2. ALASAN DIADAKANNYA PENGKAJIAN ALIANSI
GRAMATIKAL PADA BAHASA ACEH (bA)
Terdapat fenomena
aliansi gramatikal
dalam bA
Adanya aliansi
gramatikal
sebagai kajian
tipologi sintaksis
pada bA
bA memiliki
kekhasan terletak
pada verbanya
yang terkait
dengan aliansi
gramatikal
3. Contoh:
(1) Lia (S/A) langsong geu teunget oh leuh neupeulesoe tugah
‘Lia langsung tidur setelah menyelesaikan tugas’
(2) Tiar (S) teungoh saket tapi Linda han galak kalon jih (P)
‘Tiar sedang sakit tapi Linda tidak suka melihatnya’
1.2 Rumusan Masalah:
1) Tipe tipe struktur kalimat kompleks apa saja yang dimiliki bA?
2) Bagaimana sistem aliansi gramatikal dalam bA?
1.3 Tujuan Penelitian
1) Menjelaskan tipe-tipe struktur kalimat kompleks dalam bA.
2) Mendeskripsikan sistem aliansi gramatikal bA.
4. 2.1 Penelitian Terdahulu
1) Budiarta (2012) “Aliansi Gramatikal Bahasa Dawan”
2) Jufrizal (2004) “Bahasa Minangkabau sebagai Bahasa Akusatif
secara Sintaksis: Kajian Berdasarkan Uji Pivot pada Konstruksi
Koordinatif dan Subordinatif”
3) Mulyadi (2007) “Kalimat Koordinasi Bahasa Indonesia:Sebuah
Ancangan Tipologi Sintaksis”
4) Budiarta (2013) “Tipologi Sintaksis Bahasa Kemak” (disertasi)
5) Djunaidi (1996) “Relasi-Relasi Gramatikal dalam Bahasa Aceh:
Suatu Telaah Berdasarkan Teori Tata Bahasa Relasional”
(disertasi)
6) Sukerti (2013) “Relasi Gramatikal Bahasa Kodi : Kajian Tipologi
Sintaksis” (tesis)
6. Metode penelitian
3.1 Lokasi Penelitian:
Desa Tarok
Kecamatan Meukek
3.2 Jenis dan Sumber
Data: Jenis data:- Data
lisan dan Data tulis.
Sumber data :Informan
3.3Instrumen Penelitian:
Daftar tanyaan
3.4 metode penelitian;
Deskriptif kualitatif
3.4.1 Metode Teknik
Pengumpulan Data:
1.Persiapan daftar
tanyaan:-Panduan
wawancara
2. Teknik rekam
3.4.2 Metode Teknik
Analsis Data: Metode
Agih (Sudaryanto ,
1993)
1. Teknik lesap
2. Teknik ganti
3. Teknik sisip
3.4.3 Metode Teknik Penyajian Hasil
Analisis Data:
Informal: Kata- kata biasa (bahasa verbal)
Formal: Tanda atau lambang- lambang
tertentu : tanda panah, singkatan dan
huruf sebagai singkatan
7. 4.1 ANALISIS DATA
Fenomena sintaksis bA yang berada pada
area klausa dan kalimat.
Klausa dasar
bA dibagi atas
dua:
- Klausa
nonverbal
- Klausa
verbal
Klausa
nonverbal :
nomina,
adjektiva dan
numeral
Klausa verbal:
- Transitif
- Intransitif
Nominal : gure ‘guru’, peunari,
‘penari’, dara baro ‘pengantin
perempuan’.
Adjektival: lagak ‘tampan’, cantik
‘cantik’, wangi ‘wangi.
Numeral: limong ‘lima’, lapan
‘delapan’, dua ‘dua’.
Transitif: loen pajoh, ‘saya makan’
Intransitif: Loen seudeh ‘saya
sedih’ .
8. Unsur-Unsur Kalimat Bahasa Aceh
1. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
a. Kalimat Tunggal
Contoh:
Gob nyan geu koh kaye lam huten
3 Tg memotong kayu dalam hutan
‘Mereka memotong kayu dalam hutan
S P O K
b. Kalimat Majemuk
Contoh:
- Si agam jak u mesjid, si inong preh u rumoh
- ‘Si laki-laki pergi ke mesjid, si perempuan tunggu di rumah’
9. Kalimat Majemuk
Majemuk Setara :
teuma ‘tetapi’
Majemuk
Bertingkat
Contoh:
- Sangsi hukom hana,
teuma sangsi adat na
- Sangsi hukum tidak
ada, tetapi sangsi
adat ada
Kalimat Kompleks bA :
Klausa sematan (klausa
bawahan).
10. Pola Kalimat Majemuk Bertingkat
Si Ali / ji keumiet / adoe jih /di rumoh / watee kamoe meujak u Sigli.
S P O K K. Waktu
‘Si Ali/ menemani /adiknya/ di rumah/ ketika kami pergi ke Sigli’
Si Ali / ji keumiet/ adoe jih/ di
rumoh
‘Si Ali / menemani/ adiknya/ di
rumah’
S P O K
watee kamoe meujak u Sigli.
‘ketika kami pergi ke Sigli’
Induk kalimat Anak kalimat
11. - Contoh kalimat yang menunjukkan hubungan waktu:
Wate ‘Waktu’
- Loen teubayang keu almarhum wate gobnyan lam lp
induk kalimat anak kalimat
- ‘saya teringat dengan almarhum ketika beliau dalam
lp’
- Contoh kalimat yang memiliki hubungan syarat:
meunyoe ‘kalau’.
- Dalam segi agama meunyoe aneuk agam tanyoe bek buka-
- induk kalimat anak kalimat
- buka aurat
- ‘Dalam agama jika dia anak laki-laki kita tidak boleh buka-
buka aurat’
12. - Contoh kalimat yang memiliki hubungan tujuan: bah ‘agar’, tok
‘untuk’ dan bak ‘biar’.
- Lehnyan geusok top ule aneuk miet, mangat bah pengeh
anak kalimat induk kalimat
Hate
‘Setelah itu peci kecil dipakaikan untuk anak kecil, agar hatinya
terang’.
- mudah- mudahan ta na kanduri nyoe berguna tok ayah dan
- induk kalimat anak
kalimat
- ibu
- Mudah-mudahan syukuran kita ini berguna untuk ayah dan
ibu
13. - Doa jih bah bek pubalek-balek hate, bak munyo jak
induk kalimat
Medan teuingat ngon ayah ngon mak
anak kalimat
‘ Do’anya agar hatinya tidak bolak balik, biar jika pergi
ke Medan ingat ayah dan ibu’.
14. Uji Pivot bahasa Aceh
(a) S1=S2 (b) S1=P2
(c) S1=A2 (d) P1= S2
(e) A1=S2 (f) P1= P2
(g) A1= A2 (h) P1= A2
(j) P1= P2 dan A1= A2 (i) A1= P2
(k) P1=A2 dan A1=P2
Pelesapan langsung
Penggabungan
15. (a) S1=S2 (kedua klausa intransitif)
- Lam kiek nyoe jak bak dara baro [...] geukhen pajan
peugot peresmian.
Jasa baik pergi menemui pengantin perempuan setelah
itu[...] menanyai tentang kapan hari peresmian.
(c) S1=A2 (klausa pertama intransitif, kedua transitif)
- Bak malam peresmian jak ta intat linto oh leuhnyan
[...] ba bungkusan baje dan alat-alat kosmetik.
Pada saat malam peresmian kita mengantar pengantin
laki-laki lalu [...] membawa bungkusan baju dan alat-
alat kosmetik.
16. (e) A1=S2 (klausa pertama transitif, kedua intransitif)
- Jih cok dara baro tuk ek u pelaminan, oh [...] leuhnyan jak
intat lom.
‘3 Tg mengajak pengantin perempuan naik ke pelaminan,
setelah itu [...] mengantar lagi.
(g) A1=A2 (Kedua klausa transitif, satu FN biasa)
- Kah ka neuterimong agam nyan ngon [...] meuen ngon
agam laen
2 Tg sudah menerima laki-laki itu dan [...] selingkuh
dengan laki-laki lain.
17. (j) P1=P2 dan A1=A2 (kedua klausa transitif, dua FN biasa)
- Jih meulamar gata, oh leuh nyan [...]geujok keunare jih
3 Tg melamar kamu, lalu [...] memberi maharnya
‘Dia melamar kamu, lalu [...] memberi maharnya’.
Penggabungan dua klausa secara koordinatif berdasarkan
kemungkinan (a), (c), (e), (g) dan (j) menunjukkan bahwa
tidak diperlukan struktur turunan sintaksis. Artinya,
penggabungan dua klausa, dengan pelesapan FN pada salah
satu klausa, dapat dilakukan secara langsung tanpa
mengubah struktur sintaksis pada salah satu atau kedua
klausa yang digabung. Berdasarkan sistem rujuk-silang ini,
dapat disimpulkan bahwa bA mempunyai pivot S/A.
18. penggabungan (b), (d), (f), (h), (i), dan (k).
(b) S1=P2 (klausa pertama intransitif, kedua transitif)
- Asai loen jakuroe nyan [...] di tembak leh awak
brimob
ketika saya pergi hari itu juga [...] di tembak oleh
brimob
(d) P1=S2 (klausa pertama transitif, kedua intransitif)
- jih lale neusok jilbabngon jino [...] seunang
‘Dia selalu memakai jilbab dan sekarang [...] gembira’
19. (f) P1=P2 (kedua klausa transitif, satu FN biasa)
- Jih galak keu kah, teuma […] neucok le agam laen
Dia suka sama kamu, tapi [...] diambil laki-laki lain
(h) P1=A2 (kedua klausa transitif, satu FN biasa)
- Tanyo jak intat linto, [...] leuhnyan ta tueng dara
baro
- ‘Kita pergi mengantar pengantin laki-laki, lalu [...]
menjemput pengantin perempuan
20. (i) A1=P2 (kedua klausa transitif, satu FN biasa)
-Loen galak keu aneuk gata, leh nyan [...] jok mahar keu jih
‘Saya suka sama anak anda, lalu [...] kasih mahar untuk dia’
(k) P1=A2 dan A1=A2 (kedua klausantransitif, dua FN biasa)
Gobnyan neuterimong lamaran, oh leuhnyan [...] gepeteunte
keunare
‘Mereka menerima lamaran, lalu[...] menentukan maharnya’
Dari argumen di atas dapat disimpulkan bahwa A
dan P pada klausa kedua dapat dilesapkan.
Argumen ini memperlihatkan bahwa bahasa Aceh
juga mempunyai ciri-ciri keakusatifan.
22. Simpulan dan Saran
(1) Kalimat kompleks bA terdiri dari kalimat majemuk bertingkat
yang menunjukkan hubungan waktu dan syarat.
(2)Berdasarkan sistem aliansi gramatikal yang memperlakukan A
sama dengan S dan memberikan perlakuan yang berbeda
dengan P, maka bA dapat dikelompokkan sebagai bahasa yang
bertipologi akusatif. Sistem aliansi gramatikal bA tersebut
digambarkan sebagai berikut.
Atau S=A,≠ P
(3) Dengan demikian, secara sintaksis, bA merupakan bahasa
bertipologi nominatif-akusatif (atau bahasa akusatif).