1. METODA
PEMBUATAN JALAN RAYA
DISUSUN OLEH :
1. AZRI AZHAR MUSADDIQ Z
2. DICKY ADRIAN HENDRA
3. M. RIZKI ANWAR
4. RAMADHAN NUR DJIHAT
5. RANDY TUGUANDA
6. YASIRLY DWI PUTRI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2014/2015
2. PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN
JALAN RAYA
Pembangunan merupakan salah satu faktor
terbentuknya daerah yang berkelanjutan menjadi wilayah
dan kemudian membentuk negara, yang dilakukan secara
terarah, terpadu dan berkesinambungan. Berbagai jenis
pembangunan terus dilakukan sebagai upaya dalam
meningkatkan kualitas masyarakat seperti pembangunan
ekonomi, politik, infrastruktur, dan lain-lain.
Setiap pembangunan membutuhkan perencanaan
yang tepat dan terkendali agar pembangunan dapat
berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang sesuai.
Perencanaan tersebut meliputi perencanaan gambar,
pengadaan, penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya),
survei lokasi, pelaksanaan pembangunan.
3. Perencanaan dan pembangunan jalan raya
termasuk jenis pembangunan infrastruktur
dimana berfungsi sebagai pemenuhan salah
satu kebutuhan masyarakat yang meliputi
proses pembukaan ruangan lalu lintas untuk
menghubungkan satu kawasan dengan kawasan
yang lain. Proses ini melibatkan pengalihan
muka bumi, pembangunan jembatan dan
terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-
tumbuhan (Ini mungkin melibatkan penebasan
hutan).
4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN JALAN
1. Pekerjaan Umum;
2. Pekerjaan Drainase;
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Prekerasan Berbutir
6. Perkerasan Aspal
7. struktur
5. 1. PEKERJAAN UMUM
Pada pekerjaan umum ini meliputi beberapa jenis pekerjaan yaitu :
1. Mobilisasi
Mobilisasi merupakan kegiatan yang menyangkut penyediaan peralatan,
gudang, bengkel dan lokasi tempat tinggal pekerja serta fasilitas-fasilitas yang
berhubungan dengan konstruksi dalam kegiatan proyek.
2. Kantor lapangan (Direksi Ket)
Kantor lapangan merupakan bangunan sebagai fasilitas untuk menunjang
kelancaran aktifitas di lapangan. Kantor lapangan adalah pusat berlangsungnya semua
kegiatan proyek baik administrasi maupun teknis.
3. Penetapan titik ukuran
Penetapan titik pengukuran di lapangan adalah untuk menentukan ketinggian dan
batas-batas konstruksi. Penentuan titik-titik ketinggian dan batas-batas konstruksi
tersebut sangat penting artinya pada saat pekerjaan dengan alat-alat berat, karena jika
terjadi kesalahan dalam penempatan material akan sangat sukar untuk
memindahkannya. Kegunaan lainnya adalah sebagai penunjang batas ketinggian dari
tebal material yang ditebar sesuai dengan gambar bestek. Pekerjaan ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan theodolit, waterpass, meteran plastik dan peralatan
ringan lainnya.
6. 3. Penetapan titik ukuran
Penetapan titik pengukuran di lapangan adalah untuk menentukan ketinggian dan
batas-batas konstruksi. Penentuan titik-titik ketinggian dan batas-batas konstruksi
tersebut sangat penting artinya pada saat pekerjaan dengan alat-alat berat, karena jika
terjadi kesalahan dalam penempatan material akan sangat sukar untuk
memindahkannya. Kegunaan lainnya adalah sebagai penunjang batas ketinggian dari
tebal material yang ditebar sesuai dengan gambar bestek. Pekerjaan ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan theodolit, waterpass, meteran plastik dan peralatan
ringan lainnya.
4 Pekerjaan Pembersihan
Pekerjaan pembersihan di lapangan meliputi pembersihan lokasi dari segala
pepohonan, batu-batuan, akar pepohonan, rerumputan dan lain-lain. Pekerjaan
pembersihan di lapangan dapat dilakukan dengan menggunakan buldozer dan
greader.
7. Tokoh penting pada proyek Jalan raya
1. Owner ( Pemilik Proyek )
Pelaksana Kegiatan (bouwheer/owner) adalah pihak yang memiliki gagasan untuk
membangun, baik secara perorangan (individu) atau badan hukum seperti wakil dari suatu perusahaan
atau organisasi swasta maupun wakil suatu dinas atau jabatan.
Pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi jalan Provinsi Aceh adalah pemerintah Republik
Indonesia yang diwakilkan kepada Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Aceh Dinas Bina Marga
dan Cipta Karya. Untuk memudahkan urusan administrasi dan kelancaran proyek, maka ditunjuk
seorang Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan.
Dalam menjalankan kewajiban, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiata (PPTK) mempunyai tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Membentuk panitia lelang yang bertugas membantu pemimpin kegiatan dalam
pelaksanan pelelangan, misalnya menentukan konsultan perencana, konsultan pengawas
dan pelaksana kegiatan;
2. Menunjuk konsultan perencana untuk merencanakan jalan yang akan dibangun;
3. Mengadakan ikatan perjanjian atas nama pemilik kegiatan dengan konsultan perencana,
konsultan pengawas dan pelaksana disertai penandatanganan naskah serah terima;
4. Bertanggung jawab atas segi administrasi, keuangan dan pelaksanaan fisik kegiatan yang
dipimpinnya sesuai dengan petunjuk operasional;
5. Memutuskan pemenang tender yang diusulkan oleh panitia lelang berdasarkan surat
keputusan dari pejabat atau instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan;
6. Menyetujui dan menetapkan pembayaran termin sesuai dengan pekerjaan yang telah
dilaksanakan;
7. Bertanggung jawab atas selesainya kegiatan tepat pada waktunya, sesuai dengan
ketentuan dan perjanjian yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS)
8. 2. Pengawas (Direksi/Supervisor)
Konsultan pengawas adalah pihak perorangan atau badan hukum yang ditunjuk dan diberi
kuasa penuh oleh pemilik kegiatan untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan di
lapangan agar tercapai hasil kerja sesuai dengan persyaratan yang ada atau berdasarkan petunjuk-
petunjuk dalam Aanwijzing. Adanya pengawasan dari direksi diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil sesuai dengan perencanaan yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, pengawas bertanggung jawab kepada pelaksana kegiatan.
Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada pelaksana (pemborong/kontraktor) jika
dirasa perlu, agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan didalam RKS.
Petunjuk yang diberikan mencakup bidang teknis dan admin. Pelaksanaan pengawasan pada kegiatan ini
dilakukan oleh PT. Tuwie Bunta Group.
Dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan pengawas mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Mengawasi jalannya kegiatan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari setiap item
pekerjaan;
2. Mengawasi pemakaian bahan agar mutunya sesuai dengan bestek;
3. Mengawasi pekerjaan dari program kerja yang telah disetujui;
4. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian yang
telah terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan telah mendapat persetujuan dari
pimpinan kegiatan;
5. Membuat buku laporan harian, mingguan dan bulanan terhadap kemajuan pekerjaan dan
mengatur pembayaran per-tahap kepada kontraktor untuk kemudian diteruskan kepada
pemimpin kegiatan;
6. Bertangguang jawab terhadap waktu pelaksanaan kegiatan;
7. Mengevaluasi setiap laporan kerja yang dibuat oleh kontraktor;
8. Mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal waktu
pelaksanaan (time schedule).
Dapat dilihat pada Struktur Organisasi (Struktur organisasi pengawas di lapangan terlampiran).
9. 3. Pelaksana (Kontraktor)
Pelaksana (kontraktor) adalah suatu organisasi berbadan hukum yang
dipercaya untuk melaksanakan pembangunan suatu kegiatan dan memiliki suatu
usaha yang bergerak di bidang jasa konstruksi sesuai dengan keahlian dan
kemampuannya serta mempunyai tenaga ahli teknik dan sarana peralatan yang cukup.
Pelaksana juga disebut sebagai rekanan yang bertugas melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan surat perjanjian pekerjaan yang telah dibuat. Pelaksana pada kegiatan ini
dipercayakan kepada PT. Tata Karya Utama.
Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan sarana penunjang untuk kelancaran kerja;
2. Menyediakan dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan
pada kegiatan sesuai dengan persyaratan yang tercantum didalam bestek;
3. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman dan peralatan yang
diperlukan pada saat pelaksanaan;
4. Melaksanakan seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya yang
sesuai dengan gambar bestek dan memenuhi peraturan yang tercantum
dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
5. Laporan tingkat kemajuan pekerjaan dan persiapan pengambilan termin;
6. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya seperti
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
7. Mengadakan pemeliharaan selama kegiatan tersebut masih dalam
tanggung jawab pelaksana.
10. Tahap perencanaan jalan raya yang perlu
diperhatikan :
1. Perencanaan gambar
Diperlukan untuk mengetahui bentuk serta tata letak
jalan yang akan dibangun, serta
mempermudah dalam proses konstruksi, sebab
pembangunan tanpa petunjuk berupa gambar maka
tidak akan terlaksana dengan baik dan seringkali
menyebabkan kerugian. Perencanaan gambar
meliputi:
14. Untuk melaksanakan pembangunan
maka pengadaan bahan diperlukan terlebih
dahulu untuk
merencanakan anggaran biaya yang akan
dikeluarkan untuk suatu proyek serta
pelaksanaan
pembangunan, bahan-bahan yang
diperlukan berupa asphalt, kerikil, semen, pasir,
batu kali,
sirtu, dan batu pecah
- Pengadaan Bahan
15. 3. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya merupakan perhitungan biaya bangunan
berdasarkan gambar bangunan
dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan dibangun, sehingga dengan
adanya RAB dapat
dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Berikut adalah contoh RAB
untuk pembangunan
jalan raya:
16. Survei merupakan pengamatan yang dilakukan
langsung pada lokasi yang akan dibangun suatu
bangunan untuk mendapatkan data yang akurat
mengenai baik buruknya lokasi tersebut. Survei
dilakukan sebelum melaksanakan pembangunan
karena hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan untuk pembuatan rencana dan
pengambilan keputusan untuk pembangunan
tersebut.
4. Survei Lokasi
17. 5. Pengerjaan penghamparan
Lapisan Perkerasan
Pekerjaan ini meliputi pemasukan, pemprosesan, pengangkatan,
penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat pecah di atas
permukaan yang telah disiapkan, pekerjaan ini meliputi :
1. Pengerjaan Tanah dasar (Subgrade)
Tanah dasar dapat dibentuk dari timbunan biasa, timbunan pilihan,
atau tanah asli di daerah galian. Bahan tanah dasar yang digunakan harus
sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Teknis, dan memenuhi sifat-sifat
bahan yang dihampar seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi.Lapisan yang
tidak memenuhi syarat harus dibongkar setebal 20 cm, dikeringkan hingga
mencapai kadar air yang disyaratkan dan selanjutnya tanah bongkaran dapat
distabilisasi dengan semen atau kapur (sesuai SNI 03-3437-1994 dan SNI 03-
4147-1996) dan dikembalikan atau diganti dengan material yang memenuhi
persyaratan Butir 3.2.2 4) kemudian dipadatkan hingga mencapai 100% dari
kepadatan kering maksimum sesuai ketentuan SNI 03-1742-1989 atau 95% SNI
03-1743-1989 untuk granular material.
18. Ketentuan kepadatan Tanah Dasar pada
Daerah Galian
a) Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm dari elevasi permukaan tanah
dasar rencana harus terdiri dari timbunan dengan material yang
memenuhi persyaratan tanah dasar dan harus dipadatkan 100%
kepadatan maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.
b) Tanah asli di bawah tanah dasar sedalam 20 cm harus memenuhi
persyaratan tanah timbunan dan mempunyai kepadatan minimum 95%
kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.
Ketentuan Kepadatan Tanah Dasar pada
Timbunan
Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm atau lebih dari permukaan elevasi
tanah dasar mempunyai nilai kepadatan sampai dengan 100% dari
kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989 atau 95%
SNI 03-1743-1989.
21. Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban
roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
• Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
• Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
• Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
• Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul
oleh lapisan di bawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan
untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid
resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul
beban lalu lintas.
4.Lapisan permukaan (surface course)