Radioasai menggunakan radioisotop untuk mengukur kecepatan proses biologi. Metode ini meliputi analisis aktivasi dan competitive radioassay seperti radioimunoasai (RIA) yang menggunakan isotop radioaktif, antibodi, dan sampel untuk menentukan konsentrasi zat. Optical immunoassay seperti enzyme immunoassay dan fluoroimmunoassay menggunakan label enzim atau fluoresen untuk menghasilkan sinyal optik yang sebanding dengan jumlah zat. Aplikasi imunoas
3. Fungsi Radioasai
Kecepatan transfer isotop
Substansi bertanda disuntikkan ke suatu bagian
system vaskular dan dihitung waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai bagian tertentu
dalam tubuh.
Kecepatan peluruhan isotop
Kecepatan hilangnya isotop dari suatu jaringan
dianggap sebagai kecepatan sirkulasi jaringan
tersebut.
Proses metabolik dan konsentrasi isotop
radioisotop digunakan untuk menentukan
fungsi jaringan tubuh
4. Metode Radioasai
Analisis aktivasi
• Isotope dilution, parameter diukur berdasarkan
aktivitas radiosotop yang telah berkurang dari hasil
pengenceran (misalnya untuk mengukur volume darah
setelah injeksi radioiodinated serum albumin).
• Analisis radiometric, parameter diukur berdasarkan
radioaktivitas dari endapan (misalnya untuk
pengukuran konsentrasi kalsium dalam serum dengan
larutan C-14 )
competitive radioassay
metode ini terdiri dari tiga komponen yaitu zat
nonradioaktif, zat radioaktif dan zat pengikat
(zat pengikat bisa berupa protein, antibodi dan
lain-lain). Zat pengikat yang berupa antibodi
dinamakan teknik imunoasai
7. Radioimunoasai
Komponen utamanya terdiri dari obat
yang dilabel radioisotop, antibodi, dan
sampel yang akan diperiksa.
Pada tahap akhir pemeriksaan didiamkan
beberapa saat untuk kesetimbangan, obat
terikat kemudian dipisahkan dari obat
bebas. Radioaktivitas dari masing-masing
fase diukur dan dibuat kurvanya. Tiap
pemeriksaan harus memiliki pembanding
(standar).
Isotop yang biasa digunakan dalam RIA
adalah Tritium, Karbon-14 dan Iod-125
8. Metode pengukuran radioaktif pada
RIA
Liquid scintilation counting
(penghitungan sintilasi-cair)
Gamma counting (penghitungan
gamma)
10. Penghitungan gamma
metode ini menggunakan penghitung
sintilasi kristal. Vial berisi radioisotop
diletakkan langsung pada alat
penghitung dan dihitung untuk
periode waktu tertentu.
11. Keuntungan relatif pemancar beta
dibanding pemancar gamma
Waktu paruh pemancar beta lebih
lama sehingga penggunaannya juga
lebih lama
Efek bahaya radiasi beta lebih kecil
daripada gamma
Pemancar beta dapat masuk ke
dalam molekul obat tanpa mengubah
susunan molekul. Hal ini tdk dapat
dilakuan dengan pemancar gamma
12. Keuntungan penggunaan
pemancar gamma
Lebih murah
Ekstraksi dan pemurnian sampel
tidak diperlukan, pada pemancar
beta harus ada faktor koreksi karena
larutan sintilasi tidak boleh berwarna
Aktivitas gamma yg lebih tinggi
menyebabkan waktu perhitungan
dapat dikurangi (lebih cepat)
13. Optical immunoassay (OIA)
Pada metode ini, konsentrasi zat
dihitung berdasarkan sinyal optik
yang teremisikan
berbagai macam label dapat
digunakan termasuk enzim (enzyme
immunoassay), fluorescent
(Fluoroimmunoassay), Luminescent
(luminescence immunoassay)
14. Enzyme Immunoassay (EIA)
Komponen utamanya adalah:
Obat berlabel dgn enzim spesifik.
Antibodi spesifik untuk obat tersebut.
Sebuah substrat penghasil sinyal
optik.
Sampel yang akan diperiksa
15. Enzyme Immunoassay (EIA)
Pada metode EIA, obat dalam sampel
akan melepaskan obat berlabel enzim dari
antibodi sehingga mengaktifkan enzim
yang kemudian bereaksi dengan substrat
serta mengubah sifat optiknya.
Perubahan aktivitas enzim dan perubahan
sinyal optik sebanding dengan jumlah
obat bebas yang ditambahkan pada
kompleks obat-enzim-antibodi.
16. Enzim yang biasa digunakan pada
EIA
Horse radish Peroxidase
Bacterial Glucose 6 phosphate
dehydrogenase (G-6-PDH)
Muramidase (lysozyme)