SlideShare a Scribd company logo
1 of 232
Download to read offline
PROFIL KESEHATAN
SULAWESI TENGGARA
Tahun 2013
PROFIL KESEHATAN
SULAWESI TENGGARA
Tahun 2013
DINAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
@2014
DINAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
@2014
TIM PENYUSUN
Pengarah
dr. H. Asrum Tombili, M.Kes
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Ketua
Agusalim, SKM, M.Kes
Sekretaris Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara
Editor
Safiuddin Alibas, SP, ME
Kepala Sub Bagian Program
Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara
Anggota
Jawariah Abdullah, SKM, M.Si
Sija Tiku, SKM
Hefri Mustamin Iga, SKM
Kontributor
Badan Pusat Statistik; Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Sultra;
UPT Dinas Kesehatan Prov.Sultra;
Rumah Sakit se-Sultra; Bappeda Prov. Sultra, Diknas Prov. Sultra;
Poltekkes Kemenkes Kendari; BKKBN Prov.Sultra, BPP Prov. Sultra;
Kabid, Kasie dan Programer Lingkup Dinkes Prov. Sultra
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. ii
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 ini dapat diterbitkan
sebagai wujud partisipasi seluruh jajaran kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Profil kesehatan merupakan sarana yang digunakan untuk desiminasi informasi kesehatan
serta sarana untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan
kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan
pemerintah kabupaten/kota. Buku Profil Kesehatan ini berisi data dan informasi yang
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara secara komprehensif,
karena itu profil kesehatan sangat ditunggu kehadirannya, hal ini dapat dilihat dari tingginya
permintaan (demand) terhadap profil kesehatan oleh masyarakat, institusi pendidikan,
dunia usaha, institusi lintas sektor dan unit program terkait.
Seiring dengan dinamika terhadap kebutuhan data kesehatan, maka Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara edisi ini telah diupayakan untuk sedapat mungkin mengikuti
pedoman penyusunan profil tahun 2013 dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI dengan penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan kondisi dan karakteristik wilayah
Sulawesi Tenggara, sehingga dengan demikian buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam proses penyusunan rencana program pembangunan kesehatan, maupun
sebagai sumber informasi pembangunan bidang kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Disadari sepenuhnya bahwa buku profil ini masih terdapat banyak kekurangan, dan
masih perlu terus ditingkatkan kualitasnya dalam hal penyajian data dan informasi pada edisi
berikutnya, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan,
khususnya dalam upaya menyajikan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai
dengan kebutuhan di masa mendatang. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penerbitan buku profil kesehatan ini diucapkan terima kasih.
Kendari, Mei 2013
Kepada Dinas Kesehatan Prov. Sultra
dr. H. Asrum Tombili, M.Kes
Pembina Utama Madya, IV/d
NIP. 19580130 198703 1 003
KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. iii
uji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita sekalian sehingga
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2013 ini dapat
terselesaikan, meskipun belum memenuhi target berdasarkan
petunjuk teknis penyusunan Profil Kesehatan dan belum sesuai
waktu yang ditetapkan karena berbagai kendala dalam
penyusunan baik yang bersifat teknis maupun operasional.
Profil kesehatan ini juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara. Supaya profil kesehatan ini mudah dipahami dan tidak dianggap
tertinggal, maka data dan informasi yang disajikan sedapat mungkin sesuai dengan tahun yang
tercantum, terkecuali dibutuhkan informasi pencapaian kinerja program pada periode
sebelumnya.
Profil Kesehatan ini merupakan masukan dari Profil Kesehatan kabupaten/kota dan
lintas program pada Dinas Kesehatan Provinsi sendiri, yang sebelumnya telah dilakukan
pemutakhiran/validasi data sehingga data yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan.
Penyusunan Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2013 ini sedikit menemui kendala karena
keterlambatan pelaksanaan kegiatan pemutakhiran data dan adanya perbedaan data capaian
program dari kabupaten/kota dengan data di programer provinsi sehingga kami harus
menvalidasi ulang sebagai bahan data dan informasi yang akan dimuat dalam edisi profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013.
Disadari bahwa buku profil ini masih banyak kekurangannya dan masih perlu terus
ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya menyampaikan maaf kepada
pembaca sekalian. Di masa yang akan datang kualitas data yang disuguhkan di penerbitan profil
kesehatan akan terus kami perbaiki.
Melalui Kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak, dalam hal ini pengelola data di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/kota serta lintas sektor yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013. Semoga, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
dimasa mendatang dapat menyajikan data yang lebih berkualitas dan dapat terbit lebih cepat.
Kendari, Mei 2013
Kepada Dinas Kesehatan Prov. Sultra
dr. H. Asrum Tombili, M.Kes
Pembina Utama Madya, IV/d
NIP. 19580130 198703 1 003
KATA SAMBUTAN
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
P
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. iv
Hal
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................
KATA SAMBUTAN................................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................................
DAFTAR TABEL LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................
BAB II. GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK ...................................................................
A. KONDISI GEOGRAFIS……………………………..........................................................................
B. KEADAAN PENDUDUK .....................................................................................................
C. KEADAAN EKONOMI……...................................................................................................
D. KEADAAN PENDIDIKAN …................................................................................................
E. KEADAAN LINGKUNGAN..................................................................................................
1. Rumah Sehat……………………………………………………………………………………..…………………
2. Akses Terhadap Air Bersih…………………………………………………………………………………….
3. Jarak Sumber Air Minum Dengan TPA Kotoran/Tinja…………………………………………….
4. Ketersediaan Jamban………………………………………………………………….……..…………………
F. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT.................................................................................
1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar…………………………………………………………
2. PHBS Masyarakat………………………………………………..……………….……………………………….
BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN ...............................................................................................
A. MORTALITAS....................................................................................................................
1. Angka Kematian Bayi (AKB)…………………………………………………………………………………..
2. Angka Kematian Balita (AKABA)…………………………………………………………………………….
3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)………………………………………………………………………
4. Angka Kematian Kasar (CDR)…………………………………………………………………………………
5. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir……………………………………………………………………….
B. MORBIDITAS……………………………………………………………………………………………………………….
1. Penyakit Menular……………………………………………………………………….…………………………
a. Penyakit Malaria …….………………………………………………………………..……………………
b. Penyakit TB Paru …………………………………………………………...………………………………
c. Penyakit HIV/AIDS ………………………………………………………………………………………….
d. Infeksi Menular Seksual (IMS)………………………………………………………………………
e. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)...........................................................
f. Penyakit Kusta……………………………………………………………………………………………..
ii
iii
iv
vii
xi
xii
1
4
4
5
7
9
12
12
13
14
15
16
16
17
19
19
19
22
24
25
26
27
27
27
28
30
32
33
34
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. v
.
.
2. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)..............................
a.Difteri ......................................................................................................................
b.Pertusis /Batuk Rejan .............................................................................................
c.Tetanus Neonatorum..............................................................................................
d.Campak ...................................................................................................................
e.Acute Flaccid Paralysis (AFP)..................................................................................
f. Hepatitis B ..............................................................................................................
3. Penyakit Potensial KLB/Wabah ..................................................................................
a.Penyakit Diare ........................................................................................................
b.Demam Berdarah Dengue ......................................................................................
c.Filariasis ..................................................................................................................
4. Penyakit Tidak Menular ...... ......................................................................................
a.Penyakit Jantung dan Sistim Sirkulasi......................................................................
b.Status Gizi Masyarakat ...........................................................................................
Status Gizi Balita .....................................................................................................
BAB IV. UPAYA KESEHATAN ...............................................................................................................
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR………...............................................................................
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ...........................................................................
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) ….....…….................……………..……………..............
b. Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Dengan Kompetensi Kebidanan…….............
c. Rujukan Kasus Risti Dan Penanganan Komplikasi .................................................
d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2).....................................................................
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) .........................................................................
3. Pelayanan Imunisasi .................................................................................................
4. Ketersediaan Obat dan Vaksin……………………………………………………………………………….
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG ...................................................
1. Pelayanan Kesehatan Rujukan...................................................................................
a. Kunjungan Rawat Jalan ..........................................................................................
b. Kunjungan Rawat Inap ...........................................................................................
c. Kunjungan Gangguan Jiwa ……………………………………………………………………….………..
d. Pelayanan Kes Gawat Darurat Yg Dpt Diakses Oleh Masyarakat...........................
e. Rumah Sakit Yang Memberikan Pelayanan Ponek.................................................
2. Pelayanan Kesehatan Penunjang...............................................................................
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS).................................
C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT…………………………………………………………
1. Pengendalian Penyakit Polio…………………………………………………………………………………..
2. Pengendalian TB Paru…………………………………………………………………………………………….
3. Pengendalian Penyakit ISPA……………………………………………………………………………………
4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS………………………………………………………
5. Pengendalian Penyakit DBD……………………………………………………………………………………
6. Pengendalian Penyakit Malaria………………………………………………………………………………
7. Pengendalian Penyakit Kusta…………………………………………………………………………………
8. Pengendalian Penyakit Filariasis……………………………………………………………………………
9. Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah…………………………………………...
36
36
37
37
38
38
39
40
40
41
43
45
45
46
47
49
49
49
50
53
55
58
60
62
65
65
66
66
66
66
67
67
67
68
70
70
71
72
73
75
77
78
78
79
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. vi
10. Pengendalian Penyakit Kanker.………………………………………..………………………………..
11. Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik….…………………
D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT…………………………..……….…………………….………………………
1. Pemberian Kapsul Vitamin A………………………………………………………….....………………
2. Pemberian Tablet Besi…………………………………………………….…….………..…………………
3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif…………………………………………….……..…………………
4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)…………………………………….………….
BAB V. SUMBER DAYA KESEHATAN…………………………………………………………………………………………….
A. SARANA KESEHATAN…………………………………..……………………………………………………………..
1. Puskesmas dan Jaringannya……………………………….……………………………………………….
2. Rumah Sakit…………………………………………….………………………………………………………….
3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat…………………………….……………………
a. Posyandu……………………………….……………………………………………………………………….
b. Polindes…………………………………….……………………………………………………………………
c. Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa………………………………………….……………………
B. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN…………………………………………….…………………………
C. SDM KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA………………………………………….……
D. SDM KESEHATAN DI RUMAH SAKIT………………………………………………….………………………..
E. SDM DI DINAS KESEHATAN DAN JAJARANNYA……………………………………….………………….
F. PEMBIAYAAN KESEHATAN…………………………….…………………………………………………………..
BAB VI. PENUTUP…………………………………………………….………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
80
81
83
83
84
87
88
90
90
90
94
96
96
98
99
101
106
107
108
108
111
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. vii
HAL
Gambar
Gambar
2.1
2.2
:
:
Peta Provinsi Sulawesi Tenggara
Persentase Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara yang
Tinggal di Wilayah Kepulauan dan Daratan Tahun 2013
5
6
Gambar 2.3 : Piramida Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 6
Gambar 2.4 : Persentase Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat kemiskinan,
Inflasi harga dan Pengangguran Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013 8
Gambar 2.5 : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Yang
Melek Huruf berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 11
Gambar 2.6 : Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 12
Gambar 2.7 : Persentase Rumah Sehat Provinsi Sulawesi Tenggara
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 13
Gambar 2.8 : Persentase Akses Air Bersih Penduduk Provinsi Sulawesi
Tenggara Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 14
Gambar 2.9 : Persentase Penduduk Dengan Sanitasi Layak Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 15
Gambar 2.10 : Persentase Penduduk Berdasarkan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 16
Gambar 2.11 : Persentase Rumah Tangga Ber–PHBS Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 17
Gambar 3.1 : Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013 21
Gambar 3.2 : Proyeksi Angka Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2001-2020 24
Gambar 3.3 : Proyeksi Umur Harapan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2001-2020 26
Gambar 3.4 : AMI Malaria di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-
2013 28
Gambar 3.5 : Distribusi Kasusu Baru TB Paru di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013 29
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
3.6
3.7
3.8
3.9
:
:
:
:
Jumlah Kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2009-2013
Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Jumlah Kematian Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2013
Jumlah Kasus IMS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2009-2013
30
31
32
33
DAFTAR GAMBAR
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. viii
Gambar 3.10 : Prevalensi Penderita Kusta per 10.000 Penduduk di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 36
Gambar 3.11 : Kasus Tetanus Neonatorum di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2009 – 2013 37
Gambar 3.12 : Jumlah Kasus Campak di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2009 – 2013 38
Gambar 3.13 : Kasus AFP dan AFP Rate di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2009 – 2013 39
Gambar 3.14 : Hepatitis B di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 40
Gambar 3.15 : Case Fatality Rate DBD di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013 43
Gambar 3.16 : Filariasis di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 - 2013 44
Gambar 3.17 : Hasil Kegiatan Pantauan Penimbangan Balita di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 47
Gambar 3.18 : Jumlah Balita Gizi Buruk Menurut Kab/Kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 48
Gambar 4.1 : Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 – 2013 50
Gambar 4.2 : Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2013 51
Gambar
Gambar
4.3
4.4
:
:
Cakupan Pelayanan K4 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Pemetaan Cakupan Pelayanan K4 Kabupaten/Kota di
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
52
53
Gambar 4.5 : Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Nakes di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2008 – 2013 54
Gambar 4.6 : Pemetaan Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Nakes
Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara Tahun 2013 55
Gambar 4.7 : Cakupan Ibu Hamil Dengan Risti Yang Telah
Ditangani/dirujuk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008
-2013 56
Gambar 4.8 : Pemetaan Cakupan Neonatus Dengan Risti
Ditangani/dirujuk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 57
Gambar 4.9 : Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2008-2013 58
Gambar 4.10 : Pemetaan Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2013 59
Gambar 4.11 : Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2013 60
Gambar 4.12 : Persentase Peserta KB Aktif Menurut Alat/Metode
Kontrasepsi di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 61
Gambar
Gambar
4.13
4.14
:
:
Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Provinsi
Sulawsi Tenggara Tahun 2008-2013
Pencapaian Desa UCI di Tingkat Desa/Kelurahan di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013
61
62
Gambar 4.15 : Pencapaian UCI Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 63
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. ix
Gambar 4.16 : Cakupan Pemberian DPT-1, Campak dan Angka DO di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013 64
Gambar 4.17 : Cakupan Imunisasi DPT-1 dan Campak Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2013 66
Gambar 4.18 : Distribusi Peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2013 69
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24
4.25
4.26
4.27
4.28
4.29
4.30
4.31
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Realiasi Program JPKM di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2008-2013
Cakupan Penemuan Penderita Baru TB BTA+ (Case Detection
Rate) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Trend Kumulatif Penemuan Kasus HIV/AIDS di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013
Prevalensi Jantung Koroner, Gagal Jantung dan Stroke
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
Prevalensi Penyakit Kanker Berdasarkan Diagnosa Dokter
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
Prevalensi Diabetes dan Hipertensi Pada Usia 15 Tahun Ke
Atas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Tenggara
Cakupan Pemberian Vitamin A Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008-2013
Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Pada Ibu Hamil di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013
Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Pada Ibu Hamil
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
Trend Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Ekslusif
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013
Persentase Bayi 0-6 Bulan Mendapat ASI Ekslusif Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Trend Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2008-20013
Persentase Balita Ditimbang Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
69
71
75
79
81
82
84
85
86
87
88
89
89
Gambar
Gambar
Gambar
5.1
5.2
5.3
:
:
:
Jumlah Puskesmas Menurut Status di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2009-2013
Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten Kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2013
Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2009 – 2013
91
92
93
Gambar 5.4 : Jumlah & Rasio Tempat Tidur di Rumah Sakit/1.500
Penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 96
Gambar
Gambar
Gambar
5.5
5.6
5.7
:
:
:
Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata di Sulawesi Tenggara
Tahun 2009-2013
Rasio Posyandu Terhadap Jumlah Desa/Kelurahan Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2013
Distribusi Desa dan Polindes Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
97
98
99
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. x
Gambar 5.8 : Distribusi Desa Siaga dan Poskesdes Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 100
Gambar
Gambar
5.9
5.10
:
:
Rasio Poskesdes Terhadap Jumlah Desa menurut Kab/Kota
di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Distribusi SDM Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
100
102
Gambar 5.11 : Distribusi SDM Kesehatan Menurut Tempat Bekerja di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 103
Gambar 5.12 : Distribusi Tenaga Kesehatan Yang Bekerja di Puskesmas di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 106
Gambar 5.13 : Distribusi Tenaga Kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit
(PEMDA, TNI/POLRI, BUMN, Swasta) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
107
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xi
Hal
Tabel 2.1 Penduduk Berumur 10 tahun Ke Atas Yang Melek Huruf di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 10
Tabel 3.1 Jumlah Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2011-2013 20
Tabel 3.2 Jumlah Kematian Neonatal Menurut Penyebab Kematian di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 22
Tabel 3.3 Jumlah Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2013 23
Tabel 3.4 Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 25
Tabel 3.5 Penderita Pneumonia Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 34
Tabel 3.6 Penderita Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013 35
Tabel 3.7 Jumlah Perkiraan Kasus dan Penderita Diare Ditangani Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 41
Tabel 3.8 Penderita Demam Berdarah Dengue Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 42
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Kasus Penyakit Filariasis Ditangani di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
10 Penyakit Terbanyak di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
44
46
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk, Penduduk Miskin Kepesertaan Jamkesmas,
Askes, Jamsostek dan Bahteramas Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 68
Tabel 5.1 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 94
Tabel 5.2 Jumlah Tempat Tidur Menurut Status Kepemilikan di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 95
Tabel 5.3 Jenis, Fungsi, Jumlah dan Tempat Bekerja Tenaga Kesehatan dan Non
Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 104
Tabel 5.4 Tenaga Kesehatan dan Rasio per 100.000 Penduduk di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
105
Tabel 5.5 Jumlah Tenaga kesehatan Yang Bekerja di Dinas Kesehatan & UPT
(Prov dan Kabupaten/Kota) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 108
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Alokasi Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Anggaran Kesehatan Bersumber APBD Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013
109
110
DAFTAR TABEL
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xii
``
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah RT dan
Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013
Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin & Kelompok Umur Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi
Yang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013
Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
6
7
Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, TB Pada Anak dan Case Notification
Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis
Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 9 Angka Kesembuhan TB paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut
Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis
Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 14 Jumlah kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xiii
Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
17
18
Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3i)
Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013
Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013
Tabel 21 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
23
24
25
26
27
Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Cakupan Pengukuran Takanan Darah Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker
Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar
Biasa (KLB) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Nakes dan Pelayanan
Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
Tabel
Tabel
30
31
Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia SUbur Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xiv
Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi
Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
36
37
Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin
Kanupaten/Kota provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
38
39
Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel 42 Cakupan Imunisasi DPT, HB dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 43 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
44
45
Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas
Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Jumlah Anak 0-23 Bulan Di Timbang Menurut Jenis Kelamin kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 47 Jumlah Balita di Timbang Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis
Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xv
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
49
50
51
52
Cakupan Pelayanan (Penjaringan) Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut
Jenis kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 53 Jumlah Kegiatan Promosi Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
54
55
Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa
di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 56 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013
Tabel 57 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
Tabel 58 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Sehat Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
59
60
Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas
(Layak) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 61 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang
Memenuhi Syarat Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 62 Penduduk Dengan Akses Tarhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban
Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel 63 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 64 Persentase Tempat-Tempat Umum Yang memenuhi Syarat Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xvi
Tabel 66 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel 67 Persentase ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013
Tabel
Tabel
68
69
Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
Persentase Sarana Kesehatan (RS) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat
Darurat (Gadar) Level 1 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Tabel 70 Jumlah Posyandu Menurut Strata Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
71
72
Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
Tabel 73 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
Tabel 74 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel 75 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel
Tabel
76
77
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di
Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
78
79
80
81
Jumlah Tenaga Teknisi Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Jumlah Tenaga Teknisi Medis Lain Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013
Tabel 82 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 1
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan yakni mewujudkan kemampuan
masyarakat yang mandiri untuk Hidup Sehat, telah dilakukan berbagai upaya. Upaya-upaya tersebut
meliputi pengembangan Desa Siaga, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Revitalisasi Posyandu dan lain
sebagainya.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan indikator kinerja baik
program maupun pelayanan. Indikator yang digunakan saat ini, antara lain Indikator Indonesia Sehat,
Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Indikator MDGs. Indikator
Indonesia Sehat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut di atas dapat
digolongkan ke dalam : (1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang terdiri atas indikator-
indikator untuk Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi ; (2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas
indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan,
Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait. Sedangkan Indikator
Kinerja Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Kabupaten/Kota terdiri atas 18 indikator kinerja dari 4
jenis pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota, serta indikator kinerja
lainnya yang pelayanannya ada pada kabupaten/kota tertentu.
Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013, mengikuti pedoman
penyusunan profil kesehatan kabupaten/kota dan provinsi tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Pusat
Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI, penyajian data pada tahun 2013 dalam
bentuk data terpilah berdasarkan jenis kelamin (responsive gender) untuk membuka wawasan serta
dapat menggambarkan kondisi, disparitas, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan bidang
kesehatan. Profil dengan data terpilah ini diharapkan dapat membantu dalam proses penyusunan
rencana dan penganggaran program pembangunan kesehatan yang lebih difokuskan pada kondisi
permasalahan kelompok rawan.
Dalam proses penyusunan profil ini ditemui beberapa kendala terutama karena keterlambatan
sebagian data dari kabupaten/kota dan adanya perbedaan data antara kabupaten/kota dengan data
program provinsi. Anatomi profil kesehatan 2013 ini terdiri dari 6 (enam) bab, terdiri dari Bab I
Pendahuluan, Bab II Gambaran Umum, Bab III Situasi Derajat Kesehatan, Bab IV Situasi Upaya
Kesehatan, Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan dan Bab VI Penutup.
BAB I
PENDAHULUAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 2
Perbaikan juga dilakukan dalam penulisan dan penyajian data. Seperti pada edisi sebelumnya,
pada profil kesehatan edisi 2013 ini selalu berusaha menampilkan data progres lima tahunan
dikombinasi dengan pencapaian kabupaten/kota pada tahun penulisan, lalu membandingkan
pencapaian Sulawesi Tenggara secara nasional. Penyajian data dalam bentuk tabel dan map
menggunakan teknik dua dan tiga dimensi sehingga data yang ditampilkan kelihatan lebih hidup dan
komunikatif serta teknik GIS (geografis information system) untuk mapping pencapaian kinerja secara
regional. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mampu secara lebih cepat melihat, memahami dan
memaknai hasil-hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah dicapai di Sulawesi Tenggara
hingga tahun 2013.
Dengan demikian tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2013 ini
adalah dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan
2013 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat. Oleh karena itu, gambaran yang disajikan dalam
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara ini disusun secara sistematis sesuai dengan pedoman penyusunan
Profil Kesehatan tahun 2013.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2013 ini terdiri dari 6 (enam) bab yaitu:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara 2013 dan sistematika dari penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Sulawesi Tenggara. Selain uraian tentang
letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan antara lain keadaan lingkungan serta
perilaku penduduk yang berhubungan dengan kesehatan, faktor-faktor kependudukan,
kondisi ekonomi, perkembangan pendidikan dan lain-lain.
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator keberhasilan pembangunan kesehatan sampai
dengan 2013 yang mencakup Umur Harapan Hidup, Angka Kematian, Angka Kesakitan
dan Status Gizi Masyarakat.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh
bidang kesehatan selama 2013 yang menggambarkan tingkat pencapaian program
pembangunan kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan meliputi cakupan
pelayanan kesehatan dasar, pelayanan farmasi, pelayanan kesehatan rujukan,
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 3
pencegahan, pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi masyarakat serta
kesehatan dan situasi keadaan darurat
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sumber daya yang dimanfaatkan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan untuk 2013. Gambaran tentang keadaan sumber daya kesehatan yang
mencakup tentang keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan
kesehatan.
Bab VI : Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penulisan ini serta harapan-harapan
untuk perbaikan/peningkatan mutu tulisan pada tahun/edisi yang akan datang.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 4
A. KONDISI GEOGRAFIS
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang mencakup jazirah (daratan) tenggara pulau
Sulawesi serta pulau-pulau besar dan kecil di sekitarnya (Pulau Muna, Buton, Wawonii, Kabaena dan
Kepulauan Besi di Laut Banda) dengan luas wilayah daratan sebesar 38.140 km2 atau 3.814.000 ha dan
wilayah perairan diperkirakan seluas 110.000 km2 atau 11.000.000 ha. Secara geografis terletak di
bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 020
45’-060
15’ Lintang
Selatan dan membentang dari barat ke timur di antara 1200
45’-1240
30’ Bujur Timur. Provinsi Sulawesi
Tenggara di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah,
sebelah selatan berbatasan Provinsi NTT di laut Flores, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi
Maluku di laut Banda dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di teluk Bone.
Secara administratif, Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 terdapat penambahan dua
kabupaten baru yaitu Kabupaten Kolaka Timur yang merupakan daerah pemekaran Kabupaten Kolaka
dan kabupaten Konawe Kepulauan hasil pemekaran Kabupaten Konawe sehingga secara keseluruhan
saat ini terdiri atas empat belas wilayah kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Kolaka,
Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur dan
Konawe Kepulauan, dengan dua wilayah kota, yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau. Pasca otonomi
daerah laju pemekaran daerah berjalan sangat cepat yang berdampak pada pertambahan jumlah
kecamatan, desa dan kelurahan. Pada tahun 2013 jumlah kecamatan se-Sulawesi Tenggara sebanyak
208 kecamatan yang terdiri dari 2.210 desa/kelurahan (Desa: 1.839; Kelurahan: 371). Data lengkap
pembagian wilayah administratif Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel 1 lampiran profil
ini.
Kondisi topografi tanah di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya memiliki permukaan
yang bergunung-gunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan bukit-bukit,
terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah pertanian dan perkebunan yang subur. Sebagian
besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermukim di sepanjang wilayah pesisir dengan mata
pencaharian utama sebagai nelayan dan sebagian yang lain di daerah pedalaman dan bekerja sebagai
petani. Fakta ini membuat Sulawesi Tenggara memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan
karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain, adanya keragaman dalam berbagai aspek tersebut
juga akan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 5
GAMBAR 2.1
PETA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
B. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data BPS tahun 2013 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sebesar
2.360.611 jiwa, tingkat kepadatan penduduk sebesar 61,89 jiwa/km². Kepadatan tertinggi
terdapat di Kota Kendari sebesar 1061, jiwa/km², diikuti Kota Bau-Bau sebesar 475,72 jiwa/km²
dan Kabupaten Wakatobi 223,39 jiwa/km², sedang kepadatan terendah terdapat di Kabupaten
Konawe Utara sebesar 11,23 jiwa/km2
, disusul Kabupaten Buton Utara 28,76 jiwa/km2
, untuk 2
kabupaten yang baru dimekarkan tahun 2013 ini, datanya belum tersedia.
Penduduk Sulawesi Tenggara sebagian besar bermukim di wilayah daratan pulau besar
Sulawesi (64,43%), meliputi Kabupaten Kolaka (14.29%), Konawe (10.77%), Konawe Selatan
(11.89%), Konawe Utara (2.32%), Kolaka Utara (5.51%), Bombana (6.63%) dan Kota Kendari
(13,31%). Sebagian kecil lainnya (35,57%) tinggal di wilayah kepulauan, meliputi Kabupaten Buton
(11.09%), Muna (11,86%), Wakatobi (4,03%), Buton Utara (2,43%) dan Kota Bau-Bau (6.16%),
kepadatan penduduk pada daerah kepulauan 96.2/km2
dan daerah daratan 49,3/km2
, data
tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk daratan lebih besar dari kepulauan namun
demikian kepadatan penduduk wilayah kepulauan lebih tinggi dari daratan.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 6
131,929
144,146
130,586
165,334
138,465
75,839
46,669
64,8384
29,259
27,608
155,659
77,894
129,798
135,782
123,537
171,881
142,130
74,347
48,488
65,115
28,163
27,144
158,467
67,533
Axis TitlePerempuan Laki-Laki
Distribusi penduduk yang tinggal di kepulauan dan daratan ditunjukkan pada gambar 2.2.
GAMBAR 2.2
PERSENTASE PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA
YANG TINGGAL DI WILAYAH KEPULAUAN DAN DARATAN
TAHUN 2013
Sumber : BPS Prov. Sultra (Sultra Dalam Angka 2013)
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 2012-2013 adalah
2,30% pertahun. Melalui data BPS jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013
adalah 2.360.611 jiwa, jumlah penduduk menurut golongan umur ditunjukan pada gambar 2.3.
GAMBAR 2.3
PIRAMIDA PENDUDUK SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013
Sumber : BPS Prov. Sultra (Sultra Dalam Angka 2013)
Gambar 2.3. menunjukan bahwa struktur penduduk Sulawesi Tenggara termasuk dalam
struktur penduduk muda (0-24 tahun) yang mencapai 59,88%, tapi bila dibandingkan dengan
55 –60+
50 – 54
45 – 49
40 – 44
35 – 39
30 – 34
25 – 29
20 – 24
15 – 19
10 – 14
5 – 9
0 – 4
Kepulauan,
35.57%
Daratan,
64.43%
Kepulauan Daratan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 7
struktur penduduk tahun 2012, terjadi pergeseran jumlah pada kelompok umur tertentu, yang
paling signifikan terjadi pada kelompok umur 50-54 tahun yang melonjak cukup tajam dari total
86.568 jiwa (2012) menjadi 314.126 jiwa (2013), belum ada analisis resmi dari badan terkait
mengenai fenomena ini. Meskipun demikian, secara keseluruhan gambar piramida di atas
menunjukan masih dominannya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 20-29
tahun, baik laki-laki maupun perempuan.
Jika jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara dipilah menurut jenis kelamin, maka
terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki relatif sedikit lebih tinggi dari perempuan dengan rasio
101,35 yang berarti setiap 100 perempuan terdapat 102 laki-laki, tidak jauh berbeda dengan
rasio tahun sebelumnya sebesar 100,34
Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, kabupaten/kota,
wilayah dan rasio tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 lampiran profil.
C. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan
keberhasilan pembangunan suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa selama tahun 2008-
2013, pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara menunjukkan kecenderungan
meningkat dibandingkan periode sebelumnya, meskipun mengalami fluktuasi, tapi terjadi
peningkatan yang cukup signifikan, terutama dalam 2 tahun terakhir (2012 & 2013). Rata-rata
pertumbuhan ekonomi pada periode ini juga masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi
nasional pada periode tahun yang sama.
Kondisi perekonomian tentu tidak terlepas dari tingkat inflasi dan pengangguran di
suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada kurun waktu lima tahun
terakhir (2009-2013) cenderung berfluktuasi antara 15.28% hingga 2.41%. Tingkat inflasi
tertinggi terjadi pada tahun 2009 (15.28), hingga pada tahun 2010 tingkat inflasi turun secara
signifikan menjadi 2.41% dan pada tahun 2013 relatif stabil pada angka 4.65%. Tingkat
pengangguran juga menjadi salah satu variabel yang menentukan keadaan ekonomi suatu
daerah. Dengan merujuk pada data BPS, tingkat pengangguran menurun dari 6.50% pada tahun
2009 menjadi 3.06% pada tahun 2013. Gambar 2.4 di bawah ini menunjukkan indikator
perekonomian Sultra tahun 2009-2013.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 8
GAMBAR 2.4
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN, INFLASI HARGA DAN PENGANGGURAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2009-2013
Sumber: Statistik Kesra Sultra, BPS Sultra 2013
Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan pengangguran, tingkat kemiskinan
juga merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi ekonomi. Kemiskinan
telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah baik pusat
maupun daerah dan berbagai kalangan.
Penduduk miskin (Statistik Kesra) didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya
kurang dari kebutuhan yang diperlukan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya.
Dalam prakteknya pengukuran antara lain dilakukan berdasarkan kecukupan pengeluaran
konsumsi makanan dan non makanan. Jumlah penduduk miskin 465.400 orang atau 19.53%
pada tahun 2008, secara persentase terus mengalami penurunan menjadi 13.71% pada tahun
2013. Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk
kesehatan.
Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait
dengan daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan
kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang
dapat berdampak pada kerentanan individu terutama bayi dan Balita. Fenomena gizi buruk dan
kurang sering dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk, jika merujuk pada fakta
keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan busung lapar, Kwashiorkor, dan
penyakit yang berhubungan dengan kekurangan vitamin (Xeropthalmia, Scorbut, dll).
Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu mendorong
kemajuan SDM, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok negeri terutama
2009 2010 2011 2012 2013
Tingkat Pengangguran 6.50 5.73 4.74 4.61 3.06
Inflasi Harga 15.28 4.60 2.41 7.53 4.65
Pertumbuhan Ekonomi 7.27 7.42 7.38 8.17 10.10
Penduduk Miskin 19.53 18.93 17.05 14.56 13.71
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 9
wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah
tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam, sumber daya
manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik sosial, dan kebijakan
pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya
kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan untuk
melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.
D. KEADAAN PENDIDIKAN
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan, pendidikan
berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam
mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kemampuan membaca-menulis, status
pendidikan, dan tingkat kepesertaan sekolah.
Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka Melek
Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis
huruf latin atau huruf lainnya, sayangnya belum ada data terbaru untuk angka melek huruf yang
dikeluarkan oleh BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, tapi bila merujuk pada data tahun
sebelumnya, persentase penduduk Sulawesi Tenggara yang dapat membaca huruf latin pada
2012 sebesar 88.60%. Kabupaten/Kota dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Kota
Kendari sebesar 97,87 %, diikuti oleh Kabupaten Konawe Utara sebesar 95,32 % dan Kolaka
sebesar 93,91 %. Sedangkan persentase melek huruf terendah adalah Kabupaten Bombana
(49.40%), diikuti Kabupaten Buton Utara (66.96%), Kabupaten Buton (87,49%), dan Kabupaten
Muna (89,77%). Persentase kemampuan membaca dan menulis pada penduduk berumur 10
tahun ke atas menurut kabupaten/kota tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 2.1.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 10
TABEL 2.1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013
No KABUPATEN/KOTA
PENDUDUK MELEK HURUF
LAKI-LAKI (%) PEREMPUAN (%)
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
(%)
1 2 3 4 5
1 Buton 97.47 83.90 87.49
2 Muna 95.63 84354 89.77
3 Konawe 95.44 9.20 93.36
4 Kolaka 94.77 93.00 93.91
5 Konsel 95.21 90.77 93.05
6 Bombana 49.28 49.52 49.40
7 Wakatobi 92.55 90.00 91.21
8 Kolaka Utara 94.22 91.06 92.69
9 Buton Utara 69.43 64.47 66.96
10 Konawe Utara 97.58 92.79 95.32
11 Kota Kendari 98.99 96.75 97.87
12 Kota Bau-bau 95.32 90.52 92.86
Sulawesi Tenggara 90.81 86.39 88.60
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase melek huruf pada laki-laki lebih besar
dibandingkan perempuan, yaitu 90.81% berbanding 86.39%. Perbandingan persentase melek
huruf berdasarkan jenis kelamin menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
ditunjukan pada gambar 2.5.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 11
GAMBAR 2.5
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2013
Status pendidikan dilihat dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki ataupun
perempuan yang menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada. Untuk
tahun 2013 ini belum ada data yang dikeluarkan oleh BPS Sulawesi Tenggara sehingga data yang
ditampilkan lagi-lagi merujuk pada data tahun 2012, persentase penduduk berumur 10 tahun
keatas yang tidak memiliki ijazah/STTB di Sulawesi Tenggara, laki-laki (25.63%) lebih rendah dari
perempuan (25.86%), namun pada pendidikan lanjut SLTA/MA persentase laki–laki (23.05%)
lebih tinggi dari perempuan (19.18%). Perbedaan yang tidak terlalu signifikan juga ditunjukkan
pada tingkat akademi/universitas, dimana laki-laki (6,90%) sedikit lebih tinggi dibandingkan
perempuan (6,06%). Hal ini menunjukkan secara umum di Provinsi Sulawesi Tenggara laki-laki
mempunyai kesempatan lebih besar dalam melanjutkan pendidikan dibandingkan dengan
perempuan, terutama tingkat SLTA dan pendidikan tinggi (universitas).
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 ditunjukkan pada gambar 2.6.
91.47
95.63
95.44
94.77
95.21
93.82
92.55
94.22
96.53
97.58
98.99
95.32
95.15
83.9
84.54
91.2
93
90.77
90.07
90
91.06
87.42
92.79
96.75
90.52
90.19
75
80
85
90
95
100
105
Laki-Laki Perempuan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 12
GAMBAR 2.6
PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sultra Tahun 2013
Disamping penduduk melek huruf dan status pendidikan yang ditamatkan, hal lain yang
menggambarkan keadaan pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu
angka yang menjelaskan besarnya persentase penduduk yang duduk di bangku sekolah. Angka
Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra dikategorikan menjadi 4 kelompok umur, yaitu
10-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, 16-18
tahun mewakili umur setingkat SMU, dan 19-24 tahun untuk akademi dan perguruan tinggi.
E. KEADAAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus
dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan
kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan
masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator
seperti persentase rumah tangga sehat, persentase rumah tangga menurut sumber air minum,
persentase rumah tangga dengan sumber air minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak
ke tempat penampungan akhir kotoran/tinja, dan persentase rumah tangga menurut
kepemilikan fasilitas buang air besar (BAB).
1. Rumah Sehat
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan
setiap orang. Kriteria rumah sehat berdasarkan Riskesdas Tahun 2013 adalah apabila
memenuhi tujuh kriteria yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai bukan
tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup dan tidak padat huni
(>=8m2/orang).
TIDAK/BLM TAMAT SD,
25.75%,
SD/sederajat,
27.86%,
SLTP/sederajat,
18.80%,
SLTA/sederajat,
21.11%,
Akademi/DIPL ke atas,
6.48%,
TIDAK/BLM TAMAT SD
SD/sederajat
SLTP/sederajat
SLTA/sederajat
Akademi/DIPL ke atas
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 13
GAMBAR 2.7
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2012-2013
28.43
35.82
21.90
49.74
15.51
29.38
52.56
39.85
44.46
47.78
49.03
66.97
37.34
32.73
35.82
21.90
53.93
15.51
70.62
61.18
39.85
69.18
47.78
53.98
66.97
42.53
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
2012 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013
Berdasarkan laporan yang dihimpun dari dinas kabupaten/kota, persentase
total rumah tangga sehat di Sulawesi Tenggara pada 2013 mencapai 42.53%, meningkat
bila dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 37.34. Kabupaten/kota
dengan persentase rumah tangga sehat tertinggi adalah Kabupaten Bombana sebesar
70.62 % diikuti oleh Kabupaten Buton Utara 69.18% dan Kota Bau-Bau 66.97%.
Sedangkan kabupaten dengan persentase rumah tangga sehat terendah adalah
Kabupaten Konawe Selatan sebesar 15.51% diikuti oleh Kabupaten Konawe sebesar
21.90 %. Persentase rumah tangga sehat berdasarkan kabupaten/kota di Sulawesi
Tenggara disajikan pada Lampiran tabel 59.
2. Akses Terhadap Air Bersih
Akses air bersih layak yang digunakan penduduk untuk minum dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu sumber air minum dari Jaringan Perpipaan (PDAM, BPSPAM) dan
Bukan Jaringan Perpipaan (sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa, sumur bor,
terminal air, mata air terlindung, dan penampungan air hujan). Persentase pendudu
dengan akses air minum layak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 ditunjukkan
pada gambar 2.8.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 14
GAMBAR 2.8
PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMILIKI AKSES AIR MINUM LAYAK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013
Gambar 2.8 menunjukan bahwa, persentase penduduk dengan akses air minum
layak tertinggi dicapai oleh Kabupaten Wakatobi sebesar 69.36% disusul oleh
Kabupaten Buton 68.62%, sedangkan yang terendah terdapat di Kota Bau-Bau (29.48%)
dan Kabupaten Konawe (39.70%). Rendahnya persentase tersebut kemungkinan
disebabkan format tabel data yang tidak/belum terisi seluruhnya, sebagai contoh Kota
Bau-Bau dan Kota Kendari yang memiliki Jaringan Perpipaan (PDAM) tapi tidak mengisi
data yang dimaksud pada tabel. Dari data di atas juga diketahui bahwa baru 55.51%
penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki akses air minum layak, sisanya
sebanyak 45.49% masih belum memiliki.
3. Jarak Sumber Air Minum dengan Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja
Sumber air minum sering menjadi wadah pencemaran pada penyakit water
borne disease. Oleh karena itu sumber air minum harus memenuhi syarat lokasi dan
konstruksi. Syarat lokasi menginginkan agar sumber air minum terhindar dari
pengotoran, sehingga perlu diperhatikan jarak sumber air minum dengan cubluk
(kakus), lubang galian sampah, lubang galian untuk air limbah dan sumber-sumber
pengotor lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan tanah dan kemiringannya.
68.62
58.56
39.70
52.33
61.68
55.17
69.36
57.06
66.71
55.16
57.98
29.48
55.51
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 15
Pada umumnya jarak sumber air minum dengan beberapa sumber pencemaran
termasuk tempat penampungan akhir kotoran/tinja lebih dari 10 meter dan diusahakan
agar letaknya tidak berada di bawah sumber-sumber tersebut.
4. Ketersediaan Jamban
Keberadaan fasilitas buang air besar telah menjadi kebutuhan penting pada
kehidupan masyarakat modern. Kepemilikan dan penggunaan fasilitas tempat buang air
besar yang layak dan memenuhi syarat merupakan isu penting dalam menentukan
kualitas hidup penduduk. Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Tenggara, persentase
penduduk yang memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) baru mencapai 41.61%,
untuk distribusi berdasarkan kabupaten/kota, persentase tertinggi dicapai oleh
Kabupaten Wakatobi sebesar 74.61% dan Kota Bau-Bau 61.11%, sedangkan yang
terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara sebesar 8.69% dan Kabupaten Bombana
14.81%. Persentase penduduk dengan akses sanitasi layak menurut kabupaten/kota
ditunjukkan pada gambar 2.9.
GAMBAR 2.9
PERSENTASE PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013
60.24
37.75 38.13
40.47 39.19
14.81
74.61
47.59
52.47
8.69
30.82
61.11
41.61
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 16
Jenis sarana sanitasi yang umum digunakan adalah jamban komunal, leher
angsa, plengsengan dan cemplung, data selengkapnya mengenai fasiltas sanitasi dan
jamban sehat dapat dilihat di tabel 62 pada lampiran.
F. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap
derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu: Cakupan jaminan pemeliharaan
kesehatan pra bayar, persentase rumah tangga ber-PHBS, dan Posyandu aktif.
1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar
Data tahun 2013 menunjukkan bahwa persentase penduduk di Sulawesi Tenggara
yang dijamin oleh JAMKESMAS adalah sebesar 47.70%, untuk ASKES sebesar 8.69 %,
BAHTERAMAS (dan lainnya) sebesar 6.99%, serta yang tidak memiliki jaminan
pemeliharaan kesehatan sebesar 36.62%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara telah memiliki jaminan pemeliharaan
kesehatan prabayar. Distribusi jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk di Provinsi
Sulawesi Tenggara ditunjukkan pada gambar 2.10.
GAMBAR 2.10
PERSENTASE PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013
Berdasarkan gambar 2.10 dari seluruh penduduk yang memiliki jaminan
pemeliharaan kesehatan, kepesertaan yang paling besar adalah Jamkesmas (40.09 %) dan
yang paling kecil adalah Askes TNI/POLRI (0.23%). Selain itu masih terdapat 36.72%
JAMKESMAS,
40.09%ASKES PNS, 8.83%
TNI/POLRI, 0.23%
JPK JAMSOSTEK,
3.15%
JAMKESDA, 10.98%
TIDAKMEMILIKI
JAMKES, 36.72%
JAMKESMAS ASKES PNS TNI/POLRI JPK JAMSOSTEK JAMKESDA TIDAK MEMILIKI JAMKES
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 17
penduduk yang belum memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan. Peningkatan jaminan
pemeliharaan kesehatan penduduk miskin, secara tidak langsung berpengaruh terhadap
peningkatan cakupan rawat jalan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Perilaku PHBS Masyarakat
Gambaran keadaan perilaku masyarakat juga dijelaskan melalui persentase
rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yaitu rumah tangga yang ber-
PHBS memiliki 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi
diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tersedianya air bersih,
tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan
dari tanah, tidak merokok dalam rumah, melakukan aktivitas fisik secara rutin, serta
makan sayur dan buah setiap hari.
Berdasarkan laporan hasil pemantauan dinas kesehatan kabupaten/kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 yang dilaksanakan pada sejumlah desa yang
tersebar pada 12 kabupaten/kota dengan jumlah RT yang dipantau sebanyak 323.843 RT
(61.14%), hanya 161.124 (49.75%) yang sudah berPHBS, jumlah ini sedikit mengalami
penurunan meskipun tidak signifikan dibandingkan tahun 2012 dari 233.709 dipantau,
117.925 atau 50,46 % yang berPHBS. Distribusi rumah tangga yang ber-PHBS menurut
kabupaten/kota ditunjukkan pada gambar 2.11.
GAMBAR 2.11
PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013
83.10
78.05
52.35
66.58
53.33
22.21
76.47
71.64
90.45
88.08
58.65
20.70
61.14
36.29
26.39
47.36
69.64
53.02
39.71
55.37
78.43
46.33
46.10
70.50
18.20
49.75
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
% Dipantau
% PHBS
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 18
Gambar 2.11 menunjukkan persentase RT ber PHBS tertinggi ada di Kabupaten
Kolaka Utara yang mencapai 78.43% dari RT yang dipantau, diikuti Kota Kendari 70,50%,
sedangkan persentase RT ber- PHBS terendah ada di Kota Bau-Bau 18.20% dan Kabupaten
Bombana 22.21%. Meskipun beberapa kabupaten sudah menunjukan pencapaian yang
lebih baik, tapi secara keseluruhan cakupan Rumah Tangga yang ber-PHBS di Provinsi
Sulawesi Tenggara relatif masih rendah, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat secara umum, serta kejadian penyakit menular maupun penyakit
tidak menular, yang ditandai dengan masih seringnya ditemukan kasus KLB untuk
beberapa jenis penyakit tertentu di Sulawesi Tenggara.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 19
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan.
Indikator-Indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas dan status
gizi. Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara, berikut ini
disajikan status derajat kesehatan masyarakat, diantaranya situasi mortalitas, morbiditas dan status gizi
masyarakat.
A. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat terlihat dari kejadian kematian dalam
masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan
lainnya. Angka kematian pada umumnya dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.
Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab
kematian baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum kejadian kematian berhubungan
erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat proses
interaksi berbagai faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian kematian.
Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah
dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun.
Angka kematian yang biasanya dijadikan indikator, yaitu Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Kasar (AKK), dan Umur Harapan Hidup
(UHH). Gambaran angka kematian di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 sebagai berikut.
1. Angka Kematian Bayi (AKB), Infant Mortality Rate (IMR)
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun
yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian Bayi (AKB)
di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas, dan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), data kematian yang bersumber dari pelayanan
kesehatan hanya berupa data jumlah absolut, hal ini dikarena kejadian kematian bayi sebagian
besar terjadi di luar fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak dilaporkan.
AKB dipenguruhi oleh berbagai faktor, yaitu pelayanan kesehatan, tingkat sosial ekonomi,
gizi, kesehatan lingkungan dan lainnya. Tersedianya berbagai fasilitas atau aksesibilitas
BAB III
Situasi derajat kesehatan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 20
pelayanan kesehatan serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional (tidak
sehat) ke norma kehidupan modern (sehat) dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor
yang sangat berpengaruh terhadap AKB. Jumlah kematian bayi tahun 2010 - 2013 menurut
kabupaten/kota di Provinasi Sulawesi Tenggara ditunjukkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Jumlah Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2011-2013
No Kab./Kota
2011 2012 2013
Jml
Kelahiran
Lahir
Mati
Jml
Bayi
Mati
Jml
Kelahiran
Lahir
Mati
Jml
Bayi
Mati
Jml
Kelahiran
Lahir
Mati
Jml
Bayi
Mati
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Buton
Muna
Konawe
Kolaka
Konsel
Bombana
Wakatobi
Kolaka Utara
Buton Utara
Konawe Utara
Kota Kendari
Kota Bau-bau
5.699
5.523
4.058
5.744
5.038
2.678
1.887
1.968
1.556
988
4.843
2.558
70
107
40
76
85
53
25
24
35
2
25
26
172
197
77
140
167
101
59
55
60
17
65
56
5.739
5.783
4.452
6.361
5.413
3.147
1.851
2.320
1.235
1.226
5.729
2.739
60
77
60
76
78
74
35
25
23
6
18
30
82
122
68
73
64
78
31
37
44
31
28
35
5,852
5,969
5,007
6,071
5,817
3,374
1,924
2,407
1,343
1,205
6,107
2,953
77
70
50
78
74
60
37
23
19
22
20
30
43
42
11
12
8
19
8
5
16
6
6
35
Jumlah 42.540 568 1.166 46.049 562 693 48.029 560 211
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013
Tabel 3.1. menunjukkan jumlah kematian bayi di Sulawesi Tenggara tahun 2011– 2013
cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2013 jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di
Kabupaten Buton dan Muna masing-masing 43 dan 42 orang, sedangkan yang terendah terdapat
di Kabupaten Kolaka Utara dengan 5 orang dan Kabupaten Konawe Utara serta Kota Kendari
masing-masing 6 orang.
Jika pada tahun 2011 jumlah kematian bayi masih relatif tinggi yaitu mencapai jumlah 1.166
kematian bayi, maka pada tahun 2012 turun cukup signifikan menjadi 693 kematian bayi dan di
tahun 2013 turun lagi sehingga tercatat tinggal 211 kematian bayi. Sedangkan untuk lahir mati,
meskipun juga cenderung mengalami penurunan tetapi tidak signifikan dan secara umum masih
cukup tinggi.
Dalam rentang waktu 5 tahun terakhir, jumlah kematian bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2009 – 2013 ditunjukkan pada gambar 3.1.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 21
Gambar 3.1
Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2009 - 2013
518
587
1,166
693
211
-
200
400
600
800
1,000
1,200
2009 2010 2011 2012 2013
Kematian Bayi Expon. (Kematian Bayi)
Sumber Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013
Gambar 3.1 menunjukkan jumlah kematian bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009–
2013 berfluktuasi, namun demikian berdasarkan Exponential Trendline menunjukkan adanya
kecederungan penurunan jumlah kematian bayi dan mancapai titik terendah di tahun 2013 ini
dengan 211 kematian bayi untuk 5 tahun terakhir. Pencapaian ini tentunya cukup
menggembirakan dan merupakan dampak langsung pengingkatan program dan jumlah tenaga
kesehatan terutama bidan desa, baik secara kuantitas maupun pesebarannya. Walaupun juga
kencenderungan tersebut tidak serta merta menunjukkan AKB di Provinsi Sulawesi Tenggara
mengalami penurunan, hal ini bisa dikarenakan jumlah kematian bayi yang dilaporkan hanya
bersumber dari fasilitas pelayanan kesehatan dan kematian yang dapat dipantau oleh tenaga
kesehatan. Disamping itu, jumlah kematian yang dilaporkan sangat dipengaruhi oleh kelengkapan
laporan dan pencatatan kematian program dinas kesehatan kabupaten/kota. Namun demikian
hasil tersebut perlu diapresiasi sebagai outcome atau keberhasilan dari program pelayanan
kesehatan ibu dan anak di setiap level pelayanan kesehatan yang telah dan terus menerus
diupayakan dan ditingkatkan.
Berdasarkan indikator pelayanan kesehatan terutama pelayanan yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara, pada umumnya menunjukkan
peningkatan, yaitu meluasnya jangkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat khususnya upaya
KIA/KB, promosi kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya perbaikan
gizi keluarga, lingkungan sehat, dan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang didukung dengan
penempatan bidan di desa.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 22
Kejadian kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7
setelah persalinan (masa perinatal), pada umumnya disebabkan oleh Tetanus Neonatorum,
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan penyebab lain seperti pertumbuhan janin yang lambat,
kekurangan gizi pada janin, kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan
kegagalan nafas secara spontan saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir).
Distribusi kematian neonatal menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2013 ditunjukkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Jumlah Kematian Neonatal Menurut Penyebab Kematian
di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
No Kab/Kota
Jumlah Kematian Neonatal
Sebab-Sebab Kematian
BBLR Asfiksia Tetanus Infeksi
Masalah
Laktasi
Lain-lain Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Buton
Muna
Konawe
Kolaka
Konsel
Bombana
Wakatobi
Kolaka Utara
Buton Utara
Konawe Utara
Kota Kendari
Kota Bau-bau
6
4
17
12
31
16
9
6
3
2
6
5
9
9
6
8
16
15
7
6
5
9
4
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
2
2
0
0
1
4
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
19
33
35
20
19
20
9
3
8
3
8
11
35
47
59
40
68
52
27
17
16
14
19
23
Provinsi 117 97 0 14 1 188 417
Sumber : Laporan Seksi Bimdal Yankesdas Tahun 2013
Tabel 3.2 menunjukkan penyebab kematian neonatal terbesar berturut-turut; sebab lain-
lain sebanyak 188 orang, BBLR 117 orang, asfiksia 97 orang, infeksi 14 orang dan masalah laktasi
1 orang, tidak ada kematian yang dilaporkan oleh sebab tetanus , dengan demikian total kematian
neonatal tahun 2013 adalah 417 orang, turun dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 484
kematian, hal ini menunjukkan masa neonatal merupakan resiko kematian bayi yang paling tinggi.
2. Angka Kematian Balita (AKABA), Child Mortality Rate (CMR)
Angka Kematian Balita (0 - 4 tahun) adalah jumlah kematian anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 23
kecelakaan. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial, dalam arti luas dan
tingkat kemiskinan penduduk.
Data kematian Balita belum diketahui secara tepat karena diperlukan survei khusus untuk
dapat mengetahui angka yang pasti. Data yang ada hanya diperoleh dari pencatatan kematian
balita di puskesmas dan di rumah sakit. Disisi lain, tidak semua kelahiran dan kematian Balita
tercatat pada unit kesehatan. Namun demikian sebagai gambaran jumlah kejadian kematian
Balita ditunjukkan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Jumlah Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2011 – 2013
No. Kab./Kota
2011 2012 2013
Jumlah
Balita
Balita
Mati
Jumlah
Balita
Balita
Mati
Jumlah
Balita
Balita
Mati
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Buton
Muna
Konawe
Kolaka
Konawe Selatan
Bombana
Wakatobi
Kolaka Utara
Buton Utara
Konawe Utara
Kota Kendari
Kota Bau-bau
27.992
27.552
22.284
31.066
31.722
12.674
8.582
11.212
5.480
5.417
29.404
12.151
232
208
81
144
176
107
67
62
60
19
70
66
32.167
25.255
24.527
32.998
30.684
13.172
9.262
12.301
5.609
6.696
26.763
15.217
108
140
68
75
65
90
35
37
46
33
33
52
36,174
25,824
33,847
37,636
32,081
16,702
9,665
11,953
6,186
6,905
30,002
12,628
76
57
13
15
12
27
15
8
21
10
9
25
Jumlah 225.536 1.292 234.651 782 259.603 308
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa Jumlah Kematian Balita tahun 2013 sebesar 308 orang terdiri
dari kematian bayi sebesar 211 dan kematian Anak Balita sebesar 97 orang. Jumlah kematian
balita tertinggi di Kabupaten Buton sebanyak 76 kematian, disusul Kabupaten Muna sebanyak 57
kematian. Sedangkan yang terendah di Kabupaten Kolaka Utara dan Kota Kendari masing-masing
sebanyak 8 dan 9 kematian. Meskipun jumlah kematian balita di Sulawesi Tenggara tahun 2013
masih relatif tinggi, tapi sudah mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun
sebelumnya sebanyak 782 kasus (turun 60.61%), hal ini menunjukan upaya perbaikan program
untuk mengeliminasi jumlah kematian balita sudah menunjukan tren yang positif meskipun masih
perlu ditingkatkan, masih tingginya jumlah kematian balita ini rata-rata disebabkan oleh penyakit
yang berhubungan dengan sanitasi yang buruk seperti kematian balita akibat penyakit Diare, ISPA,
DBD, malaria, serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 24
Angka Kematian Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan angka proyeksi BPS
2001-2020 ditargetkan akan terus menurun, hal ini dimungkinkan dengan semakin meningkatnya
akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Proyeksi Kematian Balita ditunjukkan pada
gambar 3.2.
Gambar 3.2
Proyeksi Angka Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2001-2020
Sumber : Badan Pusat StatistiK Tahun 2012
Gambar 3.2 menunjukkan proyeksi Angka Kematian Balita 2001 sebesar 10,38
perseribu, tahun 2005 menjadi 6,72 perseribu, dan untuk tahun 2013 sendiri dari proyeksi ±5
perseribu AKABA, saat ini baru berhasil dicapai 6,5 perseribu atau belum memenuhi target yang
ditetapkan. Berdasarkan laporan program, secara umum penyebab kematian balita di Provinsi
Sulawesi Tenggara adalah Diare, infeksi parasit dan tetanus.
3. Angka Kematian Ibu (AKI), Maternal Mortality Rate (MMR)
Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup
sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untuk
menurunkan angka kematian ibu, diperlukan upaya mengurangi peran dukun dalam menolong
persalinan dan berupaya meningkatkan peran bidan. Hal ini bertujuan menempatkan peran bidan
di desa sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Distribusi
Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 3.4.
2001 2002 2003 2004 2005 2010 2020
Kematian 10.38 9.44 8.54 7.605 6.72 5 4
10.38 9.44 8.54 7.605 6.72
5 4
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 25
Tabel 3.4
Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
No. Kab./Kota
Jumlah Kematian Ibu Maternal
Kematian
Ibu Hamil
Kematian
Ibu Bersalin
Kematian
Ibu Nifas
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Buton
Muna
Konawe
Kolaka
Konsel
Bambana
Wakatobi
Kolaka Utara
Buton Utara
Konawe Utara
Kota Kendari
Kota Bau-bau
2
5
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
10
3
3
11
5
5
1
0
0
1
4
2
2
4
2
4
0
1
3
3
0
0
1
3
14
12
6
16
5
7
4
3
0
1
6
5
Jumlah 11 45 23 79
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013
Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 jumlah kematian ibu tertinggi
terjadi di Kabupaten Kolaka sebanyak 16 kasus dan Kabupaten Buton 14 kasus sedangkan yang
terendah terdapat di Kabupaten Buton Utara yang melaporkan tidak ada kematian ibu maternal
dan Konawe Utara 1 kasus.
Berdasarkan data program Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara diperoleh informasi, penyebab kematian ibu yang utama adalah keracunan kehamilan
dan infeksi, kondisi ini akan lebih diperparah lagi dengan keadaan status gizi yang buruk, faktor
persalinan yang terlalu muda, paritas tinggi, dan anemi pada ibu hamil, serta pengetahuan ibu
tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan belum maksimal walaupun Jampersal sudah
diberlakukan, sebagian ibu hamil terlambat mendapat pertolongan persalinan di fasilitas
kesehatan disamping itu masih dijumpai ibu melahirkan yang ditolong oleh dukun hal ini
disebabkan kepercayaan masyarakat terhadap dukun masih tinggi.
4. Angka Kematian Kasar, Crude Death Rate (CDR)
Angka kematian kasar dapat digunakan untuk membandingkan kondisi
kesehatan suatu daerah atau negara dengan daerah atau negara lain. Angka ini
dipengaruhi oleh karakteristik penduduk, terutama struktur penduduk atau
komposisi umur penduduk.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 26
Di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 tidak dilaporkan angka kematian
kasar, namun demikian peningkatan Umur Harapan Hidup berdasarkan estimasi
biasanya diikuti dengan penurunan angka kematian kasar.
5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)
Umur harapan hidup waktu lahir sangat berpengaruh pada penurunan kematian bayi.
Oleh karena itu umur harapan hidup sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin kenaikan angka
harapan hidup pada waktu lahir dan penurunan AKB. Meningkatnya umur harapan hidup secara
tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat
kesehatan masyarakat.
Proyeksi umur harapan hidup waktu lahir di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2001 – 2020
ditunjukkan pada gambar 3.3.
Gambar 3.3
Proyeksi Umur Harapan Hidup di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2001 – 2020
65.20
66.94
67.80
69.0069.14
70.96
71.80
73.00
60.00
62.00
64.00
66.00
68.00
70.00
72.00
74.00
2001 2005 2010 2020
Laki-Laki Perempuan
Sumber : Sultra Dalam Angka Tahun 2013
Gambar 3.3 menunjukkan angka proyeksi umur harapan hidup penduduk Provinsi Sulawesi
Tenggara. Tahun 2005 umur harapan hidup perempuan 70,9 tahun dan laki-laki 66,9 tahun (rata-
rata 69,01 tahun), tahun 2013 umur harapan hidup perempuan 71.80 tahun dan laki-laki 67.80
tahun (rata – rata 69.80 tahun). Angka tersebut masih lebih rendah dari proyeksi umur harapan
hidup nasional tahun 2013 yaitu 70,6 tahun.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 27
B. MORBIDITAS
Data kesakitan terdiri dari dua sumber, yaitu bersumber dari masyarakat (community based
data) dan bersumber dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) melalui sistem
pencatatan dan pelaporan. Data kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengetahui derajat kesehatan masyarakat. Berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit
menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi perhatian serius di Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu
penyakit Malaria, TB paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB (wabah), Rabies,
Filariasis, Frambusia dan Antraks.
a. Malaria
Kasus Malaria di Sulawesi Tenggara tahun (2009-2013) cenderung berfluktuasi, tahun
2009 jumlah kasus 488 (API 0,21), tahun 2010 jumlah kasus 2385 (API 1,04), tahun 2011
jumlah kasus 3.323 (API 1,45), pada tahun 2012 sejumlah 2.015 kasus (API 0,87) dan pada
tahun 2013 turun menjadi 1.640 kasus (API 0.70)
Angka kesakitan Malaria dikatakan tinggi apabila angka Annual Parasit Insidens (API)
> 5 per 1.000 penduduk, sedang 1-4 per 1000 penduduk dan rendah apabila < 1 per 1.000
penduduk. Dengan demikian pada tahun 2013 Angka Kesakitan Malaria di Sulawesi
Tenggara dapat dikategorikan rendah dengan API 0,87 (lebih kecil dari 1). Sedangkan untuk
5 tahun terakhir, angka kesakitan Malaria di Sulawesi Tenggara berada pada kategori
sedang dengan API 1 - 4 per 1.000. Dengan demikian Sulawesi Tenggara masih termasuk
dalam kategori Endemisitas Malaria Sedang. API Malaria tahun 2009 – 2013 ditunjukkan
pada gambar 3.4.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 28
Gambar 3.4
API Malaria di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2009 – 2013
488
2385
3323
2015
1640
0.21
1.04
1.45
0.87
0.70
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
2009 2010 2011 2012 2013
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Jumlah Kasus API Malaria
Sumber: Data Program Dinkes Prov. Sultra Tahun 2009 – 2013
Gambar 3.4. menunjukkan jumlah kasus dan API malaria tahun 2009–2013 cenderung
terus mengalami penurunan, namun demikian program penanggulangan Malaria masih
menjadi perhatian serius untuk mengeliminasi kejadian malaria dalam rangka mencapai
target API 5 per 1.000 penduduk.
Berdasarkan laporan program Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kejadian
Luar Biasa (KLB) Malaria pernah terjadi pada tahun 2013 di Kabupaten Buton sebanyak 630
kasus (laki-laki 371 orang, perempuan 259 orang) dan Kabupaten Muna 448 kasus (Laki-laki
267 kasus, perempuan 181 kasus). Dari 1.640 kasus malaria yang tercatat, yang dilaporkan
meninggal sebanyak 4 kasus (3 laki-laki, 1 perempuan), semuanya terjadi di Kabupaten
Buton, dengan Case fatality Rate mencapai 0.24 %.
b. TB Paru
Penemuan kasus TB Paru/Case Notification Rate (CNR) dilakukan di unit pelayanan
kesehatan (Puskesmas, Pustu, dan RS). Berdasarkan data profil kesehatan kabupaten/kota
CNR kasus baru TB di Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 203.93 per 100.000 penduduk,
sedangkan untuk CNR seluruh kasus TB tahun 2013 mencapai 188.38
Gambaran kasus baru TB BTA+ di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 ditunjukkan
pada gambar 3.5.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 29
Gambar 3.5
Distribusi Kasus Baru TB BTA+ Berdasarkan Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
Sumber: Profil Dinkes Kabupaten/Kota Tahun 2013
Gambar 3.5 menunjukkan sebaran jumlah kasus baru TB BTA+ berdasarkan
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013, di mana kasus tertinggi terdapat
di Kabupaten Muna dengan 1.106 kasus dan terendah di Kabupaten Buton Utara sebanyak 44
kasus. Dengan CNR kasus baru BTA+ mencapai 203.93 per 100.000 penduduk, yang menjadi
pertanyaan adalah apakah angka kejadian TB Paru yang cenderung meningkat (target tetap
70%) atau efektifitas program dalam menjaring kasus yang menjadi semakin baik. Gambaran
ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pelaksana program.
Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota, kasus TB Paru klinis (baru + lama) di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 berjumlah 4.447 kasus, sedikit lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 4.453 kasus, angka kesembuhan (cure rate) TB
Paru 83.25%, hampir mencapai target yang telah ditetapkan (>85%), sedangkan angka
kesuksesan (success rate) sudah mencapai 91.61%. Distribusi kasus menurut kabupaten/kota
menunjukkan, kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Muna (1.106 kasus) dan Kabupaten
Konawe (583 kasus), sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara (11
kasus) dan Buton Utara (18 kasus). Angka CNR seluruh kasus TB per 100.000 penduduk
mencapai 188,36, sedangkan angka kematian per 100.000 penduduk mencapai 3.98 (tahun
2012 ; 4.42). Jumlah kematian akibat TB Paru yang dilaporkan dari kabupaten/kota sebesar
94 kasus dengan kasus kematian tertinggi di Kabupaten Buton sebanyak 22 kasus, dan
405
1106
583
376
328
203
176
198
44
634
497
264
0 200 400 600 800 1000 1200
BUTON
MUNA
KONAWE
KOLAKA
KONAWE SELATAN
BOMBANA
WAKATOBI
KOLAKA UTARA
BUTON UTARA
KONAWE UTARA
KOTA KENDARI
KOTA BAU-BAU
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 30
Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 15 kasus kematian, sedangkan yang terendah di
Kabupaten Konawe (tidak ada kematian akibat TB) dan Kabupaten Konawe Utara 1 kasus.
c. HIV/AIDS
Kegiatan penemuan kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara dilaksanakan melalui
kegiatan zero survei terhadap kelompok beresiko, baik yang beresiko tinggi maupun rendah.
Berdasarkan laporan program, jumlah penderita HIV/AIDS hingga 2011 mencapai 69 kasus
yang terdiri dari 17 kasus HIV dan 52 kasus AIDS, meningkat di tahun 2012 menjadi 125 kasus
(52 HIV, 73 AIDS) dan di tahun 2013 turun lagi menjadi 111 kasus (HIV 51, 60 AIDS). Tapi untuk
5 tahun terakhir perkembangan jumlah kasus dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan. Jumlah kasus HIV/AIDs tahun 2009 – 2013 ditunjukkan pada gambar 3.6.
Gambar 3.6
Jumlah Kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2009 – 2013
Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/Kota
Tahun 2013
Gambar 3.6 menunjukkan, kasus HIV/AIDS tahun 2009 berjumlah 13 kasus dan tahun
2010 berjumlah 15 kasus, tahun 2011 sebanyak 69 kasus, pada tahun 2012 meningkat
menjadi 125 kasus dan pada tahun 2013 turun menjadi 111 kasus. Berdasarkan exponensial
trendline jumlah kasus AIDS cenderung meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kasus
HIV, dengan demikian dalam jangka panjang penurunan penemuan kasus HIV akan disertai
dengan peningkatan jumlah kasus AIDS, hal ini terjadi apabila surveilans tidak mampu
melakukan pelacakan kasus dengan baik. Oleh karena itu perlu peningkatan kewaspadaan
2
3
17
52
51
11
12
52
73
60
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2009 2010 2011 2012 2013
HIV AIDS Linear (HIV) Linear (AIDS)
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 31
dini dan penatalaksanaan kasus, serta melibatkan masyarakat dalam penemuan kasus secara
dini untuk mencegah penularan lebih luas atau terjadinya ledakan kasus secara tiba-tiba.
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka jumlah penderita HIV pada laki-laki realtif
lebih tinggi dari perempuan yaitu sebanyak 27 : 24 kasus, sedangkan untuk kasus AIDS,
perempuan relatif lebih tinggi (32 kasus) dibandingkan dengan laki-laki (28 kasus). Distribusi
penderita HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7
Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
27
24
28
32
0
5
10
15
20
25
30
35
LAKI-LAKI PEREMPUAN
HIV AIDS
Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/KotaTahun 2013
Berkebalikan dengan tahun sebelumnya, kecenderungan jumlah kasus AIDS di tahun
2013 lebih banyak ditemukan pada perempuan, ini merupakan fenomena baru di Sulawesi
Tenggara, di mana beberapa tahun sebelumnya jumlah penderita AIDS laki-laki selalu lebih
tinggi dari perempuan, hal ini kemungkinan disebabkan oleh makin tingginya jumlah
perempuan yang bekerja di tempat hiburan malam dengan perilaku seksual yang beresiko
tinggi atau berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) sebagai dampak tidak langsung
dari perkembangan Sulawesi Tenggara yang memiliki berberapa daerah pertambangan baik
yang sudah lama maupun baru dibuka beberapa tahun terakhir.
Untuk kasus kematian akibat AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 sebanyak
7 kasus yang terdiri dari 4 kasus kematian laki-laki dan 3 kasus kematian perempuan. Jumlah
kematian AIDS tertinggi terjadi pada kelompok umur 20-29 tahun dengan 4 kasus,
selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.8.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 32
Gambar 3.8
Jumlah Kematian Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2012-2013
Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/Kota Tahun
2013
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka kematian karena AIDS tahun 2013 turun
cukup signifikan dibanding tahun 2012, ini terjadi baik pada kasus laki-laki maupun
perempuan.
d. Infeksi Menular Seksual Lainnya (IMS)
Infeksi menular seksual adalah (IMS) atau penyakit menular seksual adalah penyakit
yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual yang termasuk Sifilis, Gonorhoe
(kencing nanah), Klamidia dan Herpes. Pada tahun 2012 kasus IMS di Provinsi Sulawesi
Tenggara mengalami lonjakan yang sangat signifikan dimana sebanyak 1.568 kasus IMS yang
dilaporkan, angka ini jauh di atas tahun 2011 yang hanya sebesar 575 kasus, tetapi pada tahun
2013 angka yang dilaporkan justru menurun sangat jauh menjadi tinggal 33 kasus. Grafik
kasus IMS tahun 2009-2013 dapat dilihat pada gambar 3.9.
17
4
11
3
2012 2013
Laki-Laki Perempuan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 33
Gambar 3.9
Jumlah Kasus IMS di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2009 - 2013
Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/Kota Tahun 2013
Dari gambar 3.9 di atas terlihat bahwa kasus IMS di Provinsi Sulawesi Tenggara
cenderung meningkat setiap tahunnya, dan peningkatan yang paling signifikan terjadi pada
tahun 2012 (1.568 kasus), untuk tahun 2013 yang dilaporkan hanya 33 kasus, tapi angka ini
bukan berarti menunjukan kasus IMS telah berhasil ditekan dan dieliminasi di Sulawesi
Tenggara, tapi lebih karena kasus yang dilaporkan hanyalah kasus penderita syphilis,
sedangkan untuk jenis IMS lainnya (klamidia, GO, herpes, dll) tidak dilaporkan atau data tidak
lengkap oleh program P2ML Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari 33 kasus syphilis yang
dilaporkan, sebanyak 23 kasus ditemukan pada laki-laki, dan 10 kasus pada
perempuan, hal ini kemungkinan disebabkan karena laki-laki mobilitasnya lebih
tinggi/ bekerja diluar sehingga mudah terpapar apalagi jika mempunyai perilaku yang
berisiko tinggi untuk terjadinya penularan IMS.
e. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang paling sering berada
dalam daftar 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di puskesmas maupun di rumah sakit. Sasaran
program pemberantasan ISPA adalah penderita Pneumonia. Pneumonia adalah infeksi akut
yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus
maupun jamur. Pneuomonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan
atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak kurang dari 2
tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan
386 397
575
1.568
330
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
2009 2010 2011 2012 2013
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 34
(malnutrisi, gangguan imunologi). Berikut ini adalah distribusi jumlah kasus Pneumonia
pada Balita menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Penderita Pneumonia pada Balita Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013
No. Kab./Kota
Pneumonia
Jml Balita
Jml Perkiraan
Penderita
Balita
ditemukan
/Ditangani
% Balita
Ditangani
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Buton
Muna
Konawe
Kolaka
Konsel
Bombana
Wakatobi
Kolaka Utara
Buton Utara
Konawe Utara
Kota Kendari
Kota Bau-bau
36,156
19,118
24,682
33,406
32,081
14,303
10,391
12,626
5,748
5,722
30,002
12,628
3,616
1,912
2,468
3,341
3,208
1,430
1,039
1,263
575
572
3,000
1,263
683
626
1,674
923
199
91
0
118
73
3
205
74
18.9
32.74
67.82
27.63
6.20
6.36
0.00
9.35
12.70
0.52
6.83
5.86
SULAWESI TENGGARA 236.863 23.686 4.669 19.71
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013
Tabel 3.5 menunjukkan tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat 4.669
penderita Pneumonia balita, dari jumlah tersebut hamya 19.71 % penderita yang ditangani.
Kasus tertinggi terdapat di Kabupaten Konawe sebanyak 1.647 penderita dan terendah di
Kabupaten Wakatobi yang melaporkan tidak ada penderita.
f. Kusta
Angka Prevalensi Kusta di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 dilaporkan
sebesar 1.28 per 10.000 penduduk (masih lebih tinggi dari target nasional < 1 per 10.000
penduduk) namun sudah lebih rendah dibanding tahun 2012 (1.38). Total kejadian kasus
tahun 2013 berjumlah 301 penderita yang terdiri dari 200 penderita laki-laki (66.45%), dan
perempuan 101 penderita (33.55%). Dari 301 penderita kusta terdiri dari 12 penderita kusta
type PB (Pausi Basiler) dan 289 penderita type MB (Multi Basiler). Distribusi penderita Kusta
menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada tabel 3.6.
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013
28 prov sultra_2013

More Related Content

What's hot

LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013Muh Saleh
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduMuh Saleh
 
POA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANGPOA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANGtaufans32
 
Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)
Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)
Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)Irene Susilo
 
Juknis bok 2012 kecil
Juknis bok 2012 kecilJuknis bok 2012 kecil
Juknis bok 2012 kecilyandas
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduSiMbah Dayoen
 
Rancangan aktualisasi kegiatan
Rancangan aktualisasi kegiatanRancangan aktualisasi kegiatan
Rancangan aktualisasi kegiatanYulius Nugroho
 
Pelatihan kader kesehatan desa
Pelatihan kader kesehatan desaPelatihan kader kesehatan desa
Pelatihan kader kesehatan desaicalun
 
analisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumianalisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumisyefirasalsabila3
 
Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang DesaPedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desanug nugroho
 
Laporan Tahunan Program AIPMNH
Laporan Tahunan Program AIPMNHLaporan Tahunan Program AIPMNH
Laporan Tahunan Program AIPMNHnug nugroho
 
Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2015Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2015Muh Saleh
 

What's hot (13)

LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader Posyandu
 
POA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANGPOA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANG
 
Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)
Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)
Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)
 
Juknis bok 2012 kecil
Juknis bok 2012 kecilJuknis bok 2012 kecil
Juknis bok 2012 kecil
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyandu
 
Rancangan aktualisasi kegiatan
Rancangan aktualisasi kegiatanRancangan aktualisasi kegiatan
Rancangan aktualisasi kegiatan
 
Pelatihan kader kesehatan desa
Pelatihan kader kesehatan desaPelatihan kader kesehatan desa
Pelatihan kader kesehatan desa
 
analisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumianalisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumi
 
Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang DesaPedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
 
Laporan Tahunan Program AIPMNH
Laporan Tahunan Program AIPMNHLaporan Tahunan Program AIPMNH
Laporan Tahunan Program AIPMNH
 
Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2015Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2015
 
Profil PP dan PL Tahun 2014
Profil PP dan PL Tahun 2014Profil PP dan PL Tahun 2014
Profil PP dan PL Tahun 2014
 

Similar to 28 prov sultra_2013

Profil kesehatan provinsi sulawesi Barat Tahun 2012
Profil kesehatan provinsi sulawesi Barat Tahun 2012Profil kesehatan provinsi sulawesi Barat Tahun 2012
Profil kesehatan provinsi sulawesi Barat Tahun 2012Muh Saleh
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2010
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2010Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2010
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2010Muh Saleh
 
Profil kesehatan sulawesi barat tahun 2013
Profil kesehatan sulawesi barat tahun 2013Profil kesehatan sulawesi barat tahun 2013
Profil kesehatan sulawesi barat tahun 2013Muh Saleh
 
Buku Indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
Buku Indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015Buku Indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
Buku Indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015Muh Saleh
 
2. PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGAH 2022.pdf
2. PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGAH 2022.pdf2. PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGAH 2022.pdf
2. PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGAH 2022.pdfPerpustakaanPoltekke
 
Riskesdas sulawesi barat tahun 2013
Riskesdas sulawesi barat tahun 2013Riskesdas sulawesi barat tahun 2013
Riskesdas sulawesi barat tahun 2013Muh Saleh
 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016Muh Saleh
 
Makalah man it
Makalah man it Makalah man it
Makalah man it FarahDayba
 
Manajemen Informasi Teknologi
Manajemen Informasi TeknologiManajemen Informasi Teknologi
Manajemen Informasi TeknologiAnnisaSriRahma
 
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015Muh Saleh
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008Muh Saleh
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2011
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2011Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2011
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2011Muh Saleh
 
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014Muh Saleh
 
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk KabupatenInstrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk KabupatenMuh Saleh
 
Kebijakan Umum Pencapaian Kesehatan Ibu dan Anak
Kebijakan Umum Pencapaian Kesehatan Ibu dan AnakKebijakan Umum Pencapaian Kesehatan Ibu dan Anak
Kebijakan Umum Pencapaian Kesehatan Ibu dan AnakMuh Saleh
 
Buku indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
Buku indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013Buku indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
Buku indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013Muh Saleh
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2006
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2006Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2006
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2006Muh Saleh
 
Profil kesehatan Sulawesi Barat 2015
Profil kesehatan Sulawesi Barat 2015Profil kesehatan Sulawesi Barat 2015
Profil kesehatan Sulawesi Barat 2015Muh Saleh
 

Similar to 28 prov sultra_2013 (20)

Profil kesehatan provinsi sulawesi Barat Tahun 2012
Profil kesehatan provinsi sulawesi Barat Tahun 2012Profil kesehatan provinsi sulawesi Barat Tahun 2012
Profil kesehatan provinsi sulawesi Barat Tahun 2012
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2010
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2010Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2010
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2010
 
Profil kesehatan sulawesi barat tahun 2013
Profil kesehatan sulawesi barat tahun 2013Profil kesehatan sulawesi barat tahun 2013
Profil kesehatan sulawesi barat tahun 2013
 
Buku Indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
Buku Indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015Buku Indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
Buku Indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
 
2. PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGAH 2022.pdf
2. PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGAH 2022.pdf2. PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGAH 2022.pdf
2. PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGAH 2022.pdf
 
Riskesdas sulawesi barat tahun 2013
Riskesdas sulawesi barat tahun 2013Riskesdas sulawesi barat tahun 2013
Riskesdas sulawesi barat tahun 2013
 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
 
Makalah man it
Makalah man itMakalah man it
Makalah man it
 
Makalah man it
Makalah man it Makalah man it
Makalah man it
 
Manajemen Informasi Teknologi
Manajemen Informasi TeknologiManajemen Informasi Teknologi
Manajemen Informasi Teknologi
 
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2011
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2011Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2011
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2011
 
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
 
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk KabupatenInstrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
 
Kebijakan Umum Pencapaian Kesehatan Ibu dan Anak
Kebijakan Umum Pencapaian Kesehatan Ibu dan AnakKebijakan Umum Pencapaian Kesehatan Ibu dan Anak
Kebijakan Umum Pencapaian Kesehatan Ibu dan Anak
 
Buku indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
Buku indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013Buku indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
Buku indikator Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2006
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2006Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2006
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2006
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Profil kesehatan Sulawesi Barat 2015
Profil kesehatan Sulawesi Barat 2015Profil kesehatan Sulawesi Barat 2015
Profil kesehatan Sulawesi Barat 2015
 

Recently uploaded

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

28 prov sultra_2013

  • 1. PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGGARA Tahun 2013 PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGGARA Tahun 2013 DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA @2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA @2014
  • 2. TIM PENYUSUN Pengarah dr. H. Asrum Tombili, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Ketua Agusalim, SKM, M.Kes Sekretaris Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara Editor Safiuddin Alibas, SP, ME Kepala Sub Bagian Program Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara Anggota Jawariah Abdullah, SKM, M.Si Sija Tiku, SKM Hefri Mustamin Iga, SKM Kontributor Badan Pusat Statistik; Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Sultra; UPT Dinas Kesehatan Prov.Sultra; Rumah Sakit se-Sultra; Bappeda Prov. Sultra, Diknas Prov. Sultra; Poltekkes Kemenkes Kendari; BKKBN Prov.Sultra, BPP Prov. Sultra; Kabid, Kasie dan Programer Lingkup Dinkes Prov. Sultra
  • 3. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. ii Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 ini dapat diterbitkan sebagai wujud partisipasi seluruh jajaran kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Profil kesehatan merupakan sarana yang digunakan untuk desiminasi informasi kesehatan serta sarana untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan pemerintah kabupaten/kota. Buku Profil Kesehatan ini berisi data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara secara komprehensif, karena itu profil kesehatan sangat ditunggu kehadirannya, hal ini dapat dilihat dari tingginya permintaan (demand) terhadap profil kesehatan oleh masyarakat, institusi pendidikan, dunia usaha, institusi lintas sektor dan unit program terkait. Seiring dengan dinamika terhadap kebutuhan data kesehatan, maka Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara edisi ini telah diupayakan untuk sedapat mungkin mengikuti pedoman penyusunan profil tahun 2013 dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI dengan penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan kondisi dan karakteristik wilayah Sulawesi Tenggara, sehingga dengan demikian buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam proses penyusunan rencana program pembangunan kesehatan, maupun sebagai sumber informasi pembangunan bidang kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Disadari sepenuhnya bahwa buku profil ini masih terdapat banyak kekurangan, dan masih perlu terus ditingkatkan kualitasnya dalam hal penyajian data dan informasi pada edisi berikutnya, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan, khususnya dalam upaya menyajikan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan di masa mendatang. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penerbitan buku profil kesehatan ini diucapkan terima kasih. Kendari, Mei 2013 Kepada Dinas Kesehatan Prov. Sultra dr. H. Asrum Tombili, M.Kes Pembina Utama Madya, IV/d NIP. 19580130 198703 1 003 KATA PENGANTAR
  • 4. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. iii uji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita sekalian sehingga Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2013 ini dapat terselesaikan, meskipun belum memenuhi target berdasarkan petunjuk teknis penyusunan Profil Kesehatan dan belum sesuai waktu yang ditetapkan karena berbagai kendala dalam penyusunan baik yang bersifat teknis maupun operasional. Profil kesehatan ini juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Supaya profil kesehatan ini mudah dipahami dan tidak dianggap tertinggal, maka data dan informasi yang disajikan sedapat mungkin sesuai dengan tahun yang tercantum, terkecuali dibutuhkan informasi pencapaian kinerja program pada periode sebelumnya. Profil Kesehatan ini merupakan masukan dari Profil Kesehatan kabupaten/kota dan lintas program pada Dinas Kesehatan Provinsi sendiri, yang sebelumnya telah dilakukan pemutakhiran/validasi data sehingga data yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan. Penyusunan Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2013 ini sedikit menemui kendala karena keterlambatan pelaksanaan kegiatan pemutakhiran data dan adanya perbedaan data capaian program dari kabupaten/kota dengan data di programer provinsi sehingga kami harus menvalidasi ulang sebagai bahan data dan informasi yang akan dimuat dalam edisi profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013. Disadari bahwa buku profil ini masih banyak kekurangannya dan masih perlu terus ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya menyampaikan maaf kepada pembaca sekalian. Di masa yang akan datang kualitas data yang disuguhkan di penerbitan profil kesehatan akan terus kami perbaiki. Melalui Kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi- tingginya kepada semua pihak, dalam hal ini pengelola data di tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota serta lintas sektor yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013. Semoga, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dimasa mendatang dapat menyajikan data yang lebih berkualitas dan dapat terbit lebih cepat. Kendari, Mei 2013 Kepada Dinas Kesehatan Prov. Sultra dr. H. Asrum Tombili, M.Kes Pembina Utama Madya, IV/d NIP. 19580130 198703 1 003 KATA SAMBUTAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara P
  • 5. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. iv Hal DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................................... KATA SAMBUTAN................................................................................................................................ DAFTAR ISI........................................................................................................................................... DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................ DAFTAR TABEL..................................................................................................................................... DAFTAR TABEL LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………….. BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................................... BAB II. GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK ................................................................... A. KONDISI GEOGRAFIS…………………………….......................................................................... B. KEADAAN PENDUDUK ..................................................................................................... C. KEADAAN EKONOMI……................................................................................................... D. KEADAAN PENDIDIKAN …................................................................................................ E. KEADAAN LINGKUNGAN.................................................................................................. 1. Rumah Sehat……………………………………………………………………………………..………………… 2. Akses Terhadap Air Bersih……………………………………………………………………………………. 3. Jarak Sumber Air Minum Dengan TPA Kotoran/Tinja……………………………………………. 4. Ketersediaan Jamban………………………………………………………………….……..………………… F. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT................................................................................. 1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar………………………………………………………… 2. PHBS Masyarakat………………………………………………..……………….………………………………. BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN ............................................................................................... A. MORTALITAS.................................................................................................................... 1. Angka Kematian Bayi (AKB)………………………………………………………………………………….. 2. Angka Kematian Balita (AKABA)……………………………………………………………………………. 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)……………………………………………………………………… 4. Angka Kematian Kasar (CDR)………………………………………………………………………………… 5. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir………………………………………………………………………. B. MORBIDITAS………………………………………………………………………………………………………………. 1. Penyakit Menular……………………………………………………………………….………………………… a. Penyakit Malaria …….………………………………………………………………..…………………… b. Penyakit TB Paru …………………………………………………………...……………………………… c. Penyakit HIV/AIDS …………………………………………………………………………………………. d. Infeksi Menular Seksual (IMS)……………………………………………………………………… e. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)........................................................... f. Penyakit Kusta…………………………………………………………………………………………….. ii iii iv vii xi xii 1 4 4 5 7 9 12 12 13 14 15 16 16 17 19 19 19 22 24 25 26 27 27 27 28 30 32 33 34
  • 6. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. v . . 2. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).............................. a.Difteri ...................................................................................................................... b.Pertusis /Batuk Rejan ............................................................................................. c.Tetanus Neonatorum.............................................................................................. d.Campak ................................................................................................................... e.Acute Flaccid Paralysis (AFP).................................................................................. f. Hepatitis B .............................................................................................................. 3. Penyakit Potensial KLB/Wabah .................................................................................. a.Penyakit Diare ........................................................................................................ b.Demam Berdarah Dengue ...................................................................................... c.Filariasis .................................................................................................................. 4. Penyakit Tidak Menular ...... ...................................................................................... a.Penyakit Jantung dan Sistim Sirkulasi...................................................................... b.Status Gizi Masyarakat ........................................................................................... Status Gizi Balita ..................................................................................................... BAB IV. UPAYA KESEHATAN ............................................................................................................... A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR………............................................................................... 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ........................................................................... a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) ….....…….................……………..…………….............. b. Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Dengan Kompetensi Kebidanan……............. c. Rujukan Kasus Risti Dan Penanganan Komplikasi ................................................. d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)..................................................................... 2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) ......................................................................... 3. Pelayanan Imunisasi ................................................................................................. 4. Ketersediaan Obat dan Vaksin………………………………………………………………………………. B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG ................................................... 1. Pelayanan Kesehatan Rujukan................................................................................... a. Kunjungan Rawat Jalan .......................................................................................... b. Kunjungan Rawat Inap ........................................................................................... c. Kunjungan Gangguan Jiwa ……………………………………………………………………….……….. d. Pelayanan Kes Gawat Darurat Yg Dpt Diakses Oleh Masyarakat........................... e. Rumah Sakit Yang Memberikan Pelayanan Ponek................................................. 2. Pelayanan Kesehatan Penunjang............................................................................... 3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)................................. C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT………………………………………………………… 1. Pengendalian Penyakit Polio………………………………………………………………………………….. 2. Pengendalian TB Paru……………………………………………………………………………………………. 3. Pengendalian Penyakit ISPA…………………………………………………………………………………… 4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS……………………………………………………… 5. Pengendalian Penyakit DBD…………………………………………………………………………………… 6. Pengendalian Penyakit Malaria……………………………………………………………………………… 7. Pengendalian Penyakit Kusta………………………………………………………………………………… 8. Pengendalian Penyakit Filariasis…………………………………………………………………………… 9. Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah…………………………………………... 36 36 37 37 38 38 39 40 40 41 43 45 45 46 47 49 49 49 50 53 55 58 60 62 65 65 66 66 66 66 67 67 67 68 70 70 71 72 73 75 77 78 78 79
  • 7. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. vi 10. Pengendalian Penyakit Kanker.………………………………………..……………………………….. 11. Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik….………………… D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT…………………………..……….…………………….……………………… 1. Pemberian Kapsul Vitamin A………………………………………………………….....……………… 2. Pemberian Tablet Besi…………………………………………………….…….………..………………… 3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif…………………………………………….……..………………… 4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)…………………………………….…………. BAB V. SUMBER DAYA KESEHATAN……………………………………………………………………………………………. A. SARANA KESEHATAN…………………………………..…………………………………………………………….. 1. Puskesmas dan Jaringannya……………………………….………………………………………………. 2. Rumah Sakit…………………………………………….…………………………………………………………. 3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat…………………………….…………………… a. Posyandu……………………………….………………………………………………………………………. b. Polindes…………………………………….…………………………………………………………………… c. Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa………………………………………….…………………… B. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN…………………………………………….………………………… C. SDM KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA………………………………………….…… D. SDM KESEHATAN DI RUMAH SAKIT………………………………………………….……………………….. E. SDM DI DINAS KESEHATAN DAN JAJARANNYA……………………………………….…………………. F. PEMBIAYAAN KESEHATAN…………………………….………………………………………………………….. BAB VI. PENUTUP…………………………………………………….…………………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 80 81 83 83 84 87 88 90 90 90 94 96 96 98 99 101 106 107 108 108 111
  • 8. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. vii HAL Gambar Gambar 2.1 2.2 : : Peta Provinsi Sulawesi Tenggara Persentase Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara yang Tinggal di Wilayah Kepulauan dan Daratan Tahun 2013 5 6 Gambar 2.3 : Piramida Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 6 Gambar 2.4 : Persentase Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat kemiskinan, Inflasi harga dan Pengangguran Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 8 Gambar 2.5 : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Yang Melek Huruf berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 11 Gambar 2.6 : Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 12 Gambar 2.7 : Persentase Rumah Sehat Provinsi Sulawesi Tenggara Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 13 Gambar 2.8 : Persentase Akses Air Bersih Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 14 Gambar 2.9 : Persentase Penduduk Dengan Sanitasi Layak Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 15 Gambar 2.10 : Persentase Penduduk Berdasarkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 16 Gambar 2.11 : Persentase Rumah Tangga Ber–PHBS Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 17 Gambar 3.1 : Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 21 Gambar 3.2 : Proyeksi Angka Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2001-2020 24 Gambar 3.3 : Proyeksi Umur Harapan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2001-2020 26 Gambar 3.4 : AMI Malaria di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009- 2013 28 Gambar 3.5 : Distribusi Kasusu Baru TB Paru di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 29 Gambar Gambar Gambar Gambar 3.6 3.7 3.8 3.9 : : : : Jumlah Kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Kematian Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2013 Jumlah Kasus IMS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 30 31 32 33 DAFTAR GAMBAR
  • 9. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. viii Gambar 3.10 : Prevalensi Penderita Kusta per 10.000 Penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 36 Gambar 3.11 : Kasus Tetanus Neonatorum di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 37 Gambar 3.12 : Jumlah Kasus Campak di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 38 Gambar 3.13 : Kasus AFP dan AFP Rate di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 39 Gambar 3.14 : Hepatitis B di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 40 Gambar 3.15 : Case Fatality Rate DBD di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 43 Gambar 3.16 : Filariasis di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 - 2013 44 Gambar 3.17 : Hasil Kegiatan Pantauan Penimbangan Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 47 Gambar 3.18 : Jumlah Balita Gizi Buruk Menurut Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 48 Gambar 4.1 : Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 – 2013 50 Gambar 4.2 : Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 51 Gambar Gambar 4.3 4.4 : : Cakupan Pelayanan K4 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Pemetaan Cakupan Pelayanan K4 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara Tahun 2013 52 53 Gambar 4.5 : Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Nakes di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 – 2013 54 Gambar 4.6 : Pemetaan Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Nakes Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara Tahun 2013 55 Gambar 4.7 : Cakupan Ibu Hamil Dengan Risti Yang Telah Ditangani/dirujuk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 -2013 56 Gambar 4.8 : Pemetaan Cakupan Neonatus Dengan Risti Ditangani/dirujuk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 57 Gambar 4.9 : Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013 58 Gambar 4.10 : Pemetaan Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 59 Gambar 4.11 : Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 60 Gambar 4.12 : Persentase Peserta KB Aktif Menurut Alat/Metode Kontrasepsi di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 61 Gambar Gambar 4.13 4.14 : : Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Provinsi Sulawsi Tenggara Tahun 2008-2013 Pencapaian Desa UCI di Tingkat Desa/Kelurahan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013 61 62 Gambar 4.15 : Pencapaian UCI Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 63
  • 10. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. ix Gambar 4.16 : Cakupan Pemberian DPT-1, Campak dan Angka DO di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013 64 Gambar 4.17 : Cakupan Imunisasi DPT-1 dan Campak Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 66 Gambar 4.18 : Distribusi Peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 69 Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27 4.28 4.29 4.30 4.31 : : : : : : : : : : : : : Realiasi Program JPKM di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013 Cakupan Penemuan Penderita Baru TB BTA+ (Case Detection Rate) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Trend Kumulatif Penemuan Kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013 Prevalensi Jantung Koroner, Gagal Jantung dan Stroke Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Prevalensi Penyakit Kanker Berdasarkan Diagnosa Dokter Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Prevalensi Diabetes dan Hipertensi Pada Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Cakupan Pemberian Vitamin A Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013 Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Pada Ibu Hamil di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Trend Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Ekslusif Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013 Persentase Bayi 0-6 Bulan Mendapat ASI Ekslusif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Trend Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-20013 Persentase Balita Ditimbang Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 69 71 75 79 81 82 84 85 86 87 88 89 89 Gambar Gambar Gambar 5.1 5.2 5.3 : : : Jumlah Puskesmas Menurut Status di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2013 Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 91 92 93 Gambar 5.4 : Jumlah & Rasio Tempat Tidur di Rumah Sakit/1.500 Penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 96 Gambar Gambar Gambar 5.5 5.6 5.7 : : : Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata di Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 Rasio Posyandu Terhadap Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 Distribusi Desa dan Polindes Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 97 98 99
  • 11. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. x Gambar 5.8 : Distribusi Desa Siaga dan Poskesdes Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 100 Gambar Gambar 5.9 5.10 : : Rasio Poskesdes Terhadap Jumlah Desa menurut Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Distribusi SDM Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 100 102 Gambar 5.11 : Distribusi SDM Kesehatan Menurut Tempat Bekerja di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 103 Gambar 5.12 : Distribusi Tenaga Kesehatan Yang Bekerja di Puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 106 Gambar 5.13 : Distribusi Tenaga Kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit (PEMDA, TNI/POLRI, BUMN, Swasta) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 107
  • 12. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xi Hal Tabel 2.1 Penduduk Berumur 10 tahun Ke Atas Yang Melek Huruf di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 10 Tabel 3.1 Jumlah Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2013 20 Tabel 3.2 Jumlah Kematian Neonatal Menurut Penyebab Kematian di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 22 Tabel 3.3 Jumlah Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2013 23 Tabel 3.4 Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 25 Tabel 3.5 Penderita Pneumonia Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 34 Tabel 3.6 Penderita Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 35 Tabel 3.7 Jumlah Perkiraan Kasus dan Penderita Diare Ditangani Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 41 Tabel 3.8 Penderita Demam Berdarah Dengue Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 42 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 10 Penyakit Terbanyak di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 44 46 Tabel 4.1 Distribusi Penduduk, Penduduk Miskin Kepesertaan Jamkesmas, Askes, Jamsostek dan Bahteramas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 68 Tabel 5.1 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 94 Tabel 5.2 Jumlah Tempat Tidur Menurut Status Kepemilikan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 95 Tabel 5.3 Jenis, Fungsi, Jumlah dan Tempat Bekerja Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 104 Tabel 5.4 Tenaga Kesehatan dan Rasio per 100.000 Penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 105 Tabel 5.5 Jumlah Tenaga kesehatan Yang Bekerja di Dinas Kesehatan & UPT (Prov dan Kabupaten/Kota) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 108 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Alokasi Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Anggaran Kesehatan Bersumber APBD Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2013 109 110 DAFTAR TABEL
  • 13. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xii `` Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah RT dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin & Kelompok Umur Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 6 7 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, TB Pada Anak dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 9 Angka Kesembuhan TB paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 14 Jumlah kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 DAFTAR TABEL LAMPIRAN
  • 14. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xiii Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 17 18 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3i) Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 21 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 23 24 25 26 27 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Cakupan Pengukuran Takanan Darah Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Nakes dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 30 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia SUbur Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
  • 15. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xiv Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 36 37 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin Kanupaten/Kota provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 38 39 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 42 Cakupan Imunisasi DPT, HB dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 43 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 44 45 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Anak 0-23 Bulan Di Timbang Menurut Jenis Kelamin kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 47 Jumlah Balita di Timbang Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
  • 16. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xv Tabel Tabel Tabel Tabel 49 50 51 52 Cakupan Pelayanan (Penjaringan) Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 53 Jumlah Kegiatan Promosi Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 54 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 56 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 57 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 58 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 59 60 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 61 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 62 Penduduk Dengan Akses Tarhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 63 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 64 Persentase Tempat-Tempat Umum Yang memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
  • 17. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. xvi Tabel 66 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 67 Persentase ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 68 69 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Persentase Sarana Kesehatan (RS) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 70 Jumlah Posyandu Menurut Strata Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 71 72 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 73 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 74 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 75 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel 76 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel Tabel Tabel Tabel 78 79 80 81 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Lain Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Tabel 82 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
  • 18. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 1 Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan yakni mewujudkan kemampuan masyarakat yang mandiri untuk Hidup Sehat, telah dilakukan berbagai upaya. Upaya-upaya tersebut meliputi pengembangan Desa Siaga, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Revitalisasi Posyandu dan lain sebagainya. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan indikator kinerja baik program maupun pelayanan. Indikator yang digunakan saat ini, antara lain Indikator Indonesia Sehat, Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Indikator MDGs. Indikator Indonesia Sehat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut di atas dapat digolongkan ke dalam : (1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang terdiri atas indikator- indikator untuk Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi ; (2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait. Sedangkan Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Kabupaten/Kota terdiri atas 18 indikator kinerja dari 4 jenis pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota, serta indikator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada kabupaten/kota tertentu. Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013, mengikuti pedoman penyusunan profil kesehatan kabupaten/kota dan provinsi tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI, penyajian data pada tahun 2013 dalam bentuk data terpilah berdasarkan jenis kelamin (responsive gender) untuk membuka wawasan serta dapat menggambarkan kondisi, disparitas, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan. Profil dengan data terpilah ini diharapkan dapat membantu dalam proses penyusunan rencana dan penganggaran program pembangunan kesehatan yang lebih difokuskan pada kondisi permasalahan kelompok rawan. Dalam proses penyusunan profil ini ditemui beberapa kendala terutama karena keterlambatan sebagian data dari kabupaten/kota dan adanya perbedaan data antara kabupaten/kota dengan data program provinsi. Anatomi profil kesehatan 2013 ini terdiri dari 6 (enam) bab, terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Gambaran Umum, Bab III Situasi Derajat Kesehatan, Bab IV Situasi Upaya Kesehatan, Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan dan Bab VI Penutup. BAB I PENDAHULUAN
  • 19. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 2 Perbaikan juga dilakukan dalam penulisan dan penyajian data. Seperti pada edisi sebelumnya, pada profil kesehatan edisi 2013 ini selalu berusaha menampilkan data progres lima tahunan dikombinasi dengan pencapaian kabupaten/kota pada tahun penulisan, lalu membandingkan pencapaian Sulawesi Tenggara secara nasional. Penyajian data dalam bentuk tabel dan map menggunakan teknik dua dan tiga dimensi sehingga data yang ditampilkan kelihatan lebih hidup dan komunikatif serta teknik GIS (geografis information system) untuk mapping pencapaian kinerja secara regional. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mampu secara lebih cepat melihat, memahami dan memaknai hasil-hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah dicapai di Sulawesi Tenggara hingga tahun 2013. Dengan demikian tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2013 ini adalah dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan 2013 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat. Oleh karena itu, gambaran yang disajikan dalam Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara ini disusun secara sistematis sesuai dengan pedoman penyusunan Profil Kesehatan tahun 2013. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2013 ini terdiri dari 6 (enam) bab yaitu: Bab I : Pendahuluan Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2013 dan sistematika dari penyajiannya. Bab II : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Sulawesi Tenggara. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor- faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan antara lain keadaan lingkungan serta perilaku penduduk yang berhubungan dengan kesehatan, faktor-faktor kependudukan, kondisi ekonomi, perkembangan pendidikan dan lain-lain. Bab III : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator keberhasilan pembangunan kesehatan sampai dengan 2013 yang mencakup Umur Harapan Hidup, Angka Kematian, Angka Kesakitan dan Status Gizi Masyarakat. Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan selama 2013 yang menggambarkan tingkat pencapaian program pembangunan kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan meliputi cakupan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan farmasi, pelayanan kesehatan rujukan,
  • 20. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 3 pencegahan, pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi masyarakat serta kesehatan dan situasi keadaan darurat Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sumber daya yang dimanfaatkan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan untuk 2013. Gambaran tentang keadaan sumber daya kesehatan yang mencakup tentang keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab VI : Penutup Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penulisan ini serta harapan-harapan untuk perbaikan/peningkatan mutu tulisan pada tahun/edisi yang akan datang.
  • 21. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 4 A. KONDISI GEOGRAFIS Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang mencakup jazirah (daratan) tenggara pulau Sulawesi serta pulau-pulau besar dan kecil di sekitarnya (Pulau Muna, Buton, Wawonii, Kabaena dan Kepulauan Besi di Laut Banda) dengan luas wilayah daratan sebesar 38.140 km2 atau 3.814.000 ha dan wilayah perairan diperkirakan seluas 110.000 km2 atau 11.000.000 ha. Secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 020 45’-060 15’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di antara 1200 45’-1240 30’ Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan Provinsi NTT di laut Flores, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di laut Banda dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di teluk Bone. Secara administratif, Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 terdapat penambahan dua kabupaten baru yaitu Kabupaten Kolaka Timur yang merupakan daerah pemekaran Kabupaten Kolaka dan kabupaten Konawe Kepulauan hasil pemekaran Kabupaten Konawe sehingga secara keseluruhan saat ini terdiri atas empat belas wilayah kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur dan Konawe Kepulauan, dengan dua wilayah kota, yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau. Pasca otonomi daerah laju pemekaran daerah berjalan sangat cepat yang berdampak pada pertambahan jumlah kecamatan, desa dan kelurahan. Pada tahun 2013 jumlah kecamatan se-Sulawesi Tenggara sebanyak 208 kecamatan yang terdiri dari 2.210 desa/kelurahan (Desa: 1.839; Kelurahan: 371). Data lengkap pembagian wilayah administratif Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel 1 lampiran profil ini. Kondisi topografi tanah di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya memiliki permukaan yang bergunung-gunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan bukit-bukit, terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah pertanian dan perkebunan yang subur. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermukim di sepanjang wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan sebagian yang lain di daerah pedalaman dan bekerja sebagai petani. Fakta ini membuat Sulawesi Tenggara memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain, adanya keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga akan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan. BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
  • 22. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 5 GAMBAR 2.1 PETA PROVINSI SULAWESI TENGGARA B. KEADAAN PENDUDUK Berdasarkan data BPS tahun 2013 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 2.360.611 jiwa, tingkat kepadatan penduduk sebesar 61,89 jiwa/km². Kepadatan tertinggi terdapat di Kota Kendari sebesar 1061, jiwa/km², diikuti Kota Bau-Bau sebesar 475,72 jiwa/km² dan Kabupaten Wakatobi 223,39 jiwa/km², sedang kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara sebesar 11,23 jiwa/km2 , disusul Kabupaten Buton Utara 28,76 jiwa/km2 , untuk 2 kabupaten yang baru dimekarkan tahun 2013 ini, datanya belum tersedia. Penduduk Sulawesi Tenggara sebagian besar bermukim di wilayah daratan pulau besar Sulawesi (64,43%), meliputi Kabupaten Kolaka (14.29%), Konawe (10.77%), Konawe Selatan (11.89%), Konawe Utara (2.32%), Kolaka Utara (5.51%), Bombana (6.63%) dan Kota Kendari (13,31%). Sebagian kecil lainnya (35,57%) tinggal di wilayah kepulauan, meliputi Kabupaten Buton (11.09%), Muna (11,86%), Wakatobi (4,03%), Buton Utara (2,43%) dan Kota Bau-Bau (6.16%), kepadatan penduduk pada daerah kepulauan 96.2/km2 dan daerah daratan 49,3/km2 , data tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk daratan lebih besar dari kepulauan namun demikian kepadatan penduduk wilayah kepulauan lebih tinggi dari daratan.
  • 23. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 6 131,929 144,146 130,586 165,334 138,465 75,839 46,669 64,8384 29,259 27,608 155,659 77,894 129,798 135,782 123,537 171,881 142,130 74,347 48,488 65,115 28,163 27,144 158,467 67,533 Axis TitlePerempuan Laki-Laki Distribusi penduduk yang tinggal di kepulauan dan daratan ditunjukkan pada gambar 2.2. GAMBAR 2.2 PERSENTASE PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA YANG TINGGAL DI WILAYAH KEPULAUAN DAN DARATAN TAHUN 2013 Sumber : BPS Prov. Sultra (Sultra Dalam Angka 2013) Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 2012-2013 adalah 2,30% pertahun. Melalui data BPS jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 adalah 2.360.611 jiwa, jumlah penduduk menurut golongan umur ditunjukan pada gambar 2.3. GAMBAR 2.3 PIRAMIDA PENDUDUK SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 Sumber : BPS Prov. Sultra (Sultra Dalam Angka 2013) Gambar 2.3. menunjukan bahwa struktur penduduk Sulawesi Tenggara termasuk dalam struktur penduduk muda (0-24 tahun) yang mencapai 59,88%, tapi bila dibandingkan dengan 55 –60+ 50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 – 29 20 – 24 15 – 19 10 – 14 5 – 9 0 – 4 Kepulauan, 35.57% Daratan, 64.43% Kepulauan Daratan
  • 24. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 7 struktur penduduk tahun 2012, terjadi pergeseran jumlah pada kelompok umur tertentu, yang paling signifikan terjadi pada kelompok umur 50-54 tahun yang melonjak cukup tajam dari total 86.568 jiwa (2012) menjadi 314.126 jiwa (2013), belum ada analisis resmi dari badan terkait mengenai fenomena ini. Meskipun demikian, secara keseluruhan gambar piramida di atas menunjukan masih dominannya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 20-29 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Jika jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara dipilah menurut jenis kelamin, maka terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki relatif sedikit lebih tinggi dari perempuan dengan rasio 101,35 yang berarti setiap 100 perempuan terdapat 102 laki-laki, tidak jauh berbeda dengan rasio tahun sebelumnya sebesar 100,34 Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, kabupaten/kota, wilayah dan rasio tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 lampiran profil. C. KEADAAN EKONOMI Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa selama tahun 2008- 2013, pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara menunjukkan kecenderungan meningkat dibandingkan periode sebelumnya, meskipun mengalami fluktuasi, tapi terjadi peningkatan yang cukup signifikan, terutama dalam 2 tahun terakhir (2012 & 2013). Rata-rata pertumbuhan ekonomi pada periode ini juga masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional pada periode tahun yang sama. Kondisi perekonomian tentu tidak terlepas dari tingkat inflasi dan pengangguran di suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada kurun waktu lima tahun terakhir (2009-2013) cenderung berfluktuasi antara 15.28% hingga 2.41%. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2009 (15.28), hingga pada tahun 2010 tingkat inflasi turun secara signifikan menjadi 2.41% dan pada tahun 2013 relatif stabil pada angka 4.65%. Tingkat pengangguran juga menjadi salah satu variabel yang menentukan keadaan ekonomi suatu daerah. Dengan merujuk pada data BPS, tingkat pengangguran menurun dari 6.50% pada tahun 2009 menjadi 3.06% pada tahun 2013. Gambar 2.4 di bawah ini menunjukkan indikator perekonomian Sultra tahun 2009-2013.
  • 25. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 8 GAMBAR 2.4 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN, INFLASI HARGA DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2009-2013 Sumber: Statistik Kesra Sultra, BPS Sultra 2013 Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan pengangguran, tingkat kemiskinan juga merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi ekonomi. Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah dan berbagai kalangan. Penduduk miskin (Statistik Kesra) didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya kurang dari kebutuhan yang diperlukan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya. Dalam prakteknya pengukuran antara lain dilakukan berdasarkan kecukupan pengeluaran konsumsi makanan dan non makanan. Jumlah penduduk miskin 465.400 orang atau 19.53% pada tahun 2008, secara persentase terus mengalami penurunan menjadi 13.71% pada tahun 2013. Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan individu terutama bayi dan Balita. Fenomena gizi buruk dan kurang sering dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk, jika merujuk pada fakta keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan busung lapar, Kwashiorkor, dan penyakit yang berhubungan dengan kekurangan vitamin (Xeropthalmia, Scorbut, dll). Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu mendorong kemajuan SDM, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok negeri terutama 2009 2010 2011 2012 2013 Tingkat Pengangguran 6.50 5.73 4.74 4.61 3.06 Inflasi Harga 15.28 4.60 2.41 7.53 4.65 Pertumbuhan Ekonomi 7.27 7.42 7.38 8.17 10.10 Penduduk Miskin 19.53 18.93 17.05 14.56 13.71 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
  • 26. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 9 wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial. D. KEADAAN PENDIDIKAN Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkat kepesertaan sekolah. Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya, sayangnya belum ada data terbaru untuk angka melek huruf yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, tapi bila merujuk pada data tahun sebelumnya, persentase penduduk Sulawesi Tenggara yang dapat membaca huruf latin pada 2012 sebesar 88.60%. Kabupaten/Kota dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Kota Kendari sebesar 97,87 %, diikuti oleh Kabupaten Konawe Utara sebesar 95,32 % dan Kolaka sebesar 93,91 %. Sedangkan persentase melek huruf terendah adalah Kabupaten Bombana (49.40%), diikuti Kabupaten Buton Utara (66.96%), Kabupaten Buton (87,49%), dan Kabupaten Muna (89,77%). Persentase kemampuan membaca dan menulis pada penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut kabupaten/kota tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 2.1.
  • 27. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 10 TABEL 2.1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 No KABUPATEN/KOTA PENDUDUK MELEK HURUF LAKI-LAKI (%) PEREMPUAN (%) LAKI-LAKI + PEREMPUAN (%) 1 2 3 4 5 1 Buton 97.47 83.90 87.49 2 Muna 95.63 84354 89.77 3 Konawe 95.44 9.20 93.36 4 Kolaka 94.77 93.00 93.91 5 Konsel 95.21 90.77 93.05 6 Bombana 49.28 49.52 49.40 7 Wakatobi 92.55 90.00 91.21 8 Kolaka Utara 94.22 91.06 92.69 9 Buton Utara 69.43 64.47 66.96 10 Konawe Utara 97.58 92.79 95.32 11 Kota Kendari 98.99 96.75 97.87 12 Kota Bau-bau 95.32 90.52 92.86 Sulawesi Tenggara 90.81 86.39 88.60 Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase melek huruf pada laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, yaitu 90.81% berbanding 86.39%. Perbandingan persentase melek huruf berdasarkan jenis kelamin menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara ditunjukan pada gambar 2.5.
  • 28. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 11 GAMBAR 2.5 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 Sumber: Statistik Kesra Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Status pendidikan dilihat dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki ataupun perempuan yang menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada. Untuk tahun 2013 ini belum ada data yang dikeluarkan oleh BPS Sulawesi Tenggara sehingga data yang ditampilkan lagi-lagi merujuk pada data tahun 2012, persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang tidak memiliki ijazah/STTB di Sulawesi Tenggara, laki-laki (25.63%) lebih rendah dari perempuan (25.86%), namun pada pendidikan lanjut SLTA/MA persentase laki–laki (23.05%) lebih tinggi dari perempuan (19.18%). Perbedaan yang tidak terlalu signifikan juga ditunjukkan pada tingkat akademi/universitas, dimana laki-laki (6,90%) sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan (6,06%). Hal ini menunjukkan secara umum di Provinsi Sulawesi Tenggara laki-laki mempunyai kesempatan lebih besar dalam melanjutkan pendidikan dibandingkan dengan perempuan, terutama tingkat SLTA dan pendidikan tinggi (universitas). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 ditunjukkan pada gambar 2.6. 91.47 95.63 95.44 94.77 95.21 93.82 92.55 94.22 96.53 97.58 98.99 95.32 95.15 83.9 84.54 91.2 93 90.77 90.07 90 91.06 87.42 92.79 96.75 90.52 90.19 75 80 85 90 95 100 105 Laki-Laki Perempuan
  • 29. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 12 GAMBAR 2.6 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 Sumber: Statistik Kesra Prov. Sultra Tahun 2013 Disamping penduduk melek huruf dan status pendidikan yang ditamatkan, hal lain yang menggambarkan keadaan pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu angka yang menjelaskan besarnya persentase penduduk yang duduk di bangku sekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra dikategorikan menjadi 4 kelompok umur, yaitu 10-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMU, dan 19-24 tahun untuk akademi dan perguruan tinggi. E. KEADAAN LINGKUNGAN Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti persentase rumah tangga sehat, persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga dengan sumber air minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak ke tempat penampungan akhir kotoran/tinja, dan persentase rumah tangga menurut kepemilikan fasilitas buang air besar (BAB). 1. Rumah Sehat Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Kriteria rumah sehat berdasarkan Riskesdas Tahun 2013 adalah apabila memenuhi tujuh kriteria yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup dan tidak padat huni (>=8m2/orang). TIDAK/BLM TAMAT SD, 25.75%, SD/sederajat, 27.86%, SLTP/sederajat, 18.80%, SLTA/sederajat, 21.11%, Akademi/DIPL ke atas, 6.48%, TIDAK/BLM TAMAT SD SD/sederajat SLTP/sederajat SLTA/sederajat Akademi/DIPL ke atas
  • 30. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 13 GAMBAR 2.7 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2013 28.43 35.82 21.90 49.74 15.51 29.38 52.56 39.85 44.46 47.78 49.03 66.97 37.34 32.73 35.82 21.90 53.93 15.51 70.62 61.18 39.85 69.18 47.78 53.98 66.97 42.53 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 2012 2013 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013 Berdasarkan laporan yang dihimpun dari dinas kabupaten/kota, persentase total rumah tangga sehat di Sulawesi Tenggara pada 2013 mencapai 42.53%, meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 37.34. Kabupaten/kota dengan persentase rumah tangga sehat tertinggi adalah Kabupaten Bombana sebesar 70.62 % diikuti oleh Kabupaten Buton Utara 69.18% dan Kota Bau-Bau 66.97%. Sedangkan kabupaten dengan persentase rumah tangga sehat terendah adalah Kabupaten Konawe Selatan sebesar 15.51% diikuti oleh Kabupaten Konawe sebesar 21.90 %. Persentase rumah tangga sehat berdasarkan kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara disajikan pada Lampiran tabel 59. 2. Akses Terhadap Air Bersih Akses air bersih layak yang digunakan penduduk untuk minum dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sumber air minum dari Jaringan Perpipaan (PDAM, BPSPAM) dan Bukan Jaringan Perpipaan (sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa, sumur bor, terminal air, mata air terlindung, dan penampungan air hujan). Persentase pendudu dengan akses air minum layak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 ditunjukkan pada gambar 2.8.
  • 31. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 14 GAMBAR 2.8 PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMILIKI AKSES AIR MINUM LAYAK DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013 Gambar 2.8 menunjukan bahwa, persentase penduduk dengan akses air minum layak tertinggi dicapai oleh Kabupaten Wakatobi sebesar 69.36% disusul oleh Kabupaten Buton 68.62%, sedangkan yang terendah terdapat di Kota Bau-Bau (29.48%) dan Kabupaten Konawe (39.70%). Rendahnya persentase tersebut kemungkinan disebabkan format tabel data yang tidak/belum terisi seluruhnya, sebagai contoh Kota Bau-Bau dan Kota Kendari yang memiliki Jaringan Perpipaan (PDAM) tapi tidak mengisi data yang dimaksud pada tabel. Dari data di atas juga diketahui bahwa baru 55.51% penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki akses air minum layak, sisanya sebanyak 45.49% masih belum memiliki. 3. Jarak Sumber Air Minum dengan Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja Sumber air minum sering menjadi wadah pencemaran pada penyakit water borne disease. Oleh karena itu sumber air minum harus memenuhi syarat lokasi dan konstruksi. Syarat lokasi menginginkan agar sumber air minum terhindar dari pengotoran, sehingga perlu diperhatikan jarak sumber air minum dengan cubluk (kakus), lubang galian sampah, lubang galian untuk air limbah dan sumber-sumber pengotor lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan tanah dan kemiringannya. 68.62 58.56 39.70 52.33 61.68 55.17 69.36 57.06 66.71 55.16 57.98 29.48 55.51 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00
  • 32. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 15 Pada umumnya jarak sumber air minum dengan beberapa sumber pencemaran termasuk tempat penampungan akhir kotoran/tinja lebih dari 10 meter dan diusahakan agar letaknya tidak berada di bawah sumber-sumber tersebut. 4. Ketersediaan Jamban Keberadaan fasilitas buang air besar telah menjadi kebutuhan penting pada kehidupan masyarakat modern. Kepemilikan dan penggunaan fasilitas tempat buang air besar yang layak dan memenuhi syarat merupakan isu penting dalam menentukan kualitas hidup penduduk. Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Tenggara, persentase penduduk yang memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) baru mencapai 41.61%, untuk distribusi berdasarkan kabupaten/kota, persentase tertinggi dicapai oleh Kabupaten Wakatobi sebesar 74.61% dan Kota Bau-Bau 61.11%, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara sebesar 8.69% dan Kabupaten Bombana 14.81%. Persentase penduduk dengan akses sanitasi layak menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada gambar 2.9. GAMBAR 2.9 PERSENTASE PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT) DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013 60.24 37.75 38.13 40.47 39.19 14.81 74.61 47.59 52.47 8.69 30.82 61.11 41.61 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00
  • 33. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 16 Jenis sarana sanitasi yang umum digunakan adalah jamban komunal, leher angsa, plengsengan dan cemplung, data selengkapnya mengenai fasiltas sanitasi dan jamban sehat dapat dilihat di tabel 62 pada lampiran. F. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu: Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar, persentase rumah tangga ber-PHBS, dan Posyandu aktif. 1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar Data tahun 2013 menunjukkan bahwa persentase penduduk di Sulawesi Tenggara yang dijamin oleh JAMKESMAS adalah sebesar 47.70%, untuk ASKES sebesar 8.69 %, BAHTERAMAS (dan lainnya) sebesar 6.99%, serta yang tidak memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan sebesar 36.62%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara telah memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar. Distribusi jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara ditunjukkan pada gambar 2.10. GAMBAR 2.10 PERSENTASE PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013 Berdasarkan gambar 2.10 dari seluruh penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan, kepesertaan yang paling besar adalah Jamkesmas (40.09 %) dan yang paling kecil adalah Askes TNI/POLRI (0.23%). Selain itu masih terdapat 36.72% JAMKESMAS, 40.09%ASKES PNS, 8.83% TNI/POLRI, 0.23% JPK JAMSOSTEK, 3.15% JAMKESDA, 10.98% TIDAKMEMILIKI JAMKES, 36.72% JAMKESMAS ASKES PNS TNI/POLRI JPK JAMSOSTEK JAMKESDA TIDAK MEMILIKI JAMKES
  • 34. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 17 penduduk yang belum memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan. Peningkatan jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk miskin, secara tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan cakupan rawat jalan di Provinsi Sulawesi Tenggara. 2. Perilaku PHBS Masyarakat Gambaran keadaan perilaku masyarakat juga dijelaskan melalui persentase rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yaitu rumah tangga yang ber- PHBS memiliki 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tersedianya air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan dari tanah, tidak merokok dalam rumah, melakukan aktivitas fisik secara rutin, serta makan sayur dan buah setiap hari. Berdasarkan laporan hasil pemantauan dinas kesehatan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 yang dilaksanakan pada sejumlah desa yang tersebar pada 12 kabupaten/kota dengan jumlah RT yang dipantau sebanyak 323.843 RT (61.14%), hanya 161.124 (49.75%) yang sudah berPHBS, jumlah ini sedikit mengalami penurunan meskipun tidak signifikan dibandingkan tahun 2012 dari 233.709 dipantau, 117.925 atau 50,46 % yang berPHBS. Distribusi rumah tangga yang ber-PHBS menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada gambar 2.11. GAMBAR 2.11 PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013 83.10 78.05 52.35 66.58 53.33 22.21 76.47 71.64 90.45 88.08 58.65 20.70 61.14 36.29 26.39 47.36 69.64 53.02 39.71 55.37 78.43 46.33 46.10 70.50 18.20 49.75 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 % Dipantau % PHBS
  • 35. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 18 Gambar 2.11 menunjukkan persentase RT ber PHBS tertinggi ada di Kabupaten Kolaka Utara yang mencapai 78.43% dari RT yang dipantau, diikuti Kota Kendari 70,50%, sedangkan persentase RT ber- PHBS terendah ada di Kota Bau-Bau 18.20% dan Kabupaten Bombana 22.21%. Meskipun beberapa kabupaten sudah menunjukan pencapaian yang lebih baik, tapi secara keseluruhan cakupan Rumah Tangga yang ber-PHBS di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif masih rendah, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat secara umum, serta kejadian penyakit menular maupun penyakit tidak menular, yang ditandai dengan masih seringnya ditemukan kasus KLB untuk beberapa jenis penyakit tertentu di Sulawesi Tenggara.
  • 36. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 19 Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-Indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas dan status gizi. Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara, berikut ini disajikan status derajat kesehatan masyarakat, diantaranya situasi mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat. A. MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat terlihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab kematian baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum kejadian kematian berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat proses interaksi berbagai faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian kematian. Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Angka kematian yang biasanya dijadikan indikator, yaitu Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Kasar (AKK), dan Umur Harapan Hidup (UHH). Gambaran angka kematian di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 sebagai berikut. 1. Angka Kematian Bayi (AKB), Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), data kematian yang bersumber dari pelayanan kesehatan hanya berupa data jumlah absolut, hal ini dikarena kejadian kematian bayi sebagian besar terjadi di luar fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak dilaporkan. AKB dipenguruhi oleh berbagai faktor, yaitu pelayanan kesehatan, tingkat sosial ekonomi, gizi, kesehatan lingkungan dan lainnya. Tersedianya berbagai fasilitas atau aksesibilitas BAB III Situasi derajat kesehatan
  • 37. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 20 pelayanan kesehatan serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional (tidak sehat) ke norma kehidupan modern (sehat) dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap AKB. Jumlah kematian bayi tahun 2010 - 2013 menurut kabupaten/kota di Provinasi Sulawesi Tenggara ditunjukkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Jumlah Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2013 No Kab./Kota 2011 2012 2013 Jml Kelahiran Lahir Mati Jml Bayi Mati Jml Kelahiran Lahir Mati Jml Bayi Mati Jml Kelahiran Lahir Mati Jml Bayi Mati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Buton Muna Konawe Kolaka Konsel Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kota Kendari Kota Bau-bau 5.699 5.523 4.058 5.744 5.038 2.678 1.887 1.968 1.556 988 4.843 2.558 70 107 40 76 85 53 25 24 35 2 25 26 172 197 77 140 167 101 59 55 60 17 65 56 5.739 5.783 4.452 6.361 5.413 3.147 1.851 2.320 1.235 1.226 5.729 2.739 60 77 60 76 78 74 35 25 23 6 18 30 82 122 68 73 64 78 31 37 44 31 28 35 5,852 5,969 5,007 6,071 5,817 3,374 1,924 2,407 1,343 1,205 6,107 2,953 77 70 50 78 74 60 37 23 19 22 20 30 43 42 11 12 8 19 8 5 16 6 6 35 Jumlah 42.540 568 1.166 46.049 562 693 48.029 560 211 Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013 Tabel 3.1. menunjukkan jumlah kematian bayi di Sulawesi Tenggara tahun 2011– 2013 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2013 jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di Kabupaten Buton dan Muna masing-masing 43 dan 42 orang, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Kolaka Utara dengan 5 orang dan Kabupaten Konawe Utara serta Kota Kendari masing-masing 6 orang. Jika pada tahun 2011 jumlah kematian bayi masih relatif tinggi yaitu mencapai jumlah 1.166 kematian bayi, maka pada tahun 2012 turun cukup signifikan menjadi 693 kematian bayi dan di tahun 2013 turun lagi sehingga tercatat tinggal 211 kematian bayi. Sedangkan untuk lahir mati, meskipun juga cenderung mengalami penurunan tetapi tidak signifikan dan secara umum masih cukup tinggi. Dalam rentang waktu 5 tahun terakhir, jumlah kematian bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009 – 2013 ditunjukkan pada gambar 3.1.
  • 38. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 21 Gambar 3.1 Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 - 2013 518 587 1,166 693 211 - 200 400 600 800 1,000 1,200 2009 2010 2011 2012 2013 Kematian Bayi Expon. (Kematian Bayi) Sumber Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013 Gambar 3.1 menunjukkan jumlah kematian bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009– 2013 berfluktuasi, namun demikian berdasarkan Exponential Trendline menunjukkan adanya kecederungan penurunan jumlah kematian bayi dan mancapai titik terendah di tahun 2013 ini dengan 211 kematian bayi untuk 5 tahun terakhir. Pencapaian ini tentunya cukup menggembirakan dan merupakan dampak langsung pengingkatan program dan jumlah tenaga kesehatan terutama bidan desa, baik secara kuantitas maupun pesebarannya. Walaupun juga kencenderungan tersebut tidak serta merta menunjukkan AKB di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami penurunan, hal ini bisa dikarenakan jumlah kematian bayi yang dilaporkan hanya bersumber dari fasilitas pelayanan kesehatan dan kematian yang dapat dipantau oleh tenaga kesehatan. Disamping itu, jumlah kematian yang dilaporkan sangat dipengaruhi oleh kelengkapan laporan dan pencatatan kematian program dinas kesehatan kabupaten/kota. Namun demikian hasil tersebut perlu diapresiasi sebagai outcome atau keberhasilan dari program pelayanan kesehatan ibu dan anak di setiap level pelayanan kesehatan yang telah dan terus menerus diupayakan dan ditingkatkan. Berdasarkan indikator pelayanan kesehatan terutama pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara, pada umumnya menunjukkan peningkatan, yaitu meluasnya jangkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat khususnya upaya KIA/KB, promosi kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya perbaikan gizi keluarga, lingkungan sehat, dan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang didukung dengan penempatan bidan di desa.
  • 39. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 22 Kejadian kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal), pada umumnya disebabkan oleh Tetanus Neonatorum, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan penyebab lain seperti pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir). Distribusi kematian neonatal menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Jumlah Kematian Neonatal Menurut Penyebab Kematian di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 No Kab/Kota Jumlah Kematian Neonatal Sebab-Sebab Kematian BBLR Asfiksia Tetanus Infeksi Masalah Laktasi Lain-lain Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Buton Muna Konawe Kolaka Konsel Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kota Kendari Kota Bau-bau 6 4 17 12 31 16 9 6 3 2 6 5 9 9 6 8 16 15 7 6 5 9 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 2 2 0 0 1 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 19 33 35 20 19 20 9 3 8 3 8 11 35 47 59 40 68 52 27 17 16 14 19 23 Provinsi 117 97 0 14 1 188 417 Sumber : Laporan Seksi Bimdal Yankesdas Tahun 2013 Tabel 3.2 menunjukkan penyebab kematian neonatal terbesar berturut-turut; sebab lain- lain sebanyak 188 orang, BBLR 117 orang, asfiksia 97 orang, infeksi 14 orang dan masalah laktasi 1 orang, tidak ada kematian yang dilaporkan oleh sebab tetanus , dengan demikian total kematian neonatal tahun 2013 adalah 417 orang, turun dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 484 kematian, hal ini menunjukkan masa neonatal merupakan resiko kematian bayi yang paling tinggi. 2. Angka Kematian Balita (AKABA), Child Mortality Rate (CMR) Angka Kematian Balita (0 - 4 tahun) adalah jumlah kematian anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan
  • 40. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 23 kecelakaan. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial, dalam arti luas dan tingkat kemiskinan penduduk. Data kematian Balita belum diketahui secara tepat karena diperlukan survei khusus untuk dapat mengetahui angka yang pasti. Data yang ada hanya diperoleh dari pencatatan kematian balita di puskesmas dan di rumah sakit. Disisi lain, tidak semua kelahiran dan kematian Balita tercatat pada unit kesehatan. Namun demikian sebagai gambaran jumlah kejadian kematian Balita ditunjukkan pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Jumlah Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011 – 2013 No. Kab./Kota 2011 2012 2013 Jumlah Balita Balita Mati Jumlah Balita Balita Mati Jumlah Balita Balita Mati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Buton Muna Konawe Kolaka Konawe Selatan Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kota Kendari Kota Bau-bau 27.992 27.552 22.284 31.066 31.722 12.674 8.582 11.212 5.480 5.417 29.404 12.151 232 208 81 144 176 107 67 62 60 19 70 66 32.167 25.255 24.527 32.998 30.684 13.172 9.262 12.301 5.609 6.696 26.763 15.217 108 140 68 75 65 90 35 37 46 33 33 52 36,174 25,824 33,847 37,636 32,081 16,702 9,665 11,953 6,186 6,905 30,002 12,628 76 57 13 15 12 27 15 8 21 10 9 25 Jumlah 225.536 1.292 234.651 782 259.603 308 Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013 Tabel 3.3 menunjukkan bahwa Jumlah Kematian Balita tahun 2013 sebesar 308 orang terdiri dari kematian bayi sebesar 211 dan kematian Anak Balita sebesar 97 orang. Jumlah kematian balita tertinggi di Kabupaten Buton sebanyak 76 kematian, disusul Kabupaten Muna sebanyak 57 kematian. Sedangkan yang terendah di Kabupaten Kolaka Utara dan Kota Kendari masing-masing sebanyak 8 dan 9 kematian. Meskipun jumlah kematian balita di Sulawesi Tenggara tahun 2013 masih relatif tinggi, tapi sudah mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 782 kasus (turun 60.61%), hal ini menunjukan upaya perbaikan program untuk mengeliminasi jumlah kematian balita sudah menunjukan tren yang positif meskipun masih perlu ditingkatkan, masih tingginya jumlah kematian balita ini rata-rata disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan sanitasi yang buruk seperti kematian balita akibat penyakit Diare, ISPA, DBD, malaria, serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat.
  • 41. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 24 Angka Kematian Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan angka proyeksi BPS 2001-2020 ditargetkan akan terus menurun, hal ini dimungkinkan dengan semakin meningkatnya akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Proyeksi Kematian Balita ditunjukkan pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Proyeksi Angka Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2001-2020 Sumber : Badan Pusat StatistiK Tahun 2012 Gambar 3.2 menunjukkan proyeksi Angka Kematian Balita 2001 sebesar 10,38 perseribu, tahun 2005 menjadi 6,72 perseribu, dan untuk tahun 2013 sendiri dari proyeksi ±5 perseribu AKABA, saat ini baru berhasil dicapai 6,5 perseribu atau belum memenuhi target yang ditetapkan. Berdasarkan laporan program, secara umum penyebab kematian balita di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Diare, infeksi parasit dan tetanus. 3. Angka Kematian Ibu (AKI), Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untuk menurunkan angka kematian ibu, diperlukan upaya mengurangi peran dukun dalam menolong persalinan dan berupaya meningkatkan peran bidan. Hal ini bertujuan menempatkan peran bidan di desa sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Distribusi Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 3.4. 2001 2002 2003 2004 2005 2010 2020 Kematian 10.38 9.44 8.54 7.605 6.72 5 4 10.38 9.44 8.54 7.605 6.72 5 4
  • 42. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 25 Tabel 3.4 Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 No. Kab./Kota Jumlah Kematian Ibu Maternal Kematian Ibu Hamil Kematian Ibu Bersalin Kematian Ibu Nifas Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Buton Muna Konawe Kolaka Konsel Bambana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kota Kendari Kota Bau-bau 2 5 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 10 3 3 11 5 5 1 0 0 1 4 2 2 4 2 4 0 1 3 3 0 0 1 3 14 12 6 16 5 7 4 3 0 1 6 5 Jumlah 11 45 23 79 Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013 Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 jumlah kematian ibu tertinggi terjadi di Kabupaten Kolaka sebanyak 16 kasus dan Kabupaten Buton 14 kasus sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Buton Utara yang melaporkan tidak ada kematian ibu maternal dan Konawe Utara 1 kasus. Berdasarkan data program Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara diperoleh informasi, penyebab kematian ibu yang utama adalah keracunan kehamilan dan infeksi, kondisi ini akan lebih diperparah lagi dengan keadaan status gizi yang buruk, faktor persalinan yang terlalu muda, paritas tinggi, dan anemi pada ibu hamil, serta pengetahuan ibu tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan belum maksimal walaupun Jampersal sudah diberlakukan, sebagian ibu hamil terlambat mendapat pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan disamping itu masih dijumpai ibu melahirkan yang ditolong oleh dukun hal ini disebabkan kepercayaan masyarakat terhadap dukun masih tinggi. 4. Angka Kematian Kasar, Crude Death Rate (CDR) Angka kematian kasar dapat digunakan untuk membandingkan kondisi kesehatan suatu daerah atau negara dengan daerah atau negara lain. Angka ini dipengaruhi oleh karakteristik penduduk, terutama struktur penduduk atau komposisi umur penduduk.
  • 43. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 26 Di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 tidak dilaporkan angka kematian kasar, namun demikian peningkatan Umur Harapan Hidup berdasarkan estimasi biasanya diikuti dengan penurunan angka kematian kasar. 5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Umur harapan hidup waktu lahir sangat berpengaruh pada penurunan kematian bayi. Oleh karena itu umur harapan hidup sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin kenaikan angka harapan hidup pada waktu lahir dan penurunan AKB. Meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Proyeksi umur harapan hidup waktu lahir di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2001 – 2020 ditunjukkan pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Proyeksi Umur Harapan Hidup di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2001 – 2020 65.20 66.94 67.80 69.0069.14 70.96 71.80 73.00 60.00 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 2001 2005 2010 2020 Laki-Laki Perempuan Sumber : Sultra Dalam Angka Tahun 2013 Gambar 3.3 menunjukkan angka proyeksi umur harapan hidup penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara. Tahun 2005 umur harapan hidup perempuan 70,9 tahun dan laki-laki 66,9 tahun (rata- rata 69,01 tahun), tahun 2013 umur harapan hidup perempuan 71.80 tahun dan laki-laki 67.80 tahun (rata – rata 69.80 tahun). Angka tersebut masih lebih rendah dari proyeksi umur harapan hidup nasional tahun 2013 yaitu 70,6 tahun.
  • 44. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 27 B. MORBIDITAS Data kesakitan terdiri dari dua sumber, yaitu bersumber dari masyarakat (community based data) dan bersumber dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Data kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat. Berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular. 1. Penyakit Menular Penyakit menular yang menjadi perhatian serius di Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu penyakit Malaria, TB paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB (wabah), Rabies, Filariasis, Frambusia dan Antraks. a. Malaria Kasus Malaria di Sulawesi Tenggara tahun (2009-2013) cenderung berfluktuasi, tahun 2009 jumlah kasus 488 (API 0,21), tahun 2010 jumlah kasus 2385 (API 1,04), tahun 2011 jumlah kasus 3.323 (API 1,45), pada tahun 2012 sejumlah 2.015 kasus (API 0,87) dan pada tahun 2013 turun menjadi 1.640 kasus (API 0.70) Angka kesakitan Malaria dikatakan tinggi apabila angka Annual Parasit Insidens (API) > 5 per 1.000 penduduk, sedang 1-4 per 1000 penduduk dan rendah apabila < 1 per 1.000 penduduk. Dengan demikian pada tahun 2013 Angka Kesakitan Malaria di Sulawesi Tenggara dapat dikategorikan rendah dengan API 0,87 (lebih kecil dari 1). Sedangkan untuk 5 tahun terakhir, angka kesakitan Malaria di Sulawesi Tenggara berada pada kategori sedang dengan API 1 - 4 per 1.000. Dengan demikian Sulawesi Tenggara masih termasuk dalam kategori Endemisitas Malaria Sedang. API Malaria tahun 2009 – 2013 ditunjukkan pada gambar 3.4.
  • 45. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 28 Gambar 3.4 API Malaria di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 488 2385 3323 2015 1640 0.21 1.04 1.45 0.87 0.70 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 2009 2010 2011 2012 2013 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Jumlah Kasus API Malaria Sumber: Data Program Dinkes Prov. Sultra Tahun 2009 – 2013 Gambar 3.4. menunjukkan jumlah kasus dan API malaria tahun 2009–2013 cenderung terus mengalami penurunan, namun demikian program penanggulangan Malaria masih menjadi perhatian serius untuk mengeliminasi kejadian malaria dalam rangka mencapai target API 5 per 1.000 penduduk. Berdasarkan laporan program Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria pernah terjadi pada tahun 2013 di Kabupaten Buton sebanyak 630 kasus (laki-laki 371 orang, perempuan 259 orang) dan Kabupaten Muna 448 kasus (Laki-laki 267 kasus, perempuan 181 kasus). Dari 1.640 kasus malaria yang tercatat, yang dilaporkan meninggal sebanyak 4 kasus (3 laki-laki, 1 perempuan), semuanya terjadi di Kabupaten Buton, dengan Case fatality Rate mencapai 0.24 %. b. TB Paru Penemuan kasus TB Paru/Case Notification Rate (CNR) dilakukan di unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, Pustu, dan RS). Berdasarkan data profil kesehatan kabupaten/kota CNR kasus baru TB di Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 203.93 per 100.000 penduduk, sedangkan untuk CNR seluruh kasus TB tahun 2013 mencapai 188.38 Gambaran kasus baru TB BTA+ di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 ditunjukkan pada gambar 3.5.
  • 46. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 29 Gambar 3.5 Distribusi Kasus Baru TB BTA+ Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Sumber: Profil Dinkes Kabupaten/Kota Tahun 2013 Gambar 3.5 menunjukkan sebaran jumlah kasus baru TB BTA+ berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013, di mana kasus tertinggi terdapat di Kabupaten Muna dengan 1.106 kasus dan terendah di Kabupaten Buton Utara sebanyak 44 kasus. Dengan CNR kasus baru BTA+ mencapai 203.93 per 100.000 penduduk, yang menjadi pertanyaan adalah apakah angka kejadian TB Paru yang cenderung meningkat (target tetap 70%) atau efektifitas program dalam menjaring kasus yang menjadi semakin baik. Gambaran ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pelaksana program. Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota, kasus TB Paru klinis (baru + lama) di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 berjumlah 4.447 kasus, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 4.453 kasus, angka kesembuhan (cure rate) TB Paru 83.25%, hampir mencapai target yang telah ditetapkan (>85%), sedangkan angka kesuksesan (success rate) sudah mencapai 91.61%. Distribusi kasus menurut kabupaten/kota menunjukkan, kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Muna (1.106 kasus) dan Kabupaten Konawe (583 kasus), sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara (11 kasus) dan Buton Utara (18 kasus). Angka CNR seluruh kasus TB per 100.000 penduduk mencapai 188,36, sedangkan angka kematian per 100.000 penduduk mencapai 3.98 (tahun 2012 ; 4.42). Jumlah kematian akibat TB Paru yang dilaporkan dari kabupaten/kota sebesar 94 kasus dengan kasus kematian tertinggi di Kabupaten Buton sebanyak 22 kasus, dan 405 1106 583 376 328 203 176 198 44 634 497 264 0 200 400 600 800 1000 1200 BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOTA KENDARI KOTA BAU-BAU
  • 47. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 30 Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 15 kasus kematian, sedangkan yang terendah di Kabupaten Konawe (tidak ada kematian akibat TB) dan Kabupaten Konawe Utara 1 kasus. c. HIV/AIDS Kegiatan penemuan kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara dilaksanakan melalui kegiatan zero survei terhadap kelompok beresiko, baik yang beresiko tinggi maupun rendah. Berdasarkan laporan program, jumlah penderita HIV/AIDS hingga 2011 mencapai 69 kasus yang terdiri dari 17 kasus HIV dan 52 kasus AIDS, meningkat di tahun 2012 menjadi 125 kasus (52 HIV, 73 AIDS) dan di tahun 2013 turun lagi menjadi 111 kasus (HIV 51, 60 AIDS). Tapi untuk 5 tahun terakhir perkembangan jumlah kasus dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Jumlah kasus HIV/AIDs tahun 2009 – 2013 ditunjukkan pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Jumlah Kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 – 2013 Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/Kota Tahun 2013 Gambar 3.6 menunjukkan, kasus HIV/AIDS tahun 2009 berjumlah 13 kasus dan tahun 2010 berjumlah 15 kasus, tahun 2011 sebanyak 69 kasus, pada tahun 2012 meningkat menjadi 125 kasus dan pada tahun 2013 turun menjadi 111 kasus. Berdasarkan exponensial trendline jumlah kasus AIDS cenderung meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kasus HIV, dengan demikian dalam jangka panjang penurunan penemuan kasus HIV akan disertai dengan peningkatan jumlah kasus AIDS, hal ini terjadi apabila surveilans tidak mampu melakukan pelacakan kasus dengan baik. Oleh karena itu perlu peningkatan kewaspadaan 2 3 17 52 51 11 12 52 73 60 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2009 2010 2011 2012 2013 HIV AIDS Linear (HIV) Linear (AIDS)
  • 48. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 31 dini dan penatalaksanaan kasus, serta melibatkan masyarakat dalam penemuan kasus secara dini untuk mencegah penularan lebih luas atau terjadinya ledakan kasus secara tiba-tiba. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka jumlah penderita HIV pada laki-laki realtif lebih tinggi dari perempuan yaitu sebanyak 27 : 24 kasus, sedangkan untuk kasus AIDS, perempuan relatif lebih tinggi (32 kasus) dibandingkan dengan laki-laki (28 kasus). Distribusi penderita HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.7. Gambar 3.7 Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 27 24 28 32 0 5 10 15 20 25 30 35 LAKI-LAKI PEREMPUAN HIV AIDS Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/KotaTahun 2013 Berkebalikan dengan tahun sebelumnya, kecenderungan jumlah kasus AIDS di tahun 2013 lebih banyak ditemukan pada perempuan, ini merupakan fenomena baru di Sulawesi Tenggara, di mana beberapa tahun sebelumnya jumlah penderita AIDS laki-laki selalu lebih tinggi dari perempuan, hal ini kemungkinan disebabkan oleh makin tingginya jumlah perempuan yang bekerja di tempat hiburan malam dengan perilaku seksual yang beresiko tinggi atau berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) sebagai dampak tidak langsung dari perkembangan Sulawesi Tenggara yang memiliki berberapa daerah pertambangan baik yang sudah lama maupun baru dibuka beberapa tahun terakhir. Untuk kasus kematian akibat AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 sebanyak 7 kasus yang terdiri dari 4 kasus kematian laki-laki dan 3 kasus kematian perempuan. Jumlah kematian AIDS tertinggi terjadi pada kelompok umur 20-29 tahun dengan 4 kasus, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.8.
  • 49. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 32 Gambar 3.8 Jumlah Kematian Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2013 Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/Kota Tahun 2013 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka kematian karena AIDS tahun 2013 turun cukup signifikan dibanding tahun 2012, ini terjadi baik pada kasus laki-laki maupun perempuan. d. Infeksi Menular Seksual Lainnya (IMS) Infeksi menular seksual adalah (IMS) atau penyakit menular seksual adalah penyakit yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual yang termasuk Sifilis, Gonorhoe (kencing nanah), Klamidia dan Herpes. Pada tahun 2012 kasus IMS di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami lonjakan yang sangat signifikan dimana sebanyak 1.568 kasus IMS yang dilaporkan, angka ini jauh di atas tahun 2011 yang hanya sebesar 575 kasus, tetapi pada tahun 2013 angka yang dilaporkan justru menurun sangat jauh menjadi tinggal 33 kasus. Grafik kasus IMS tahun 2009-2013 dapat dilihat pada gambar 3.9. 17 4 11 3 2012 2013 Laki-Laki Perempuan
  • 50. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 33 Gambar 3.9 Jumlah Kasus IMS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 - 2013 Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/Kota Tahun 2013 Dari gambar 3.9 di atas terlihat bahwa kasus IMS di Provinsi Sulawesi Tenggara cenderung meningkat setiap tahunnya, dan peningkatan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2012 (1.568 kasus), untuk tahun 2013 yang dilaporkan hanya 33 kasus, tapi angka ini bukan berarti menunjukan kasus IMS telah berhasil ditekan dan dieliminasi di Sulawesi Tenggara, tapi lebih karena kasus yang dilaporkan hanyalah kasus penderita syphilis, sedangkan untuk jenis IMS lainnya (klamidia, GO, herpes, dll) tidak dilaporkan atau data tidak lengkap oleh program P2ML Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari 33 kasus syphilis yang dilaporkan, sebanyak 23 kasus ditemukan pada laki-laki, dan 10 kasus pada perempuan, hal ini kemungkinan disebabkan karena laki-laki mobilitasnya lebih tinggi/ bekerja diluar sehingga mudah terpapar apalagi jika mempunyai perilaku yang berisiko tinggi untuk terjadinya penularan IMS. e. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang paling sering berada dalam daftar 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di puskesmas maupun di rumah sakit. Sasaran program pemberantasan ISPA adalah penderita Pneumonia. Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneuomonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan 386 397 575 1.568 330 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 2009 2010 2011 2012 2013
  • 51. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013………………………………….. 34 (malnutrisi, gangguan imunologi). Berikut ini adalah distribusi jumlah kasus Pneumonia pada Balita menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Penderita Pneumonia pada Balita Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 No. Kab./Kota Pneumonia Jml Balita Jml Perkiraan Penderita Balita ditemukan /Ditangani % Balita Ditangani 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Buton Muna Konawe Kolaka Konsel Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kota Kendari Kota Bau-bau 36,156 19,118 24,682 33,406 32,081 14,303 10,391 12,626 5,748 5,722 30,002 12,628 3,616 1,912 2,468 3,341 3,208 1,430 1,039 1,263 575 572 3,000 1,263 683 626 1,674 923 199 91 0 118 73 3 205 74 18.9 32.74 67.82 27.63 6.20 6.36 0.00 9.35 12.70 0.52 6.83 5.86 SULAWESI TENGGARA 236.863 23.686 4.669 19.71 Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2013 Tabel 3.5 menunjukkan tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat 4.669 penderita Pneumonia balita, dari jumlah tersebut hamya 19.71 % penderita yang ditangani. Kasus tertinggi terdapat di Kabupaten Konawe sebanyak 1.647 penderita dan terendah di Kabupaten Wakatobi yang melaporkan tidak ada penderita. f. Kusta Angka Prevalensi Kusta di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 dilaporkan sebesar 1.28 per 10.000 penduduk (masih lebih tinggi dari target nasional < 1 per 10.000 penduduk) namun sudah lebih rendah dibanding tahun 2012 (1.38). Total kejadian kasus tahun 2013 berjumlah 301 penderita yang terdiri dari 200 penderita laki-laki (66.45%), dan perempuan 101 penderita (33.55%). Dari 301 penderita kusta terdiri dari 12 penderita kusta type PB (Pausi Basiler) dan 289 penderita type MB (Multi Basiler). Distribusi penderita Kusta menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada tabel 3.6.