SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Kick Off Meeting
Pekerjaan Penyusunan Action Plan TIK Depdiknas,
Penyempurnaan Master Plan dan Investment Plan
Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia
Disusun Oleh :
PT Daya Makara UI
Pengalaman Perusahaan
PT Daya Makara UI
 Beberapa proyek yang pernah dikerjakan antara lain:
 Grand Design SPIPISE BKPM (2008)
 IT Plan Inspektorat Jenderal Depkeu (2008)
 IT Strategic Plan Ditjen DIKTI (2007)
 IT Audit Dipenda DKI Jakarta (2007)
 Penyusunan SOP TI Depnakertrans (2007)
 Review IT Plan Bank Mandiri (2007)
 Grand Design Sistem Informasi (Enterprise Architecture) BPKP (2007)
 IT Blueprint Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (2007)
 Audit TI Bank Mandiri berbasis COBIT (2007)
 IT Strategic Plan di Departemen Pertanian (2007)
 IT Strategic Plan di Bosowa Corporation (2007)
 Information Management Strategic Plan Bank Indonesia (2007)
 IT Strategic Plan Ditjen Bea Cukai (2006)
 Assessment Aplikasi Keuangan, Review IT Plan & Penyusunan TOR ERP PT. Angkasa
Pura I (2006)
 Penyusunan Struktur Organisasi & SOP TI di Jamsostek (2005)
 IT Plan Pemda Maluku (2005)
 Dalam penyusunan IT Plan, kami juga menyertakan usulan mengenai tatakelola-nya,
termasuk organisasi TI yang mendukung rencana strategis TI yang kami buat.
 Kami memiliki surat referensi keberhasilan pekerjaan dari klien-klien kami.
Daftar Isi
 Visi Pendidikan Nasional
 Misi Pendidikan Nasional
 Tiga Pilar Pendidikan Nasional
 Anatomi Pendidikan di Indonesia
 Tinjauan Awal Terhadap Pekerjaan
 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
 Tinjauan :
 Draf PerMenDiknas Terkait Pengelolaan TIK di Lingkungan Depdiknas
 E-Administrasi
 E-Pembelajaran
 Jardiknas
 Perumusan Action Plan TIK
Visi Pendidikan Nasional
Visi Pendidikan Nasional :
 Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.
 Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas
berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan: INSAN
INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF (Insan
Kamil/Insan Paripurna)
Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
Misi Pendidikan Nasional
Misi Pendidikan Nasional :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar;
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan
untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan
sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global;
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara
Kesatuan RI.
 Selaras dengan Misi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas untuk tahun
2005 - 2009 menetapkan Misi sebagai berikut: MEWUJUDKAN
PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIA
CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF.
Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
Tiga Pilar Pendidikan Nasional
1. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan
2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing
3. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas & Pencitraan Publik
Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
Pilar Pertama Pendidikan Nasional
Pemerataan & Perluasan Akses Pendidikan
PEMERATAAN &
PERLUASAN AKSES
PENDIDIKAN
PenyediaanSarana&
PrasaranaPendidikan
Wajar
1.2
PenyediaanSarana&
PrasaranaPendidikan
Wajar
1.2
PendanaanBiaya
OperasiWajar
1.1
PendanaanBiaya
OperasiWajar
1.1
RekrutmenPendidikdan
TenagaKependidikan
1.3
RekrutmenPendidikdan
TenagaKependidikan
1.3
PerluasanAksesPendidikan
WajarpadaJalurNon-
Formal
1.4
PerluasanAksesPendidikan
Keaksaraanbagi Penduduk
usia > 15 tahun
1.5
PerluasanAksesSLB dan
SekolahInklusif
1.6
PengembanganSekolah
WajarLayananKhususbagi
DaerahTerpencil
/
Kepulauanyang
BerpendudukJarangdan
Terpencar
1.7
PerluasanAksesPAUD
1.8
PendidikanKecakapan
Hidup
1.9
PeningkatanPeranSerta
Masyarakatdalam
PerluasanAkses
SMA/SMK/SMTerpadu
, SLB,
dan PerguruanTinggi
1.13
PemanfaatanICT sebagai
Media Pembelajaran
JarakJauh
1.12
PerluasanAkses
PerguruanTinggi
1.11
PerluasanAksesSMA/SMK
dan SM Terpadu
1.10
PEMERATAAN &
PERLUASAN AKSES
PENDIDIKAN
PenyediaanSarana&
PrasaranaPendidikan
Wajar
1.2
PenyediaanSarana&
PrasaranaPendidikan
Wajar
1.2
PendanaanBiaya
OperasiWajar
1.1
PendanaanBiaya
OperasiWajar
1.1
RekrutmenPendidikdan
TenagaKependidikan
1.3
RekrutmenPendidikdan
TenagaKependidikan
1.3
PerluasanAksesPendidikan
WajarpadaJalurNon-
Formal
1.4
PerluasanAksesPendidikan
Keaksaraanbagi Penduduk
usia > 15 tahun
1.5
PerluasanAksesSLB dan
SekolahInklusif
1.6
PengembanganSekolah
WajarLayananKhususbagi
DaerahTerpencil
/
Kepulauanyang
BerpendudukJarangdan
Terpencar
1.7
PerluasanAksesPAUD
1.8
PendidikanKecakapan
Hidup
1.9
PeningkatanPeranSerta
Masyarakatdalam
PerluasanAkses
SMA/SMK/SMTerpadu
, SLB,
dan PerguruanTinggi
1.13
PemanfaatanICT sebagai
Media Pembelajaran
JarakJauh
1.12
PerluasanAkses
PerguruanTinggi
1.11
PerluasanAksesSMA/SMK
dan SM Terpadu
1.10
Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
Pilar Kedua Pendidikan Nasional
Peningkatan Mutu, Relevansi, & Daya Saing
PENINGKATAN
MUTU, RELEVANSI
& DAYA SAING
PenjaminanMutu Secara
Terprogramdengan
MengacupadaSNP
2.2
PenjaminanMutu Secara
Terprogramdengan
MengacupadaSNP
2.2
Implementasidan
PenyempurnaanSNP &
BSNP
2.1
Implementasidan
PenyempurnaanSNP &
BSNP
2.1
Perluasandan Peningkatan
Mutu Akreditasi
2.3
Perluasandan Peningkatan
Mutu Akreditasi
2.3
PengembanganGuru
sebagaiProfesi
2.4
PengembanganKompetensi
Pendidikdan Tenaga
Kependidikan
2.5
PerbaikanSaranadan
Prasarana
2.6
PengembanganSekolah
BerbasisKeunggulanLokal
di setiapKabupaten/Kota
2.8
PerluasanPendidikan
KecapakanHidup
2.7
PenerapanTelematika
dalamPendidikan
PembangunanSekolah
BertarafInternasionaldi
setiapProvinsidan/atau
Kabupaten/Kota
2.13
PeningkatanJumlahdan
Mutu PublikasiIlmiahdan
HAKI
2.12
AkselarasiJumlahProdi,
Kejuruan, Vokasi& Profesi
2.11
MendorongJumlahJurusan
di PT Masukdalam100
Besar Asia atau 500
Besar Dunia
2.10
2.9
PENINGKATAN
MUTU, RELEVANSI
& DAYA SAING
PenjaminanMutu Secara
Terprogramdengan
MengacupadaSNP
2.2
PenjaminanMutu Secara
Terprogramdengan
MengacupadaSNP
2.2
Implementasidan
PenyempurnaanSNP &
BSNP
2.1
Implementasidan
PenyempurnaanSNP &
BSNP
2.1
Perluasandan Peningkatan
Mutu Akreditasi
2.3
Perluasandan Peningkatan
Mutu Akreditasi
2.3
PengembanganGuru
sebagaiProfesi
2.4
PengembanganKompetensi
Pendidikdan Tenaga
Kependidikan
2.5
PerbaikanSaranadan
Prasarana
2.6
PengembanganSekolah
BerbasisKeunggulanLokal
di setiapKabupaten/Kota
2.8
PerluasanPendidikan
KecapakanHidup
2.7
PenerapanTelematika
dalamPendidikan
PembangunanSekolah
BertarafInternasionaldi
setiapProvinsidan/atau
Kabupaten/Kota
2.13
PeningkatanJumlahdan
Mutu PublikasiIlmiahdan
HAKI
2.12
AkselarasiJumlahProdi,
Kejuruan, Vokasi& Profesi
2.11
MendorongJumlahJurusan
di PT Masukdalam100
Besar Asia atau 500
Besar Dunia
2.10
2.9
Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
Pilar Ketiga Pendidikan Nasional
Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, & Pencitraan Publik
PENGUATAN TATA
KELOLA,
AKUNTABILITAS &
PENCITRAAN PUBLIK
3.2
Peningkatan SPI Berkoordinasi
dengan BPKP & BPK
3.1
Peningkatan Kapasitas &
Kompetensi Aparat dalam
Perencanaan dan Penganggaran
3.3
Peningkatan Kapasitas &
KompetensiManajerial Aparat
3.4
Peningkatan Ketaan Aparat
pada Peraturan
Perundang-undangan
3.5
3.6
3.7
Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun
2004 tentang Percepatan
Pemberantasan KKN
PenyelesaianTindak Lanjut
Temuan-temuan Pemeriksaan
Itjen, BPKP & BPK
Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP
& BPK
Intensifikasi Tindakan-tindakan
Preventif oleh Itjen
3.9
Penataan Regulasi Pengeloaan
Pendidikan
PeningkatanKapasitas &
Kompetensi Pemeriksaan
Aparat Itjen
Peningkatan Kapasitasn &
KompetensiPengelola
Pendidikan
Pengembangan Aplikasi SIM
secara Terintegrasi
3.8
Peningkatan Pencitraan
Publik
3.10
3.11
3.12
3.13
PENGUATAN TATA
KELOLA,
AKUNTABILITAS &
PENCITRAAN PUBLIK
3.2
Peningkatan SPI Berkoordinasi
dengan BPKP & BPK
3.1
Peningkatan Kapasitas &
Kompetensi Aparat dalam
Perencanaan dan Penganggaran
3.3
Peningkatan Kapasitas &
KompetensiManajerial Aparat
3.4
Peningkatan Ketaatan Aparat
pada Peraturan
Perundang-undangan
3.5
3.6
3.7
Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun
2004 tentang Percepatan
Pemberantasan KKN
PenyelesaianTindak Lanjut
Temuan-temuan Pemeriksaan
Itjen, BPKP & BPK
Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP
& BPK
Intensifikasi Tindakan-tindakan
Preventif oleh Itjen
3.9
Penataan Regulasi Pengeloaan
Pendidikan
PeningkatanKapasitas &
Kompetensi Pemeriksaan
Aparat Itjen
Peningkatan Kapasitas &
KompetensiPengelola
Pendidikan
Pengembangan Aplikasi SIM
secara Terintegrasi
3.8
Peningkatan Pencitraan
Publik
3.10
3.11
3.12
3.13
PENGUATAN TATA
KELOLA,
AKUNTABILITAS &
PENCITRAAN PUBLIK
3.2
Peningkatan SPI Berkoordinasi
dengan BPKP & BPK
3.1
Peningkatan Kapasitas &
Kompetensi Aparat dalam
Perencanaan dan Penganggaran
3.3
Peningkatan Kapasitas &
KompetensiManajerial Aparat
3.4
Peningkatan Ketaan Aparat
pada Peraturan
Perundang-undangan
3.5
3.6
3.7
Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun
2004 tentang Percepatan
Pemberantasan KKN
PenyelesaianTindak Lanjut
Temuan-temuan Pemeriksaan
Itjen, BPKP & BPK
Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP
& BPK
Intensifikasi Tindakan-tindakan
Preventif oleh Itjen
3.9
Penataan Regulasi Pengeloaan
Pendidikan
PeningkatanKapasitas &
Kompetensi Pemeriksaan
Aparat Itjen
Peningkatan Kapasitasn &
KompetensiPengelola
Pendidikan
Pengembangan Aplikasi SIM
secara Terintegrasi
3.8
Peningkatan Pencitraan
Publik
3.10
3.11
3.12
3.13
PENGUATAN TATA
KELOLA,
AKUNTABILITAS &
PENCITRAAN PUBLIK
3.2
Peningkatan SPI Berkoordinasi
dengan BPKP & BPK
3.1
Peningkatan Kapasitas &
Kompetensi Aparat dalam
Perencanaan dan Penganggaran
3.3
Peningkatan Kapasitas &
KompetensiManajerial Aparat
3.4
Peningkatan Ketaatan Aparat
pada Peraturan
Perundang-undangan
3.5
3.6
3.7
Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun
2004 tentang Percepatan
Pemberantasan KKN
PenyelesaianTindak Lanjut
Temuan-temuan Pemeriksaan
Itjen, BPKP & BPK
Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP
& BPK
Intensifikasi Tindakan-tindakan
Preventif oleh Itjen
3.9
Penataan Regulasi Pengeloaan
Pendidikan
PeningkatanKapasitas &
Kompetensi Pemeriksaan
Aparat Itjen
Peningkatan Kapasitas &
KompetensiPengelola
Pendidikan
Pengembangan Aplikasi SIM
secara Terintegrasi
3.8
Peningkatan Pencitraan
Publik
3.10
3.11
3.12
3.13
Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
Anatomi Pendidikan di Indonesia
KONTEN
DAN
KURIKULUM
PROSES
BELAJAR
MENGAJAR
FASILITAS
DAN
SARANA
PRASARANA
SUMBER
DAYA
MANUSIA
INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR PENDIDIKAN
MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN LEMBAGA PENDIDIKAN
ADMINISTRASI LEMBAGA PENDIDIKAN
NILAI-NILAI BUDAYA DAN FILOSOFI PENDIDIKAN
VISI – MISI – TUJUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
IDEOLOGI
POLITIK
EKONOMI SOSIAL
BUDAYA
HANKAM
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
Sumber : Grand Design ICT Untuk Pembelajaran di Sekolah
Tinjauan Terhadap Pekerjaan [1]
 Bahwasanya pihak pustekkom menginginkan pekerjaan ini melingkupi
seluruh kegiatan terkait e-pendidikan yang merupakan tanggung jawab
Depdiknas.
 E-pendidikan yang dimaksud terdiri atas e-pembelajaran dan e-
administrasi
 E-pembelajaran adalah inisiatif depdiknas di dalam menciptakan
suatu kondisi dimana konten pembelajaran (materi pelajaran dan
bahan ajar) dapat di akses oleh siapa pun dimanapun dan kapan pun.
Selain perluasan dan kemudahan akses, inisiatif ini juga berusaha
menciptakan mekanisme berbasis TIK yang efekif dan efisien di
dalam mendapatkan, menyaring dan memilah, serta
menyebarluaskan konten pembelajaran.
 E-administrasi adalah inisiatif depdiknas sebagai lembaga
pemerintahan sekaligus lembaga pelayanan publik di dalam
menciptakan kegiatan administrasi baik pendidikan maupun
non pendidikan (back office) secara akuntabel dan transparan
serta memenuhi aspek good governance dan good government.
Depdiknas berharap untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
akan informasi terkait pendidikan yang berkualitas disamping
kebutuhan menteri dan pimpinan eselon untuk mendapatkan
informasi yang berguna di dalam menentukan kebijakan dan
pengambilan keputusan.
Tinjauan Terhadap Pekerjaan [2]
 Pekerjaan penyusunan Action Plan TIK Depdiknas,
penyempurnaan master plan, dan investment plan dilakukan
untuk mendukung e-pendidikan sebagai salah satu flagship
initiative nasional.
 Perumusan Action Plan akan merujuk pada rencana strategis
Depdiknas 2005-2009, bagaimana menerjemahkan renstra
tersebut ke dalam langkah nyata melalui roadmap untuk TIK
pendidikan nasional.
 Penyusunan Master Plan dilakukan dalam rangka menyusun
perumusan kondisi & situasi ideal terkait TIK, baik TIK
sebagai e-pembelajaran maupun TIK sebagai e-administrasi.
Master Plan tersebut diharapkan dapat menjadi panduan
dalam pemanfaatan TIK bagi seluruh elemen yang terlibat
pada pembangunan pendidikan nasional demi terwujudnya e-
pendidikan.
 Perancangan Investment Plan akan kami lakukan setelah
penyusunan Master Plan dilakukan. Pengerjaan ini dilakukan
untuk menjamin bahwa investasi yang dikeluarkan oleh
Depdiknas terkait TIK dapat optimal dan lebih tepat sasaran
Pendekatan/Metodologi
Business Architecture Layer
Information Systems
Architecture Layer
Information Technology
Architecture Layer
IS/IT Management
& Organization
Business Architecture Layer
Information Systems
Architecture Layer
Information Technology
Architecture Layer
IS/IT Management
& Organization
Gap
Analysis
Business Architecture Layer
Information Systems
Architecture Layer
Information Technology
Architecture Layer
IS/IT Management
& Organization
Vision & Mission
Organization Strategy,
Policies, Objectives &
Project Portfolio
Financial (Budget & Invesmtent) Plan
Change management
Priorities & Schedules
Current Assessment Penyempurnaan Master Plan
Roadmap &
Implementation Plan
Perumusan Action Plan
Investment Plan
Tinjauan Terhadap Draf Per Men Diknas Terkait Pengelolaan TIK [1]
 Bahwa menurut pasal 7 ayat 8, ternyata pengadaan, pengembangan,
pemeliharaan dan pemutakhiran aplikasi menjadi tanggung jawab Satker
terkait.
Analisis:
 Untuk beberapa jenis aplikasi tertentu, seperti aplikasi keuangan dan
kepegawaian, yang pada dasarnya sama untuk seluruh unit utama (eselon
I), sebenarnya tidak perlu pengadaannya dilakukan secara terpisah.
Cukup disedakan satu aplikasi yang pengadaannya boleh dilakukan oleh
Sekretariat Jendral atau Pustekkom, dan penggunanya di-share mulai dari
Setjen sampai Setditjen/Sekretariat eselon 1 lainnya.
 Kemudian, untuk beberapa system software (apakah ini termasuk
aplikasi?), seperti lisensi DBMS, Datawarehouse, OLAP, BI, Workflow,
Antivirus, Collaboration tool, Document Management Systems, dsb, kami
pikir tidak perlu pengadaannya dilakukan untuk setiap/masing-masing unit
utama. Kami pikir, lisensi dari system software tersebut dapat di-
share/distribusikan ke banyak user di Depdiknas.
Pasal 7 ayat 1 : Jenis aplikasi terdiri atas Aplikasi Administrasi dan Aplikasi
Konten Pembelajaran serta Aplikasi Informasi dan Kebijakan Pendidikan.
Revisi :
Aplikasi dapat pula dibagi menjadi aplikasi yang dapat digunakan secara luas
oleh Depdiknas (Depdiknas-wide) seperti system software dan aplikasi
unik yang digunakan oleh unit utama
Pasal 7 ayat 1 : Pengelolaan, pemeliharaan, dan pemutakhiran aplikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggungjawab Satker
terkait.
Revisi : Pengelolaan, pemeliharaan, dan pemutakhiran aplikasi unik masing-
masing satker menjadi tanggungjawab satker terkait.
Pasal 7 ayat 8 : Pendanaan untuk pengadaan, pengembangan, pemeliharaan
dan pemutakhiran aplikasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
tanggungjawab Satker terkait.
Revisi : pendanaan untuk pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan
pemutkhiran aplikasi yang digunakan secara luas di lingkup Depdiknas,
pengadaannya cukup diadakan satu kali dengan lisensi Depdiknas dan
satker-satker dapat menggunakannya tanpa membeli lisensi lagi. Dengan
pengelola lisensi adalah Pustekkom.
Tinjauan Terhadap Draf Per Men Diknas Terkait Pengelolaan TIK [2]
 Bahwa menurut pasal 11 ayat 2, ternyata Unit Utama memberikan akses
data pendidikan dan non-pendidikan kepada PSP, berkoordinasi dengan
Pustekkom.
Analisis:
 Menurut pengalaman kami di berbagai organisasi pemerintahan, tanpa
aturan tegas yang mewajibkan penyerahan data kepada unit pengolah
data, sangat sulit sekali mewujudkan pangkalan data yang tunggal. Dalam
pasal 11 ayat 2 itu, tidak dijelaskan apakah unit utama wajib atau boleh
menyerahkan akses data kepada PSP.
 Banyak pasal-pasal yang menjelaskan bahwa setiap satker harus
berkoordinasi dengan Pustekkom. Hal ini sangat baik dalam memberikan
wawasan/masukan kepada setiap satker. Apabila wewenang dari
Pustekkom tidak dieksplisitkan, maka akan ada kemungkinan seluruh
nasehat dari Pustekkom tidak akan diperhatikan. Beberapa hal yang
mungkin terjadi adalah bahwa pihak yang memegang anggaran, dialah
yang menentukan jalan atau tidak jalannya suatu proyek TIK, tidak
tergantung apa saran/nasehat Pustekkom maupun standar yang
dikeluarkan Pustekkom.
Tinjauan Terhadap Draf Per Men Diknas Terkait Pengelolaan TIK [3]
 Mekanisme relasional seperti business-IT liason tidak ditemukan.
 Pola umum untuk hak pengadaan dan pengembangan aplikasi nampaknya
terdesentralisasi. Pola desentralisasi hak pengembangan aplikasi hanya
cocok untuk organisasi yang bisnis-bisnisnya kurang berhubungan.
Sedangkan untuk organsasi yang kegiatannya saling berhubungan,
sebaiknya pengembangan aplikasi untuk kegiatan yang berhubungan itu
dilakukan secara terpusat.
Institusi Pendidikan
Tinjauan Awal
Rich Picture e-Administrasi
PSP Balitbang
Data
Pendidikan
Menteri
Unit Utama Unit Utama
Data Non
Pendidikan
Data
Pendidikan
Kebijakan
Sekolah Perguruan Tinggi Pusat Pendidikan
Setjen
Data
Pendidikan
Data Non
Pendidikan
Dinas
Pendidikan Data Pendidikan &
Non Pendidikan
Institusi Pendidikan
Usulan Rancangan
e-Administrasi
Unit Utama
Data Non
Pendidikan
Sekolah Perguruan Tinggi Pusat Pendidikan
Setjen
Data
Pendidikan
finance H R
Mgt Aset
Data Warehouse
Non Pendidikan
Aplikasi
Aplikasi
Data Warehouse
Pendidikan
Executive Dashboard Menteri
Content Mgt
Knowledge Mgt
Portal
Non Pendidikan Pendidikan
PSP
Balitbang
Collaboration Tool
Data Pendidikan &
Non Pendidikan
IIP
IIP
Decission Support System
Dinas
Isu & Permasalahan Terkait e-Administrasi [1]
 Pengelolaan data pendidikan
 Bagaimana mekanisme pengumpulan data pendidikan dari institusi
pendidikan yang ada saat ini? (input, proses, output, kebijakan,
standar teknologi, dsb)
 Data-data pendidikan dan non pendidikan apa yang penting / kritikal
untuk masing-masing entitas? (untuk menteri, unit utama, dinas,
sekolah itu sendiri)
 Pengelolaan data non pendidikan
 Bagaimana peran setjen di dalam pengelolaan data non pendidikan?
 Bagaiman pola kolaborasi dan pertukaran data antara setjen dengan
setditjen?
 Bagaimana mekanisme kolaborasi antara setjen Depdiknas dengan
dinas pendidikan terkait data non pendidikan?
 Bagaimana peluang terciptanya aplikasi back office yang terintegrasi
di lingkup Departemen?
Isu & Permasalahan Terkait e-Administrasi [2]
 Proses Bisnis antar unit utama/satker di lingkungan
departemen.
 Bagaimana pola pertukaran data antar eselon satu di Depdiknas?
Adakah standar dan platformnya? Bagaimana data governance nya?
 Bagaimana mekanisme pertukaran data antar eselon 2 dalam satu
unit utama? Sudah adakah standar? Data governancenya bagaimana?
 Executive Information System dan Pangkalan Data
 Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk ada di Dashboard menteri?
Apakah pimpinan eselon juga membutuhkannya?
 Bagaimana kolaborasi data antara data administrasi pendidikan dan
non pendidikan?
 Bagaimana mekanisme keterhubungan antara data administasi
dengan data pembelajaran (e-learning) yang ada? Apakah data
administrasi menentukan jenis konten dsb?
Isu & Permasalahan Terkait e-Administrasi [3]
 Otorisasi dan peran Dinas Pendidikan terkait aliran data
pendidikan dan non pendidikan
 Data pendidikan apa saja dari institusi pendidikan yang harus
dikoleksi dinas pendidikan dan data apa saja yang langsung dikirim
ke PSP Balitbang.
 Aplikasi dan teknologi yang digunakan untuk mengirimkan data dari
sekolah (institusi pendidikan) dan dari dinas pendidikan.
 Seberapa besar kewenangan dinas pendidikan dibawah Pemda
terhadap kebijakan pendidikan. Bagaimana kontribusi Depdiknas?
 Bagaimana mekanisme pembiayaan untuk operasionalisasi pendidikan
di institusi pendidikan?
 Bagaimana pola pertukaran data antara Depdiknas dengan dinas
pendidikan di daerah? Adakah standar dan platformnya? Bagaimana
data governance nya?
 Adakah aturan untuk mewajibkan dinas untuk menyerahkan data ke
Depdiknas? Dan sebaliknya?
Tinjauan Awal Terhadap
Jardiknas
Pemanfaatan Jardiknas Sebagai infrastruktur e-Administrasi
 “Jardiknas sebagai infrastruktur e-Administrasi
telah dimanfaatkan untuk komunikasi antar
zona dan pelaporan-pelaporan kinerja yang
transparan, akuntabel, dan realtime yang
akan merupakan integrasi dari modul aplikasi
yang saat ini ada”
 “Integrasi SIM Depdiknas diharapkan dapat
memperkuat sistem pendukung keputusan
(Decission Support System) Depdiknas”
(Sumber : Keynote Mendiknas di Microsoft
Government Leader Forum (GLF),Asia Pacific,
Jakarta, 2008)
E-Pendidikan
E-Administrasi E-Pembelajaran
• Keuangan
• Perencanaan
• Kepegawaian
• Barang Milik Negara
• Rehabilitasi Sekolah
• Pengendalian Internal
• Data Induk Sekolah, Guru
dan Siswa
• Sekretaris Jenderal
• Inspektorat Jenderal
• Balitbang
• Pendidikan Tinggi
• Peningkatan Mutu
Pendidik & Tenaga
Kependidikan
• Pendidikan Non Formal &
Informal
Pemanfaatan Jardiknas Sebagai Infrastruktur e-Pembelajaran
 Jardiknas sebagai infrastruktur pembelajaran juga
telah dipergunakan untuk transaksi dan
transformasi ilmu pengetahuan.
 “Melalui e-Pembelajaran kita (Depdiknas) berharap
2 literasi yang membuat pendidik terkendala –
yaitu ICT Literacy dan English Literacy – dalam
meningkatkan profesionalisme dan kompetensinya
dapat diatasi dan menjadi bagian dari Master Plan
TIK Depdiknas, Kedua literasi ini menjadi penting
karena merupakan bekal generasi dan bangsa
Indonesia untuk memenangkan kompetisi global di
Abad 21”
(Sumber : Keynote Mendiknas di Microsoft
Government Leader Forum (GLF),Asia Pacific,
Jakarta, 2008)
E-Pendidikan
E-Administrasi E-Pembelajaran
• Bimbingan Belajar Online
• Bank Soal Online
• Uji Kompetensi Online
• Smart School
• Digital Library
• Research Network
 Selain sebagai infrastruktur untuk
konten administrasi dan pembelajaran,
Jardiknas juga dimanfaatkan untuk
menginformasikan berbagai kebijakan
Depdiknas terkait berbagai hal seperti
Ujian Nasional (UN), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), Badan
Hukum Pendidikan (BHP), Sertifikasi
Guru.
Fasilitas Jardiknas
Fasilitas Jardiknas pada saat
ini meliputi :
 Akses Internet (200Mbps)
 Akses OpenIX
(2x100Mbps)
 Akses ke Data Center
Sistem Informasi
Depdiknas (Email,
Webhosting, Dapodik,
dll).
 Colocation Server
 Video Conferences
 Voice Intranet
 Call Center dan Dukungan
Teknis
Topologi Jardiknas
Topologi INHERENT
Isu & Permasalahan Terkait Jardiknas
 Tidak semua node INHERENT digabungkan secara penuh ke LAN
Perguruan Tinggi
 Keterbatasan SDM teknisi (terutama PTS)
 Akses jaringan ke daerah terpencil sulit & mahal
 Bagaimana memanfaatkan INHERENT sebagai backbone
Jardiknas?
 Bagaimana aturan di dalam pembatasan data yang mengalir di
backbone?
 Bagaimana penataan IP address  IPv6?
 Bagaimana koneksi sekolah-sekolah ke node INHERENT?
Tinjauan Awal Terhadap
E-Pembelajaran (E-Learning)
Permasalahan Pendidikan Nasional
1) Penyebaran SDM berkualitas yang tidak merata.
o Sekitar 70% SDM yang memiliki gelar Doktor dan Master berada di Jawa
(berada di 5 PT besar: UI, ITB, IPB, UGM, dan ITS).
o Menurut data Direktori Doktor Indonesia, saat ini tercatat sekitar 5.467 doktor
di Indonesia tersebar di sekitar 2.920 PTN & PTS. Asumsi ada 10.000 doktor di
seluruh Indonesia yang bekerja sebagai dosen, maka rata-rata hanya terdapat
4 doktor/PT. Jumlah doktor di PT ternama bisa mencapai 500-an.
o Solusi: Memanfaatkan e-Pembelajaran untuk optimalisasi penggunaan
(sharing) tenaga ahli
2) Tingkat partisipasi masuk institusi pendidikan yang masih rendah
o Data Ditjen Dikti tahun 2003 menyebutkan bahwa tingkat partisipasi masuk PT
masih rendah (sekitar 12,8 %). Masih lebih rendah dari negara tetangga di Asia
Tenggara. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar empuk PT asing.
o Solusi: Memperbesar kapasitas akses ke PT tinggi nasional dengan
memanfaatkan e-Pembelajaran untuk credit earning, certification, ataupun
web-based educational program.
3) Pembangunan infrastruktur TIK yang timpang sehingga akses ke
informasi menjadi terbatas.
o Kajian Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna Internet
Indonesia mencapai 20 juta orang (Bisnis Indonesia, 2006). Infrastruktur TIK
masih berpusat di Jawa dan kota besar lain. Akses ke informasi berkualitas jadi
terbatas.
o Solusi: Membuka akses selebar mungkin dengan menggunakan Jaringan
Pendidikan Nasional dan Inherent.
76,9 %
23,1 %
Belum pernah memanfaatkan internet
Pernah memanfaatkan internet antara 1 – 5 kali
Hasil Survey Pustekkom
Pemanfaatan Internet oleh Guru SMA (N = 196)
Sumber: Yuhetty, Harina
(Mantan Kepala Pustekkom)
92,1 %
7,9 %
Pernah memanfaatkan e-dukasi.net
Belum pernah memanfaatkan e-dukasi.net
Hasil Survey Pustekkom
Pemanfaatan e-dukasi.net oleh Guru SMA (N = 196)
Sumber: Yuhetty, Harina
(Mantan Kepala Pustekkom)
Kondisi Pemanfaatan TIK di SMU
 Jumlah sekolah yang memiliki komputer dengan jumlah cukup dan
spesifikasi memadai hanya sekitar 1600 sekolah (sekitar 33 % jumlah
SMU).
 30 % SMU sudah mempunyai lab.
 Dari 9557 SMU di Indonesia, telah terkoneksi ke internet sekitar 400
SMU, dan yang memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dan
media komunikasi hanya sekitar 100 sekolah.
 Sekolah-sekolah yang telah memanfaatkan ICT dalam pembelajaran
sekitar 250 sekolah. Sebagian kecil dari sekolah-sekolah tersebut telah
mengembangkan software pembelajaran secara mandiri.
Sumber : Widodo, et all., 2005
Layanan Terkait e-pembelajaran Yang Disediakan Pustekkom
Layanan Saat ini Akan datang
TV edukasi - Dasar & Menengah
- 1 Arah
- Dasar, Menengah, dan PT
- 2 Arah (digital)
E-dukasi.net - Repositori konten
menengah umum
- Sistem terpusat
- Repositori konten
menengah umum dan PT
- Sistem terdistribusi
PJJ - PSB untuk SMP dan SMA
Terbuka
- PJJ S1 PGSD
- Transfer kredit (SKS) antar
PT
e-Pembelajaran
Peran Pustekkom dalam e-Pembelajaran
PUSTEKKOM
DIV-2
DIKNAS
PUSTEKKOM
DIV-1
PERGURUAN
TINGGI
Mendefinisikan
kebutuhan
bersama
dan
menyerahkan
solusi
secara
kolektif
Membuat panduan detail mengenai usulan solusi
kerjasama e-Pembelajaran secara nasional
Mendukung dan mengawasi pelaksanaan inisiatif
atau gagasan kerjasama terkait
Memantau pembangunan, implementasi, dan
pengembangan manajemen operasional program
yang dicanangkan
Menyediakan infrastruktur dan layanan yang
dibutuhkan oleh seluruh instansi di bawah Diknas
SEKOLAH
DINAS
2
1
3
4
5
Diagram Konsep Berbagi kapabilitas Antar Perguruan Tinggi
KHAZANAH ILMU PENGETAHUAN DAN ASET INTELEKTUAL
Perguruan
Tinggi A
Memiliki
Dosen-Dosen
Praktisi Terbaik
Perguruan
Tinggi B
Memiliki
Materi Ajar
Berkualitas
Perguruan
Tinggi C
Memiliki
Kumpulan
Peneliti
Handal
Perguruan
Tinggi D
Memiliki
Beragam
Laboratorium
Industri
Perguruan
Tinggi E
Memiliki
Pustaka Jurnal
Terlengkap
Perguruan
Tinggi F
Memiliki
Jejaring
Kerjasama
Industri
Perguruan
Tinggi G
Memiliki
Lisensi
Sejumlah
Produk/Jasa
PT X PT Y PT X PT Y PT X PT Y
PT X PT Y PT X PT Y PT X PT Y
PT X PT Y PT Z PT P PT Q PT R
Sumber: Aptikom
Gambaran Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi
Melalui E-Pembelajaran
pooling
pooling
sharing
sharing
Usulan Rancangan
e-Pembelajaran
sekolah
Institusi
Pendidikan
Tinggi
Balai
Pendidikan
Penerbit
Perpustakaan
Nasional
BSNP
Pusbuk
Depdiknas
Pangkalan Data Konten Pembelajaran Konten
Pembe
lajaran
Konten
Pembe
lajaran
Koordinasi Pustekkom
Entitas
Lainnya
Konten
Pembe
lajaran
Konten
Pembe
lajaran
Masyarakat
IIP
Content Mgt
Knowledge Mgt
Portal
Collaboration Tool
Data
Warehouse
Perumusan Action Plan TIK
Metodologi Perumusan IT Action Plan
Tinjauan terhadap
Renstra
Depdiknas
2005-2009
Pencapaian
Pada Saat Ini
(Realisasi)
Analisa
Kesenjangan
Perumusan
IT Action Plan
Mendefinisikan
sasaran strategis
Depdiknas,
ukuran kinerja
kunci, dan target
Melakukan
observasi tingkat
keberhasilan
sasaran strategis
Melakukan
analisa
kesenjangan
antara Renstra
dan Realisasi
Merumuskan
langkah-langkah
nyata terkait
dukungan TIK
terhadap
pencapaian
sasaran renstra
1 2 3 4
Prakiraan Hasil Akhir Pekerjaan
Sasaran
Pembangun
an
Kegiatan
Pokok
Pembangun
an
Ukuran
Kinerja
Kunci
Realisasi Analisa
Kesenjanga
n antara
Realisasi
dan Target
Kegiatan
Pokok
Pembangun
an
(tambahan)
Ukuram
Kinerja
Kunci
(tambahan)
/
Kebutuhan
data untuk
mengukur
IKU
Kebutuhan
Solusi TIK
Keterang
an
Pengelolaan
pendidikan
di Ditjen
Mendikdas
men
berbasis
ICT yang
handal
Program
perluasan
akses ke
ICT/TV
Based
Learning
Pendidikan
layanan
khusus
berbasis
ICT/TV
Edukasi
pada
minimal 30
%
kabupaten
terpencil…
Butuh data
hasil
observasi
Jumlah
televisi
daerah
yang
merelai
siara TV
Edukasi.
Jumlah
kabupaten
yang dapat
mengakses
internet
[contoh]
Penetrasi
infrastruktur
jaringan ICT
berskala
nasional
melalui
beberapa
metode.
Pemanfaatan
jaringan yang
sudah ada
Tinjauan terhadap
Renstra
Depdiknas
2005-2009
Pencapaian
Pada Saat Ini
(Realisasi)
Analisa
Kesenjangan
Perumusan
IT Action Plan

More Related Content

Similar to Presentasi_Awal_Depdiknas_di_Pustekkom.ppt

Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...ssuser106e8b
 
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdfPanduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdfBantorscom
 
Pedoman Pelaksanaan PKL untuk Siswa SMK.pptx
Pedoman Pelaksanaan PKL untuk Siswa SMK.pptxPedoman Pelaksanaan PKL untuk Siswa SMK.pptx
Pedoman Pelaksanaan PKL untuk Siswa SMK.pptxssuser81303c
 
Tkj kk h sistem keamanan jaringan komputer_sukimin suhlian
Tkj kk h sistem keamanan jaringan komputer_sukimin suhlianTkj kk h sistem keamanan jaringan komputer_sukimin suhlian
Tkj kk h sistem keamanan jaringan komputer_sukimin suhlianKhoirunnisa Nisa
 
BAB 1 Kebijakan.pptx
BAB 1 Kebijakan.pptxBAB 1 Kebijakan.pptx
BAB 1 Kebijakan.pptxtsugata
 
BAB 1 Kebijakan.ppt
BAB 1 Kebijakan.pptBAB 1 Kebijakan.ppt
BAB 1 Kebijakan.pptsuwarnohaji
 
04 pedoman uka 2015 ttd
04 pedoman uka 2015 ttd04 pedoman uka 2015 ttd
04 pedoman uka 2015 ttdIksan Al Amin
 
017_DSKP_KSSR_Semakan_2017_Reka_Bentuk_dan_Teknologi_Thn5 print.pdf
017_DSKP_KSSR_Semakan_2017_Reka_Bentuk_dan_Teknologi_Thn5 print.pdf017_DSKP_KSSR_Semakan_2017_Reka_Bentuk_dan_Teknologi_Thn5 print.pdf
017_DSKP_KSSR_Semakan_2017_Reka_Bentuk_dan_Teknologi_Thn5 print.pdfJPNPAHANGCM27KPM
 
Presentasi Beasiswa LPDP Lengkap -- Indonesia Presidential Scholarship dan Be...
Presentasi Beasiswa LPDP Lengkap -- Indonesia Presidential Scholarship dan Be...Presentasi Beasiswa LPDP Lengkap -- Indonesia Presidential Scholarship dan Be...
Presentasi Beasiswa LPDP Lengkap -- Indonesia Presidential Scholarship dan Be...Unggul Sagena
 
PERANCANGAN_STRATEGIv _NEW_ppt_2022_6_2 (2).ppt
PERANCANGAN_STRATEGIv _NEW_ppt_2022_6_2 (2).pptPERANCANGAN_STRATEGIv _NEW_ppt_2022_6_2 (2).ppt
PERANCANGAN_STRATEGIv _NEW_ppt_2022_6_2 (2).pptTheevhiyaaChan1
 
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdfPANGTECKKIONGMoe
 
DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdfDSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdfkrock171
 
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdfnoraishak3
 
Dskp kssr rbt tahun 5 (semakan)
Dskp kssr rbt tahun 5 (semakan)Dskp kssr rbt tahun 5 (semakan)
Dskp kssr rbt tahun 5 (semakan)Alfian Mansor
 
FILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM COE SMK.pptx
FILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM COE SMK.pptxFILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM COE SMK.pptx
FILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM COE SMK.pptxdiana62140
 
1 pendkwupdsmk-100517201606-phpapp02[2]
1 pendkwupdsmk-100517201606-phpapp02[2]1 pendkwupdsmk-100517201606-phpapp02[2]
1 pendkwupdsmk-100517201606-phpapp02[2]Azlani Ahmad
 

Similar to Presentasi_Awal_Depdiknas_di_Pustekkom.ppt (20)

20 materi
20 materi20 materi
20 materi
 
2. PENDAHULUAN_ MB DAN PBD.pptx
2. PENDAHULUAN_ MB DAN PBD.pptx2. PENDAHULUAN_ MB DAN PBD.pptx
2. PENDAHULUAN_ MB DAN PBD.pptx
 
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
 
KTSP SMK 2020 JATIM
KTSP SMK 2020 JATIMKTSP SMK 2020 JATIM
KTSP SMK 2020 JATIM
 
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdfPanduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
 
Pedoman Pelaksanaan PKL untuk Siswa SMK.pptx
Pedoman Pelaksanaan PKL untuk Siswa SMK.pptxPedoman Pelaksanaan PKL untuk Siswa SMK.pptx
Pedoman Pelaksanaan PKL untuk Siswa SMK.pptx
 
0 Visi_Rakerpim 2019.pptx
0 Visi_Rakerpim 2019.pptx0 Visi_Rakerpim 2019.pptx
0 Visi_Rakerpim 2019.pptx
 
Tkj kk h sistem keamanan jaringan komputer_sukimin suhlian
Tkj kk h sistem keamanan jaringan komputer_sukimin suhlianTkj kk h sistem keamanan jaringan komputer_sukimin suhlian
Tkj kk h sistem keamanan jaringan komputer_sukimin suhlian
 
BAB 1 Kebijakan.pptx
BAB 1 Kebijakan.pptxBAB 1 Kebijakan.pptx
BAB 1 Kebijakan.pptx
 
BAB 1 Kebijakan.ppt
BAB 1 Kebijakan.pptBAB 1 Kebijakan.ppt
BAB 1 Kebijakan.ppt
 
04 pedoman uka 2015 ttd
04 pedoman uka 2015 ttd04 pedoman uka 2015 ttd
04 pedoman uka 2015 ttd
 
017_DSKP_KSSR_Semakan_2017_Reka_Bentuk_dan_Teknologi_Thn5 print.pdf
017_DSKP_KSSR_Semakan_2017_Reka_Bentuk_dan_Teknologi_Thn5 print.pdf017_DSKP_KSSR_Semakan_2017_Reka_Bentuk_dan_Teknologi_Thn5 print.pdf
017_DSKP_KSSR_Semakan_2017_Reka_Bentuk_dan_Teknologi_Thn5 print.pdf
 
Presentasi Beasiswa LPDP Lengkap -- Indonesia Presidential Scholarship dan Be...
Presentasi Beasiswa LPDP Lengkap -- Indonesia Presidential Scholarship dan Be...Presentasi Beasiswa LPDP Lengkap -- Indonesia Presidential Scholarship dan Be...
Presentasi Beasiswa LPDP Lengkap -- Indonesia Presidential Scholarship dan Be...
 
PERANCANGAN_STRATEGIv _NEW_ppt_2022_6_2 (2).ppt
PERANCANGAN_STRATEGIv _NEW_ppt_2022_6_2 (2).pptPERANCANGAN_STRATEGIv _NEW_ppt_2022_6_2 (2).ppt
PERANCANGAN_STRATEGIv _NEW_ppt_2022_6_2 (2).ppt
 
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
 
DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdfDSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
 
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017  REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
17_DSKP KSSR SEMAKAN 2017 REKA BENTUK TEKNOLOGI TAHUN 5.pdf
 
Dskp kssr rbt tahun 5 (semakan)
Dskp kssr rbt tahun 5 (semakan)Dskp kssr rbt tahun 5 (semakan)
Dskp kssr rbt tahun 5 (semakan)
 
FILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM COE SMK.pptx
FILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM COE SMK.pptxFILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM COE SMK.pptx
FILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM COE SMK.pptx
 
1 pendkwupdsmk-100517201606-phpapp02[2]
1 pendkwupdsmk-100517201606-phpapp02[2]1 pendkwupdsmk-100517201606-phpapp02[2]
1 pendkwupdsmk-100517201606-phpapp02[2]
 

Recently uploaded

Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 

Recently uploaded (13)

Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 

Presentasi_Awal_Depdiknas_di_Pustekkom.ppt

  • 1. Kick Off Meeting Pekerjaan Penyusunan Action Plan TIK Depdiknas, Penyempurnaan Master Plan dan Investment Plan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Disusun Oleh : PT Daya Makara UI
  • 2. Pengalaman Perusahaan PT Daya Makara UI  Beberapa proyek yang pernah dikerjakan antara lain:  Grand Design SPIPISE BKPM (2008)  IT Plan Inspektorat Jenderal Depkeu (2008)  IT Strategic Plan Ditjen DIKTI (2007)  IT Audit Dipenda DKI Jakarta (2007)  Penyusunan SOP TI Depnakertrans (2007)  Review IT Plan Bank Mandiri (2007)  Grand Design Sistem Informasi (Enterprise Architecture) BPKP (2007)  IT Blueprint Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (2007)  Audit TI Bank Mandiri berbasis COBIT (2007)  IT Strategic Plan di Departemen Pertanian (2007)  IT Strategic Plan di Bosowa Corporation (2007)  Information Management Strategic Plan Bank Indonesia (2007)  IT Strategic Plan Ditjen Bea Cukai (2006)  Assessment Aplikasi Keuangan, Review IT Plan & Penyusunan TOR ERP PT. Angkasa Pura I (2006)  Penyusunan Struktur Organisasi & SOP TI di Jamsostek (2005)  IT Plan Pemda Maluku (2005)  Dalam penyusunan IT Plan, kami juga menyertakan usulan mengenai tatakelola-nya, termasuk organisasi TI yang mendukung rencana strategis TI yang kami buat.  Kami memiliki surat referensi keberhasilan pekerjaan dari klien-klien kami.
  • 3. Daftar Isi  Visi Pendidikan Nasional  Misi Pendidikan Nasional  Tiga Pilar Pendidikan Nasional  Anatomi Pendidikan di Indonesia  Tinjauan Awal Terhadap Pekerjaan  Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan  Tinjauan :  Draf PerMenDiknas Terkait Pengelolaan TIK di Lingkungan Depdiknas  E-Administrasi  E-Pembelajaran  Jardiknas  Perumusan Action Plan TIK
  • 4. Visi Pendidikan Nasional Visi Pendidikan Nasional :  Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.  Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan: INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF (Insan Kamil/Insan Paripurna) Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
  • 5. Misi Pendidikan Nasional Misi Pendidikan Nasional : 1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; 2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; 3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; 4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; 5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.  Selaras dengan Misi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas untuk tahun 2005 - 2009 menetapkan Misi sebagai berikut: MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF. Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
  • 6. Tiga Pilar Pendidikan Nasional 1. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan 2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing 3. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas & Pencitraan Publik Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
  • 7. Pilar Pertama Pendidikan Nasional Pemerataan & Perluasan Akses Pendidikan PEMERATAAN & PERLUASAN AKSES PENDIDIKAN PenyediaanSarana& PrasaranaPendidikan Wajar 1.2 PenyediaanSarana& PrasaranaPendidikan Wajar 1.2 PendanaanBiaya OperasiWajar 1.1 PendanaanBiaya OperasiWajar 1.1 RekrutmenPendidikdan TenagaKependidikan 1.3 RekrutmenPendidikdan TenagaKependidikan 1.3 PerluasanAksesPendidikan WajarpadaJalurNon- Formal 1.4 PerluasanAksesPendidikan Keaksaraanbagi Penduduk usia > 15 tahun 1.5 PerluasanAksesSLB dan SekolahInklusif 1.6 PengembanganSekolah WajarLayananKhususbagi DaerahTerpencil / Kepulauanyang BerpendudukJarangdan Terpencar 1.7 PerluasanAksesPAUD 1.8 PendidikanKecakapan Hidup 1.9 PeningkatanPeranSerta Masyarakatdalam PerluasanAkses SMA/SMK/SMTerpadu , SLB, dan PerguruanTinggi 1.13 PemanfaatanICT sebagai Media Pembelajaran JarakJauh 1.12 PerluasanAkses PerguruanTinggi 1.11 PerluasanAksesSMA/SMK dan SM Terpadu 1.10 PEMERATAAN & PERLUASAN AKSES PENDIDIKAN PenyediaanSarana& PrasaranaPendidikan Wajar 1.2 PenyediaanSarana& PrasaranaPendidikan Wajar 1.2 PendanaanBiaya OperasiWajar 1.1 PendanaanBiaya OperasiWajar 1.1 RekrutmenPendidikdan TenagaKependidikan 1.3 RekrutmenPendidikdan TenagaKependidikan 1.3 PerluasanAksesPendidikan WajarpadaJalurNon- Formal 1.4 PerluasanAksesPendidikan Keaksaraanbagi Penduduk usia > 15 tahun 1.5 PerluasanAksesSLB dan SekolahInklusif 1.6 PengembanganSekolah WajarLayananKhususbagi DaerahTerpencil / Kepulauanyang BerpendudukJarangdan Terpencar 1.7 PerluasanAksesPAUD 1.8 PendidikanKecakapan Hidup 1.9 PeningkatanPeranSerta Masyarakatdalam PerluasanAkses SMA/SMK/SMTerpadu , SLB, dan PerguruanTinggi 1.13 PemanfaatanICT sebagai Media Pembelajaran JarakJauh 1.12 PerluasanAkses PerguruanTinggi 1.11 PerluasanAksesSMA/SMK dan SM Terpadu 1.10 Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
  • 8. Pilar Kedua Pendidikan Nasional Peningkatan Mutu, Relevansi, & Daya Saing PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI & DAYA SAING PenjaminanMutu Secara Terprogramdengan MengacupadaSNP 2.2 PenjaminanMutu Secara Terprogramdengan MengacupadaSNP 2.2 Implementasidan PenyempurnaanSNP & BSNP 2.1 Implementasidan PenyempurnaanSNP & BSNP 2.1 Perluasandan Peningkatan Mutu Akreditasi 2.3 Perluasandan Peningkatan Mutu Akreditasi 2.3 PengembanganGuru sebagaiProfesi 2.4 PengembanganKompetensi Pendidikdan Tenaga Kependidikan 2.5 PerbaikanSaranadan Prasarana 2.6 PengembanganSekolah BerbasisKeunggulanLokal di setiapKabupaten/Kota 2.8 PerluasanPendidikan KecapakanHidup 2.7 PenerapanTelematika dalamPendidikan PembangunanSekolah BertarafInternasionaldi setiapProvinsidan/atau Kabupaten/Kota 2.13 PeningkatanJumlahdan Mutu PublikasiIlmiahdan HAKI 2.12 AkselarasiJumlahProdi, Kejuruan, Vokasi& Profesi 2.11 MendorongJumlahJurusan di PT Masukdalam100 Besar Asia atau 500 Besar Dunia 2.10 2.9 PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI & DAYA SAING PenjaminanMutu Secara Terprogramdengan MengacupadaSNP 2.2 PenjaminanMutu Secara Terprogramdengan MengacupadaSNP 2.2 Implementasidan PenyempurnaanSNP & BSNP 2.1 Implementasidan PenyempurnaanSNP & BSNP 2.1 Perluasandan Peningkatan Mutu Akreditasi 2.3 Perluasandan Peningkatan Mutu Akreditasi 2.3 PengembanganGuru sebagaiProfesi 2.4 PengembanganKompetensi Pendidikdan Tenaga Kependidikan 2.5 PerbaikanSaranadan Prasarana 2.6 PengembanganSekolah BerbasisKeunggulanLokal di setiapKabupaten/Kota 2.8 PerluasanPendidikan KecapakanHidup 2.7 PenerapanTelematika dalamPendidikan PembangunanSekolah BertarafInternasionaldi setiapProvinsidan/atau Kabupaten/Kota 2.13 PeningkatanJumlahdan Mutu PublikasiIlmiahdan HAKI 2.12 AkselarasiJumlahProdi, Kejuruan, Vokasi& Profesi 2.11 MendorongJumlahJurusan di PT Masukdalam100 Besar Asia atau 500 Besar Dunia 2.10 2.9 Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
  • 9. Pilar Ketiga Pendidikan Nasional Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, & Pencitraan Publik PENGUATAN TATA KELOLA, AKUNTABILITAS & PENCITRAAN PUBLIK 3.2 Peningkatan SPI Berkoordinasi dengan BPKP & BPK 3.1 Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Aparat dalam Perencanaan dan Penganggaran 3.3 Peningkatan Kapasitas & KompetensiManajerial Aparat 3.4 Peningkatan Ketaan Aparat pada Peraturan Perundang-undangan 3.5 3.6 3.7 Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan KKN PenyelesaianTindak Lanjut Temuan-temuan Pemeriksaan Itjen, BPKP & BPK Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP & BPK Intensifikasi Tindakan-tindakan Preventif oleh Itjen 3.9 Penataan Regulasi Pengeloaan Pendidikan PeningkatanKapasitas & Kompetensi Pemeriksaan Aparat Itjen Peningkatan Kapasitasn & KompetensiPengelola Pendidikan Pengembangan Aplikasi SIM secara Terintegrasi 3.8 Peningkatan Pencitraan Publik 3.10 3.11 3.12 3.13 PENGUATAN TATA KELOLA, AKUNTABILITAS & PENCITRAAN PUBLIK 3.2 Peningkatan SPI Berkoordinasi dengan BPKP & BPK 3.1 Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Aparat dalam Perencanaan dan Penganggaran 3.3 Peningkatan Kapasitas & KompetensiManajerial Aparat 3.4 Peningkatan Ketaatan Aparat pada Peraturan Perundang-undangan 3.5 3.6 3.7 Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan KKN PenyelesaianTindak Lanjut Temuan-temuan Pemeriksaan Itjen, BPKP & BPK Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP & BPK Intensifikasi Tindakan-tindakan Preventif oleh Itjen 3.9 Penataan Regulasi Pengeloaan Pendidikan PeningkatanKapasitas & Kompetensi Pemeriksaan Aparat Itjen Peningkatan Kapasitas & KompetensiPengelola Pendidikan Pengembangan Aplikasi SIM secara Terintegrasi 3.8 Peningkatan Pencitraan Publik 3.10 3.11 3.12 3.13 PENGUATAN TATA KELOLA, AKUNTABILITAS & PENCITRAAN PUBLIK 3.2 Peningkatan SPI Berkoordinasi dengan BPKP & BPK 3.1 Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Aparat dalam Perencanaan dan Penganggaran 3.3 Peningkatan Kapasitas & KompetensiManajerial Aparat 3.4 Peningkatan Ketaan Aparat pada Peraturan Perundang-undangan 3.5 3.6 3.7 Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan KKN PenyelesaianTindak Lanjut Temuan-temuan Pemeriksaan Itjen, BPKP & BPK Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP & BPK Intensifikasi Tindakan-tindakan Preventif oleh Itjen 3.9 Penataan Regulasi Pengeloaan Pendidikan PeningkatanKapasitas & Kompetensi Pemeriksaan Aparat Itjen Peningkatan Kapasitasn & KompetensiPengelola Pendidikan Pengembangan Aplikasi SIM secara Terintegrasi 3.8 Peningkatan Pencitraan Publik 3.10 3.11 3.12 3.13 PENGUATAN TATA KELOLA, AKUNTABILITAS & PENCITRAAN PUBLIK 3.2 Peningkatan SPI Berkoordinasi dengan BPKP & BPK 3.1 Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Aparat dalam Perencanaan dan Penganggaran 3.3 Peningkatan Kapasitas & KompetensiManajerial Aparat 3.4 Peningkatan Ketaatan Aparat pada Peraturan Perundang-undangan 3.5 3.6 3.7 Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan KKN PenyelesaianTindak Lanjut Temuan-temuan Pemeriksaan Itjen, BPKP & BPK Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP & BPK Intensifikasi Tindakan-tindakan Preventif oleh Itjen 3.9 Penataan Regulasi Pengeloaan Pendidikan PeningkatanKapasitas & Kompetensi Pemeriksaan Aparat Itjen Peningkatan Kapasitas & KompetensiPengelola Pendidikan Pengembangan Aplikasi SIM secara Terintegrasi 3.8 Peningkatan Pencitraan Publik 3.10 3.11 3.12 3.13 Sumber : Renstra Depdiknas 2005-2009
  • 10. Anatomi Pendidikan di Indonesia KONTEN DAN KURIKULUM PROSES BELAJAR MENGAJAR FASILITAS DAN SARANA PRASARANA SUMBER DAYA MANUSIA INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR PENDIDIKAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN LEMBAGA PENDIDIKAN ADMINISTRASI LEMBAGA PENDIDIKAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN FILOSOFI PENDIDIKAN VISI – MISI – TUJUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH IDEOLOGI POLITIK EKONOMI SOSIAL BUDAYA HANKAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Sumber : Grand Design ICT Untuk Pembelajaran di Sekolah
  • 11. Tinjauan Terhadap Pekerjaan [1]  Bahwasanya pihak pustekkom menginginkan pekerjaan ini melingkupi seluruh kegiatan terkait e-pendidikan yang merupakan tanggung jawab Depdiknas.  E-pendidikan yang dimaksud terdiri atas e-pembelajaran dan e- administrasi  E-pembelajaran adalah inisiatif depdiknas di dalam menciptakan suatu kondisi dimana konten pembelajaran (materi pelajaran dan bahan ajar) dapat di akses oleh siapa pun dimanapun dan kapan pun. Selain perluasan dan kemudahan akses, inisiatif ini juga berusaha menciptakan mekanisme berbasis TIK yang efekif dan efisien di dalam mendapatkan, menyaring dan memilah, serta menyebarluaskan konten pembelajaran.  E-administrasi adalah inisiatif depdiknas sebagai lembaga pemerintahan sekaligus lembaga pelayanan publik di dalam menciptakan kegiatan administrasi baik pendidikan maupun non pendidikan (back office) secara akuntabel dan transparan serta memenuhi aspek good governance dan good government. Depdiknas berharap untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi terkait pendidikan yang berkualitas disamping kebutuhan menteri dan pimpinan eselon untuk mendapatkan informasi yang berguna di dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan.
  • 12. Tinjauan Terhadap Pekerjaan [2]  Pekerjaan penyusunan Action Plan TIK Depdiknas, penyempurnaan master plan, dan investment plan dilakukan untuk mendukung e-pendidikan sebagai salah satu flagship initiative nasional.  Perumusan Action Plan akan merujuk pada rencana strategis Depdiknas 2005-2009, bagaimana menerjemahkan renstra tersebut ke dalam langkah nyata melalui roadmap untuk TIK pendidikan nasional.  Penyusunan Master Plan dilakukan dalam rangka menyusun perumusan kondisi & situasi ideal terkait TIK, baik TIK sebagai e-pembelajaran maupun TIK sebagai e-administrasi. Master Plan tersebut diharapkan dapat menjadi panduan dalam pemanfaatan TIK bagi seluruh elemen yang terlibat pada pembangunan pendidikan nasional demi terwujudnya e- pendidikan.  Perancangan Investment Plan akan kami lakukan setelah penyusunan Master Plan dilakukan. Pengerjaan ini dilakukan untuk menjamin bahwa investasi yang dikeluarkan oleh Depdiknas terkait TIK dapat optimal dan lebih tepat sasaran
  • 13. Pendekatan/Metodologi Business Architecture Layer Information Systems Architecture Layer Information Technology Architecture Layer IS/IT Management & Organization Business Architecture Layer Information Systems Architecture Layer Information Technology Architecture Layer IS/IT Management & Organization Gap Analysis Business Architecture Layer Information Systems Architecture Layer Information Technology Architecture Layer IS/IT Management & Organization Vision & Mission Organization Strategy, Policies, Objectives & Project Portfolio Financial (Budget & Invesmtent) Plan Change management Priorities & Schedules Current Assessment Penyempurnaan Master Plan Roadmap & Implementation Plan Perumusan Action Plan Investment Plan
  • 14. Tinjauan Terhadap Draf Per Men Diknas Terkait Pengelolaan TIK [1]  Bahwa menurut pasal 7 ayat 8, ternyata pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan pemutakhiran aplikasi menjadi tanggung jawab Satker terkait. Analisis:  Untuk beberapa jenis aplikasi tertentu, seperti aplikasi keuangan dan kepegawaian, yang pada dasarnya sama untuk seluruh unit utama (eselon I), sebenarnya tidak perlu pengadaannya dilakukan secara terpisah. Cukup disedakan satu aplikasi yang pengadaannya boleh dilakukan oleh Sekretariat Jendral atau Pustekkom, dan penggunanya di-share mulai dari Setjen sampai Setditjen/Sekretariat eselon 1 lainnya.  Kemudian, untuk beberapa system software (apakah ini termasuk aplikasi?), seperti lisensi DBMS, Datawarehouse, OLAP, BI, Workflow, Antivirus, Collaboration tool, Document Management Systems, dsb, kami pikir tidak perlu pengadaannya dilakukan untuk setiap/masing-masing unit utama. Kami pikir, lisensi dari system software tersebut dapat di- share/distribusikan ke banyak user di Depdiknas.
  • 15. Pasal 7 ayat 1 : Jenis aplikasi terdiri atas Aplikasi Administrasi dan Aplikasi Konten Pembelajaran serta Aplikasi Informasi dan Kebijakan Pendidikan. Revisi : Aplikasi dapat pula dibagi menjadi aplikasi yang dapat digunakan secara luas oleh Depdiknas (Depdiknas-wide) seperti system software dan aplikasi unik yang digunakan oleh unit utama Pasal 7 ayat 1 : Pengelolaan, pemeliharaan, dan pemutakhiran aplikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggungjawab Satker terkait. Revisi : Pengelolaan, pemeliharaan, dan pemutakhiran aplikasi unik masing- masing satker menjadi tanggungjawab satker terkait. Pasal 7 ayat 8 : Pendanaan untuk pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan pemutakhiran aplikasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggungjawab Satker terkait. Revisi : pendanaan untuk pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan pemutkhiran aplikasi yang digunakan secara luas di lingkup Depdiknas, pengadaannya cukup diadakan satu kali dengan lisensi Depdiknas dan satker-satker dapat menggunakannya tanpa membeli lisensi lagi. Dengan pengelola lisensi adalah Pustekkom.
  • 16. Tinjauan Terhadap Draf Per Men Diknas Terkait Pengelolaan TIK [2]  Bahwa menurut pasal 11 ayat 2, ternyata Unit Utama memberikan akses data pendidikan dan non-pendidikan kepada PSP, berkoordinasi dengan Pustekkom. Analisis:  Menurut pengalaman kami di berbagai organisasi pemerintahan, tanpa aturan tegas yang mewajibkan penyerahan data kepada unit pengolah data, sangat sulit sekali mewujudkan pangkalan data yang tunggal. Dalam pasal 11 ayat 2 itu, tidak dijelaskan apakah unit utama wajib atau boleh menyerahkan akses data kepada PSP.  Banyak pasal-pasal yang menjelaskan bahwa setiap satker harus berkoordinasi dengan Pustekkom. Hal ini sangat baik dalam memberikan wawasan/masukan kepada setiap satker. Apabila wewenang dari Pustekkom tidak dieksplisitkan, maka akan ada kemungkinan seluruh nasehat dari Pustekkom tidak akan diperhatikan. Beberapa hal yang mungkin terjadi adalah bahwa pihak yang memegang anggaran, dialah yang menentukan jalan atau tidak jalannya suatu proyek TIK, tidak tergantung apa saran/nasehat Pustekkom maupun standar yang dikeluarkan Pustekkom.
  • 17.
  • 18. Tinjauan Terhadap Draf Per Men Diknas Terkait Pengelolaan TIK [3]  Mekanisme relasional seperti business-IT liason tidak ditemukan.  Pola umum untuk hak pengadaan dan pengembangan aplikasi nampaknya terdesentralisasi. Pola desentralisasi hak pengembangan aplikasi hanya cocok untuk organisasi yang bisnis-bisnisnya kurang berhubungan. Sedangkan untuk organsasi yang kegiatannya saling berhubungan, sebaiknya pengembangan aplikasi untuk kegiatan yang berhubungan itu dilakukan secara terpusat.
  • 19. Institusi Pendidikan Tinjauan Awal Rich Picture e-Administrasi PSP Balitbang Data Pendidikan Menteri Unit Utama Unit Utama Data Non Pendidikan Data Pendidikan Kebijakan Sekolah Perguruan Tinggi Pusat Pendidikan Setjen Data Pendidikan Data Non Pendidikan Dinas Pendidikan Data Pendidikan & Non Pendidikan
  • 20. Institusi Pendidikan Usulan Rancangan e-Administrasi Unit Utama Data Non Pendidikan Sekolah Perguruan Tinggi Pusat Pendidikan Setjen Data Pendidikan finance H R Mgt Aset Data Warehouse Non Pendidikan Aplikasi Aplikasi Data Warehouse Pendidikan Executive Dashboard Menteri Content Mgt Knowledge Mgt Portal Non Pendidikan Pendidikan PSP Balitbang Collaboration Tool Data Pendidikan & Non Pendidikan IIP IIP Decission Support System Dinas
  • 21. Isu & Permasalahan Terkait e-Administrasi [1]  Pengelolaan data pendidikan  Bagaimana mekanisme pengumpulan data pendidikan dari institusi pendidikan yang ada saat ini? (input, proses, output, kebijakan, standar teknologi, dsb)  Data-data pendidikan dan non pendidikan apa yang penting / kritikal untuk masing-masing entitas? (untuk menteri, unit utama, dinas, sekolah itu sendiri)  Pengelolaan data non pendidikan  Bagaimana peran setjen di dalam pengelolaan data non pendidikan?  Bagaiman pola kolaborasi dan pertukaran data antara setjen dengan setditjen?  Bagaimana mekanisme kolaborasi antara setjen Depdiknas dengan dinas pendidikan terkait data non pendidikan?  Bagaimana peluang terciptanya aplikasi back office yang terintegrasi di lingkup Departemen?
  • 22. Isu & Permasalahan Terkait e-Administrasi [2]  Proses Bisnis antar unit utama/satker di lingkungan departemen.  Bagaimana pola pertukaran data antar eselon satu di Depdiknas? Adakah standar dan platformnya? Bagaimana data governance nya?  Bagaimana mekanisme pertukaran data antar eselon 2 dalam satu unit utama? Sudah adakah standar? Data governancenya bagaimana?  Executive Information System dan Pangkalan Data  Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk ada di Dashboard menteri? Apakah pimpinan eselon juga membutuhkannya?  Bagaimana kolaborasi data antara data administrasi pendidikan dan non pendidikan?  Bagaimana mekanisme keterhubungan antara data administasi dengan data pembelajaran (e-learning) yang ada? Apakah data administrasi menentukan jenis konten dsb?
  • 23. Isu & Permasalahan Terkait e-Administrasi [3]  Otorisasi dan peran Dinas Pendidikan terkait aliran data pendidikan dan non pendidikan  Data pendidikan apa saja dari institusi pendidikan yang harus dikoleksi dinas pendidikan dan data apa saja yang langsung dikirim ke PSP Balitbang.  Aplikasi dan teknologi yang digunakan untuk mengirimkan data dari sekolah (institusi pendidikan) dan dari dinas pendidikan.  Seberapa besar kewenangan dinas pendidikan dibawah Pemda terhadap kebijakan pendidikan. Bagaimana kontribusi Depdiknas?  Bagaimana mekanisme pembiayaan untuk operasionalisasi pendidikan di institusi pendidikan?  Bagaimana pola pertukaran data antara Depdiknas dengan dinas pendidikan di daerah? Adakah standar dan platformnya? Bagaimana data governance nya?  Adakah aturan untuk mewajibkan dinas untuk menyerahkan data ke Depdiknas? Dan sebaliknya?
  • 25. Pemanfaatan Jardiknas Sebagai infrastruktur e-Administrasi  “Jardiknas sebagai infrastruktur e-Administrasi telah dimanfaatkan untuk komunikasi antar zona dan pelaporan-pelaporan kinerja yang transparan, akuntabel, dan realtime yang akan merupakan integrasi dari modul aplikasi yang saat ini ada”  “Integrasi SIM Depdiknas diharapkan dapat memperkuat sistem pendukung keputusan (Decission Support System) Depdiknas” (Sumber : Keynote Mendiknas di Microsoft Government Leader Forum (GLF),Asia Pacific, Jakarta, 2008) E-Pendidikan E-Administrasi E-Pembelajaran • Keuangan • Perencanaan • Kepegawaian • Barang Milik Negara • Rehabilitasi Sekolah • Pengendalian Internal • Data Induk Sekolah, Guru dan Siswa • Sekretaris Jenderal • Inspektorat Jenderal • Balitbang • Pendidikan Tinggi • Peningkatan Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan • Pendidikan Non Formal & Informal
  • 26. Pemanfaatan Jardiknas Sebagai Infrastruktur e-Pembelajaran  Jardiknas sebagai infrastruktur pembelajaran juga telah dipergunakan untuk transaksi dan transformasi ilmu pengetahuan.  “Melalui e-Pembelajaran kita (Depdiknas) berharap 2 literasi yang membuat pendidik terkendala – yaitu ICT Literacy dan English Literacy – dalam meningkatkan profesionalisme dan kompetensinya dapat diatasi dan menjadi bagian dari Master Plan TIK Depdiknas, Kedua literasi ini menjadi penting karena merupakan bekal generasi dan bangsa Indonesia untuk memenangkan kompetisi global di Abad 21” (Sumber : Keynote Mendiknas di Microsoft Government Leader Forum (GLF),Asia Pacific, Jakarta, 2008) E-Pendidikan E-Administrasi E-Pembelajaran • Bimbingan Belajar Online • Bank Soal Online • Uji Kompetensi Online • Smart School • Digital Library • Research Network  Selain sebagai infrastruktur untuk konten administrasi dan pembelajaran, Jardiknas juga dimanfaatkan untuk menginformasikan berbagai kebijakan Depdiknas terkait berbagai hal seperti Ujian Nasional (UN), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Badan Hukum Pendidikan (BHP), Sertifikasi Guru.
  • 27. Fasilitas Jardiknas Fasilitas Jardiknas pada saat ini meliputi :  Akses Internet (200Mbps)  Akses OpenIX (2x100Mbps)  Akses ke Data Center Sistem Informasi Depdiknas (Email, Webhosting, Dapodik, dll).  Colocation Server  Video Conferences  Voice Intranet  Call Center dan Dukungan Teknis
  • 30. Isu & Permasalahan Terkait Jardiknas  Tidak semua node INHERENT digabungkan secara penuh ke LAN Perguruan Tinggi  Keterbatasan SDM teknisi (terutama PTS)  Akses jaringan ke daerah terpencil sulit & mahal  Bagaimana memanfaatkan INHERENT sebagai backbone Jardiknas?  Bagaimana aturan di dalam pembatasan data yang mengalir di backbone?  Bagaimana penataan IP address  IPv6?  Bagaimana koneksi sekolah-sekolah ke node INHERENT?
  • 32. Permasalahan Pendidikan Nasional 1) Penyebaran SDM berkualitas yang tidak merata. o Sekitar 70% SDM yang memiliki gelar Doktor dan Master berada di Jawa (berada di 5 PT besar: UI, ITB, IPB, UGM, dan ITS). o Menurut data Direktori Doktor Indonesia, saat ini tercatat sekitar 5.467 doktor di Indonesia tersebar di sekitar 2.920 PTN & PTS. Asumsi ada 10.000 doktor di seluruh Indonesia yang bekerja sebagai dosen, maka rata-rata hanya terdapat 4 doktor/PT. Jumlah doktor di PT ternama bisa mencapai 500-an. o Solusi: Memanfaatkan e-Pembelajaran untuk optimalisasi penggunaan (sharing) tenaga ahli 2) Tingkat partisipasi masuk institusi pendidikan yang masih rendah o Data Ditjen Dikti tahun 2003 menyebutkan bahwa tingkat partisipasi masuk PT masih rendah (sekitar 12,8 %). Masih lebih rendah dari negara tetangga di Asia Tenggara. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar empuk PT asing. o Solusi: Memperbesar kapasitas akses ke PT tinggi nasional dengan memanfaatkan e-Pembelajaran untuk credit earning, certification, ataupun web-based educational program. 3) Pembangunan infrastruktur TIK yang timpang sehingga akses ke informasi menjadi terbatas. o Kajian Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna Internet Indonesia mencapai 20 juta orang (Bisnis Indonesia, 2006). Infrastruktur TIK masih berpusat di Jawa dan kota besar lain. Akses ke informasi berkualitas jadi terbatas. o Solusi: Membuka akses selebar mungkin dengan menggunakan Jaringan Pendidikan Nasional dan Inherent.
  • 33. 76,9 % 23,1 % Belum pernah memanfaatkan internet Pernah memanfaatkan internet antara 1 – 5 kali Hasil Survey Pustekkom Pemanfaatan Internet oleh Guru SMA (N = 196) Sumber: Yuhetty, Harina (Mantan Kepala Pustekkom)
  • 34. 92,1 % 7,9 % Pernah memanfaatkan e-dukasi.net Belum pernah memanfaatkan e-dukasi.net Hasil Survey Pustekkom Pemanfaatan e-dukasi.net oleh Guru SMA (N = 196) Sumber: Yuhetty, Harina (Mantan Kepala Pustekkom)
  • 35. Kondisi Pemanfaatan TIK di SMU  Jumlah sekolah yang memiliki komputer dengan jumlah cukup dan spesifikasi memadai hanya sekitar 1600 sekolah (sekitar 33 % jumlah SMU).  30 % SMU sudah mempunyai lab.  Dari 9557 SMU di Indonesia, telah terkoneksi ke internet sekitar 400 SMU, dan yang memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dan media komunikasi hanya sekitar 100 sekolah.  Sekolah-sekolah yang telah memanfaatkan ICT dalam pembelajaran sekitar 250 sekolah. Sebagian kecil dari sekolah-sekolah tersebut telah mengembangkan software pembelajaran secara mandiri. Sumber : Widodo, et all., 2005
  • 36. Layanan Terkait e-pembelajaran Yang Disediakan Pustekkom Layanan Saat ini Akan datang TV edukasi - Dasar & Menengah - 1 Arah - Dasar, Menengah, dan PT - 2 Arah (digital) E-dukasi.net - Repositori konten menengah umum - Sistem terpusat - Repositori konten menengah umum dan PT - Sistem terdistribusi PJJ - PSB untuk SMP dan SMA Terbuka - PJJ S1 PGSD - Transfer kredit (SKS) antar PT
  • 37. e-Pembelajaran Peran Pustekkom dalam e-Pembelajaran PUSTEKKOM DIV-2 DIKNAS PUSTEKKOM DIV-1 PERGURUAN TINGGI Mendefinisikan kebutuhan bersama dan menyerahkan solusi secara kolektif Membuat panduan detail mengenai usulan solusi kerjasama e-Pembelajaran secara nasional Mendukung dan mengawasi pelaksanaan inisiatif atau gagasan kerjasama terkait Memantau pembangunan, implementasi, dan pengembangan manajemen operasional program yang dicanangkan Menyediakan infrastruktur dan layanan yang dibutuhkan oleh seluruh instansi di bawah Diknas SEKOLAH DINAS 2 1 3 4 5
  • 38. Diagram Konsep Berbagi kapabilitas Antar Perguruan Tinggi KHAZANAH ILMU PENGETAHUAN DAN ASET INTELEKTUAL Perguruan Tinggi A Memiliki Dosen-Dosen Praktisi Terbaik Perguruan Tinggi B Memiliki Materi Ajar Berkualitas Perguruan Tinggi C Memiliki Kumpulan Peneliti Handal Perguruan Tinggi D Memiliki Beragam Laboratorium Industri Perguruan Tinggi E Memiliki Pustaka Jurnal Terlengkap Perguruan Tinggi F Memiliki Jejaring Kerjasama Industri Perguruan Tinggi G Memiliki Lisensi Sejumlah Produk/Jasa PT X PT Y PT X PT Y PT X PT Y PT X PT Y PT X PT Y PT X PT Y PT X PT Y PT Z PT P PT Q PT R Sumber: Aptikom
  • 39. Gambaran Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi Melalui E-Pembelajaran pooling pooling sharing sharing
  • 40. Usulan Rancangan e-Pembelajaran sekolah Institusi Pendidikan Tinggi Balai Pendidikan Penerbit Perpustakaan Nasional BSNP Pusbuk Depdiknas Pangkalan Data Konten Pembelajaran Konten Pembe lajaran Konten Pembe lajaran Koordinasi Pustekkom Entitas Lainnya Konten Pembe lajaran Konten Pembe lajaran Masyarakat IIP Content Mgt Knowledge Mgt Portal Collaboration Tool Data Warehouse
  • 42. Metodologi Perumusan IT Action Plan Tinjauan terhadap Renstra Depdiknas 2005-2009 Pencapaian Pada Saat Ini (Realisasi) Analisa Kesenjangan Perumusan IT Action Plan Mendefinisikan sasaran strategis Depdiknas, ukuran kinerja kunci, dan target Melakukan observasi tingkat keberhasilan sasaran strategis Melakukan analisa kesenjangan antara Renstra dan Realisasi Merumuskan langkah-langkah nyata terkait dukungan TIK terhadap pencapaian sasaran renstra 1 2 3 4
  • 43. Prakiraan Hasil Akhir Pekerjaan Sasaran Pembangun an Kegiatan Pokok Pembangun an Ukuran Kinerja Kunci Realisasi Analisa Kesenjanga n antara Realisasi dan Target Kegiatan Pokok Pembangun an (tambahan) Ukuram Kinerja Kunci (tambahan) / Kebutuhan data untuk mengukur IKU Kebutuhan Solusi TIK Keterang an Pengelolaan pendidikan di Ditjen Mendikdas men berbasis ICT yang handal Program perluasan akses ke ICT/TV Based Learning Pendidikan layanan khusus berbasis ICT/TV Edukasi pada minimal 30 % kabupaten terpencil… Butuh data hasil observasi Jumlah televisi daerah yang merelai siara TV Edukasi. Jumlah kabupaten yang dapat mengakses internet [contoh] Penetrasi infrastruktur jaringan ICT berskala nasional melalui beberapa metode. Pemanfaatan jaringan yang sudah ada Tinjauan terhadap Renstra Depdiknas 2005-2009 Pencapaian Pada Saat Ini (Realisasi) Analisa Kesenjangan Perumusan IT Action Plan