Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Karst Aceh
1. ANALISIS PERUBAHAN BENTANG ALAM
AKIBAT AKTIVITAS PABRIK SEMEN
ABDILLAH I NASUTION
Disampaikan pada
DISKUSI PUBLIK MENYIKAPI INDUSTRI PENAMBANGAN
PT. TRIPA SEMEN ACEH (TSA)
Banda Aceh, Hotel OASIS-31 Maret 2015
2. Dalam penentuan dan pengkajian eksploitasi suatu
kawasan untuk dijadikan pertambangan yang banyak
dijadikan rujukan utama adalah variabel manfaat langsung
(direct benefit) jangka pendek tanpa mempertimbangkan
variabel dampak yang terjadi pada jangka panjang:
RUJUKAN PERTAMBANGAN:
variabel dampak yang terjadi pada jangka panjang:
Manfaat Langsung yang paling sering adalah:
1. PENDAPATAN ASLI DAERAH
2. TENAGA KERJA
3. TERSEDIANYA BAHAN MATERIAL
3. DAMPAK & BIAYA SOSIAL
Dampak yang terjadi dikemudian hari seperti bencana dan
konflik masyarakat dengan perusahaan sering tidak
diperhitungkan atau dikaji secara matang.
Berbagai dampak tersebut dapat memberi social cost yangBerbagai dampak tersebut dapat memberi social cost yang
lebih besar daripada manfaat langsung yang sering dikaji
secara jangka pendek tersebut.
Dalam kajian ekonomi manapun, kebijakan publik yang
menciptakan biaya sosial yang lebih besar sama sekali tidak
ekonomis dan menyimpang dari kaidah pembangunan.
4.
5.
6. Selama semua pihak masih memandang
pertambangan dari segi ekonomi dan
sektoral saja, maka laju pengrusakan
kawasan tidak akan terkendali.
Sangat tidak diinginkan jika pemerintah
daerah yang dipilih oleh masyarakatnya
lebih mendambakan penghasilan jangka
pendek, dan berhasil diiming-imingi
retribusi besar tanpa sedikitpun menyadari
bahwa pertambangan mempunyai jangka
waktu eksploitasi.
Setelah bahan tambangnya habis,
pemerintah daerah hanya mewarisi
lingkungan alam yang gersang, tercemar,
minim air, masyarakat tanpa pekerjaan dan
juga penyakitan.
7. PERTAMBANGAN &
KAWASAN KARST
Kawasan Karst adalah kawasan batu
gamping atau dolomit yang bentukan
bentang alamnya berkembang pada
batuan karbonat yang mudah larut,
sebagai akibat proses pelarutan oleh air
Ditandai oleh fenomena khas seperti
gua, aliran sungai bawah tanah dan
kenampakan alam lainnya yang terjadi
oleh proses perekahan dan pelarutan
Kawasan karst merupakan salah satu
sumber daya alam non-hayati yang tidak
dapat diperbaharui karena
pembentukannya memerlukan waktu
jutaan tahun
8. BERPOTENSI DAN TERLUPAKAN
Daerah tangkapan dan penampung air:
Habitat berbagai satwa khas dan unik dengan
berbagai perannya bagi ekosistem dan
penghidupan manusia
Ilmiah,Ilmiah,
Wisata alam,
Budaya,
9. KARST & AIR
Kondisi air tanah pada batuan karst
sangat rumit dan khas, tidak bisa
disamakan dengan kondisi air tanah
pada kawasan non karst.
Air di kawaan karst bergerak melalui
sistem retakan, celahan, gua, sedangkan
di kawasan bukan karst gerakan air
tanah mengalir melalui pori antar butirtanah mengalir melalui pori antar butir
atau celahan dengan jumlah sangat
kecil.
Air tanah pada kawasan karst akan
membentuk aliran melalui saluran
melalui lorong-lorong gua dan atau
sungai bawah tanah hilang pada satu
satu kawasan dan keluar melalui
entrance, celah atau retakan batuan
sebagai cabangnya.
11. doc:Karst Aceh
Kondisi permukaan wilayah bertopografi karst pada umumnya
kering dan kritis. Namun demikian, dibagian bawah permukaan
terdapat potensi sumber air yang sangat berlimpah.
doc:Karst Aceh
12. HABITAT SATWA KHAS
Ikan gua buta bertubuh
transparan (Bostrycus sp.) dari Gua Saripa
di Maros.
Kalajengking gua yang buta dan satu-
satunya di Asia tenggara
Udang gua yang buta dan bertubuhUdang gua yang buta dan bertubuh
transparan (Cirolana marosina)
Kelelawar berhidung cabang (Nyctmene
cephalotes)
Kelelawar Hipposideros dinops
Laba-laba gua jenis baru sebesar telapak
tangan (Heteropoda beroni)
13. WALET & KELELAWAR
Sarang walet: perekonomian
dan farmasi
Walet pemakan serangga
hama tanaman dan nyamuk
Kelelawar penyerbuk buah-Kelelawar penyerbuk buah-
buahan
Kelelawar pemakan
serangga
Walet dan kelelawar sumber
penghasil pupuk fosfat
14. potensi pertanian
Indonesia mengimpor pupuk fosfat dari
tahun ke tahun meningkat terus
(KOMPAS- Desember 2007 )
Sepanjang 2012 impor asam fosfat
mencapai 225 ribu ton dari Jordan,
Maroko, Afrika Selatan, Filipina dan
India.
Dengan kurs Rp 12.000,-per dolar AS
dan harga fosfat (100% P2O5)
internasional 556,77 dolar AS per ton,
maka Indonesia mengeluarkan biaya: 1.5
trilyun per tahun
Petrokimia Gresik menghabiskan 236,4
juta dolar AS atau Rp 2,2 triliun dalam
setahun hanya untuk impor asam fosfat.
15. Potensi ekonomi lainnya
Dengan harga jual yang sangat tinggi dengan
mencapai Rp 27-30 Juta per kg 200 sarang, produksi
5-6 kg sarang walet setiap bulannya.
Petani sarang burung walet bisa memanen sarang
dalam setahun sebanyak 2-4 kali dalam setahundalam setahun sebanyak 2-4 kali dalam setahun
1 kilogram sarang burung walet Rp 3.5- Rp. 11 juta,
Badan Karantina Kementerian Pertanian RI: Rp. 4,8
triliun (detikcom,16/2/2015)
Di Kawasan Karst Lhok Nga: PAD setahun 600 juta
16. LUPUT SOSIALISASI & KAJIAN
1. PERUBAHAN BENTANG ALAM
2. FUNGSI DAN JASA EKOLOGIS BENTANG
ALAM DAN SATWA KAWASAN KARST
3. ANALISIS RISIKO BENCANA
4. REKLAMASI PASCA TAMBANG?
17. Fase Kehancuran Kawasan
1. Pembabatan vegetasi karst, mengakibatkan erosi, berkurangnya kesuburan
tanah, dan debit sumber air karst.
2. Penggalian batu gamping mengakibatkan susutnya secara drastis debit
sumber air karst, hilangnya keindahan dan keunikan lansekap karst,
perubahan iklim setempat, kehilangan fungsi kelelawar dan walet sebagai
penyerbuk buah-buahan (seperti durian) dan insektisida alami, berkurang
dan hilangnya lahan pertanian, pengotoran lingkungan oleh debu dan asap
yang meningkatkan penyakit saluran nafas.yang meningkatkan penyakit saluran nafas.
3. Sumber daya batu gamping hancur total atau habis menyisakan lahan rusak,
gersang, dan tidak dapat ditanami, masyarakat kesulitan akan air, konflik
dengan satwa jika kawasan karst terletak di kawasan hutan, masyarakat
kehilangan mata pencaharian, tidak ada pendapatan, kesehatan menurun,
dan miskin.
18. TAMIANG HULU
1. BATUAN KARBONAT: BATU
GAMPING DAN DOLOMITE
2. KEMAMPUAN MENERIMA
DAN MENYIMPAN AIR
TINGGI
3. LUAS: 34.595 Ha
4. POTENSI HILANG 200
TAHUN: 0.57-11 Ha/ HARI
24. PERUBAHAN HUTAN
ANCAMAN KEKERINGAN
ANCAMAN BANJIR BANDANG
ANCAMAN TANAH LONGSOR
KONFLIK SATWA
PP NO 26 TAHUN 2008 HUTAN DAN KARST ADALAH KAWASAN YANG
DILINDUNGI:
Pasal 52 ayat (5)Pasal 52 ayat (5)
Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu) meter
di atas permukaan laut.
PASAL 60
Kawasan keunikan bentang alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat
(1) huruf b ditetapkan dengan kriteria: memiliki bentang alam gua; memiliki
bentang alam karst.
Pasal 53:
a. Daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan
fungsi mata air; dan
b. Wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari mata air.
25.
26.
27.
28. PERUBAHAN GUA
HANCURNYA DAERAH
TANGKAPAN DAN
PENAMPUNG AIR
HILANGNYA DAN PUNAHNYA
HABITAT BERBAGAI SATWA
KHAS DAN UNIK DENGANKHAS DAN UNIK DENGAN
BERBAGAI PERANNYA BAGI
EKOSISTEM DAN PENGHIDUPAN
MANUSIA
HILANGNYA POTENSI
BERKELANJUTAN LAINNYA
SEPERTI POTENSI EKONOMI,
ILMIAH, WISATA ALAM, DAN
BUDAYA
29. Pasal 114
(1) Arahan perizinan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 85 ayat (2) huruf b merupakan acuan bagi
pejabat yang berwenang dalam pemberian izin
pemanfaatan ruang berdasarkan rencana
struktur dan pola ruang yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah.
(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan kewenangannya.
(3) Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan
menurut prosedur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Pemberian izin pemanfaatan ruang yang berdampak
besar dan penting dikoordinasikan oleh Menteri.
30. Pasal 120
Arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (2)
merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap:
a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur
ruang dan pola ruang wilayah nasional;
b. pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi sistem nasional;
c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang
diterbitkan berdasarkan RTRWN;diterbitkan berdasarkan RTRWN;
d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang
yang diterbitkan berdasarkan RTRWN;
e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRWN;
f. pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan
yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai
milik umum; dan/atau
g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur
yang tidak benar.
31. Pasal 121
Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 120 dikenakan sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;e. pencabutan izin;
f. pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
i. denda administratif.
Pasal 125
RTRWN ini berlaku selama 20 (duapuluh) tahun
32. KESIMPULAN
Pada dasarnya dalam setiap pemanfaatan
sumber daya alam untuk pertambangan
harus memperhatikan konsep pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pemanfaatan sumber daya alam harus
dilakukan secara terencana sesuai dengan
kemampuan daya dukungnya dengankemampuan daya dukungnya dengan
mengutamakan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat serta memperhatikan
kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup.
Dengan demikian pemanfaatan wilayah untuk
tambang harus memperhatikan manusia
sebagai titik sentral yang berjangka panjang
serta berwawasan trans generasi.