399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
3. BAB III MU - ADAPTASI PELAYANAN KEBIDANAN (KIA- KESPRO) di MASA PANDEMI COVID- 19 - 08072021.pptx
1. BAB III
ADAPTASI PELAYANAN KEBIDANAN
(KIA- KESPRO) DI MASA PANDEMI COVID- 19
PENGURUS DAERAH IKATAN BIDAN INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR
Midwifery Update
2. 2
DESKRIPSI SINGKAT
Sesi ini membahas Adaptasi Pelayanan Kebidanan (KIA-
Kespro) di Masa Pandemi
Covid- 19 melalui penerapan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI)
di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan.
Midwifery Update
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Prinsip kewaspadaan isolasi
Kebersihan tangan dengan baik dan benar
Penggunaan dan pelepasan APD dengan baik dan benar
Pemrosesan peralatan bekas pakai
Pengelolaan limbah
Pengelolaan linen
Pengelolaan lingkungan
Penyuntikan yang aman
Kebersihan pernafasan/etika batuk
10) Penempatan pasien
11) Pemeliharaan kesehatan petugas.
12) Protokol kesehatan di masa Pandemi COVID -19
01
Tujuan Umum
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu
memahami tentang program pencegahan dan pengendalian
infeksi
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu memahami dan
menerapkan dan atau melakukan:
02
Midwifery Update 3
5. SUB MATERI POKOK:
a.
b.
Pengertian APD
Indikasi penggunaan APD
c. Jenis-jenis APD
d. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada
penggunaan APD
e. Prosedur pemasangan APD
f. Prosedur pelepasan APD
04
SUB MATERI POKOK:
a. Pengertian peralatan habis pakai
b. Kategori peralatan perawatan pasien menurut
dr. E. Spoulding
c. Tahapan pemrosesan peralatan habis pakai
d. Prosedur sterilisasi pada peralatan Kritikal
e. Proses disinfeksi peralatan semi kritikal
f. Proses Peralatan Non Kritikal
g. Penyimpanan instrumen atau peralatan steril
h. Hal yang perlu diperhatikan
i. Alur dekontaminasi peralatan habis pakai
05
MATERI POKOK & SUB MATERI POKOK
PENGGUNAAN DAN
PELEPASAN APD
PEMROSESAN
PERALATAN HABIS PAKAI
5
Midwifery Update
9. PENGERTIAN
• PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi
pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas
pelayanan Kesehatan.
• PPI merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap
orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat
umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas
kesehatan.
• PPI dilakukan terhadap infeksi terkait pelayanan atau Health Care
Associated Infections (HAIs) dan infeksi yang bersumber dari masyarakat.
9
Midwifery Update
10. HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS (HAIS)
Adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama
proses perawatan di RS atau Fasyankes lainnya,
dimana tidak infeksi atau dalam masa inkubasi
saat masuk rawat serta dapat muncul setelah
pulang rawat dan juga infeksi yang dapat terjadi
pada petugas di Fasyankes karena pekerjaanya.
10
Midwifery Update
11. 2.
3.
4.
5.
Bundles HAIs
Surveilans HAIs
Pendidikan dan pelatihan
Penggunaan anti mikroba yang bijak
RUANG LINGKUP PROGRAM PPI
1. Kewaspadaan isolasi yang terdiri dari: kewaspadaan
standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi
11
Disamping itu, dilakukan monitoring melalui Infection
Control Risk Assesment (ICRA), audit dan monitoring
lainya secara berkala.
Midwifery Update
17. 5 WAKTU KEBERSIHAN TANGAN
Kebersihan tangan yang baik & benar
merupakan hal yang penting, pilar dalam
mencegah & mengendalikan infeksi pada
pelayanan kesehatan
17
Midwifery Update
18. PRINSIP-PRINSIP DALAM KEBERSIHAN TANGAN
• Pastikan semua petugas kesehatan
memahami 5 (lima) waktu serta 6 (enam) langkah
kebersihan tangan
• Mematuhi langkah langkah kebersihan tangan
secara berurutan dengan baik dan benar.
• Tersedia sarana kebersihan tangan
• Sebelum melakukan kebersihan tangan, pastikan
kuku tetap pendek, bersih dan bebas dari
hindari pemakaian asesoris tangan (jam tangan,
perhiasan), tutupi luka atau lecet dengan
pembalut anti air.
sudah • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila tangan
jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan
yang mengandung protein dan lemak.
• Bebaskan area tangan sampai pergelangan tangan jika
menggunakan baju lengan panjang (digulung ke atas).
• Gunakan bahan yang mengandung alkohol untuk
mendekontaminasi tangan secara rutin, bila tangan
tidak jelas terlihat kotor.
• Sabun cair dianjurkan didalam botol yang memiliki
dispenser, jika menggunakan sabun batangan maka
sabun di potong kecil untuk sekali pakai.
pewarnaan kuku, tidak menggunakan kuku palsu, • Kertas tisu sekali pakai sebagai pengering tangan, jika
tidak memungkinkan dapat menggunakan handuk
sekali pakai.
Midwifery Update 18
21. APD
•
•
•
•
•
•
APD adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair/udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera/penyebaran infeksi/penyakit
Melindungi pasien dari Mikroorganisme yang ada pada petugas
kesehatan dan sebaliknya
Penggunaan APD sesuai dengan indikasi & jenis paparan
Cara “memakai” dengan benar
Cara “melepas” dengan benar
Cara mengumpulkan (disposal) setelah di pakai.
21
Midwifery Update
22. PELINDUNG KEPALA (TOPI) KACAMATA DAN PELINDUNG WAJAH MASKER
GAUN SARUNG TANGAN SEPATU
22
JENIS APD
Midwifery Update
28. 28
PENGERTIAN
Pemrosesan Peralatan Bekas Pakai adalah proses
pengelolaan, dekontaminasi & pengemasan berdasarkan
kategori kritikal, semi kritikal & non kritikal.
TUJUAN
Menyiapkan peralatan perawatan & kedokteran dalam keadaan
siap pakai, mencegah peralatan cepat rusak, mencegah terjadinya
infeksi silang, menjamin kebersihan alat untuk dapat
dipergunakan kembali, menetapkan produk akhir dinyatakan
sudah steril & aman digunakan pasien & mencegah resiko
penularan infeksi
Midwifery Update
30. PRE-CLEANING (Pembersihan Awal)
Mengunakan detergen/enzymatic
Pembersihan
(Pembilasan, tiriskan, keringkan)
STERILISASI
Peralatan kritis: Masuk dalam
pembuluh darah/jaringan
tubuh instrumen bedah alat
kedokteran gigi
DISINFEKSI TINGKAT TINGGI
Peralatan semi kritikal: Masuk
dalam mucosa tubuh,
endotracheal tube, NGT, alat
ondoskopi serat optik, alat
laringoskopi, spekulum vagina,
alat pernafasan buatan.
DISINFEKSI TINGKAT RENDAH
Peralatan non kritikal: Hanya pada
permukaan tubuh yang utuh
Tensi meter, termometer, elektroda
ECG
30
31. 31
TAHAPAN PEMROSESAN ALAT HABIS PAKAI
• Menggunakan APD
• Pre-Cleaning: merendam seluruh
permukaan peralatan dengan enzymatik
0,8 %/detergen/glutaraldehyde 2 %/sesuai
instruksi pabrikan selama 10 – 15 menit
• Pembersihan/pencucian: Manual/Mekanik
• Proses Pengemasan
Midwifery Update
34. Jika menggunakan
proses sterilisasi panas
kering (dry heat
sterilization), maka:
∙Penggunaan sterilisasi
pemanasan kering
pada temperatur 340
ᴼF (170 ᴼC) dalam
waktu 1 jam atau
temperatur 320 ᴼF (160
ᴼC) dalam waktu 2 jam
34
PROSEDUR STERILISASI PADA PERALATAN KRITIKAL
Jika menggunakan sterilisasi dengan pemanasan uap
(steam sterilization or autoklaf)
∙Pastikan temperatur uap maksimum, yaitu sekitar 250 ᴼF
(121 ᴼC) dengan tekanan 15 Psi (Pounds per Square Inch)
dalam waktu 15-20 menit/dalam suhu 273 ᴼF (134 ᴼC)
dengan tekanan 30 Psi dalam waktu 3-5 menit.
∙Proses sterilisasi dengan autoklaf membutuhkan waktu 30
menit dihitung sejak suhu mencapai 121 ᴼC.
∙Semua instrumen dengan engsel & kunci harus tetap
terbuka & tidak terkunci selama proses sterilisasi dengan
autoklaf.
∙Tulis tanggal sterilisasi & kadaluwarsa pada kemasan
setelah dilakukan sterilisasi.
Midwifery Update
35. Disinfeksi dilakukan setelah proses pre-
cleaning & pembersihan dengan cara:
Dengan perendaman:
a) Menggunakan cairan disinfektan
(natrium hypochlorite 5,25% yang ada
di pasaran)/Glutardehida 2 % atau
peroxide hydrogen 6 % selama 15 – 20
menit.
b) Pastikan seluruh permukaan peralatan
terendam dalam cairan tersebut.
c) Lihat instruksi dari pabrikan sesuai
disinfektan yang dipilih/menjaga risiko
terhadap peralatan
Dengan cara perebusan &
pengukusan:
a)Dilakukan dalam waktu 20 menit
dihitung setelah air mendidih/sampai
terbentuknya uap yang diakibatkan
oleh air yang mendidih.
b)Tidak diperkenankan menambah
air/apapun apabila proses
perebusan/pengukusan belum selesai.
c)Catatan: uap air panas pada 100 ᴼC,
akan membunuh semua bakteri, virus,
parasite & jamur dalam 20 menit.
35
PROSES DISINFEKSI PERALATAN SEMI KRITIKAL
Midwifery Update
36. 36
PEMROSESAN PERALATAN NON KRITIKAL
Proses pencucian, disinfeksi & pembersihan sebagai
berikut:
a) Pencucian dengan detergen & air mengalir kemudian
keringkan dengan cara digantung, misalnya manset
tensimeter, dan lain- lain.
b) Disinfeksi dengan alkohol swab 70 %, misalnya
stetoscope, termometer, dan lain- lain.
c) Pembersihan menggunakan kain bersih yang sudah
dilembabkan (disemprot) dengan cairan klorin 0,05 %,
gosok & lap semua permukaan, misalnya permukaan
tempat tidur, meja, dan lain- lain.
Midwifery Update
37. Penyimpanan instrument/peralatan steril
• Penyimpanan instrument/peralatan steril
dengan benar sangat penting untuk
menjaga tetap steril.
• Perlu ditulis tanggal sterilisasi & tanggal
kadaluwarsa pada bungkus alat steril
sebelum penyimpanan.
• Instrumen/peralatan steril dikemas dan
disimpan di lingkungan yang bersih.
• Peralatan yang tidak dibungkus & akan
digunakan segara, tidak perlu disimpan.
Hal yang perlu diperhatikan pada
pengelolaan peralatan habis pakai:
a) Pastikan menggunakan APD lengkap
b) Perhatikan:
• bahan kimia (jenis detergen) yang
digunakan,
• waktu & suhu perendaman
• air yang digunakan (idealnya air
dengan kandungan mineral rendah
70-150 mg/L/soft water.)
37
PENYIMPANAN
Midwifery Update
40. 40
BERDASARKAN
BENTUK
a. Limbah Cair
b. Limbah Padat
c. Limbah Gas
BERDASARKAN
SUMBER
a. Limbah Medis
b. Limbah
Industri
c. Limbah
Domestik
LIMBAH
BERDASARKAN
JENIS
a. Limbah
Infeksius
b. Limbah Non
Infeksius
c. Limbah Bahan
berbahaya dan
beracun (B3)
Midwifery Update
41. NON INFEKSIUS
(semua limbah yang tdk
gerkontaminasi darah,
cairan tubuh)
Contohkertas, kotak,
botol, wadah plastik, sisa
makanan, sisa
pembungkus obat,
sampah kebun, dll
Daur ulang/
TPA
LIMBAH BENDA TAJAM
adalah semua limbah
yang dapat melukai kulit
yang masuk ke pembuluh
darah (jarum suntik,
jarum hecting, skalpel,
ampul, bisturi, semua
benda yang mempunyai
permukaan tajam)
Incenerator
INFEKSIUS
Limbah infeksius adalah semua
limbah yang terkontaminasi cairan
tubuh pasien
Limbah Padat:
incenerator
Limbah
Cair: IPAL
41
MANAJEMEN LIMBAH DI FASYANKES
LIMBAH DI FASYANKES
Midwifery Update
42. •
•
•
•
•
•
42
PENATALAKSANAAN LIMBAH INFEKSIUS
Dimasukkan dalam wadah dengan kantong plastik berwarna
kuning
Wadah harus kuat, tahan air & mudah dibersihkan
Penempatan wadah dekat dengan area Tindakan
Jika wadah sudah berisi ¾ segera diangkat, diikat kuat & tidak
boleh dibuka lagi.
Pembuangan akhir limbah infeksius, dapat dimusnahkan dengan
insenerator/bekerjasama dengan pihak ketiga.
Jika bekerja sama dengan pihak ketiga maka pastikan mereka
memiliki perijinan, fasilitas pengelolaan limbah sesuai dengan
peraturan & perundang undangan
Midwifery Update
43. •
•
•
•
•
•
43
PENATALAKSANAAN LIMBAH NON INFEKSIUS
Dimasukkan dalam wadah dengan kantong plastik berwarna Hitam
Wadah harus kuat, tahan air & mudah dibersihkan
Tempatkan wadah dekat dengan area Tindakan
Jika wadah sudah berisi ¾ segera diangkat, diikat kuat & dibawa ke TPS
Limbah non infekisus seperti botol-botol obat dapat dilakukan recycle
dengan melakukan pembersihan terlebih dahulu untuk dipergunakan
kembali
Pembuangan akhir limbah non infeksius dibuang di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) yang sudah ditentukan oleh pihak pemerintah daerah
setempat.
Midwifery Update
44. □ Membuangan safety box dilakukan setelah kotak terisi 2/3
44
Midwifery Update
45.
46. ALTERNATIF PEMBUANGAN LIMBAH MEDIS DI DTPK
Limbah dikubur di lokasi dengan ketentuan Permen LH no P.56/Menlhk-
Setjen/2015 pasal 25-28:
∙
∙
∙
∙
∙
∙
Bebas banjir;
Berjarak paling rendah 20 m dari sumur dan/atau perumahan
Kedalaman kuburan paling rendah 1,8 m
Diberikan pagar pengaman & papan penanda kuburan Limbah B3
Mengisi kuburan Limbah B3 dengan Limbah B3 paling tinggi setengah
dari jumlah volume total & ditutup dengan kapur (ketebalan paling
rendah 50 cm) sebelum ditutup dengan tanah
Memberikan sekat tanah dengan ketebalan paling rendah 10 cm pada
setiap lapisan Limbah B3 yang dikubur
∙ Melakukan pencatatan, perawatan, pengamanan & pengawasan
46
terhadap limbah B3 yang dikubur
Midwifery Update
49. PRINSIP PENGELOLAAN LINEN
1.SPO penatalaksanaan linen: penanganan,
pengangkutan & distribusi linen harus jelas.
2.Harus mengenakan APD lengkap.
3.Linen dipisahkan sejak dari lokasi penggunaan.
4.Semua linen kotor segera
dibungkus/dimasukkan ke dalam kantong
kuning di lokasi penggunaannya & tidak boleh
disortir/dicuci di lokasi dimana linen dipakai.
5.Linen yang terkontaminasi darah/cairan tubuh
dimasukkan kantong kuning &
diangkut/ditransportasikan secara berhati-hati
agar tidak terjadi kebocoran.
Midwifery Update 49
50. 50
PRINSIP PENGELOLAAN LINEN
6. Buang kotoran ke spoelhoek/toilet,
pengangkutan dengan troli yang terpisah.
Pastikan kantong tidak bocor/lepas ikatan
selama transportasi. Kantong tidak perlu
ganda.
7. Pastikan alur linen kotor dan linen
terkontaminasi sampai di laundry TERPISAH
dengan linen yang sudah bersih.
8. Cuci dan keringkan linen di ruang laundry.
Linen terkontaminasi langsung masuk mesin
cuci yang segera diberi disinfektan.
9. Hilangkan cairan tubuh yang infeksius pada
linen melalui 2 tahap yaitu dengan deterjen
selanjutnya dengan Natrium hipoklorit (Klorin)
0,5%. Perendaman harus di wadah tertutup.
Midwifery Update
52. PENGENDALIAN LINGKUNGAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Pengendalian lingkungan adalah upaya perbaikan kualitas udara,
kualitas air & permukaan lingkungan, serta desain & konstruksi
bangunan dilakukan untuk mencegah transmisi mikroorganisme kepada
pasien, petugas & pengunjung.
Pertahankan kondisi lingkungan sehat
• Udara bersih
• Penyediaan air bersih
• Permukaan lingkungan bersih
• Penataan peralatan sedemikian rupa sehingga
tampak rapi & mudah dibersihkan
• Binatang (kucing, anjing, tikus) tidak ada
disekitar ruangan, termasuk lalat, nyamuk &
kecoak
52
Midwifery Update
53. AIR
a. Sistim Air Bersih
b. Persyaratan Kesehatan Air
c. Sistem Pengelolaan Limbah Cair Baik Medis & Non Medis
VENTILASI RUANGAN
a. Mempunyai Ventilasi Udara yang Baik Meliputi Ventilasi
Alami dan/atau Ventilasi Mekanik/Buatan
b. Pintu & Jendela yang Bukaan Permanen
c. Pertukaran Udara 6-12 Kali Pertukaran Udara Perjam
d. Penghawaan Udara Ruangan Baik (Tidak Panas, Pengab & Bau
e. Pemilihan Sistim Ventilasi Alami
KONSTRUKSI BANGUNAN
a. Desain Bangunan
b. Persyaratan Kehandalan Bangunan
c. Sistem Pencahayaan
d. Penataan Barang & Lingkungannya
e. Pembersihan Lingkungan
01
02
03
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
53
Midwifery Update
55. penyimpanan limbah B3.
PEMBERSIHAN TUMPAHAN DAN PERCIKAN
Topi, sarung tangan, kacamata, masker, serok & sapu kecil,
cairan detergen, cairan klorin 0,5 % & kain perca/tisu/koran
bekas), plastik warna kuning.
Topi, sarung tangan, kacamata, masker, gaun, serok & sapu
kecil, detergen, larutan tertentu berdasarkan bahan kimianya,
& kain perca/tisu/koran bekas), plastik warna coklat
Spiil Kit
Infekisus
Spill Kit
B3
Prosedur pembersihan tumpahan cairan
Infeksius:
1. Petugas menggunakan APD.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya
tumpahan.
3. Serap cairan yang tumpah dengan kain
perca/handuk/tisu/koran bekas penyerap
bersih yang dapat menyerap sampai bersih
kemudian buang ke kantong warna kuning
(kantong infeksius).
4. Tuangkan cairan detergen kemudian serap
dengan kain perca/handuk/tisu/koran bekas
masukan ke kantong warna kuning.
5. Lanjutkan dengan cairan klorin 0.5 %
kemudian serap dan buang ke kantong warna
kuning (kantong infeksius).
Prosedur pembersihan tumpahan cairan B3:
1. Petugas menggunakan APD.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya tumpahan.
3. Tumpahan bahan kimia: tuangkan air bersih pada tumpahan, lalu
keringkan dengan kertas/koran/kain perca kemudian masukan ke
kantong warna coklat, tuangkan detergen & serap/keringkan dengan
kertas/koran/kain perca buang ke kantong warna coklat. Berikan label
B3 pada plastik warna coklat tumpahan kimia.
4. Tumpahan reagen: lokalisir area tumpahan dengan menaburkan
Natrium Bicarbonat (Bicnat) sekitar area tumpahan, kumpulkan bekas
resapan kedalam plastik hitam/coklat, kemudian bersihkan lantai
dengan detergen kemudian serap & buang ke kantong warna
hitam/coklat.
5. Buang plastik sampah infeksius ke tempat penampungan sampah
infeksius & kumpulkan limbah tumpahan B3 dalam ruang
55
57. •
•
•
•
•
•
•
Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik
pada pemberian suntikan
Tidak memakai ulang jarum suntik
Semua alat suntik yang dipergunakan harus
satu kali pakai untuk satu pasien & satu
prosedur
Gunakan cairan pelarut/flushing hanya untuk
satu kali (NaCl, WFI, dll)
Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan
multidose
Segera buang jarum suntik habis pakai
Tidak melakukan recapping jarum suntik habis
pakai
57
Midwifery Update
58. •
•
•
•
Tidak memberikan obat-obat single dose
kepada lebih dari satu pasien/mencampur
obat-obat sisa dari vial/ampul untuk
pemberian berikutnya.
Bila harus menggunakan obat-obat multi
dose, semua alat yang akan dipergunakan
harus steril
Simpan obat-obat multi dose sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik yang membuat
Tidak menggunakan cairan pelarut untuk
lebih dari 1 pasien (kategori IB)
58
Midwifery Update
61. ETIKA BATUK DAN KEBERSIHAN PERNAFASAN
Diterapkan kepada semua individu, dgn
gejala gangguan saluran napas, harus:
Menutup mulut dan hidung saat
batuk/bersin
Pakai tisu, saputangan, masker
kain/medis bila tersedia, buang ke
tempat sampah
Masker medis < 4 -6 jam atau
kotor/basah: ganti
61
Lakukan cuci tangan
Midwifery Update
63. PRINSIP PENEMPATAN PASIEN
• Kamar terpisah bila dikhawatirkan terjadinya kontaminasi luas
terhadap lingkungan misalnya pada luka lebar dengan cairan keluar,
diare, perdarahan tidak terkontrol.
• Kamar terpisah dengan pintu tertutup diwaspadai transmisi melalui
udara ke kontak, misalnya: luka dengan infeksi kuman gram positif,
covid, dll
• Kamar terpisah atau kohorting dengan ventilasi dibuang keluar dengan
exhaust ke area tidak ada orang lalu lalang, misalnya: TB
• Kamar terpisah dengan udara terkunci bila diwaspadai transmisi
airborn meluas, misalnya pada pasien dengan varicella.
• Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga kebersihan (anak,
gangguan mental).
• Bila kamar terpisah tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan
sistem cohorting (pengelompokan pasien dengan jenis penyakit yang
sama). Bila pasien terinfeksi dicampur dengan non infeksi maka pasien,
petugas & pengunjung menjaga kewaspadaan & transmisi infeksi.
63
Midwifery Update
65. 65
PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS
• MCU teratur terutama petugas yg menangani kasus dengan
penularan melalui airborne
• Vaksinasi Hepatitis B dan vaksinasi khusus dimasa Pandemi
COVID-19
• Penanganan paska pajanan yang memadai (ada alur pajanan,
sebelum 4 jam sudah ditentukan penata laksanaan) Petugas yang
dihubungi....? Petugas Laporan ke.....?
• Penyediaan sarana kewaspadaan standar
• Senantiasa menjaga perilaku hidup sehat
Midwifery Update
67. 67
Midwifery Update
Manajemen Pelayanan Kebidanan dalam Upaya Penerapan
Protokol Kesehatan dimasa Pandemi COVID-19
1. Pengaturan alur pelayanan dan triage
2. Pelaksanaan Skrining
3. Penolakan Terhadap
Skrining
68. •
•
IMPLEMENTASI PPI PADA PELAYANAN
KIA - KESPRO
Diterapkan disemua tatanan pelayanan KIA - KESPRO
Mengacu pada panduan/pedoman khusus yang
dikeluarkan oleh Kemenkes RI & di rekomendasi dari
organisasi profesi (IBI, POGI, IDAI, dll)
68