1. TUGAS 3 – TAHAP PRA PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN JALUR BARU
JALAN DIPONEGORO KOTA BATAM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Asistensi Mata Kuliah Konstruksi Jalan
yang Diberikan oleh
Dosen:
Dwi Prasetyanto, Dr., Ir., M.T.
Asisten:
Ruhiyat Hendayana, M.Si
Disusun oleh :
Deky Rismanto (22 2016 181)
Muhamad Najmi R (22-2016-181)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
2. DESKRIPSI MIND MAP
1. STUDI KELAYAKAN
Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian
keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan
dalam artian yang lebih terbatas, ada juga yang mengartikan dalam artian yang luas.
Artinya yang lebih terbatas, terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih
berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.
Maksud kegiatan studi kelayakan ini adalah untuk :
a. Membantu proses pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif solusi
rencana kegiatan yang layak dari segi lingkungan hidup, teknis dan ekonomis.
b. Memberi masukan untuk mengintegrasikan pertimbangan kebijakan dengan
teknis, lingkungan maupun ekonomi dalam penyusunan desain rinci kegiatan
pembangunan jalan dimaksud.
c. Memberikan arahan dalam penyusunan perencanaan detail desain ruas jalan.
d. Memberikan masukan untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan
hidup dalam penyusunan desain rinci kegiatan pembangunan jalan.
e. Memberikan informasi mengenai sejauh mana tingkat kemanfaatan yang akan
diperoleh jika pembangunan jalan ini dilaksanakan.
f. Memberikan gambaran mengenai sejauh mana tingkat kelayakan
pembangunan jalan dimaksud.
g. Memberikan informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan dampak
positif dan menghindari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh
kegiatan pembangunan/peningkatan ruas jalan tersebut.
Tujuan kegiatan studi kelayakan ini adalah untuk :
a. Mendapatkan strategi pelaksanaan yang paling sesuai dilihat dari kebijakan
perencanaan, aspek teknis, aspek lingkungan dan keselamatan, aspek ekonomi,
aspek lain, evaluasi kelayakan ekonomi serta pemilihan alternatif dan
3. rekomendasi sehingga diperoleh solusi penanganan yang paling tepat;
b. Memberikan rekomendasi terhadap tinjauan jalan yang sesuai dengan sistem
jaringan jalan eksisting baik;
c. Sistem jaringan jalan kabupaten/kota kabupaten, provinsi dan nasional serta
pengembangannya untuk kurun waktu yang akan datang;
d. Menentukan strategi investasi prasarana jalan guna kelangsungan sistem
jaringan jalan di Kabupaten Subang.
e. Mengetahui manfaat proyek tersebut dengan berorientasi kepada kebutuhan
maupun nilai ekonomis yang didapat.
f. Mengetahui manfaat dibangunnya jalan ini baik terhadap masyarakat di sekitar
jalur maupun manfaat lainnya yang berhubungan dengan wilayah dimaksud.
2. DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
Proyek DED sering disebut juga sebagai Proyek Perencanaan Fisik. Yaitu proyek
untuk membuat sebuah perencanaan detail bangunan sipil (gedung, jalan, jembatan,
bendungan, dll)
Hasil dari proyek ini yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan. Produk yang dihasilkan dari proyek ini antara lain :
a. Gambar detail bangunan/gambar bestek.
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)/Engineer's Estimate (EE).
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Gambar detail bangunan/gambar bestek merupakan gambar desain bangunan
secara lengkap dan merupakan dokumen perencanaan yang paling utama. Kelengkapan
gambar sangat berpengaruh dalam kecepatan pelaksanaan fisik. Semakin lengkap
gambar bestek maka semakin cepat pula proyek fisik dapat diselesaikan.
Dalam perhitungan RAB juga mencakup perhitungan volume masing-masing satuan
pekerjaan. RAB dibuat berdasarkan gambar bestek.
Produk terakhir dari pekerjaan Proyek DED adalah Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS). Dalam RKS ini mencakup persyaratan mutu dan kuantitas material
bangunan, dimensi material bangunan, prosedur pemasangan material dan persyaratan-
4. persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
fisik.
Detail Engineering Design (DED) Dalam Pekerjaan Konstruksi dapat diartikan
sebagai produk dari konsultan perencana, yang biasa digunakan dalam membuat
sebuah perencanaan (gambar kerja) detail bangunan sipil seperti gedung, kolam
renang, jalan, jembatan, bendungan, dan pekerjaan konstruksi lainnya. Detail
Engineering Design (DED) bisa berupa gambar detail namun dapat dibuat lebih
lengkap yang terdiri dari beberapa komponen seperti di bawah ini:
a. Gambar detail bangunan/gambar bestek, yaitu gambar desain bangunan yang
dibuat lengkap untuk konstruksi yang akan dikerjakan
b. Engineer's Estimate (EE) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB)
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
d. Laporan akhir tahap perencanaan, meliputi
e. laporan arsitektur;
f. laporan perhitungan struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (Soil Test)
g. laporan perhitungan mekanikal dan elektrikal;
h. laporan perhitungan IT (Informasi & Teknologi)
Untuk keterangan lebih jelasnya mengenai isi dari DED berikut ini:
a. Gambar detail bangunan atau bestek bisa terdiri dari gambar rencana teknis.
Gambar rencana teknis ini meliputi arsitektur, struktur, mekanikal dan
elektrikal, serta tata lingkungan. Semakin baik dan lengkap gambar akan
mempermudah proses pekerjaan dan mempercepat dalam penyelesaian
pekerjaan konstruksi.
b. Rencana Anggaran Biaya atau RAB adalah perhitungan keseluruhan harga dari
volume masing-masing satuan pekerjaan. RAB dibuat berdasarkan gambar.
Kemudian dapat dibuat juga Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) serta
spesifikasi dan harga. Susunan dari RAB nantinya akan direview,
perhitungannya dikoreksi dan diupdate harganya disesuaikan dengan harga
pasar sehingga dapat menjadi Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
5. c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini mencakup persyaratan mutu dan
kuantitas material bangunan, dimensi material bangunan, prosedur pemasangan
material dan persyaratan-persyaratan lain yang wajib dipenuhi oleh penyedia
pekerjaan konstruksi. RKS kemudian menjadi syarat yang harus dipenuhi
penyedia sehingga dapat dimasukan ke dalam Standar Dokumen Pengadaan
(SDP).
3. PROSES PELELANGAN
3.1 Proses Pengadaan Kontraktor
Proses pengadaan kontraktor merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari
identifikasi kebutuhan jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket pelelangan,
melakukan proses pelelangan, sampai ditandatanganinya kontrak untuk menangani
implementasi proyek.
Dalam penentuan kontraktor, pemilik proyek dapat menempuh beberapa cara
untuk menentukan kontraktor yang akan melaksanakan proyek. Cara yang dapat
ditempuh oleh pemilik adalah sebagai berikut:
1. Pelelangan Umum (Terbuka)
2. Pelelangan Terbatas
3. Pemilihan Langsung
4. Penunjukan Langsung
5. Swakelola
Pada proyek pelebaran Lajur tambah jalan Diponegoro (SP Sei Harapan – SP
Basechamp Batu Aji) pihak pemilik (owner) proyek yaitu Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1 Provinsi
Kepulauan Riau menggunakan pengadaan dengan cara pelelangan umum
pascakualifikasi metode satu file, metode evaluasi harga terendah sistem gugur. Pada
prosesnya lelang paket pekerjaan ini melalui website kementrian pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yang dapat di akses di www.pu.go.id yang telah terkoneksi dengan
6. portal pengadaan nasional dan papan pengumuman resmi telah tayang pada tanggal 15
Februari 2019.
Proses pelelangan diikuti oleh 36 perusahaan yang mendaftar dan juga yang
mendownload dokumen pengadaan, pendaftaran ini dimulai pada tanggal 15 Februari
hingga 22 Maret 2019, pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada tanggal 29
April 2019 yang dimana dari 36 perusahaan yang mendaftar hanya 15 perusahaan yang
memasukan/mengupload penawaran. 15 perusahaan tersebut adalah:
1. PT. Maju Bersama Jaya
2. Pulau Bulan Indo Perkasa
3. PT. Barelang Konstruksi
4. PT. Galih Medan Persada
5. CV. Muda Berjaya
6. Alam Agritama
7. CV. Kalitra
8. PT. Amanah Anak Negeri
9. PT. Deva Karya
10. PT. Flopen Sejahtera
11. CV. Anugrah Sakti
12. UD. Kokoh Semesta
13. Tata Karsa Kreasindo
14. PT. Cahaya Pondok Indah
15. PT. Yoewono Jaya Mandiri
Dari ke 15 perusahaan yang telah memasukan penawaran ada tiga perusahaan yang
gugur yaitu :
1. PT. Galih Medan Persada
2. CV. Muda Berjaya
3. Alam Agritama
Alasan ketiga perusaan tersebut gugur karna jaminan penawaran tidak sesuai
dokumen pelelangan BAB II IKP, disyaratkan jaminan penawaran dari Bank umum
atau Konsorsium yang mempunyai program surety bond, peserta melampirkan jaminan
7. penawaran dari perusahaan asuransi. Setelah 3 perusahaan gugur maka 12 perusahaan
sisanya memasuki tahap berikutnya yaitu evaluasi teknik, evaluasi teknik ini dilakukan
kepada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan, meliputi:
1. Metode pelaksanaan
2. Jadwal waktu pelaksanaan
3. Jenis
4. Kapasitas
5. Komposisi
6. Jenis dan jumlah peralatan
7. Spesifikasi teknik
8. Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh
Dari persyaratan teknik yang telah ditentukan hanya ada tiga perusahaan yang
memenuhi persyaratan yaitu:
1. PT. Maju Bersama Jaya
2. PT. Barelang Konstruksi
3. Pulau Bulan Indo Perkasa
3.2 Tahap Evaluasi
Tahap selanjutnya yaitu evaluasi harga, unsur-unsur yang di evaluasi yaitu: total
harga penawaran terhadap HPS, harga satuan timpang, harga penawaran yang harga
satuannya nol. Pada tahap ini peserta yang dinyatakan gugur yaitu PT. Barelang.
Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga, evaluasi
kualifikasi dan pembuktian kualifikasi maka Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1
Provinsi Kepulauan Riau bahwa PT. Maju Bersama Jaya terpilih menjadi calon
pemenang dengan jumlah penawaran sebesar Rp. 38.415.249.204,50 (Tiga Puluh
Delapan Milyar Empat Ratus Lima Belas Juta Dua Ratus Empat Puluh Sembilan Ribu
Dua Ratu Empat Rupiah)termasuk ppn 10% , sedangkan Pulau Bulan Indo Perkasa
menjadi pemenang cadangan.
Berdasarkan cara pembayaran, kontrak terbagi menjadi lima jenis yaitu:
8. 1. Kontrak Lump Sump
2. Kontrak Harga Satuan
3. Kontrak gabungan Lump Sump dan Harga Satuan
4. Kontrak Presentase
5. Kontrak Terima Jadi (turnkey)
Diponegoro (SP Sei Harapan – SP Basechamp Batu Aji) adalah kontrak harga
satuan (unit Price). Kontrak ditanda tangani dimana dari pihak pemerintah diwakili
PPK sementara dari pihak kontraktor di wakili direktur PT.Maju Bersama Sistem
kontrak ini dipilih karna penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
berdasarkan harga satuan, dan volume pekerjaan pada proyek tersebut masih bersifat
sementara dengan periode pembayaran setiap bulan (Monthly Payment).
9. Tangkapan Layar Pengumuman Lelang
Sumber : http://lpse.pu.go.id/eproc4/lelang/50322064/pengumumanlelang
Gambar 1.a Pengumuman Lelang
Gambar 1.b Pengumuman Lelang
13. 4. SURAP PERITAH MULAI KERJA (SPMK)
Satker/PPK/Pinpro disini merupakan pihak owner yakni PUPR Kota Batam
menerbitkan SPMK paling lambat 14 hari setelah tanda tangan kontrak dimana SPMK
ditanda tangani setelah tidak ada masalah dengan pemeriksaan lapangan.
Surat yang dicantumkan berisi tanggal/waktu paling lambat untuk kontraktor
memulai pekerjaan/pelaksanaan.
Setelah menerima SPMK, kontraktor PT. Maju Bersama Jaya menyerahkan Surat
Pernyataan Mulai Bekerja (SPMB) yang berisi tanggal awal periode waktu
pelaksanaan pekerjaan.
5. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN
Rapat Persiapan Pelaksanaan paling lambat 7 hari setelah SPMK dimana rapat
ini merupakan rapat awal yang diadakan oleh pihak owner yang dihadiri oleh PT.
Daksinapati Karsa Konsultindo, PT. Multi Phi Beta, JO, PT. Puri Dimensi selaku
konsultan pengawas dan PT. Maju Bersama Jaya selaku kontraktor.
Pembahasan meliputi hal-hal :
a. Jadwal Pelaksanaan
b. Mobilisasi
c. Rencana Kerja dan Metode Kerja
d. Penyusunan Program Mutu dan K3
e. Tata cara pengukuran (opname) volume pekerjaan
f. Tata cara pembayaran, dll