Kementerian Pendidikan mengadakan eksplorasi konsep mengenai pengembangan proyek di satuan pendidikan untuk menguatkan profil pelajar Pancasila, termasuk merancang asesmen proyek dan mengoptimalkan kegiatan proyek agar berdampak positif pada siswa.
1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Eksplorasi
Konsep
60 menit
Menyimak pemaparan mengenai
pengembangan kegiatan projek di
satuan pendidikan, merancang
asesmen projek yang efektif
menyasar profil pelajar Pancasila,
dan mengoptimalkan kegiatan projek
yang berdampak kepada murid.
2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Rancangan asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
3. Optimalisasi kegiatan projek yang berdampak kepada murid.
Topik Pembahasan
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.”
Profil Pelajar Pancasila
5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Dimensi, Elemen, dan Subelemen
Profil Pelajar Pancasila
Panduan Pengembangan Projek
Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Dokumen Acuan
Kepmen 262 Tahun 2022
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apa itu projek profil?
Berdasarkan Kepmendikbudristek No.262/M/2022,
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan
kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang
untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan
karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan
waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan,
muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus
dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran
intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan
masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan
menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Merupakan kegiatan kokurikuler
berbasis projek
Dirancang untuk menguatkan
kompetensi dan karakter sesuai
dengan profil pelajar Pancasila
Dirancang terpisah dari intrakurikuler.
(Tujuan, muatan, dan kegiatan
pembelajaran projek tidak dikaitkan
dengan tujuan dan materi pelajaran
intrakurikuler.)
Pelaksanaannya dilakukan secara
fleksibel, dari segi muatan, kegiatan,
dan waktu pelaksanaannya
Satuan pendidikan dapat melibatkan
masyarakat dan/atau dunia kerja
untuk merancang dan
menyelenggarakan projek penguatan
profil pelajar Pancasila.
8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Prinsip Pengembangan Projek
Holistik
Memandang sesuatu
secara utuh/ menyeluruh,
tidak parsial. Menelaah
tema secara utuh dan
melihat keterhubungan
dari berbagai hal untuk
memahami isu secara
mendalam
Eksploratif
Membuka ruang yang
lebar bagi proses
pengembangan diri dan
inkuri baik terstruktur
maupun bebas
Berpusat pada Murid
Peserta didik menjadi subjek
pembelajaran, aktif mengelola
pembelajarannya secara
mandiri (memilih dan
mengusulkan topik projek
sesuai minatnya
Kontekstual
Upaya mendasarkan
kegiatan
pembelajaran pada
pengalaman nyata
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alur perencanaan projek profil
Merancang strategi pelaporan hasil projek
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan
pelaporan hasil projek.
Membentuk tim fasilitator projek penguatan
profil pelajar Pancasila
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator
projek. Tim ini berperan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas.
Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu
projek penguatan profil pelajar Pancasila
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil pelajar
Pancasila dan tema projek serta merancang jumlah projek
beserta alokasi waktunya.
Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
pendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator
merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan
satuan pendidikan.
Menyusun modul/rencana pengajaran projek
profil
Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat
kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum:
Menentukan sub-elemen (tujuan projek);
Mengembangkan topik, alur, dan durasi projek,
serta; Mengembangkan aktivitas dan asesmen
projek.
2
3
4
5
Perencanaan ini dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan.
1
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tema-tema projek profil - PAUD
Aku Sayang Bumi (Gaya
Hidup Berkelanjutan)
Tema ini bertujuan untuk
mengenalkan peserta didik
pada isu lingkungan, eksplorasi
dalam mencari solusi kreatif
yang dapat dilakukan oleh
peserta didik, serta memupuk
kepedulian terhadap alam
sebagai perwujudan rasa
sayang terhadap ciptaan Tuhan
YME.
Aku Cinta Indonesia
(Kearifan Lokal)
Tema ini bertujuan agar
peserta didik mengenal
identitas dan karakteristik
negara, keberagaman budaya
dan ciri khas lainnya tentang
Indonesia sehingga mereka
memahami identitas dirinya
sebagai anak Indonesia, serta
bangga menjadi anak
Indonesia.
Kita Semua Bersaudara
(Bhinneka Tunggal Ika)
Tema ini bertujuan untuk
mengajak peserta didik untuk
mampu berinteraksi dengan
teman sebaya, menghargai
perbedaan, mau berbagi, dan
mampu bekerja sama.
Imajinasi dan Kreativitasku
(Rekayasa dan Teknologi)
Tema ini bertujuan untuk
mengajak peserta didik belajar
mengenali dunianya melalui
imajinasi, eksplorasi, dan
eksperimen. Pada tema
Imajinasiku ini peserta didik
distimulasi dengan serangkaian
kegiatan yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu,
memperkaya pengalamannya dan
menguatkan kreativitasnya.
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tema-tema projek profil - Dasmen
Kearifan Lokal
(SD-SMA/sederajat)
Membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi tentang budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar
atau daerah tersebut, serta
perkembangannya.
Rekayasa dan Teknologi
(SD-SMA/sederajat)
Berkolaborasi dalam melatih
daya pikir kritis, kreatif, inovatif,
sekaligus kemampuan berempati
untuk berekayasa membangun
produk berteknologi yang
memudahkan kegiatan dirinya
dan juga sekitarnya.
Kewirausahaan
(SD-SMA/sederajat)
Mengidentifikasi potensi
ekonomi di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam
pengembangan potensi tersebut,
serta kaitannya dengan aspek
lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
Bhinneka Tunggal Ika
(SD-SMA/sederajat)
Mengenal belajar membangun
dialog penuh hormat tentang
keberagaman kelompok agama
dan kepercayaan yang dianut
oleh masyarakat sekitar dan di
Indonesia serta nilai-nilai ajaran
yang dianutnya.
Gaya Hidup
Berkelanjutan (SD-
SMA/sederajat)
Memahami dampak dari aktivitas
manusia, baik jangka pendek
maupun panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di dunia
maupun lingkungan sekitarnya.
Bangunlah Jiwa dan
Raganya (SD-
SMA/sederajat)
Membangun kesadaran dan
keterampilan untuk memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik
untuk dirinya maupun orang
sekitarnya.
Suara Demokrasi
(SMP-SMA/sederajat)
Merefleksikan makna demokrasi
dan memahami implementasi
demokrasi serta tantangannya
dalam konteks yang
berbeda, termasuk dalam
organisasi sekolah dan/atau
dalam dunia kerja.
Kebekerjaan
(Tema wajib di SMK)
Membangun pemahaman
terhadap ketenagakerjaan,
peluang kerja, serta kesiapan
kerja untuk meningkatkan
kapabilitas yang sesuai dengan
keahliannya, mengacu pada
kebutuhan dunia kerja terkini.
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ketentuan Jumlah Tema dalam Satu Tahun Ajaran
Jenjang Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d. 2 projek dengan tema berbeda.
SD/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda.
SMP/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda.
SMA Kelas X/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda.
SMA Kelas XI & XII/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda.
SMK Kelas X/Sederajat 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan.
SMK Kelas XI/Sederajat 2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan.
SMK Kelas XII/Sederajat 1 projek dengan tema Kebekerjaan.
*Untuk Kelas XIII pada SMK program 4 tahun tidak perlu melaksanakan projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Projek Profil 1 Projek Profil 2 Projek Profil 3
Dimensi Berkebinekaan Global &
Bergotong Royong
Berkebinekaan Global,
Bergotong Royong, &
Bernalar Kritis
Bergotong Royong, &
Bernalar Kritis
Tema Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan
Alokasi Waktu 80 JP 140 JP 100 JP
Contoh simulasi
penghitungan alokasi
waktu projek profil
untuk Kelas 9 SMP.
Setelah mendapatkan total alokasi waktu projek dalam satu tahun
ajaran untuk satu kelas tertentu, langkah berikutnya adalah membagi
alokasi waktu berdasarkan jumlah projek yang dilaksanakan dalam
satu tahun. Contoh di sebuah SMP di mana kelas 9 memiliki total
alokasi waktu projek 320 JP dan akan melaksanakan 3 projek profil,
maka pembagiannya bisa sebagai berikut:
Pada pelaksanaannya, alokasi waktu ini dapat diterapkan secara fleksibel menggunakan sistem
harian (beberapa jam dalam satu hari), satu hari penuh, atau diblok dalam beberapa minggu.
17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Sub-elemen yang disasar
● Memahami Keterhubungan
Ekosistem Bumi
● Menjaga Lingkungan Alam
Sekitar
● Kerja sama
● Koordinasi Sosial
● Mengajukan pertanyaan
● Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan
mengolah informasi dan
gagasan
Contoh Modul Projek Fase D
Tema: Gaya Hidup
Berkelanjutan
Topik: Sampahku,
Tanggungjawabku
Total waktu: 57 JP
Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
● Beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha
Esa
● Gotong royong
● Bernalar kritis
Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu pengelolaan sampah dan implikasinya terhadap
perubahan iklim
1.
Perkenalan: Perubahan
Iklim dan Masalah
Pengelolaan Sampah
2.
Eksplorasi Isu
3.
Refleksi awal
4.
Kunjungan ke TPA/
Komunitas Peduli
Sampah
5.
Diskusi Kritis Masalah
Sampah
Tahap Kontekstualisasi. mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
6.
Pengumpulan,
Pengorganisasian, dan
Penyajian Data
7.
Trash Talk:
Sampah di Sekolahku
8.
Pengorganisasian Data
Secara Mandiri
9.
Asesmen Formatif
Presentasi: Sampah di
Sekolahku
Tahap aksi. bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
10.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Eksplorasi program
pengelolaan sampah
yang ada
11.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Peranku dan Solusiku
12.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Menentukan
Karakteristik Poster
yang Baik
13.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Membuat Poster
14.
Asesmen Formatif
Simulasi Pameran
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan refleksi, serta menyusun langkah strategis
15.
Asesmen Sumatif
Pameran Poster Aksi
Nyata Sayangi
Sekolahku
16.
Asesmen Sumatif
Evaluasi Solusi Yang
Ditawarkan
17.
Mari Beraksi Sambil
Refleksi
Mengelola Sampah di
Sekolah
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Rancangan asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
3. Optimalisasi kegiatan projek yang berdampak kepada murid.
Topik Pembahasan
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Gambaran rapor projek profil
PAUD
DASMEN
& DIKSUS
❖Pelaporan akhir di jenjang
PAUD berupa deskripsi
kemunculan kompetensi
tujuan.
❖Pelaporan akhir di jenjang
Dasmen berupa rubrik dengan
4 kriteria (Mulai Berkembang,
Sedang Berkembang,
Berkembang sesuai Harapan,
Sangat Berkembang)
dilengkapi dengan deskripsi
pencapaian.
Bagaimana strategi asesmen
yang perlu guru kembangkan
agar dapat menyajikan
pelaporan yang komprehensif
di akhir projek?
20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Guru dapat memperhatikan beberapa strategi berikut untuk dapat mengoptimalkan
asesmen projek:
1. Memastikan adanya keselarasan antara tujuan, aktivitas, dan asesmen projek.
2. Mengoptimalkan asesmen formatif untuk membantu murid mencapai tujuan
projek.
3. Menekankan pelaksanaan asesmen berbasis kinerja.
4. Menggunakan instrumen asesmen yang beragam (rubrik, daftar cek, catatan
pengamatan, portofolio, dan sebagainya).
Optimalisasi asesmen projek profil
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Untuk memastikan adanya keselarasan antara
tujuan, aktivitas, dan asesmen projek, maka
guru dapat mengembangkan aktivitas
pembelajaran berdasarkan metode backward
design (memastikan terlebih dahulu bukti
pencapaian yang ingin dituju, baru kemudian
mengembangkan aktivitas yang relevan),
sehingga aktivitas projek yang dikembangkan
bukan berdasarkan pada tema projek, namun
berdasarkan dimensi, elemen, dan subelemen
yang hendak dicapai.
1. Memastikan adanya
keselarasan antara tujuan,
aktivitas, dan asesmen projek.
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Untuk mengoptimalkan asesmen formatif, maka guru perlu melakukan asesmen seiring berjalan (on going
assessment) yang fokus pada perkembangan dimensi, elemen, dan sublemen profil pelajar Pancasila. Asesmen yang
dilakukan seiring berjalan dapat membantu guru memahami perkembangan kemampuan murid dan memberikan umpan
balik yang dibutuhkan murid untuk mengoptimalkan pencapaiannya.
2. Mengoptimalkan asesmen formatif untuk membantu murid mencapai tujuan projek.
Asesmen Sumatif
Dilakukan untuk
menyimpulkan hasil
pencapaian murid terhadap
tujuan pembelajaran secara
keseluruhan di akhir projek.
Asesmen Awal
Dilakukan untuk memetakan
kemampuan awal murid
dalam mencapai dimensi,
elemen, dan sub elemen
profil pelajar Pancasila yang
menjadi tujuan projek.
(Termasuk memahami
kesiapan belajar murid).
Asesmen Formatif
Dilakukan seiring proses
pembelajaran untuk memahami
perkembangan murid. Hasilnya
digunakan sebagai bahan
umpan balik untuk
mengoptimalkan pencapaian
tujuan pembelajaran.
Asesmen ini memiliki porsi
paling besar dalam
pelaksanaan projek.
23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pada asesmen projek, guru diharapkan bukan hanya membuat asesmen kognitif (tes tertulis) saja, namun juga dapat
mengembangkan asesmen kompetensi berbasis kinerja. Asesmen berbasis kinerja memberikan kesempatan kepada
murid untuk menunjukkan kemampuannya dalam berbagai cara seperti membuat poster, infografis, siniar (podcast),
lagu, video, film, esai, majalah, buku, dsb. Atau merancang instalasi, pertunjukkan, aksi kampanye, program sekolah,
dan lain sebagainya.
3. Menekankan pelaksanaan asesmen berbasis kinerja.
Contoh: Terdapat sebuah projek bertema Gaya Hidup
Berkelanjutan dengan sasaran dimensi Bernalar Kritis.
Aktivitasnya murid membuat reportase mengenai
pengelolaan sampah di lingkungan rumah/sekolah dan
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang tidak sesuai
dengan prinsip pelestarian lingkungan. Alih-alih hanya
membuat tes tulis di akhir untuk penilaian, tim fasilitator
dapat menilai kinerja murid selama proses pembuatan
reportase berlangsung menggunakan lembar observasi,
rubrik, daftar cek, dan instrumen asesmen lainnya..
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh asesmen formatif kinerja berbentuk rubrik.
Kriteria Dimensi
Bernalar Kritis
Mulai Berkembang Sedang Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Sangat Berkembang
Kelengkapan Sajian
Informasi
Menyajikan jawaban untuk
sebagian kecil pertanyaan
panduan.
Menyajikan jawaban untuk
sebagian besar pertanyaan
panduan.
Menyajikan jawaban untuk
seluruh pertanyaan panduan.
Menyajikan jawaban untuk
seluruh pertanyaan panduan
secara terperinci.
Mengidentifikasi contoh
kebutuhan untuk sebagian
kecil pertanyaan panduan.
Mengidentifikasi contoh
kebutuhan untuk sebagian
besar pertanyaan panduan.
Mengidentifikasi contoh
kebutuhan untuk seluruh
pertanyaan panduan.
Mengidentifikasi banyak
contoh kebutuhan untuk
seluruh pertanyaan panduan.
Menganalisis jenis kebutuhan
primer dan sekunder dengan
kurang tepat.
Menganalisis salah satu jenis
kebutuhan (primer dan
sekunder) dengan tepat.
Menganalisis jenis
kebutuhan primer dan
sekunder dengan tepat.
Menganalisis jenis kebutuhan
primer dan sekunder dengan
tepat dan terperinci.
Kejelasan
penyampaian
Menyampaikan sebagian kecil
gagasan secara jelas.
Menyampaikan sebagian
besar gagasan secara jelas.
Menyampaikan seluruh
gagasan secara jelas.
Menyampaikan seluruh
gagasan secara jelas dan
terperinci.
4. Menggunakan instrumen
asesmen yang beragam
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh asesmen formatif berbentuk ceklis (daftar cek)
4. Menggunakan instrumen
asesmen yang beragam
Hal-hal yang perlu aku
siapkan...
Poster analisa diri
Jurnal kreasi
Hasil kreasi
Penjelasan hubungan analisa
diri dengan hasil kreasi
Penjelasan proses kreasi melalui
jurnal kreasi
Nama murid:
Nama peninjau (reviewer):
Kriteria
Luar
Biasa
Baik
Perlu
Dikemban
gkan
Penjelasan
pemahaman
Percaya diri
Kontak mata
Level suara
Memberikan
detail atau
informasi
pendukung
dalam
penjelasannya
Catatan:
__________________________________
________________________
30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Rancangan asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
3. Optimalisasi kegiatan projek yang berdampak kepada murid.
Topik Pembahasan
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengoptimalkan projek
Terdapat beragam cara yang dapat dilakukan satuan pendidikan untuk
mengoptimalkan kegiatan projek yang berdampak kepada murid.
Beberapa contoh strategi di antaranya adalah:
❏ Mengoptimalkan peran guru sebagai fasilitator.
❏ Mengoptimalkan kesempatan murid untuk memiliki voice & choice.
❏ Mengoptimalkan pelibatan pihak luar sekolah sebagai sumber belajar.
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Mengoptimalkan peran guru sebagai fasilitator
Hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memfasilitasi projek adalah
meminimalisir porsi guru dalam
menjelaskan materi dan memberikan
instruksi langkah-langkah projek dan
memaksimalkan porsi murid dalam
mencari dan menemukan informasi
yang relevan secara mandiri serta
menunjukkan inisiatif dan kreativitas
dalam mengembangkan langkah-
langkah projek. Oleh karenanya,
aktivitas projek harus berpusat pada
murid (student center) untuk
mendorong murid belajar aktif (active
learning).
33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
2. Mengoptimalkan kesempatan murid untuk memiliki voice & choice
Berkaitan dengan peran guru sebagai fasilitator projek yang bertugas mengaktivasi inisiatif dan
kreativitas murid dalam mengembangkan projek, maka guru perlu melibatkan murid dalam proses
pembelajaran dengan cara memberikan kesempatan kepada murid untuk berpendapat (voice) dan
menentukan pilihan (choice). Contoh implementasinya adalah sebagai berikut:
Tahapan projek Contoh aktivitas yang memberikan voice & choice kepada murid
Merencanakan projek Mendiskusikan tujuan pembelajaran; Menyusun indikator keberhasilan atau rubrik penilaian;
Merancang rencana alur aktivitas (Tahapan projek); Menentukan eksplorasi topik
(Pengembangan tema projek); dll.
Melaksanakan dan
mengembangkan
projek
Menyimak dan memberikan pendapat di dalam diskusi; Memilah, memilih, dan mengolah
informasi; Memilih konten yang akan dipelajari; Menentukan cara memahami sesuatu;
Merancang rencana kunjungan/kegiatan lapangan; Memilih cara menunjukkan kemampuan;
Merancang tahap pengerjaan aksi/produk; Merefleksikan proses pembelajaran; Menilai
pencapaian belajar; dll.
Mengevaluasi projek Mengevaluasi kegiatan pembelajaran; Merumuskan rencana perbaikan pada projek berikutnya;
Merancang kegiatan refleksi projek, dll.
34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengoptimalkan kesempatan murid untuk terlibat penuh dalam proses pembelajaran memerlukan tahapan
dari hal-hal sederhana hingga semakin kompleks yang mungkin memerlukan proses jangka panjang.
Berikut adalah gambaran aktivitas yang dapat dilakukan murid dari mulai tahap aktivasi belajar aktif hingga
menjadi pembelajar mandiri.
1. Memastikan murid belajar secara
aktif.
2. Memberikan murid pilihan. 3. Mengasah kemampuan murid menjadi
pembelajar mandiri.
- Mendiskusikan tujuan
pembelajaran.
- Menyimak dan memberikan
pendapat di dalam diskusi.
- Mengidentifikasi masalah.
- Memilah, memilih, dan mengolah
informasi.
- Mengambangkan ide.
- Merefleksikan proses
pembelajaran.
- Melakukan semua tahapan
sebelumnya.
- Memilih konten yang akan
dipelajari.
- Menentukan cara memahami
sesuatu.
- Memilih cara menunjukkan
kemampuan.
- Melakukan semua tahapan
sebelumnya.
- Menyusun indikator keberhasilan
atau rubrik penilaian.
- Merancang rencana alur
aktivitas/Mengelola pelaksanaan
projek secara mandiri atau
kelompok.
- Menilai pencapaian belajar.
- Mengevaluasi kegiatan
pembelajaran atau projek secara
keseluruhan.
Mengasah keterlibatan murid dalam proses pembelajaran akan menjadi hal yang cukup menantang bagi guru.
Oleh karenanya, penting untuk memberikan dampingan kepada murid secara bertahap dan berkelanjutan
dengan alokasi waktu yang memadai.
35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
3. Mengoptimalkan pelibatan pihak luar sekolah sebagai sumber belajar.
Pihak luar yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan projek di antaranya seperti orang tua murid,
masyarakat di sekitar sekolah, serta individu/komunitas/organisasi//instansi lain yang relevan
dengan eksplorasi projek yang sedang dikembangkan.
Pihak-pihak tersebut dapat dilibatkan sebagai
narasumber, mitra pelaksanaan, atau penerima
manfaat dari projek yang sedang dilakukan.
Mengoptimalkan pelibatan pihak luar dapat
memperkaya pengalaman belajar murid serta
memastikan aktivitas projek terkait dengan realitas di
masyarakat dan bersifat kontekstual.
Perhitungkan efektivitas waktu untuk pemaparan materi agar tidak terlalu banyak menghabiskan waktu.
Memahami projek penguatan profil pelajar Pancasila perlu dimulai dengan memahami profil pelajar Pancasila sebagai visi pendidikan yang menjadi tujuan projek.
Pemilihan dimensi sasaran projek dilakukan berdasarkan pertimbangan terhadap kebutuhan murid, hasil rapor pendidikan, atau visi-misi sekolah.
Selanjutnya memahami projek profil juga perlu dimulai dari memahami konteksnya dalam upaya sekolah mencapai profil pelajar Pancasila
Dimensi PPP sebagai acuan tujuan projek profil, panduan P5 sebagai acuan pelaksanaan projek profil, Kepmen 262 sebagai acuan regulasi yang memuat hal-hal penting terkait projek profil, di antaranya kalkulasi alokasi waktu jam pelajaran. Seluruh dokumen terdapat di: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/rujukan
Tujuan pemaparan slide ini dan slide berikutnya mengenai konsep-konsep projek hanya ulasan saja karena sudah dipelajari dan diaplikasikan oleh peserta.
Holistik adalah cara pandang yang menyeluruh atau secara keseluruhan sebagai satu kesatuan. Istilah ini merupakan pikiran secara menyeluruh yang berusaha menyatukan beraneka lapisan kaidah serta pengalaman yang lebih dari sekadar mengartikan manusia secara sempit.
pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi siswa secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika, dan spiritual.
Konstekstual; berhubungan langsung dengan lingkungan dan visi misi
Pembelajaran eksploratif merupakan suatu pembelajaran yang bertujuan untuk menggali ide-ide, argumen-argumen dan cara-cara yang berbeda dari siswa melalui sejumlah pertanyaan- pertanyaan terbuka dan perintah-perintah sehingga dapat mengantarkan siswa kepada pemahaman suatu konsep serta penyelesaian masalah-masalah.
Seperti juga pemilihan dimensi, pemilihan tema dilakukan berdasarkan pertimbangan terhadap beberapa hal berikut: Kebutuhan murid, hasil rapor pendidikan, visi-misi sekolah, kondisi lingkungan/sosial di sekitar sekolah.
Seperti juga pemilihan dimensi, pemilihan tema dilakukan berdasarkan pertimbangan terhadap beberapa hal berikut: Kebutuhan murid, hasil rapor pendidikan, visi-misi sekolah, kondisi lingkungan/sosial di sekitar sekolah.
Pengembangan alur projek di jenjang PAUD dapat disesuaikan dengan bentuk yang lebih sederhana.
Slide ini sebagai pemantik bahwa muara akhir projek berbentuk pelaporan seperti ini. Pertanyaannya lantas bagaimana mengembangkan asesmen projek agar dapat membuat rapor seperti ini di akhir projek?
Lanjutan dari slide sebelumnya, untuk membuat pelaporan yang komprehensif, guru dapat mengoptimalkan asesmen projek dengan melakukan langkah-langkah ini.
Contoh lain: Untuk menunjukkan kemampuannya dalam kreativitas dan bergotong royong, murid membuat instalasi energi listrik sederhana bertenaga angin untuk mengisi daya peralatan sekolah. Meskipun dampaknya tidak signifikan, hal ini menjadi upaya membangun kesadaran terhadap energi alternatif yang lebih ramah lingkungan
Sumber gambar: https://catlintucker.com/
Pendalaman mengenai topik instrumen asesmen yang beragam ini dapat dirujuk kembali ke materi Lokakarya Pembelajaran dan Asesmen.
Pendalaman mengenai topik instrumen asesmen yang beragam ini dapat dirujuk kembali ke materi Lokakarya Pembelajaran dan Asesmen.
Sumber: Modul Projek Kewirausahaan Fase A (Dina Febrina)
Sumber: Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan Fase E (Wina & Kandi)
Pelaksanaan projek yang terlalu banyak dikendalikan oleh guru membuat murid tidak memiliki kesempatan untuk mengasah kemandirian dan daya belajarnya. Di tahun pertama guru dapat mengendalikan projek sebagai pelajaran bagi murid. Di tahun-tahun berikutnya perlahan tapi pasti guru perlu memberikan banyak ruang kepada murid untuk dapat terlibat dalam menentukan dan mengambangkan projeknya secara mandiri.
Tujuan dari pelibatan murid (pemberian voice and choice) adalah mendorong murid agar memiliki kemampuan dalam mengatur dirinya sendiri (menjadi self-regulated learner).