1. MENGIDENTIFIKASI KAITAN RISET & DESAIN
&
PERBEDAAN RESEARCH FOR, INTO, BY DESIGN
WEEK 1
Kelompok 5:
Neneng Churiah (2006492162)
Puan Jati Megawati (2006543844)
Naufal Andi Irsyad (2106780751)
Fifi Defiana (2106662771)
Viata Viriezky (2106662941)
2. Toward a Discipline, Dependent Scholarship – Matt
Powers
menggabungkan desain dan penelitian seperti yang biasa
didefinisikan dalam akademisi secara epistemologis
kontraproduktif dan merusak aspek terbaik dan paling
berharga dari kedua kegiatan tersebut
desainer harus mempromosikan desain sebagai
aktivitas terpisah tetapi berlawanan dengan
penelitian tradisional
disiplin desain harus berusaha sendiri untuk
mengartikulasikan dan memajukan metode dan
nilai yang mendukung suatu disiplin
cendekiawan
Miles Davis
pengetahuan tacit
&
pengetahuan pengalaman
F. L Wright
kegiatan yang tidak hanya menggunakan
pengetahuan tetapi juga melahirkan
pengetahuan, menghasilkan kontribusi
kepada masyarakat yang mempengaruhi
sejarah dan budaya dengan cara yang
mendalam.
Bagi desainer, pengetahuan adalah pengalaman dan pengalaman memfasilitasi proses desain. Tujuan desainer,
berbeda dengan peneliti, adalah membuat rencana dan memecahkan masalah daripada mengumpulkan dan
menganalisis data untuk memberikan pengetahuan baru
Powers, M. “Toward a Discipline Dependent Scholarship” Vol. 61, 2007, pp. 15-18.
3. Powers, M. “Toward a Discipline Dependent Scholarship” Vol. 61, 2007, pp. 15-18.
Desain Penelitian
Tujuan :
lahirnya pengetahuan baru &/
kebaharuan
Tujuan :
Membuat rencana &
memecahkan masalah
Menyediakan pengetahuan &
informasi utk membantu
menyelesaikan permasalahan
Pengetahuan = kebenaran
Yg bersifat andal, valid & dapat
digeneralisir
Pengetahuan = pengalaman
Yg terakumulasi dari waktu ke waktu
lewat pengamatan yg cermat, intuisi,
refleksi & latihan terus menerus
Lewat pengembangan keilmuan berbasis disiplin pengetahuan, bidang arsitektur &/ seni mampu mewujudkan
langkahnya sendiri utk mendapatkan tempat di dunia akademis
4. Tabel Perbedaan Desainer
dan Peneliti
Powers, M. “Toward a Discipline Dependent Scholarship” Vol. 61, 2007, pp. 15-18.
Values Design Emphasize Research Emphasize
Knowledge Tacit (tersirat), Experiential Declarative, Authoritative
truth Form, function, fitness Fact and evidence
theory Self-generated conceptual framework Externally - generated theoretical framework
thinking Abstraction, creativity, flexibility Hypothesis, concreteness, structure
Functions Making and problem solving Analyzing and problem solving
approach Qualitative, General, often messy data from
diverse sources
Quantitative, specific, often numerically-based
data set
Data collection Individual or small teams, cameras, drawings,
notebooks, etc
Non-human measuring device inci, meters,
gauges, questionnaires, etc
Experience Reviewing relevant precedent and models Reviewing relevant literature and research
Application Single case, site specific Representative sample, population specific
5.
6. 4 tahapan pengembangan pengetahuan berbasis disiplin
Suatu disiplin ilmu harus memahami dan
menjelaskan epistemologi dasarnya.
Suatu disiplin harus
mengkodifikasikan keyakinan dan
nilai-nilainya melalui penciptaan
dokumen atau kerangka kerja
tertulis.
Suatu disiplin harus berlatih dalam kerangka
kerja yang dihasilkannya sendiri dengan
melakukan koherensi terhadap sistem nilai yg
di anut namun tetap menghormati nilai2
disiplin lain
Suatu disiplin harus mempromosikan
pengetahuannya menggunakan cara dan
media yg tepat sesuai sistem pengetahuan
terbaik yang sesuai kedisiplinan
Ex: pengujian tertutup/ internal terkait keilmuan masa
lalu dan terkini
Ex: kolaborasi lintas bidang dan tetap berpegang pd
sistem nilai yg berlaku (jika utk tujuan pengetahuan)
Ex: bisa lewat publikasi, pengajaran, membangun
karya, utk dianggap sebagai format ilmiah yg layak
untuk dibagikan
Powers, M. “Toward a Discipline Dependent Scholarship” Vol. 61, 2007, pp. 15-18.
7. - Stephen Kieran: “Research brings science to our art. . . .
To move the art of architecture forward, however, we
need to supplement intuition with science.” –
Laboratorium penelitian desain.
- Powers asserts that since research embodies the
scientific model of knowledge as “truth” and “fact” based
on quantitative data….. he argues that design disciplines
work toward the development of a “discipline-dependent
scholarship” that moves “away from the shadow of
science and toward its appropriate place within
academia.”
- B. D. Wortham: studio teaching can be research in the
sense that “it makes multiple contributions—to the
academy, to education, and to the serving and reshaping
of society
By research we mean to include works of inquiry
occurring across the range of disciplines (sciences,
social sciences, the humanities) and professional
fields.
Desain
sebagai solusi dirancang untuk
“masalah”
Penelitian
"pertanyaan" untuk dijawab
sebagian dengan memeriksa bukti
saat ini atau masa lalu
Memberi informasi pada
proses desain
Proses desain yang dirancang
dapat menghasilkan banyak
pertanyaan untuk diselediki
Kontribusi: memproduksi
pengetahuan
Mencari & Menemukan
Generate
Kontribusi: memberikan
perubahan/mengembangkan suatu
situasi
Dipahami dengan problem-solving
teknik yang rasional atau dengan
intuisi
Dipahami dengan sistematika dan
pertanyaannya
Linda Groat & David Wang, Architectural Research Methods, Chapter 2: “Does Design Equal Research?”, pp. 21-61
8. jj
This is Research – Verbeke (Fraser)
Sub-processes of Knowledge: (Donald Schon developed by Nonaka & Takeuchi)
Combination
Internalisation
Socialisation
Externalisation
tidak ada yang namanya penelitian tanpa desain
Which has to be modified, changed and
fiddled with until it works
Glanville
Try to make design subject to the rules of
research, when research itself is only
possible because of design
Research by
&
Research through design
Bidang Arsitektur menggabungkan banyak pengetahuan tacit, yang sangat penting tetapi seringkali sangat sulit untuk dikomunikasikan secara
tepat. This is the challenge, dimana peneliti perlu memahami dan mendiskusikan pengetahuan yang diciptakan.
Setiap jenis penyelidikan di mana desain
merupakan konstituen substansial dari
proses penelitian
research by design
proses desain arsitektur membentuk jalur di mana wawasan,
pengetahuan, praktik, atau produk muncul. Oleh karena itu hasil
penelitian yang diperoleh, dan pengalaman yang konsisten dalam
praktek dapat menghasilkan kebaharuan pengetahuan
- Tindakan merancang adalah proses kunci untuk mengembangkan pemahaman dan
pengetahuan.
- Peer review sangat penting untuk menjaga kualitas
- perlu terhubung secara terbuka dengan latihan dan pekerjaan studio
- Kita harus berhati-hati untuk tidak memaksakan daftar ketat dari aspek kualitatif, melainkan
menjaga hal-hal terbuka untuk interpretasi oleh praktisi, pengulas, dan panel penilaian
penelitian
Penting untuk mendorong
‘research by design’
peneliti harus mencoba untuk membangun penelitian dalam medium
arsitektur, berarti menyelidiki arsitektur melalui arsitektur dan bukan
melalui sejarah, teori, ilmu sosial atau ilmu lingkungan
Developing
architectural
research
Incorporate Practice
&
design studio work
Verberke, J. dalam Fraser, M., “This is Research by Design” , 2013, pp. 137-159
9. ARSITEKTUR = suatu
bentuk pengetahuan
yang dapat dan harus
dikembangkan
melalui penelitian
prinsip esensial Tantangan yg berkembang dlm proses riset arsitektur
arsitektur adalah pengetahuan
yang memerlukan bentuk
penelitian tertentu untuk
menyelidikinya &/, tidak dapat
dijadikan sasaran standar
akademik.
arsitektur perlu tunduk pada
metode disiplin ilmu lain jika
ingin dianggap sebagai
bentuk pengetahuan yg baku
arsitektur melalui tindakan desain adalah
bentuk penelitian dalam dirinya sendiri,
shg penelitian arsitektur harus bergerak
dari akademi dan ditempatkan paling
kokoh dalam praktik.
“arsitektur memiliki basis
pengetahuan dan
prosedurnya sendiri, tetapi
bukan berarti bahwa
seseorang harus
menghindari ekspektasi dr
sebuah capaian penelitian.”
Adanya tuntutan utk menjelaskan konteks, ruang
lingkup dan mode penelitian yang sesuai dengan
arsitektur, pada saat yang sama menggunakan
fitur-fitur yang menentukan penelitian, yaitu
orisinalitas, signifikansi dan ketelitian.
Untuk mencapai hal ini, penelitian arsitektur harus
bergeser dari menangani aspek-aspek diskrit
pengetahuan arsitektur (yaitu
sejarah/teknis/estetika/sosial) dan mulai memahami
hubungan antara berbagai aspek (yaitu sejarah dan
teknis dan estetika dan sosial).
Till, Jeremy. “Is Doing Architecture Doing Research?”, 2004
Position One:
Architecture is just architecture
Position Two:
Architecture is not architecture
Position Three:
Building a building is research
Arsitektur dipandang sebagai disiplin dengan
gagasan kembar akan kejeniusan + otonom.
Nampak ekslusif, namun mengarah ke
marjinalisasi arsitektur
Dampak : arsitektur berkembang dengan tidak
relevan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
arsitektur harus beralih ke disiplin lain untuk
memperoleh otoritas.
Adanya mitos yang didorong oleh mekanisme pendanaan
untuk penelitian, dengan berbagai dewan penelitian
mendefinisikan bidang yang dapat diterima melalui
paradigma penelitian tertentu, dan tidak sesuai dengan
luasnya arsitektur.
bahwa merancang sebuah bangunan adalah bentuk
penelitian tersendiri.
Ini posisi yang memungkinkan para arsitek dan
akademisi arsitektur untuk menghindari
norma-norma penelitian (dan juga mengeluh
ketika norma-norma itu digunakan untuk mengkritik
bangunan sebagai proposal penelitian).
10. Desain Penelitian
Research ‘through’ design Research ‘for’ design Research ‘into’ design
arsitektur sebagai subjeknya, seperti
penelitian sejarah, studi penjelasan
tentang kinerja bangunan. Christopher
Frayling (Till, 2004)
mengacu pada aplikasi masa
depan, termasuk pengembangan
bahan baru, tipologi dan teknologi;
menggunakan desain arsitektur dan
produksi sebagai bagian dari
metodologi penelitian itu sendiri.
SINTESIS
Praktik Akademik
Desainer Peneliti
komunikasi
Proses Arsitektur Produk Arsitektur Kinerja Arsitektur
Empiris
(pengalaman)
Rasional
(fakta/logis)
(Powers, 2007) (Groat& Wang 2013)
Membuat rencana &
menyelesaikan
masalah
Menghasilkan
pengetahuan baru/
pembaruan
(Till, 2004)
ARSITEKTUR
Proses desain
menghasilkan
pertanyaan2
untuk diselediki
Memberi
informasi pada
proses desain
1. Apakah kaitan riset dan desain?
2. Apa perbedaan research for design, research by design, research into design?
Bidang Arsitektur menggabungkan banyak pengetahuan tacit, yang sangat penting tetapi seringkali sangat sulit untuk dikomunikasikan secara tepat.
Tantangan dimana peneliti perlu memahami dan mendiskusikan pengetahuan yang diciptakan. (Fraser, 2013)
Scholarship
11. Referensi:
Powers, M. “Toward a Discipline Dependent Scholarship”, Journal of Architectural Education, Vol. 61, 2007, pp. 15-18.
Johan Verberke, “This is Research by Design”, dalam Murray Fraser (Ed). Design Research in Architecture, 2013, pp.
137-159.
Jeremy Till, “Is Doing Architecture Doing Research?” The 4th International Meeting on Architectural and Urbanism
Research. 2004.
Linda Groat & David Wang, Architectural Research Methods, Chapter 2: “Does Design Equal Research?”, pp. 21- 61
12. ARCHITECTURE PENELITIAN
ORISINALITAS
SIGNIFIKANSI
KETELITIAN
PRINSIP
Ilmu yang
dapat dan
dikembangkan diidentifikasi
Penelitian Arsitektur
Proses
Arsitektur
Produk
Arsitektur
Kinerja
Arsitektur
proses yang terlibat dalam desain dan
konstruksi bangunan, ex. teori desain,
representasi
mengacu pada penelitian ke dalam
bangunan sebagai objek dan sistem yang
diproyeksikan atau diselesaikan, ex. Estetika,
material, Teknik konstruksi
penelitian ke dalam bangunan setelah
selesai, ex. Masalah pekerjaan sosial, kinerja
lingkungan, asimilasi budaya
Till, Jeremy. “Is Doing Architecture Doing Research?”, 2004
13. Research ‘into’ design
Research ‘by’ design
Research ‘for’ design
Pengetahuan dari
yang sudah ada
Pengetahuan baru untuk
desain
Pengetahuan
diaplikasikan
dalam desain
Arsitektur sebagai
subyek
Multidisiplin
Bagian dari arsitektur
Arsitektur
sebagai subyek
14. Deklarasi
Kementrian
Eropa 19 Juni
1999
(swedia,
denmark dkk)
Struktur
pendidikan,
jenjang studi, lama
studi, capaian utk
legitimasi level
pendidikan
Struktur riset +
output
Konsepsi yg
mengharuskan
bidang arsitektur
mengeksplorasi inti
dr bidang keilmuan
untuk menjadi alat /
dasar meriset
Proses desan sbg
pengalaman yang
berkembang dr
praktik berperan
penting dlm
sebuah riset
Proses desain tidak
hanya sebagai input yg
diobservasi tp sebagai
metode aktual &
output riset itu sendiri
Politisi &
kebijakan
akademik tahun
1999
memberikan
pressure dengan
aturan ketat &
berkiblat ke
Eropa (dengan
banyak
konferensi yg
terkesan
dipaksakan)
Verberke, J. dalam Fraser, M., “This is Research by Design” , 2013, pp. 137-159
15. Facets of Difference Design Research
Contribution Proposal for Artifact (from
small-scale to large-scale
interventions)
Knowledge and/or Application that Is
Generalizable (in diverse epistemological terms)
Dominant Processes Generative Analytical & Systematic
Temporal Focus Future Past and/or Present
Impetus Problem Question
Facets of Similarity Design Research
Models of Recon
structed Logic
Systematic Design
Process
“Scientific” Method
Multiple Logics Abductive
Inductive
Deductive
Abductive (Research Design/Hypothesis Formation)
Inductive
Deductive
Logics in Use Generator/Conjecture Model Problem/Solution Multiple Sequences of Logics, Dependent on
Research Questions and Purposes
Scope Macro/Micro and Mid-level in applied/clinical
setting
Big/Medium/Small
Theory
Social Context Situated Practice Situated Research
Matrix of the primary differences between design and research.
Comparable and shared qualities of design and research.
Linda Groat & David Wang, Architectural Research Methods, Chapter 2: “Does Design Equal Research?”, pp. 21-61
16. Johan Verbeke, ‘this is research by design’ 2013
▪ Research by design = penelitian di mana proses perancangan
▪ Output riset adalah pengetahuan (knowledge), yang desain juga lakukan.
▪ Pengetahuan seperti apa yang dihasilkan? Apakah pengetahuan hanya ditulis secara eksplisit ?
▪ "pada kenyataannya, itu jauh lebih banyak jenis pengetahuan daripada hanya yang eksplisit"
▪ 'pengetahuan tentang' (tentang apa yang sudah ada (positivis) dan 'pengetahuan untuk'
▪ Bidang arsitektur telah menggabungkan banyak pengetahuan tetapi seringkali sangat sulit untuk berkomunikasi secara tepat (karenanya implisit)
Jeremy Till, Is Doing Architecture Doing Research?”
- Research “into’: mengambil arsitektur sebagai subjeknya; 🡪 (past)
- Research ‘for’: mengacu pada secara khusus ditujukan untuk aplikasi masa depan; 🡪 (future)
- Research ‘through’: menggunakan desain arsitektur dan produksi sebagai bagian dari penelitian. 🡪 (present)
Powers, M, “Toward a Discipline Dependent Scholarship”, 2007
Scholarship: academic study or achievement; learning of a high level.
- Peneliti tidak memecahkan masalah, hanya memberikan informasi dan pengetahuan
- Peneliti melihat pengetahuan sebagai kebenaran / fakta sementara desainer melihat pengetahuan sebagai pengalaman.
- definisi pengetahuan bervariasi antara disiplin
17. Groat & Wang, ‘Does Design Equal Research?’
Desain
sebagai solusi dirancang untuk
“masalah”
Ri
"pertanyaan" un
sebagian dengan m
saat ini atau masa
Memberi informa
desain
Proses desain yang dirancang dapat
menghasilkan banyak pertanyaan
untuk diselediki
Kontribusi: mempro
Mencari &
Generate
Kontribusi: memberikan
perubahan/mengembangkan suatu
situasi
Dipahami dengan problem-solving
teknik yang rasional atau dengan intuisi
Dipahami dengan
19. Jeremy Till : Apakah
melakukan arsitektur
melakukan penelitian?
Menurut latihan penelitian penilaian dari Inggris (RAE),
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan dan
pemahaman. Penelitian perlu dilakukan untuk mengatasi tiga
bentuk pengetahuan yang telah berkembang:
• Arsitektur adalah suatu bentuk pengetahuan tertentu yang
memerlukan bentuk penelitian tertentu untuk menyelidikinya.
• Arsitektur perlu tunduk pada metode disiplin ilmu lain jika ingin
dianggap serius sebagai bentuk pengetahuan yang ketat.
• Arsitektur melalui tindakan desain adalah bentuk penelitian
dalam dirinya sendiri, dan karena itu penelitian arsitektur harus
bergerak dari akademi dan ditempatkan paling kokoh dalam
praktik.
Pengetahuan arsitektur mungkin terletak sampai batas
tertentu di dalam bangunan Arsitektur melebihi bangunan sebagai
objek, penelitian arsitektur harus membahas bidang yang diperluas
ini. Bangunan yang 'baik' belum tentu penelitian yang baik, dan
penelitian yang baik mungkin mengarah ke bangunan yang buruk.
Menurut Bruce Archer, penyelidikan sistematis tujuannya adalah
pengetahuan yang dapat dikomunikasikan.
20. Mengidentifikasi dengan menerapkan uji Orisinalitas,
Signifikansi, dan Ketelitian
Posisi Satu: Arsitektur hanyalah arsitektur
• Arsitektur berbeda dengan disiplin ilmu yang lain, diperlakukan sebagai ilmu disiplin yang berdiri sendiri
• Proses penelitian normal tidak dapat diterapkan pada ilmu arsitektu.
• Arsitek, mempunyai keahlian dalam pembuatan bangunan.
• Argumen referensial, baik itu teori tipe, estetika atau teknik, diizinkan untuk berkembang diluar standar
penelitian normal.
Posisi Dua: Arsitektur bukan arsitektur
• Bertentangan dengan yang pertama karena untuk memantapkan dirinya sebagai epistemologi yang kredibel dan
kuat, arsitektur harus beralih ke disiplin ilmu lain. Teori arsitektur telah melegitimasi ilmunya dengan ilmu
pengetahuan yang lain.
Posisi Tiga: Membangun gedung adalah penelitian
• Pengetahuan arsitektur pada akhirnya berada di objek yang dibangun
• Setiap bangunan menurut definisinya unik dan orisinal
21. Mengambil arsitektur sebagai subjek dan
termasuk pengembangan baru penelitian dan riset
secara khusus untuk aplikasi masa depan,
termasuk pengembangan baru mengenai bahan,
tipologi dan teknologi. Penelitian 'melalui' desain
arsitektur dan produksi sebagai bagian dari
metodologi penelitian itu sendiri. Penelitian
arsitektur dapat dilihat memiliki dua konteks
utama untuk produksinya, yaitu akademisi dan
praktisi.
Kuncinya terletak pada komunikasi.
Penelitian akademik memperhatikan standar
prosedur penilaian. Penelitian akademik
menghasilkan hasil peneltian lebih banyak untuk
internal dan kepada professional.
Untuk memberikan kejelasan ruang lingkup penelitian arsitektur,
interaksi ini dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
1. Proses arsitektur mengacu kepada proses yang terlibat didalam
disain cdan bangunan
2. Produk arsitektur mengacu kepada penelitian tentang bangunan
dan estetika, material teknik konstruksi.
3. Kinerja arsitektur mengacu kepada bangunan setelah selesai
konstruksi.
Keuntungan dari ketiga kontribusi ini adalah menghindari pemisahan
sains/seni dan kualitatif/kuantitatif, dan memungkinkan
interdisipliner, satu penelitian dari tiga ilmu.
Model ini juga menggambarkan praktisi yang berkolaborasi dengan
akademis
• Penelitian kinerja digunakan menginformasikan proses desain.
• Penelitian produk desain melihat ke belakang ke pengetahuan
tentang proses desain.
22. Matt Powers: Menuju
Beasiswa yang
Tergantung Disiplin
• Powers berpendapat bahwa menggabungkan desain dan
penelitian tidak dapat dipertahankan karena setiap
aktivitas mewujudkan perspektif epistemologis dan
rangkaian nilai yang berbeda.
• Seorang desainer harus mencirikan pekerjaan mereka, dan
pengetahuan yang digunakan dan dihasilkannya, sebagai
rekanan yang terpisah secara intelektual tetapi saling
melengkapi untuk penelitian, serta mengambil langkah
pertama menuju pengembangan disiplin ilmu, dan disipli
ilmu menentukan apa yang membentuk pengetahuan,
yang tujuannya untuk memenuhi syarat sebagai beasiswa.
• Desainer harus mengenalkan desain memadukan desain
dengan penelitian tidak menjamin kesarjanaan, karena
kesarjanaan tidak terikat atau bergantung pada penelitian
konvensional.
• Sedangkan, Peneliti adalah pembuat rencana dan
memecahkan masalah daripada mengumpulkan dan
menganalisis data untuk memberikan pengetahuan baru.
23. Ada empat langkah kunci menuju pengembangan beasiswa yang bergantung pada
disiplin ilmu, yaitu
• Suatu disiplin ilmu harus memahami dan menjelaskan epistemologi dasarnya.
• Suatu disiplin harus mengkodifikasikan keyakinan dan nilai-nilainya melalui penciptaan
dokumen atau kerangka kerja tertulis.
• Suatu disiplin harus berlatih dalam kerangka kerja yang dihasilkannya sendiri.
• Suatu disiplin harus mempromosikan pengetahuannya melalui tempat yang tepat.
Pengetahuan harus dibagikan, tetapi disiplinlah yang memutuskan bagaimana
pengetahuan terbaik dibagikan. Melalui pengembangan beasiswa yang bergantung pada
disiplin ilmu, desain semakin menjauh dari bayang-bayang sains dan menuju tempat
yang sesuai dalam dunia akademis.