SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
 Air merupakan salah satu dari dua pelarut
terpenting dalam tubuh.
 Dia memiliki keistimewaan karena memiliki
konsentrasi molar yang tinggi yang
menyebabkannya dapat menyediakan ion
hidrogen yang tidak ada habisnya dalam
tubuh.
1. Media semua reaksi kimia tubuh
2. Berperan dalam pengaturan distribusi kimia &
biolistrik dalam sel
3. Alat transport hormon & nutrien
4. Membawa O2dari paru-paru ke sel tubuh
5. Membawa CO2 dari sel ke paru-paru
6. Mengencerkan zat toksik dan waste product
serta membawanya ke ginjal dan hati
7. Distribusi panas ke seluruh tubuh 
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 3
• Air dan lemak adalah dua pelarut utama dalam
tubuh.
• Membran sel lemak memisahkan cairan intraseluler
dengan cairan ekstraseluler.
• Bahan yang larut dalam air tidak akan dengan
mudah melewati membran lemak kecuali ada
mekanisme transportasi khusus.
• Dapat diharapkan bahwa air tidak akan dengan
mudah melewati membran sel.
• Bahkan, dalam dua lapisan lemak buatan, air tidak
dapat melintas dengan mudah dan hal ini konsisten
dengan harapan kita.
 ... tetapi kebalikannya, air melintasi hampir
semua membran dalam tubuh dengan mudah!
 Molekul air melintasi membran sel dengan 2
jalur yang dapat kita katakan sebagai jalur
lemak dan jalur saluran air.
 Jalur lemak merujuk pada air yang melintasi
dua lapisan lemak dari membran sel dengan
cara difusi.
 Hal ini penting karena jalur ini tersedia dalam
semua sel dalam tubuh.
 Komposisi lemak dari berbagai membran sel
bervariasi sehingga angka aliran cairan yang
melintasi membran sel juga bervariasi.
 Pada sebagian membran fluktuasi air sangat
tinggi dan tidak dapat diperhitungkan dengan
difusi air yang melintasi barier lemak.
 Fakta ini mengarah pada satu hipotesis bahwa
membran harus mengandung protein yang
menyediakan saluran air yang melewati
saluran tersebut air dapat lewat.
 Saluran air sekarang sudah ditemukan.
 Aliran air melalui saluran ini dapat terjadi
sebagai hasil dari difusi atau filtrasi.
 Celah interseluler diantara sel-sel endotel
 Lubang pada daerah tertentu di sel-sel endotel
dimana sitoplasma begitu tipisnya sehingga
dia menimbulkan defisiensi yang dikenal
sebagai fenestrasi
 Difusi disepanjang membran sel lemak dari sel
endotel.
• Celah interseluler dalam membran kapiler
memiliki diameter sekitar 7 nm yang lebih
besar dari radius molekul air yang berukuran
0,12 nm.
• Karena total daerah permukaan dari kapiler
dalam tubuh sangat besar (6.300 m2) dan
dindingnya tipis (1 mm), total fluktuasi difusi
air disepanjang kapiler di dalam tubuh sangat
besar.
 Fenestrasi ditemukan hanya pada kapiler di
daerah tertentu dimana permeabilitas air yang
sangat tinggi diperlukan untuk fungsi pada
daerah tersebut.
 Permeabilitas air yang tinggi sangat jelas
diperlukan di kapiler glomerulus dan
permeabilitas air disini lebih tinggi
dibandingkan dengan kapiler otot.
 Daerah lain yang memiliki fenestrasi adalah
kapiler di vili usus dan dalam kelenjar yang
tidak memiliki duktus.
 Air juga dengan mudah memasuki kapiler
limfe melalui celah diantara sel endotel limfe.
 Celah-celah ini berfungsi sebagai katup flap
dan hal ini mendorong aliran limfe ke depan
ketika kapiler ditekan.
 Dibagian lain dari tubuh permeabilitas air di
membran kapiler cukup rendah.
 Sebagai contoh adalah barier darah-otak.
 Sel endotel kapiler disini dihubungkan dengan
penghubung yang ketat yang sangat
membatasi gerakan air melalui jalur
interseluler.
• Aquaporin 0 ditemukan dalam lensa mata.
Tugasnya adalah untuk mempertahankan
kejernihan lensa.
• Aquaporin 1 ada dalam membran sel darah
merah, tubulus konvulasi proksimal dan
bagian menurun yang tipis dari Henle di ginjal,
jaringan sekretori dan absorpsi di mata,
pleksus koroid, otot polos, endotel kapiler yang
tidak memililki fenestra, kelenjar keringat
ekrin, duktus biliaris hati dan epitel kandung
empedu.
• Aquaporin 2 adalah saluran air yang responsif
terhadap Anti Diuretik Hormon (ADH) dalam
duktus pengumpul dalam medulla.
• Aquaporin 3 dan 4 ada dalam membran
basolateral dalam duktus pengumpul. Mereka
tidak diubah oleh kadar ADH. Baru-baru ini
aquaporin 4 telah ditemukan di neuron yang
mengeluarkan ADH dari nuklei supraoptik dan
paraventrikular dalam hipotalamus dan telah
disarankan bahwa dia dapat terlibat dalam
osmoreseptor hipotalamus yang mengatur
keseimbangan air.
 Aquaporin 5 ditemukan dalam kelenjar air
mata dan lidah dan dalam paru-paru.
 Gerakan air melintasi membran sel penting
untuk integritas seluler tetapi dapat
menyebabkan masalah.
 Perbedaan yang kecil dalam konsentrasi solute
menyebabkan perbedaan tekanan osmotik
yang besar disepanjang membran sel dan
membran sel dari sel-sel binatang tidak dapat
menanggung setiap perbedaan tekanan.
 Gerakan air dapat menghilangkan perbedaan
dalam kelarutan disepanjang membran sel
tetapi hal ini sendiri merupakan satu masalah
karena dia menyebabkan terjadinya perubahan
dalam volume sel.
 Konsekuensinya peraturan dari konsentrasi
solute intraseluler penting untuk
mengendalikan volume sel.
 Laki-laki standar dengan berat 70 kg
mengandung 42 liter air – 60% dari berat
badan.
 Secara hipotesis wanita dewasa mengandung
55% dari berat badannya yang berupa air:
persentase yang rendah ini karena lebih
tingginya kandungan lemak.
• Variasi karena usia
• Neonatus mengandung lebih banyak air
dibandingkan dengan orang dewasa: 75-80% air
dengan proporsi lebih banyak cairan
ekstraseluler lalu orang dewasa.
• Pada saat lahir, jumlah cairan interstisial secara
proporsional tiga kali lebih besar dibandingkan
dengan pada orang dewasa.
• Pada umur 12 bulan, jumlahnya telah menurun
menjadi 60% yang mana merupakan nilai orang
dewasa.
 Total air dalam tubuh sebagai sebuah
persentase terhadap berat badan total menurun
secara progresif dengan meningkatnya usia.
 Pada umur 60 tahun, total air dalam tubuh
telah menurun menjadi hanya 50% dari berat
badan total pada laki-laki sebagian besar
karena peningkatan jaringan lemak.
 Pembagian utama kompartemen adalah
menjadi:
 Cairan intraseluler (sekitar 23 liter)
 Cairan ekstraseluler (sekitar 19 liter)
 Volume cairan tubuh
- wanita (17-39 th) : 50% BB
- pria (17-39 th): 60% BB
 Distribusi cairan tubuh
- cairan intrasel (CIS) = 2/3 cairan tubuh
- cairan ekstrasel (CES) = 1/3 cairan tubuh
* intravaskular (plasma) = 25% CES
* intersisial = 75% CES
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 23
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 24
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 25
1. Difusi
perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi
tinggi ke tekanan/konsentrasi rendah
2. Osmosis
perpindahan air dari konsentrasi zat terlarut
rendah ke konsentrasi zat terlarut tinggi
osmolaritas: ukuran konsentrasi suatu larutan
- isotonus → konsentrasi larutan = plasma darah
3. Transport aktif
perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi
rendah ke konsntrasi tinggi dgn menggunakan
energi
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 26
1. Tekanan osmotik & onkotik
Tekanan osmotik: tekanan untuk mencegah
aliran osmotik cairan
Tekanan onkotik: gaya tarik s/ koloid agar air
tetap berada dalam plasma darah di
intravaskular
2. Tekanan hidrostatik (≈ filtration force)
tekanan yang digunakan oleh air dalam sistem
tertutup
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 27
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 28
 Membran sel
→ lipid bilayer
 Permeabilitas membran sel bersifat selektif
terhadap: ion (kanal ion), air (aquaporin)
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 29
1. Pengaturan volume cairan ekstrasel
* Asupan cairan
* Peranan Ginjal
* Pengontrolan tekanan darah
- Hormon Atriopeptin (Atrial Natriuretic
peptide)
* Pengontrolan keseimbangan garam
- Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
* Perubahan osmolaritas di nefron
* Peranan Vasopresin
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 30
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 31
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 32
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 33
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 34
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 35
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 36
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 37
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 38
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 39
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 40
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 41
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 42
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 43
1. Sistem saraf
Reseptor
- Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis
- Reseptor regang tekanan rendah di thorak
Sistem saraf simpatis
2. Sistem endokrin
- Angiotensin II → ↑ reabsorpsi Na
- Aldosteron → ↑ reabsorpsi Na
- Antidiuretic hormone (ADH) → ↑ reabsorpsi air
- Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin) → ↑ ekskresi
Na & air
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 44
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 45
 Umur
 Suhu lingkungan
 Diet
 Stres
 Penyakit
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 46
 Keseimbangan asam-basa ≈ pengaturan
konsentrasi ion H+
dalam cairan tubuh
 Ion H+
sbg hasil dari metabolisme:
C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O ⇔ H2CO3 ⇔ H+
+ HCO3
-
 [H+
] dlm plasma ≈ pH plasma darah = 7,4
 Sistem dapar (buffer) menghambat perubahan
pH yang besar jika ada penambahan asam atau
basa
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 47
1. Asam karbonat:Bikarbonat
→ sistem dapar di CES untuk asam non-
karbonat
2. Protein
→ sistem dapar di CIS & CES
3. Hemoglobin
→ sistem dapar di eritrosit untuk asam karbonat
4. Phosphat
→ sistem dapar di ginjal dan CIS
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 48
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 49
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 50
 Sistem dapar hanya mengatasi
ketidakseimbangan asam-basa sementara
 Ginjal: meregulasi keseimbangan ion H+ →
dengan menghilangkan ketidakseimbangan
kadar H+ secara lambat; terdapat sistem dapar
fosfat & amonia
 Paru-paru: berespons scr cepat thd perubahan
kadar H+ dalam darah & mempertahankan
kadarnya sampai ginjal menhilangkan
ketidakseimbangan tersebut
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 51
 Kadar CO2 meningkat → pH menurun
 Kadar CO2 menurun → pH meningkat
 Kadar CO2 & pH merangsang kemoreseptor
yg kemudian akan mempengaruhi pusat
pernapasan
⇒ hipoventilasi meningkatkan kadar CO2
dlm darah
⇒ hiperventilasi menurunkan kadar CO2
dlm darah
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 52
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 53
 Sekresi H+ ke dalam filtrat & reabsorpsi
HCO3- ke CES menyebabkan pH ekstrasel
meningkat
 HCO3- di dlm filtrat diabsorbsi
 Laju sekresi H+ meningkat akibat penurunan
pH cairan tubuh atau peningkatan kadar
aldosteron
 Sekresi H+ dihambat jika pH urin < 4,5
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 54
1. Asidosis respiratori
hipoventilasi → retensi CO2 →H2CO3↑→H+
↑
2. Alkalosis respiratori
hiperventilasi →CO2 banyak yg hilang →H2CO3 ↓ →
H+
↓
3. Asidosis metabolik
Diare, DM →HCO3
-
↓ →PCO2 ↑ → H+
↑
4. Alkalosis metabolik
muntah → H+
↓ →HCO3
-
↑ →PCO2 ↓
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 55
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 56
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 57
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 58
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 59
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 60
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 61
Lihat pH darah
pH < 7,35 pH > 7,45
ASIDOSIS ALKALOSIS
Lihat pCO2 Lihat HCO3
-
< 40mmHg > 40 mmHg < 24 mM > 24 mM
METABOLIKRESPIRATORIKRESPIRATORIKMETABOLIK
 Lihat pH kembali
- jika mendekati kadar normal (7,35-7,45)
⇒ terkompensasi
- jika belum mendekati normal
⇒ tidak terkompensasi atau terkompensasi
sebagian
 Jika asidosis respiratorik dgn HCO3
-
< 24 mM ⇒
terkompensasi sebagian
 Jika asidosis metabolik dgn pCO2 < 40 mmHg ⇒
terkompensasi sebagian
 Jika alkalosis respiratorik dgn HCO3
-
> 24 mM ⇒
terkompensasi sebagian
 Jika alkalosis metabolik dgn pCO2 > 40 mmHg ⇒
terkompensasi sebagian
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 62
 pH 7.32, PCO2 40, HCO3 19
 pH 7.55, PCO2 20, HCO3 22
 pH 7.55, PCO2 37, HCO3 30
 pH 7.49, PCO2 35, HCO3 29
 pH 7.30, PCO2 50, HCO3 29
 pH 7.43, PCO2 53, HCO3 30
 pH 7.44, PCO2 38, HCO3 26
 pH 7.43, PCO2 32, HCO3 20
63
Asidosis metabolik
tdk terkompensasi
Alkalosis respiratorik
tdk terkompensasi
Alkalosis metabolik
tdk terkompensasi
Alkalosis metabolik
tdk terkompensasi
Asidosis respiratorik
terkompensasi sebagian
Alkalosis respiratorik
terkompensasi
normal
Alkalosis metabolik
terkompensasi

More Related Content

What's hot

sel homeostatsis otot sensoris 2011
sel homeostatsis otot sensoris 2011sel homeostatsis otot sensoris 2011
sel homeostatsis otot sensoris 2011
Mentari
 
Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA
Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNAAskep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA
Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Proses penghasilan air kencing
Proses penghasilan air kencingProses penghasilan air kencing
Proses penghasilan air kencing
Sarah Jasad
 
Pembentukan air kencing
Pembentukan air kencingPembentukan air kencing
Pembentukan air kencing
Nur Fatehah
 
Makalah cairan ( sendi & otak) by: delina damanik
Makalah cairan ( sendi & otak) by: delina damanikMakalah cairan ( sendi & otak) by: delina damanik
Makalah cairan ( sendi & otak) by: delina damanik
Delina Damanik
 
Pengertian organ organ ginjal
Pengertian organ organ ginjalPengertian organ organ ginjal
Pengertian organ organ ginjal
aguezt1903
 

What's hot (18)

Sistem Ekskresi
Sistem EkskresiSistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
sel homeostatsis otot sensoris 2011
sel homeostatsis otot sensoris 2011sel homeostatsis otot sensoris 2011
sel homeostatsis otot sensoris 2011
 
Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA
Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNAAskep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA
Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrin
Keseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrinKeseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrin
Keseimbangan cairan dan elektrolit by ressy thamrin
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 
Fisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asam
Fisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asamFisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asam
Fisiologi cairan tubuh dan elektrolit serta keseimbangan asam
 
Pendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaPendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimia
 
Proses penghasilan air kencing
Proses penghasilan air kencingProses penghasilan air kencing
Proses penghasilan air kencing
 
Power Point Ginjal
Power Point GinjalPower Point Ginjal
Power Point Ginjal
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuh
 
Modul 2 kb 5
Modul 2 kb 5Modul 2 kb 5
Modul 2 kb 5
 
Pembentukan air kencing
Pembentukan air kencingPembentukan air kencing
Pembentukan air kencing
 
Apek
ApekApek
Apek
 
Makalah cairan ( sendi & otak) by: delina damanik
Makalah cairan ( sendi & otak) by: delina damanikMakalah cairan ( sendi & otak) by: delina damanik
Makalah cairan ( sendi & otak) by: delina damanik
 
Pengertian organ organ ginjal
Pengertian organ organ ginjalPengertian organ organ ginjal
Pengertian organ organ ginjal
 
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
 
Sistem perkemihan
Sistem perkemihanSistem perkemihan
Sistem perkemihan
 

Viewers also liked

Viewers also liked (15)

Materi kuliah pertemuan ke 2
Materi kuliah pertemuan ke 2Materi kuliah pertemuan ke 2
Materi kuliah pertemuan ke 2
 
Cairan dan asam basa
Cairan dan asam basaCairan dan asam basa
Cairan dan asam basa
 
Materi kuliah pertemuan ke 6
Materi kuliah pertemuan ke 6Materi kuliah pertemuan ke 6
Materi kuliah pertemuan ke 6
 
Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3
 
Tugas agama islam
Tugas agama islamTugas agama islam
Tugas agama islam
 
Fisiologi sistem eksresi
Fisiologi sistem eksresiFisiologi sistem eksresi
Fisiologi sistem eksresi
 
Anatomi sistem endokrin
Anatomi sistem endokrinAnatomi sistem endokrin
Anatomi sistem endokrin
 
Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskulerSistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler
 
Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1
 
Anatomi sistem saraf
Anatomi sistem sarafAnatomi sistem saraf
Anatomi sistem saraf
 
Fisiologi sistem saraf
Fisiologi sistem sarafFisiologi sistem saraf
Fisiologi sistem saraf
 
Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinalSistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal
 
Sistem traktus urinarius
Sistem traktus urinariusSistem traktus urinarius
Sistem traktus urinarius
 
Pengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomiPengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomi
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
 

Similar to Cairan dan asam basa

Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.ppt
Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.pptKeseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.ppt
Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.ppt
heri sos
 
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolitMakalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Faishal Dany
 
cairan tubuh elektrolit dan mineral
cairan tubuh elektrolit dan mineralcairan tubuh elektrolit dan mineral
cairan tubuh elektrolit dan mineral
Sutrisno Yang
 

Similar to Cairan dan asam basa (20)

BAB II (1).pdf
BAB II (1).pdfBAB II (1).pdf
BAB II (1).pdf
 
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITKONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
 
Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.ppt
Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.pptKeseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.ppt
Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.ppt
 
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.pptFisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
 
Homeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basaHomeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basa
 
1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx
1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx
1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx
 
Metabolisme Air
Metabolisme AirMetabolisme Air
Metabolisme Air
 
4. Keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa.ppt
4. Keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa.ppt4. Keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa.ppt
4. Keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa.ppt
 
Materi cairan dan elektrolit
Materi cairan dan elektrolitMateri cairan dan elektrolit
Materi cairan dan elektrolit
 
P2. keseimbangan cairan dan elektrolit
P2. keseimbangan cairan dan elektrolitP2. keseimbangan cairan dan elektrolit
P2. keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolitMakalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
 
Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)
Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)
Homeostatis (Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)
 
.13184877.ppt
.13184877.ppt.13184877.ppt
.13184877.ppt
 
Powerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuhPowerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuh
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
 
Cairan
CairanCairan
Cairan
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Kdpk cairan
Kdpk cairanKdpk cairan
Kdpk cairan
 
cairan tubuh elektrolit dan mineral
cairan tubuh elektrolit dan mineralcairan tubuh elektrolit dan mineral
cairan tubuh elektrolit dan mineral
 
PR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptxPR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptx
 

Cairan dan asam basa

  • 1.
  • 2.  Air merupakan salah satu dari dua pelarut terpenting dalam tubuh.  Dia memiliki keistimewaan karena memiliki konsentrasi molar yang tinggi yang menyebabkannya dapat menyediakan ion hidrogen yang tidak ada habisnya dalam tubuh.
  • 3. 1. Media semua reaksi kimia tubuh 2. Berperan dalam pengaturan distribusi kimia & biolistrik dalam sel 3. Alat transport hormon & nutrien 4. Membawa O2dari paru-paru ke sel tubuh 5. Membawa CO2 dari sel ke paru-paru 6. Mengencerkan zat toksik dan waste product serta membawanya ke ginjal dan hati 7. Distribusi panas ke seluruh tubuh  faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 3
  • 4. • Air dan lemak adalah dua pelarut utama dalam tubuh. • Membran sel lemak memisahkan cairan intraseluler dengan cairan ekstraseluler. • Bahan yang larut dalam air tidak akan dengan mudah melewati membran lemak kecuali ada mekanisme transportasi khusus. • Dapat diharapkan bahwa air tidak akan dengan mudah melewati membran sel. • Bahkan, dalam dua lapisan lemak buatan, air tidak dapat melintas dengan mudah dan hal ini konsisten dengan harapan kita.
  • 5.  ... tetapi kebalikannya, air melintasi hampir semua membran dalam tubuh dengan mudah!  Molekul air melintasi membran sel dengan 2 jalur yang dapat kita katakan sebagai jalur lemak dan jalur saluran air.
  • 6.  Jalur lemak merujuk pada air yang melintasi dua lapisan lemak dari membran sel dengan cara difusi.  Hal ini penting karena jalur ini tersedia dalam semua sel dalam tubuh.  Komposisi lemak dari berbagai membran sel bervariasi sehingga angka aliran cairan yang melintasi membran sel juga bervariasi.
  • 7.  Pada sebagian membran fluktuasi air sangat tinggi dan tidak dapat diperhitungkan dengan difusi air yang melintasi barier lemak.  Fakta ini mengarah pada satu hipotesis bahwa membran harus mengandung protein yang menyediakan saluran air yang melewati saluran tersebut air dapat lewat.
  • 8.  Saluran air sekarang sudah ditemukan.  Aliran air melalui saluran ini dapat terjadi sebagai hasil dari difusi atau filtrasi.
  • 9.  Celah interseluler diantara sel-sel endotel  Lubang pada daerah tertentu di sel-sel endotel dimana sitoplasma begitu tipisnya sehingga dia menimbulkan defisiensi yang dikenal sebagai fenestrasi  Difusi disepanjang membran sel lemak dari sel endotel.
  • 10. • Celah interseluler dalam membran kapiler memiliki diameter sekitar 7 nm yang lebih besar dari radius molekul air yang berukuran 0,12 nm. • Karena total daerah permukaan dari kapiler dalam tubuh sangat besar (6.300 m2) dan dindingnya tipis (1 mm), total fluktuasi difusi air disepanjang kapiler di dalam tubuh sangat besar.
  • 11.  Fenestrasi ditemukan hanya pada kapiler di daerah tertentu dimana permeabilitas air yang sangat tinggi diperlukan untuk fungsi pada daerah tersebut.  Permeabilitas air yang tinggi sangat jelas diperlukan di kapiler glomerulus dan permeabilitas air disini lebih tinggi dibandingkan dengan kapiler otot.
  • 12.  Daerah lain yang memiliki fenestrasi adalah kapiler di vili usus dan dalam kelenjar yang tidak memiliki duktus.  Air juga dengan mudah memasuki kapiler limfe melalui celah diantara sel endotel limfe.  Celah-celah ini berfungsi sebagai katup flap dan hal ini mendorong aliran limfe ke depan ketika kapiler ditekan.
  • 13.  Dibagian lain dari tubuh permeabilitas air di membran kapiler cukup rendah.  Sebagai contoh adalah barier darah-otak.  Sel endotel kapiler disini dihubungkan dengan penghubung yang ketat yang sangat membatasi gerakan air melalui jalur interseluler.
  • 14. • Aquaporin 0 ditemukan dalam lensa mata. Tugasnya adalah untuk mempertahankan kejernihan lensa. • Aquaporin 1 ada dalam membran sel darah merah, tubulus konvulasi proksimal dan bagian menurun yang tipis dari Henle di ginjal, jaringan sekretori dan absorpsi di mata, pleksus koroid, otot polos, endotel kapiler yang tidak memililki fenestra, kelenjar keringat ekrin, duktus biliaris hati dan epitel kandung empedu.
  • 15. • Aquaporin 2 adalah saluran air yang responsif terhadap Anti Diuretik Hormon (ADH) dalam duktus pengumpul dalam medulla. • Aquaporin 3 dan 4 ada dalam membran basolateral dalam duktus pengumpul. Mereka tidak diubah oleh kadar ADH. Baru-baru ini aquaporin 4 telah ditemukan di neuron yang mengeluarkan ADH dari nuklei supraoptik dan paraventrikular dalam hipotalamus dan telah disarankan bahwa dia dapat terlibat dalam osmoreseptor hipotalamus yang mengatur keseimbangan air.
  • 16.  Aquaporin 5 ditemukan dalam kelenjar air mata dan lidah dan dalam paru-paru.
  • 17.  Gerakan air melintasi membran sel penting untuk integritas seluler tetapi dapat menyebabkan masalah.  Perbedaan yang kecil dalam konsentrasi solute menyebabkan perbedaan tekanan osmotik yang besar disepanjang membran sel dan membran sel dari sel-sel binatang tidak dapat menanggung setiap perbedaan tekanan.
  • 18.  Gerakan air dapat menghilangkan perbedaan dalam kelarutan disepanjang membran sel tetapi hal ini sendiri merupakan satu masalah karena dia menyebabkan terjadinya perubahan dalam volume sel.  Konsekuensinya peraturan dari konsentrasi solute intraseluler penting untuk mengendalikan volume sel.
  • 19.  Laki-laki standar dengan berat 70 kg mengandung 42 liter air – 60% dari berat badan.  Secara hipotesis wanita dewasa mengandung 55% dari berat badannya yang berupa air: persentase yang rendah ini karena lebih tingginya kandungan lemak.
  • 20. • Variasi karena usia • Neonatus mengandung lebih banyak air dibandingkan dengan orang dewasa: 75-80% air dengan proporsi lebih banyak cairan ekstraseluler lalu orang dewasa. • Pada saat lahir, jumlah cairan interstisial secara proporsional tiga kali lebih besar dibandingkan dengan pada orang dewasa. • Pada umur 12 bulan, jumlahnya telah menurun menjadi 60% yang mana merupakan nilai orang dewasa.
  • 21.  Total air dalam tubuh sebagai sebuah persentase terhadap berat badan total menurun secara progresif dengan meningkatnya usia.  Pada umur 60 tahun, total air dalam tubuh telah menurun menjadi hanya 50% dari berat badan total pada laki-laki sebagian besar karena peningkatan jaringan lemak.
  • 22.  Pembagian utama kompartemen adalah menjadi:  Cairan intraseluler (sekitar 23 liter)  Cairan ekstraseluler (sekitar 19 liter)
  • 23.  Volume cairan tubuh - wanita (17-39 th) : 50% BB - pria (17-39 th): 60% BB  Distribusi cairan tubuh - cairan intrasel (CIS) = 2/3 cairan tubuh - cairan ekstrasel (CES) = 1/3 cairan tubuh * intravaskular (plasma) = 25% CES * intersisial = 75% CES faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 23
  • 26. 1. Difusi perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi tinggi ke tekanan/konsentrasi rendah 2. Osmosis perpindahan air dari konsentrasi zat terlarut rendah ke konsentrasi zat terlarut tinggi osmolaritas: ukuran konsentrasi suatu larutan - isotonus → konsentrasi larutan = plasma darah 3. Transport aktif perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi rendah ke konsntrasi tinggi dgn menggunakan energi faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 26
  • 27. 1. Tekanan osmotik & onkotik Tekanan osmotik: tekanan untuk mencegah aliran osmotik cairan Tekanan onkotik: gaya tarik s/ koloid agar air tetap berada dalam plasma darah di intravaskular 2. Tekanan hidrostatik (≈ filtration force) tekanan yang digunakan oleh air dalam sistem tertutup faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 27
  • 29.  Membran sel → lipid bilayer  Permeabilitas membran sel bersifat selektif terhadap: ion (kanal ion), air (aquaporin) faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 29
  • 30. 1. Pengaturan volume cairan ekstrasel * Asupan cairan * Peranan Ginjal * Pengontrolan tekanan darah - Hormon Atriopeptin (Atrial Natriuretic peptide) * Pengontrolan keseimbangan garam - Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron 2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel * Perubahan osmolaritas di nefron * Peranan Vasopresin faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 30
  • 44. 1. Sistem saraf Reseptor - Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis - Reseptor regang tekanan rendah di thorak Sistem saraf simpatis 2. Sistem endokrin - Angiotensin II → ↑ reabsorpsi Na - Aldosteron → ↑ reabsorpsi Na - Antidiuretic hormone (ADH) → ↑ reabsorpsi air - Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin) → ↑ ekskresi Na & air faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 44
  • 46.  Umur  Suhu lingkungan  Diet  Stres  Penyakit faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 46
  • 47.  Keseimbangan asam-basa ≈ pengaturan konsentrasi ion H+ dalam cairan tubuh  Ion H+ sbg hasil dari metabolisme: C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O ⇔ H2CO3 ⇔ H+ + HCO3 -  [H+ ] dlm plasma ≈ pH plasma darah = 7,4  Sistem dapar (buffer) menghambat perubahan pH yang besar jika ada penambahan asam atau basa faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 47
  • 48. 1. Asam karbonat:Bikarbonat → sistem dapar di CES untuk asam non- karbonat 2. Protein → sistem dapar di CIS & CES 3. Hemoglobin → sistem dapar di eritrosit untuk asam karbonat 4. Phosphat → sistem dapar di ginjal dan CIS faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 48
  • 51.  Sistem dapar hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara  Ginjal: meregulasi keseimbangan ion H+ → dengan menghilangkan ketidakseimbangan kadar H+ secara lambat; terdapat sistem dapar fosfat & amonia  Paru-paru: berespons scr cepat thd perubahan kadar H+ dalam darah & mempertahankan kadarnya sampai ginjal menhilangkan ketidakseimbangan tersebut faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 51
  • 52.  Kadar CO2 meningkat → pH menurun  Kadar CO2 menurun → pH meningkat  Kadar CO2 & pH merangsang kemoreseptor yg kemudian akan mempengaruhi pusat pernapasan ⇒ hipoventilasi meningkatkan kadar CO2 dlm darah ⇒ hiperventilasi menurunkan kadar CO2 dlm darah faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 52
  • 54.  Sekresi H+ ke dalam filtrat & reabsorpsi HCO3- ke CES menyebabkan pH ekstrasel meningkat  HCO3- di dlm filtrat diabsorbsi  Laju sekresi H+ meningkat akibat penurunan pH cairan tubuh atau peningkatan kadar aldosteron  Sekresi H+ dihambat jika pH urin < 4,5 faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 54
  • 55. 1. Asidosis respiratori hipoventilasi → retensi CO2 →H2CO3↑→H+ ↑ 2. Alkalosis respiratori hiperventilasi →CO2 banyak yg hilang →H2CO3 ↓ → H+ ↓ 3. Asidosis metabolik Diare, DM →HCO3 - ↓ →PCO2 ↑ → H+ ↑ 4. Alkalosis metabolik muntah → H+ ↓ →HCO3 - ↑ →PCO2 ↓ faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 55
  • 61. faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 61 Lihat pH darah pH < 7,35 pH > 7,45 ASIDOSIS ALKALOSIS Lihat pCO2 Lihat HCO3 - < 40mmHg > 40 mmHg < 24 mM > 24 mM METABOLIKRESPIRATORIKRESPIRATORIKMETABOLIK
  • 62.  Lihat pH kembali - jika mendekati kadar normal (7,35-7,45) ⇒ terkompensasi - jika belum mendekati normal ⇒ tidak terkompensasi atau terkompensasi sebagian  Jika asidosis respiratorik dgn HCO3 - < 24 mM ⇒ terkompensasi sebagian  Jika asidosis metabolik dgn pCO2 < 40 mmHg ⇒ terkompensasi sebagian  Jika alkalosis respiratorik dgn HCO3 - > 24 mM ⇒ terkompensasi sebagian  Jika alkalosis metabolik dgn pCO2 > 40 mmHg ⇒ terkompensasi sebagian faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 62
  • 63.  pH 7.32, PCO2 40, HCO3 19  pH 7.55, PCO2 20, HCO3 22  pH 7.55, PCO2 37, HCO3 30  pH 7.49, PCO2 35, HCO3 29  pH 7.30, PCO2 50, HCO3 29  pH 7.43, PCO2 53, HCO3 30  pH 7.44, PCO2 38, HCO3 26  pH 7.43, PCO2 32, HCO3 20 63 Asidosis metabolik tdk terkompensasi Alkalosis respiratorik tdk terkompensasi Alkalosis metabolik tdk terkompensasi Alkalosis metabolik tdk terkompensasi Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian Alkalosis respiratorik terkompensasi normal Alkalosis metabolik terkompensasi