dengan nama “server” yang ada pada
Ubuntu dengan memasukkan username dan password.
2. Tambahkan user kedua
#Adduser “client”
Gambar 9.20 Menambah user kedua
83. 82
Pada Gambar 9.20 menambah user kedua dengan nama “client” yang ada pada Ubuntu
dengan memasukkan username dan password.
3.Masuk ke webpage squirrelmail dan login dengan user yang telah dibuat
Mail.tubeslanjar.com
Gambar 9.21 Login dengan user pertama
Pada Gambar 9.21 login dengan user pertama, masukkan name dan password yang telah
dibuat.
Gambar 9.22 Mengirim Email
Pada Gambar 9.22 melakukan fitur mengirim email ke user kedua dengan menggunakan
fitur send dan masukkan pesan yang akan disampaikan.
84. 83
Gambar 9.23 Login User kedua
Pada Gambar 9.23 login dengan user kedua, masukkan name dan password yang telah
dibuat.
Gambar 9.24 Melihat inbox
Pada Gambar 9.24 masuk ke fitur inbox maka akan terdapat pesan yang telah dikirim
oleh user pertama yaitu “Server”.
BAB 10
MONITORING JARINGAN
10.1. Pengertian Monitoring Jaringan
Monitoring Jaringan adalah proses menganilsa terhadap data-data atau layanan yang
telah dijalankan dalam sebuah jaringan yang bertujuan untuk memaksimalkan semua
sumber daya yang ada pada jaringan komputer.
85. 84
10.2. Konsep Kerja Monitoring Jaringan
Secara garis besar ada 3 tahap dalam memonitoring jaringan yaitu sebagai berikut :
1. Pengumpulan data monitoring
2. Analisis data monitoring
3. Menampilkan data hasil monitoring
Terdapat berbagai software yang bisa digunakan untuk memonitoring jaringan, salah
satunya adalah Nagios. Nagios merupakan sebuah software yang akan membantu dalam
memonitoring layanan-layanan yang telah dijalankan.
10.3. Mind Map Installasi dan Konfigurasi Nagios
Gambar 10.1 Mind Map Installasi dan Konfigurasi Nagios
Gambar 10.1 menjelaskan bagaimana Mind Map Nagios baik installasi maupun
konfigurasi yang akan memudahkan dalam menggunakan nagios dalam memonitoring
layanan pada jaringan. Urutannya adalah installasi kemudian konfigurasi dan akhirnya
memonitoring.
10.4. Instalasi Paket
#apt-get install -y nagios3
Gambar 10.2 install nagios
86. 85
Gambar 10.2 menjelaskan bagaimana perintah untuk menginstall nagios yang akan
mendownload file-file aplikasi nagios dan sebelum menginstall pastikan internet sudah
terhubung.
#apt-get install -y nagios-nrpe-plugin
Gambar 10.3 install nagios-nrpe-plugin
Gambar 10.3 menjelaskan perintah untuk menginstall plugin dari nagios ini akan
berguna nantinya dalam menjalankan nagios nantinya.
#apt-get install -y nagios-nrpe-server
Gambar 10.4 install nagios-nrpe-server
Gambar 10.4 menjelaskan perintah cara install nagios-nrpe-server yang nantinya juga
dibutuhkan saat nagios jilankan.
10.5. Konfigurasi Nagios
#nano /etc/nagios3/nagios.cfg
Ubah : check_external_commands=0
Menjadi : check_external_commands=1
Gambar 10.5 Konfigurasi nagios
87. 86
Gambar 10.5 menjelaskan cara mengkonfigurasi nagios yaitu dengan mengubah check
external commands dari 0 menjadi 1 agar nagios dapat berjalan.
#nano /etc/group
Ubah : nagios:x:137
Menjadi : nagios:x:137:www-data
Gambar 10.6 Konfigurasi group
Gambar 10.6 menjelaskan cara konfigurasi group yaitu menambahkan www-data yang
akan berpengaruh pada nagios saat dijalankan. 137 pada Gambar 10.6 akan berbeda
disetiap device nantinya.
Ubah permission direktori berikut:
# chmod g+x /var/lib/nagios3/rw
# chmod g+x /var/lib/nagios3
Gambar 10.7 Mengubah Permission Direktori
Gambar 10.7 menjelaskan perintah untuk mengubah permission direktori pada nagios.
10.6. Menambahkan User Nagios
#htpasswd /etc/nagios3/htpasswd.users [nama_anda]
Secara default terdapat user nagiosadmin namun juga bisa kita menambahkan user b
aru jika diinginkan.
10.7. Tampilan Awal Nagios
Untuk menjalankan nagios kita membutuhkan ip static sebagai default pemanggilan
pada website nagios. Cara mengkonfiguasi yaitu :
#nano /etc/network/interfaces
88. 87
Gambar 10.8 Konfigurasi ip static
Gambar 10.8 menjelaskan cara konfigurasi ip static yang akan digunakan sebagai
pemanggilan di website nagios. Pada Gambar 10.8 ens33 adalah interface yang kita
gunakan, harus disesuaikan dengan interface yang ada di komputer kita. Ip dan
subnetmask yang digunakan juga bisa diganti sesuai kebutuhan.
Berikut adalah tampilan awal dari Nagios dan layanan default yang sudah ada dalam
monitoring Nagios :
Gambar 10.9 Tampilan Awal Nagios
Gambar 10.9 memperlihatkan bagaimana tampilan awal dari Nagios. Pada Gambar 10.9
ip yang digunakan disesuaikan dengan yang telah dikonfigurasi sebelumnya. Ketika
masuk nantinya akan diperintah memasukan username dan password. Jika membuat
user baru sebelumnya maka tinggal dimasukan username yang baru dan password
Ubuntu yang telah dibuat. Jika tidak membuat username baru maka username diisi
nagiosadmin dan password Ubuntu yang telah dibuat. Pada nagios diatas kita sudah
bisa memonitoring berbagai layanan yang ada.
89. 88
10.8. Studi Kasus
Sebuah perusahaan ingin menambahkan DNS untuk bisa dimonitoring dengan nagios
yangmana sebelumnya DNS telah dikonfigurasi. Bagaimanakah konfigurasi yang
dilakukan untuk bisa membuat DNS bisa dimonitoring.
Jawab :
1. Masuk ke dalam konfigurasi nagios
#nano /etc/nagios3/conf.d/localhost_nagios2.cfg
Menambahkan Konfigurasi sebagai berikut :
Gambar 10.10 Penambahan Konfigurasi
Gambar 10.10 menjelaskan script yang harus ditambahkan ketika kita ingin
memonitoring DNS dengan nagios.
Setelah ditambahkan script diatas terdapat satu baris seperti berikut di Nagios:
Gambar 10.11 Penambahan Konfigurasi
Gambar 10.11 memperlihatkan bahwa dengan menambahkan script seperti pada
Gambar 10.10 akan menambah satu baris berisi monitoring terhadap layanan DNS
yang telah dibuat sebelumnya.
90. 89
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. J. N. Yudianto, “Jaringan Komputer dan Pengertiannya,” Ilmukomputer.Com, pp. 1–10, 2007.
[2] Pudja Mansyurin, “Konfigurasi Debian Server,” pp. 1–61, 2011.