SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG PROYEK
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air.
Sedangkan jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu
kawasan dengan kawasan yang lain.
Jalan mempunyai peranan yang penting dalam bidang
sosial, ekonomi, politik, strategi/militer dan kebudayaan. Sehingga
keadaan jalan dan jaringan-jaringan jalan bisa dijadikan barometer
tentang tingginya kebudayaan dan kemajuan ekonomi suatu
bangsa. Sebuah pepatah mengatakan: “Bagaimana jalannya
demikian pula bangsanya”, dan hanya bangsa yang ingin maju saja
mengerti akan arti pentingnya jalan pada khususnya dan
perhubungan pada umumnya.
Salah satu usaha dukungan yang dilakukan oleh Pemerintah
melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
adalah perangkat dari Pemerintah Republik Indonesia yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab di dalam masalah-
masalah pengembangan wilayah/regional. Salah satu Direktorat
Jenderal di dalam Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat adalah Direktorat Jenderal Bina Marga yang bertanggung
jawab atas pembinaan seluruh jaringan jalan yang ada, yang
berstatus lokal maupun nasional. Paket pembangunan Jalan
Lingkar Timur Kuningan, merupakan perwujudan dari kebijakan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk lebih
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, agar pengguna jasa
jalan mendapatkan kelancaran, keamanan, kenyamanan dan
keselamatan dalam perjalanannya. Direktorat Jenderal Bina Marga
CQ. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta dan
Jawa Barat melalui Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan
Jalan Nasional Provinsi Jawa Barat, bermaksud untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis jalan dan jembatan di
Provinsi Jawa Barat yang akan dilaksanakan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi. Untuk mengupayakan pelaksanaan
pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya, volume
dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi,
maka diperlukan adanya suatu tim yang akan bertugas sebagai
pengawas yang berperan membantu Satuan Kerja Pelaksanaan
Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Jawa Barat.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK
1.2.1. Maksud Proyek
Maksud dari Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Timur
Kuningan Yaitu untuk memberikan jalan alternative untuk
kendaraan roda dua, baik roda empat maupun lebih dari pada
empat serta memudahkan akses jalan tujuan ke Cirebon bagi
masyarakat Kuningan bagian timur sehingga tidak perlu memutar
ke pusat keramaian kota kuningan
1.2.2. Tujuan Proyek
Tujuan dari Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Timur
Kuningan yaitu untuk memecah dan mengurai kemacetan yang
terjadi. Dengan ada nya proyek ini di harapkan kemacetan yang
terjadi di pusat keramaian kota kuningan ini terurai, sehingga
masyarakat yang beraktifiitas tidak mengalami kendala
kemacetan.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTIK
1.3.1. Maksud Kerja Praktik
Maksud dari kerja praktik ini untuk memenuhi salah satu
syarat guna menyelesaikan studi pada jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.
Selain itu, untuk memberikan pengalaman langsung tentang
situasi dan kondisi kegiatan pelaksanaan di lapangan.
1.3.2. Tujuan Kerja Praktik
Tujuan dari kerja praktik ini adalah untuk dapat mempelajari
teori-teori yang sudah diberikan dosen secara langsung.
Sehingga penulis dapat belajar langsung dan mengetahui
bagaimana situasi dan kondisi di tempat pelaksanaan.
1.4. KEGUNAAN KERJA PRAKTIK
1.4.1. Teoritis
Kegunaan kerja praktik secara teoritis adalah untuk
menerapkan dan membandingkan teori-teori yang telah dipelajar
selama periode kuliah yang kemudian diterapkan pada
lingkungan kerja.
1.4.2. Praktis
Penggunaan praktis dari kerja praktik adalah bahwa
mahasiswa dapat mengetahui kondisi di lapangan dengan teori
yang diberikan ketika pembelajaran di kelas, jika ada teori baru
yang tersedia di lapangan (lingkungan kerja) yang belum
diperoleh selama kuliah akan menjadi bahan masukan untuk
dipelajari.
1.5. LOKASI PROYEK
Lokasi Proyek Pembangunan yaitu dimulai dari Garatengah
sampai ke jalan Mochamad Yamin Ancaran kabupaten Kuningan
Jawa Barat.
Gambar 1.1. Lokasi proyek
Sumber: program Google Map
1.6. LINGKUP KEGIATAN KERJA PRAKTIK
Lingkup Kegiatan Kerja Praktik pada Proyek Pembangunan
Jalan Raya Lingkar Kuningan Timur :
a. Pekerjaan struktur
1. Pekerjaan Tanah
2. Pekerjaan lapis pondasi bawah
3. Pekerjaan lapis permukaan
1.7. METODE KERJA PRAKTIK
Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data utama yang diperoleh langsung dari
proyek
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung dari lokasi proyek
JENIS DAN SUMBER
DATA
No. Jenis
Data
Sumber
Data
Teknik
Pengumpul
an Data
1. Data Prmier
- Observasi Lapangan Survei
- Wawancara Lapangan Interview
- Dokumentasi Lapangan Foto
2. Data Sekunder
- Gambar / Foto Google Searchin
g
- Dokumen Proyek/Kontrak Google Searchin
g
- Berita, Majalah, Media
Massa
Google Searchin
g
1.8 KEGIATAN PROYEK
1. Pemadatan tanah dasar
2. Penghamparan agregat kelas A
3. Pemadatan agregat
4. Penghamparan prime coat
5. Penghamparan ac base
6. Pelapisan take coat
7. Penghamparan ac bc
8. Pelapisan take coat
9 penghamparan ac wearing
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1. DATA PROYEK
2.1.1. Data Kontrak
Data Kontrak Proyek Pembangunan Jalan Raya Lingkar
Timur Kuningan adalah sebagai berikut:
a. Pemilik Proyek (Owner) : PPK P2JN Provinsi Jabar/PPK
PPK 3.4 PJN Wilayah III
b. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Raya
Lingkar Timur Kuningan
c. Nomor Kontrak : HK0203/PJNWil.III-
JBR/LTK/XII/2019/460
d. Tanggal Kontrak : 16 Desember 2019
e. Nilai Kontrak : Rp. 88.547.013.500,00,-
f. Sumber Dana : SBSN Tahun Anggaran 2019 –
2021
g. Nama Konsultan : PT. Seecons, PT. Indec
Internusa dan PT. Sinegi
Teknik Utama (KSO)
h. Kontraktor Pelaksana : PT. Seneca Indonesia
i. Lokasi Proyek : Desa Garatengah kecamatan
Jepara sampai desa
Kedungarum Kuningan
j. Waktu Pelaksanaan : 365 Hari Kalender
2.1.2. Data Teknis
Data Teknis Proyek Pembangunan Jalan Raya Lingkar
Timur Kuningan adalah sebagai berikut :
a. Total Panjang 7,241 km
b. Flexible Pavement /Hotmix
c. AC-Base 8 cm
d. AC-BC 6 cm
e. AC-WC 4 cm
2.2. ORGANISASI PROYEK
Organisasi Proyek adalah suatu sistem kerja sama kelompok
dengan keahlian masing-masing guna mencapai sasaran yang
telah direncanakan. Organisasi Proyek mengatur hubungan antara
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek, yaitu pola hubungan
yang berkaitan dengan fungsi pihak-pihak tersebut dengan
hubungan kerja (formal) yang terlibat dalam suatu proyek
konstruksi yang dikukuhkan dengan suatu dokumen kontrak.
Secara fungsional, ada 3 (tiga) pihak yang sangat berperan dalam
suatu proyek konstruksi yaitu, pemilik proyek, konsultan, dan
kontraktor.1
Dalam melakukan suatu kegiatan konstruksi biasanya
dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan
metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan, rancangan
bangunan, dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan
konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan
menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan
pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi,
1 Wulfram I Ervianto, Manajemen Proyek, (Yogyakarta: Andi, 2002)
1 Wulfram I Ervianto, Manajemen Proyek (Edisi Revisi), (Yogyakarta: Andi, 2005)
Pemilik Proyek
Kontraktor Pelaksana
Konsultan Pengawas
Konsultan Perencana
Gambar 2.1. Struktur organisasi proyek
ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik
terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan
dokumen dan tender, dan lain sebagainya.
2.2.1. Unsur-unsur Pelaksanaan Proyek
Unsur pelaksanaan proyek merupakan faktor utama dalam
merealisasikan kegiatan-kegiatan pembangunan yang ada di suatu
proyek. Orang/badan yang membiayai, merencanakan dan
melaksanakan bangunan tersebut disebut unsur-unsur
pelaksanaan proyek.2 Unsur-unsur pelaksana pembangunan yang
terlibat dalam kegiatan pembangunan yaitu, pemilik proyek,
konsultan perencana (struktur dan arsitek), kontraktor/pemborong,
dan konsultan pengawas.
Keberhasilan dalam usaha pembangunan proyek tergantung
dari kerja sama yang diciptakan oleh ketiga unsur pelaksana
pembangunan, yakni pengaturan masing-masing unsur serta
pengaturan kerja yang tertib dan teratur dalam menciptakan
kesatuan fungsional dan tindakan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Disamping itu keempat unsur tersebut harus bekerja
sesuai dengan hukum dan peraturan dalam surat perjanjian
pemborong atau dokumen kontrak yang telah disepakati dan
ditandatangani bersama.
Berikut ini adalah struktur organisasi sesuai unsur
pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Raya Lingkar Timur
Kuningan
2.2.1.1. Pemilik Proyek (owner)
Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau
badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan
kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya
pekerjaan tersebut.3 Pemberi tugas dalam surat perjanjian
pemborongan adalah sebagai pihak pertama dan dapat
mengambil keputusan sepihak untuk mengambil alih
pekerjaan yang dilakukan, dengan cara menulis surat
kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal diluar kontrak yang
ditetapkan dalam undang-undang didalam Surat Perjanjian
Kerja (SPK). Pemberi tugas juga berwenang untuk
memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada
kontraktor.
Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah:
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran
pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan
pekerjaan.
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada
pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan
untuk mewujudkan sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalanya pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk
3 Wulfram I Ervianto, Manajemen Proyeki (Edisi Revisi), (Yogyakarta: Andi, 2005)
suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama
pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah
selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya
telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
9. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing-
masing kontraktor.
10. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan
cara memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor
jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan.4
2.2.1.2. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau
perorangan baik swasta atau instansi pemerintah yang
berfungsi sebagai badan yang bertugas mengawasi dan
mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasil kerja yang
optimal menurut persyaratan yang ada.
Tugas konsultan pengawas antara lain:
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu
yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara
periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini
mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.
5. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di
lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang
diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu
pelaksanaan yang ditetapkan.
4 Wulfram I Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi), (Yogyakarta: Andi, 2005)
6. Menerima atau menolak material/peralatan yang
didatangkan kontraktor.
7. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku.
8. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian,
mingguan, bulanan).
9. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan
tambah atau berkurangnya pekerjaan.
2.2.1.3. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang
menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat
yang telah ditetapkan.
Tugas dan wewenang kontraktor:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana, peraturan, syarat-syarat, risalah penjelasan
pekerjaan, yang ditetapkan oleh pemilik proyek.
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan
oleh konsultan manajemen konstruksi.
3. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan, dan bulanan kepada konsultan manajemen
konstruksi.
4. Menyediakan alat keselamatan kerja dan keamanan di
lokasi proyek.
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang
telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang
berlaku.
2.2.2. Hubungan Kerja Unsur-unsur Proyek
Hubungan kerja/koordinasi dalam pengelolaan proyek
sangatlah diperlukan adanya suatu ketegasan didalam pembagian
kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing, dimana satu
sama lainnya harus dapat bekerjasama dengan baik. Agar
pelaksanaan pekerjaan dapat teratur dan berjalan lancar, maka
dalam pelaksanaan di lapangan dibuat uraian pekerjaan (job
description) sehingga masing-masing unsur dapat mengetahui
tugasnya dengan jelas dan tidak ada tugas yang tumpang tindih
antar pihak yang terkait.
2.2.2.1. Owner dengan Konsultan QS (Quantity Surveyor)
Konsultan QS ditunjuk oleh owner untuk mengatur
kontrak dengan kontraktor maupun konsultan. Konsultan QS
akan bernegosiasi dengan penyedia jasa (kontraktor dan
konsultan) untuk mencapai kesepakatan sehingga dibuat
kontrak kerja yang berisikan tentang biaya, waktu
pelaksanaan, tugas dan tanggung jawab.
2.2.2.2. Owner dengan Konsultan Perencana
Konsultan perencana ditunjuk oleh owner dan
dipercaya untuk merencanakan dan mendisain bangunan
tersebut secara keseluruhan, sehingga Konsultan Perencana
wajib menunjukkan perencanaan bangunan tersebut kepada
owner dan dapat merencanakan bangunan sesuai yang
diinginkan oleh owner.
2.2.2.3. Owner dengan Kontraktor
Terdapat ikatan kontrak antara keduanya, kontraktor
berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik
dan hasil yang memuaskan serta harus mampu
dipertanggungjawabkan kepada owner. Sebaliknya owner
membayar semua biaya pelaksanaan sesuai dengan yang
tertera di dalam dokumen kontrak kepada kontraktor agar
proyek berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang telah
menjadi kesepakatan di antara kedua belah pihak. Biasanya
koordinasi ini dilakukan secara rutin satu minggu sekali,
terutama jika terdapat perubahan rencana baik bermula dari
owner maupun sebaliknya.
2.2.2.4. Kontraktor dengan Konsultan Perencana
Kontraktor wajib melaksanakan pembangunan proyek
tersebut dengan mengacu pada desain rencana yang dibuat
oleh konsultan perencana. Jika terjadi hal-hal yang akan
merubah perencanaan, maka dikonsultasikan kepada
konsultan perencana.
2.3. MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek adalah suatu proses dengan adanya
sistem kerja yang dibuat agar perencanaan, kepemimpinan dan
pengendaliannya berjalan dengan baik, agar suatu proyek dapat
berjalan dengan baik sesuai apa yang direncanakan maka perlu di
buat suatu manajemen yang baik. Secara garis besar tujuan
manajemen proyek adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan untuk keperluan
pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu
bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan. Dalam
KONTRAKTOR KONSULTAN
OWNER
Proses
yang efektif
dan efisien
Hasil yang
memuaskan
Sumber Daya:
 Bahan
 Tenaga
 Biaya
 Peralatan
 waktu
rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan
pengawasan mutu (quality control), pengawasan biaya (cost
control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (time control).
Manajemen pada suatu konstruksi merupakan suatu alat
untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kegiatan-kegiatan pada
proyek tersebut. Parameter yang digunakan di sini adalah fungsi
waktu dan biaya dari setiap kegiatan proyek konstruksi. Untuk
mengatur/menata kegiatan-kegiatan ini seseorang harus lebih
dahulu mengerti dan memahami persoalan dari awal sampai akhir,
dengan kata lain kita harus memasuki ke dalam konstruksi secara
utuh.
Setiap proyek konstruksi, terdapat sumber daya yang akan
diproses, pada saat proses inilah diperlukan manajemen agar
proses ini berjalan efektif dan efisien, dan diperoleh hasil yang
memuaskan. Sumber daya adalah berbagai daya untuk
memungkinkan sebuah hasil yang ingin dicapai. Sumber daya itu
terdiri dari 6M+I+S+T yaitu Money (uang), Material (bahan),
Machine (peralatan), Man-power (tenaga manusia), Market (pasar),
dan Methode (metode) serta Information (informasi), Space (ruang)
dan Time (waktu).
Secara skematis ditunjukkan seperti gambar berikut :
Gambar 2.3. Skema manajemen proyek
Manajemen proyek memiliki tahapan dalam
pelaksanaannya, tahapan tersebut harus dilaksanakan secara
berurut untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Ada 3 (tiga)
tahap yang harus dilakukan dalam manajemen proyek yaitu:
1. Proses Perencanaan (Planning Process)
Mencakup tentang penetapan sasaran, pendefinisian proyek
dan pembentukan organisasi tim, adapun dalam mengerjakan
beberapa proyek sekaligus (umumnya pada perusahaan besar),
cara yang efektif untuk menugaskan tenaga kerja dan sumber
daya fisik adalah melalui organisasi proyek dengan spesifikasi:
 Pekerjaan dapat didefinisikan dengan sasaran dan target
waktu khusus
 Pekerjaan unik atau tidak biasa dalam organisasi yang ada
 Pekerjaan terdiri dari tugas memerlukan keterampilan khusus
 Proyek bersifat sementara tetapi penting bagi organisasi
 Proyek meliputi hampir semua organisasi
2. Penjadwalan (Schedulling)
Penjadwalan (Schedulling) yaitu menghubungkan antara
tenaga kerja, uang, dan bahan yang digunakan dalam proyek.
Penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu
kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga
kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas. Cara
penjadwalan proyek yang lain adalah PERT (Project Evaluation
and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method).
Penjadwalan proyek membantu dalam bidang:
 Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap
keseluruhan proyek.
 Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di
antara kegiatan.
 Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk
tiap kegiatan.
 Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya
lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek.
3. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian proyek meliputi pengendalian terhadap
sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Pengendalian
proyek juga digunakan untuk me-revisi rencana proyek dan
memungkinkan untuk mengganti/menggeser sumber daya ke
tempat yang memerlukan sehingga tepat waktu dan biaya.
2.4. PROGRAM KERJA PROYEK
Program kerja proyek adalah program-program nyata yang
akan diimplementasikan guna mencapai misi suatu proyek.
Penentuan apa yang akan dikerjakan ini merupakan fungsi dari
perencanaan (planning). Sedangkan tindakan memastikan bahwa
rencana dikerjakan dengan benar merupakan fungsi pengendalian
(control). Perencanaan merupakan hal penting dalam manajemen
proyek, yang menjadi ruang lingkup pekerjaan selama proses
perencanaan dan pengendalian proyek adalah :
 Sebelum proyek mulai sebuah rencana dipersiapkan untuk
menentukan tujuan proyek, tugas-tugas yang akan dikerjakan,
jadwal dan anggaran.
 Selama proyek dalam tahap akuisisi rencana yang telah dibuat
dibandingkan dengan perfomasi, waktu dan biaya yang
sebenarnya terjadi.
 Jika ada perbedaan antara yang direncanakan dan yang terjadi
sebenarnya, tindakan koreksi perlu dilakukan, dan estimasi biaya
dan waktu bisa diperbaharui.
Sebelum pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi dimulai,
dibuat susunan rencana kerja dan waktu kegiatan yang disesuaikan
dengan metode konstruksi yang digunakan agar me-minimalisir
masalah yang akan dihadapi pada saat proyek dilaksanakan.
Dalam menyusun rencana kerja tersebut perlu mempertimbangkan
beberapa hal yaitu:
 Keadaan lapangan lokasi proyek, hal ini dilakukan untuk
memperkirakan hambatan yang mungkin timbul selama
pelaksanaan pekerjaan.
 Kemampuan tenaga kerja, informasi detail tentang jenis dan
macam kegiatan yang berguna untuk memperkirakan jumlah dan
jenis tenaga kerja yang harus disediakan.
 Pengadaan material konstruksi, harus diketahui dengan pasti
macam, jenis dan jumlah material yang diperlukan untuk
pelaksanaan pembangunan. Pemilihan jenis material yang akan
digunakan harus dilakukan di awal proyek, kemudian dipisahkan
berdasarkan jenis material yang memerlukan waktu untuk
pengadaan, misalnya material pabrikasi biasanya tidak dapat
dibeli setiap saat, tetapi memerlukan sejumlah waktu untuk
kegiatan proses produksi. Hal ini penting untuk membuat jadwal
rencana pengadaan material konstruksi.
 Pengadaan alat pembangunan, untuk kegiatan yang
memerlukan peralatan pendukung pembangunan harus dapat di
deteksi secara jelas. Hal ini berkaitan dengan pengadaan
peralatan, jenis, kapasitas kemampuan dan kondisi peralatan
harus disesuaikan dengan kegiatannya.
 Gambar kerja, pelaksanaan proyek konstruksi memerlukan
gambar kerja untuk bagian-bagian tertentu. Untuk itu, perlu
dilakukan pendataan bagian-bagian yang memerlukan gambar
kerja.
Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan, dalam penyusunan
rencana kerja, faktor penting yang harus dijamin oleh pengelola
proyek adalah kelangsungan dari susunan rencana kerja setiap
jenis pekerjaan.
Program kerja proyek yang dilaksanakan oleh penyedia jasa
meliputi kegiatan pekerjaan:
 Mobilisasi
Pada awal kegiatan di proyek diawali dengan mobilisasi pekerja
dan peralatan kerja yang diperlukan untuk melakukan
pengukuran pada lokasi yang akan dijadikan proyek
pembangunan untuk mendapatkan situasi dan kondisi yang tepat
dengan dapat dipertanggungjawabkan tentang keadaan di
lapangan.
 Rekayasa Lapangan
Rekayasa lapangan diperlukan untuk mengetahui dan
mendapatkan secara pasti kebutuhan volume dari setiap
pekerjaan yang ada di dalam kontrak, serta tidak untuk menuntut
kemungkinan akan adanya penambahan yang baru atau
pengurangan pekerjaan.
 Pengukuran
Pengukuran adalah pengukuran yang dilakukan oleh tim
surveyor dari pihak penyedia jasa bertujuan untuk mendapatkan
volume ukuran yang pasti langsung dari lapangan dan
dipergunakan untuk data gambar perencanaan.
 Gambar
Gambar di sini diambil dari data pengukuran yang sebelumnya
sudah dilakukan kemudian digambar yang di dalamnya
mencakup seluruh pekerjaan yang ada dalam kontrak dan dalam
proses menggambarnya harus konsultasi langsung kepada
konsultan dan pengawas lapangan.
 Perakitan besi tulangan
Perakitan besi tulangan biasanya dibuat dengan tenaga manual
para pekerja besi yang sudah ahli. Adapun alat yang digunakan
untuk merakit besi tulangan diantaranya adalah kawat pengikat,
tang, dan mesin las listrik.
 Pengecoran
Pengecoran yang dimaksud di sini suatu proses pencetakan
pondasi bore pile, pile cap, tie beam, plat latai, kolom dan balok
menggunakan adukan beton yang sudah dibuat oleh batching
plant dan diangkut menggunakan concrete mixer truck.
2.5. TATA LAKSANA PENGADAAN BARANG DAN JASA
Pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa.5
Pelelangan pelaksanaan suatu bangunan atau sering
disebut tender dalam bidang pemborongan jasa konstruksi adalah
salah satu sistem pengadaan bahan dan jasa. Tender pelaksanaan
dilakukan oleh pemberi tugas/pemilik proyek dengan mengundang
beberapa perusahaan kontraktor untuk mendapatkan satu
pemenang yang mampu melaksanakan pekerjaan sesuai
persyaratan yang ditentukan dengan harga yang wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan baik dari segi mutu maupun waktu
pelaksanaannya.6
5 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 1 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
6 Dian Ariestadi, Teknik Struktur Bangunan Jilid 1 Untuk SMK. (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal. 33.
2.5.1. Jenis Pelelangan
2.5.1.1. Pelelangan Proyek Pemerintah
Pelelangan proyek pemerintah mengikuti pedoman
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah yang diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 16 tahun 2018.
Sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah masih terdapat
kekurangan dan belum menampung perkembangan
kebutuhan Pemerintah mengenai pengaturan atas Pengadaan
Barang/Jasa yang baik.
Metode pengadaan barang/jasa pemerintah menurut
pedoman pelaksanaan tersebut dapat dilakukan melalui:
a) Pelelangan Umum
Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia
barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui media massa dan
papan pengumuman resmi sehingga masyarakat luas dan
dunia usaha dapat mengikutinya.
b) Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan penyedia
barang/jasa dimana jumlah penyedia barang/jasa diyakini
terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks.
c) Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung adalah pemilihan penyedia
barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan
sebanyak-banyaknya penawaran, dan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) penawaran.
d) Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung adalah adalah pemilihan penyedia
barang/jasa dengan cara penunjukkan langsung terhadap
1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan
negosiasi baik teknis maupun biaya dengan harga yang
wajar dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.
2.5.1.2. Pelelangan Proyek-proyek Swasta
Ketentuan tender proyek swasta biasanya diatur
sendiri oleh masing-masing pemilik dengan tetap mengacu
pada standar kontrak tertentu seperti misalnya Standar
Internasional. Pada umumnya dilakukan dengan cara tender
terbatas dengan mengundang beberapa kontraktor yang
sudah dikenal. Perkembangan saat ini, pemilik (owner)
mengundang beberapa calon kontraktor untuk melakukan
presentasi kemampuan mereka dalam melaksanakan proyek
yang di tenderkan. Setelah itu owner menilai dan bagi yang
lulus akan diundang untuk mengikuti tender.
2.5.2. Dokumen Pelelangan
Berdasarkan standar nasional, dokumen tender meliputi:
 Undangan lelang
 Petunjuk kepada peserta lelang
 Formulir penawaran
 Syarat-syarat umum dan khusus yang akan ditetapkan dalam
perjanjian
 Spesifikasi teknik
 Gambar tender
 Daftar item dan volum pekerjaan
 Addendum
Berdasarkan standar internasional, dokumen tender
umumnya terdiri dari:
 Instruksi kepada peserta tender (notice to bidders)
 Persyaratan tender (condition of tendering)
 Form surat penawaran (form of tender)
 Kondisi kontrak (general condition of contract)
 Spesifikasi teknik (technical spesification)
 Gambar tender (tender drawing)
 Daftar item dan volume pekerjaan (bill of quantities)
 Addendum (segala tambahan dokumen yang bersifat
mengubah dan atau melengkapi dokumen tender).7
2.5.3. Kegiatan Pelelangan
Kegiatan tender proyek pemerintah, sesuai Keputusan
Presiden Nomor 16 tahun 2018 meliputi:
a. Persiapan Pengadaan
1. PPK menetapkan paket pekerjaan dalam SPSE dengan
memasukkan: Nama paket, Lokasi, Kode anggaran, Nilai
Pagu, Target pelaksanaan, dan Kepanitiaan
2. Panitia Pengadaan memasukkan ke dalam SPSE
 Kategori paket pekerjaan
 Metode pemilihan penyedia barang/jasa dan
penyampaian dokumen penawaran yang meliputi
 e-lelang Umum Pra Kualifikasi dua file;
 Pasca Kualifikasi satu file;
 e-lelang Umum Pasca Kualifikasi dua file
3. Metode Evaluasi pemilihan penyedia barang/jasa;
4. Harga Perkiraan Sendiri;
5. Persyaratan kualifikasi;
6. Jenis kontrak;
7. Jadwal pelaksanaan lelang; dan
8. Dokumen Pemilihan
b. Pengumuman Pelelangan
1. Setelah mendapatkan penetapan PPK, paket pekerjaan
yang bersangkutan akan tercantum dalamwebsite LPSE
dan Panitia Pengadaan mengumumkan paket lelang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Masyarakat umum dapat melihat pengumuman pengadaan
di website LPSE yang bersangkutan
c. Pendaftaran Peserta Lelang
1. Penyedia barang/jasa yang sudah mendapat hak akses
dapat memilih dan mendaftar sebagai peserta lelang pada
paket-paket pekerjaan yang diminati.
2. Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada paket
pekerjaan yang diminati maka Penyedia barang/jasa
dianggap telah menyetujui Pakta Integritas.
3. Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada paket
pekerjaan yang diminati Penyedia barang/jasa dapat
mengunduh (download) dokumen pengadaan/lelang paket
pekerjaan tersebut
d. Penjelasan Pelelangan
1. Proses penjelasan pelelangan dilakukan secara online
tanpa tatap muka melalui website LPSE yang
bersangkutan.
2. Dalam hal waktu penjelasan pelelangan telah berakhir,
Panitia Pengadaan masih mempunyai waktu untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin belum
terjawab.
3. Jika dianggap perlu dan tidak dimungkinkan memberikan
informasi lapangan ke dalam dokumen pemilihan, Panitia
Pengadaan dapat melaksanakan proses penjelasan di
lapangan/lokasi pekerjaan
e. Penyampaian Penawaran
1. Pada tahap penyampaian penawaran, Penyedia
barangjasa yang sudah menjadi peserta lelang dapat
mengirimkan dokumen (file) penawarannya dengan terlebih
dahulu melakukan enkripsi/penyandian terhadap file
penawaran dengan menggunakan Aplikasi Pengaman
Dokumen (APENDO) yang tersedia dalam website LPSE.
2. Pengguna wajib mengetahui dan melaksanakan ketentuan
penggunaan APENDO yang tersedia dan dapat diketahui
pada saat mengoperasikan APENDO
f. Proses Evaluasi
1. Pada tahap pembukaan file penawaran, Panitia Pengadaan
dapat mengunduh (download) dan melakukan dekripsi file
penawaran tersebut dengan menggunakan APENDO.
2. Terhadap file penawaran yang oleh tidak dapat dibuka,
Panitia Pengadaan wajib menyampaikan file penawaran
terenkripsi yang tidak dapat dibuka (dekripsi) kepada LPSE
untuk dilakukan analisa dan bila dianggap perlu LPSE
dapat menyampaikan file penawaran tersebut kepada
Direktorat e-Procurement LKPP.
3. Terhadap penyampaikan file penawaran terenkripsi yang
tidak dapat di buka (dekripsi), LKPP melakukan analisa
terhadap file penawaran tersebut dan dapat
merekomendasikan langkah-langkah yang perlu diambil
oleh Panitia Pengadaan.
4. Dengan adanya proses penyampaikan informasi
sebagaimana huruf b diatas Panitia Pengadaan
dimungkinkan melakukan pemunduran jadwal pada paket
pekerjaan tersebut.
5. Proses evaluasi (administrasi dan teknis, harga, kualifikasi)
terhadap file penawaran dilakukan secara manual (off line)
di luar SPSE, dan selanjutnya hasil evaluasi tersebut
dimasukkan ke dalam SPSE.
6. Proses evaluasi kualifikasi dapat dilakukan dengan
meminta dan memeriksa semua dokumen penawaran asli
calon pemenang lelang
g. Lelang Gagal dan Pelelangan Ulang
1. Dalam hal Panitia Pengadaan memutuskan untuk
melakukan pelelangan ulang, maka terlebih dahulu Panitia
Pengadaan harus membatalkan proses lelang paket
pekerjaan yang sedang berjalan (pada tahap apapun) pada
SPSE dan memasukkan alasan penyebab pelelangan
harus diulang.
2. Informasi tentang pelelangan ulang ini secara otomatis
akan terkirim melalui email kepada semua peserta lelang
paket pekerjaan tersebut.
3. Termasuk dalam hal SPSE gagal karena teknis operasional
LPSE
h. Pengumuman Calon Pemenang Lelang Pada tahap
pengumuman pemenang dan PPK telah menetapkan
pemenang lelang suatu paket pekerjaan, SPSE secara
otomatis akan menampilkan informasi pengumuman
pemenang paket pekerjaan dimaksud, dan juga mengirim
informasi ini melalui email kepada seluruh peserta lelang
paket pekerjaan tersebut
i. Sanggah
1. Peserta lelang hanya dapat mengirimkan 1 (satu) kali
sanggahan kepada PPK suatu paket pekerjaan yang
dilakukan secara online melalui SPSE.
2. SPSE memungkinkan PPK untuk melakukan jawaban
terhadap sanggahan Peserta lelang yang dikirimkan
setelah batas akhir waktu sanggah.
3. Dalam hal terdapat sanggah banding, proses tersebut
dilakukan di luar SPSE dan Peserta lelang mengirimkan
kepada pejabat terkait.
4. Proses sanggah banding tidak menghentikan tahapan
lelang selanjutkanya pada SPSE
2.5.4. METODE PELELANGAN PROYEK
Metode pelelangan yang di gunakan Proyek Jalan Raya
Lingkar Timur Kuningan ini menggunakan metode Pelelangan
Umum. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia
barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman
secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi
sehingga masyarakat luas dan dunia usaha dapat mengikutinya
2.5.5. METODE PEMBAYARAN PROYEK
Metode yang di gunakan pada proyek Jalan Raya Lingkar
Timur Kuningan ini yaitu menggunakan metode Lump Sum,
Pembayaran Lump Sum yaitu uang yang dibayarkan sekaligus
dalam satu waktu, yang merupakan lawan dari serangkaian
pembayaran yang dilakukan dari waktu ke waktu (dengan cara
mengangsur). Proses nya yaitu dengan cara mengajukan MC
(Monthly Certificate) per bulan nya, yang di ajukan oleh
Kontraktor di setujui oleh Konsultan dan di sah kan oleh PPK
P2JN Provinsi Jabar/PPK PPK 3.4 PJN Wilayah III
Laporan Hikam KP fix Bab 1 dan 2.docx

More Related Content

Similar to Laporan Hikam KP fix Bab 1 dan 2.docx

11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek 11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek vieta_ressang
 
KAK PAKET 8 BM.pdf
KAK PAKET 8 BM.pdfKAK PAKET 8 BM.pdf
KAK PAKET 8 BM.pdfhalim292382
 
Kak fs jalan tol tanjung selor tanjung redeb
Kak fs jalan tol tanjung selor   tanjung redebKak fs jalan tol tanjung selor   tanjung redeb
Kak fs jalan tol tanjung selor tanjung redebalamsyahnoor1
 
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptxManajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptxBinamarga18
 
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastrukturPetunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastrukturSHINTA LILIANA
 
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014Suhardi Bae
 
mATERI 11 qU.pptx
mATERI 11 qU.pptxmATERI 11 qU.pptx
mATERI 11 qU.pptxmasruq
 
Modul kuliah Manajemen Proyek
Modul kuliah Manajemen ProyekModul kuliah Manajemen Proyek
Modul kuliah Manajemen ProyekAMIK AL MA'SOEM
 
Tugas manajemen kontruksi II (Pertemuan ke VI)
Tugas manajemen kontruksi II (Pertemuan ke VI)Tugas manajemen kontruksi II (Pertemuan ke VI)
Tugas manajemen kontruksi II (Pertemuan ke VI)widiaja1
 
Metode jbt. gantung
Metode jbt. gantungMetode jbt. gantung
Metode jbt. gantungfianardi
 
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164Hilmi Raditya
 
PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK
PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAKPENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK
PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAKDEDE IRYAWAN
 
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptxCONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptxaspeknasoki
 
Preliminary research design
Preliminary research designPreliminary research design
Preliminary research designAsri Adi
 
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projekKhalid Mdnoh
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKHRISTIAN MAUKO
 

Similar to Laporan Hikam KP fix Bab 1 dan 2.docx (20)

11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek 11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek
 
KAK PAKET 8 BM.pdf
KAK PAKET 8 BM.pdfKAK PAKET 8 BM.pdf
KAK PAKET 8 BM.pdf
 
Kak fs jalan tol tanjung selor tanjung redeb
Kak fs jalan tol tanjung selor   tanjung redebKak fs jalan tol tanjung selor   tanjung redeb
Kak fs jalan tol tanjung selor tanjung redeb
 
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptxManajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
 
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastrukturPetunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
 
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
 
mATERI 11 qU.pptx
mATERI 11 qU.pptxmATERI 11 qU.pptx
mATERI 11 qU.pptx
 
Kuliah perdanan ( i ) pendahuluan
Kuliah perdanan ( i ) pendahuluanKuliah perdanan ( i ) pendahuluan
Kuliah perdanan ( i ) pendahuluan
 
Pemahaman kak
Pemahaman kakPemahaman kak
Pemahaman kak
 
Modul kuliah Manajemen Proyek
Modul kuliah Manajemen ProyekModul kuliah Manajemen Proyek
Modul kuliah Manajemen Proyek
 
Tugas manajemen kontruksi II (Pertemuan ke VI)
Tugas manajemen kontruksi II (Pertemuan ke VI)Tugas manajemen kontruksi II (Pertemuan ke VI)
Tugas manajemen kontruksi II (Pertemuan ke VI)
 
Metode jbt. gantung
Metode jbt. gantungMetode jbt. gantung
Metode jbt. gantung
 
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
 
PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK
PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAKPENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK
PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK
 
1.eas
1.eas1.eas
1.eas
 
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptxCONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
 
Preliminary research design
Preliminary research designPreliminary research design
Preliminary research design
 
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
2.0 agensi terlibat dlm pembangunan projek
 
KAK PERENCANAAN
KAK PERENCANAANKAK PERENCANAAN
KAK PERENCANAAN
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
 

Recently uploaded

Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfAndiAliyah2
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxmuhnurmufid123
 
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptxELASONIARTI
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdveinlatex
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoAdePutraTunggali
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapAhmadMuhtadi11
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (7)

Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
 
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
 

Laporan Hikam KP fix Bab 1 dan 2.docx

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air. Sedangkan jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jalan mempunyai peranan yang penting dalam bidang sosial, ekonomi, politik, strategi/militer dan kebudayaan. Sehingga keadaan jalan dan jaringan-jaringan jalan bisa dijadikan barometer tentang tingginya kebudayaan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa. Sebuah pepatah mengatakan: “Bagaimana jalannya demikian pula bangsanya”, dan hanya bangsa yang ingin maju saja mengerti akan arti pentingnya jalan pada khususnya dan perhubungan pada umumnya. Salah satu usaha dukungan yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah perangkat dari Pemerintah Republik Indonesia yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab di dalam masalah- masalah pengembangan wilayah/regional. Salah satu Direktorat Jenderal di dalam Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah Direktorat Jenderal Bina Marga yang bertanggung jawab atas pembinaan seluruh jaringan jalan yang ada, yang berstatus lokal maupun nasional. Paket pembangunan Jalan Lingkar Timur Kuningan, merupakan perwujudan dari kebijakan
  • 2. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, agar pengguna jasa jalan mendapatkan kelancaran, keamanan, kenyamanan dan keselamatan dalam perjalanannya. Direktorat Jenderal Bina Marga CQ. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta dan Jawa Barat melalui Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Jawa Barat, bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis jalan dan jembatan di Provinsi Jawa Barat yang akan dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi. Untuk mengupayakan pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya, volume dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan adanya suatu tim yang akan bertugas sebagai pengawas yang berperan membantu Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Jawa Barat. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK 1.2.1. Maksud Proyek Maksud dari Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Timur Kuningan Yaitu untuk memberikan jalan alternative untuk kendaraan roda dua, baik roda empat maupun lebih dari pada empat serta memudahkan akses jalan tujuan ke Cirebon bagi masyarakat Kuningan bagian timur sehingga tidak perlu memutar ke pusat keramaian kota kuningan
  • 3. 1.2.2. Tujuan Proyek Tujuan dari Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Timur Kuningan yaitu untuk memecah dan mengurai kemacetan yang terjadi. Dengan ada nya proyek ini di harapkan kemacetan yang terjadi di pusat keramaian kota kuningan ini terurai, sehingga masyarakat yang beraktifiitas tidak mengalami kendala kemacetan. 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTIK 1.3.1. Maksud Kerja Praktik Maksud dari kerja praktik ini untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi pada jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Selain itu, untuk memberikan pengalaman langsung tentang situasi dan kondisi kegiatan pelaksanaan di lapangan. 1.3.2. Tujuan Kerja Praktik Tujuan dari kerja praktik ini adalah untuk dapat mempelajari teori-teori yang sudah diberikan dosen secara langsung. Sehingga penulis dapat belajar langsung dan mengetahui bagaimana situasi dan kondisi di tempat pelaksanaan.
  • 4. 1.4. KEGUNAAN KERJA PRAKTIK 1.4.1. Teoritis Kegunaan kerja praktik secara teoritis adalah untuk menerapkan dan membandingkan teori-teori yang telah dipelajar selama periode kuliah yang kemudian diterapkan pada lingkungan kerja. 1.4.2. Praktis Penggunaan praktis dari kerja praktik adalah bahwa mahasiswa dapat mengetahui kondisi di lapangan dengan teori yang diberikan ketika pembelajaran di kelas, jika ada teori baru yang tersedia di lapangan (lingkungan kerja) yang belum diperoleh selama kuliah akan menjadi bahan masukan untuk dipelajari. 1.5. LOKASI PROYEK Lokasi Proyek Pembangunan yaitu dimulai dari Garatengah sampai ke jalan Mochamad Yamin Ancaran kabupaten Kuningan Jawa Barat. Gambar 1.1. Lokasi proyek Sumber: program Google Map
  • 5. 1.6. LINGKUP KEGIATAN KERJA PRAKTIK Lingkup Kegiatan Kerja Praktik pada Proyek Pembangunan Jalan Raya Lingkar Kuningan Timur : a. Pekerjaan struktur 1. Pekerjaan Tanah 2. Pekerjaan lapis pondasi bawah 3. Pekerjaan lapis permukaan 1.7. METODE KERJA PRAKTIK Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data Primer adalah data utama yang diperoleh langsung dari proyek 2. Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung dari lokasi proyek JENIS DAN SUMBER DATA No. Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpul an Data 1. Data Prmier - Observasi Lapangan Survei - Wawancara Lapangan Interview - Dokumentasi Lapangan Foto 2. Data Sekunder - Gambar / Foto Google Searchin g - Dokumen Proyek/Kontrak Google Searchin g - Berita, Majalah, Media Massa Google Searchin g
  • 6. 1.8 KEGIATAN PROYEK 1. Pemadatan tanah dasar 2. Penghamparan agregat kelas A 3. Pemadatan agregat 4. Penghamparan prime coat 5. Penghamparan ac base 6. Pelapisan take coat 7. Penghamparan ac bc 8. Pelapisan take coat 9 penghamparan ac wearing
  • 7. BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1. DATA PROYEK 2.1.1. Data Kontrak Data Kontrak Proyek Pembangunan Jalan Raya Lingkar Timur Kuningan adalah sebagai berikut: a. Pemilik Proyek (Owner) : PPK P2JN Provinsi Jabar/PPK PPK 3.4 PJN Wilayah III b. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Raya Lingkar Timur Kuningan c. Nomor Kontrak : HK0203/PJNWil.III- JBR/LTK/XII/2019/460 d. Tanggal Kontrak : 16 Desember 2019 e. Nilai Kontrak : Rp. 88.547.013.500,00,- f. Sumber Dana : SBSN Tahun Anggaran 2019 – 2021 g. Nama Konsultan : PT. Seecons, PT. Indec Internusa dan PT. Sinegi Teknik Utama (KSO) h. Kontraktor Pelaksana : PT. Seneca Indonesia i. Lokasi Proyek : Desa Garatengah kecamatan Jepara sampai desa Kedungarum Kuningan j. Waktu Pelaksanaan : 365 Hari Kalender
  • 8. 2.1.2. Data Teknis Data Teknis Proyek Pembangunan Jalan Raya Lingkar Timur Kuningan adalah sebagai berikut : a. Total Panjang 7,241 km b. Flexible Pavement /Hotmix c. AC-Base 8 cm d. AC-BC 6 cm e. AC-WC 4 cm 2.2. ORGANISASI PROYEK Organisasi Proyek adalah suatu sistem kerja sama kelompok dengan keahlian masing-masing guna mencapai sasaran yang telah direncanakan. Organisasi Proyek mengatur hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek, yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan fungsi pihak-pihak tersebut dengan hubungan kerja (formal) yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi yang dikukuhkan dengan suatu dokumen kontrak. Secara fungsional, ada 3 (tiga) pihak yang sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi yaitu, pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor.1 Dalam melakukan suatu kegiatan konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan, rancangan bangunan, dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi, 1 Wulfram I Ervianto, Manajemen Proyek, (Yogyakarta: Andi, 2002) 1 Wulfram I Ervianto, Manajemen Proyek (Edisi Revisi), (Yogyakarta: Andi, 2005)
  • 9. Pemilik Proyek Kontraktor Pelaksana Konsultan Pengawas Konsultan Perencana Gambar 2.1. Struktur organisasi proyek ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya. 2.2.1. Unsur-unsur Pelaksanaan Proyek Unsur pelaksanaan proyek merupakan faktor utama dalam merealisasikan kegiatan-kegiatan pembangunan yang ada di suatu proyek. Orang/badan yang membiayai, merencanakan dan melaksanakan bangunan tersebut disebut unsur-unsur pelaksanaan proyek.2 Unsur-unsur pelaksana pembangunan yang terlibat dalam kegiatan pembangunan yaitu, pemilik proyek, konsultan perencana (struktur dan arsitek), kontraktor/pemborong, dan konsultan pengawas. Keberhasilan dalam usaha pembangunan proyek tergantung dari kerja sama yang diciptakan oleh ketiga unsur pelaksana pembangunan, yakni pengaturan masing-masing unsur serta pengaturan kerja yang tertib dan teratur dalam menciptakan kesatuan fungsional dan tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Disamping itu keempat unsur tersebut harus bekerja sesuai dengan hukum dan peraturan dalam surat perjanjian pemborong atau dokumen kontrak yang telah disepakati dan ditandatangani bersama. Berikut ini adalah struktur organisasi sesuai unsur pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Raya Lingkar Timur Kuningan
  • 10. 2.2.1.1. Pemilik Proyek (owner) Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut.3 Pemberi tugas dalam surat perjanjian pemborongan adalah sebagai pihak pertama dan dapat mengambil keputusan sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang dilakukan, dengan cara menulis surat kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan dalam undang-undang didalam Surat Perjanjian Kerja (SPK). Pemberi tugas juga berwenang untuk memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada kontraktor. Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah: 1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor). 2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa. 3. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan. 4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan. 5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan. 6. Ikut mengawasi jalanya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk 3 Wulfram I Ervianto, Manajemen Proyeki (Edisi Revisi), (Yogyakarta: Andi, 2005)
  • 11. suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik. 7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi). 8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki. 9. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing- masing kontraktor. 10. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan.4 2.2.1.2. Konsultan Pengawas Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau perorangan baik swasta atau instansi pemerintah yang berfungsi sebagai badan yang bertugas mengawasi dan mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasil kerja yang optimal menurut persyaratan yang ada. Tugas konsultan pengawas antara lain: 1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan. 2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan. 3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan. 4. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya. 5. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang ditetapkan. 4 Wulfram I Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi), (Yogyakarta: Andi, 2005)
  • 12. 6. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor. 7. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku. 8. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan). 9. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya pekerjaan. 2.2.1.3. Kontraktor Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Tugas dan wewenang kontraktor: 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, yang ditetapkan oleh pemilik proyek. 2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan manajemen konstruksi. 3. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan kepada konsultan manajemen konstruksi. 4. Menyediakan alat keselamatan kerja dan keamanan di lokasi proyek. 5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
  • 13. 2.2.2. Hubungan Kerja Unsur-unsur Proyek Hubungan kerja/koordinasi dalam pengelolaan proyek sangatlah diperlukan adanya suatu ketegasan didalam pembagian kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing, dimana satu sama lainnya harus dapat bekerjasama dengan baik. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat teratur dan berjalan lancar, maka dalam pelaksanaan di lapangan dibuat uraian pekerjaan (job description) sehingga masing-masing unsur dapat mengetahui tugasnya dengan jelas dan tidak ada tugas yang tumpang tindih antar pihak yang terkait. 2.2.2.1. Owner dengan Konsultan QS (Quantity Surveyor) Konsultan QS ditunjuk oleh owner untuk mengatur kontrak dengan kontraktor maupun konsultan. Konsultan QS akan bernegosiasi dengan penyedia jasa (kontraktor dan konsultan) untuk mencapai kesepakatan sehingga dibuat kontrak kerja yang berisikan tentang biaya, waktu pelaksanaan, tugas dan tanggung jawab. 2.2.2.2. Owner dengan Konsultan Perencana Konsultan perencana ditunjuk oleh owner dan dipercaya untuk merencanakan dan mendisain bangunan tersebut secara keseluruhan, sehingga Konsultan Perencana wajib menunjukkan perencanaan bangunan tersebut kepada owner dan dapat merencanakan bangunan sesuai yang diinginkan oleh owner. 2.2.2.3. Owner dengan Kontraktor Terdapat ikatan kontrak antara keduanya, kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik dan hasil yang memuaskan serta harus mampu dipertanggungjawabkan kepada owner. Sebaliknya owner
  • 14. membayar semua biaya pelaksanaan sesuai dengan yang tertera di dalam dokumen kontrak kepada kontraktor agar proyek berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang telah menjadi kesepakatan di antara kedua belah pihak. Biasanya koordinasi ini dilakukan secara rutin satu minggu sekali, terutama jika terdapat perubahan rencana baik bermula dari owner maupun sebaliknya. 2.2.2.4. Kontraktor dengan Konsultan Perencana Kontraktor wajib melaksanakan pembangunan proyek tersebut dengan mengacu pada desain rencana yang dibuat oleh konsultan perencana. Jika terjadi hal-hal yang akan merubah perencanaan, maka dikonsultasikan kepada konsultan perencana. 2.3. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah suatu proses dengan adanya sistem kerja yang dibuat agar perencanaan, kepemimpinan dan pengendaliannya berjalan dengan baik, agar suatu proyek dapat berjalan dengan baik sesuai apa yang direncanakan maka perlu di buat suatu manajemen yang baik. Secara garis besar tujuan manajemen proyek adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan. Dalam KONTRAKTOR KONSULTAN OWNER
  • 15. Proses yang efektif dan efisien Hasil yang memuaskan Sumber Daya:  Bahan  Tenaga  Biaya  Peralatan  waktu rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (quality control), pengawasan biaya (cost control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (time control). Manajemen pada suatu konstruksi merupakan suatu alat untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kegiatan-kegiatan pada proyek tersebut. Parameter yang digunakan di sini adalah fungsi waktu dan biaya dari setiap kegiatan proyek konstruksi. Untuk mengatur/menata kegiatan-kegiatan ini seseorang harus lebih dahulu mengerti dan memahami persoalan dari awal sampai akhir, dengan kata lain kita harus memasuki ke dalam konstruksi secara utuh. Setiap proyek konstruksi, terdapat sumber daya yang akan diproses, pada saat proses inilah diperlukan manajemen agar proses ini berjalan efektif dan efisien, dan diperoleh hasil yang memuaskan. Sumber daya adalah berbagai daya untuk memungkinkan sebuah hasil yang ingin dicapai. Sumber daya itu terdiri dari 6M+I+S+T yaitu Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Man-power (tenaga manusia), Market (pasar), dan Methode (metode) serta Information (informasi), Space (ruang) dan Time (waktu). Secara skematis ditunjukkan seperti gambar berikut : Gambar 2.3. Skema manajemen proyek
  • 16. Manajemen proyek memiliki tahapan dalam pelaksanaannya, tahapan tersebut harus dilaksanakan secara berurut untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Ada 3 (tiga) tahap yang harus dilakukan dalam manajemen proyek yaitu: 1. Proses Perencanaan (Planning Process) Mencakup tentang penetapan sasaran, pendefinisian proyek dan pembentukan organisasi tim, adapun dalam mengerjakan beberapa proyek sekaligus (umumnya pada perusahaan besar), cara yang efektif untuk menugaskan tenaga kerja dan sumber daya fisik adalah melalui organisasi proyek dengan spesifikasi:  Pekerjaan dapat didefinisikan dengan sasaran dan target waktu khusus  Pekerjaan unik atau tidak biasa dalam organisasi yang ada  Pekerjaan terdiri dari tugas memerlukan keterampilan khusus  Proyek bersifat sementara tetapi penting bagi organisasi  Proyek meliputi hampir semua organisasi 2. Penjadwalan (Schedulling) Penjadwalan (Schedulling) yaitu menghubungkan antara tenaga kerja, uang, dan bahan yang digunakan dalam proyek. Penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas. Cara penjadwalan proyek yang lain adalah PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Penjadwalan proyek membantu dalam bidang:  Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.  Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.  Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
  • 17.  Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek. 3. Pengendalian (Controlling) Pengendalian proyek meliputi pengendalian terhadap sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Pengendalian proyek juga digunakan untuk me-revisi rencana proyek dan memungkinkan untuk mengganti/menggeser sumber daya ke tempat yang memerlukan sehingga tepat waktu dan biaya. 2.4. PROGRAM KERJA PROYEK Program kerja proyek adalah program-program nyata yang akan diimplementasikan guna mencapai misi suatu proyek. Penentuan apa yang akan dikerjakan ini merupakan fungsi dari perencanaan (planning). Sedangkan tindakan memastikan bahwa rencana dikerjakan dengan benar merupakan fungsi pengendalian (control). Perencanaan merupakan hal penting dalam manajemen proyek, yang menjadi ruang lingkup pekerjaan selama proses perencanaan dan pengendalian proyek adalah :  Sebelum proyek mulai sebuah rencana dipersiapkan untuk menentukan tujuan proyek, tugas-tugas yang akan dikerjakan, jadwal dan anggaran.  Selama proyek dalam tahap akuisisi rencana yang telah dibuat dibandingkan dengan perfomasi, waktu dan biaya yang sebenarnya terjadi.  Jika ada perbedaan antara yang direncanakan dan yang terjadi sebenarnya, tindakan koreksi perlu dilakukan, dan estimasi biaya dan waktu bisa diperbaharui. Sebelum pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi dimulai, dibuat susunan rencana kerja dan waktu kegiatan yang disesuaikan dengan metode konstruksi yang digunakan agar me-minimalisir
  • 18. masalah yang akan dihadapi pada saat proyek dilaksanakan. Dalam menyusun rencana kerja tersebut perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu:  Keadaan lapangan lokasi proyek, hal ini dilakukan untuk memperkirakan hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan.  Kemampuan tenaga kerja, informasi detail tentang jenis dan macam kegiatan yang berguna untuk memperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja yang harus disediakan.  Pengadaan material konstruksi, harus diketahui dengan pasti macam, jenis dan jumlah material yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan. Pemilihan jenis material yang akan digunakan harus dilakukan di awal proyek, kemudian dipisahkan berdasarkan jenis material yang memerlukan waktu untuk pengadaan, misalnya material pabrikasi biasanya tidak dapat dibeli setiap saat, tetapi memerlukan sejumlah waktu untuk kegiatan proses produksi. Hal ini penting untuk membuat jadwal rencana pengadaan material konstruksi.  Pengadaan alat pembangunan, untuk kegiatan yang memerlukan peralatan pendukung pembangunan harus dapat di deteksi secara jelas. Hal ini berkaitan dengan pengadaan peralatan, jenis, kapasitas kemampuan dan kondisi peralatan harus disesuaikan dengan kegiatannya.  Gambar kerja, pelaksanaan proyek konstruksi memerlukan gambar kerja untuk bagian-bagian tertentu. Untuk itu, perlu dilakukan pendataan bagian-bagian yang memerlukan gambar kerja. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan, dalam penyusunan rencana kerja, faktor penting yang harus dijamin oleh pengelola
  • 19. proyek adalah kelangsungan dari susunan rencana kerja setiap jenis pekerjaan. Program kerja proyek yang dilaksanakan oleh penyedia jasa meliputi kegiatan pekerjaan:  Mobilisasi Pada awal kegiatan di proyek diawali dengan mobilisasi pekerja dan peralatan kerja yang diperlukan untuk melakukan pengukuran pada lokasi yang akan dijadikan proyek pembangunan untuk mendapatkan situasi dan kondisi yang tepat dengan dapat dipertanggungjawabkan tentang keadaan di lapangan.  Rekayasa Lapangan Rekayasa lapangan diperlukan untuk mengetahui dan mendapatkan secara pasti kebutuhan volume dari setiap pekerjaan yang ada di dalam kontrak, serta tidak untuk menuntut kemungkinan akan adanya penambahan yang baru atau pengurangan pekerjaan.  Pengukuran Pengukuran adalah pengukuran yang dilakukan oleh tim surveyor dari pihak penyedia jasa bertujuan untuk mendapatkan volume ukuran yang pasti langsung dari lapangan dan dipergunakan untuk data gambar perencanaan.  Gambar Gambar di sini diambil dari data pengukuran yang sebelumnya sudah dilakukan kemudian digambar yang di dalamnya mencakup seluruh pekerjaan yang ada dalam kontrak dan dalam proses menggambarnya harus konsultasi langsung kepada konsultan dan pengawas lapangan.
  • 20.  Perakitan besi tulangan Perakitan besi tulangan biasanya dibuat dengan tenaga manual para pekerja besi yang sudah ahli. Adapun alat yang digunakan untuk merakit besi tulangan diantaranya adalah kawat pengikat, tang, dan mesin las listrik.  Pengecoran Pengecoran yang dimaksud di sini suatu proses pencetakan pondasi bore pile, pile cap, tie beam, plat latai, kolom dan balok menggunakan adukan beton yang sudah dibuat oleh batching plant dan diangkut menggunakan concrete mixer truck. 2.5. TATA LAKSANA PENGADAAN BARANG DAN JASA Pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.5 Pelelangan pelaksanaan suatu bangunan atau sering disebut tender dalam bidang pemborongan jasa konstruksi adalah salah satu sistem pengadaan bahan dan jasa. Tender pelaksanaan dilakukan oleh pemberi tugas/pemilik proyek dengan mengundang beberapa perusahaan kontraktor untuk mendapatkan satu pemenang yang mampu melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan yang ditentukan dengan harga yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi mutu maupun waktu pelaksanaannya.6 5 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 1 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 6 Dian Ariestadi, Teknik Struktur Bangunan Jilid 1 Untuk SMK. (Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal. 33.
  • 21. 2.5.1. Jenis Pelelangan 2.5.1.1. Pelelangan Proyek Pemerintah Pelelangan proyek pemerintah mengikuti pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 16 tahun 2018. Sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah masih terdapat kekurangan dan belum menampung perkembangan kebutuhan Pemerintah mengenai pengaturan atas Pengadaan Barang/Jasa yang baik. Metode pengadaan barang/jasa pemerintah menurut pedoman pelaksanaan tersebut dapat dilakukan melalui: a) Pelelangan Umum Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi sehingga masyarakat luas dan dunia usaha dapat mengikutinya. b) Pelelangan Terbatas Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dimana jumlah penyedia barang/jasa diyakini terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks. c) Pemilihan Langsung Pemilihan langsung adalah pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan
  • 22. sebanyak-banyaknya penawaran, dan sekurang- kurangnya 3 (tiga) penawaran. d) Penunjukan Langsung Penunjukan langsung adalah adalah pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara penunjukkan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya dengan harga yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis. 2.5.1.2. Pelelangan Proyek-proyek Swasta Ketentuan tender proyek swasta biasanya diatur sendiri oleh masing-masing pemilik dengan tetap mengacu pada standar kontrak tertentu seperti misalnya Standar Internasional. Pada umumnya dilakukan dengan cara tender terbatas dengan mengundang beberapa kontraktor yang sudah dikenal. Perkembangan saat ini, pemilik (owner) mengundang beberapa calon kontraktor untuk melakukan presentasi kemampuan mereka dalam melaksanakan proyek yang di tenderkan. Setelah itu owner menilai dan bagi yang lulus akan diundang untuk mengikuti tender. 2.5.2. Dokumen Pelelangan Berdasarkan standar nasional, dokumen tender meliputi:  Undangan lelang  Petunjuk kepada peserta lelang  Formulir penawaran  Syarat-syarat umum dan khusus yang akan ditetapkan dalam perjanjian  Spesifikasi teknik  Gambar tender
  • 23.  Daftar item dan volum pekerjaan  Addendum Berdasarkan standar internasional, dokumen tender umumnya terdiri dari:  Instruksi kepada peserta tender (notice to bidders)  Persyaratan tender (condition of tendering)  Form surat penawaran (form of tender)  Kondisi kontrak (general condition of contract)  Spesifikasi teknik (technical spesification)  Gambar tender (tender drawing)  Daftar item dan volume pekerjaan (bill of quantities)  Addendum (segala tambahan dokumen yang bersifat mengubah dan atau melengkapi dokumen tender).7 2.5.3. Kegiatan Pelelangan Kegiatan tender proyek pemerintah, sesuai Keputusan Presiden Nomor 16 tahun 2018 meliputi: a. Persiapan Pengadaan 1. PPK menetapkan paket pekerjaan dalam SPSE dengan memasukkan: Nama paket, Lokasi, Kode anggaran, Nilai Pagu, Target pelaksanaan, dan Kepanitiaan 2. Panitia Pengadaan memasukkan ke dalam SPSE  Kategori paket pekerjaan  Metode pemilihan penyedia barang/jasa dan penyampaian dokumen penawaran yang meliputi  e-lelang Umum Pra Kualifikasi dua file;  Pasca Kualifikasi satu file;  e-lelang Umum Pasca Kualifikasi dua file
  • 24. 3. Metode Evaluasi pemilihan penyedia barang/jasa; 4. Harga Perkiraan Sendiri; 5. Persyaratan kualifikasi; 6. Jenis kontrak; 7. Jadwal pelaksanaan lelang; dan 8. Dokumen Pemilihan b. Pengumuman Pelelangan 1. Setelah mendapatkan penetapan PPK, paket pekerjaan yang bersangkutan akan tercantum dalamwebsite LPSE dan Panitia Pengadaan mengumumkan paket lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Masyarakat umum dapat melihat pengumuman pengadaan di website LPSE yang bersangkutan c. Pendaftaran Peserta Lelang 1. Penyedia barang/jasa yang sudah mendapat hak akses dapat memilih dan mendaftar sebagai peserta lelang pada paket-paket pekerjaan yang diminati. 2. Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada paket pekerjaan yang diminati maka Penyedia barang/jasa dianggap telah menyetujui Pakta Integritas. 3. Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada paket pekerjaan yang diminati Penyedia barang/jasa dapat mengunduh (download) dokumen pengadaan/lelang paket pekerjaan tersebut
  • 25. d. Penjelasan Pelelangan 1. Proses penjelasan pelelangan dilakukan secara online tanpa tatap muka melalui website LPSE yang bersangkutan. 2. Dalam hal waktu penjelasan pelelangan telah berakhir, Panitia Pengadaan masih mempunyai waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin belum terjawab. 3. Jika dianggap perlu dan tidak dimungkinkan memberikan informasi lapangan ke dalam dokumen pemilihan, Panitia Pengadaan dapat melaksanakan proses penjelasan di lapangan/lokasi pekerjaan e. Penyampaian Penawaran 1. Pada tahap penyampaian penawaran, Penyedia barangjasa yang sudah menjadi peserta lelang dapat mengirimkan dokumen (file) penawarannya dengan terlebih dahulu melakukan enkripsi/penyandian terhadap file penawaran dengan menggunakan Aplikasi Pengaman Dokumen (APENDO) yang tersedia dalam website LPSE. 2. Pengguna wajib mengetahui dan melaksanakan ketentuan penggunaan APENDO yang tersedia dan dapat diketahui pada saat mengoperasikan APENDO f. Proses Evaluasi 1. Pada tahap pembukaan file penawaran, Panitia Pengadaan dapat mengunduh (download) dan melakukan dekripsi file penawaran tersebut dengan menggunakan APENDO. 2. Terhadap file penawaran yang oleh tidak dapat dibuka, Panitia Pengadaan wajib menyampaikan file penawaran terenkripsi yang tidak dapat dibuka (dekripsi) kepada LPSE
  • 26. untuk dilakukan analisa dan bila dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan file penawaran tersebut kepada Direktorat e-Procurement LKPP. 3. Terhadap penyampaikan file penawaran terenkripsi yang tidak dapat di buka (dekripsi), LKPP melakukan analisa terhadap file penawaran tersebut dan dapat merekomendasikan langkah-langkah yang perlu diambil oleh Panitia Pengadaan. 4. Dengan adanya proses penyampaikan informasi sebagaimana huruf b diatas Panitia Pengadaan dimungkinkan melakukan pemunduran jadwal pada paket pekerjaan tersebut. 5. Proses evaluasi (administrasi dan teknis, harga, kualifikasi) terhadap file penawaran dilakukan secara manual (off line) di luar SPSE, dan selanjutnya hasil evaluasi tersebut dimasukkan ke dalam SPSE. 6. Proses evaluasi kualifikasi dapat dilakukan dengan meminta dan memeriksa semua dokumen penawaran asli calon pemenang lelang g. Lelang Gagal dan Pelelangan Ulang 1. Dalam hal Panitia Pengadaan memutuskan untuk melakukan pelelangan ulang, maka terlebih dahulu Panitia Pengadaan harus membatalkan proses lelang paket pekerjaan yang sedang berjalan (pada tahap apapun) pada SPSE dan memasukkan alasan penyebab pelelangan harus diulang. 2. Informasi tentang pelelangan ulang ini secara otomatis akan terkirim melalui email kepada semua peserta lelang paket pekerjaan tersebut.
  • 27. 3. Termasuk dalam hal SPSE gagal karena teknis operasional LPSE h. Pengumuman Calon Pemenang Lelang Pada tahap pengumuman pemenang dan PPK telah menetapkan pemenang lelang suatu paket pekerjaan, SPSE secara otomatis akan menampilkan informasi pengumuman pemenang paket pekerjaan dimaksud, dan juga mengirim informasi ini melalui email kepada seluruh peserta lelang paket pekerjaan tersebut i. Sanggah 1. Peserta lelang hanya dapat mengirimkan 1 (satu) kali sanggahan kepada PPK suatu paket pekerjaan yang dilakukan secara online melalui SPSE. 2. SPSE memungkinkan PPK untuk melakukan jawaban terhadap sanggahan Peserta lelang yang dikirimkan setelah batas akhir waktu sanggah. 3. Dalam hal terdapat sanggah banding, proses tersebut dilakukan di luar SPSE dan Peserta lelang mengirimkan kepada pejabat terkait. 4. Proses sanggah banding tidak menghentikan tahapan lelang selanjutkanya pada SPSE 2.5.4. METODE PELELANGAN PROYEK Metode pelelangan yang di gunakan Proyek Jalan Raya Lingkar Timur Kuningan ini menggunakan metode Pelelangan Umum. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi sehingga masyarakat luas dan dunia usaha dapat mengikutinya
  • 28. 2.5.5. METODE PEMBAYARAN PROYEK Metode yang di gunakan pada proyek Jalan Raya Lingkar Timur Kuningan ini yaitu menggunakan metode Lump Sum, Pembayaran Lump Sum yaitu uang yang dibayarkan sekaligus dalam satu waktu, yang merupakan lawan dari serangkaian pembayaran yang dilakukan dari waktu ke waktu (dengan cara mengangsur). Proses nya yaitu dengan cara mengajukan MC (Monthly Certificate) per bulan nya, yang di ajukan oleh Kontraktor di setujui oleh Konsultan dan di sah kan oleh PPK P2JN Provinsi Jabar/PPK PPK 3.4 PJN Wilayah III