SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
Prof. H. MUHAMMAD TITO KARNAVIAN, Ph. D
ARAHAN
MENTERI DALAM NEGERI
“SOSIALISASI TRANSFORMASI SISTEM
KESEHATAN”
ARAHAN PRESIDEN
ARAHAN PRESIDEN
POROS
Pemerintahan &
Politik Dalam Negeri
• pelayanan & pemberdayaan
masyarkat
• pembangunan daerah
• Demokrasi
• penegakan hukum dan
• kesatuan bangsa
• Penjabaran Visi, Misi, dan
Program sesuai dgn agenda
prioritas kerja Presiden dan
Wakil Presiden.
• Penjabaran Program
Operasional KEMENDAGRI
• Koordinasi antar K/L secara
terpadu
Melaksanakan program
secara efektif, efisien, bersih
berwibawa dlm rangka
memperkokohNKRI
Mengelola dan
memecahkan berbagai
isu strategis
UU NO. 23 TAHUN 2014 ttg PEMDA
MDN melakukanpembinaan dan pengawasan umum
penyelenggaraan pemda secara nasional
SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH YG
BERSIH, EFEKTIF DAN DEMOKRATIS
Pasal 374
(1) Pembinaan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 373
ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri, menteri teknis, dan
kepala lembaga pemerintahnonkementerian.
(2) Menteri melakukan pembinaan yang bersifat umum
meliputi:
a. pembagian UrusanPemerintahan;
b. kelembagaan Daerah;
c. kepegawaian padaPerangkatDaerah;
d. keuangan Daerah;
e. pembangunan Daerah;
f. pelayanan publik diDaerah;
g. kerja sama Daerah;
h. kebijakan Daerah;
i. kepala Daerahdan DPRD; dan
j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
2
Pasal 373
(1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerahprovinsi.
(2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kabupaten/kota.
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat(1) secara nasional dikoordinasikan olehMenteri.
Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
kesehatan reproduksi makanan
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
6
kategori
utama
Outcome
RPJMN
bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
Penguatan peran
ka de r,kampanye,
da n membangun
gerakan,
menggunakan
platform digitaldan
tokoh masyarakat
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasirutin
menjadi14
a ntigen dan
perluasan
cakupan di
seluruh Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Skrining 14penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap
sasaran usia,skrining
stunting,&
peningkatanANC
untukkesehatan ibu &
bayi.
Meningkatkan
kapasitas dan
kapabilitas
layanan primer
Revitaliasinetwork
dan standardisasi
layanan di
Puskesmas,
Posyandu,dan
kunjungan rumah
Meningkatkan
akses dan mutu
layanan
sekunder &tersier
Pembangunan RSdi
Kawasan T
imur,
jejaring pengampuan
6 layanan unggulan,
kemitraan dengan
world’stop healthcare
centers.
Memperkuat
ketahanan
tanggap darurat
Jejaring nasional
surveilansberbasis
lab,tenaga
cadangan tanggap
darurat,table top
exercise
kesiapsiagaan krisis.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Regulasipembiayaan kesehatan
dengan 3tujuan:tersedia,cukup,dan
berkelanjutan;alokasiyang adil;dan
pemanfaatan yang efektif danefisien.
mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri,
kemudahan penyetaraan nakes
lulusan luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Penambahan kuota
Transformasi teknologi
kesehatan
1 T
ransformasi layanan primer 2 T
ransformasi layanan
rujukan
3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanan sektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksidalam negeri
14 vaksin rutin, top 10
obat, top 10alkes by
volume & byvalue.
5 6
a b c d a b
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
digitalisasi,dan bioteknologidi sektorkesehatan.
a Teknologiinformasi b Bioteknologi
4
TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
6 Pilar Transformasi Penopang Kesehatan Indonesia
DASAR HUKUMDANDUKUNGANKEBIJAKANKEMENDAGRIUNTUK MENDUKUNG
TRANSFORMASI SISTEMKESEHATAN
UU 23 Tahun2014
Rakortekrenbang yang dilaksanakan oleh
Kemendagri & Bappenas bersama K/L teknis serta
Pemda membahas indikator & target untuk
mendukung program strategis/prioritas nasional
Permendagri 17 Tahun2021
Tentang pedoman penyusunan APBD Tahun
Anggaran 2022
PP 12 Tahun2017
Permendagri 90 Tahun2019
Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan
daerah provinsi dilaksanakan oleh Mendagri untuk
pembinaan umum & Menteri teknis/kepala
Lembaga pemerintah non kementerian untuk
pembinaan teknis
Tentang Klasifikasi, Kodefikasi, & Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan & Keuangan Daerah.
Nomenklatur program/keg/sub keg mendukung
transformasi kesehatan sudah terakomodir (UKP, UKM,
SDM kesehatan, Sediaan farmasi, alkes, & makanan
minuman)
Tentang pedoman penyusunan RKPD Tahun
Anggaran 2022
Tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar
di Pos Pelayanan Terpadu
Permendagri 19 Tahun2011 Permendagri 18 Tahun2018
Tentang Lembaga Kemasyarakat Desa &
Lembaga Adat Desa
Permendagri54 Tahun2007
Tentang Kelompok Kerja Operasional
Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu
Permendagri 27 Tahun2021
POTRET LAYANANKESEHATAN DAN
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENDUKUNG
TRANFORMASI SISTEM KESEHATAN [1]
Transformasi sistem kesehatan menjadi prioritas pembangunan pemerintah saat ini.
Sangat dibutuhkan partisipasi dari seluruh komponen bangsa (collaborative
governance) baik itu pemerintah pusat dan daerah, swasta maupun masyarakat
untuk bisa membantu melancarkan keenam pilar transformasi sistem kesehatan di
seluruh wilayah Indonesia.
PILAR 1 TRANSFORMASI LAYANAN PRIMER
Penataan ulang
mencakup edukasi
penduduk,
pencegahanprimer,
pencegahan
sekunder, dan
peningkatan
kapasitas dan
kapabilitas layanan
primer
Mendukung
SPM
kesehatan
CAPAIAN SPM KABUPATEN/KOTA BIDANG KESEHATAN
70%
30%
TAHUN 2020
Capaian Terlayani
Belum Terlayani
69%
31%
TAHUN 2021
Capaian Terlayani
Belum Terlayani
Dalam
implementasinya
belum ada daerah
yang bisa mencapai
100% untuk setiap
jenis layanan dasar,
ditambah lagi dengan
kondisi Pandemi
Covid-19
12 jenis layanan SPM
Kesehatan Kab./Kota
• Ibu hamil
• Ibu bersalin
• Bayi baru lahir
• Balita
• Pada usia pendidikan
dasar
• Pada usia produktif
• Pada usia lanjut
• Penderita hipertensi
• Penderita diabetes mellitus
• Orang dengan gangguan jiwa berat
• Orang terduga tuberculosis
• Orang dengan resiko terinfeksi HIV
PelayananKesehatan pada:
CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
Aceh
Sum
atera
Utar
a
Sum
atera
Bara
t
Riau
Kepu
laua
n
Riau
Jamb
i
Sum
atera
Selat
an
Bang
ka
Belit
ung
Beng
kulu
Lam
pung
Bant
en
DKI
Jakar
ta
Jawa
Bara
t
Jawa
Teng
ah
Daer
ah
Istim
ewa
Yogy
akart
a
Jawa
Timu
r
Kali
mant
an
Bara
t
Kali
mant
an
Teng
ah
Kali
mant
an
Selat
an
Kali
mant
an
Timu
r
Kiali
mant
an
Utar
a
Sula
wesi
Utar
a
Goro
ntat
o
Sula
wesi
Teng
ah
Sula
wesi
Selat
an
Sula
wesi
Bara
t
Sula
wesi
Teng
gara
Bali
Nusa
Teng
gara
Bara
t
Nusa
Teng
gara
Timu
r
Malu
ku
Malu
ku
Utar
a
Papu
a
Papu
a
Bara
t
Tahun 2018 55.3 84 74.2 71 98.9 98.7 100 92.3 95.9 99.9 91.7 100 96.9 100 70.8 98.3 79.5 85.5 84.8 93.3 76.5 90 82.3 96.8 92.8 77.8 85.4 99.5 100 51.7 81.2 75.3 29.6 80.7
Tahun 2019 50.9 86.2 76.2 73.3 96.9 100 100 91.5 95.5 99.3 99 98 97.7 99.3 97.3 100 82.5 88.1 86.1 92.6 86.2 93.2 84.5 93.2 95.5 79.5 88.4 100 100 74.9 77 80.6 71.9 83.4
Tahun 2020 41.8 75.8 54.1 59 89.6 83.9 91.7 86.5 87.9 86.5 91.3 73.2 83.7 98 72 97.3 71.5 77.2 75.4 82.8 63.4 65.2 72.5 87.9 75 69.8 83 99.4 99.1 74.3 72.6 67.8 51.2 66.4
Tahun 2021 42.7 80.9 58.4 62.9 81.3 86.2 89 87.3 94.1 89.9 94.8 63.3 89.8 88.8 95.3 90.3 73.8 84.9 80.2 90 71 81.4 89.9 87.8 100 76.4 83.4 98.8 95.5 73.5 73 81 53.5 60.4
0
20
40
60
80
100
120
Rata-rata capaian cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional sebesar 84,2% , angka ini belum memenuhi target renstra tahun 2021,
yaitu 93,6%. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2021 hampir sama dengan tahun 2020. Rendahnya cakupan ini dikarenakan
pelayanan pada fasilitas kesehatan dioptimalkan untuk pengendalian pandemi COVID-19. Jika dilihat menurut provinsi, terdapat
6 provinsi yang dapat mencapai target renstra tahun 2021, yaitu provinsi sulawesi selatan, bali, nusa tenggara barat, DI
yogyakarta, banten dan bengkulu. Sumber:Profil Kesehatan Indonesia, Kemenkes RI
PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN VAKSIN IDL (IMUNISASI DASAR LENGKAP)
Aceh
Sum
ater
a
Utar
a
Sum
ater
a
Bara
t
Riau
Kepu
laua
n
Riau
Jam
bi
Sum
ater
a
Selat
an
Bang
ka
Belit
ung
Beng
kulu
Lam
pung
Bant
en
DKI
Jakar
ta
Jawa
Bara
t
Jawa
Teng
ah
Daer
ah
Istim
ewa
Yogy
akar
ta
Jawa
Timu
r
Kali
man
tan
Bara
t
Kali
man
tan
Teng
ah
Kali
man
tan
Selat
an
Kali
man
tan
Timu
r
Kiali
man
tan
Utar
a
Sula
wesi
Utar
a
Goro
ntat
o
Sula
wesi
Teng
ah
Sula
wesi
Selat
an
Sula
wesi
Bara
t
Sula
wesi
Teng
gara
Bali
Nusa
Teng
gara
Bara
t
Nusa
Teng
gara
Timu
r
Malu
ku
Malu
ku
Utar
a
Papu
a
Papu
a
Bara
t
2020 88.2 95.5 100 100 98.9 100 100 100 100 95.8 100 99.7 99.9 88.4 100 99.6 100 100 100 100 100 100 100 100 86.5 100 98.6 100 100 98.6 100 100 96.8 81.9
2021 96.1 91.9 100 99.1 100 93.6 100 100 100 95.8 99.6 100 92.6 82.3 100 98.2 100 93.5 97.5 100 100 100 100 100 100 100 100 95.8 100 92.5 100 100 97.3 70.3
0
20
40
60
80
100
120
• Pada tahun 2021, realisasi indikator persentase puskesmas dengan ketersediaan vaksin Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) sebesar 96,4%,
melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024 yaitu sebesar 95% sehingga menghasilkan persentase
realisasi sebesar 101,5%.
• Capaian tertinggi persentase puskesmas dengan ketersediaan vaksin IDL pada tahun 2021 yakni sebesar 100% dan dicapai oleh 19 provinsi.
Namun, terdapat 7 provinsi dengan capaian persentase puskesmas dengan ketersediaan vaksin IDL dibawah target nasional yakni Provinsi
Jambi, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Papua Barat.
Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PROVINSI
Ace
h
Sum
ater
a
Utar
a
Sum
ater
a
Bara
t
Riau
Jam
bi
Sum
ater
a
Sela
tan
Ben
gkul
u
Lam
pun
g
Kep
ulau
an
Ban
gka
Belit
ung
Kep
ulau
an
Riau
DKI
Jaka
rta
Jaw
a
Bara
t
Jaw
a
Teng
ah
DI
Yogy
akar
ta
Jaw
a
Tim
ur
Bant
en
Bali
Nus
a
Teng
gara
Bara
t
Nus
a
Teng
gara
Tim
ur
Kali
man
tan
Bara
t
Kali
man
tan
Teng
ah
Kali
man
tan
Sela
tan
Kali
man
tan
Tim
ur
Kali
man
tan
Utar
a
Sula
wesi
Utar
a
Sula
wesi
Teng
ah
Sula
wesi
Sela
tan
Sula
wesi
Teng
gara
Gor
onta
lo
Sula
wesi
Bara
t
Mal
uku
Mal
uku
Utar
a
Pap
ua
Bara
t
Pap
ua
Tahun 2018 141 186 111 100 46 120 39 102 43 51 98 700 421 35 522 247 35 99 141 86 81 79 74 10 52 82 139 60 29 68 61 49 44 75
Tahun 2019 157 202 116 119 59 105 35 111 36 41 100 684 416 36 520 212 45 97 118 117 74 63 79 21 51 97 144 66 40 49 52 47 46 66
Tahun 2020 173 187 125 129 62 128 32 115 26 38 117 745 530 40 565 242 56 122 151 115 68 97 92 18 48 81 133 61 56 46 70 39 48 72
Tahun 2021 208 248 193 180 75 131 50 187 62 99 129 1204 976 162 1279 298 125 144 181 183 96 140 169 29 64 109 195 113 51 60 63 58 49 79
• Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan meningkat setiap tahun.
Pada tahun 2021 menunjukkan 7.389 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020 sebesar
4.627 kematian.
• Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021 terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan sebanyak
1.330 kasus, dan hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus.
Sumber:Profil Kesehatan Indonesia, KemenkesRI
DUKUNGANPOSYANDUDALAMUPAYA PROMOTIFPREVENTIF
• Melakukan pemberdayaan
masyarakatDesa;
• Ikutserta dalam perencanaan
dan pelaksanaan
pembangunan; dan
• Meningkatkan pelayanan
masyarakatDesa.
Sebagai Lembaga
kemasyarakatan
• Salah satu langkah untuk
meningkatkan pelayanan
kesehatan di tanah air adalah
dengan penguatan dan
perluasan kelembagaan layanan
Kesehatan puskesmas dan
posyandu. Puskesmasdan
posyandu perlu difokuskan pada
upaya promotif preventif
seperti skrining dan surveilans
bagi semua usia penduduk
mulai dari bayi hingga lansia
dengan by nameby address.
• Mengembangkan Posyandu
bukan hanya pada layanan
kesehatan tetapi dapatdi
integrasikan dengan layanan
sosial dasar lainnya (Program).
DibentukPokjanal/Pokja yang tugasdan
fungsinya terkaitpembinaan,
penyelenggaraan/pengelolaan posyandu
yang berkedudukan di pusat, provinsi,
kabupaten/kota, Kecamatan, Desa dan
Kelurahan
TUGAS POSYANDU
MENTERI DALAM NEGERI
MELALUI
DIREKTUR JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA
MELAKUKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SECARA
UMUM TERHADAP PEMBENTUKAN, PEMBERDAYAAN
DANPENDAYAGUNAANLKD (POSYANDU) DANLAD.
• GUBERNUR MELAKUKANPEMBINAANDAN
PENGAWASANTERHADAP PEMBENTUKAN,
PEMBERDAYAANDANPENDAYAGUNAANLKD DAN
LAD SEBAGAI MITRA PEMERINTAH DESA PADA
KABUPATEN/KOTA DI WILAYAHNYA.
• BUPATI/WALI KOTA MELAKUKANPEMBINAANDAN
PENGAWASANTERHADAP PEMBENTUKAN,
PEMBERDAYAANDANPENDAYAGUNAANLKD DAN
LAD SEBAGAI MITRA PEMERINTAH DESA DI
WILAYAHNYA.
• CAMAT MELAKUKANPEMBINAANDAN
PENGAWASANTERHADAP PEMBENTUKAN,
PEMBERDAYAANDANPENDAYAGUNAANLKD DAN
LAD SEBAGAI MITRA PEMERINTAH DESA DI DESA.
POTRETLAYANANKESEHATANDAN
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG
TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[2]
PILAR 2 TRANSFORMASI LAYANAN
RUJUKAN
• Jumlah fasyankesdi daerah
yang mampu melayani 4
penyakit penyebab
kematian sekaligus
pembiayaan tertinggi di
Indonesia yakni jantung,
stroke, kanker, dan ginjal
masih sangatterbatas.
• Saatini data fasyankesdi
daerah untukmengatasi 4
panyakittersebut belum
banyakKabupaten/kota
yang mampu melakukan
layanan tersebut. Melalui
transformasi ini, seluruh
daerah ditargetkan bisa
melakukan layanan
kesehatan untukkeempat
penyakit tersebut..
Gambar 1. Layanan jantung sesuai jenjang kompetensi Gambar 2. Sebaran RS-layanan bedah jantung anak
Gambar 3. Pemetaan Layanan Kemoterapi Gambar 4. Pemetaan RS-Layanan Stroke
POTRETLAYANANKESEHATANDAN
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG
TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[3]
PILAR3 TRANSFORMASI SISTEM KETAHANAN KESEHATAN
Pada pilar ini, dipastikan bahwa seluruh obat, vaksin dan alat diagnostikdi produksi dalam negeri. Perlu dibangun sistem tenaga kesehatan cadangan
dengan melibatkan Pramuka, Poltekkesdan fakultaskedokteran. Mereka perlu dilatih, dibina dan dibekali pengetahuan terkaitbidang kesehatan,
sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan saatbencana ataupun keadaan darurat lainnya sudah siap.
Strategi
Kemandirian
Farmasi,
Alkes, &
Respon
Darurat
POTRETLAYANANKESEHATANDAN
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG
TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[4]
PILAR4 TRANSFORMASI SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN
Seluruh kegiatan dan anggaran dinaskesehatan perlu dioptimalkan agar tidak terjadi tumpang tindih sekaligus mampu mengakomodir daerah dalam
melakukan transformasisistem kesehatan ini
A N G G A RAN UR USA N
K E SE H ATA N
APBD P R OVINSI &
K A B UPATE N/KOTA
SE -P R OVIN SI TA
2022
Rata-Rata = 5.359,83
Miliar Rupiah
R A SIO UR USA N
K E SE H ATA N APBD
P R OVINSI TA 2022
Tertinggi 20,42% → NTB
Terendah 3,73% → Papbar
A N G G A RAN UR USA N
K E SE H ATA N APBD
K A B UPATE N/KOTA TA
2022
R A SIO
UR USA N
K E SE H ATA N
APBD
K A B UPATE N/K
OTA TA 2022
Tertinggi 36,07% % → Kota
Sukabumi
Terendah 5,96% → Pulau
Taliabu
Total = 142.172,78
Miliar Rupiah
Rata-rata = 279,87
•
23,941.96
•
19,021.63
•
17,693.16
•
11,125.30
•
7,824.60
•
7,708.88
•
6,541.22
•
5,796.85
•
5,623.27
•
5,198.14
•
5,022.42
•
4,938.42
•
4,448.62
•
4,364.67
•
4,204.90
•
4,153.45
•
4,020.54
•
3,945.80
•
3,619.06
•
3,354.06
•
3,335.35
•
3,077.69
•
2,997.94
•
2,718.82
•
2,555.80
•
2,155.01
•
1,936.91
•
1
,
8
32.01
•
1,800.41
•
1,683.47
•
1,673.78
•
1,375.50
•
1,325.94
•
1,218.56
30,000.00
25,000.00
20,000.00
15,000.00
10,000.00
5,000.00
0.00
ANGGARAN URUSAN KESEHATAN Rata-rata
ANGGARAN URUSAN KESEHATAN
APBD PROVINSI & KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI TA 2022
Sumber Data: 536 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2022.
Rata-Rata = 5.359,83
miliar rupiah
2,174.04
1,379.30
1,234.11
1,224.42
1,180.56
1,075.32
1,021.11
1,015.61
974.84
963.24
79.69
78.72
77.12
74.29
72.37
71.35
70.82
61.29
57.86
49.46
1,000.00
500.00
0.00
1,500.00
2,000.00
ANGGARAN URUSAN KESEHATAN RATA-RATA KABUPATEN/KOTA
ANGGARAN URUSAN KESEHATAN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2022
Total = 142.172,78
Rata-Rata = 279,87
10 KABUPATEN/KOTA
ANGGARAN URUSAN KESEHATAN T E RBESAR
10 KABUPATEN/KOTA
ANGGARAN URUSAN KESEHATAN T E RKECIL
488 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA
Sumber Data: 536 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2022.
miliar rupiah
2,500.00
1,217.22
4,909.76
337.84
963.25
563.23
11,125.30
323.72
363.76
727.93
603.42
3,069.08
1,058.35
366.06
1,375.48
716.07
736.33
1,178.36
1,692.85
571.33
480.72
169.42
295.85
360.00
463.72
789.98
410.37
509.06
729.63
127.82
1,961.13
758.19
320.50
533.03
252.58
20.42%
16.67%
16.25%
15.43%
14.75%
14.69%
13.46%
12.81%
12.81%
12.58%
12.51%
12.23%
12.10%
11.96%
11.54%
10.50%
10.50%
10.47%
10.41%
10.17%
9.74%
9.55%
9.30%
8.93%
8.67%
8.61%
8.34%
7.47%
6.34%
6.22%
5.99%
5.56%
5.43%
3.73%
- 2.
00%
3.
00%
8.
00%
13.
00%
18.
00%
23.
00%
5,000.00
0.00
10,000.00
20,000.00
15,000.00
30,000.00
25,000.00
35,000.00
ANGGARAN URUSAN KESEHATAN PERSENTASE TERHADAP TOTAL URUSAN KESEHATAN
miliar rupiah
40,000.00
RASIO URUSAN KESEHATAN
APBD PROVINSI TA 2022
Sumber Data: 536 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2022.
434.62
462.74
272.94
401.99
272.32
304.23
463.81
281.97
213.30
350.61
133.44
130.99
89.05
49.46
103.60
93.96
87.72
72.37
71.35
57.86
36.07%
32.03%
31.21%
30.89%
30.36%
29.76%
29.64%
28.23%
28.08%
27.91%
9.01%
8.99%
8.65%
8.62%
8.15%
8.13%
8.11%
7.28%
6.62%
5.96%
- 10.
00%
- 5.
00%
0.
00%
5.
00%
10.
00%
15.
00%
20.
00%
25.
00%
30.
00%
35.
00%
40.
00%
2,000.00
1,800.00
1,600.00
1,400.00
1,200.00
1,000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
ANGGARAN URUSAN KESEHATAN PERSENTASE TERHADAP TOTAL URUSAN KESEHATAN
RASIO URUSAN KESEHATAN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2022
miliar rupiah
10 KABUPATEN/KOTA
RASIO URUSAN KE S E HATAN T ERBESAR
10 KABUPATEN/KOTA
RAS IO URUSAN KESEHATAN T E RKECIL
488 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA
Sumber Data: 536 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2022.
13 INDIKATOR DALAM KESEPAKATAN RAKORTEK TAHUN 2021-2022
NO Indikator Kinerja Urusan Satuan
Target
Nasional
2022
1 PrevalensiStunting(PendekdanSangatPendek) Pada
Balita(persen)
% 18.4
2 Persentase PelayananKesehatanBagi Penduduk
Terdampak KrisisKesehatan AkibatBencanadan/atau
Berpotensi Bencana
% 100
3 Persentase Imunisasi DasarLengkapPadaUsia12-23
Bulan
% 71
4 Persentase UsahaKecil ObatTradisional (UKOT) Yang
Memenuhi KetentuanPerizinan
% 80
5 InsidensiTuberkulosis(per100.000 penduduk) per100.000
penduduk
231
6 Persentase RumahSakitRujukanProvinsi yang
Terakreditasi
% 90
7 RasioDaya TampungRumahSakitRujukan Ratio
TT:1000
penduduk
1
8 Persentase PelayananKesehatanBagi Orangyang
TerdampakdanBerisikoPadaSituasi KejadianLuarBiasa
(KLB)
% 100
9 Persentase Puskesmasdengan9JenisTenagaKesehatan
Sesuai Standar
% 59
10 AngkaKematianIbu(AKI) (per100.000 kelahiranhidup) per100.000
penduduk
205
11 Persentase PedagangBesarFarmasi (PBF) CabangYang
Memenuhi KetentuanPerizinanBerusaha
% 90
12 JumlahKabupaten/KotayangMencapai EliminasiMalaria kabupaten/k
ota
365
13 Persentase Merokok Penduduk Usia10-18 Tahun % 8.9
NO Indikator Kinerja Urusan Satuan
Target
Nasional
2023
1 PrevalensiStunting(Pendek danSangatPendek) Pada
Balita(persen)
% 16
2 Persentase UsahaKecil ObatTradisional (UKOT) Yang
Memenuhi KetentuanPerizinan
% 83
3 RasioDaya TampungRumahSakitRujukan RatioTT:1000
penduduk
1.4
4 Persentase Puskesmasdengan9JenisTenagaKesehatan
Sesuai Standar
% 83
5 Persentase PelayananKesehatanBagi Orangyang
TerdampakdanBerisikoPadaSituasi KejadianLuarBiasa
(KLB)
% 100
6 JumlahKabupaten/KotayangMencapai EliminasiMalaria kabupaten/k
ota
385
7 Persentase PedagangBesarFarmasi (PBF) CabangYang
Memenuhi KetentuanPerizinanBerusaha
% 100
8 JumlahKab/kotayangmenerapkanKTR kabupaten/k
ota
474
9 CakupanPenemuan danPengobatan TBC(Treatment
Coverage)
% 90
10 Persentase PelayananKesehatanBagi Penduduk
TerdampakKrisisKesehatanAkibatBencanadan/atau
Berpotensi Bencana
% 100
11 JumlahPenurunanKematianIbu KematianIbu 3274
12 Persentase Bayi Usia0 - 11 Bulanyangmendapatimunisasi
dasar lengkap
% 94.6
13 Presentase rumahsakityangterakreditasi % 95
POTRETLAYANANKESEHATADANDAN
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG
TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[5]
PILAR5 TRANSFORMASI SDM KESEHATAN
Pada transformasiini, Kemenkesakan fokusmenambah jumlah dokter. Jumlah dokter maupun dokter spesialis di Indonesia masih kurang
atau jauh dariideal. Menurut WHO, rasio ideal antara dokter dan masyarakatadalah 1:1000 orang. Artinya satu dokter untukmelayani
1000 pendudukdisatu wilayah. Sementara itu, ketersediaan dokter di Indonesia saatini hanya 101.476 dokter, dengan jumlah populasi
sekitar 273,984,400 jiwa, maka perlu ada fasttrack penambahan jumlah dokter untukmemenuhi rasio tenaga Kesehatan
Persentaseprovinsidengan puskesmas yang memenuhi9
(sembilan) jenis nakes paling tinggi adalah provinsiDKI Jakarta
(105,4%), diikutioleh provinsiDI Yogyakarta(89,3%) dan provinsi
Kepulauan BangkaBelitung (84,4%). Sedangkan 23 Provinsi
dengan Persentaseprovinsidengan puskesmas yang memenuhi 9
(sembilan) jenis nakes masih dibawah target nasional Tahun
2022 sebesar 59%.
PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN 9 (SEMBILAN) JENIS TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI SESUAI
STANDAR
Persentase provinsi dengan puskesmas yang
memenuhi 9 (sembilan) jenis nakes paling tinggi
adalah provinsi DKI Jakarta (105,4%), diikuti
oleh provinsi DI Yogyakarta(89,3%)dan
provinsi Kepulauan Bangka Belitung (84,4%).
Sedangkan 23 Provinsi dengan Persentase
provinsi dengan puskesmas yang memenuhi 9
(sembilan) jenis nakes masih dibawah target
nasional Tahun 2022 sebesar 59%.
Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
105.4
89.3
84.4
81.6
66.7
66.3
64.5
63.4
61.0
59.5
59.4
58.8
56.7
55.4
54.1
53.6
51.2
51.0
46.4
35.5
35.1
34.5
34.0
32.6
30.2
29.7
28.7
25.8
23.4
22.5
17.7
13.4
12.4
8.6
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0
DKI Jakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta
Kepulauan Bangka Belitung
Jawa Tengah
Kalimantan Selatan
Sumatera Barat
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Barat
Jawa Timur
Riau
Kalimantan Timur
Aceh
Bali
Kepulauan Riau
Sulawesi Barat
Kalimantan Utara
Jambi
Banten
Jawa Barat
Gorontato
Lampung
Sumatera Selatan
Kalimantan Barat
Sumatera Utara
Bengkulu
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Tengah
Sulawesi Utara
Maluku Utara
Maluku
Papua Barat
Papua
SEBARAN JUMLAH SDMK DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA TAHUN 2021
735
820
829
996
1105
3275
3717
3874
4972
8322
15534
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Lampung
Maluku Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Barat
Sumatera Utara
Papua Barat
Sulawesi Tengah
Maluku
Papua
Nusa Tenggara Timur
Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
Provinsi dengan jumlah SDMK
di Daerah Tertinggal terbanyak
yaitu Nusa Tenggara Timur
sebanyak 15.534 orang.
POTRETLAYANANKESEHATADANDAN
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG
TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[6]
PILAR6 TRANSFORMASI TEKNOLOGI KESEHATAN
Kemenkes telah menyiapkan satu platform kesehatan yang digunakan untukmerekam catatan medis pasien secara digital. Rekam medis ini formatnya
sama baik di apotik, laboratorium maupun semua rumah sakittermasukfasyankes di daerah daerah. Melalui platform ini, pasien tidak perlu membawa
berkasfisik saat dirujukke RS atau fasyankes lainnya. Semua data kesehatan pasien telah terintegrasi di PeduliLindungidan bisa dicek secara berkala.
KODEFIKASI,KLASIFIKASI DAN NOMENKLATUR PROGRAM,KEGIATANDANSUB KEGIATAN
PERMENDAGRI90/2019
LAYERKODE
Nomenklatur urusan pemerintahan Bidang
Kesehatan yang menjadi kewenangan
Provinsi sebanyak 4 Program, 11 kegiatan
dan 71 sub kegiatan. Sedangkan untuk
kabupaten/kota sebanyak 4 program,
15 kegiatan dan 90 sub kegiatan
Daftar Kodefikasi dan nomenklatur merupakan
longlist, daerah memilih sesuai dengan
permasalahan serta pencapaian visi dan misi
kepala daerah
KONSEP PENGGUNAAN
LAYERKODE
PEMUTAKHIRAN PERMENDAGRI 90/2019
(Dari Kepmendagri 050-3708/2020 menjadi Kepmendagri 050-5889/2021)
Permendagri No.90/2019
Tgl 18 Oktober 2019
Kepmendagri No.050-5889 Tahun 2021
Tgl 27 Desember 2021
1. Dasar awal penetapan
klasifikasi, kodefikasi, dan
nomenklatur perencanaan
pembangunan dar keuangan
daerah
2. Koedfikasi Klasifikasi dan
Nomenklatur (KKN) untuk
mendukung SIPD
1. Pemutakhiran terkait koreksi,
penambahan dan
pengurangan
2. Penambahan Metadata
Kinerja Indikator dan Satuan pd
Sub Keg
3. Data KKN disimpan diSIPD
TINDAKLANJUT
Melakukan analisis situasi/pemetaan masalah berdasarkan kondisi pelayanan
kesehatan (sarana/prasarana, Sumber Daya Manusia, pembiayaan dan
aksesibilitas layanan kesehatan).
Melaksanakan koordinasi lintas sektor/lintas program untuk mewujudkan
konvergensi yang tertuang ke dalam dokumen perencanaan daerah (RPJMD,
RKPD dan APBD) dan mendukung pencapaian target RPJMN 2020-2024 di
bidang urusan kesehatan .
Menyusun strategi pemenuhan pelayanan kesehatan yang mudah di akses
dengan memanfaatkan platform digital dan pengembangan teknologi
kesehatan lainnya.
Merumuskan rekomendasi perbaikan intervensi layanan transformasi
kesehatan.
TERIMA KASIH
DATA DUKUNG
CAPAIAN SPM SELURUH BIDANG MENURUT PROVINSI TAHUN 2020
Aceh Suma
tera
Utara
Suma
tera
Barat
Beng
kulu
Riau Kep.
Riau
Jambi Suma
tera
Selat
an
Lamp
ung
Kep.
Bang
ka
Belitu
ng
DKI
Jakar
ta
Jawa
Barat
Bante
n
Jawa
Teng
ah
Yogy
akart
a
Jawa
Timu
r
Kalim
antan
Barat
Kalim
antan
Selat
an
Kalim
antan
Timu
r
Kalim
antan
Teng
ah
Kalim
antan
Utara
Bali Nusa
Teng
gara
Barat
Nusa
Teng
gara
Timu
r
Sula
wesi
Barat
Sula
wesi
Selat
an
Sula
wesi
Teng
ah
Sula
wesi
Teng
gara
Sula
wesi
Utara
Goro
ntalo
Malu
ku
Malu
ku
Utara
Papu
a
Papu
a
Barat
Bidang Pendidikan 72% 91% 100% 79% 77% 89% 74% 29% 69% 70% 76% 79% 70% 100% 81% 100% 26% 0% 89% 68% 98% 0% 92% 57% 82% 100% 0% 32% 100% 77% 79% 0% 49% 23%
Bidang Kesehatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 101% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 99% 80% 100% 100% 100% 100% 50% 100% 78% 100% 100% 100% 100% 50% 144% 100%
Bidang PU 0% 49% 100% 0% 50% 50% 100% 100% 77% 0% 41% 25% 100% 100% 101% 28% 35% 50% 74% 38% 28% 100% 37% 4% 0% 43% 100% 100% 100% 83% 5% 50% 0% 0%
Bidang Perkim 50% 50% 100% 0% 100% 0% 100% 100% 0% 50% 100% 50% 26% 100% 50% 50% 100% 100% 17% 100% 100% 100% 100% 0% 100% 50% 83% 100% 36% 0% 100% 0% 0% 0%
Bidang Trantibumlinmas 0% 100% 100% 0% 100% 0% 100% 103% 100% 100% 100% 88% 98% 100% 100% 99% 100% 83% 79% 0% 100% 0% 100% 96% 100% 100% 95% 80% 0% 100% 100% 100% 0% 0%
Bidang Sosial 75% 80% 100% 57% 77% 115% 70% 100% 100% 81% 100% 106% 100% 100% 100% 95% 60% 100% 57% 80% 80% 0% 39% 100% 20% 51% 40% 3% 92% 81% 29% 0% 13% 0%
CAPAIAN SPM SELURUH BIDANG MENURUT PROVINSI TAHUN 2021
ACEH SUM
UT
SUM
BAR
RIAU JAMB
I
SUMS
EL
BENG
KULU
LAMP
UNG
KEP.
BABE
L
KEP.
RIAU
DKI JABA
R
JATE
NG
DIY JATI
M
BANT
EN
BALI NTB NTT KALB
AR
KALT
ENG
KALS
EL
KALTI
M
KALT
ARA
SULU
T
SULT
ENG
SULS
EL
SULT
RA
GOR
ONTA
LO
SULB
AR
MAL
UKU
MAL
UKU
UTAR
A
PAPU
A
PAPU
A
BARA
T
Bidang Pendidikan 63% 48% 100% 82% 29% 33% 79% 43% 100% 86% 84% 93% 100% 95% 100% 95% 58% 91% 75% 85% 93% 0% 88% 92% 50% 0% 100% 66% 76% 74% 100% 0% 19% 79%
Bidang Kesehatan 48% 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 52% 46%
Bidang PU 0% 49% 100% 50% 0% 0% 0% 80% 0% 27% 42% 25% 100% 86% 94% 100% 88% 0% 6% 35% 100% 50% 0% 50% 100% 24% 100% 100% 81% 100% 50% 77% 0% 0%
Bidang Pera 100% 0% 100% 100% 13% 0% 0% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 50% 100% 13% 100% 100% 0% 100% 100% 47% 61% 100% 89% 46% 100% 100% 50% 100% 100% 0% 0% 0%
Bidang Trantibumlinmas 100% 100% 94% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 99% 100% 100% 96% 100% 100% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0%
Bidang Sosial 96% 100% 80% 80% 64% 0% 57% 98% 80% 94% 100% 97% 100% 100% 100% 93% 100% 100% 80% 46% 80% 100% 52% 80% 80% 100% 43% 20% 74% 100% 40% 0% 36% 6%
REALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK BIDANG KESEHATAN DAN KB MENURUTPROVINSI
ACEH
SUM
UT
SUMB
AR
RIAU KEPRI
JAMB
I
SUMS
EL
KEP.
BABE
L
BENG
KULU
LAMP
UNG
BANT
EN
DKI
JAKA
RTA
JABA
R
JATE
NG
DIY JATIM
KALB
AR
KALTE
NG
KALSE
L
KALTI
MU
KALT
ARA
SULU
T
GORO
NTAL
O
SULTE
NG
SULSE
L
SULB
AR
SULT
RA
BALI NTB NTT
MALU
KU
MALU
T
PAPU
A
PAPU
A
BARA
T
2017 88.2 74.9 69.0 64.6 82.9 87.0 81.2 90.6 54.4 79.7 78.7 0.0 71.8 89.7 88.8 85.3 46.2 83.2 91.5 78.7 34.1 72.4 77.1 89.7 85.2 91.4 87.3 87.7 78.5 70.4 40.1 79.3 37.0 24.3
2018 84.3 82.7 81.4 82.8 88.3 80.9 95.3 86.4 87.9 87.4 86.0 0.0 91.5 91.5 93.0 81.1 82.8 96.4 92.8 91.8 92.7 70.6 75.9 80.5 88.7 98.0 79.7 96.2 76.1 78.3 70.7 94.6 69.9 88.3
2019 58.3 59.4 55.6 49.4 54.8 68.2 72.2 84.3 70.1 64.8 67.6 31.4 60.4 69.0 87.6 58.3 68.6 77.4 75.3 73.9 57.5 54.6 48.2 68.8 65.9 64.4 59.1 79.0 52.0 63.7 50.5 71.6 56.9 52.1
2020 83.1 72.9 48.4 71.7 66.1 65.7 68.2 90.5 54.9 73.7 60.1 100.0 76.9 89.6 89.1 76.1 58.0 59.5 84.5 65.1 79.1 28.2 49.6 37.8 74.6 47.7 67.0 99.2 73.3 28.6 37.0 68.3 12.6 7.1
2021 30.8 18.4 49.0 32.2 36.3 36.4 22.1 73.0 38.8 52.2 35.3 81.6 43.5 63.4 43.1 43.1 28.8 30.7 58.6 55.1 22.1 14.0 31.2 33.0 54.5 43.6 26.0 77.8 51.1 20.2 14.4 16.5 10.6 10.5
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
Persen
Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik tahun 2021 secara
nasional sebesar 36,7% dengan realisasi tertinggi adalah
Provinsi DKI Jakarta (81,6%)dan terendah adalah
Provinsi Papua Barat (10,5%)
REALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK BIDANG KESEHATAN MENURUTPROVINSI DI
INDONESIA
ACEH
SUM
UT
SUMB
AR
RIAU KEPRI
JAMB
I
SUMS
EL
KEP.
BABE
L
BENG
KULU
LAMP
UNG
BANT
EN
DKI
JAKA
RTA
JABA
R
JATE
NG
DIY JATIM
KALB
AR
KALTE
NG
KALSE
L
KALTI
MU
KALT
ARA
SULU
T
GORO
NTAL
O
SULTE
NG
SULSE
L
SULB
AR
SULT
RA
BALI NTB NTT
MALU
KU
MALU
T
PAPU
A
PAPU
A
BARA
T
2017 61.6 64.3 59.8 52.2 76.2 67.4 72.4 71.3 44.5 58.2 56.2 25.8 49.1 75.1 84.4 60.4 34.5 67.9 74.4 62.7 36.3 62.4 75.2 81.4 72.7 79.4 81.0 73.1 77.6 66.3 22.5 78.9 33.7 8.7
2018 61.8 72.4 87.4 81.0 86.2 91.9 84.5 89.4 89.2 71.2 76.3 0.0 84.9 88.6 92.9 84.1 70.9 70.0 76.0 83.8 62.6 47.1 65.4 79.1 94.0 35.4 91.0 94.3 73.7 54.3 32.6 84.8 52.3 42.2
2019 77.2 75.9 76.0 79.8 74.3 85.0 93.2 79.5 80.8 64.8 87.2 95.7 84.1 83.0 86.5 76.5 88.1 81.1 65.0 75.8 65.1 57.0 66.6 81.6 78.0 68.1 86.9 82.8 48.4 73.4 0.0 87.4 58.7 27.9
2020 83.1 90.4 70.5 89.5 90.6 90.9 92.3 82.2 81.3 79.7 97.1 61.3 93.4 78.0 81.3 69.8 91.8 91.1 82.7 52.3 86.4 44.7 82.3 92.5 85.8 9.1 79.2 95.5 52.6 83.6 61.5 52.8 15.4 75.1
2021 22.1 27.2 27.4 33.9 40.1 33.0 42.9 43.2 50.7 49.1 40.3 23.3 35.6 47.4 36.9 29.9 43.8 34.7 37.6 17.8 22.0 17.9 33.4 46.2 45.3 50.8 38.1 39.6 56.7 27.6 16.3 31.6 19.7 24.3
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
Persen
Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) nonfisik tahun 2021 secara
nasional sebesar 34,5% dengan realisasi tertinggi adalah
Provinsi Nusa Tenggara Barat (56,7%) dan terendah
adalah Provinsi Maluku(16,3%)
14.30%
19.90%
21.10%
16.30%
25.70%
19.90%
27.20%
21.60%
26.10%
24.10%
20.80%
28.30%
26.40%
26.80%
30.80%
23.40%
25.70%
28.60%
30.00%
25.30%
32.00%
30.10%
27.60%
28.40%
30.90%
35.10%
31.00%
30.80%
30.70%
31.70%
31.00%
36.80%
33.60%
39.30%
43.70%
14.41%
19.95%
21.03%
16.81%
26.25%
19.93%
27.67%
30.59%
26.86%
23.95%
21.03%
28.08%
27.46%
26.85%
27.67%
24.10%
26.21%
28.98%
30.11%
29.36%
32.30%
21.18%
26.24%
29.07%
30.38%
34.89%
24.58%
31.25%
31.45%
31.74%
31.44%
37.85%
34.18%
40.37%
43.82%
10.90%
16.80%
17.30%
17.60%
18.50%
18.60%
20.90%
21.60%
22.10%
22.30%
22.40%
22.80%
23.30%
23.50%
24.41%
24.50%
24.50%
24.80%
25.80%
26.20%
27.40%
27.40%
27.50%
27.50%
28.70%
29.00%
29.50%
29.70%
29.80%
30.00%
30.20%
31.40%
33.20%
33.80%
37.80%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%
RISKESDAS 2018 SSGBI 2019 SSGI 2021
31
PREVALENSI STUNTING NASIONAL
Keterangan :
Batas maksimal toleransi angka stunting WHO yaitu 20% atau
seperlimadari jumlahtotal anak balitayang sedang tumbuh
Klaster
Terendah
Klaster
Menengah
Klaster
Tertinggi
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS MENURUT PROVINSI
ACEH
SUM
UT
SUMB
AR
RIAU KEPRI
JAMB
I
SUMS
EL
KEP.
BABE
L
BENG
KULU
LAMP
UNG
BANT
EN
DKI
JAKA
RTA
JABA
R
JATE
NG
DIY JATIM
KALB
AR
KALTE
NG
KALSE
L
KALTI
MU
KALT
ARA
SULU
T
GORO
NTAL
O
SULTE
NG
SULSE
L
SULB
AR
SULT
RA
BALI NTB NTT
MALU
KU
MALU
T
PAPU
A
PAPU
A
BARA
T
2016 79.3 89.6 83.6 86.0 79.2 91.3 91.5 84.0 87.1 86.9 90.4 79.7 88.8 76.9 82.3 88.0 89.7 82.1 94.2 85.2 66.8 89.3 76.7 87.1 87.0 91.5 83.2 76.6 90.5 90.4 64.5 72.0 64.4 56.9
2017 86.7 87.8 85.0 83.8 86.2 74.4 92.0 81.8 90.4 84.9 90.1 78.5 89.3 82.0 84.3 90.3 78.1 84.8 90.8 91.1 75.1 84.6 97.1 84.8 86.1 89.6 75.6 88.2 93.8 83.0 76.1 64.0 66.7 71.0
2018 85.5 90.8 80.5 82.0 89.4 89.6 95.1 87.2 79.5 87.0 90.3 81.2 84.8 82.7 85.1 87.0 79.5 84.5 91.9 92.5 53.8 77.6 81.7 89.6 87.0 89.2 80.9 88.7 88.6 71.8 63.8 63.8 71.2 35.1
2019 89.4 92.4 87.9 87.5 87.6 89.9 92.2 89.4 75.7 97.3 91.6 82.6 85.7 85.1 84.3 90.0 86.1 83.6 84.5 93.9 81.7 83.4 84.5 91.9 87.6 91.5 82.0 89.4 94.0 83.6 68.7 83.6 74.1 41.5
2020 86.5 90.0 88.6 92.0 85.8 90.7 94.5 90.2 85.0 96.7 81.6 82.5 76.6 81.4 86.3 87.1 67.8 86.0 80.4 90.5 60.3 82.6 86.4 93.1 85.1 93.6 85.5 89.2 89.4 90.1 48.1 75.7 60.2 60.3
2021 89.3 90.3 89.3 93.2 86.1 89.9 89.7 86.0 88.4 94.9 90.1 79.3 82.4 86.5 87.9 89.2 80.6 83.7 83.6 82.5 71.7 90.6 89.6 89.0 87.3 90.9 89.9 83.4 90.3 88.4 87.2 79.7 72.0 74.0
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
Persen
Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
Provinsiyang mencapaiangka keberhasilan
pengobatan semua kasus tuberkulosis pada
tahun 2021 sebanyak 7 provinsi, yaitu
Lampung (94,9%), Riau (93,2%),
Sulawesi Barat (90,9%), Sulawesi
Utara (90,6%), Sumatera Utara
(90,3%), Nusa Tenggara Barat (90,3%)
Banten (90,1%)
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENCAPAI ELIMINASI MALARIA MENURUT PROVINSI
ACEH
SUM
UT
SUMB
AR
RIAU KEPRI
JAMB
I
SUMS
EL
KEP.
BABE
L
BENG
KULU
LAMP
UNG
BANT
EN
DKI
JAKA
RTA
JABA
R
JATE
NG
DIY JATIM
KALB
AR
KALTE
NG
KALSE
L
KALTI
MU
KALT
ARA
SULU
T
GORO
NTAL
O
SULTE
NG
SULSE
L
SULB
AR
SULT
RA
BALI NTB NTT
MALU
KU
MALU
T
PAPU
A
PAPU
A
BARA
T
2017 82.6 63.6 84.2 58.3 42.9 27.3 47.1 71.4 30.0 46.7 75.0 100.0 85.2 82.9 80.0 100.0 14.3 42.9 38.5 30.0 20.0 33.3 33.3 23.1 75.0 47.1 47.1 100.0 30.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2018 82.6 63.6 84.2 83.3 42.9 45.5 47.1 71.4 30.0 66.7 75.0 100.0 85.2 85.7 80.0 100.0 21.4 64.3 53.9 30.0 20.0 40.0 33.3 30.8 79.2 50.0 52.9 10.0 30.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2019 91.3 63.6 89.5 83.3 42.9 63.6 47.1 85.7 30.0 73.3 75.0 100.0 85.2 94.3 80.0 100.0 21.4 71.4 53.9 30.0 20.0 40.0 33.3 38.5 83.3 83.3 52.9 100.0 30.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2020 91.3 63.6 89.5 83.3 42.9 63.6 52.9 85.7 40.0 73.3 75.0 100.0 92.6 94.3 80.0 100.0 28.6 78.6 53.8 30.0 60.0 53.3 33.3 46.2 87.5 83.3 64.7 100.0 30.0 13.6 0.0 10.0 0.0 0.0
2021 95.7 63.6 94.7 91.7 57.1 63.6 64.7 85.7 70.0 73.3 100.0 100.0 96.3 94.3 80.0 100.0 42.9 78.6 69.2 40.0 60.0 53.3 83.3 46.2 87.5 83.3 70.6 100.0 60.0 22.7 0.0 40.0 0.0 0.0
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
Persen
Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
Pada tahun 2021, terdapat4 Provinsi yang eliminasi malaria,
yaitu DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur, dan Banten. Provinsi
yang seluruh kabupaten/kotanya belumeliminasi malaria,yaitu
Maluku, Papua Barat, dan Papua
JUMLAH KASUS BARU HIV MENURUT PROVINSI TAHUN 2016- 2021
ACEH
SUM
UT
SUM
BAR
RIAU KEPRI
JAMB
I
SUMS
EL
KEP.
BABE
L
BENG
KULU
LAMP
UNG
BANT
EN
DKI
JAKA
RTA
JABA
R
JATE
NG
DIY JATIM
KALB
AR
KALT
ENG
KALSE
L
KALTI
MU
KALT
ARA
SULU
T
GOR
ONTA
LO
SULT
ENG
SULSE
L
SULB
AR
SULT
RA
BALI NTB NTT
MAL
UKU
MAL
UT
PAPU
A
PAPU
A
BARA
T
2016 70 1,891 396 822 1,037 215 346 135 115 381 1,092 6,019 5,466 4,032 736 6,513 525 141 454 813 163 409 7 157 993 22 134 2,367 175 487 621 120 3,866 530
2017 111 1,914 563 711 1,105 278 486 268 95 580 1,315 6,626 5,819 5,425 723 8,204 608 119 572 1,202 172 516 51 200 1,366 37 134 2,441 222 837 688 145 4,358 409
2018 155 1,999 624 539 1,033 246 508 205 107 524 1,334 6,896 5,185 5,400 833 8,608 692 122 297 1,126 166 555 74 292 1,174 26 106 2,211 192 842 462 200 3,546 380
2019 174 2,463 541 558 854 131 601 234 177 568 1,643 6,701 6,066 5,630 714 8,935 698 222 474 1,301 199 673 48 350 1,537 69 180 2,283 258 821 462 267 3,753 697
2020 139 2,193 403 761 757 167 556 219 104 589 1,480 4,931 5,666 5,531 591 7,157 682 286 283 965 138 432 84 317 1,183 27 123 1,704 278 584 378 230 2,644 405
2021 175 1,904 364 476 669 187 521 184 146 526 1,392 4,358 5,337 4,569 567 5,872 531 257 419 1,089 130 508 109 227 1,227 31 193 1,571 207 429 320 257 1,790 360
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
Jumlah
Kasus
Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN KETERSEDIAAN OBAT ESENSIAL TAHUN 2020-2021
Ace
h
Sum
ater
a
Utar
a
Sum
ater
a
Bara
t
Riau
Kep
ulau
an
Riau
Jam
bi
Sum
ater
a
Sela
tan
Ban
gka
Belit
ung
Ben
gkul
u
Lam
pun
g
Bant
en
DKI
Jaka
rta
Jaw
a
Bara
t
Jaw
a
Teng
ah
Daer
ah
Isti
me
wa
Yogy
akar
ta
Jaw
a
Tim
ur
Kali
man
tan
Bara
t
Kali
man
tan
Teng
ah
Kali
man
tan
Sela
tan
Kali
man
tan
Tim
ur
Kiali
man
tan
Utar
a
Sula
wesi
Utar
a
Gor
onta
to
Sula
wesi
Teng
ah
Sula
wesi
Sela
tan
Sula
wesi
Bara
t
Sula
wesi
Teng
gara
Bali
Nus
a
Teng
gara
Bara
t
Nus
a
Teng
gara
Tim
ur
Mal
uku
Mal
uku
Utar
a
Pap
ua
Pap
ua
Bara
t
Tahun 2020 94.6 89.6 96 89.8 97.8 91.6 82.7 100 89.4 77.3 78.9 96.3 93.3 94.2 100 96.6 97.6 87 98.3 98.9 100 100 86 90.3 90.8 100 82.4 91.7 99.4 94.1 93.8 88.9 89.8 89.9
Tahun 2021 69.6 83.3 100 91.7 28.6 100 58.8 50 100 80 33.3 0 85.2 90 100 78.1 92.9 42.9 100 90 100 78.6 100 92.3 100 100 82.4 100 100 81.8 55.6 100 100 0
• Pada tahun 2020, realisasi indikator persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat esensial sebesar 83,75%, melebihi target
yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024 yaitu sebesar 77% dengan capaian sebesar 108,77%.
• Pada tahun 2021, realisasi indikator persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat esensial sebesar 84,2%, melebihi target
yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024 yaitu sebesar 79% dengan capaian sebesar 106,6%.
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN MINIMAL 80 PERSEN POSYANDU AKTIF PER PROVINSI DI INDONESIA
TAHUN 2020-2021
0 5 10 15 20 25 30 35
Aceh
Riau
Sumatera Selatan
Lampung
Jawa Tengah
Kalimantan Tengah
Gorontato
Sulawesi Barat
Bali
Maluku Utara
2021
0 10 20 30 40 50 60
Aceh
Kepulauan Riau
Sumatera Selatan
Bengkulu
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Papua
2020
• Pada tahun 2020, terdapat 108 kabupaten/kota (21,0%) dengan minimal 80% posyandu aktif di seluruh Indonesia dari 15
Provinsi yang melaporkan. Posyandu aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin
setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan, dan penanggulangan diare) dengan
cakupanmasing-masing minimal50% dan melakukankegiatantambahan.
• Pada tahun 2021, terdapat 31 kabupaten/kota (6,0%) yang memiliki minimal 80% posyandu aktif di seluruh Indonesia
dari 15 provinsi yang melapor.

More Related Content

Similar to TRANSFORMASI KESEHATAN

Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014Muh Saleh
 
KAK-Program-Kesga-2018 promkes ku.pdf
KAK-Program-Kesga-2018 promkes ku.pdfKAK-Program-Kesga-2018 promkes ku.pdf
KAK-Program-Kesga-2018 promkes ku.pdfwadi29
 
Bahan Tayang Kebijakan PIS-PK di Masa Pandemi Covid-19.pdf
Bahan Tayang Kebijakan PIS-PK di Masa Pandemi Covid-19.pdfBahan Tayang Kebijakan PIS-PK di Masa Pandemi Covid-19.pdf
Bahan Tayang Kebijakan PIS-PK di Masa Pandemi Covid-19.pdfayusthea1
 
Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...
Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...
Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...athyka1
 
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhan
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhanEdit2 mi 1 persiapan penyuluhan
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhanBidangTFBBPKCiloto
 
5 direktorat ibu kemenkes ri
5 direktorat ibu kemenkes ri5 direktorat ibu kemenkes ri
5 direktorat ibu kemenkes riMuh Saleh
 
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptxPosyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptxHanggaraKiran
 
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptxFormat Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptxdinkesmitra
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Muh Saleh
 
Kemenkes Bidang Kesehatan 13 Januari 2022 20220211010043.pptx
Kemenkes  Bidang Kesehatan  13 Januari 2022 20220211010043.pptxKemenkes  Bidang Kesehatan  13 Januari 2022 20220211010043.pptx
Kemenkes Bidang Kesehatan 13 Januari 2022 20220211010043.pptxalmaini2
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana Suharti Wairagya
 
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptxdeniridwan5
 
Presentasi bu menkes
Presentasi bu menkesPresentasi bu menkes
Presentasi bu menkesputri irawan
 
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHCStrategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHCditjenyankes
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maretppidkemenkes
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Muh Saleh
 
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1  Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1 indrasutanmudo
 
Analisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxAnalisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxderti2
 

Similar to TRANSFORMASI KESEHATAN (20)

Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
 
KAK-Program-Kesga-2018 promkes ku.pdf
KAK-Program-Kesga-2018 promkes ku.pdfKAK-Program-Kesga-2018 promkes ku.pdf
KAK-Program-Kesga-2018 promkes ku.pdf
 
Bahan Tayang Kebijakan PIS-PK di Masa Pandemi Covid-19.pdf
Bahan Tayang Kebijakan PIS-PK di Masa Pandemi Covid-19.pdfBahan Tayang Kebijakan PIS-PK di Masa Pandemi Covid-19.pdf
Bahan Tayang Kebijakan PIS-PK di Masa Pandemi Covid-19.pdf
 
PAPARAN STUNTING .pptx
PAPARAN STUNTING .pptxPAPARAN STUNTING .pptx
PAPARAN STUNTING .pptx
 
Spm kesehatan
Spm kesehatanSpm kesehatan
Spm kesehatan
 
Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...
Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...
Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...
 
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhan
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhanEdit2 mi 1 persiapan penyuluhan
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhan
 
5 direktorat ibu kemenkes ri
5 direktorat ibu kemenkes ri5 direktorat ibu kemenkes ri
5 direktorat ibu kemenkes ri
 
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptxPosyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
 
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptxFormat Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
 
Kemenkes Bidang Kesehatan 13 Januari 2022 20220211010043.pptx
Kemenkes  Bidang Kesehatan  13 Januari 2022 20220211010043.pptxKemenkes  Bidang Kesehatan  13 Januari 2022 20220211010043.pptx
Kemenkes Bidang Kesehatan 13 Januari 2022 20220211010043.pptx
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
 
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
 
Presentasi bu menkes
Presentasi bu menkesPresentasi bu menkes
Presentasi bu menkes
 
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHCStrategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maret
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
 
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1  Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1
 
Analisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxAnalisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptx
 

TRANSFORMASI KESEHATAN

  • 1. Prof. H. MUHAMMAD TITO KARNAVIAN, Ph. D ARAHAN MENTERI DALAM NEGERI “SOSIALISASI TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN”
  • 3. ARAHAN PRESIDEN POROS Pemerintahan & Politik Dalam Negeri • pelayanan & pemberdayaan masyarkat • pembangunan daerah • Demokrasi • penegakan hukum dan • kesatuan bangsa • Penjabaran Visi, Misi, dan Program sesuai dgn agenda prioritas kerja Presiden dan Wakil Presiden. • Penjabaran Program Operasional KEMENDAGRI • Koordinasi antar K/L secara terpadu Melaksanakan program secara efektif, efisien, bersih berwibawa dlm rangka memperkokohNKRI Mengelola dan memecahkan berbagai isu strategis UU NO. 23 TAHUN 2014 ttg PEMDA MDN melakukanpembinaan dan pengawasan umum penyelenggaraan pemda secara nasional SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH YG BERSIH, EFEKTIF DAN DEMOKRATIS Pasal 374 (1) Pembinaan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 373 ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri, menteri teknis, dan kepala lembaga pemerintahnonkementerian. (2) Menteri melakukan pembinaan yang bersifat umum meliputi: a. pembagian UrusanPemerintahan; b. kelembagaan Daerah; c. kepegawaian padaPerangkatDaerah; d. keuangan Daerah; e. pembangunan Daerah; f. pelayanan publik diDaerah; g. kerja sama Daerah; h. kebijakan Daerah; i. kepala Daerahdan DPRD; dan j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 2 Pasal 373 (1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerahprovinsi. (2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota. (3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) secara nasional dikoordinasikan olehMenteri.
  • 4. Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan & berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan kesehatan reproduksi makanan Visi Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan 6 kategori utama Outcome RPJMN bidang kesehatan Edukasi penduduk Penguatan peran ka de r,kampanye, da n membangun gerakan, menggunakan platform digitaldan tokoh masyarakat Pencegahan primer Penambahan imunisasirutin menjadi14 a ntigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia. Pencegahan sekunder Skrining 14penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia,skrining stunting,& peningkatanANC untukkesehatan ibu & bayi. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer Revitaliasinetwork dan standardisasi layanan di Puskesmas, Posyandu,dan kunjungan rumah Meningkatkan akses dan mutu layanan sekunder &tersier Pembangunan RSdi Kawasan T imur, jejaring pengampuan 6 layanan unggulan, kemitraan dengan world’stop healthcare centers. Memperkuat ketahanan tanggap darurat Jejaring nasional surveilansberbasis lab,tenaga cadangan tanggap darurat,table top exercise kesiapsiagaan krisis. Transformasi sistem pembiayaan kesehatan Regulasipembiayaan kesehatan dengan 3tujuan:tersedia,cukup,dan berkelanjutan;alokasiyang adil;dan pemanfaatan yang efektif danefisien. mahasiswa, beasiswa dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri. Transformasi SDM Kesehatan Penambahan kuota Transformasi teknologi kesehatan 1 T ransformasi layanan primer 2 T ransformasi layanan rujukan 3 Transformasi sistem ketahanan kesehatan 4 Meningkatkan ketahanan sektor farmasi & alat kesehatan Produksidalam negeri 14 vaksin rutin, top 10 obat, top 10alkes by volume & byvalue. 5 6 a b c d a b Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,dan bioteknologidi sektorkesehatan. a Teknologiinformasi b Bioteknologi 4 TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN 6 Pilar Transformasi Penopang Kesehatan Indonesia
  • 5. DASAR HUKUMDANDUKUNGANKEBIJAKANKEMENDAGRIUNTUK MENDUKUNG TRANSFORMASI SISTEMKESEHATAN UU 23 Tahun2014 Rakortekrenbang yang dilaksanakan oleh Kemendagri & Bappenas bersama K/L teknis serta Pemda membahas indikator & target untuk mendukung program strategis/prioritas nasional Permendagri 17 Tahun2021 Tentang pedoman penyusunan APBD Tahun Anggaran 2022 PP 12 Tahun2017 Permendagri 90 Tahun2019 Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi dilaksanakan oleh Mendagri untuk pembinaan umum & Menteri teknis/kepala Lembaga pemerintah non kementerian untuk pembinaan teknis Tentang Klasifikasi, Kodefikasi, & Nomenklatur Perencanaan Pembangunan & Keuangan Daerah. Nomenklatur program/keg/sub keg mendukung transformasi kesehatan sudah terakomodir (UKP, UKM, SDM kesehatan, Sediaan farmasi, alkes, & makanan minuman) Tentang pedoman penyusunan RKPD Tahun Anggaran 2022 Tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu Permendagri 19 Tahun2011 Permendagri 18 Tahun2018 Tentang Lembaga Kemasyarakat Desa & Lembaga Adat Desa Permendagri54 Tahun2007 Tentang Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu Permendagri 27 Tahun2021
  • 6. POTRET LAYANANKESEHATAN DAN LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENDUKUNG TRANFORMASI SISTEM KESEHATAN [1] Transformasi sistem kesehatan menjadi prioritas pembangunan pemerintah saat ini. Sangat dibutuhkan partisipasi dari seluruh komponen bangsa (collaborative governance) baik itu pemerintah pusat dan daerah, swasta maupun masyarakat untuk bisa membantu melancarkan keenam pilar transformasi sistem kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. PILAR 1 TRANSFORMASI LAYANAN PRIMER Penataan ulang mencakup edukasi penduduk, pencegahanprimer, pencegahan sekunder, dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas layanan primer Mendukung SPM kesehatan CAPAIAN SPM KABUPATEN/KOTA BIDANG KESEHATAN 70% 30% TAHUN 2020 Capaian Terlayani Belum Terlayani 69% 31% TAHUN 2021 Capaian Terlayani Belum Terlayani Dalam implementasinya belum ada daerah yang bisa mencapai 100% untuk setiap jenis layanan dasar, ditambah lagi dengan kondisi Pandemi Covid-19 12 jenis layanan SPM Kesehatan Kab./Kota • Ibu hamil • Ibu bersalin • Bayi baru lahir • Balita • Pada usia pendidikan dasar • Pada usia produktif • Pada usia lanjut • Penderita hipertensi • Penderita diabetes mellitus • Orang dengan gangguan jiwa berat • Orang terduga tuberculosis • Orang dengan resiko terinfeksi HIV PelayananKesehatan pada:
  • 7. CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI Aceh Sum atera Utar a Sum atera Bara t Riau Kepu laua n Riau Jamb i Sum atera Selat an Bang ka Belit ung Beng kulu Lam pung Bant en DKI Jakar ta Jawa Bara t Jawa Teng ah Daer ah Istim ewa Yogy akart a Jawa Timu r Kali mant an Bara t Kali mant an Teng ah Kali mant an Selat an Kali mant an Timu r Kiali mant an Utar a Sula wesi Utar a Goro ntat o Sula wesi Teng ah Sula wesi Selat an Sula wesi Bara t Sula wesi Teng gara Bali Nusa Teng gara Bara t Nusa Teng gara Timu r Malu ku Malu ku Utar a Papu a Papu a Bara t Tahun 2018 55.3 84 74.2 71 98.9 98.7 100 92.3 95.9 99.9 91.7 100 96.9 100 70.8 98.3 79.5 85.5 84.8 93.3 76.5 90 82.3 96.8 92.8 77.8 85.4 99.5 100 51.7 81.2 75.3 29.6 80.7 Tahun 2019 50.9 86.2 76.2 73.3 96.9 100 100 91.5 95.5 99.3 99 98 97.7 99.3 97.3 100 82.5 88.1 86.1 92.6 86.2 93.2 84.5 93.2 95.5 79.5 88.4 100 100 74.9 77 80.6 71.9 83.4 Tahun 2020 41.8 75.8 54.1 59 89.6 83.9 91.7 86.5 87.9 86.5 91.3 73.2 83.7 98 72 97.3 71.5 77.2 75.4 82.8 63.4 65.2 72.5 87.9 75 69.8 83 99.4 99.1 74.3 72.6 67.8 51.2 66.4 Tahun 2021 42.7 80.9 58.4 62.9 81.3 86.2 89 87.3 94.1 89.9 94.8 63.3 89.8 88.8 95.3 90.3 73.8 84.9 80.2 90 71 81.4 89.9 87.8 100 76.4 83.4 98.8 95.5 73.5 73 81 53.5 60.4 0 20 40 60 80 100 120 Rata-rata capaian cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional sebesar 84,2% , angka ini belum memenuhi target renstra tahun 2021, yaitu 93,6%. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2021 hampir sama dengan tahun 2020. Rendahnya cakupan ini dikarenakan pelayanan pada fasilitas kesehatan dioptimalkan untuk pengendalian pandemi COVID-19. Jika dilihat menurut provinsi, terdapat 6 provinsi yang dapat mencapai target renstra tahun 2021, yaitu provinsi sulawesi selatan, bali, nusa tenggara barat, DI yogyakarta, banten dan bengkulu. Sumber:Profil Kesehatan Indonesia, Kemenkes RI
  • 8. PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN VAKSIN IDL (IMUNISASI DASAR LENGKAP) Aceh Sum ater a Utar a Sum ater a Bara t Riau Kepu laua n Riau Jam bi Sum ater a Selat an Bang ka Belit ung Beng kulu Lam pung Bant en DKI Jakar ta Jawa Bara t Jawa Teng ah Daer ah Istim ewa Yogy akar ta Jawa Timu r Kali man tan Bara t Kali man tan Teng ah Kali man tan Selat an Kali man tan Timu r Kiali man tan Utar a Sula wesi Utar a Goro ntat o Sula wesi Teng ah Sula wesi Selat an Sula wesi Bara t Sula wesi Teng gara Bali Nusa Teng gara Bara t Nusa Teng gara Timu r Malu ku Malu ku Utar a Papu a Papu a Bara t 2020 88.2 95.5 100 100 98.9 100 100 100 100 95.8 100 99.7 99.9 88.4 100 99.6 100 100 100 100 100 100 100 100 86.5 100 98.6 100 100 98.6 100 100 96.8 81.9 2021 96.1 91.9 100 99.1 100 93.6 100 100 100 95.8 99.6 100 92.6 82.3 100 98.2 100 93.5 97.5 100 100 100 100 100 100 100 100 95.8 100 92.5 100 100 97.3 70.3 0 20 40 60 80 100 120 • Pada tahun 2021, realisasi indikator persentase puskesmas dengan ketersediaan vaksin Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) sebesar 96,4%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024 yaitu sebesar 95% sehingga menghasilkan persentase realisasi sebesar 101,5%. • Capaian tertinggi persentase puskesmas dengan ketersediaan vaksin IDL pada tahun 2021 yakni sebesar 100% dan dicapai oleh 19 provinsi. Namun, terdapat 7 provinsi dengan capaian persentase puskesmas dengan ketersediaan vaksin IDL dibawah target nasional yakni Provinsi Jambi, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Papua Barat. Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
  • 9. JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PROVINSI Ace h Sum ater a Utar a Sum ater a Bara t Riau Jam bi Sum ater a Sela tan Ben gkul u Lam pun g Kep ulau an Ban gka Belit ung Kep ulau an Riau DKI Jaka rta Jaw a Bara t Jaw a Teng ah DI Yogy akar ta Jaw a Tim ur Bant en Bali Nus a Teng gara Bara t Nus a Teng gara Tim ur Kali man tan Bara t Kali man tan Teng ah Kali man tan Sela tan Kali man tan Tim ur Kali man tan Utar a Sula wesi Utar a Sula wesi Teng ah Sula wesi Sela tan Sula wesi Teng gara Gor onta lo Sula wesi Bara t Mal uku Mal uku Utar a Pap ua Bara t Pap ua Tahun 2018 141 186 111 100 46 120 39 102 43 51 98 700 421 35 522 247 35 99 141 86 81 79 74 10 52 82 139 60 29 68 61 49 44 75 Tahun 2019 157 202 116 119 59 105 35 111 36 41 100 684 416 36 520 212 45 97 118 117 74 63 79 21 51 97 144 66 40 49 52 47 46 66 Tahun 2020 173 187 125 129 62 128 32 115 26 38 117 745 530 40 565 242 56 122 151 115 68 97 92 18 48 81 133 61 56 46 70 39 48 72 Tahun 2021 208 248 193 180 75 131 50 187 62 99 129 1204 976 162 1279 298 125 144 181 183 96 140 169 29 64 109 195 113 51 60 63 58 49 79 • Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan meningkat setiap tahun. Pada tahun 2021 menunjukkan 7.389 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627 kematian. • Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021 terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan sebanyak 1.330 kasus, dan hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus. Sumber:Profil Kesehatan Indonesia, KemenkesRI
  • 10. DUKUNGANPOSYANDUDALAMUPAYA PROMOTIFPREVENTIF • Melakukan pemberdayaan masyarakatDesa; • Ikutserta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan; dan • Meningkatkan pelayanan masyarakatDesa. Sebagai Lembaga kemasyarakatan • Salah satu langkah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di tanah air adalah dengan penguatan dan perluasan kelembagaan layanan Kesehatan puskesmas dan posyandu. Puskesmasdan posyandu perlu difokuskan pada upaya promotif preventif seperti skrining dan surveilans bagi semua usia penduduk mulai dari bayi hingga lansia dengan by nameby address. • Mengembangkan Posyandu bukan hanya pada layanan kesehatan tetapi dapatdi integrasikan dengan layanan sosial dasar lainnya (Program). DibentukPokjanal/Pokja yang tugasdan fungsinya terkaitpembinaan, penyelenggaraan/pengelolaan posyandu yang berkedudukan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, Kecamatan, Desa dan Kelurahan TUGAS POSYANDU MENTERI DALAM NEGERI MELALUI DIREKTUR JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA MELAKUKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SECARA UMUM TERHADAP PEMBENTUKAN, PEMBERDAYAAN DANPENDAYAGUNAANLKD (POSYANDU) DANLAD. • GUBERNUR MELAKUKANPEMBINAANDAN PENGAWASANTERHADAP PEMBENTUKAN, PEMBERDAYAANDANPENDAYAGUNAANLKD DAN LAD SEBAGAI MITRA PEMERINTAH DESA PADA KABUPATEN/KOTA DI WILAYAHNYA. • BUPATI/WALI KOTA MELAKUKANPEMBINAANDAN PENGAWASANTERHADAP PEMBENTUKAN, PEMBERDAYAANDANPENDAYAGUNAANLKD DAN LAD SEBAGAI MITRA PEMERINTAH DESA DI WILAYAHNYA. • CAMAT MELAKUKANPEMBINAANDAN PENGAWASANTERHADAP PEMBENTUKAN, PEMBERDAYAANDANPENDAYAGUNAANLKD DAN LAD SEBAGAI MITRA PEMERINTAH DESA DI DESA.
  • 11. POTRETLAYANANKESEHATANDAN LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[2] PILAR 2 TRANSFORMASI LAYANAN RUJUKAN • Jumlah fasyankesdi daerah yang mampu melayani 4 penyakit penyebab kematian sekaligus pembiayaan tertinggi di Indonesia yakni jantung, stroke, kanker, dan ginjal masih sangatterbatas. • Saatini data fasyankesdi daerah untukmengatasi 4 panyakittersebut belum banyakKabupaten/kota yang mampu melakukan layanan tersebut. Melalui transformasi ini, seluruh daerah ditargetkan bisa melakukan layanan kesehatan untukkeempat penyakit tersebut.. Gambar 1. Layanan jantung sesuai jenjang kompetensi Gambar 2. Sebaran RS-layanan bedah jantung anak Gambar 3. Pemetaan Layanan Kemoterapi Gambar 4. Pemetaan RS-Layanan Stroke
  • 12. POTRETLAYANANKESEHATANDAN LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[3] PILAR3 TRANSFORMASI SISTEM KETAHANAN KESEHATAN Pada pilar ini, dipastikan bahwa seluruh obat, vaksin dan alat diagnostikdi produksi dalam negeri. Perlu dibangun sistem tenaga kesehatan cadangan dengan melibatkan Pramuka, Poltekkesdan fakultaskedokteran. Mereka perlu dilatih, dibina dan dibekali pengetahuan terkaitbidang kesehatan, sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan saatbencana ataupun keadaan darurat lainnya sudah siap. Strategi Kemandirian Farmasi, Alkes, & Respon Darurat
  • 13. POTRETLAYANANKESEHATANDAN LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[4] PILAR4 TRANSFORMASI SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN Seluruh kegiatan dan anggaran dinaskesehatan perlu dioptimalkan agar tidak terjadi tumpang tindih sekaligus mampu mengakomodir daerah dalam melakukan transformasisistem kesehatan ini A N G G A RAN UR USA N K E SE H ATA N APBD P R OVINSI & K A B UPATE N/KOTA SE -P R OVIN SI TA 2022 Rata-Rata = 5.359,83 Miliar Rupiah R A SIO UR USA N K E SE H ATA N APBD P R OVINSI TA 2022 Tertinggi 20,42% → NTB Terendah 3,73% → Papbar A N G G A RAN UR USA N K E SE H ATA N APBD K A B UPATE N/KOTA TA 2022 R A SIO UR USA N K E SE H ATA N APBD K A B UPATE N/K OTA TA 2022 Tertinggi 36,07% % → Kota Sukabumi Terendah 5,96% → Pulau Taliabu Total = 142.172,78 Miliar Rupiah Rata-rata = 279,87
  • 15. 2,174.04 1,379.30 1,234.11 1,224.42 1,180.56 1,075.32 1,021.11 1,015.61 974.84 963.24 79.69 78.72 77.12 74.29 72.37 71.35 70.82 61.29 57.86 49.46 1,000.00 500.00 0.00 1,500.00 2,000.00 ANGGARAN URUSAN KESEHATAN RATA-RATA KABUPATEN/KOTA ANGGARAN URUSAN KESEHATAN APBD KABUPATEN/KOTA TA 2022 Total = 142.172,78 Rata-Rata = 279,87 10 KABUPATEN/KOTA ANGGARAN URUSAN KESEHATAN T E RBESAR 10 KABUPATEN/KOTA ANGGARAN URUSAN KESEHATAN T E RKECIL 488 KABUPATEN/KOTA LAINNYA Sumber Data: 536 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2022. miliar rupiah 2,500.00
  • 16. 1,217.22 4,909.76 337.84 963.25 563.23 11,125.30 323.72 363.76 727.93 603.42 3,069.08 1,058.35 366.06 1,375.48 716.07 736.33 1,178.36 1,692.85 571.33 480.72 169.42 295.85 360.00 463.72 789.98 410.37 509.06 729.63 127.82 1,961.13 758.19 320.50 533.03 252.58 20.42% 16.67% 16.25% 15.43% 14.75% 14.69% 13.46% 12.81% 12.81% 12.58% 12.51% 12.23% 12.10% 11.96% 11.54% 10.50% 10.50% 10.47% 10.41% 10.17% 9.74% 9.55% 9.30% 8.93% 8.67% 8.61% 8.34% 7.47% 6.34% 6.22% 5.99% 5.56% 5.43% 3.73% - 2. 00% 3. 00% 8. 00% 13. 00% 18. 00% 23. 00% 5,000.00 0.00 10,000.00 20,000.00 15,000.00 30,000.00 25,000.00 35,000.00 ANGGARAN URUSAN KESEHATAN PERSENTASE TERHADAP TOTAL URUSAN KESEHATAN miliar rupiah 40,000.00 RASIO URUSAN KESEHATAN APBD PROVINSI TA 2022 Sumber Data: 536 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2022.
  • 17. 434.62 462.74 272.94 401.99 272.32 304.23 463.81 281.97 213.30 350.61 133.44 130.99 89.05 49.46 103.60 93.96 87.72 72.37 71.35 57.86 36.07% 32.03% 31.21% 30.89% 30.36% 29.76% 29.64% 28.23% 28.08% 27.91% 9.01% 8.99% 8.65% 8.62% 8.15% 8.13% 8.11% 7.28% 6.62% 5.96% - 10. 00% - 5. 00% 0. 00% 5. 00% 10. 00% 15. 00% 20. 00% 25. 00% 30. 00% 35. 00% 40. 00% 2,000.00 1,800.00 1,600.00 1,400.00 1,200.00 1,000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00 ANGGARAN URUSAN KESEHATAN PERSENTASE TERHADAP TOTAL URUSAN KESEHATAN RASIO URUSAN KESEHATAN APBD KABUPATEN/KOTA TA 2022 miliar rupiah 10 KABUPATEN/KOTA RASIO URUSAN KE S E HATAN T ERBESAR 10 KABUPATEN/KOTA RAS IO URUSAN KESEHATAN T E RKECIL 488 KABUPATEN/KOTA LAINNYA Sumber Data: 536 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2022.
  • 18. 13 INDIKATOR DALAM KESEPAKATAN RAKORTEK TAHUN 2021-2022 NO Indikator Kinerja Urusan Satuan Target Nasional 2022 1 PrevalensiStunting(PendekdanSangatPendek) Pada Balita(persen) % 18.4 2 Persentase PelayananKesehatanBagi Penduduk Terdampak KrisisKesehatan AkibatBencanadan/atau Berpotensi Bencana % 100 3 Persentase Imunisasi DasarLengkapPadaUsia12-23 Bulan % 71 4 Persentase UsahaKecil ObatTradisional (UKOT) Yang Memenuhi KetentuanPerizinan % 80 5 InsidensiTuberkulosis(per100.000 penduduk) per100.000 penduduk 231 6 Persentase RumahSakitRujukanProvinsi yang Terakreditasi % 90 7 RasioDaya TampungRumahSakitRujukan Ratio TT:1000 penduduk 1 8 Persentase PelayananKesehatanBagi Orangyang TerdampakdanBerisikoPadaSituasi KejadianLuarBiasa (KLB) % 100 9 Persentase Puskesmasdengan9JenisTenagaKesehatan Sesuai Standar % 59 10 AngkaKematianIbu(AKI) (per100.000 kelahiranhidup) per100.000 penduduk 205 11 Persentase PedagangBesarFarmasi (PBF) CabangYang Memenuhi KetentuanPerizinanBerusaha % 90 12 JumlahKabupaten/KotayangMencapai EliminasiMalaria kabupaten/k ota 365 13 Persentase Merokok Penduduk Usia10-18 Tahun % 8.9 NO Indikator Kinerja Urusan Satuan Target Nasional 2023 1 PrevalensiStunting(Pendek danSangatPendek) Pada Balita(persen) % 16 2 Persentase UsahaKecil ObatTradisional (UKOT) Yang Memenuhi KetentuanPerizinan % 83 3 RasioDaya TampungRumahSakitRujukan RatioTT:1000 penduduk 1.4 4 Persentase Puskesmasdengan9JenisTenagaKesehatan Sesuai Standar % 83 5 Persentase PelayananKesehatanBagi Orangyang TerdampakdanBerisikoPadaSituasi KejadianLuarBiasa (KLB) % 100 6 JumlahKabupaten/KotayangMencapai EliminasiMalaria kabupaten/k ota 385 7 Persentase PedagangBesarFarmasi (PBF) CabangYang Memenuhi KetentuanPerizinanBerusaha % 100 8 JumlahKab/kotayangmenerapkanKTR kabupaten/k ota 474 9 CakupanPenemuan danPengobatan TBC(Treatment Coverage) % 90 10 Persentase PelayananKesehatanBagi Penduduk TerdampakKrisisKesehatanAkibatBencanadan/atau Berpotensi Bencana % 100 11 JumlahPenurunanKematianIbu KematianIbu 3274 12 Persentase Bayi Usia0 - 11 Bulanyangmendapatimunisasi dasar lengkap % 94.6 13 Presentase rumahsakityangterakreditasi % 95
  • 19. POTRETLAYANANKESEHATADANDAN LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[5] PILAR5 TRANSFORMASI SDM KESEHATAN Pada transformasiini, Kemenkesakan fokusmenambah jumlah dokter. Jumlah dokter maupun dokter spesialis di Indonesia masih kurang atau jauh dariideal. Menurut WHO, rasio ideal antara dokter dan masyarakatadalah 1:1000 orang. Artinya satu dokter untukmelayani 1000 pendudukdisatu wilayah. Sementara itu, ketersediaan dokter di Indonesia saatini hanya 101.476 dokter, dengan jumlah populasi sekitar 273,984,400 jiwa, maka perlu ada fasttrack penambahan jumlah dokter untukmemenuhi rasio tenaga Kesehatan Persentaseprovinsidengan puskesmas yang memenuhi9 (sembilan) jenis nakes paling tinggi adalah provinsiDKI Jakarta (105,4%), diikutioleh provinsiDI Yogyakarta(89,3%) dan provinsi Kepulauan BangkaBelitung (84,4%). Sedangkan 23 Provinsi dengan Persentaseprovinsidengan puskesmas yang memenuhi 9 (sembilan) jenis nakes masih dibawah target nasional Tahun 2022 sebesar 59%.
  • 20. PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN 9 (SEMBILAN) JENIS TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI SESUAI STANDAR Persentase provinsi dengan puskesmas yang memenuhi 9 (sembilan) jenis nakes paling tinggi adalah provinsi DKI Jakarta (105,4%), diikuti oleh provinsi DI Yogyakarta(89,3%)dan provinsi Kepulauan Bangka Belitung (84,4%). Sedangkan 23 Provinsi dengan Persentase provinsi dengan puskesmas yang memenuhi 9 (sembilan) jenis nakes masih dibawah target nasional Tahun 2022 sebesar 59%. Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI 105.4 89.3 84.4 81.6 66.7 66.3 64.5 63.4 61.0 59.5 59.4 58.8 56.7 55.4 54.1 53.6 51.2 51.0 46.4 35.5 35.1 34.5 34.0 32.6 30.2 29.7 28.7 25.8 23.4 22.5 17.7 13.4 12.4 8.6 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 DKI Jakarta Daerah Istimewa Yogyakarta Kepulauan Bangka Belitung Jawa Tengah Kalimantan Selatan Sumatera Barat Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Barat Jawa Timur Riau Kalimantan Timur Aceh Bali Kepulauan Riau Sulawesi Barat Kalimantan Utara Jambi Banten Jawa Barat Gorontato Lampung Sumatera Selatan Kalimantan Barat Sumatera Utara Bengkulu Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Nusa Tenggara Timur Kalimantan Tengah Sulawesi Utara Maluku Utara Maluku Papua Barat Papua
  • 21. SEBARAN JUMLAH SDMK DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA TAHUN 2021 735 820 829 996 1105 3275 3717 3874 4972 8322 15534 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 Lampung Maluku Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Nusa Tenggara Barat Sumatera Utara Papua Barat Sulawesi Tengah Maluku Papua Nusa Tenggara Timur Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI Provinsi dengan jumlah SDMK di Daerah Tertinggal terbanyak yaitu Nusa Tenggara Timur sebanyak 15.534 orang.
  • 22. POTRETLAYANANKESEHATADANDAN LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKANUNTUKMENDUKUNG TRANFORMASISISTEM KESEHATAN[6] PILAR6 TRANSFORMASI TEKNOLOGI KESEHATAN Kemenkes telah menyiapkan satu platform kesehatan yang digunakan untukmerekam catatan medis pasien secara digital. Rekam medis ini formatnya sama baik di apotik, laboratorium maupun semua rumah sakittermasukfasyankes di daerah daerah. Melalui platform ini, pasien tidak perlu membawa berkasfisik saat dirujukke RS atau fasyankes lainnya. Semua data kesehatan pasien telah terintegrasi di PeduliLindungidan bisa dicek secara berkala.
  • 23. KODEFIKASI,KLASIFIKASI DAN NOMENKLATUR PROGRAM,KEGIATANDANSUB KEGIATAN PERMENDAGRI90/2019 LAYERKODE Nomenklatur urusan pemerintahan Bidang Kesehatan yang menjadi kewenangan Provinsi sebanyak 4 Program, 11 kegiatan dan 71 sub kegiatan. Sedangkan untuk kabupaten/kota sebanyak 4 program, 15 kegiatan dan 90 sub kegiatan Daftar Kodefikasi dan nomenklatur merupakan longlist, daerah memilih sesuai dengan permasalahan serta pencapaian visi dan misi kepala daerah KONSEP PENGGUNAAN LAYERKODE PEMUTAKHIRAN PERMENDAGRI 90/2019 (Dari Kepmendagri 050-3708/2020 menjadi Kepmendagri 050-5889/2021) Permendagri No.90/2019 Tgl 18 Oktober 2019 Kepmendagri No.050-5889 Tahun 2021 Tgl 27 Desember 2021 1. Dasar awal penetapan klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur perencanaan pembangunan dar keuangan daerah 2. Koedfikasi Klasifikasi dan Nomenklatur (KKN) untuk mendukung SIPD 1. Pemutakhiran terkait koreksi, penambahan dan pengurangan 2. Penambahan Metadata Kinerja Indikator dan Satuan pd Sub Keg 3. Data KKN disimpan diSIPD
  • 24. TINDAKLANJUT Melakukan analisis situasi/pemetaan masalah berdasarkan kondisi pelayanan kesehatan (sarana/prasarana, Sumber Daya Manusia, pembiayaan dan aksesibilitas layanan kesehatan). Melaksanakan koordinasi lintas sektor/lintas program untuk mewujudkan konvergensi yang tertuang ke dalam dokumen perencanaan daerah (RPJMD, RKPD dan APBD) dan mendukung pencapaian target RPJMN 2020-2024 di bidang urusan kesehatan . Menyusun strategi pemenuhan pelayanan kesehatan yang mudah di akses dengan memanfaatkan platform digital dan pengembangan teknologi kesehatan lainnya. Merumuskan rekomendasi perbaikan intervensi layanan transformasi kesehatan.
  • 27. CAPAIAN SPM SELURUH BIDANG MENURUT PROVINSI TAHUN 2020 Aceh Suma tera Utara Suma tera Barat Beng kulu Riau Kep. Riau Jambi Suma tera Selat an Lamp ung Kep. Bang ka Belitu ng DKI Jakar ta Jawa Barat Bante n Jawa Teng ah Yogy akart a Jawa Timu r Kalim antan Barat Kalim antan Selat an Kalim antan Timu r Kalim antan Teng ah Kalim antan Utara Bali Nusa Teng gara Barat Nusa Teng gara Timu r Sula wesi Barat Sula wesi Selat an Sula wesi Teng ah Sula wesi Teng gara Sula wesi Utara Goro ntalo Malu ku Malu ku Utara Papu a Papu a Barat Bidang Pendidikan 72% 91% 100% 79% 77% 89% 74% 29% 69% 70% 76% 79% 70% 100% 81% 100% 26% 0% 89% 68% 98% 0% 92% 57% 82% 100% 0% 32% 100% 77% 79% 0% 49% 23% Bidang Kesehatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 101% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 99% 80% 100% 100% 100% 100% 50% 100% 78% 100% 100% 100% 100% 50% 144% 100% Bidang PU 0% 49% 100% 0% 50% 50% 100% 100% 77% 0% 41% 25% 100% 100% 101% 28% 35% 50% 74% 38% 28% 100% 37% 4% 0% 43% 100% 100% 100% 83% 5% 50% 0% 0% Bidang Perkim 50% 50% 100% 0% 100% 0% 100% 100% 0% 50% 100% 50% 26% 100% 50% 50% 100% 100% 17% 100% 100% 100% 100% 0% 100% 50% 83% 100% 36% 0% 100% 0% 0% 0% Bidang Trantibumlinmas 0% 100% 100% 0% 100% 0% 100% 103% 100% 100% 100% 88% 98% 100% 100% 99% 100% 83% 79% 0% 100% 0% 100% 96% 100% 100% 95% 80% 0% 100% 100% 100% 0% 0% Bidang Sosial 75% 80% 100% 57% 77% 115% 70% 100% 100% 81% 100% 106% 100% 100% 100% 95% 60% 100% 57% 80% 80% 0% 39% 100% 20% 51% 40% 3% 92% 81% 29% 0% 13% 0%
  • 28. CAPAIAN SPM SELURUH BIDANG MENURUT PROVINSI TAHUN 2021 ACEH SUM UT SUM BAR RIAU JAMB I SUMS EL BENG KULU LAMP UNG KEP. BABE L KEP. RIAU DKI JABA R JATE NG DIY JATI M BANT EN BALI NTB NTT KALB AR KALT ENG KALS EL KALTI M KALT ARA SULU T SULT ENG SULS EL SULT RA GOR ONTA LO SULB AR MAL UKU MAL UKU UTAR A PAPU A PAPU A BARA T Bidang Pendidikan 63% 48% 100% 82% 29% 33% 79% 43% 100% 86% 84% 93% 100% 95% 100% 95% 58% 91% 75% 85% 93% 0% 88% 92% 50% 0% 100% 66% 76% 74% 100% 0% 19% 79% Bidang Kesehatan 48% 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 52% 46% Bidang PU 0% 49% 100% 50% 0% 0% 0% 80% 0% 27% 42% 25% 100% 86% 94% 100% 88% 0% 6% 35% 100% 50% 0% 50% 100% 24% 100% 100% 81% 100% 50% 77% 0% 0% Bidang Pera 100% 0% 100% 100% 13% 0% 0% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 50% 100% 13% 100% 100% 0% 100% 100% 47% 61% 100% 89% 46% 100% 100% 50% 100% 100% 0% 0% 0% Bidang Trantibumlinmas 100% 100% 94% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 99% 100% 100% 96% 100% 100% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0% Bidang Sosial 96% 100% 80% 80% 64% 0% 57% 98% 80% 94% 100% 97% 100% 100% 100% 93% 100% 100% 80% 46% 80% 100% 52% 80% 80% 100% 43% 20% 74% 100% 40% 0% 36% 6%
  • 29. REALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK BIDANG KESEHATAN DAN KB MENURUTPROVINSI ACEH SUM UT SUMB AR RIAU KEPRI JAMB I SUMS EL KEP. BABE L BENG KULU LAMP UNG BANT EN DKI JAKA RTA JABA R JATE NG DIY JATIM KALB AR KALTE NG KALSE L KALTI MU KALT ARA SULU T GORO NTAL O SULTE NG SULSE L SULB AR SULT RA BALI NTB NTT MALU KU MALU T PAPU A PAPU A BARA T 2017 88.2 74.9 69.0 64.6 82.9 87.0 81.2 90.6 54.4 79.7 78.7 0.0 71.8 89.7 88.8 85.3 46.2 83.2 91.5 78.7 34.1 72.4 77.1 89.7 85.2 91.4 87.3 87.7 78.5 70.4 40.1 79.3 37.0 24.3 2018 84.3 82.7 81.4 82.8 88.3 80.9 95.3 86.4 87.9 87.4 86.0 0.0 91.5 91.5 93.0 81.1 82.8 96.4 92.8 91.8 92.7 70.6 75.9 80.5 88.7 98.0 79.7 96.2 76.1 78.3 70.7 94.6 69.9 88.3 2019 58.3 59.4 55.6 49.4 54.8 68.2 72.2 84.3 70.1 64.8 67.6 31.4 60.4 69.0 87.6 58.3 68.6 77.4 75.3 73.9 57.5 54.6 48.2 68.8 65.9 64.4 59.1 79.0 52.0 63.7 50.5 71.6 56.9 52.1 2020 83.1 72.9 48.4 71.7 66.1 65.7 68.2 90.5 54.9 73.7 60.1 100.0 76.9 89.6 89.1 76.1 58.0 59.5 84.5 65.1 79.1 28.2 49.6 37.8 74.6 47.7 67.0 99.2 73.3 28.6 37.0 68.3 12.6 7.1 2021 30.8 18.4 49.0 32.2 36.3 36.4 22.1 73.0 38.8 52.2 35.3 81.6 43.5 63.4 43.1 43.1 28.8 30.7 58.6 55.1 22.1 14.0 31.2 33.0 54.5 43.6 26.0 77.8 51.1 20.2 14.4 16.5 10.6 10.5 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 Persen Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik tahun 2021 secara nasional sebesar 36,7% dengan realisasi tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta (81,6%)dan terendah adalah Provinsi Papua Barat (10,5%)
  • 30. REALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK BIDANG KESEHATAN MENURUTPROVINSI DI INDONESIA ACEH SUM UT SUMB AR RIAU KEPRI JAMB I SUMS EL KEP. BABE L BENG KULU LAMP UNG BANT EN DKI JAKA RTA JABA R JATE NG DIY JATIM KALB AR KALTE NG KALSE L KALTI MU KALT ARA SULU T GORO NTAL O SULTE NG SULSE L SULB AR SULT RA BALI NTB NTT MALU KU MALU T PAPU A PAPU A BARA T 2017 61.6 64.3 59.8 52.2 76.2 67.4 72.4 71.3 44.5 58.2 56.2 25.8 49.1 75.1 84.4 60.4 34.5 67.9 74.4 62.7 36.3 62.4 75.2 81.4 72.7 79.4 81.0 73.1 77.6 66.3 22.5 78.9 33.7 8.7 2018 61.8 72.4 87.4 81.0 86.2 91.9 84.5 89.4 89.2 71.2 76.3 0.0 84.9 88.6 92.9 84.1 70.9 70.0 76.0 83.8 62.6 47.1 65.4 79.1 94.0 35.4 91.0 94.3 73.7 54.3 32.6 84.8 52.3 42.2 2019 77.2 75.9 76.0 79.8 74.3 85.0 93.2 79.5 80.8 64.8 87.2 95.7 84.1 83.0 86.5 76.5 88.1 81.1 65.0 75.8 65.1 57.0 66.6 81.6 78.0 68.1 86.9 82.8 48.4 73.4 0.0 87.4 58.7 27.9 2020 83.1 90.4 70.5 89.5 90.6 90.9 92.3 82.2 81.3 79.7 97.1 61.3 93.4 78.0 81.3 69.8 91.8 91.1 82.7 52.3 86.4 44.7 82.3 92.5 85.8 9.1 79.2 95.5 52.6 83.6 61.5 52.8 15.4 75.1 2021 22.1 27.2 27.4 33.9 40.1 33.0 42.9 43.2 50.7 49.1 40.3 23.3 35.6 47.4 36.9 29.9 43.8 34.7 37.6 17.8 22.0 17.9 33.4 46.2 45.3 50.8 38.1 39.6 56.7 27.6 16.3 31.6 19.7 24.3 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 Persen Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) nonfisik tahun 2021 secara nasional sebesar 34,5% dengan realisasi tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (56,7%) dan terendah adalah Provinsi Maluku(16,3%)
  • 31. 14.30% 19.90% 21.10% 16.30% 25.70% 19.90% 27.20% 21.60% 26.10% 24.10% 20.80% 28.30% 26.40% 26.80% 30.80% 23.40% 25.70% 28.60% 30.00% 25.30% 32.00% 30.10% 27.60% 28.40% 30.90% 35.10% 31.00% 30.80% 30.70% 31.70% 31.00% 36.80% 33.60% 39.30% 43.70% 14.41% 19.95% 21.03% 16.81% 26.25% 19.93% 27.67% 30.59% 26.86% 23.95% 21.03% 28.08% 27.46% 26.85% 27.67% 24.10% 26.21% 28.98% 30.11% 29.36% 32.30% 21.18% 26.24% 29.07% 30.38% 34.89% 24.58% 31.25% 31.45% 31.74% 31.44% 37.85% 34.18% 40.37% 43.82% 10.90% 16.80% 17.30% 17.60% 18.50% 18.60% 20.90% 21.60% 22.10% 22.30% 22.40% 22.80% 23.30% 23.50% 24.41% 24.50% 24.50% 24.80% 25.80% 26.20% 27.40% 27.40% 27.50% 27.50% 28.70% 29.00% 29.50% 29.70% 29.80% 30.00% 30.20% 31.40% 33.20% 33.80% 37.80% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% 45.00% 50.00% RISKESDAS 2018 SSGBI 2019 SSGI 2021 31 PREVALENSI STUNTING NASIONAL Keterangan : Batas maksimal toleransi angka stunting WHO yaitu 20% atau seperlimadari jumlahtotal anak balitayang sedang tumbuh Klaster Terendah Klaster Menengah Klaster Tertinggi
  • 32. ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS MENURUT PROVINSI ACEH SUM UT SUMB AR RIAU KEPRI JAMB I SUMS EL KEP. BABE L BENG KULU LAMP UNG BANT EN DKI JAKA RTA JABA R JATE NG DIY JATIM KALB AR KALTE NG KALSE L KALTI MU KALT ARA SULU T GORO NTAL O SULTE NG SULSE L SULB AR SULT RA BALI NTB NTT MALU KU MALU T PAPU A PAPU A BARA T 2016 79.3 89.6 83.6 86.0 79.2 91.3 91.5 84.0 87.1 86.9 90.4 79.7 88.8 76.9 82.3 88.0 89.7 82.1 94.2 85.2 66.8 89.3 76.7 87.1 87.0 91.5 83.2 76.6 90.5 90.4 64.5 72.0 64.4 56.9 2017 86.7 87.8 85.0 83.8 86.2 74.4 92.0 81.8 90.4 84.9 90.1 78.5 89.3 82.0 84.3 90.3 78.1 84.8 90.8 91.1 75.1 84.6 97.1 84.8 86.1 89.6 75.6 88.2 93.8 83.0 76.1 64.0 66.7 71.0 2018 85.5 90.8 80.5 82.0 89.4 89.6 95.1 87.2 79.5 87.0 90.3 81.2 84.8 82.7 85.1 87.0 79.5 84.5 91.9 92.5 53.8 77.6 81.7 89.6 87.0 89.2 80.9 88.7 88.6 71.8 63.8 63.8 71.2 35.1 2019 89.4 92.4 87.9 87.5 87.6 89.9 92.2 89.4 75.7 97.3 91.6 82.6 85.7 85.1 84.3 90.0 86.1 83.6 84.5 93.9 81.7 83.4 84.5 91.9 87.6 91.5 82.0 89.4 94.0 83.6 68.7 83.6 74.1 41.5 2020 86.5 90.0 88.6 92.0 85.8 90.7 94.5 90.2 85.0 96.7 81.6 82.5 76.6 81.4 86.3 87.1 67.8 86.0 80.4 90.5 60.3 82.6 86.4 93.1 85.1 93.6 85.5 89.2 89.4 90.1 48.1 75.7 60.2 60.3 2021 89.3 90.3 89.3 93.2 86.1 89.9 89.7 86.0 88.4 94.9 90.1 79.3 82.4 86.5 87.9 89.2 80.6 83.7 83.6 82.5 71.7 90.6 89.6 89.0 87.3 90.9 89.9 83.4 90.3 88.4 87.2 79.7 72.0 74.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 Persen Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI Provinsiyang mencapaiangka keberhasilan pengobatan semua kasus tuberkulosis pada tahun 2021 sebanyak 7 provinsi, yaitu Lampung (94,9%), Riau (93,2%), Sulawesi Barat (90,9%), Sulawesi Utara (90,6%), Sumatera Utara (90,3%), Nusa Tenggara Barat (90,3%) Banten (90,1%)
  • 33. PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENCAPAI ELIMINASI MALARIA MENURUT PROVINSI ACEH SUM UT SUMB AR RIAU KEPRI JAMB I SUMS EL KEP. BABE L BENG KULU LAMP UNG BANT EN DKI JAKA RTA JABA R JATE NG DIY JATIM KALB AR KALTE NG KALSE L KALTI MU KALT ARA SULU T GORO NTAL O SULTE NG SULSE L SULB AR SULT RA BALI NTB NTT MALU KU MALU T PAPU A PAPU A BARA T 2017 82.6 63.6 84.2 58.3 42.9 27.3 47.1 71.4 30.0 46.7 75.0 100.0 85.2 82.9 80.0 100.0 14.3 42.9 38.5 30.0 20.0 33.3 33.3 23.1 75.0 47.1 47.1 100.0 30.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2018 82.6 63.6 84.2 83.3 42.9 45.5 47.1 71.4 30.0 66.7 75.0 100.0 85.2 85.7 80.0 100.0 21.4 64.3 53.9 30.0 20.0 40.0 33.3 30.8 79.2 50.0 52.9 10.0 30.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2019 91.3 63.6 89.5 83.3 42.9 63.6 47.1 85.7 30.0 73.3 75.0 100.0 85.2 94.3 80.0 100.0 21.4 71.4 53.9 30.0 20.0 40.0 33.3 38.5 83.3 83.3 52.9 100.0 30.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2020 91.3 63.6 89.5 83.3 42.9 63.6 52.9 85.7 40.0 73.3 75.0 100.0 92.6 94.3 80.0 100.0 28.6 78.6 53.8 30.0 60.0 53.3 33.3 46.2 87.5 83.3 64.7 100.0 30.0 13.6 0.0 10.0 0.0 0.0 2021 95.7 63.6 94.7 91.7 57.1 63.6 64.7 85.7 70.0 73.3 100.0 100.0 96.3 94.3 80.0 100.0 42.9 78.6 69.2 40.0 60.0 53.3 83.3 46.2 87.5 83.3 70.6 100.0 60.0 22.7 0.0 40.0 0.0 0.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 Persen Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI Pada tahun 2021, terdapat4 Provinsi yang eliminasi malaria, yaitu DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur, dan Banten. Provinsi yang seluruh kabupaten/kotanya belumeliminasi malaria,yaitu Maluku, Papua Barat, dan Papua
  • 34. JUMLAH KASUS BARU HIV MENURUT PROVINSI TAHUN 2016- 2021 ACEH SUM UT SUM BAR RIAU KEPRI JAMB I SUMS EL KEP. BABE L BENG KULU LAMP UNG BANT EN DKI JAKA RTA JABA R JATE NG DIY JATIM KALB AR KALT ENG KALSE L KALTI MU KALT ARA SULU T GOR ONTA LO SULT ENG SULSE L SULB AR SULT RA BALI NTB NTT MAL UKU MAL UT PAPU A PAPU A BARA T 2016 70 1,891 396 822 1,037 215 346 135 115 381 1,092 6,019 5,466 4,032 736 6,513 525 141 454 813 163 409 7 157 993 22 134 2,367 175 487 621 120 3,866 530 2017 111 1,914 563 711 1,105 278 486 268 95 580 1,315 6,626 5,819 5,425 723 8,204 608 119 572 1,202 172 516 51 200 1,366 37 134 2,441 222 837 688 145 4,358 409 2018 155 1,999 624 539 1,033 246 508 205 107 524 1,334 6,896 5,185 5,400 833 8,608 692 122 297 1,126 166 555 74 292 1,174 26 106 2,211 192 842 462 200 3,546 380 2019 174 2,463 541 558 854 131 601 234 177 568 1,643 6,701 6,066 5,630 714 8,935 698 222 474 1,301 199 673 48 350 1,537 69 180 2,283 258 821 462 267 3,753 697 2020 139 2,193 403 761 757 167 556 219 104 589 1,480 4,931 5,666 5,531 591 7,157 682 286 283 965 138 432 84 317 1,183 27 123 1,704 278 584 378 230 2,644 405 2021 175 1,904 364 476 669 187 521 184 146 526 1,392 4,358 5,337 4,569 567 5,872 531 257 419 1,089 130 508 109 227 1,227 31 193 1,571 207 429 320 257 1,790 360 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 Jumlah Kasus Sumber:ProfilKesehatan Indonesia, KemenkesRI
  • 35. PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN KETERSEDIAAN OBAT ESENSIAL TAHUN 2020-2021 Ace h Sum ater a Utar a Sum ater a Bara t Riau Kep ulau an Riau Jam bi Sum ater a Sela tan Ban gka Belit ung Ben gkul u Lam pun g Bant en DKI Jaka rta Jaw a Bara t Jaw a Teng ah Daer ah Isti me wa Yogy akar ta Jaw a Tim ur Kali man tan Bara t Kali man tan Teng ah Kali man tan Sela tan Kali man tan Tim ur Kiali man tan Utar a Sula wesi Utar a Gor onta to Sula wesi Teng ah Sula wesi Sela tan Sula wesi Bara t Sula wesi Teng gara Bali Nus a Teng gara Bara t Nus a Teng gara Tim ur Mal uku Mal uku Utar a Pap ua Pap ua Bara t Tahun 2020 94.6 89.6 96 89.8 97.8 91.6 82.7 100 89.4 77.3 78.9 96.3 93.3 94.2 100 96.6 97.6 87 98.3 98.9 100 100 86 90.3 90.8 100 82.4 91.7 99.4 94.1 93.8 88.9 89.8 89.9 Tahun 2021 69.6 83.3 100 91.7 28.6 100 58.8 50 100 80 33.3 0 85.2 90 100 78.1 92.9 42.9 100 90 100 78.6 100 92.3 100 100 82.4 100 100 81.8 55.6 100 100 0 • Pada tahun 2020, realisasi indikator persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat esensial sebesar 83,75%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024 yaitu sebesar 77% dengan capaian sebesar 108,77%. • Pada tahun 2021, realisasi indikator persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat esensial sebesar 84,2%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024 yaitu sebesar 79% dengan capaian sebesar 106,6%.
  • 36. PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN MINIMAL 80 PERSEN POSYANDU AKTIF PER PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2020-2021 0 5 10 15 20 25 30 35 Aceh Riau Sumatera Selatan Lampung Jawa Tengah Kalimantan Tengah Gorontato Sulawesi Barat Bali Maluku Utara 2021 0 10 20 30 40 50 60 Aceh Kepulauan Riau Sumatera Selatan Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua 2020 • Pada tahun 2020, terdapat 108 kabupaten/kota (21,0%) dengan minimal 80% posyandu aktif di seluruh Indonesia dari 15 Provinsi yang melaporkan. Posyandu aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan, dan penanggulangan diare) dengan cakupanmasing-masing minimal50% dan melakukankegiatantambahan. • Pada tahun 2021, terdapat 31 kabupaten/kota (6,0%) yang memiliki minimal 80% posyandu aktif di seluruh Indonesia dari 15 provinsi yang melapor.