SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
LOGIKA 2:
LOGICAL FALLACY
 Golongan Sofis: golongan yang secara
sengaja melakukan kesalahan dalam berfikir,
dengan tujuan untuk mengubah opini demi
mencapai tujuan tertentu di luar kebenaran.
 Golongan Paralogi: golongan yang melakukan
kesalahan berfikir namun tidak menyadari
kekeliruan dan akibat dari pemikirannya
karena selalu menganggap dirinya benar.
 Mengingkari Antaseden
 Pernyataan: "Punya Ferari menunjukkan bahwa yg punya
orang kaya“
 Fallacy: "Yang tidak punya Ferrari adalah orang miskin".
 Mengafirmasi Consequent
 Pernyataan : "Saya lagi flu, oleh karena itu saya batuk“
 Fallacy : "orang yg batuk, berarti dia flu"
 Inductive Fallacy
 Pernyataan: "Cincin yg saya pakai ini menunjukkan saya
sudah menikah" .
 Fallacy : "Semua orang pakai cincin berarti sudah
menikah"
 Excluded Middle (berpikir binary)
 Pernyataan: "Gadis cantik disukai para pria"
 Fallacy: "Gadis yg tidak cantik dibenci para pria "
FALLACY OF DRAMATICAL INSTANCE
 Kesalahan berpikir ini berawal dari kecenderungan
orang untuk melakukan over-generalization, yaitu
penggunaan hanya satu atau dua kasus untuk
mendukung argumen yang bersifat general atau
umum.
FALLACY OF RETROSPECTIVE DETERMINISM
 Determinisme Retrospektif adalah menganggap sesuatu
seolah-olah sudah ditentukan oleh sejarah dan tidak
mungkin diubah.
 Orang yang menganggap masalah yang sekarang terjadi
sebagai sesuatu yang secara historis memang selalu ada,
tidak bisa dihindari, dan merupakan akibat dari sejarah
yang cukup panjang,
 Misalnya tentang kemiskinan. Orang menganggap bahwa
kemiskinan adalah bagian dari isi sejarah. Dari dulu ada
orang kaya dan miskin. Mengapa orang sekarang harus
meributkan pemberantassan kemiskinan, padahal
kemiskinan tidak bisa diberantas, karena sudah ada
sejak dulu.
POST HOC ERGO PROPTER HOC
 Istilah ini berasal dari bahasa latin, Post = sesudah, Hoc = Demikian, Ergo =
karena itu; Propter = disebabkan; hoc = demikian
 Akibat yang dihasilkan tidak sesuai dengan sebabnya, akan tetapi dipercaya bahwa
penyebab yang tidak sesuai itulah yang benar.
 Kesesatan terjadi karena salah menyimpulkan penyebab hanya karena terjadinya
dua peristiwa yang terjadi secara berurutan.
 Misalnya ada orang tua lebih menyayangi anak keduanya dibandingkan anak yang
pertama hanya karena orang tua itu keadaan ekonominya lebih baik setelah
mempunyai anak kedua itu.
 - Si Jono awalnya sakit flu, kemudian setelah meminum air minum yang telah
diludahi oleh Ponari, besoknya Jono sembuh. Berarti ludah Ponari bisa
menyembuhkan penyakit Jono!
 - Dian Sastrowardoyo cantik sekali. Di sebuah iklan L’oreal, dia mengaku memakai
produk L’oreal. Berarti produk L’oreal itu yang membuatnya cantik!
 - Si Bejo semalam merokok dengan rokok Djarum. Pagi ini dia meninggal, diduga
kena serangan jantung. Pasti rokok Djarum yang menyebabkan dia terkena
serangan jantung!
FALLACY OF MISPLACED CONCRETNESS
 Inti dari kesalahan ini adalah mengkonkritkan
sesuatu yang pada hakikatnya abstrak, misalnya:
mengapa Negara A miskin? Jawabannya: karena
sudah menjadi takdirnya negara A. Takdir
merupakan sesuatu yang abstrak.
 “Rinduku padamu sebesar gunung merapi”
 “Keceriaanmu membuat ruangan ini terang
benderang”
ARGUMENTUM AD VERECUNDIAM
 Argumentum ad Verecundiam terjadi ketika mengacu pada
seseorang yang dianggap sebagai pakar atau ahli sehingga apa yang
diucapkannya adalah sebuah kebenaran. Otoritas kepakaran
seseorang yang mengucapkan suatu hal tersebut kemudian
otomatis diakui sebagai sesuatu yang pasti benar, meskipun otoritas
itu tidak relevan, misalnya orang desa yang percaya kepada Pak
Lurah bahwa untuk mengobati sakit panas harus dengan cara
mengirimkan sesajen ke pohon besar.
 Apa yang dikatakan ulama A pada kampanye itu pasti benar.
 Apa yang dikatakan pastor B dalam iklan itu pasti benar.
 Apa yang dikatakan Rhoma Irama pasti benar.
 Apa yang dikatakan pak dokter pasti benar.
 "Saya yakin apa yang dikatakan beliau adalah baik dan benar
karena beliau adalah seorang pemimpin yang brilian, seorang tokoh
yang sangat dihormati, dan seorang dokter yang jenius"
FALLACY OF COMPOSITION
 Menganggap kebenaran dari salah satu bagian mewakili
kebenaran dari seluruh bagian
 Bentuk dari kesalahan ini misalnya: di kampung saya ada
orang yang membudidayakan jamur, sehingga menjadi
perusahaan besar dan mendatangkan uang yang banyak
pada orang tersebut. Melihat kenyataan itu, seluruh
penduduk menjual kebunnya untuk dijadikan modal
berbisnis jamur. Akibatnya, semua penduduk kampung
saya bangkrut karena merosotnya permintaan dan
membludaknya pasokan barang. Singkatnya sesuatu
yang berhasil untuk satu orang dianggap berhasil untuk
semua orang. Inilah bentuk pemikiran keliru yang
disebut Fallacy of composittion.
CIRCULAR REASONING
 Circular Reasoning adalah pemikiran yang berputar-putar,
menggunakan kesimpulan untuk mendukung premis yang
digunakan lagi untuk menuju kesimpulan yang sama. Sebagai
contoh,
 "apabila organisasi dikembangkan dengan baik maka program
transmigrasi akan berjalan lancar",
 "apa buktinya organisasi itu berjalan lancar ?",
 "kalau programnya berjalan lancar".
 "Program lancar, artinya?",
 "artinya pengembangan organisasinya baik.“
 Contoh lain :
 - Ian Antono adalah gitaris hebat, dia bermain gitar dengan bagus.
 - Mario Teguh adalah motivator ulung, dia memberikan motivasi bijak.
(Tidak ada tolok ukur nyata kehebatan mereka, hanya pernyataan ulang
argumen dengan kalimat yang berbeda)
ARGUMENTUM AD HOMINEM
 Kesalahan ini terjadi ketika argumentasi yang
diajukan tidak tertuju pada persoalan yang
sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi yang
menjadi lawan bicara atau dikenal dengan istilah
Personal Attack, misalnya: Saya tidak ingin
berdiskusi dengan kamu, karena kamu seorang anak
kecil yang tidak tahu apa-apa. Contoh lain misalnya:
pendapatmu salah karena kamu sering membolos
sekolah.
TU QUOUE
 Tu Quoue: seseorang berusaha untuk membela diri dari
kritik yang ditujukan kepadanya dengan cara
membalikkan kritik yang sama ke arah Sang pengkritik.
 Tu quoque ini bisa digunakan sebagai taktik yang efektif
untuk membuat orang yang mengkritik kita dari posisi
menyerang, menjadi posisi diserang. Dari posisi
menuduh, menjadi tertuduh. Dari posisi bertanya,
menjadi posisi ditanya.
 CONTOH:
 Fritz : “Toyib, mengapa Muhammad melanggar perintah Allah-nya
dengan kawin 9, sedangkan Allah sendiri mengatakan kawin hanya
boleh maksimal 4″
 Toyib : “Lha, Yesus, Tuhan Kamu itu, dahulu juga pernah
memperbolehkan muridnya melanggar perintah taurat,..”
ARGUMENTUM AD BACULUM
 Argumentum ad baculum adalah argumen yang
diajukan berupa ancaman dan desakan lawan bicara
agar menerima suatu konklusi tertentu, dengan
alasan bahwa jika menolak akan berdampak negatif
terhadap dirinya; misalnya: “jika kamu tidak
mengakui kebenaran apa yang saya katakan, kamu
akan terkena adzab Tuhan”.
ARGUMENTUM AD MISERICORDIAM
 Argumentum ad misericordiam adalah sesat pikir
yang sengaja diarahkan untuk membangkitkan rasa
belas kasihan lawan bicara dengan tujuan untuk
mencapai keinginan tertentu; misalnya: “Saya
mencuri karena saya miskin dan tidak bisa membeli
sandang dan pangan”.
ARGUMENTUM AD IGNORANTIAM
 Argumentum ad ignorantiam adalah kesalahan
yang terjadi saat kita memastikan bahwa sesuatu itu
tidak ada karena kita tidak mengetahui apa pun juga
mengenai sesuatu itu atau karena belum
menemukannya; misalnya: “menerbangkan manusia
ke bulan itu sulit, maka manusia tidak bisa
diterbangkan ke bulan.”
ARGUMENTUM AD TEMPERANTIAM
 Argumentum ad Temperantiam adalah kesesatan yang
menyatakan bahwa pandangan pertengahan adalah sesuatu
yang benar tanpa peduli nilai-nilai lainnya. Serta juga
menganggap jalan tengah sebagai pertanda kekuatan suatu
posisi. Meskipun dapat menjadi nasihat yang bagus, namun
kesesatannya disebabkan karena ia tak punya dasar yang kuat
dalam argumen karena selalu berpatokan bahwa jalan tengah
adalah yang benar. Penggunaannya kadang dengan membuat-
buat posisi lain sebagai posisi yang ekstrim.
 Contoh:
 Daripada mendukung komunisme atau mendukung
kapitalisme, lebih baik ideologi Pancasila yang merupakan
jalan tengah keduanya.
 (sedikitpun tidak menjabarkan kelebihan dan kekurangan
masing-masing sistem)
ARGUMENTUM AD POPULLUM
 Jika banyak yang percaya X adalah benar, maka x itu
adalah benar; Atau Jika banyak orang yang
menerima x, maka X dapat diterima.
 Contoh: Karena 75% masyarakat percaya bahwa
UFO itu ada, maka kesimpulannya, UFO itu memang
benar-benar ada
ARGUMENTUM AD NOVITAM
 Argumentum ad Novitam muncul ketika sesuatu hal
yang baru dapat dikatakan benar dan lebih baik,
dengan mengasumsikan penggunaan hal yang baru
berbanding lurus dengan kemajuan zaman dan sama
dengan kemajuan baru yang lebih baik. Sesat-pikir
ini selalu menjual kata ‘baru’, dengan menyerang
suatu hal yang lama sebagai hal yang gagal dan
harus diganti dengan yang lebih baru.
 Contoh: Mengganti golongan tua dengan golongan
muda serta wajah baru di parlemen akan membuat
negara ini lebih baik.
ARGUMENTUM AD ANTIQUITAM
 Kebalikan dari Argumentum ad Novitatem, ketika
sesuatu benar dan lebih baik karena merupakan sesuatu
yang sudah dipercaya dan digunakan sejak lama.
Argumen ini adalah favorit bagi golongan konservatif.
Nilai-nilai lama pasti benar. Patriotisme, kejayaan
negara, dan harga diri sejak puluhan tahun silam.
Sederhananya, sesat-pikir ini adalah kebiasaan malas
berpikir. Dengan selalu berpatokan bahwa cara lama
telah dijalankan bertahun-tahun, maka itu dianggap
sesuatu yang pasti benar.
 Contoh:
 PDI-Perjuangan telah memperjuangkan nasib wong cilik
sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, maka pilihlah
moncong putih.
NO TRUE SCOTSMAN
 Contoh - Kejahatan yang dilakukan oleh sebagian
Muslim/Kristen / Buddhis/Hindu dikarenakan
mereka bukanlah Muslim/Kristen/ Buddhis/Hindu
sejati.
PERFECT SOLUTION FALLACY
 Perfect Solution Fallacy adalah sesat-pikir yang terjadi ketika
suatu argumen berasumsi bahwa sebuah solusi sempurna itu
ada, dan sebuah solusi harus ditolak karena sebagian dari
masalah yang ditangani akan tetap ada setelah solusi tersebut
diterapkan. Asumsinya, jika tidak ada solusi sempurna, tidak
akan ada solusi yang bertahan lama secara politik setelah
diimplementasi. Tetap saja, banyak orang tergiur oleh ide
solusi sempurna, mungkin karena itu sangat mudah untuk
dibayangkan.
 Contoh:
 Penerapan UU Pornografi ini tidak akan berjalan dengan
baik. Pemerkosaan akan tetap terjadi.
 (argumen yang tidak memperhatikan penurunan tingkat
kriminalitas asusila)
CONFIRMATION BIAS/SELECTIVE THINKING
 Confirmation Bias adalah kecenderungan seseorang untuk
segera menyetujui informasi yang memberikan dukungan
prasangka/pendapat/hipotesis mereka atau hipotesis terlepas
dari apakah informasi tersebut benar atau tidak. Akibatnya,
orang hanya mengingat dan mengumpulkan bukti yang
mereka sukai secara selektif , dan menafsirkannya dengan
cara yang bias.
 Misalnya, untuk orang-orang yang percaya bahwa tanggal 13
adalah hari sial, mereka akan menganggap segala bencana
yang muncul di tanggal 13 adalah bukti bahwa tanggal 13
adalah benar hari sial dan tanpa sadar menghiraukan bahwa
sebenarnya secara statistik bencana-bencana yang terjadi di
tanggal 13 tidak lebih banyak daripada bencana-bencana lain
di tanggal yang berbeda.
SLIPPERY SLOPE
 Asumsi bahwa jika A terjadi, maka B, C, …, X, Y, Z
pasti akan terjadi juga. Pada prinsipnya,
menyamakan A dengan Z, sehingga jika Z tidak
diinginkan, A juga tidak boleh terjadi.
 Contoh : Di negara Belanda, ganja dan prostitusi
dilegalkan. Maka kita juga boleh melegalkan ganja
dan prostitusi di negara kita ini.
GENETIC FALLACY
 Menjadikan karakteristik yang tidak relevan untuk
menilai sesuatu.
 Contoh :
 - Volkswagen adalah mobil Iblis! Mobil itu produk
asli Jerman, buatan anak buah Hitler!
 - Aku memperoleh nilai D di mata kuliah Bahasa
Pemrograman, jelas ini karena aku berzodiak Libra,
sedangkan dosenku berzodiak Sagitarius. Kita tidak
cocok!
BEGGING THE CLAIM
 Kesimpulan yang ditetapkan oleh klaim, tanpa
disertai bukti nyata.
 Contoh: Apapun yang terjadi (pokoknya) Rhoma
Irama tidak mampu menjadi presiden
RED HERRING
 Pengalihan perhatian dari inti masalah
 Tim nasional sepak bola Indonesia terancam dicekal
dari kompetisi Internasional. Tapi, yang lebih
penting lagi, siapa sebenarnya dalang utama kasus
wisma atlet Hambalang?!
STRAW-MAN
 Terlalu menyederhanakan argumentasi lawan agar
mudah dibantah
 - “Kamu terlalu berlebihan menyikapi ancaman FIFA
untuk mencekal timnas sepak bola Indonesia, santai aja
kali bro. Itu cuma gertak sambal.” kata seorang pengurus
PSSI.
 - “Kita kan cuma membagi uang sisa dari dana
perjalanan studi banding ke Jerman, ini bukan korupsi
namanya, kamu ga usah berlebihan, kamu kan masih
mahasiswa dek,” ujar seorang Bapak anggota DPR.
 .
MORAL EQUIVALENCE
 Menyetarakan kesalahan kecil dengan kejahatan besar.
 Contoh :
 - Orang yang mencetak gol bunuh diri ke gawang timnya
sendiri itu adalah pengkhianat bangsa!
 - Mereka yang tidak memasang bendera merah putih di
depan rumah saat tanggal 17 Agustus adalah penjajah!!
Bukan rakyat Indonesia!
 - “Kamu menyebut batik adalah produk negaramu?!
Kamu mencuri budaya kami!!” kata seorang Indonesia
kepada seorang Malaysia. (Padahal di Malaysia juga ada
seni membuat batik)
FALSE DILEMA
 Nama lain False Dillema: - Black and White thinking; - Bifurcation
 Bentuk dari False dillema: Jika tidak X, maka Y yang benar
(Padahal bisa saja keduanya benar atau keduanya salah). Klaim Y
salah. Maka KlaimX adalah Benar.
 Pada dasarnya, si pembuat argument ingin membatasi pilihan
denga 2 saja, Padahal dalam kenyataannya bisa ada lebih dari 2
pilihan.
 Contoh:
 Kalau bukan manusia yang nyolong kue pukis saya di atas meja,
pastilah hantu.
 Sistem pendidikan yang fraksi kami ajukan harus segera disahkan
dan dilaksanakan, jika tidak, kemerosotan moral pasti akan
menghinggapi generasi muda kita.
 (opsi lainnya tidak disertakan sehingga membuat argumennya mau
tidak mau harus disetujui)
TWO WRONGS MAKE A RIGHT
 Two Wrongs Make a Right adalah kesesatan yang
terjadi ketika diasumsi bahwa jika dilakukan suatu
hal yang salah, tindakan salah yang lain akan
menyeimbanginya. Sesat-pikir ini biasa digunakan
untuk menggagalkan tuduhan dengan menyerang
tuduhan lain yang juga dianggap salah.
 Contoh:
 Dedi: Soeharto merebut kekuasaan dari Bung Karno
dan akhirnya ia berkuasa dengan tangan besi.
 Amir: Tapi Soekarno juga mengangkat dirinya
sebagai presiden seumur hidup!
IPSE-DIXTISM
 Ipse-dixitism adalah argumen dengan dasar keyakinan yang
dogmatis. Seseorang yang menggunakan Ipse-dixitism
mengasumsikan secara sepihak premisnya sebagai sesuatu
yang disepakati, padahal tidak demikian. Premis yang
diajukan dalam argumen seolah-olah merupakan fakta
mutlak dan telah disepakati bersama kebenarannya, padahal
itu hanya dipegang oleh pemberi argumen, tidak bagi
lawannya. Sesat-pikir ini akan berujung pada debat kusir.
 Contoh: Ideologi liberalis dan kapitalis telah terbukti gagal
dan hanya menyengsarakan rakyat, karena itu harus diganti
dengan sistem spiritual.
 (ideologi yang gagal itu belum disepakati lawan bicaranya,
jadi bagaimana langsung dapat menggulirkan solusi?)
POISONING THE WELL
 Poisoning the Well adalah sesat-pikir yang
mencegah argumen atau balasan dari lawan dengan
cara membuat lawan dianggap tercela dengan
berbagai tuduhan bahkan sebelum lawan sempat
bicara.
 Contoh: Semua yang dilakukan oleh KPK adalah
rekayasa untuk menjatuhkan PKS
 Kebiasaan/adat/tradisi
 otoritas
 Pengaruh Emosi/Perasaan
 Pengaruh keterbatasan fisik
 Tuntutan problem-solving
 Ketergantungan teori kepada observasi
 Ketergantungan observasi kepada observer
 Ketergantungan observer kepada
perspektif/teori
 Kadang pengamat mengubah yang diamati
PERHATIKAN... 1
 Bedakan Fakta dengan Fiksi
 Bahasa yang terdengar asing atau ilmiah tidak
membuat gagasannya juga menjadi ilmiah.
 Pernyataan yang berani tidak serta merta
membuat klaimnya benar.
 Dianggap aneh tidak berarti tidak benar
 Rumor atau gossip tak sama dengan realitas
 Sesuatu yang tidak dapat dijelaskan belum tentu
benar-benar tidak dapat diterangkan.
 Banyak hal di sekeliling kita yang terjadi secara
kebetulan dan kebetulan tidak bisa digeneralkan.
 Secara umum orang hanya mengingat yang
penting-penting saja.
PERHATIKAN…2
 Pilihan kata dan analogi sering memunculkan pemahaman
yang berbeda. Ada kata-kata tertentu yang
membangkitkan emosi.
 Kalau kita tak dapat membantah sebuah pernyataan,
bukan berarti berarti pernyataan itu benar.
 Banyak orang menggunakan logika “Kalau tidak ini, pasti
itu”
 Banyak orang menyimpulkan sesuatu secara absurd;
misalnya, makan es krim bisa membuat orang gemuk.
Kegemukan adalah penyebab utama orang sakit jantung.
Sakit jantung adalah penyebab kematian yang utama.
Maka kesimpulannya: makan es krim bisa menyebabkan
kematian.
 Banyak orang lebih suka mencari jalan yang mudah.
Namun, kenyataan di lapangan tidak selalu sederhana.
 MENGHAKIMI ORANG LAIN
 TIDAK PEDULI DENGAN KESALAHAN SENDIRI
 TAKUT SALAH SEHINGGA PASIF
 CUEK DENGAN KESALAHAN (“BEGITULAH HIDUP”)
 TAKUT MENGAKU SALAH
 MELAKUKAN KRITIK DESTRUKTIF
 TERBURU-BURU MENILAI
 GAGAL BELAJAR DARI KESALAHAN ORANG LAIN
 BERPIKIR KRITIS
 BERPIKIR POSITIF
 BERPIKIR KREATIF
 BERPIKIR LATERAL

More Related Content

What's hot

Hubungan industrial
Hubungan industrial Hubungan industrial
Hubungan industrial
iv4nnavi
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasik
Ely Goro Leba
 

What's hot (20)

Penulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad news
Penulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad newsPenulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad news
Penulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad news
 
Bab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politikBab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politik
 
Analisis pekerjaan
Analisis pekerjaanAnalisis pekerjaan
Analisis pekerjaan
 
Dimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerjaDimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerja
 
Pengenalan, penempatan dan pemberhentian
Pengenalan, penempatan dan pemberhentianPengenalan, penempatan dan pemberhentian
Pengenalan, penempatan dan pemberhentian
 
Hubungan industrial
Hubungan industrial Hubungan industrial
Hubungan industrial
 
Ijarah muntahia bit tamlik
Ijarah muntahia bit tamlikIjarah muntahia bit tamlik
Ijarah muntahia bit tamlik
 
Konsep Kompensasi, Insentif, dan Tunjangan
Konsep Kompensasi, Insentif, dan TunjanganKonsep Kompensasi, Insentif, dan Tunjangan
Konsep Kompensasi, Insentif, dan Tunjangan
 
Hukum Perjanjian (Kontrak)
Hukum Perjanjian (Kontrak)Hukum Perjanjian (Kontrak)
Hukum Perjanjian (Kontrak)
 
Pemikiran Ekonomi Imam Asy Syaibani
Pemikiran Ekonomi Imam Asy SyaibaniPemikiran Ekonomi Imam Asy Syaibani
Pemikiran Ekonomi Imam Asy Syaibani
 
Mengelola budaya dan etika dalam organisasi
Mengelola budaya dan etika dalam organisasiMengelola budaya dan etika dalam organisasi
Mengelola budaya dan etika dalam organisasi
 
MANAJEMEN BISNIS.pptx
MANAJEMEN BISNIS.pptxMANAJEMEN BISNIS.pptx
MANAJEMEN BISNIS.pptx
 
Bab 12 Motivasi, Kepuasan & Produktivitas Kerja
Bab 12 Motivasi, Kepuasan & Produktivitas KerjaBab 12 Motivasi, Kepuasan & Produktivitas Kerja
Bab 12 Motivasi, Kepuasan & Produktivitas Kerja
 
Sengketa bisnis
Sengketa bisnisSengketa bisnis
Sengketa bisnis
 
Critical Thinking
Critical ThinkingCritical Thinking
Critical Thinking
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasik
 
Fungsi Produksi
Fungsi ProduksiFungsi Produksi
Fungsi Produksi
 
Makalah hibah
Makalah hibahMakalah hibah
Makalah hibah
 
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
 
Power point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnisPower point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnis
 

Viewers also liked (6)

9 logika 3
9 logika 39 logika 3
9 logika 3
 
Materialisme historis
Materialisme historisMaterialisme historis
Materialisme historis
 
Strategi menyusun kalimat acak menjadi paragraph yang benar
Strategi menyusun kalimat acak menjadi paragraph yang benarStrategi menyusun kalimat acak menjadi paragraph yang benar
Strategi menyusun kalimat acak menjadi paragraph yang benar
 
Filsafat Komunikasi - Aristoteles
Filsafat Komunikasi - AristotelesFilsafat Komunikasi - Aristoteles
Filsafat Komunikasi - Aristoteles
 
Retorika
RetorikaRetorika
Retorika
 
Retorika
RetorikaRetorika
Retorika
 

Similar to 8 logika 2

Modul 2.3. kesesatan penalaran
Modul 2.3. kesesatan penalaranModul 2.3. kesesatan penalaran
Modul 2.3. kesesatan penalaran
Nur Agustinus
 
Tugas pendidikan agama kristen 10
Tugas pendidikan agama kristen 10Tugas pendidikan agama kristen 10
Tugas pendidikan agama kristen 10
Abner D Nero
 
Presentasi 2.3. kesesatan penalaran
Presentasi 2.3. kesesatan penalaranPresentasi 2.3. kesesatan penalaran
Presentasi 2.3. kesesatan penalaran
Nur Agustinus
 
Bagian 2 reasoning
Bagian 2   reasoningBagian 2   reasoning
Bagian 2 reasoning
Nanda Reda
 
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan KenyataanPresentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
Nur Agustinus
 

Similar to 8 logika 2 (20)

INFOGRAFIK FALASI KUMPULAN 7
INFOGRAFIK FALASI KUMPULAN 7INFOGRAFIK FALASI KUMPULAN 7
INFOGRAFIK FALASI KUMPULAN 7
 
PENALARAN-SALAH NALAR.docx
PENALARAN-SALAH NALAR.docxPENALARAN-SALAH NALAR.docx
PENALARAN-SALAH NALAR.docx
 
Filsafat ilmu dinda
Filsafat ilmu dindaFilsafat ilmu dinda
Filsafat ilmu dinda
 
Modul 2.3. kesesatan penalaran
Modul 2.3. kesesatan penalaranModul 2.3. kesesatan penalaran
Modul 2.3. kesesatan penalaran
 
Logical fallacy.pdf
Logical fallacy.pdfLogical fallacy.pdf
Logical fallacy.pdf
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
 
Dunia dalam-gelembung
Dunia dalam-gelembungDunia dalam-gelembung
Dunia dalam-gelembung
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Februari 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Februari 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Februari 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Februari 2015
 
Tugas pendidikan agama kristen 10
Tugas pendidikan agama kristen 10Tugas pendidikan agama kristen 10
Tugas pendidikan agama kristen 10
 
Presentasi 2.3. kesesatan penalaran
Presentasi 2.3. kesesatan penalaranPresentasi 2.3. kesesatan penalaran
Presentasi 2.3. kesesatan penalaran
 
Bagian 2 reasoning
Bagian 2   reasoningBagian 2   reasoning
Bagian 2 reasoning
 
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL pemikiran kritikal dan komunikasi interpersonal
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL pemikiran kritikal dan komunikasi interpersonalKOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL pemikiran kritikal dan komunikasi interpersonal
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL pemikiran kritikal dan komunikasi interpersonal
 
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
Bab II - A. NILAI-NILAI KEHIDUPAN PENTING DALAM MASYARAKAT YANG DIPERJUANGKAN...
 
Keruntuhan Teori Evolusi
Keruntuhan Teori EvolusiKeruntuhan Teori Evolusi
Keruntuhan Teori Evolusi
 
Latih logika-diktat-3
Latih logika-diktat-3Latih logika-diktat-3
Latih logika-diktat-3
 
Bagaimana hubungan teori evolusi dengan iman katolik
Bagaimana hubungan teori evolusi dengan iman katolikBagaimana hubungan teori evolusi dengan iman katolik
Bagaimana hubungan teori evolusi dengan iman katolik
 
Konspirasi Dan Waras Bermedsos
Konspirasi Dan Waras BermedsosKonspirasi Dan Waras Bermedsos
Konspirasi Dan Waras Bermedsos
 
Penalaran induktif
Penalaran induktifPenalaran induktif
Penalaran induktif
 
Fallacy
FallacyFallacy
Fallacy
 
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan KenyataanPresentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

8 logika 2

  • 2.  Golongan Sofis: golongan yang secara sengaja melakukan kesalahan dalam berfikir, dengan tujuan untuk mengubah opini demi mencapai tujuan tertentu di luar kebenaran.  Golongan Paralogi: golongan yang melakukan kesalahan berfikir namun tidak menyadari kekeliruan dan akibat dari pemikirannya karena selalu menganggap dirinya benar.
  • 3.  Mengingkari Antaseden  Pernyataan: "Punya Ferari menunjukkan bahwa yg punya orang kaya“  Fallacy: "Yang tidak punya Ferrari adalah orang miskin".  Mengafirmasi Consequent  Pernyataan : "Saya lagi flu, oleh karena itu saya batuk“  Fallacy : "orang yg batuk, berarti dia flu"  Inductive Fallacy  Pernyataan: "Cincin yg saya pakai ini menunjukkan saya sudah menikah" .  Fallacy : "Semua orang pakai cincin berarti sudah menikah"  Excluded Middle (berpikir binary)  Pernyataan: "Gadis cantik disukai para pria"  Fallacy: "Gadis yg tidak cantik dibenci para pria "
  • 4. FALLACY OF DRAMATICAL INSTANCE  Kesalahan berpikir ini berawal dari kecenderungan orang untuk melakukan over-generalization, yaitu penggunaan hanya satu atau dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum.
  • 5. FALLACY OF RETROSPECTIVE DETERMINISM  Determinisme Retrospektif adalah menganggap sesuatu seolah-olah sudah ditentukan oleh sejarah dan tidak mungkin diubah.  Orang yang menganggap masalah yang sekarang terjadi sebagai sesuatu yang secara historis memang selalu ada, tidak bisa dihindari, dan merupakan akibat dari sejarah yang cukup panjang,  Misalnya tentang kemiskinan. Orang menganggap bahwa kemiskinan adalah bagian dari isi sejarah. Dari dulu ada orang kaya dan miskin. Mengapa orang sekarang harus meributkan pemberantassan kemiskinan, padahal kemiskinan tidak bisa diberantas, karena sudah ada sejak dulu.
  • 6. POST HOC ERGO PROPTER HOC  Istilah ini berasal dari bahasa latin, Post = sesudah, Hoc = Demikian, Ergo = karena itu; Propter = disebabkan; hoc = demikian  Akibat yang dihasilkan tidak sesuai dengan sebabnya, akan tetapi dipercaya bahwa penyebab yang tidak sesuai itulah yang benar.  Kesesatan terjadi karena salah menyimpulkan penyebab hanya karena terjadinya dua peristiwa yang terjadi secara berurutan.  Misalnya ada orang tua lebih menyayangi anak keduanya dibandingkan anak yang pertama hanya karena orang tua itu keadaan ekonominya lebih baik setelah mempunyai anak kedua itu.  - Si Jono awalnya sakit flu, kemudian setelah meminum air minum yang telah diludahi oleh Ponari, besoknya Jono sembuh. Berarti ludah Ponari bisa menyembuhkan penyakit Jono!  - Dian Sastrowardoyo cantik sekali. Di sebuah iklan L’oreal, dia mengaku memakai produk L’oreal. Berarti produk L’oreal itu yang membuatnya cantik!  - Si Bejo semalam merokok dengan rokok Djarum. Pagi ini dia meninggal, diduga kena serangan jantung. Pasti rokok Djarum yang menyebabkan dia terkena serangan jantung!
  • 7. FALLACY OF MISPLACED CONCRETNESS  Inti dari kesalahan ini adalah mengkonkritkan sesuatu yang pada hakikatnya abstrak, misalnya: mengapa Negara A miskin? Jawabannya: karena sudah menjadi takdirnya negara A. Takdir merupakan sesuatu yang abstrak.  “Rinduku padamu sebesar gunung merapi”  “Keceriaanmu membuat ruangan ini terang benderang”
  • 8. ARGUMENTUM AD VERECUNDIAM  Argumentum ad Verecundiam terjadi ketika mengacu pada seseorang yang dianggap sebagai pakar atau ahli sehingga apa yang diucapkannya adalah sebuah kebenaran. Otoritas kepakaran seseorang yang mengucapkan suatu hal tersebut kemudian otomatis diakui sebagai sesuatu yang pasti benar, meskipun otoritas itu tidak relevan, misalnya orang desa yang percaya kepada Pak Lurah bahwa untuk mengobati sakit panas harus dengan cara mengirimkan sesajen ke pohon besar.  Apa yang dikatakan ulama A pada kampanye itu pasti benar.  Apa yang dikatakan pastor B dalam iklan itu pasti benar.  Apa yang dikatakan Rhoma Irama pasti benar.  Apa yang dikatakan pak dokter pasti benar.  "Saya yakin apa yang dikatakan beliau adalah baik dan benar karena beliau adalah seorang pemimpin yang brilian, seorang tokoh yang sangat dihormati, dan seorang dokter yang jenius"
  • 9. FALLACY OF COMPOSITION  Menganggap kebenaran dari salah satu bagian mewakili kebenaran dari seluruh bagian  Bentuk dari kesalahan ini misalnya: di kampung saya ada orang yang membudidayakan jamur, sehingga menjadi perusahaan besar dan mendatangkan uang yang banyak pada orang tersebut. Melihat kenyataan itu, seluruh penduduk menjual kebunnya untuk dijadikan modal berbisnis jamur. Akibatnya, semua penduduk kampung saya bangkrut karena merosotnya permintaan dan membludaknya pasokan barang. Singkatnya sesuatu yang berhasil untuk satu orang dianggap berhasil untuk semua orang. Inilah bentuk pemikiran keliru yang disebut Fallacy of composittion.
  • 10. CIRCULAR REASONING  Circular Reasoning adalah pemikiran yang berputar-putar, menggunakan kesimpulan untuk mendukung premis yang digunakan lagi untuk menuju kesimpulan yang sama. Sebagai contoh,  "apabila organisasi dikembangkan dengan baik maka program transmigrasi akan berjalan lancar",  "apa buktinya organisasi itu berjalan lancar ?",  "kalau programnya berjalan lancar".  "Program lancar, artinya?",  "artinya pengembangan organisasinya baik.“  Contoh lain :  - Ian Antono adalah gitaris hebat, dia bermain gitar dengan bagus.  - Mario Teguh adalah motivator ulung, dia memberikan motivasi bijak. (Tidak ada tolok ukur nyata kehebatan mereka, hanya pernyataan ulang argumen dengan kalimat yang berbeda)
  • 11. ARGUMENTUM AD HOMINEM  Kesalahan ini terjadi ketika argumentasi yang diajukan tidak tertuju pada persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi yang menjadi lawan bicara atau dikenal dengan istilah Personal Attack, misalnya: Saya tidak ingin berdiskusi dengan kamu, karena kamu seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Contoh lain misalnya: pendapatmu salah karena kamu sering membolos sekolah.
  • 12. TU QUOUE  Tu Quoue: seseorang berusaha untuk membela diri dari kritik yang ditujukan kepadanya dengan cara membalikkan kritik yang sama ke arah Sang pengkritik.  Tu quoque ini bisa digunakan sebagai taktik yang efektif untuk membuat orang yang mengkritik kita dari posisi menyerang, menjadi posisi diserang. Dari posisi menuduh, menjadi tertuduh. Dari posisi bertanya, menjadi posisi ditanya.  CONTOH:  Fritz : “Toyib, mengapa Muhammad melanggar perintah Allah-nya dengan kawin 9, sedangkan Allah sendiri mengatakan kawin hanya boleh maksimal 4″  Toyib : “Lha, Yesus, Tuhan Kamu itu, dahulu juga pernah memperbolehkan muridnya melanggar perintah taurat,..”
  • 13. ARGUMENTUM AD BACULUM  Argumentum ad baculum adalah argumen yang diajukan berupa ancaman dan desakan lawan bicara agar menerima suatu konklusi tertentu, dengan alasan bahwa jika menolak akan berdampak negatif terhadap dirinya; misalnya: “jika kamu tidak mengakui kebenaran apa yang saya katakan, kamu akan terkena adzab Tuhan”.
  • 14. ARGUMENTUM AD MISERICORDIAM  Argumentum ad misericordiam adalah sesat pikir yang sengaja diarahkan untuk membangkitkan rasa belas kasihan lawan bicara dengan tujuan untuk mencapai keinginan tertentu; misalnya: “Saya mencuri karena saya miskin dan tidak bisa membeli sandang dan pangan”.
  • 15. ARGUMENTUM AD IGNORANTIAM  Argumentum ad ignorantiam adalah kesalahan yang terjadi saat kita memastikan bahwa sesuatu itu tidak ada karena kita tidak mengetahui apa pun juga mengenai sesuatu itu atau karena belum menemukannya; misalnya: “menerbangkan manusia ke bulan itu sulit, maka manusia tidak bisa diterbangkan ke bulan.”
  • 16. ARGUMENTUM AD TEMPERANTIAM  Argumentum ad Temperantiam adalah kesesatan yang menyatakan bahwa pandangan pertengahan adalah sesuatu yang benar tanpa peduli nilai-nilai lainnya. Serta juga menganggap jalan tengah sebagai pertanda kekuatan suatu posisi. Meskipun dapat menjadi nasihat yang bagus, namun kesesatannya disebabkan karena ia tak punya dasar yang kuat dalam argumen karena selalu berpatokan bahwa jalan tengah adalah yang benar. Penggunaannya kadang dengan membuat- buat posisi lain sebagai posisi yang ekstrim.  Contoh:  Daripada mendukung komunisme atau mendukung kapitalisme, lebih baik ideologi Pancasila yang merupakan jalan tengah keduanya.  (sedikitpun tidak menjabarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem)
  • 17. ARGUMENTUM AD POPULLUM  Jika banyak yang percaya X adalah benar, maka x itu adalah benar; Atau Jika banyak orang yang menerima x, maka X dapat diterima.  Contoh: Karena 75% masyarakat percaya bahwa UFO itu ada, maka kesimpulannya, UFO itu memang benar-benar ada
  • 18. ARGUMENTUM AD NOVITAM  Argumentum ad Novitam muncul ketika sesuatu hal yang baru dapat dikatakan benar dan lebih baik, dengan mengasumsikan penggunaan hal yang baru berbanding lurus dengan kemajuan zaman dan sama dengan kemajuan baru yang lebih baik. Sesat-pikir ini selalu menjual kata ‘baru’, dengan menyerang suatu hal yang lama sebagai hal yang gagal dan harus diganti dengan yang lebih baru.  Contoh: Mengganti golongan tua dengan golongan muda serta wajah baru di parlemen akan membuat negara ini lebih baik.
  • 19. ARGUMENTUM AD ANTIQUITAM  Kebalikan dari Argumentum ad Novitatem, ketika sesuatu benar dan lebih baik karena merupakan sesuatu yang sudah dipercaya dan digunakan sejak lama. Argumen ini adalah favorit bagi golongan konservatif. Nilai-nilai lama pasti benar. Patriotisme, kejayaan negara, dan harga diri sejak puluhan tahun silam. Sederhananya, sesat-pikir ini adalah kebiasaan malas berpikir. Dengan selalu berpatokan bahwa cara lama telah dijalankan bertahun-tahun, maka itu dianggap sesuatu yang pasti benar.  Contoh:  PDI-Perjuangan telah memperjuangkan nasib wong cilik sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, maka pilihlah moncong putih.
  • 20. NO TRUE SCOTSMAN  Contoh - Kejahatan yang dilakukan oleh sebagian Muslim/Kristen / Buddhis/Hindu dikarenakan mereka bukanlah Muslim/Kristen/ Buddhis/Hindu sejati.
  • 21. PERFECT SOLUTION FALLACY  Perfect Solution Fallacy adalah sesat-pikir yang terjadi ketika suatu argumen berasumsi bahwa sebuah solusi sempurna itu ada, dan sebuah solusi harus ditolak karena sebagian dari masalah yang ditangani akan tetap ada setelah solusi tersebut diterapkan. Asumsinya, jika tidak ada solusi sempurna, tidak akan ada solusi yang bertahan lama secara politik setelah diimplementasi. Tetap saja, banyak orang tergiur oleh ide solusi sempurna, mungkin karena itu sangat mudah untuk dibayangkan.  Contoh:  Penerapan UU Pornografi ini tidak akan berjalan dengan baik. Pemerkosaan akan tetap terjadi.  (argumen yang tidak memperhatikan penurunan tingkat kriminalitas asusila)
  • 22. CONFIRMATION BIAS/SELECTIVE THINKING  Confirmation Bias adalah kecenderungan seseorang untuk segera menyetujui informasi yang memberikan dukungan prasangka/pendapat/hipotesis mereka atau hipotesis terlepas dari apakah informasi tersebut benar atau tidak. Akibatnya, orang hanya mengingat dan mengumpulkan bukti yang mereka sukai secara selektif , dan menafsirkannya dengan cara yang bias.  Misalnya, untuk orang-orang yang percaya bahwa tanggal 13 adalah hari sial, mereka akan menganggap segala bencana yang muncul di tanggal 13 adalah bukti bahwa tanggal 13 adalah benar hari sial dan tanpa sadar menghiraukan bahwa sebenarnya secara statistik bencana-bencana yang terjadi di tanggal 13 tidak lebih banyak daripada bencana-bencana lain di tanggal yang berbeda.
  • 23. SLIPPERY SLOPE  Asumsi bahwa jika A terjadi, maka B, C, …, X, Y, Z pasti akan terjadi juga. Pada prinsipnya, menyamakan A dengan Z, sehingga jika Z tidak diinginkan, A juga tidak boleh terjadi.  Contoh : Di negara Belanda, ganja dan prostitusi dilegalkan. Maka kita juga boleh melegalkan ganja dan prostitusi di negara kita ini.
  • 24. GENETIC FALLACY  Menjadikan karakteristik yang tidak relevan untuk menilai sesuatu.  Contoh :  - Volkswagen adalah mobil Iblis! Mobil itu produk asli Jerman, buatan anak buah Hitler!  - Aku memperoleh nilai D di mata kuliah Bahasa Pemrograman, jelas ini karena aku berzodiak Libra, sedangkan dosenku berzodiak Sagitarius. Kita tidak cocok!
  • 25. BEGGING THE CLAIM  Kesimpulan yang ditetapkan oleh klaim, tanpa disertai bukti nyata.  Contoh: Apapun yang terjadi (pokoknya) Rhoma Irama tidak mampu menjadi presiden
  • 26. RED HERRING  Pengalihan perhatian dari inti masalah  Tim nasional sepak bola Indonesia terancam dicekal dari kompetisi Internasional. Tapi, yang lebih penting lagi, siapa sebenarnya dalang utama kasus wisma atlet Hambalang?!
  • 27. STRAW-MAN  Terlalu menyederhanakan argumentasi lawan agar mudah dibantah  - “Kamu terlalu berlebihan menyikapi ancaman FIFA untuk mencekal timnas sepak bola Indonesia, santai aja kali bro. Itu cuma gertak sambal.” kata seorang pengurus PSSI.  - “Kita kan cuma membagi uang sisa dari dana perjalanan studi banding ke Jerman, ini bukan korupsi namanya, kamu ga usah berlebihan, kamu kan masih mahasiswa dek,” ujar seorang Bapak anggota DPR.  .
  • 28. MORAL EQUIVALENCE  Menyetarakan kesalahan kecil dengan kejahatan besar.  Contoh :  - Orang yang mencetak gol bunuh diri ke gawang timnya sendiri itu adalah pengkhianat bangsa!  - Mereka yang tidak memasang bendera merah putih di depan rumah saat tanggal 17 Agustus adalah penjajah!! Bukan rakyat Indonesia!  - “Kamu menyebut batik adalah produk negaramu?! Kamu mencuri budaya kami!!” kata seorang Indonesia kepada seorang Malaysia. (Padahal di Malaysia juga ada seni membuat batik)
  • 29. FALSE DILEMA  Nama lain False Dillema: - Black and White thinking; - Bifurcation  Bentuk dari False dillema: Jika tidak X, maka Y yang benar (Padahal bisa saja keduanya benar atau keduanya salah). Klaim Y salah. Maka KlaimX adalah Benar.  Pada dasarnya, si pembuat argument ingin membatasi pilihan denga 2 saja, Padahal dalam kenyataannya bisa ada lebih dari 2 pilihan.  Contoh:  Kalau bukan manusia yang nyolong kue pukis saya di atas meja, pastilah hantu.  Sistem pendidikan yang fraksi kami ajukan harus segera disahkan dan dilaksanakan, jika tidak, kemerosotan moral pasti akan menghinggapi generasi muda kita.  (opsi lainnya tidak disertakan sehingga membuat argumennya mau tidak mau harus disetujui)
  • 30. TWO WRONGS MAKE A RIGHT  Two Wrongs Make a Right adalah kesesatan yang terjadi ketika diasumsi bahwa jika dilakukan suatu hal yang salah, tindakan salah yang lain akan menyeimbanginya. Sesat-pikir ini biasa digunakan untuk menggagalkan tuduhan dengan menyerang tuduhan lain yang juga dianggap salah.  Contoh:  Dedi: Soeharto merebut kekuasaan dari Bung Karno dan akhirnya ia berkuasa dengan tangan besi.  Amir: Tapi Soekarno juga mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup!
  • 31. IPSE-DIXTISM  Ipse-dixitism adalah argumen dengan dasar keyakinan yang dogmatis. Seseorang yang menggunakan Ipse-dixitism mengasumsikan secara sepihak premisnya sebagai sesuatu yang disepakati, padahal tidak demikian. Premis yang diajukan dalam argumen seolah-olah merupakan fakta mutlak dan telah disepakati bersama kebenarannya, padahal itu hanya dipegang oleh pemberi argumen, tidak bagi lawannya. Sesat-pikir ini akan berujung pada debat kusir.  Contoh: Ideologi liberalis dan kapitalis telah terbukti gagal dan hanya menyengsarakan rakyat, karena itu harus diganti dengan sistem spiritual.  (ideologi yang gagal itu belum disepakati lawan bicaranya, jadi bagaimana langsung dapat menggulirkan solusi?)
  • 32. POISONING THE WELL  Poisoning the Well adalah sesat-pikir yang mencegah argumen atau balasan dari lawan dengan cara membuat lawan dianggap tercela dengan berbagai tuduhan bahkan sebelum lawan sempat bicara.  Contoh: Semua yang dilakukan oleh KPK adalah rekayasa untuk menjatuhkan PKS
  • 33.  Kebiasaan/adat/tradisi  otoritas  Pengaruh Emosi/Perasaan  Pengaruh keterbatasan fisik  Tuntutan problem-solving
  • 34.  Ketergantungan teori kepada observasi  Ketergantungan observasi kepada observer  Ketergantungan observer kepada perspektif/teori  Kadang pengamat mengubah yang diamati
  • 35. PERHATIKAN... 1  Bedakan Fakta dengan Fiksi  Bahasa yang terdengar asing atau ilmiah tidak membuat gagasannya juga menjadi ilmiah.  Pernyataan yang berani tidak serta merta membuat klaimnya benar.  Dianggap aneh tidak berarti tidak benar  Rumor atau gossip tak sama dengan realitas  Sesuatu yang tidak dapat dijelaskan belum tentu benar-benar tidak dapat diterangkan.  Banyak hal di sekeliling kita yang terjadi secara kebetulan dan kebetulan tidak bisa digeneralkan.  Secara umum orang hanya mengingat yang penting-penting saja.
  • 36. PERHATIKAN…2  Pilihan kata dan analogi sering memunculkan pemahaman yang berbeda. Ada kata-kata tertentu yang membangkitkan emosi.  Kalau kita tak dapat membantah sebuah pernyataan, bukan berarti berarti pernyataan itu benar.  Banyak orang menggunakan logika “Kalau tidak ini, pasti itu”  Banyak orang menyimpulkan sesuatu secara absurd; misalnya, makan es krim bisa membuat orang gemuk. Kegemukan adalah penyebab utama orang sakit jantung. Sakit jantung adalah penyebab kematian yang utama. Maka kesimpulannya: makan es krim bisa menyebabkan kematian.  Banyak orang lebih suka mencari jalan yang mudah. Namun, kenyataan di lapangan tidak selalu sederhana.
  • 37.  MENGHAKIMI ORANG LAIN  TIDAK PEDULI DENGAN KESALAHAN SENDIRI  TAKUT SALAH SEHINGGA PASIF  CUEK DENGAN KESALAHAN (“BEGITULAH HIDUP”)  TAKUT MENGAKU SALAH  MELAKUKAN KRITIK DESTRUKTIF  TERBURU-BURU MENILAI  GAGAL BELAJAR DARI KESALAHAN ORANG LAIN
  • 38.  BERPIKIR KRITIS  BERPIKIR POSITIF  BERPIKIR KREATIF  BERPIKIR LATERAL