Ayat Al-Qur'an ini menjelaskan bahwa Allah ingin manusia bertaubat dan tetap di jalan yang benar, meskipun ada yang mengikuti hawa nafsu dan ingin membawa manusia ke jalan yang salah.
1. Tugas Mata Kuliah
Bahasa Arab II
“Surat An-Nisa Ayat 27”
Nama : Taufik Albarri
NIM : 1137070067
Teknik Elektro B / Smt.2
2. Hal yang akan disampaikan
• Ayat Al-Qur’an
• Penggalan Per kata + Kaidah
• Maknawi ayat
3. Tanpa Harokat
والله يريْد ان يّتوْب عل يكمْ ويريْد ا لّذيْن يتّبعوْ ن
الشّهوا ت ا نْ تميْلوْ ا ميْلا عظيْما
4. Dengan Harokat
و اللهُ يُرِيْدُ ا نْ يَّتوُْ ب ع ل يكُمْ و يُرِيْدُ الَّذِ ي ن ي تَّبِع وْ ن
الشَّ ه وا تِ ا نْ ت مِيْ لُوْ ا ميْلًا عظِيْمًا
5. Kaidah + Pemenggalan arti per kata
و اللهُ يُرِيْدُ ا نْ يَّتوُْ ب عل يكُمْ و يُرِيْدُ الَّذِيْ ن ي ت بع وْ ن
الشَّ ه وا تِ ا نْ ت مِيْ لُوْ ا ميْلًا عظِ يْمًا
Harf Athof
“Dan”
Isim Alam
“Allah”
Fiil Mudhori
“Hendak”
Amilun nawasib
“agar”
isim
“menerima
taubat”
Harf Jar
“atas”
dhomir
“engkau”
Harf athof
“dan”
Fiil Mudhori
“hendak”
Isim Mausul
“orang
orang
yang”
Fiil Mudhori
“Mengikuti”
Isim Dhomir “Hum”
“mereka”
Isim ma’rifat + jama’
muannassalim
“keinginannya”
Amilun Nawasib
“agar”
Fiil Mudhori
“Berpaling “
Isim Dhomir “Antum”
“Kamu”
Isim Nakhirah
“Sejauh Jauhnya”
Isim Nadhirah
“Sebenar Benarnya/
dari kebenaran”
6. Pemenggalan arti per frase
و اللهُ يُرِيْدُ ا نْ يَّتوُْ ب عل يكُمْ و يُرِيْدُ الَّذِيْ ن ي ت بع وْ ن
Orang orang yang mengikuti Dan hendak darimu (agar) menerima taubat Dan Allah hendak
الشَّ ه وا تِ ا نْ ت مِيْ لُوْ ا ميْلًا عظِ يْمًا
Sejauh jauhnya (dari kebenaran) Agar kamu berpaling keinginannya
7. Pemenggalan arti per kalimat
و اللهُ يُرِيْدُ ا نْ يَّتوُْ ب عل يكُمْ و يُرِيْدُ الَّذِيْ ن ي تَّبِع وْ ن الشَّ ه وا
تِ
Dan Allah hendak (agar) menerima taubat atas engkau
Dan hendak orang orang yang
mengikuti keinginannya (hawa
nafsu)
ا نْ ت مِيْ لُوْ ا ميْلًا عظِيْمًا
Agar kamu berpaling sejauh jauhnya (dari
kebenaran)
9. و اللهُ يُرِيْدُ ا نْ يَّتوُْ ب ع ل يكُمْ و يُرِيْدُ الَّذِ ي ن ي تَّبِع وْ ن
الشَّ ه وا تِ ا نْ ت مِيْ لُ و ا م يلًا عظِيْمًا
Dan Allah Hendak (agar) menerima taubat (atas engkau), dan
orang – orang yang mengikuti (mereka) keinginannya
menghendaki agar kamu berpaling sejauh jauhnya (dari
kebenaran)
10. Makna Ayat
• Di sini Allah memberi bandingan, (padahal sebenarnya perbandingan
ini tidak setimbang) karena kadang manusia ini belum bisa paham
kalau tidak diberi perbandingan. Allah tidak menginginkan hambaNya
masuk neraka, karena itu Allah membuat kesempatan yang banyak
agar manusai masuk surga, sampai meskipun mereka berbuat dosa
Allah buka kan pintu taubat. Akan tetapi orang-orang yang mengikuti
hawa nafsu menginginkan agar manusia ini melenceng, meninggalkan
jalan Allah. Ayat ini hendak memberikan gambaran pada kita: Allah
menginginkan yang lurus untuk kita tapi ada sekelompok orang-orang
yang mengikuti hawa nafsu, yaitu orang musyrik, kafir, fasik, setan,
ingin membelokkan kita dari jalan Allah.
11. Kesimpulan
• Dalam ayat ini terdapat beberapa kaidah yang digunakan, diantaranya
Isim, Isim Alam, Isim Marifat, Isim Nakhirah, Isim Dhomir, Isim
Mausul, Harf, Harf Athof, Amilun Nawasib, dan Fiil Mudhori
• An Nisa ayat 27 ini menyatakan bahwa Allah SWT menginginkan
ummat manusia bisa bertaubat dan tetap di jalan Allah. Meskipun
ummat manusia saat ini masih melenceng karena hawa nafsunya,
Allah SWT senantiasa memberi kesempatan manusia untuk bertaubat
sebelum memberikan balasannya disaat semua makhluk diberikan
kiamat dan menerima balasan dari apa yang dikerjakan di dunia.
Sebagian besar ulama tafsir [2] berpendapat, surat Al Qadr adalah Makkiyah (yang diturunkan sebelum hijrah). Adapun penamaan surat ini dengan Al Qadr, karena surat ini menerangkan keutamaan dan tingginya kedudukan Al Qur`an, yang juga diturunkan pada malam yang sangat mulia. Dan dinamakan Lailatul Qadr, karena kedudukannya yang begitu agung dan mulia di sisi Allah [3]. Oleh karenanya malam itu penuh dengan keberkahan. Allah berfirman:إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ(Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi) [4].Ibnu Katsir berkata,”(Malam yang diberkahi) itulah Lailatul Qadr, (yang terjadi) pada bulan Ramadhan, sebagaiman firman Allah Ta’alaشَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ(Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur`an) [5].
Kemudian Allah berfirman:لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ(Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan).Ada sejumlah hadits-hadits yang berkaitan dengan ayat ini, di antaranya ialah:عن أبي هريرة قال: لمَـَّا حَضَرَ رَمَضَانُ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ, شَهْرٌ مُبَارَكٌ, اِفْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ, تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ, وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ, وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ, فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ, مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ))."Dari Abu Hurairah, ia berkata: Tatkala tiba bulan Ramadhan, Rasulullah bersabda: “Telah datang pada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah memerintahkan kalian untuk berpuasa padanya. Pada bulan itu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka Jahim ditutup, dan setan-setan diikat. Pada bulan itu terdapat Lailatul Qadr. Barangsiapa yang terhalang dari kemuliaan (keutamaannya), sungguh dia telah terhalang”.[19]Ath Thabari dan Ibnu Katsir berkata [20]: Sufyan Ats Tsauri berkata: “Telah sampai kepadaku perkataan Mujahid لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ , ia berkata,’Amalan, puasa, dan shalat pada malam itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan (seseorang melakukan ibadah, Pen)’.”Adapun maksud para ulama tafsir, bahwa ibadah pada malam Lailatul Qadr lebih utama dari ibadah selama seribu bulan, yaitu (seribu bulan) yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadr.[21]Syaikh Al Albani berkata: “Dan di antara masa, ada yang telah Allah jadikan seluruh amalan baik padanya lebih utama (dari waktu-waktu selainnya), seperti pada sepuluh Dzulhijjah dan malam Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu seluruh amalan pada malam itu lebih utama (baik) dari amalan selama seribu bulan tanpa Lailatul Qadr di dalamnya”.[22]Kemudian pada ayat berikutnya Allah berfirman:تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ(Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan idzin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan).Sebagian besar ulama menafsirkan (الرُّوحُ) adalah Jibril, dan sebagian yang lain menafsirkan dengan jenis malaikat lainnya [23].Dan firman Allah بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ , maksudnya ialah, mereka (para malaikat) turun dengan idzin Rabb mereka, dengan segala sesuatu yang telah Allah tentukan pada tahun itu, dari masalah rezeki, ajal, dan perkara lainnya. [24]Lalu di akhir surat Al Qadr ini, Allah berfirman:سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ(Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar).Maksudnya ialah, pada malam Lailatu Qadr penuh dengan kebaikan dan keberkahan seluruhnya, selamat dari segala kejahatan dan keburukan apapun, setan-setan tidak mampu berbuat kerusakan dan kejahatan sampai terbit fajar di pagi harinya.Demikian ini adalah perkataan sebagian besar ulama, seperti Mujahid, Nafi’, Qatadah, Ibnu Zaid, Abdurrahman bin Abi Laila, dan lain-lainnya [25]. Adapun menurut Asy Sya’bi, dia berpendapat, pada malam itu para malaikat memberikan ucapan salam kepada para penghuni masjid-masjid (yang beribadah di dalamnya) sampai terbit fajar [26].APAKAH LAILATUL QADR MERUPAKAN SALAH SATU KEKHUSUSAN UMAT ISLAM, ATAUKAH JUGA TERDAPAT PADA UMAT UMAT SEBELUMNYA?As Suyuthi membawakan hadits yang dikeluarkan oleh Ad Dailami [27], dari Anas, beliau berkata:إِنَّ اللهَ وَهَبَ لأُمَّتِيْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ, وَلَمْ يُعْطِهَا مَنْ كَانَ قَبْلَهُمْ."Sesungguhnya Allah memberikan Lailatul Qadr untuk umatku, dan tidak memberikannya untuk (umat-umat) sebelumnya".