Laporan praktikum kimia ini membahas tentang titrasi asam-basa untuk menentukan konsentrasi larutan cuka tak diketahui menggunakan larutan NaOH 0,1 M. Percobaan dilakukan dengan menitrasi larutan cuka dengan larutan NaOH sambil diindikasi dengan fenolftalein hingga terjadi perubahan warna, lalu rata-rata hasil titrasi digunakan untuk menghitung konsentrasi larutan cuka.
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan Penyangga
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI
1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
TITRASI ASAM-BASA
Guru pembimbing :
Diah Purwaningtyas, M.Pd.
Disusun oleh :
1. Aldivo Pradana 02
2. Axcell Moreyno P. P. 08
3. Muhammad Daffa’ W. H. 17
4. Muhammad Hilmi Mujtaba 18
5. Saka Aji Ekaputra 32
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 MALANG
Jl. Sultan Agung No.7, Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65144
2023
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa ini dapat diselesaikan dengan lancar, tanpa ada halangan
yang berarti. Disadari bahwa dalam proses penyusunan laporan ini, banyak pihak-pihak yang telah
membantu dalam memberikan dukungan moril, bimbingan, dan sumbangan pemikiran secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, diucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala SMA Negeri 3 Malang, Dra. Hj. Asri Widiapsari, M.Pd, yang telah memberi
fasilitas kepada kami,
2. Ibu Diah Purwaningtyas, M.Pd. selaku Pembina dalam pembelajaran Kimia kami,
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan terbaik kepada penulis untuk
menyelesaikan laporan ini,
4. Teman-teman yang telah memberikan dorongan dan masukan dalam proses
penyelesaian laporan ini,
5. Dan seluruh pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini.
Pada laporan ini disadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu
sangat diharapkan masukan-masukan dari pembaca baik kritik, saran, atau informasi guna
menyempurnakan laporan ini.
3. 3
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................4
1.2 Tujuan Percobaan .........................................................................................................................4
1.3 Waktu Percobaan..........................................................................................................................4
1.4 Tempat Percobaan........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................................5
2.1 Titrasi.............................................................................................................................................5
2.2 Jenis-jenis Titrasi...........................................................................................................................5
2.3 Asam dan Basa..............................................................................................................................6
2.4 Peralatan yang Digunakan dalam Metode Titrasi.........................................................................6
BAB III .........................................................................................................................................................10
3.1. Alat dan Bahan............................................................................................................................10
3.2. Cara Kerja....................................................................................................................................10
BAB IV .........................................................................................................................................................12
4.1 Hasil Percobaan...........................................................................................................................12
4.2 Pembahasan................................................................................................................................13
BAB V ..........................................................................................................................................................15
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................................15
5.2 Saran ...............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR & TABEL........................................................................................................................17
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak tahun 1884, asam dan basa telah ditetapkan sebagai klasifikasi senyawa. Kata Latin
acetum, yang berarti cuka, adalah tempat kata acid (asam) pertama kali muncul. Kata "basa"
(bahasa Arab untuk "alkali") menunjukkan "abu" dalam bahasa itu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Sedangkan untuk asam dapat ditemukan dalam buah-buahan atau bahan
memasak, seperti asam sitrat buah jeruk yang memberi limun rasa asamnya, dan asam asetat yang
ditemukan dalam cuka.
Cuka atau asam asetat sendiri seringkali dapat ditemukan di toko-toko terdekat. Sayangnya,
kebanyakan dari produsen cuka yang ada dijual di toko-toko tidak menampilkan konsentrasi atau
molaritasnya di labelnya, sedangkan untuk melakukan suatu percobaan atau eksperimen di bidang
kimia, yang melibatkan suatu zat atau larutan, seringkali perlu untuk mengetahui konsentrasi dari
zat atau larutan itu, sehingga perhitungan-perhitungan lain dapat dilakukan. Untuk mengetahui
konsentrasi dari zat yang tidak diketahui konsentrasinya, maka dapat dilakukan titrasi asam-basa.
Seperti yang diketahui, asam dan basa jika direaksikan dengan kekuatan dan jumlah yang
sama antara satu dengan yang lainnya, akan membentuk larutan netral. Titrasi sendiri,
memanfaatkan konsep tersebut. Titrasi adalah penambahan perlahan dari satu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui (disebut titran) ke volume yang diketahui dari larutan lain dengan
konsentrasi yang tidak diketahui hingga reaksi mencapai netralisasi, yang sering ditandai dengan
perubahan warna. Oleh karena itu, untuk mengetahui molaritas dari cuka yang ada, kami akan
melakukan pengujian terhadap cuka tersebut menggunakan metode titrasi.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui konsep Titrasi Asam-Basa
2. Menentukan konsentrasi larutan CH3COOH dalam 0,1 M larutan NaOH dengan
menggunakan titrasi asam-basa.
3. Mengetahui titik ekuivalen dan titik akhir titrasi asam-basa.
1.3 Waktu Percobaan
Percobaan dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2023.
1.4 Tempat Percobaan
Pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Kimia SMA Negeri 3 Malang.
5. 5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Titrasi
2.2.1. Titrasi Secara Umum
Titrasi adalah sebuah prosedur analitik yang bertujuan untuk mengidentifikasi komponen
yang tidak diketahui dengan menambahkan volume larutan baku ke dalam larutan. Larutan baku
adalah larutan yang konsentrasinya dapat ditentukan secara akurat. Larutan baku dipisahkan
menjadi larutan baku primer dan larutan baku sekunder berdasarkan derajat pemurniannya.
Larutan baku primer adalah larutan baku yang dibuat dengan menimbang dan menggabungkan
suatu bahan dengan kemurnian tinggi dengan pelarut baku (konsentrasi diketahui dari massa –
volume larutan). Untuk menentukan konsentrasi dari hasil standarisasi, dibuatlah larutan baku
sekunder dengan cara menimbang dan menguapkan suatu zat yang kemurniannya relatif rendah.
2.2.2. Komponen Titrasi
• Titran: larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui
secara pasti konsentrasinya) [1].
• Titrat: larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu.
• Titik ekivalen: titik yang menyatakan banyaknya titran secara kimia setara
dengan banyaknya analit atau titrat.
2.2 Jenis-jenis Titrasi
Titrasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu asidimetri atau alkalimetri, tergantung
pada karakteristik larutan standar. Titrasi asidimetri menggunakan larutan baku basa sebagai titran
dalam reaksi netralisasi, sedangkan titrasi alkalimetri menggunakan larutan baku asam sebagai
titran. Titrasi basa terhadap cuka (asam asetat) adalah salah satu contoh titrasi. Titik ekivalen
terjadi pada pH > 7, dan garam yang terbuat dari asam lemah dan basa kuat dihasilkan sebagai
hasil reaksi antara kalium hidroksida (NaOH) dan asam asetat (CH3COOH).
Selain itu, titrasi juga dapat dibedakan kembali berdasarkan kuat lemahnya komponennya,
antara lain:
1. Titrasi asam dengan basa kuat
Diakhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam kuat dan basa.
Contoh: HCI + NaOH → NaCl + H2O.
2. Titrasi asam lemah dan basa kuat
Pada akhir titrasi terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Contoh: CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O.
6. 6
3. Titrasi basa lemah dan asam kuat
Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat.
Contoh: NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O.
4. Titrasi asam lemah dan basa lemah
Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Contoh: CH3COOH + NH4OH → CH3COONH4 + H2O [2].
2.3 Asam dan Basa
Tergantung pada bagaimana seseorang memilih untuk melihat karakteristik keasaman dan
kebasaan, istilah asam dan basa telah didefinisikan dalam berbagai cara, antara lain:
a. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang terionisasi untuk menghasilkan ion hidrogen,
dan basa adalah zat yang terionisasi untuk menghasilkan ion hidroksida.
b. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah pemberi proton sedangkan basa adalah akseptor
proton
c. Menurut Lewis, basa adalah molekul atau ion yang memiliki pasangan elektron yang tidak
digunakan bersama yang dapat digunakan bersama dengan asam, sedangkan asam
didefinisikan sebagai molekul atau ion yang mampu berkoordinasi dengan pasangan
elektron yang tidak digunakan bersama. Molekul harus kekurangan elektron agar menjadi
asam dalam pengertian Lewis. Ini adalah definisi asam dan basa yang paling luas. Asam
Lewis adalah semua asam Bronsted-Lowry.
2.4 Peralatan yang Digunakan dalam Metode Titrasi
alat-alat yang umumnya digunakan dalam titrasi, yaitu:
a. Buret
Buret berfungsi untuk memindahkan larutan (titran) ke erlenmeyer atau gelas kimia dalam
berbagai ukuran volume, dengan kecepatan menetes sesuai dengan seberapa besar kerannya
terbuka.
7. 7
Gambar 1. Buret
b. Pipet Tetes
Pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit. Pipet ukur berbentuk
seperti tabung kaca bergaris dan memiliki tutup karet yang dapat digunakan untuk mengeluarkan
larutan yang akan diambil sehingga diperoleh volume yang tepat. Sementara itu, pipet
volumetrik digunakan dalam eksperimen untuk mengukur dan mentransfer volume larutan
tertentu secara akurat.
c. Statif
Statif berfungsi untuk menegakkan buret. Hal ini dikarenakan batang buret yang panjang tidak
mungkin di tegakkan oleh tangan pada saat digunakan. Alat ini terbuat dari logam [3].
Gambar 2. Pipet Tetes dan Pipet Volumetrik
8. 8
Gambar 3. Statif
d. Klem Penjepit
Klem adalah alat penjepit yang terbuat dari besi dimana alat ini digunakan untuk menjepit buret.
Gambar 4. Klem Penjepit
e. Corong Kaca
Corong digunakan sebagai alat pembantu dalam memasukkan titran ke dalam biuret.
Gambar 5. Corong Kaca
9. 9
f. Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer digunakan sebagai wadah titratnya, serta tempat bercampurnya titrat dan titran.
Gambar 6. Labu Erlenmeyer
10. 10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat :
1. Buret 1 buah
2. Statif 1 buah
3. Klem Penjepit 1 buah
4. Pipet Tetes 1 buah
5. Corong Kaca 1 buah
6. Labu Erlenmeyer 3 buah
7. Gelas Beker 1 buah
Bahan :
1. Larutan NaOH 0,1 M 100 ml
2. Larutan CH3COOH (cuka) 15 ml
3. Aquades 10 ml
4. Indikator Fenolftalein (PP)
3.2. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pasang keran buret pada tabung buret.
3. Pastikan keran tidak bocor dengan meneteskan 10 ml aquades ke buret. Jika keran bocor,
coba kencangkan sampai keran tidak lagi bocor.
4. Setelah keran sudah pasti tidak bocor, buang aquades yang ada ke gelas beker.
5. Tutup kembali keran, dan masukkan ujung corong ke bagian atas buret. Kemudian isi
buret dengan NaOH sampai mencapai titik 0 ml.
6. Siapkan 3 labu erlenmeyer dan isi masing-masingnya dengan 5 ml cuka.
7. Teteskan 3 tetes indicator fenolftalein pada setiap labu Erlenmeyer, lalu goyangkan agar
tercampur rata.
8. Siapkan Erlenmeyer dibawah buret, kemudian buka keran buret (tidak terlalu keras).
9. Sembari NaOH menetes dari buret, goyangkan labu erlenmeyer agar tercampur rata.
10. Saat sudah terlihat perubahan warna pada cuka, tutup keran dan lihatlah pada berapa
milliliter hal itu terjadi.
11. Ulangi proses tersebut pada 2 labu erlenmeyer lainnya.
11. 11
12. Setelah ketiga hasil telah didapatkan, carilah rata-rata dari hasil tersebut, dan gunakan
hasil itu untuk mencari molaritas dari cuka
12. 12
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Hasil Percobaan
Gambar 7. Perubahan Warna Cuka dengan Indikator Fenolftalein Setelah Ditambahkan NaOH
Nomor Volume NaOH
Labu Erlenmeyer 1 22,5 ml
Labu Erlenmeyer 2 22 ml
Labu Erlenmeyer 3 22 ml
Tabel 1 Hasil Titrasi
Dari data tersebut, kami mendapati bahwa hasil pengujian antara labu erlenmeyer 1, 2,
dan 3memiliki perbedaan, namun tidak signifikan. Pada labu erlenmeyer 1, dibutuhkan 22,5 ml
NaOH agar cuka dapat berubah warna, sedangkan pada labu erlenmeyer 2, dibutuhkan 22 ml
NaOH agar cuka dapat berubah warna Labu erlenmeyer 3 juga memiliki hasil identik dengan
labu erlenmeyer 2, yaitu membutuhkan 22 ml NaOH agar cuka dapat berubah warna.
13. 13
4.2 Pembahasan
Titrasi asam basa merupakan penentuan konsentrasi dari senyawa yang bersifat asam
dengan larutan yang bersifat basa dan sebaliknya. Pada praktikum ini mengenai "Titrasi Asam
Basa" dilakukan pada CH3COOH (cuka) dengan NaOH sebanyak 0,1 m selama 3x agar dapat
menentukan konsentrasi dari CH3COOH (cuka). Alat yang digunakan selama praktikum titrasi
asam basa diantaranya Erlenmeyer 250 mL, corong, pipet tetes, alat titrasi, buret 50 mL, klem dan
statif, gelas ukur 25 mL. Untuk bahan terdapat CH3COOH sebesar 5 mL yang masing-masing
diteteskan ke erlenmeyer sebanyak 3x, NaOH 0,1 M, dan sebagai penentu titik akhir konsentrasi
yakni Indikator Fenolftalein (PP)
Dari hasil percobaan diatas, maka untuk dapat mencari konsentrasi dari cuka (CH3COOH)
perlu dicari beberapa hal terlebih dahulu, antara lain:
• Dimisalkan [CH3COOH] = 𝑥
Maka Mol (n) dari CH3COOH = 𝑥 × 5 = 5𝑥 mmol
Volume rata-rata NaOH =
22,5+22+22
3
= 21,16 ml
Mol (n) dari NaOH = 0,1 × 21,16 = 2,116 mmol
NaOH CH3COOH CH3COONa H2O
M 2,116 mmol 5𝑥 mmol -
R 2,116 mmol 2,116 mmol 2,116 mmol
S - - 2,116 mmol
• Sehingga ditemukanlah molaritas dari CH3COOH melalui persamaan di bawah ini:
5𝑥 − 2,116 = 0
5𝑥 = 2,116
𝑥 = 0,4232 M
• Setelah molaritas CH3COOH sudah ditemukan, maka konsentrasi dapat ditentukan.
fp (faktor pengenceran) = 10 𝑘𝑎𝑙𝑖 (𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙)
M CH3COOH dalam Erlenmeyer = 𝑀 × 𝑓𝑝 = 0,4232 × 10 = 4,232 𝑀
𝜌 CH3COOH =
1050 𝑔𝑟
1000 𝑚𝑙
= 1050 𝑔𝑟/𝐿
→
+ +
15. 15
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan
yang sudah ditentukan konsentrasi larutan standar, titrasi asam basa adalah suatu titrasi dengan
menggunakan reaksi asam basa reaksi penetralan. Dalam praktikum ini terdapat perhitungan pH
dengan mencari volume rata-rata dari larutan NaOH guna menaikan konsentrasi dari CH3COOH
(cuka). Selama proses titrasi terdapat penanda titik akhir dengan perubahan warna larutan sampel
menjadi merah muda dengan menggunakan indikator fenolftalein (PP).
5.2 Saran
Setiap kegiatan pengujian pada laporan ini dilakukan dengan protokol keselamatan yang
sesuai dan dengan bimbingan para ahlinya. Diharapkan bagi para pembaca yang ingin
melaksanakan percobaan Titrasi Asam-Basa, melakukannya dengan standar keamanan yang
sama juga, dan dengan bimbingan dari yang ahli juga.
Diharapkan juga bagi para pembaca untuk mengambil sumber dari makalah ataupun
laporan praktikum lainnya karena penulis rasa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan
baik dari segi tata bahasa maupun materi. Semoga laporan ini dapat membantu para pembaca
untuk memahami konsep dari Titrasi Asam-Basa, dan bahkan mendorong minat para pembaca
dalam bidang kimia.
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
[1] J. Kenkel, Analytical Chemistry for Technicians, Washington: Lewis Publishers, 2003.
[2] Sukmariah, Kimia Kedokteran Edisi 2, Jakarta: Binarupa Aksara, 1990.
[3] R. T. Padmaningrum, "Titrasi Asidimetri," Jurnal Pendidikan Kimia, pp. 1-9, 2006.
17. 17
DAFTAR GAMBAR & TABEL
Gambar 1. Buret............................................................................................................................................7
Gambar 2. Pipet Tetes dan Pipet Volumetrik ...............................................................................................7
Gambar 3. Statif............................................................................................................................................8
Gambar 4. Klem Penjepit..............................................................................................................................8
Gambar 5. Corong Kaca ................................................................................................................................8
Gambar 6. Labu Erlenmeyer .........................................................................................................................9
Gambar 7. Perubahan Warna Cuka dengan Indikator Fenolftalein Setelah Ditambahkan NaOH..............12
Tabel 1 Hasil Titrasi.....................................................................................................................................12