SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Kolibuto Kampung Kecil
Masyarakat asli Desa Merdeka berasal dari sebuah kampung kecil di sebelah Barat Daya Desa
Merdeka yang berjarak kurang lebih 5 km. Kampung yang bernama Kolibuto ini berada di atas
dataran kecil sebuah bukit berbatuan. Dataran kecil ini dikeliingi dengan lereng dan sungai di
sebelah baratnya.
Kondisi kampung Kolibuto medorong masyarakatnya lebih ekstra bekerja supaya hidup
berlangsung terus. Tak banyak yang dihasilkan dari mata pencaharian mereka sebagai petani
dan hanyalah untuk makan dan bertahan hidup. Akses jalan yang tidak mendukung dan jarak
yang jauh dari pesisir pantai membuat masyarakat Kolibuto sangat tertinggal.
Di kampung Kolibuto terdapat namang (ada sebuah batu besar dengan permukaan yang datar)
dan Nuba. Di tempat itulah masyarakat adat melakukan ritual adat mereka juga sebagai
tempat berlangsungnya Oha-sele (Tarian tradisional). Mereka mempercayai bahwa di tempat
itu hadir para leluhur yang perlu dimintakan restu atas usaha dan kerja.
Masyarakat Adat
Masyarakat Kolibuto memiliki 7 suku yaitu: Wahon, Wuran, Wuhan, Wuwur, Manuk, Lewar,
dan Pehan. Masyarakat Kolibuto sangat menjunjung tinggi adat dan budaya mereka. Segala
pekerjaan di buka dengan ritual adat. Misalnya, ketika hendak pergi berperang, membuka
kebun baru dan pekerjaan lainnya. Pekerjaan-pekerjaan itu mesti disepakati bersama yang
dilanjutkan dengan ritual adat. Ritual adat tidak mendahului kesepakatan dan persetujuan.
Jelas bahwa ritual tanpa kesepakatan menjadi tidak bermakna karena tanpa restu ribu-ratu
(masyarakat) dan leluhur.
Peran Suku Wahon dalam dalam struktur sosial budaya Kolibuto adalah sebagai pemberi ijin.
Kesepakatan yang diambil bersama yang paling didengarkan adalah suku Wahon. Ketika Suku
Wahon mengatakan tidak untuk suatu kegiatan dan seremonial adat maka ketujuh suku
lainnya mengikuti. Hal ini dapat dimegerti karena Suku Wahon dikenal sebagai penjaga
kampung yang memberi rasa aman dan pemberi petunjuk untuk kegiatan-kegiatan bersama
Kolibuto. Begitupun halnya ketika seremonial adat, Suku Wahonlah yang pertama membuka
jalan, di depan sebagai petunjuk arah ke mana harus meletakan material serimonial.
Sedangkan pelaku seremonial adalah Suku Wuhan, Lewar, Manuk dan Pehan. Sedangkan
Wuran dan wuwur sebagai penunjang karena dianggab sebagai kewinai (saudari).

More Related Content

Similar to KOLIBUTO.docx

Sejarah perkembangan sosial manusia purba
Sejarah perkembangan sosial manusia purbaSejarah perkembangan sosial manusia purba
Sejarah perkembangan sosial manusia purba
rendrafauzi
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2
Bia Putri
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2
Bia Putri
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
Erick Ruing
 
Tentang Lampung
Tentang LampungTentang Lampung
Tentang Lampung
Raha Sia
 
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMenelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Mieno Wuna
 

Similar to KOLIBUTO.docx (20)

Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdfKelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
 
upacara sedekah bumi
upacara sedekah bumiupacara sedekah bumi
upacara sedekah bumi
 
Masyarakat Tradisional
Masyarakat TradisionalMasyarakat Tradisional
Masyarakat Tradisional
 
Sejarah perkembangan sosial manusia purba
Sejarah perkembangan sosial manusia purbaSejarah perkembangan sosial manusia purba
Sejarah perkembangan sosial manusia purba
 
Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaan
 
Kerja kursus Sejarah STPM penggal 2 2016
Kerja kursus Sejarah STPM penggal 2 2016Kerja kursus Sejarah STPM penggal 2 2016
Kerja kursus Sejarah STPM penggal 2 2016
 
Suku kubu
Suku kubuSuku kubu
Suku kubu
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2
 
Bab 11 : Sabah
Bab 11 : SabahBab 11 : Sabah
Bab 11 : Sabah
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
 
Tentang Lampung
Tentang LampungTentang Lampung
Tentang Lampung
 
Suku melayu
Suku melayuSuku melayu
Suku melayu
 
5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx
5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx
5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx
 
Suku Dayak - Satria, Imanuel, Deni, Brahma, Ayu - SMAK Mgr. Soegijapranata Pa...
Suku Dayak - Satria, Imanuel, Deni, Brahma, Ayu - SMAK Mgr. Soegijapranata Pa...Suku Dayak - Satria, Imanuel, Deni, Brahma, Ayu - SMAK Mgr. Soegijapranata Pa...
Suku Dayak - Satria, Imanuel, Deni, Brahma, Ayu - SMAK Mgr. Soegijapranata Pa...
 
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa TenggaraKebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
 
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMenelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
 
Kabar JKPP Edisi 8
Kabar JKPP Edisi 8Kabar JKPP Edisi 8
Kabar JKPP Edisi 8
 
1 suro presentasi
1 suro   presentasi1 suro   presentasi
1 suro presentasi
 

KOLIBUTO.docx

  • 1. Kolibuto Kampung Kecil Masyarakat asli Desa Merdeka berasal dari sebuah kampung kecil di sebelah Barat Daya Desa Merdeka yang berjarak kurang lebih 5 km. Kampung yang bernama Kolibuto ini berada di atas dataran kecil sebuah bukit berbatuan. Dataran kecil ini dikeliingi dengan lereng dan sungai di sebelah baratnya. Kondisi kampung Kolibuto medorong masyarakatnya lebih ekstra bekerja supaya hidup berlangsung terus. Tak banyak yang dihasilkan dari mata pencaharian mereka sebagai petani dan hanyalah untuk makan dan bertahan hidup. Akses jalan yang tidak mendukung dan jarak yang jauh dari pesisir pantai membuat masyarakat Kolibuto sangat tertinggal. Di kampung Kolibuto terdapat namang (ada sebuah batu besar dengan permukaan yang datar) dan Nuba. Di tempat itulah masyarakat adat melakukan ritual adat mereka juga sebagai tempat berlangsungnya Oha-sele (Tarian tradisional). Mereka mempercayai bahwa di tempat itu hadir para leluhur yang perlu dimintakan restu atas usaha dan kerja. Masyarakat Adat Masyarakat Kolibuto memiliki 7 suku yaitu: Wahon, Wuran, Wuhan, Wuwur, Manuk, Lewar, dan Pehan. Masyarakat Kolibuto sangat menjunjung tinggi adat dan budaya mereka. Segala pekerjaan di buka dengan ritual adat. Misalnya, ketika hendak pergi berperang, membuka kebun baru dan pekerjaan lainnya. Pekerjaan-pekerjaan itu mesti disepakati bersama yang dilanjutkan dengan ritual adat. Ritual adat tidak mendahului kesepakatan dan persetujuan. Jelas bahwa ritual tanpa kesepakatan menjadi tidak bermakna karena tanpa restu ribu-ratu (masyarakat) dan leluhur. Peran Suku Wahon dalam dalam struktur sosial budaya Kolibuto adalah sebagai pemberi ijin. Kesepakatan yang diambil bersama yang paling didengarkan adalah suku Wahon. Ketika Suku Wahon mengatakan tidak untuk suatu kegiatan dan seremonial adat maka ketujuh suku lainnya mengikuti. Hal ini dapat dimegerti karena Suku Wahon dikenal sebagai penjaga kampung yang memberi rasa aman dan pemberi petunjuk untuk kegiatan-kegiatan bersama Kolibuto. Begitupun halnya ketika seremonial adat, Suku Wahonlah yang pertama membuka jalan, di depan sebagai petunjuk arah ke mana harus meletakan material serimonial. Sedangkan pelaku seremonial adalah Suku Wuhan, Lewar, Manuk dan Pehan. Sedangkan Wuran dan wuwur sebagai penunjang karena dianggab sebagai kewinai (saudari).