SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
TUGAS KELOMPOk

MATA KULIAH: EKONOMI MONETER

DOSEN PEMBIMBING : ANDI IKA FAHRIKA. S.E., M.Si




                               INFLASI
(Konsep Dasar Inflasi, Penyebab Inflasi, Pengaruh Inflasi dan Cara Mengatasi
                                  Inflasi)




                                  OLEH:

                           EKONOMI ISLAM V

                   1.   RIZKA NADHIRAH         (10200111076)
                   2.   SAPPEAMI               (10200111077)
                   3.   SAPRIL                 (10200111078)
                   4.   SARINA                 (10200111079)
                   5.   SRIWAHYUNI             (10200111081)
                   6.   SUHARDI                (10200111082)
                   7.   SUNARTI                (10200111083)
                   8.   SUPRIADI MUSLIMIN      (10200111084)


               FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

                    UIN ALAUDDIN MAKASSAR

                                   2012
KATA PENGANTAR



       Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat dan
Taufik-Nyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang di dalamnya
Membahas tentang “INFLASI”.

       Walaupun     terlihat sangat sederhana, namun kami telah menyusun
makalah ini dengan semaksimal mungkin, sesuai dengan materi yang kami
peroleh dengan berbagai cara dalam mengumpulkan materi-materi yang
bersangkutan. Dan kami berharap mudah-mudahan melalui isi yang terdapat
dalam makalah inI dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

       Kami juga sangat berterima kasih kepada dosen pembimbing “ANDI IKA
FAHRIKA. S.E., M.Si” yang telah memberikan tugas kepada kami, karena
dengan adanya tugas ini kami dapat menambah ilmu pengetahuan yang mana pada
dsarnya belum kami ketahui sebelumnya. Dan terima kasi juga kepada teman-
teman yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini.

       Akhirnya atas nama penyusun, berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca, dapat menambah pegetahuan dan wawasan terutama hal-hal
yang mengenai kewarganegaraan, dan demi kesempurnaan makalh ini, kami jugu
sangat mengharapkan saran dan kritikan dari para pembaca, apabila dalam
makalah ini terdapat kekeliruan mohon dima’afkan, karena itu semua
membuktikan bahwa manusia itu tidak lupuk dari kesalahan.




                                                 Makassar , 17 November 2012




                                                            Kelompok I
BAB I

                              PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
      Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini
   dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas
   ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta
   pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan
   tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian
   sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter . Lebih dari
   itu, ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai permasalahan yang
   senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter
   dalam menjaga tingkat inflasi.
      Seperti telah diketahui, secara teoritis, pengertian inflasi merujuk pada
   perubahan tingkat harga (barang dan jasa) umum yang terjadi secara terus-
   menerus. Data mengenai perkembangan harga dapat didasarkan pada cakupan
   barang dan jassa secara komponen pembentuk PDB (deflator PDB), cakupan
   barang dan jasa yang diperdagangkan antara produsen dengan pedagang besar
   atau antar pedagang besar (Indeks Haraga Perdagangan Besar/IHPB), ataupun
   cakupan barang dan jasa yang dijual secara eceran dan di konsumsi oleh
   sebagian besar masyarakat (Indeks Harga Konsumen/IHK). Dalam kaitan ini,
   cara perhitungan inflasi didasarkan pada perubahan indeks pada periode
   tertentu dengan indeks periode sebelummnya. Sebagai contoh, laju inflasi
   bulanan dihitung dari perubahan indeks bulan ini dan indeks bulan
   sebelumnya.


1.2 Rumusan Masalah
   a. Apa sajakah yang terdapat dalam konsep dasar Inflasi?
   b. Apakah penyebab timbulnya Inflasi?
   c. Apakag pengaruh adanya inflasi?
   d. Bagaimanakah cara Mengatasi Inflasi?
1.3 Tujuan
   a. Untuk mengetahui konsep dasar Inflasi.
   b. Untuk mengetahui penyebab timbulnya inflasi.
   c. Untuk mengetahui pengaruh adanya Inflasi.
   d. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi Inflasi.
BAB II
                              PEMBAHASAN


2.1 KONSEP DASAR INFLASI
   a. Pengertian Inflasi

   Inflasi adalah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan harga-harga secara
   umum dan terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang.

   Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali
   bilakenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan)
   sebagian besar dariharga barang-barang lain, Boediono (1982: 155). Dari
   pengertian ini, inflasi mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan
   suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi
   secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu
   tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia. Kenaikan
   harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi
   lagi harga barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan
   penyimpangan – penyimpangan yang menyebabkan terjadinya inflasi
   tersebut.
   b. Faktor-faktor yang mendorong timbulnya inflasi:

1. Sumber-sumber ekonomi yang ingin diserap pemerintah lebih besar
   daripada sumber-sumber ekonomi yang dapat dilepaskan oleh pihak non
   pemerintah pada tingkat harga yang berlaku.

2. Berbagai golongan ekonomi dalam masyarakat berusaha memperoleh
   tambahan pendapatan yang relative lebih besar daripada kenaikan
   produktifitas mereka.

3. Adanya harapan (ekspektasi) yang berlebihan dari masyarakat sehingga
   permintaan barang-barang dan jasa-jasa naik lebih cepat daripada
   tambahan output yang mungkin dicapai dalam perekonomian.
4. Adanya kebijaksanaan pemerintah yang dapat mendorong kenaikan harga,
   utamanya kebijaksanaan fiskal.

5. Pengaruh alam yang dapat mempengaruhi produksi dan kenaikan harga.

6. Pengaruh inflasi luar negeri, khususnya Negara-negara yang menganut
   system perekonomian terbuka.

   c. Jenis-Jenis Inflasi
   Berdasarkan sifatnya Inflasi dapat digolongkan menjadi empat yaitu:
      1. Inflasi ringan, yaitu tingkat inflasi sampai dengan 10% atau 20%
          setahun;
      2. Inflasi sedang, yaitu antara 10% s/d 30% setahun;
      3. Inflasi berat, yaitu antara 30% s/d 100% setahun;
      4. Hiper inflasi, yaitu di atas 100% setahun.


   Berdasarkan sebabnya Inflasi dibagi menjadi :
      1) Demand Full Inflation
          yaitu inflasi yang timbul karena desakan permintaan masyarakat
          akan barang dan jasa yang begitu kuat. Inflasi ini muncul karena
          naiknya tingkat pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat
          cenderung membeli barang dan jasa lebih banyak dari yang biasa
          mereka gunakan. Misalnya seseorang yang biasa mengkonsumsi
          susu satu gelas sehari, karena pendapatannya meningkat, maka
          konsumsi susunya juga meningkat menjadi katakanlah 3 gelas
          sehari. Dengan meningkatnya konsumsi atau pembelian, akan
          mendorong naiknya harga barang-barang.
      2) Cost Push Inflation
          adalah inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya-biaya
          produksi, baik karena buruh menuntut kenaikan upah, maupun
          karena perusahaan menghendaki keuntungan yang melebihi
          kemampuannya berproduksi. Misalnya terjadi kenaikan bahan
bakar atau tuntutan buruh akan kenaikan upah, dimana kedua hal
       itu merupakan bagian dari biaya produksi, maka perusahaan pun
       akan menaikkan harga jual barang dan jasanya.
   3) Inflasi Kombinasi
        adalah inflasi yang timbul karena, disamping pengaruh permintaan
       dalam negeri yang kuat, juga adanya kenaikan biaya-biaya
       produksi.
       (inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260), namun ada pula
       pendapat yang menyebutkan ada 3)
Berdasarkan asalnya Inflasi dibagi menjadi dua yaitu:
   1) Domestic Inflation( inflasi yang berasal atau bersumber dari dalam
       negeri)
       adalah inflasi yang timbul karena adanya “Shock” atau kejutan dari
       dalam negeri baik karena perilaku masyarakat maupun pemerintah
       yang mengakibatkan kenaikan harga. Misalnya pemerintah
       mengalami     defisit   anggaran   belanja   kemudian      pemerintah
       mencetak uang baru, sehingga jumlah uang beredar bertambah.
       Keadaan ini akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat, bila
       penawaran barang tetap, maka hal ini akan mendorong kenaikan
       harga barang-barang.
   2) Imported inflation(Inflasi yang berasal dari luar negeri)
        adalah inflasi yang terjadi karena pengaruh inflasi dari luar negeri.
       Kenaikan harga umum dalam negeri dapat dipengaruhi tidak hanya
       harga dalam negeri, tetapi juga oleh harga-harga luar negeri yang
       tercermin pada barang-barang impor.
       Sebagai contoh adalah negara kita, dimana negara kita masih
       banyak mengimpor bahan baku dan barang modal lainnya. Apabila
       harga barang-barang yang diimpor itu naik, maka biaya produksi
       juga meningkat, yang akhirnya akan menaikkan harga jual barang
       dan jasa.
Ditinjau dari tingkat Intesitasnya
1) Creeping Inflation (inflasi merayap)
               adalah inflasi yang memperlihatkan kenaikan laju inflasi secara
               perlahan-lahan.
           2) Hyper Inflation
               adalah inflasi yang memperlihatkan laju inflasi yang sangat cepat

2.2 PENYEBAB TIMBULNYA INFLASI

   Ahli-ahli ekonomi PBB menyatakan bahwa ada tiga sektor yang
memungkinkan terjadinya Inflasi.Ketiga sektor itu adalah :

   1. Sektor impor-ekspor
       Menurut mereka jika eksport suatu negara lebih besar dari importnya maka
       akan ada tekanan inflasi.Tekanan inflasi yang terjadi disini diakibatkan
       oleh makin besarnya jumlah uang yang beredar dalam negeri karena
       penerimaan deviezen dari luar negeri.
   2. Sektor saving-investasi
       Jika investasi suatu negara lebih besar dari savingnya,hingga untuk
       membiayai investasi yang lebih besar dari saving itu harus dikeluarkan
       uang baru maka akan timbul tekanan inflasi.
   3. Sektor penerimaan dan pengeluaran negara
       Apabila anggaran belanja suatu negara mengalami defisit,artinya
       pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaanya,sehingga untuk
       menutupi pengeluaran yang lebih besar itu harus dikeluarkan uang baru
       maka akan ada tekanan inflasi.

Apabila dari ketiga sektor ini terjadi tekanan inflasi maka terjadilah inflasi yang
sesungguhnya .Menurut mereka inflasi yang sesungguhnya tidak akan terjadi
apabila ketiga sektor tersebut saling imbang-mengimban

       Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi
dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga
termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran
negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua
lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini
dipegang        oleh       Pemerintah       (Government)      seperti      fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur,
regulasi, Dan lain-lain.

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan
pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait
dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya
permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan
terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi
meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana
biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang
berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor
selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran
jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi
yang terjadi di sektor industri keuangan.

Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang
tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai
dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya
posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan
peranan yang sangat penting.

2.3 PENGARUH INFLASI

Pengaruh Inflasi terhadap Perekonomian
Inflasi dapat mengakibatkan perekonomian tidak berkembang. Sehubungan
dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi berdampak sebagai berikut :
1. Mendorong penanaman modal spekulatif
       Inflasi mengakibatkan para pemilik modal cenderung melakukan
       spekulatif. Hal ini dilakukan dengan carai membeli rumah, tanah dan
       emas. Cara ini dirasa oleh mereka lebih menguntungkan daripada
       melakukan investasi yang produktif.
2. Menyebabkan tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi.
       Untuk menghindari kemerosotan nilai uang atau modal yang mereka
       pinjamkan, lembaga keuangan akan menaikkan tingkat suku bunga
       pinjaman. Apabila tingkat inflasi tingg, maka tingkat suku bunga juga
       akan tinggi. Tingginya suku bunga akan mengurangi kegairahan
       penanaman modal untuk mengembangkan usaha-usaha produktif.
3. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.
       Apabila gagal mengendalikan inflasi, akan berdampak terhadap
       ketidakpastian ekonomi. Selanjutnya arah perkembangan ekonomi sulit
       untuk diramal. Keadaan semacam ini akan mengurangi kegairahan
       pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
4. Menimbulkan masalah neraca pembayaran.
       Inflasi akan menyebabkan harga barabg-barang impor lebih murah
       daripada harga barang yang dihasilkan di dalam negeri. Hal ini akan
       mengakibatkan impor berkembang lebih cepat daripada ekspor. Selain itu,
       arus modal ke luar ngeri akan lebih banyak disbanding yang masuk
       kedalam negeri. Keadaan ini akan menagibatkan terjadinya deficit neraca
pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.


       Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat
terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau
dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat
dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan
mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan
terpuruk dari waktu ke waktu.
       Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat
merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990.
Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin
hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk
memenuhi    kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan
pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan
dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di
perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
       Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata
uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika
tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan
menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk
berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari
tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan,
karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian
lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan
terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha
besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada
akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan
produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu.
Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut
mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
       Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal
yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan
ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat.


2.4 CARA MENGATASI INFLASI
a. Kebijakan Moneter
   Seperti yang telah disebutkan di atas, peran bank sentral dalam mengatasi
inflasi adalah dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Kebijakan yang
diambil oleh bank sentral tersebut dinamakan kebijakan moneter, yaitu dengan
menggunakan cara-cara sebagai berikut.


   1. Politik Diskonto (discount policy)
       adalah politik bank sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan
       jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan
       tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan
       berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank
       daripada menjalankan investasi.
2. Politik Pasar Terbuka (open market policy)
          dijalankan dengan membeli dan menjual surat-surat berharga seperti
          obligasi negara kepada masyarakat. Dengan menjual surat-surat berharga
          diharapkan uang akan tersedot dari masyarakat.Jadi dengan politik seperti
          ini,maka jumlah uang yang beredar dimasyarakat dikurangi dan sebagai
          gantinya bertambah obligasi negara atau surat-surat berharga lainnya di
          tangan masyarakat.Berkurangnya jumlah uang di tangan masyarakat
          menyebabkan permintaan terhadap barang akan berkurang ,dan barang-
          barang di pasar hanya dapat dijual seluruhnya apabila harga diturunkan
          dan dengan telah terealisirnya hal ini,inflasipun telah dikurangi
          tekanannya.


   3. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy)
          adalah politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan
          jalan menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari bank.
          Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas, diharapkan jumlah kredit
          akan berkurang.


   4. Pengawasan kredit secara selektif.


b. Kebijakan Fiskal


          Selain kebijakan moneter, pemerintah dapat juga memberlakukan
kebijakan fiskal yaitu kebijakan yang berhubungan dengan pengaturan
penerimaan dan pengeluaran Negara. Jadi yang diatur dalam kebijakan fiskal
adalah:
1. pengaturan pengeluaran pemerintah (APBN)
2. peningkatan tarif/pajak.
                 Dengan menambah pajak berarti penghasilan seseorang akan
          berkurang,karena sebagian dari penghasilannya itu dalam bentuk pajak
          telah diberikan kepada pemerintah.Disposible incomenya menjadi
berkurang.Apabila penghasilan seseorang berkurang          maka tenaga
       pembeliannya akan berkurang pula dan apabila tenaga pembeli berkurang
       harga barang-barang tidak akan mungkin naik lagi ,melainkan ia akan
       turun seimbang dengan jumlah uang yang ada dalam masyarakat.
              Penambahan pajak ini dapat direalisasikan ,selain dengan
       menaikkan pajak dapat pula dengan jalan menambah jenis pajak yang
       harus dibayar oleh masyarakat.Tetapi dalam menaikkan pajak ,terlebih
       dahulu harus diselidiki golongan masyarakat yang mana yang harus
       diperberat pajaknya agar dengan tindakan itu benar-benar akan
       mengurangi permintaan seluruhnya.Artinya menaikkan pajak untuk
       mengatasi inflasi haruslah dikenakan untuk benar-benar mengurangi
       penghasilan    masyarakat,sebab   pada    umumnya      penaikkan   pajak
       demikianlah yang lebih efektif untuk mengurangi tekanan inflasi.


c. Kebijakan Nonmoneter
       Selain dua kebijakan di atas ada juga yang disebut kebijakan nonmoneter
yang mengatur hal-hal berikut:
1. Peningkatan produksi.
2. Kebijakan upah.
3. Pengawasan harga
BAB III
                              PENUTUP
3.1 Kesimpulan
   Inflasi merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah karena
inflasi dapat menimbulkan akibat yang buruk pada kondisi ekonomi maupun
sosial. Pada kondisi sosial inflasi dapat menyebabkan kemakmuran sebagian
golongan masyarakat menjadi menurun. Menurunnya kemakmuran ini karena
harga yang meningkat lebih cepat dibandingkan upah atau income
(pendapatan) yang diterima oleh masyarakat tersebut. Kemudian, kebutuhan
yang biasanya dapat terpenuhi bisa menjadi harus dikurangi karena
keterbatasan kemampuan untuk merealisasikannya. Sedangkan pada kondisi
ekonomi, inflasi dapat menyebabkan prospek pembangunan ekonomi jangka
panjang akan menjadi semakin memburuk sekiranya inflasi tidak dapat
dikendalikan. Hal ini disebabkan karena inflasi yang tidak dapat dikendalikan
cenderung menurunkan investasi yang produktif, mengurangi ekspor, dan
meningkatkan impor.
3.2 Saran
Kami sebagai penyusun menyarankan kepada para pembaca dan agar
sekiranya tidak merasa puas terhadap isi makalah kami, sehingga adanya
keinginginan untuk mengkaji lebih mendalam temtang Inflasi. Dan kami juga
sangat mengharapkan kritikan yang bersifat mebangun terhadap makalah yang
telah kami susun ini.
DAFTAR PUSTAKA


1. http://id.shvoong.com/business-management/1999553-pengaruh-
   inflasi-terhadap-perekonomian/#ixzz1zyUvRzYc
2. Manullang,M.1980.Pengantar Teori Ekonomi Moneter.
   Yogyakarta:Ghalia Indonesia.
3. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adbi4331/modul_4.htm
4. http://www.serbaseru.com/2010/11/inflasi-pengertian-penyebab-
   jenis.html
5. Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
   Raja Grafindo Persada.

More Related Content

What's hot

Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomiPertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi93220872
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalmiftakhulkhoiroh
 
Sosiologi - Mobilitas Sosial
Sosiologi - Mobilitas SosialSosiologi - Mobilitas Sosial
Sosiologi - Mobilitas SosialRania Afifa Dewi
 
Proses di Sistem Operasi
Proses di Sistem OperasiProses di Sistem Operasi
Proses di Sistem Operasieddie Ismantoe
 
Ferli Apriadi - Manajemen Proses
Ferli Apriadi - Manajemen ProsesFerli Apriadi - Manajemen Proses
Ferli Apriadi - Manajemen Prosesbelajarkomputer
 
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Riska Yuliatiningsih
 
Template proposal penelitian s 1 versi 1.0
Template proposal penelitian s 1 versi 1.0Template proposal penelitian s 1 versi 1.0
Template proposal penelitian s 1 versi 1.0Budi1561
 
Dasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of tradeDasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of tradeIhsan Amruh
 
Product life cylce
Product life cylceProduct life cylce
Product life cylceIndra Purba
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3natal kristiono
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Heiha Tambun
 
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaranBab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaranhardomanikfgg
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
 
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil RahardiansyahPPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil RahardiansyahRisal Fadhil Rahardiansyah
 
Sejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya GlobalisasiSejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya GlobalisasiIntan Irawati
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 

What's hot (20)

Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomiPertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
 
Identitas nasional dan globalisasi
Identitas nasional dan globalisasiIdentitas nasional dan globalisasi
Identitas nasional dan globalisasi
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
 
Sosiologi - Mobilitas Sosial
Sosiologi - Mobilitas SosialSosiologi - Mobilitas Sosial
Sosiologi - Mobilitas Sosial
 
Proses di Sistem Operasi
Proses di Sistem OperasiProses di Sistem Operasi
Proses di Sistem Operasi
 
Ferli Apriadi - Manajemen Proses
Ferli Apriadi - Manajemen ProsesFerli Apriadi - Manajemen Proses
Ferli Apriadi - Manajemen Proses
 
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
 
Teori Permintaan Uang
Teori Permintaan UangTeori Permintaan Uang
Teori Permintaan Uang
 
Template proposal penelitian s 1 versi 1.0
Template proposal penelitian s 1 versi 1.0Template proposal penelitian s 1 versi 1.0
Template proposal penelitian s 1 versi 1.0
 
Dasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of tradeDasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of trade
 
Product life cylce
Product life cylceProduct life cylce
Product life cylce
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
 
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaranBab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
 
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil RahardiansyahPPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
 
Sejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya GlobalisasiSejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
 
Makalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomiMakalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomi
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 

Similar to INFLASI EKONOMI

Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomiToserba Ku
 
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIMakalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIRifatin Aprilia
 
MATERI PELATIHAN ESKALASI.pdf
MATERI PELATIHAN ESKALASI.pdfMATERI PELATIHAN ESKALASI.pdf
MATERI PELATIHAN ESKALASI.pdfHeruSuharyadi1
 
Pertemuan_ke_4_Moneter,_keuangan,_perbankan.pptx
Pertemuan_ke_4_Moneter,_keuangan,_perbankan.pptxPertemuan_ke_4_Moneter,_keuangan,_perbankan.pptx
Pertemuan_ke_4_Moneter,_keuangan,_perbankan.pptxagung407559
 
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro dan Ekonomi MakroEkonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro dan Ekonomi MakroJogo Hera
 
Bab 10 inflasi
Bab 10 inflasiBab 10 inflasi
Bab 10 inflasiBayu Bayu
 
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...UNESA
 
Materi Ajar Inflasi
Materi Ajar InflasiMateri Ajar Inflasi
Materi Ajar InflasiJogo Hera
 
Presentasi Inflasi ekonomi kelas x
Presentasi Inflasi ekonomi kelas xPresentasi Inflasi ekonomi kelas x
Presentasi Inflasi ekonomi kelas xSatriaHamidjojo
 

Similar to INFLASI EKONOMI (20)

Ekonomi teknik (softskill)inflasi
Ekonomi teknik (softskill)inflasiEkonomi teknik (softskill)inflasi
Ekonomi teknik (softskill)inflasi
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIMakalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
 
5. inflasi
5. inflasi5. inflasi
5. inflasi
 
MATERI PELATIHAN ESKALASI.pdf
MATERI PELATIHAN ESKALASI.pdfMATERI PELATIHAN ESKALASI.pdf
MATERI PELATIHAN ESKALASI.pdf
 
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASIKONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
 
Inflasi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Inflasi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Inflasi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Inflasi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
inflasi
inflasiinflasi
inflasi
 
proposal moneter
proposal moneterproposal moneter
proposal moneter
 
Pertemuan_ke_4_Moneter,_keuangan,_perbankan.pptx
Pertemuan_ke_4_Moneter,_keuangan,_perbankan.pptxPertemuan_ke_4_Moneter,_keuangan,_perbankan.pptx
Pertemuan_ke_4_Moneter,_keuangan,_perbankan.pptx
 
Modul Inflasi
Modul InflasiModul Inflasi
Modul Inflasi
 
PP INFLASI.pptx
PP INFLASI.pptxPP INFLASI.pptx
PP INFLASI.pptx
 
Inflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
Inflasi, Jenis, Sebab dan SolusinyaInflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
Inflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
 
Ass ekonomi
Ass ekonomiAss ekonomi
Ass ekonomi
 
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro dan Ekonomi MakroEkonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
 
Bab 10 inflasi
Bab 10 inflasiBab 10 inflasi
Bab 10 inflasi
 
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
 
Materi Ajar Inflasi
Materi Ajar InflasiMateri Ajar Inflasi
Materi Ajar Inflasi
 
Presentasi Inflasi ekonomi kelas x
Presentasi Inflasi ekonomi kelas xPresentasi Inflasi ekonomi kelas x
Presentasi Inflasi ekonomi kelas x
 

Recently uploaded

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

INFLASI EKONOMI

  • 1. TUGAS KELOMPOk MATA KULIAH: EKONOMI MONETER DOSEN PEMBIMBING : ANDI IKA FAHRIKA. S.E., M.Si INFLASI (Konsep Dasar Inflasi, Penyebab Inflasi, Pengaruh Inflasi dan Cara Mengatasi Inflasi) OLEH: EKONOMI ISLAM V 1. RIZKA NADHIRAH (10200111076) 2. SAPPEAMI (10200111077) 3. SAPRIL (10200111078) 4. SARINA (10200111079) 5. SRIWAHYUNI (10200111081) 6. SUHARDI (10200111082) 7. SUNARTI (10200111083) 8. SUPRIADI MUSLIMIN (10200111084) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat dan Taufik-Nyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang di dalamnya Membahas tentang “INFLASI”. Walaupun terlihat sangat sederhana, namun kami telah menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin, sesuai dengan materi yang kami peroleh dengan berbagai cara dalam mengumpulkan materi-materi yang bersangkutan. Dan kami berharap mudah-mudahan melalui isi yang terdapat dalam makalah inI dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga sangat berterima kasih kepada dosen pembimbing “ANDI IKA FAHRIKA. S.E., M.Si” yang telah memberikan tugas kepada kami, karena dengan adanya tugas ini kami dapat menambah ilmu pengetahuan yang mana pada dsarnya belum kami ketahui sebelumnya. Dan terima kasi juga kepada teman- teman yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini. Akhirnya atas nama penyusun, berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca, dapat menambah pegetahuan dan wawasan terutama hal-hal yang mengenai kewarganegaraan, dan demi kesempurnaan makalh ini, kami jugu sangat mengharapkan saran dan kritikan dari para pembaca, apabila dalam makalah ini terdapat kekeliruan mohon dima’afkan, karena itu semua membuktikan bahwa manusia itu tidak lupuk dari kesalahan. Makassar , 17 November 2012 Kelompok I
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter . Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi. Seperti telah diketahui, secara teoritis, pengertian inflasi merujuk pada perubahan tingkat harga (barang dan jasa) umum yang terjadi secara terus- menerus. Data mengenai perkembangan harga dapat didasarkan pada cakupan barang dan jassa secara komponen pembentuk PDB (deflator PDB), cakupan barang dan jasa yang diperdagangkan antara produsen dengan pedagang besar atau antar pedagang besar (Indeks Haraga Perdagangan Besar/IHPB), ataupun cakupan barang dan jasa yang dijual secara eceran dan di konsumsi oleh sebagian besar masyarakat (Indeks Harga Konsumen/IHK). Dalam kaitan ini, cara perhitungan inflasi didasarkan pada perubahan indeks pada periode tertentu dengan indeks periode sebelummnya. Sebagai contoh, laju inflasi bulanan dihitung dari perubahan indeks bulan ini dan indeks bulan sebelumnya. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa sajakah yang terdapat dalam konsep dasar Inflasi? b. Apakah penyebab timbulnya Inflasi? c. Apakag pengaruh adanya inflasi? d. Bagaimanakah cara Mengatasi Inflasi?
  • 4. 1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui konsep dasar Inflasi. b. Untuk mengetahui penyebab timbulnya inflasi. c. Untuk mengetahui pengaruh adanya Inflasi. d. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi Inflasi.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 KONSEP DASAR INFLASI a. Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bilakenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dariharga barang-barang lain, Boediono (1982: 155). Dari pengertian ini, inflasi mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi lagi harga barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan – penyimpangan yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut. b. Faktor-faktor yang mendorong timbulnya inflasi: 1. Sumber-sumber ekonomi yang ingin diserap pemerintah lebih besar daripada sumber-sumber ekonomi yang dapat dilepaskan oleh pihak non pemerintah pada tingkat harga yang berlaku. 2. Berbagai golongan ekonomi dalam masyarakat berusaha memperoleh tambahan pendapatan yang relative lebih besar daripada kenaikan produktifitas mereka. 3. Adanya harapan (ekspektasi) yang berlebihan dari masyarakat sehingga permintaan barang-barang dan jasa-jasa naik lebih cepat daripada tambahan output yang mungkin dicapai dalam perekonomian.
  • 6. 4. Adanya kebijaksanaan pemerintah yang dapat mendorong kenaikan harga, utamanya kebijaksanaan fiskal. 5. Pengaruh alam yang dapat mempengaruhi produksi dan kenaikan harga. 6. Pengaruh inflasi luar negeri, khususnya Negara-negara yang menganut system perekonomian terbuka. c. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan sifatnya Inflasi dapat digolongkan menjadi empat yaitu: 1. Inflasi ringan, yaitu tingkat inflasi sampai dengan 10% atau 20% setahun; 2. Inflasi sedang, yaitu antara 10% s/d 30% setahun; 3. Inflasi berat, yaitu antara 30% s/d 100% setahun; 4. Hiper inflasi, yaitu di atas 100% setahun. Berdasarkan sebabnya Inflasi dibagi menjadi : 1) Demand Full Inflation yaitu inflasi yang timbul karena desakan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang begitu kuat. Inflasi ini muncul karena naiknya tingkat pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat cenderung membeli barang dan jasa lebih banyak dari yang biasa mereka gunakan. Misalnya seseorang yang biasa mengkonsumsi susu satu gelas sehari, karena pendapatannya meningkat, maka konsumsi susunya juga meningkat menjadi katakanlah 3 gelas sehari. Dengan meningkatnya konsumsi atau pembelian, akan mendorong naiknya harga barang-barang. 2) Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya-biaya produksi, baik karena buruh menuntut kenaikan upah, maupun karena perusahaan menghendaki keuntungan yang melebihi kemampuannya berproduksi. Misalnya terjadi kenaikan bahan
  • 7. bakar atau tuntutan buruh akan kenaikan upah, dimana kedua hal itu merupakan bagian dari biaya produksi, maka perusahaan pun akan menaikkan harga jual barang dan jasanya. 3) Inflasi Kombinasi adalah inflasi yang timbul karena, disamping pengaruh permintaan dalam negeri yang kuat, juga adanya kenaikan biaya-biaya produksi. (inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260), namun ada pula pendapat yang menyebutkan ada 3) Berdasarkan asalnya Inflasi dibagi menjadi dua yaitu: 1) Domestic Inflation( inflasi yang berasal atau bersumber dari dalam negeri) adalah inflasi yang timbul karena adanya “Shock” atau kejutan dari dalam negeri baik karena perilaku masyarakat maupun pemerintah yang mengakibatkan kenaikan harga. Misalnya pemerintah mengalami defisit anggaran belanja kemudian pemerintah mencetak uang baru, sehingga jumlah uang beredar bertambah. Keadaan ini akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat, bila penawaran barang tetap, maka hal ini akan mendorong kenaikan harga barang-barang. 2) Imported inflation(Inflasi yang berasal dari luar negeri) adalah inflasi yang terjadi karena pengaruh inflasi dari luar negeri. Kenaikan harga umum dalam negeri dapat dipengaruhi tidak hanya harga dalam negeri, tetapi juga oleh harga-harga luar negeri yang tercermin pada barang-barang impor. Sebagai contoh adalah negara kita, dimana negara kita masih banyak mengimpor bahan baku dan barang modal lainnya. Apabila harga barang-barang yang diimpor itu naik, maka biaya produksi juga meningkat, yang akhirnya akan menaikkan harga jual barang dan jasa. Ditinjau dari tingkat Intesitasnya
  • 8. 1) Creeping Inflation (inflasi merayap) adalah inflasi yang memperlihatkan kenaikan laju inflasi secara perlahan-lahan. 2) Hyper Inflation adalah inflasi yang memperlihatkan laju inflasi yang sangat cepat 2.2 PENYEBAB TIMBULNYA INFLASI Ahli-ahli ekonomi PBB menyatakan bahwa ada tiga sektor yang memungkinkan terjadinya Inflasi.Ketiga sektor itu adalah : 1. Sektor impor-ekspor Menurut mereka jika eksport suatu negara lebih besar dari importnya maka akan ada tekanan inflasi.Tekanan inflasi yang terjadi disini diakibatkan oleh makin besarnya jumlah uang yang beredar dalam negeri karena penerimaan deviezen dari luar negeri. 2. Sektor saving-investasi Jika investasi suatu negara lebih besar dari savingnya,hingga untuk membiayai investasi yang lebih besar dari saving itu harus dikeluarkan uang baru maka akan timbul tekanan inflasi. 3. Sektor penerimaan dan pengeluaran negara Apabila anggaran belanja suatu negara mengalami defisit,artinya pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaanya,sehingga untuk menutupi pengeluaran yang lebih besar itu harus dikeluarkan uang baru maka akan ada tekanan inflasi. Apabila dari ketiga sektor ini terjadi tekanan inflasi maka terjadilah inflasi yang sesungguhnya .Menurut mereka inflasi yang sesungguhnya tidak akan terjadi apabila ketiga sektor tersebut saling imbang-mengimban Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran
  • 9. negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, Dan lain-lain. Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan. Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
  • 10. kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting. 2.3 PENGARUH INFLASI Pengaruh Inflasi terhadap Perekonomian Inflasi dapat mengakibatkan perekonomian tidak berkembang. Sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi berdampak sebagai berikut : 1. Mendorong penanaman modal spekulatif Inflasi mengakibatkan para pemilik modal cenderung melakukan spekulatif. Hal ini dilakukan dengan carai membeli rumah, tanah dan emas. Cara ini dirasa oleh mereka lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif. 2. Menyebabkan tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi. Untuk menghindari kemerosotan nilai uang atau modal yang mereka pinjamkan, lembaga keuangan akan menaikkan tingkat suku bunga pinjaman. Apabila tingkat inflasi tingg, maka tingkat suku bunga juga akan tinggi. Tingginya suku bunga akan mengurangi kegairahan penanaman modal untuk mengembangkan usaha-usaha produktif. 3. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan. Apabila gagal mengendalikan inflasi, akan berdampak terhadap ketidakpastian ekonomi. Selanjutnya arah perkembangan ekonomi sulit untuk diramal. Keadaan semacam ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi. 4. Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi akan menyebabkan harga barabg-barang impor lebih murah daripada harga barang yang dihasilkan di dalam negeri. Hal ini akan mengakibatkan impor berkembang lebih cepat daripada ekspor. Selain itu, arus modal ke luar ngeri akan lebih banyak disbanding yang masuk kedalam negeri. Keadaan ini akan menagibatkan terjadinya deficit neraca
  • 11. pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah
  • 12. dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil). Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. 2.4 CARA MENGATASI INFLASI a. Kebijakan Moneter Seperti yang telah disebutkan di atas, peran bank sentral dalam mengatasi inflasi adalah dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Kebijakan yang diambil oleh bank sentral tersebut dinamakan kebijakan moneter, yaitu dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut. 1. Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada menjalankan investasi.
  • 13. 2. Politik Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan membeli dan menjual surat-surat berharga seperti obligasi negara kepada masyarakat. Dengan menjual surat-surat berharga diharapkan uang akan tersedot dari masyarakat.Jadi dengan politik seperti ini,maka jumlah uang yang beredar dimasyarakat dikurangi dan sebagai gantinya bertambah obligasi negara atau surat-surat berharga lainnya di tangan masyarakat.Berkurangnya jumlah uang di tangan masyarakat menyebabkan permintaan terhadap barang akan berkurang ,dan barang- barang di pasar hanya dapat dijual seluruhnya apabila harga diturunkan dan dengan telah terealisirnya hal ini,inflasipun telah dikurangi tekanannya. 3. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas, diharapkan jumlah kredit akan berkurang. 4. Pengawasan kredit secara selektif. b. Kebijakan Fiskal Selain kebijakan moneter, pemerintah dapat juga memberlakukan kebijakan fiskal yaitu kebijakan yang berhubungan dengan pengaturan penerimaan dan pengeluaran Negara. Jadi yang diatur dalam kebijakan fiskal adalah: 1. pengaturan pengeluaran pemerintah (APBN) 2. peningkatan tarif/pajak. Dengan menambah pajak berarti penghasilan seseorang akan berkurang,karena sebagian dari penghasilannya itu dalam bentuk pajak telah diberikan kepada pemerintah.Disposible incomenya menjadi
  • 14. berkurang.Apabila penghasilan seseorang berkurang maka tenaga pembeliannya akan berkurang pula dan apabila tenaga pembeli berkurang harga barang-barang tidak akan mungkin naik lagi ,melainkan ia akan turun seimbang dengan jumlah uang yang ada dalam masyarakat. Penambahan pajak ini dapat direalisasikan ,selain dengan menaikkan pajak dapat pula dengan jalan menambah jenis pajak yang harus dibayar oleh masyarakat.Tetapi dalam menaikkan pajak ,terlebih dahulu harus diselidiki golongan masyarakat yang mana yang harus diperberat pajaknya agar dengan tindakan itu benar-benar akan mengurangi permintaan seluruhnya.Artinya menaikkan pajak untuk mengatasi inflasi haruslah dikenakan untuk benar-benar mengurangi penghasilan masyarakat,sebab pada umumnya penaikkan pajak demikianlah yang lebih efektif untuk mengurangi tekanan inflasi. c. Kebijakan Nonmoneter Selain dua kebijakan di atas ada juga yang disebut kebijakan nonmoneter yang mengatur hal-hal berikut: 1. Peningkatan produksi. 2. Kebijakan upah. 3. Pengawasan harga
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Inflasi merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah karena inflasi dapat menimbulkan akibat yang buruk pada kondisi ekonomi maupun sosial. Pada kondisi sosial inflasi dapat menyebabkan kemakmuran sebagian golongan masyarakat menjadi menurun. Menurunnya kemakmuran ini karena harga yang meningkat lebih cepat dibandingkan upah atau income (pendapatan) yang diterima oleh masyarakat tersebut. Kemudian, kebutuhan yang biasanya dapat terpenuhi bisa menjadi harus dikurangi karena keterbatasan kemampuan untuk merealisasikannya. Sedangkan pada kondisi ekonomi, inflasi dapat menyebabkan prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan. Hal ini disebabkan karena inflasi yang tidak dapat dikendalikan cenderung menurunkan investasi yang produktif, mengurangi ekspor, dan meningkatkan impor. 3.2 Saran Kami sebagai penyusun menyarankan kepada para pembaca dan agar sekiranya tidak merasa puas terhadap isi makalah kami, sehingga adanya keinginginan untuk mengkaji lebih mendalam temtang Inflasi. Dan kami juga sangat mengharapkan kritikan yang bersifat mebangun terhadap makalah yang telah kami susun ini.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA 1. http://id.shvoong.com/business-management/1999553-pengaruh- inflasi-terhadap-perekonomian/#ixzz1zyUvRzYc 2. Manullang,M.1980.Pengantar Teori Ekonomi Moneter. Yogyakarta:Ghalia Indonesia. 3. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adbi4331/modul_4.htm 4. http://www.serbaseru.com/2010/11/inflasi-pengertian-penyebab- jenis.html 5. Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.