3. Source (Indonesia) : ministry of education and culture, ministry of economy, ministry of manpower, central bureau of statistics ; 2018
Indonesia Talent Landscapes
4. Indonesia Recruitment Main Challenges
High Unemployment Rate
Inilah faktanya: ada banyak pengangguran di Indonesia, terutama di pasar kerja pekerja tidak
terampil karena pelamar yang melimpah.
Setiap Tahun ada sekitar 3.6 juta pelajar lulus SMA, sekitar 1.3 Juta melanjutkan ke bangku kuliah,
dan setiap tahun ada sekitar 1.3 juta mahasiswa lulus kuliah. Artinya setiap tahun, negara
membutuhkan sekitar 3.6 juta Lowongan Pekerjaan
Skill and Talent Gaps
Tidak seperti banyak negara berkembang, kesenjangan keterampilan dan bakat, nyata untuk
rekrutmen di Indonesia. Ada indikasi yang sangat kuat bahwa profesional Indonesia yang
terampil, eksekutif tingkat menengah dan tingkat senior sangat dicari, dan masih ada
kekurangan bakat yang cukup besar di pasar.
5. High Cost
Skill dan Talent Gap juga mempengaruhi Bisnis secara nyata di Indonesia, membuat rekrutmen menjadi
semakin sulit dan membutuhkan biaya yang besar. Setiap tahun, biaya rekrutmen memperlihatkan
peningkatan yang cukup besar.
Dan hasilnya, biaya karyawan akhirnya menjadi meningkat di level yang bahkan perusahaan tidak merasa
nyaman dengan ini, karena peningkatan biaya tersebut, tidak berbanding lurus dengan peningkatan performa
perusahaan
“Fake” Degrees
Unqualified Staff sangat banyak terjadi di banyak perusahaan di Indonesia. Menurut Research
dari Cornell University, menyebutkan bahwa 52% pekerja di Indonesia sesungguhnya under
qualified untuk pekerjaan mereka.
6. Future Recruitment Trends
Hybrid Work Becomes Mainstream
Pekerjaan hybrid akan tetap ada.
Faktanya, jika sebuah organisasi
kembali ke pengaturan bekerja di
tempat sepenuhnya, itu akan
berisiko kehilangan hingga 39% dari
tenaga kerjanya. Kita harus
membuat model baru yang
berpusat pada manusia untuk
lingkungan hibrid dengan
merancang pekerjaan seputar
fleksibilitas yang digerakkan oleh
karyawan, keterhubungan budaya,
dan kepemimpinan manusia.
There’s a Shortage of Critical Talent
Pemimpin SDM berada di bawah tekanan lebih dari sebelumnya untuk mengisi posisi.
Mengembangkan learning & development dan memberikan kesempatan karyawan untuk
Berpindah Jalur secara internal, memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk
mendapatkan kandidat secara Internal
7. Size of the Country
Indonesia adalah negara yang besar, dan ini tidak membuat pekerjaan menemukan kandidat yang
ideal menjadi lebih mudah. Karena mungkin kandidat yang kita cari saat ini berada di daerah yang
berbeda. Fakta bahwa kedekatan dengan keluarga adalah hal yang cukup penting, maka pindah
domisili mungkin bukan sebuah keputusan yang mudah.
Well-Being is a Key Metric
70% organisasi melakukan investasi tambahan untuk kesejahteraan selama dua tahun terakhir, sebagian
besar karyawan masih belum memanfaatkan penawaran ini. Anda harus memberikan kesejahteraan
sebagai bagian dari EVP Anda untuk menarik dan mempertahankan Talent.
8. DEI Outcomes Could Worsen
Pekerjaan hybrid dan jarak jauh tidak menjamin semua karyawan akan merasakan manfaat
dari perubahan ini secara adil. Hal ini berpotensi memperburuk hasil keragaman, kesetaraan,
dan inklusi (DEI). Misalnya, 76% manajer mengatakan karyawan di tempat lebih mungkin
dipromosikan daripada pekerja jarak jauh. Mempertimbangkan bahwa perempuan dan
karyawan dari kelompok yang kurang terwakili lebih cenderung ingin memanfaatkan pekerjaan
yang fleksibel, bias kedekatan menjadi resep ketidakadilan.
Turnover Will Increase
Pekerjaan hibrida telah menjadi harapan dasar bagi sebagian besar karyawan, dan organisasi
sudah melihat efeknya. Turnover telah meningkat secara signifikan ketika karyawan diminta untuk
kembali ke kantor penuh waktu, dan 52% karyawan mengatakan kebijakan kerja yang fleksibel
akan mempengaruhi keputusan untuk tetap berada di organisasi mereka.
9. Managers’ Roles are Changing
Dengan lebih sedikit peluang untuk interaksi langsung secara spontan di tempat kerja, manajer harus lebih
berhati-hati dalam membangun dan mengembangkan hubungan dengan anggota tim mereka. Hubungan
manajer-karyawan sangat penting dalam membentuk pengalaman dan koneksi karyawan ke organisasi.
HR perlu mempersiapkan manajer dengan alat yang tepat untuk menjadi pemimpin manusia dan
mengelola persepsi karir karyawan, kesejahteraan dan koneksi ke budaya organisasi.
Shorter work weeks are a new EVP
Persaingan pasar tenaga kerja dan inflasi yang tinggi memberikan tekanan pada kompensasi, tetapi banyak
organisasi tidak mampu meningkatkan gaji secepat yang diinginkan atau diharapkan karyawan. Jika inflasi
terus meningkat, tidak semua perusahaan dapat menarik dan mempertahankan talenta hanya dengan
kompensasi. Ini menantang organisasi untuk memikirkan kembali EVP mereka dengan pengurangan jam kerja.
Untuk mempertimbangkan pendekatan EVP baru ini, para pemimpin C-suite dan manajer perekrutan harus
bekerja sama untuk meninjau peran dan proses di mana minggu kerja yang lebih pendek dimungkinkan.
11. Recruitment Main Challenges
So, what is the challenges Post Pandemic ???
Remote Working become the New EVP
Talents sudah terbiasa dengan Working from Home Concept dan melihat hal ini menjadi sebuah
kebutuhan dalam bekerja. Tetapi hal ini juga menyisakan beberapa masalah terhadap produktivitas
dan kreatifitas serta employee engagement
Job Competition
Saat ini hamper semua perusahaan sudah beroperasi secara normal, selama pandemic
banyak perusahaan tersebut melakukan pengurangan karyawan untuk menekan biaya
operasional, tetapi saat ini hamper semua perusahaan melakukan rekrutmen, yang
mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan kandidat semakin sulit.
12. Lack of Resources
Kebutuhan rekrutmen yang tinggi mengakibatkan tingginya beban kerja seorang rekruter,
dan seringkali perusahaan tidak bisa mengakomodasi penambahan headcount, yang
mengakibatkan tingginya beban kerja rekruter
Speed Hiring
Ekspektasi untuk closing hiring menjadi sangat tinggi, dikarenakan perusahaan harus mengejar
ketertinggalan mereka selama pandemic, sementara War of Talents sedang berlangsung di pasar
saat ini
13. Technology
Penggunaan teknologi dalam melakukan proses rekrutmen menjadi sangat esensial saat ini,
ketertinggalan informasi mengenai teknologi terkini membuat rekruter tertinggal dengan pesaing
mereka
Increasing Candidate Expectations toward Job
Kandidat saat ini tidak hanya melihat gaji sebagai pertimbangan utama dalam bekerja, tetap
employee wellbeing juga menjadi perhatian mereka saat ini. Kebutuhan untuk diperhatikan
keluarga dna kesejahteraan mereka sangatlah penting
14. What is the Ideal Recruitment Strategy??
Use Multiple Recruitment Channels in the Same Time
Kita tidak bisa lagi hanya menggunakan satu channel rekrutmen saja, inovasi untuk menggunakan
berbagai channel recruitment sangatlah penting, agar kita bisa mendapatkan response rate yang
baik dari kandidat, Job portal, Social media, referral, speed dating,etc
Personalize Recruitment Process
Lakukan personal contact didalam setiap tahapan rekrutmen, jangan lagi mengirim
automated email untuk mereject karyawan, jangan lagi kirim WA untuk invite kandidat,
jangan lagi “interview” kandidat lewat WA. Personalisasi proses akan menimbulkan
engagement yang baik dengan kandidat
15. Consider “imperfect” candidates
Buat prioritas, mana yang masih bisa diimprove dengan training, dan mana yang
tidak memungkinkan, didalam situasi demand yang tinggi, perusahaan harus bisa
membuat strategi untuk pemenuhan karyawan, dan seringkali Learning &
Development tidak menjadi pertimbangan dan cenderung ntuk mencari kandidat
yang “ready to use”
Speed up the Recruitment Process
Realitanya, saat ini kebanykan kandidat juga diproses di beberapa perusahaan
yang berbeda, proses rekrutmen yang lama, akan membuat kemungkinan
mempekerjakan kandidat akan semakin kecil, karena mungkin sudah didahului
oleh perusahaan lain.
16. Create Hiring Video
Menjelaskan Company culture ataupun Unique Selling Point perusahaan tidaklah mudah, membuat
video singkat mengenai kedua hal tersebut bisa membuat perusahaan lebih “Menjual” dihadapan
kandidat
Employeer Branding
Mulailah melakukan ini, tunjukan perusahaan anda seperti apa, tampilkan setiap aktivitas
perusahaan di social media, buatlah testimoni dari karyawan mengenai alas an mereka bekerja
diperusahaan anda, tampilkan alas an mengenai mengapa orang harus bekerja diperusaan
anda.
Get some “Helps”
Kalau masih kesulitan setelah menjalankan Langkah diatas, jangan ragu untuk meminta bantuan, entah
dari kolega anda, atau menghubungi recruitment agency. Meminta bantuan bukan berarti anda tidak
mampu mengerjakan pekerjaan anda, tetapi simply anda perduli dengan pekerjaan anda.