SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MASNUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
PERSYARATAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
DIT.
PB
DESKRIPSI SINGKAT
Persyaratan bangunan gedung
negara adalah persyaratan
administrasi dan persyaratan
teknis yang harus dipenuhi dalam
setiap pembangunan BGN, sesuai
tipe/ klasifikasinya.
DIT.
PB
Setelah selesai mengikuti
pembelajaran mata diklat ini,
peserta diharapkan mampu
memahami persyaratan
pembangunan Bangunan Gedung
Negara
DIT.
PB
Pada akhir sesi ini, peserta mampu menjelaskan dan
menerapkan:
1. Dasar hukum dan pengertian persyaratan BGN
2. Persyaratan administratif BGN
3. Persyaratan teknis BGN
4. Klasifikasi BGN
5. Standar Luas BGN
6. Standar Jumlah Lantai BGN; dan
7. Spesifikasi Teknis BGN
pada setiap pembangunan BGN
DIT.
PB
MATERI BAHASAN
1. DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN
2. PERSYARATAN ADMINISTRASI
3. PERSYARATAN TEKNIS
DASAR HUKUM DAN
PENGERTIAN
DIT.
PB
Penataan Ruang
UU No. 26/2007
Sumber
Daya
Air
UU
No.
7/2004
Jalan
&
Jembatan
UU
No.
38/2004
Perum&
Kaw
Perkim
&
Rusun
UU
No.1/2011
UU
No.20/2011
Bangunan
Gedung
UU
No.
28/2002
Rumah
Negeri
No.
72/1957
Jasa Konstruksi
UU No. 18/1999
Pengelolaan
Sampah
No.18/2008
Penanggulangan
Bencana
No.24/20087
Perlindungan
&Pengelolaan
LH
No.32/2009
Kesehatan
No.32/2009
Benda
Cagar
Budaya
No.32/2009
UU
Lainnya
Dasar Hukum
Bangunan
Gedung
Negara
DIT.
PB
DASAR HUKUM
a. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
b. Peraturan Pemeerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002.
c. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara (dan Draf Revisinya).
g. Peraturan Menteri PU Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Ijin Mendirikan
Bangunan.
h. Peraturan Menteri PU Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Sertifikat Laik Fungsi.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Teknis Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan
Cagar Budaya
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan
Hijau
DIT.
PB
Persyaratan BG UUBG
administratif teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan
Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen,
darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan
oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.
Persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung fungsi khusus, juga harus
memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang.
Keandalan BG
Status Kepemilikan BG
Perizinan (IMB)
Peruntukan dan Intensitas
BG
Arsitektur BG
Pengendalian Dampak
Lingkungan
Keselamatan
Kesehatan
Kenyamanan
Kemudahan
Pembangunan BG di atas Tanah Milik
Orang/Pihak Lain dengan
Perjanjian Tertulis
DIT.
PB
adalah bangunan gedung untuk
keperluan dinas yang menjadi barang
milik negara/daerah dan diadakan
dengan sumber pembiayaan yang
berasal dari dana APBN, dan/atau
APBD, atau perolehan lainnya yang
sah
DIT.
PB
adalah persyaratan administrasi dan
teknis yang harus diikuti oleh
kementerian/ lembaga/SKPD dalam
melaksanakan pembangunan
bangunan gedung
DIT.
PB
FUNGSI - PERSYARATAN BG
FUNGSI
HUNIAN
USAHA
SOSIAL&BUD
AYA
KEAGAMAAN
KHUSUS
PERSYARATA
N
ASMINISTRASI
TEKNIS
DIT.
PB
FUNGSI-KLASIFIKASI BG
FUNGSI
HUNIAN
USAHA
SOSIAL&BUD
AYA
KEAGAMAAN
KHUSUS
KLASIFIKASI
KOMPLEKSITAS
PERMANENSI
RISIKO
KEBAKARAN
ZONASI GEMPA
LOKASI
KETINGGIAN
KEPEMILIKAN
DIT.
PB
Persyaratan BGN
administrasi teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan
KETENTUAN : KLASIFIKASI,
STANDAR LUAS,
STANDAR JUMLAH LANTAI,
SPESIFIKASI TEKNIS
DOKUMEN: PENDANAAN,
PERENCANAAN,
PEMBANGUNAN,
PENDAFTARAN
Keandalan BG
Status Kepemilikan BG
Perizinan (IMB)
Peruntukan dan Intensitas
BG
Arsitektur BG
Pengendalian Dampak
Lingkungan
Keselamatan
Kesehatan
Kemudahan
Kenyamanan
DIT.
PB
15
DIT.
PB
Persyaratan BGN
administrasi
Status Hak atas Tanah • Setiap BGN harus
memiliki kejelasan
tentang status hak
atas tanah
• Dalam hal tanah yang status
haknya berupa hak guna usaha
dan/atau kepemilikannya
dikuasai sementara oleh pihak
lain,
 harus disertai
perjanjian tertulis
DIT.
PB
Persyaratan BGN
administrasi
Status Kepemilikan BG
• Status kepemilikan BGN
merupakan surat bukti
kepemilikan bangunan
gedung (SKBG) sesuai
per-UU-an.
• Dalam hal terdapat pengalihan
kepemilikan/ pemanfaatan BGN,
pemilik/pemanfaat yang
baru wajib memenuhi
ketentuan per-UU-an.
atau surat penetapan izin
pemanfaatan dari
pemegang hak/pengelola
barang negara atas
bangunan gedung.
DIT.
PB
Persyaratan BGN
administrasi
Perizinan (IMB)
• Setiap BGN harus
dilengkapi dengan
dokumen perizinan yang
berupa: IMB, termasuk
SLF
• Dalam hal kegiatan pada BGN dan/atau
lingkungan yang mengganggu dan
menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan,
 harus dilengkapi dengan
AMDAL sesuai ketentuan
yang berlaku
DIT.
PB
Persyaratan BGN
administrasi
DOKUMEN
PENDANAAN
Untuk komponen biaya:
 perencanaan teknis;
 pelaksanaan konstruksi
fisik;
 manajemen konstruksi/
pengawasan konstruksi; dan
 pengelolaan kegiatan.
pendanaan BGN
berupa Daftar Isian
Pelaksanaan
Anggaran (DIPA).
DIT.
PB
Persyaratan BGN
administrasi
DOKUMEN
PERENCANAAN
TEKNIS
 Gambar;
 Spesifikasi teknis;
 Perhitungan konstruksi;
 Perhitungan biaya
(Engineering Estimate); dan
 dokumen terkait
Setiap BGN harus memiliki dok. perencanaan
teknis oleh Penyedia Jasa Perencana
Konstruksi/Tim Swakelola Perencanaan, atau
yang berupa Disain Prototipe
yang terdiri atas:
DIT.
PB
Persyaratan BGN
administrasi
DOKUMEN
PEMBANGUNAN
 Dokumen Perencanaan,
 Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
 Dokumen Pelelangan,
 Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi,
 As Built Drawings,
 hasil uji coba/test run operational,
 Berita Acara Serah Terima I dan II
 Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan (dari
penyedia jasa konstruksi), dan
 Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Setiap BGN harus dilengkapi dengan dokumen
pembangunan yang terdiri atas:
DIT.
PB
Persyaratan BGN
administrasi
DOKUMEN
PENDAFTARAN
 Dokumen Pembiayaan/DIPA
 Sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah;
 Status kepemilikan bangunan gedung;
 Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan;
 Berita Acara Serah Terima I dan II;
 As built drawings disertai arsip gambar/legger;
 IMB dan SLF; dan
 Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan.
Setiap BGN harus memiliki dok. pendaftaran
untuk pencatatan dan penetapan Huruf Daftar
Nomor ( HDNo ) meliputi Fotokopi:
DIT.
PB
23
DIT.
PB
PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
SESUAI PERMEN PU NO. 29/PRT/M/2006
PERUNTUKAN LOKASI BG
INTENSITAS BG
TATA RUANG DALAM
PENAMPILAN BG
KESEIMBANGAN,
KESERASIAN,
KESELARASAN
DAMPAK PENTING
UKL DAN UPL
PENGENDALIAN
DAMPAK
LINGKUNGAN
PERUNTUKAN &
INTENSITAS BG
ARSITEKTUR BG
DIT.
PB
MUATAN MATERI RTBL
BG DI BWH TANAH MELINTASI P/S
TINDAK LANJUT RTRW & RDTRKP
PENYUSUNAN RTBL
Pembangunan di
atas/bawah
Tanah/Air/
Prasarana/saran
a Umum
RTBL
BG DI ATAS P/S
BG DI BAWAH/ATAS AIR
DI BAWAH SUTET/
MENARA TELKOM/MENARA AIR
Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan
sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT.
PB
INSTALASI GAS PEMBAKARAN
SISTEM KELISTRIKAN
PROTEKSI KEBAKARAN (PASIF,
AKTIF, & MPK)
STRUKTUR dan BAHAN
SISTEM KEAMANAN THD BAHAN
LEDAK
SISTEM PROTEKSI PETIR
KOMUNIKASI DARURAT DALAM
BG
KESELAMATAN BG
PENCAHAYAAN DARURAT, TANDA
ARAH, SISTEM PERINGATAN BAHAYA
Persyaratan Keandalan BG
sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT.
PB
PENCAHAYAAN
VENTILASI
KESEHATAN BG
SANITASI
INSTALASI GAS MEDIK
PENYALURAN AIR HUJAN
SAMPAH
BAHAN BANGUNAN
Persyaratan Keandalan BG
sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT.
PB
1
28
KONDISI UDARA
KENYAMANAN GETARAN
KENYAMANAN PANDANGAN
KENYAMANAN RUANG GERAK
KENYAMANAN & KEBISINGAN
KENYAMANAN BG
Persyaratan Keandalan BG
sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT.
PB
1
29
HUBUNGAN VERTIKAL
HUBUNGAN HORIZONTAL
SARANA EVAKUASI
AKSESIBILITAS
PRASARANA/SARANA DLM BG
KEMUDAHAN BG
Persyaratan Keandalan BG
sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT.
PB
PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN
SESUAI PERMEN PU NO. 45/PRT/M/2007
PERUNTUKAN LOKASI BG
KOEFISIAN DASAR BG (KDB)
KETINGGIAN BG
KOEFISIEN LANTAI BG (KLB)
KETINGGIAN LANGIT-LANGIT
JARAK ANTAR BLOK/MASSA BG
KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)
PERSYARATAN TATA
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
GARIS SEMPADAN BG (GSB)
WUJUD ARSITEKTUR BG
KELENGKAPAN SAR & PRAS BG
KESELMTN & KESSHTN KERJA (K3)
DIT.
PB
BAHAN PENUTUP LANTAI
BAHAN DINDING
BAHAN PENUTUP ATAP
BAHAN LANGIT-LANGIT
BAHAN KOSEN PINTU & JENDELA
BAHAN STRUKTUR
PERSYARATAN BAHAN
BANGUNAN
Persyaratan Teknis Keandalan BGN
sesuai Permen PU No. 45/PRT/M/2007
DIT.
PB
STRUKTUR PONDASI
STRUKTUR LANTAI
STRUKTUR BETON PRACETAK
STRUKTUR KOLOM
BASEMEN
PERSYARATAN
STRUKTUR BANGUNAN
STRUKTUR ATAP
Persyaratan Teknis Keandalan BGN
sesuai Permen PU No. 45/PRT/M/2007
DIT.
PB
PENYEDIAAN AIR MINUM
PEMBUANGAN AIR KOTOR
SARANA PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN BAHAYA
KEBAKARAN
PEMBUANGAN LIMBAH
INSTALASI LISTRIK
PERSYARATAN UTILITAS
BANGUNAN
PEMBUANGAN SAMPAH
PENERANGAN & PENCAHAYAAN
PENGHAWAAN & PENGKONDISIAN
SARANA TRANSPORTASI DLM BG
SARANA KOMUNIKASI
SISTEM PENANGGKAL PETIR
INSTALASI GAS
KEBISINGAN DAN GETARAN
AKSESIBILITAS & FASILITAS
BAGI DEFABEL/KHUSUS
Persyaratan Teknis Keandalan BGN
sesuai Permen PU No. 45/PRT/M/2007
DIT.
PB
TANGGA DARURAT
PINTU DARURAT
KORIDOR / SELASAR
PENCAHAYAAN DARURAT DAN
TANDA PENUNJUK ARAH EXIT
SISTEM PERINGATAN BAHAYA
PERSYARATAN SARANA
PENYELAMATAN
FASILITAS PENYELAMATAN
Persyaratan Teknis Keandalan BGN
sesuai Permen PU No. 45/PRT/M/2007
DIT.
PB
DIT.
PB
berdasarkan TINGKAT
KOMPLEKSITAS
Klasifikasi
Sederhana: BGN
dengan teknologi-spesifikasi
sederhana
Tidak
Sederhana: BGN
dengan teknologi-spesifikasi
tidak sederhana
Khusus: BGN dengan
fungsi, teknologi, dan
spesifikasi khusus
KLASIFIKASI BGN
Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan
gedung negara berpedoman kepada Peraturan
Menteri PU No. 45/PRT/M/2007 (belum direvisi).
DIT.
PB
 Spesifikasi teknis BGN sederhana sesuai
Tabel spesifikasi bangunan sederhana
bertingkat/tidak bertingkat dan/atau RN tipe
C/D/E luas 70/50/36 m2
 HSBGN/m2 klasifikasi sederhana atau RN tipe
C/D/E luas 70/50/36 m2
37
BGN
Sederhana:
teknologi-spesifikasi
sederhana
 Nilai biaya non standar maksimal 150% dari
total biaya standar BGN
 Menggunakan penyedia jasa pengawas
 Waktu pelaksanaan satu tahun anggaran
 Prosentase komponen biaya pemb. BGN
klasifikasi sederhana Tabel Daftar Biaya
Komponen Kegiatan Pembangunan BGN
Klasifikasi Sederhana
DIT.
PB
 Spesifikasi teknis BGN tdk sederhana sesuai
Tabel spesifikasi BGN tidak sederhana
bertingkat/tdk bertingkat dan/ atau RN tipe
C/D/E luas 70/50/36 m2
 HSBGN/m2 klasifikasi BGN tdk sederhana,
atau RN tipe A/B luas 250/120 m2
38
BGN Tidak
Sederhana:
teknologi-spesifikasi
tidak sederhana
 Nilai biaya non standar maksimal 150% dari
total biaya standar BGN
 Menggunakan penyedia jasa MK
 Waktu pelaksanaan dapat > 1th anggaran
 Prosentase komponen biaya pemb. BGN
klasifikasi tidak sederhana Tabel Daftar
Biaya Komponen Kegiatan Pembangunan
BGN Klasifikasi Tidak Sederhana
DIT.
PB
 Spesifikasi teknis BGN khusus sesuai hasil
perencanaan
 Biaya pembangunan BGN klasifikasi khusus
dihitung berdasarkan rincian volume
kebutuhan nyata dan harga pasar yang
wajar
39
BGN Khusus:
fungsi, teknologi,
dan spesifikasi
khusus
 Menggunakan penyedia jasa MK
 Waktu pelaksanaan dapat > 1th anggaran
 HSBGN/m2 ditetapkan maksimal dua kali dari
HSBGN/m2 untuk BGN dan RN klasifikasi
tidak sederhana
DIT.
PB
40
TIPE UNTUK KEPERLUAN PEJABAT / GOLONGAN
KHUSUS
1) MENTERI / KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN, KEPALA LEMBAGA
TINGGI/ TERTTINGGI NEGARA
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
A
1) SEKJEN, IRJEN, DIRJEN, KEPALA BADAN, DEPUTI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
B
1) DIREKTUR, KEPALA BIRO, INSPEKTUR, KAKANWIL, ASISTEN DEPUTI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/d DAN IVe
C
1) KEPALA SUB DIREKTORAT, KEPALA BAGIAN, KEPALA BIDANG
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/a SD IVc
D
1) KEPALA SEKSI, KEPALA SUB BAGIAN, KEPALA SUB BIDANG
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN III/a SD III/d
E
1) KEPALA SUB SEKSI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN II/d KEBAWAH
Untuk Jabatan tertentu, program dan luas ruang RN-nya dapat disesuaikan mengacu
pada tuntutan operasional jabatan
TIPE RUMAH NEGARA
DIT.
PB
DIT.
PB
STANDAR LUAS BGN
Rincian standar luas ruang
gedung kantor sesuai Lampiran I
Peraturan Presiden RI Nomor 73
Tahun 2011 tentang
Pembangunan BGN
Standar luas BGN lainnya,
dikeluarkan oleh instansi yang
bersangkutan setelah konsultasi
dengan Menteri Pekerjaan
Umum
Rincian standar luas ruang RN
sesuai Lampiran I Peraturan
Presiden RI Nomor 73 Tahun
2011 tentang Pembangunan
BGN
Standar
Luas BGN
Gedung Kantor
10M2/pesonil
Ruang layanan
dihitung berdasarkan
analisis
Rumah Negara
Tipe RN berdasarkan
jabatan/golongan
BGN lainnya
Ketentuan menteri
yang bersangkutan
Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan di luar ruang penunjang, fungsi
dan luasnya dihitung tersendiri berdasarkan analisis kebutuhan ruang pelayanan tersebut.
DIT.
PB
43
Tabel Standar Luas Ruang Kantor
KETERANGAN:
 UNTUK RUANG KANTOR GUBERNUR DISETARAKAN DENGAN RUANG KANTOR MENTERI
 UNTUK RUANG KANTOR BUPATI/WALIKOTA DISETARAKAN DENGAN KANTOR ESELON IA
 UNTUK RUANG KANTOR ANGGOTA DPRD DISETARAKAN DENGAN RUANG KANTOR ESELON IIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 73 TAHUN 2011
TANGGAL : 11 OKTOBER 211
STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR
A. RUANG KANTOR
DIT.
PB
44
Tabel Standar Luas Ruang Penunjang
KETERANGAN:
 UNTUK RUANG PENUNJANG GUBERNUR DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG MENTERI
 UNTUK RUANG PENUNJANG BUPATI/WALIKOTA DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG ESELON IA
 UNTUK RUANG PENUNJANG ANGGOTA DPRD DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG ESELON IIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 73 TAHUN 2011
TANGGAL : 11 OKTOBER 211
STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR
B. RUANG PENUNJANG
C. SIRKULASI = 25% X ( A + B )
KETERANGAN:
 STANDAR LUAS RUANG TERSSEBUT DATAS MERUPAKAN ACUAN DASAR; DAPAT DISESUAIAKAN BERDASARKAN FUNGSI/SIFAT JABATAN
 UNTUK RUANG KERJA SATUAN KERJA DAN PEJABAT FUNGSIONAL DIHITUNG TERSENDIRI BERDASAR KEBUTUHAN DILUAR LUAS TSB
DIATAS
 UNTUK GEDUNG KANTOR YANG YANG MEMERLUKAN RUANG KHUSUS RUANG PELAYANAN MASYARAKAT, DIHITUNG TERSENDIRI
DILUAR LUAS TSB DIATAS
DIT.
PB
45
Tabel Standar Luas Rumah Negara
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 73 TAHUN 2011
TANGGAL : 11 OKTOBER 211
STANDAR LUAS RUMAH NEGARA
TIPE PENGGUNA
LUAS (M2)
BANGUNAN TANAH
KHUSU
S
1) MENTERI / KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN,
KEPALA LEMBAGA TINGGI/ TERTINGGI NEGARA
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
400 1.000
A
1) SEKJEN, IRJEN, DIRJEN, KEPALA BADAN, DEPUTI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 250 600
B
1) DIREKTUR, KEPALA BIRO, INSPEKTUR, KAKANWIL, ASISTEN DEPUTI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/d DAN IVe
120 350
C
1) KEPALA SUB DIREKTORAT, KEPALA BAGIAN, KEPALA BIDANG
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/a SD IV/c
70 200
D
1) KEPALA SEKSI, KEPALA SUB BAGIAN, KEPALA SUB BIDANG
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN III/a SD III/d
50 120
E
1) KEPALA SUB SEKSI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN II/d KEBAWAH
36 100
DIT.
PB
TAMBAHAN KETERANGAN TTG
TABEL RUMAH NEGARA
1. Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota:
 Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus,
kecuali luas tanah 2.000m2.
 Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe
A, kecuali luas tanah 1.000m2.
 dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu Besar/Pendopo yang
dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran.
2. Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam
RTRW, toleransi kelebihan tanah yang diizinkan untuk:
 DKI Jakarta : 20 %
 Ibukota Provinsi : 30 %
 Ibukota Kabupaten/Kota : 40 %
 Pedesaan : 50 %
3. Untuk rumah negara yang dibangun dalam wujud rumah susun, luas per unit
bangunannya diperhitungkan dengan mengurangi luas garasi mobil (untuk
tipe Khusus, A, dan B). Kebutuhan garasi mobil disatukan dalam luas parkir
basement dan/atau halaman.
46
DIT.
PB
47
Standar Luas BGN lainnya
 Standar luas BGN lainnya :
sekolah/universitas, rumah sakit, dan lainnya
mengikuti ketentuan luas ruang yang
dikeluarkan oleh menteri/Instansi yang
bersangkutan setelah konsultasi dengan
Menteri Pekerjaan Umum.
 Penyusunan program kebutuhan BGN yang
diklasifikasikan khusus yang berdampak
besar dan penting terhadap lingkungan
harus menggunakan jasa konsultan, sebagai
pekerjaan Non Standar.
DIT.
PB
DIT.
PB
 Non Rusun 
Maksimal 2 lantai
 Rusun, sesuai
ketentuan Gedung
Kantor
 Maksimal 8 lantai
 Bangunan gedung
negara yang dibangun
> 8 lantai 
persetujuan MenteriPU
Standar
Jumlah
Lantai
Gedung
Kantor
Rumah
Negara
STANDAR JUMLAH LANTAI BGN
Besaran Koefisien Pengali untuk HSBGN
bertingkat sd. 8 lantai mengikuti ketentuan
Peraturan Menteri PU
DIT.
PB
Koefisien Pengali
Untuk HSBGN bertingkat sd. 8 lantai
JUMLAH LANTAI BGN KOEFISIEN PENGALI HSBGN/M2 TERTINGGI
2 lantai 1,090 HSBGN bangunan bertingkat
3 lantai 1,120 HSBGN bangunan bertingkat
4 lantai 1,135 HSBGN bangunan bertingkat
5 lantai 1,162 HSBGN bangunan bertingkat
6 lantai 1,197 HSBGN bangunan bertingkat
7 lantai 1,236 HSBGN bangunan bertingkat
8 lantai 1,265 HSBGN bangunan bertingkat
Untuk bangunan > 8 lantai  koefisien
pengalinya dikonsultasikan kpd Instansi Teknis
DIT.
PB
DIT.
PB
SPESIFIKASI TEKNIS BGN
Spesifikasi
Teknis BGN
Persyaratan Tata
Bangunan & Lingkungan
Persyaratan Bahan
Bangunan
Persyaratan Struktur
Bangunan
Persyaratan Utilitas &
Sarana Dalam Bgn
Persyaratan Sarana
Penyelamatan
DIT.
PB
Persyaratan Tata
Bangunan & Lingkungan
Persyaratan Struktur
Bangunan
Persyaratan Bahan
Bangunan
Spesifikasi
Teknis
Pagar BGN
SPESIFIKASI TEKNIS BGN
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar
Bangunan
minimal 3 meter minimal 3 meter, untuk bangunan
bertingkat dihitung berdasarkan
pertimbangan keselamatan, kesehatan
dan kenyamanan
Berdasarkan
pertimbangan
keselamatan,
kesehatan, dan
kenyamanan,
serta ketentuan
dalam
Perauran
Daerah tentang
Bangunan
Gedung
setempat dan
RTRW
Kab/Kota atau
RTBL lokasi
ybs.
2. Ketinggian
Bangunan
maksimal 2 lantai maksimum 8 lantai ( >8 lantai harus
mendapat rekomendasi Menteri PU)
3. Ketinggian Langit-
langit
minimal 2,60 meter minimal 2,80 meter Sesuai fungsi
4. KDB
sesuai peraturan daerah setempat
5. KLB
6. KDH
7. GSB
8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi dan
kaidah arsitektur
sederhana
sesuai fungsi dan kaidah arsitektur
9. Pagar Halaman menggunakan dinding bata/batako diplester dengan
kombinasi besi, baja, kayu, atau bahan lainnya yang
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
10.Kelengkapan Parasana dan Sarana Lingkungan Dihitung
berdasarkan
kebutuhan
sesuai fungsi
bangunan dan
SNI/ketentuan
yang berlaku
 Parkir Kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas bangunan
gedung
 Aksesibilitas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang cacat
 Drainase tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku
 Pembuangan
Sampah
tersedia tempat pembuangan sampah sementara
 Pembuangan
Limbah
tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah
berbahaya
 Penerangan
Halaman
tersedia penerangan halaman
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Bahan penutup
lantai
keramik,vinil,tegel
PC
marmer lokal,
keramik, vinil, kayu
marmer lokal,
keramik, vinil, kayu
Diupayakan
menggunakan
bahan bangunan
setempat/
produksi dalam
negeri, termasuk
bahan bangunan
sebagai bagian
dari sistem
pabrikasi
komponen.
Apabila bahan
tersebut sukar
diperoleh atau
harganya tidak
sesuai, dapat
diganti dengan
bahan lain yang
sederajat tanpa
mengurangi
persyaratan
fungsi dan mutu
dengan
pengesahan
2. Bahan dinding luar bata, batako
diplester dan dicat,
kaca
bata, batako
diplester dicat/
dilapis keramik,
kaca, panil beton
ringan
bata, batako
diplester dicat/
dilapis keramik,
kaca, panil beton
ringan
3. Bahan dinding
dalam
bata, batako
diplester dan dicat,
kaca, partisi kayu
lapis
bata, batako
diplester dicat/
dilapis keramik,
kaca, partisi
gipsum
bata, batako
diplester dicat/
dilapis keramik,
kaca, partisi
gipsum
4. Bahan penutup
plafond
kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis
dicat
gipsum, kayu-lapis
dicat
5. Bahan penutup atap genteng, asbes,
seng, sirap
genteng keramik,
aluminium
gelombang dicat
genteng keramik,
aluminium
gelombang dicat
6. Bahan Kosen dan kayu kayu dipelitur, kayu dipelitur,
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN
1. Struktur Pondasi batu belah, kayu,
beton-bertulang K-
200
batu belah, kayu, beton-bertulang K-225
atau lebih
Khusus untuk
daerah gempa,
harus
direncanakan
sebagai
struktur
bangunan
tahan gempa.
2. Struktur Lantai
(khusus untuk
bangunan
bertingkat)
beton bertulang K-
200, baja, kayu
klas kuat II
beton bertulang K-225 atau lebih, baja,
kayu klas kuat II
3. Sruktur Kolom beton bertulang K-
200, baja, kayu
klas kuat II
beton bertulang K-225 atau lebih, baja,
kayu klas kuat II
4. Struktur Balok beton bertulang K-
200, baja, kayu
klas kuat II
beton bertulang K-225 atau lebih, baja,
kayu klas kuat II
5. Struktur Rangka
Atap
kayu klas kuat II,
baja
kayu klas kuat II, baja dilapis anti karat
6. Kemiringan Atap genteng min. 30o, sirap min.22.5o, seng min 15o
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
1. Air Bersih PAM, sumur bor kedalaman 24-36 meter
2. Saluran Air Hujan talang, saluran lingkungan
3. Pembuangan Air kotor bak penampung
4. Pembuangan Kotoran bak penampung
5. Septic Tank / Resapan berdasarkan kebutuhan
6. Sarana Pengamanan
terhadap Bahaya
Kebakaran *)
Mengkuti ketentuan dalam Permen PU No. 26/PRT/M/2008 dan Permen
PU No. 20/PRT/M/2009, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
berlaku.
7. Sumber daya listrik *) PLN, generator, dengan prinsip hemat energi
8. Penerangan 100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi bangunan
serta SNI yang berlaku
penerangan alam
dan buatan
9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) sesuai SNI
10. Sarana Transportasi
Vertikal *)
tidak diperlukan untuk bangunan di atas 5 lantai dapat
menggunakan Lift sesuai SNI yang berlaku.
sesuai fungsi dan
kebutuhan
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
11. Aksesibilitas bagi
penyandang cacat*)
Sesuai ketentuan dalam PerMen. PU No. 30/PRT/M/2009,
minimal ramp untuk bangunan klasifikasi sederhana.
12. Telepon *) sesuai kebutuhan
13. Penangkal petir penangkal petir lokal
PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN
1. Tangga Penyelamatan
(khusus untuk bangunan
bertingkat)
lebar minimal = 1, 20m , dan bukan tangga putar. jarak antar tangga
maksimum 25 m
2. Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau
3. Pintu lebar min.=0,90 m, satu ruang minimal 2 pintu dan membuka keluar
4. Koridor/selasar lebar min.=1,80 m
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
TIPE KHUSUS
& A
TIPE B TIPE C,D,E
PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 meter, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan
pertimbangan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan
Terutama
berdasarkan
ketentuan dalam
Peraturan
Daerah setempat
tentang
Bangunan atau
Rencana Tata
Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota
untuk lokasi yang
bersangkutan.
2. Ketinggian Bangunan non-rusun maksimum 2 lantai, untuk rusun maksimal 8 lantai ( >8 lantai
harus mendapat rekomendasi Menteri PU)
3. Ketinggian Langit2 minimal 2,70 meter minimal 2,70 meter minimal 2,70 meter
4. KDB
sesuai peraturan daerah setempat
5. KLB
6. KDH
7. GSB
8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi dan kaidah arsitektur sesuai fungsi dan
kaidah ars. sederhn
9. Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu), besi, baja, kayu,
dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur
bangunan rumah negara
Biayanya
mengikuti standar
harga satuan/m'
pagar
10. Tandon Air Bersih min. 3 m3 min. 2 m3 min. 1 m3
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
TIPE KHUSUS
& A
TIPE B TIPE C,D,E
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Bahan penutup
lantai
marmer lokal,
keramik, vinil, kayu
keramik, vinil keramik, vinil, tegel
PC
Diupayakan
menggunakan
bahan
bangunan
setempat/
produksi dalam
negeri,
termasuk
bahan
bangunan
sebagai bagian
dari sistem
pabrikasi
komponen.
3. Bahan dinding bata, batako diplester dan dicat tembok
4. Bahan penutup
plafond
gipsum, asbes
semen/kayu-lapis
dicat
asbes semen/kayu-lapis dicat
5. Bahan penutup atap genteng keramik
berglazur, asbes,
seng, sirap
genteng, asbes, seng, sirap
6. Bahan Kosen dan
Daun Pintu/Jendela
kayu dipelitur/dicat kayu dicat kayu dicat
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
TIPE KHUSUS
& A
TIPE B TIPE C,D,E
PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN
1. Struktur Pondasi batu belah, kayu klas kuat II, beton-bertulang Khusus untuk
daerah gempa,
harus
direncanakan
sebagai
struktur
bangunan
tahan gempa.
2. Struktur Lantai
(khusus untuk
bangunan
bertingkat)
beton bertulang K-200, baja, kayu klas
kuat II
beton bertulang K-
175 atau lebih,
baja, kayu klas
kuat II
3. Sruktur Kolom beton bertulang K-200, baja, kayu klas
kuat II
beton bertulang K-
175 atau lebih,
baja, kayu klas
kuat II
4. Struktur Balok beton bertulang K-200, baja, kayu klas
kuat II
beton bertulang K-
175 atau lebih,
baja, kayu klas
kuat II
5. Struktur Rangka
Atap
kayu klas kuat II, baja
6. Kemiringan Atap genteng min. 30o, sirap min.22.5o, seng min 15o
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
TIPE KHUSUS
& A
TIPE B TIPE C,D,E
PERSYARATAN UTILITAS
1. Air Bersih PAM, sumur bor Untuk Rumah
Negara
yangdibangun
dalam 1
kompleks
menggunakan
septiktank
Komunal
2. Saluran Air Hujan talang, saluran lingkungan
3. Pembuangan Air kotor bak penampung
4. Pembuangan Kotoran bak penampung
5. Septic Tank / Resapan Kap. 6m3 Kap. 5m3 Kap.2-4m3
6. Sarana Pengamanan
terhadap Bahaya
Kebakaran *)
Mengkuti ketentuan dalam Permen PU No. 26/PRT/M/2008 dan Permen
PU No. 20/PRT/M/2009, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
berlaku.
7. Sumber daya listrik *) PLN, generator, dengan prinsip hemat energi
8. Penerangan 100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi bangunan
serta SNI yang berlaku
penerangan alam
dan buatan
9. Tata Udara 6-10% bukaan atau
dengan tata udara
buatan (AC*)
6-10% bukaan sesuai SNI
DIT.
PB
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
10. Telepon *) sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan tidak disyaratkan
11. Penangkal petir penangkal petir lokal
PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN
1. Tangga Penyelamatan
(khusus untuk bangunan bertingkat)
lebar minimal = 1, 20m , dan bukan tangga putar.
2. Tanda Penunjuk Arah
(khusus untuk bangunan bertingkat)
jelas, dasar putih huruf hijau
3. Pintu lebar min.=0,90 m
4. Koridor/selasar lebar min.=1,80 m
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANG
AN
SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS

More Related Content

Similar to a62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppt

PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdfPENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdfHeraGunandar
 
Power point SLF 2021.pptx
Power point SLF 2021.pptxPower point SLF 2021.pptx
Power point SLF 2021.pptxpbgslfproses
 
Analisis biaya pgn (materi 1)
Analisis biaya pgn (materi 1)Analisis biaya pgn (materi 1)
Analisis biaya pgn (materi 1)Novian S
 
07 Peretujuan teknis city training.pdf
07 Peretujuan teknis city training.pdf07 Peretujuan teknis city training.pdf
07 Peretujuan teknis city training.pdfdennisjuntak
 
Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003Muhammad Amry
 
201605 07-smk3 dalam pbj
201605 07-smk3 dalam pbj201605 07-smk3 dalam pbj
201605 07-smk3 dalam pbjahmad fuadi
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptxAnastasiaMarjorie1
 
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.pptAdityaKurniawan95
 
KAK Gedung Sekwan 2022.pdf
KAK Gedung  Sekwan 2022.pdfKAK Gedung  Sekwan 2022.pdf
KAK Gedung Sekwan 2022.pdfBUATDONLOTAJA
 
03_Modul_PEMAHAMAN DOKUMEN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI_SSUK_SSKK.pdf
03_Modul_PEMAHAMAN DOKUMEN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI_SSUK_SSKK.pdf03_Modul_PEMAHAMAN DOKUMEN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI_SSUK_SSKK.pdf
03_Modul_PEMAHAMAN DOKUMEN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI_SSUK_SSKK.pdfBudiMulyono33
 
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji TeknisSLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji TeknisNgakanKetutAcwinDwij
 
1695762080409_New---SI-4111-Rekayasa-Perancangan-Struktur_Modul-1.pptx
1695762080409_New---SI-4111-Rekayasa-Perancangan-Struktur_Modul-1.pptx1695762080409_New---SI-4111-Rekayasa-Perancangan-Struktur_Modul-1.pptx
1695762080409_New---SI-4111-Rekayasa-Perancangan-Struktur_Modul-1.pptxJessi742957
 
dce32_20190806_Biaya_Keselamatan_Konstruksi__SE_11-2019 (2).pptx
dce32_20190806_Biaya_Keselamatan_Konstruksi__SE_11-2019 (2).pptxdce32_20190806_Biaya_Keselamatan_Konstruksi__SE_11-2019 (2).pptx
dce32_20190806_Biaya_Keselamatan_Konstruksi__SE_11-2019 (2).pptxAhmad
 
Analisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung NegaraAnalisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung Negaraheru sutono, iai
 
Analisis biaya pgn (materi 1)
Analisis biaya pgn (materi 1)Analisis biaya pgn (materi 1)
Analisis biaya pgn (materi 1)rindwa adhi
 
SOSIALISASI_PERDA_BG.pptx
SOSIALISASI_PERDA_BG.pptxSOSIALISASI_PERDA_BG.pptx
SOSIALISASI_PERDA_BG.pptxjasasarprasbmp
 

Similar to a62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppt (20)

PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdfPENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
 
Power point SLF 2021.pptx
Power point SLF 2021.pptxPower point SLF 2021.pptx
Power point SLF 2021.pptx
 
Sosialisasi PBG.pptx
Sosialisasi PBG.pptxSosialisasi PBG.pptx
Sosialisasi PBG.pptx
 
Analisis biaya pgn (materi 1)
Analisis biaya pgn (materi 1)Analisis biaya pgn (materi 1)
Analisis biaya pgn (materi 1)
 
0. SLF CIC (1).pdf
0. SLF CIC (1).pdf0. SLF CIC (1).pdf
0. SLF CIC (1).pdf
 
07 Peretujuan teknis city training.pdf
07 Peretujuan teknis city training.pdf07 Peretujuan teknis city training.pdf
07 Peretujuan teknis city training.pdf
 
Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003
 
201605 07-smk3 dalam pbj
201605 07-smk3 dalam pbj201605 07-smk3 dalam pbj
201605 07-smk3 dalam pbj
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
 
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
 
Paparan SLF 2018 Pemprov DKI
Paparan SLF 2018 Pemprov DKIPaparan SLF 2018 Pemprov DKI
Paparan SLF 2018 Pemprov DKI
 
Se menteri pupr22-2020
Se menteri pupr22-2020Se menteri pupr22-2020
Se menteri pupr22-2020
 
KAK Gedung Sekwan 2022.pdf
KAK Gedung  Sekwan 2022.pdfKAK Gedung  Sekwan 2022.pdf
KAK Gedung Sekwan 2022.pdf
 
03_Modul_PEMAHAMAN DOKUMEN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI_SSUK_SSKK.pdf
03_Modul_PEMAHAMAN DOKUMEN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI_SSUK_SSKK.pdf03_Modul_PEMAHAMAN DOKUMEN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI_SSUK_SSKK.pdf
03_Modul_PEMAHAMAN DOKUMEN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI_SSUK_SSKK.pdf
 
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji TeknisSLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
 
1695762080409_New---SI-4111-Rekayasa-Perancangan-Struktur_Modul-1.pptx
1695762080409_New---SI-4111-Rekayasa-Perancangan-Struktur_Modul-1.pptx1695762080409_New---SI-4111-Rekayasa-Perancangan-Struktur_Modul-1.pptx
1695762080409_New---SI-4111-Rekayasa-Perancangan-Struktur_Modul-1.pptx
 
dce32_20190806_Biaya_Keselamatan_Konstruksi__SE_11-2019 (2).pptx
dce32_20190806_Biaya_Keselamatan_Konstruksi__SE_11-2019 (2).pptxdce32_20190806_Biaya_Keselamatan_Konstruksi__SE_11-2019 (2).pptx
dce32_20190806_Biaya_Keselamatan_Konstruksi__SE_11-2019 (2).pptx
 
Analisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung NegaraAnalisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung Negara
 
Analisis biaya pgn (materi 1)
Analisis biaya pgn (materi 1)Analisis biaya pgn (materi 1)
Analisis biaya pgn (materi 1)
 
SOSIALISASI_PERDA_BG.pptx
SOSIALISASI_PERDA_BG.pptxSOSIALISASI_PERDA_BG.pptx
SOSIALISASI_PERDA_BG.pptx
 

Recently uploaded

Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPusatKeteknikanKehut
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfIftitahKartika
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxMuhamadIrfan190120
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierbudi194705
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf114210034
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompeteIwanBasinu1
 

Recently uploaded (19)

Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 

a62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppt

  • 1. BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MASNUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
  • 2. DIT. PB DESKRIPSI SINGKAT Persyaratan bangunan gedung negara adalah persyaratan administrasi dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam setiap pembangunan BGN, sesuai tipe/ klasifikasinya.
  • 3. DIT. PB Setelah selesai mengikuti pembelajaran mata diklat ini, peserta diharapkan mampu memahami persyaratan pembangunan Bangunan Gedung Negara
  • 4. DIT. PB Pada akhir sesi ini, peserta mampu menjelaskan dan menerapkan: 1. Dasar hukum dan pengertian persyaratan BGN 2. Persyaratan administratif BGN 3. Persyaratan teknis BGN 4. Klasifikasi BGN 5. Standar Luas BGN 6. Standar Jumlah Lantai BGN; dan 7. Spesifikasi Teknis BGN pada setiap pembangunan BGN
  • 5. DIT. PB MATERI BAHASAN 1. DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN 2. PERSYARATAN ADMINISTRASI 3. PERSYARATAN TEKNIS
  • 7. DIT. PB Penataan Ruang UU No. 26/2007 Sumber Daya Air UU No. 7/2004 Jalan & Jembatan UU No. 38/2004 Perum& Kaw Perkim & Rusun UU No.1/2011 UU No.20/2011 Bangunan Gedung UU No. 28/2002 Rumah Negeri No. 72/1957 Jasa Konstruksi UU No. 18/1999 Pengelolaan Sampah No.18/2008 Penanggulangan Bencana No.24/20087 Perlindungan &Pengelolaan LH No.32/2009 Kesehatan No.32/2009 Benda Cagar Budaya No.32/2009 UU Lainnya Dasar Hukum Bangunan Gedung Negara
  • 8. DIT. PB DASAR HUKUM a. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. b. Peraturan Pemeerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002. c. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung. e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara (dan Draf Revisinya). g. Peraturan Menteri PU Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Ijin Mendirikan Bangunan. h. Peraturan Menteri PU Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Sertifikat Laik Fungsi. i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan Cagar Budaya k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Hijau
  • 9. DIT. PB Persyaratan BG UUBG administratif teknis Status Hak atas Tanah Tata Bangunan Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat. Persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung fungsi khusus, juga harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Keandalan BG Status Kepemilikan BG Perizinan (IMB) Peruntukan dan Intensitas BG Arsitektur BG Pengendalian Dampak Lingkungan Keselamatan Kesehatan Kenyamanan Kemudahan Pembangunan BG di atas Tanah Milik Orang/Pihak Lain dengan Perjanjian Tertulis
  • 10. DIT. PB adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi barang milik negara/daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN, dan/atau APBD, atau perolehan lainnya yang sah
  • 11. DIT. PB adalah persyaratan administrasi dan teknis yang harus diikuti oleh kementerian/ lembaga/SKPD dalam melaksanakan pembangunan bangunan gedung
  • 12. DIT. PB FUNGSI - PERSYARATAN BG FUNGSI HUNIAN USAHA SOSIAL&BUD AYA KEAGAMAAN KHUSUS PERSYARATA N ASMINISTRASI TEKNIS
  • 14. DIT. PB Persyaratan BGN administrasi teknis Status Hak atas Tanah Tata Bangunan KETENTUAN : KLASIFIKASI, STANDAR LUAS, STANDAR JUMLAH LANTAI, SPESIFIKASI TEKNIS DOKUMEN: PENDANAAN, PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, PENDAFTARAN Keandalan BG Status Kepemilikan BG Perizinan (IMB) Peruntukan dan Intensitas BG Arsitektur BG Pengendalian Dampak Lingkungan Keselamatan Kesehatan Kemudahan Kenyamanan
  • 16. DIT. PB Persyaratan BGN administrasi Status Hak atas Tanah • Setiap BGN harus memiliki kejelasan tentang status hak atas tanah • Dalam hal tanah yang status haknya berupa hak guna usaha dan/atau kepemilikannya dikuasai sementara oleh pihak lain,  harus disertai perjanjian tertulis
  • 17. DIT. PB Persyaratan BGN administrasi Status Kepemilikan BG • Status kepemilikan BGN merupakan surat bukti kepemilikan bangunan gedung (SKBG) sesuai per-UU-an. • Dalam hal terdapat pengalihan kepemilikan/ pemanfaatan BGN, pemilik/pemanfaat yang baru wajib memenuhi ketentuan per-UU-an. atau surat penetapan izin pemanfaatan dari pemegang hak/pengelola barang negara atas bangunan gedung.
  • 18. DIT. PB Persyaratan BGN administrasi Perizinan (IMB) • Setiap BGN harus dilengkapi dengan dokumen perizinan yang berupa: IMB, termasuk SLF • Dalam hal kegiatan pada BGN dan/atau lingkungan yang mengganggu dan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan,  harus dilengkapi dengan AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku
  • 19. DIT. PB Persyaratan BGN administrasi DOKUMEN PENDANAAN Untuk komponen biaya:  perencanaan teknis;  pelaksanaan konstruksi fisik;  manajemen konstruksi/ pengawasan konstruksi; dan  pengelolaan kegiatan. pendanaan BGN berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
  • 20. DIT. PB Persyaratan BGN administrasi DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS  Gambar;  Spesifikasi teknis;  Perhitungan konstruksi;  Perhitungan biaya (Engineering Estimate); dan  dokumen terkait Setiap BGN harus memiliki dok. perencanaan teknis oleh Penyedia Jasa Perencana Konstruksi/Tim Swakelola Perencanaan, atau yang berupa Disain Prototipe yang terdiri atas:
  • 21. DIT. PB Persyaratan BGN administrasi DOKUMEN PEMBANGUNAN  Dokumen Perencanaan,  Izin Mendirikan Bangunan (IMB),  Dokumen Pelelangan,  Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi,  As Built Drawings,  hasil uji coba/test run operational,  Berita Acara Serah Terima I dan II  Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan (dari penyedia jasa konstruksi), dan  Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Setiap BGN harus dilengkapi dengan dokumen pembangunan yang terdiri atas:
  • 22. DIT. PB Persyaratan BGN administrasi DOKUMEN PENDAFTARAN  Dokumen Pembiayaan/DIPA  Sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah;  Status kepemilikan bangunan gedung;  Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan;  Berita Acara Serah Terima I dan II;  As built drawings disertai arsip gambar/legger;  IMB dan SLF; dan  Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan. Setiap BGN harus memiliki dok. pendaftaran untuk pencatatan dan penetapan Huruf Daftar Nomor ( HDNo ) meliputi Fotokopi:
  • 24. DIT. PB PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN SESUAI PERMEN PU NO. 29/PRT/M/2006 PERUNTUKAN LOKASI BG INTENSITAS BG TATA RUANG DALAM PENAMPILAN BG KESEIMBANGAN, KESERASIAN, KESELARASAN DAMPAK PENTING UKL DAN UPL PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PERUNTUKAN & INTENSITAS BG ARSITEKTUR BG
  • 25. DIT. PB MUATAN MATERI RTBL BG DI BWH TANAH MELINTASI P/S TINDAK LANJUT RTRW & RDTRKP PENYUSUNAN RTBL Pembangunan di atas/bawah Tanah/Air/ Prasarana/saran a Umum RTBL BG DI ATAS P/S BG DI BAWAH/ATAS AIR DI BAWAH SUTET/ MENARA TELKOM/MENARA AIR Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
  • 26. DIT. PB INSTALASI GAS PEMBAKARAN SISTEM KELISTRIKAN PROTEKSI KEBAKARAN (PASIF, AKTIF, & MPK) STRUKTUR dan BAHAN SISTEM KEAMANAN THD BAHAN LEDAK SISTEM PROTEKSI PETIR KOMUNIKASI DARURAT DALAM BG KESELAMATAN BG PENCAHAYAAN DARURAT, TANDA ARAH, SISTEM PERINGATAN BAHAYA Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
  • 27. DIT. PB PENCAHAYAAN VENTILASI KESEHATAN BG SANITASI INSTALASI GAS MEDIK PENYALURAN AIR HUJAN SAMPAH BAHAN BANGUNAN Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
  • 28. DIT. PB 1 28 KONDISI UDARA KENYAMANAN GETARAN KENYAMANAN PANDANGAN KENYAMANAN RUANG GERAK KENYAMANAN & KEBISINGAN KENYAMANAN BG Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
  • 29. DIT. PB 1 29 HUBUNGAN VERTIKAL HUBUNGAN HORIZONTAL SARANA EVAKUASI AKSESIBILITAS PRASARANA/SARANA DLM BG KEMUDAHAN BG Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
  • 30. DIT. PB PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN SESUAI PERMEN PU NO. 45/PRT/M/2007 PERUNTUKAN LOKASI BG KOEFISIAN DASAR BG (KDB) KETINGGIAN BG KOEFISIEN LANTAI BG (KLB) KETINGGIAN LANGIT-LANGIT JARAK ANTAR BLOK/MASSA BG KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH) PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN GARIS SEMPADAN BG (GSB) WUJUD ARSITEKTUR BG KELENGKAPAN SAR & PRAS BG KESELMTN & KESSHTN KERJA (K3)
  • 31. DIT. PB BAHAN PENUTUP LANTAI BAHAN DINDING BAHAN PENUTUP ATAP BAHAN LANGIT-LANGIT BAHAN KOSEN PINTU & JENDELA BAHAN STRUKTUR PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PU No. 45/PRT/M/2007
  • 32. DIT. PB STRUKTUR PONDASI STRUKTUR LANTAI STRUKTUR BETON PRACETAK STRUKTUR KOLOM BASEMEN PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN STRUKTUR ATAP Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PU No. 45/PRT/M/2007
  • 33. DIT. PB PENYEDIAAN AIR MINUM PEMBUANGAN AIR KOTOR SARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PEMBUANGAN LIMBAH INSTALASI LISTRIK PERSYARATAN UTILITAS BANGUNAN PEMBUANGAN SAMPAH PENERANGAN & PENCAHAYAAN PENGHAWAAN & PENGKONDISIAN SARANA TRANSPORTASI DLM BG SARANA KOMUNIKASI SISTEM PENANGGKAL PETIR INSTALASI GAS KEBISINGAN DAN GETARAN AKSESIBILITAS & FASILITAS BAGI DEFABEL/KHUSUS Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PU No. 45/PRT/M/2007
  • 34. DIT. PB TANGGA DARURAT PINTU DARURAT KORIDOR / SELASAR PENCAHAYAAN DARURAT DAN TANDA PENUNJUK ARAH EXIT SISTEM PERINGATAN BAHAYA PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN FASILITAS PENYELAMATAN Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PU No. 45/PRT/M/2007
  • 36. DIT. PB berdasarkan TINGKAT KOMPLEKSITAS Klasifikasi Sederhana: BGN dengan teknologi-spesifikasi sederhana Tidak Sederhana: BGN dengan teknologi-spesifikasi tidak sederhana Khusus: BGN dengan fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus KLASIFIKASI BGN Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan gedung negara berpedoman kepada Peraturan Menteri PU No. 45/PRT/M/2007 (belum direvisi).
  • 37. DIT. PB  Spesifikasi teknis BGN sederhana sesuai Tabel spesifikasi bangunan sederhana bertingkat/tidak bertingkat dan/atau RN tipe C/D/E luas 70/50/36 m2  HSBGN/m2 klasifikasi sederhana atau RN tipe C/D/E luas 70/50/36 m2 37 BGN Sederhana: teknologi-spesifikasi sederhana  Nilai biaya non standar maksimal 150% dari total biaya standar BGN  Menggunakan penyedia jasa pengawas  Waktu pelaksanaan satu tahun anggaran  Prosentase komponen biaya pemb. BGN klasifikasi sederhana Tabel Daftar Biaya Komponen Kegiatan Pembangunan BGN Klasifikasi Sederhana
  • 38. DIT. PB  Spesifikasi teknis BGN tdk sederhana sesuai Tabel spesifikasi BGN tidak sederhana bertingkat/tdk bertingkat dan/ atau RN tipe C/D/E luas 70/50/36 m2  HSBGN/m2 klasifikasi BGN tdk sederhana, atau RN tipe A/B luas 250/120 m2 38 BGN Tidak Sederhana: teknologi-spesifikasi tidak sederhana  Nilai biaya non standar maksimal 150% dari total biaya standar BGN  Menggunakan penyedia jasa MK  Waktu pelaksanaan dapat > 1th anggaran  Prosentase komponen biaya pemb. BGN klasifikasi tidak sederhana Tabel Daftar Biaya Komponen Kegiatan Pembangunan BGN Klasifikasi Tidak Sederhana
  • 39. DIT. PB  Spesifikasi teknis BGN khusus sesuai hasil perencanaan  Biaya pembangunan BGN klasifikasi khusus dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar 39 BGN Khusus: fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus  Menggunakan penyedia jasa MK  Waktu pelaksanaan dapat > 1th anggaran  HSBGN/m2 ditetapkan maksimal dua kali dari HSBGN/m2 untuk BGN dan RN klasifikasi tidak sederhana
  • 40. DIT. PB 40 TIPE UNTUK KEPERLUAN PEJABAT / GOLONGAN KHUSUS 1) MENTERI / KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN, KEPALA LEMBAGA TINGGI/ TERTTINGGI NEGARA 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) A 1) SEKJEN, IRJEN, DIRJEN, KEPALA BADAN, DEPUTI 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) B 1) DIREKTUR, KEPALA BIRO, INSPEKTUR, KAKANWIL, ASISTEN DEPUTI 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/d DAN IVe C 1) KEPALA SUB DIREKTORAT, KEPALA BAGIAN, KEPALA BIDANG 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/a SD IVc D 1) KEPALA SEKSI, KEPALA SUB BAGIAN, KEPALA SUB BIDANG 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN III/a SD III/d E 1) KEPALA SUB SEKSI 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN II/d KEBAWAH Untuk Jabatan tertentu, program dan luas ruang RN-nya dapat disesuaikan mengacu pada tuntutan operasional jabatan TIPE RUMAH NEGARA
  • 42. DIT. PB STANDAR LUAS BGN Rincian standar luas ruang gedung kantor sesuai Lampiran I Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan BGN Standar luas BGN lainnya, dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan setelah konsultasi dengan Menteri Pekerjaan Umum Rincian standar luas ruang RN sesuai Lampiran I Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan BGN Standar Luas BGN Gedung Kantor 10M2/pesonil Ruang layanan dihitung berdasarkan analisis Rumah Negara Tipe RN berdasarkan jabatan/golongan BGN lainnya Ketentuan menteri yang bersangkutan Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan di luar ruang penunjang, fungsi dan luasnya dihitung tersendiri berdasarkan analisis kebutuhan ruang pelayanan tersebut.
  • 43. DIT. PB 43 Tabel Standar Luas Ruang Kantor KETERANGAN:  UNTUK RUANG KANTOR GUBERNUR DISETARAKAN DENGAN RUANG KANTOR MENTERI  UNTUK RUANG KANTOR BUPATI/WALIKOTA DISETARAKAN DENGAN KANTOR ESELON IA  UNTUK RUANG KANTOR ANGGOTA DPRD DISETARAKAN DENGAN RUANG KANTOR ESELON IIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73 TAHUN 2011 TANGGAL : 11 OKTOBER 211 STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR A. RUANG KANTOR
  • 44. DIT. PB 44 Tabel Standar Luas Ruang Penunjang KETERANGAN:  UNTUK RUANG PENUNJANG GUBERNUR DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG MENTERI  UNTUK RUANG PENUNJANG BUPATI/WALIKOTA DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG ESELON IA  UNTUK RUANG PENUNJANG ANGGOTA DPRD DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG ESELON IIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73 TAHUN 2011 TANGGAL : 11 OKTOBER 211 STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR B. RUANG PENUNJANG C. SIRKULASI = 25% X ( A + B ) KETERANGAN:  STANDAR LUAS RUANG TERSSEBUT DATAS MERUPAKAN ACUAN DASAR; DAPAT DISESUAIAKAN BERDASARKAN FUNGSI/SIFAT JABATAN  UNTUK RUANG KERJA SATUAN KERJA DAN PEJABAT FUNGSIONAL DIHITUNG TERSENDIRI BERDASAR KEBUTUHAN DILUAR LUAS TSB DIATAS  UNTUK GEDUNG KANTOR YANG YANG MEMERLUKAN RUANG KHUSUS RUANG PELAYANAN MASYARAKAT, DIHITUNG TERSENDIRI DILUAR LUAS TSB DIATAS
  • 45. DIT. PB 45 Tabel Standar Luas Rumah Negara PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73 TAHUN 2011 TANGGAL : 11 OKTOBER 211 STANDAR LUAS RUMAH NEGARA TIPE PENGGUNA LUAS (M2) BANGUNAN TANAH KHUSU S 1) MENTERI / KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN, KEPALA LEMBAGA TINGGI/ TERTINGGI NEGARA 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 400 1.000 A 1) SEKJEN, IRJEN, DIRJEN, KEPALA BADAN, DEPUTI 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 250 600 B 1) DIREKTUR, KEPALA BIRO, INSPEKTUR, KAKANWIL, ASISTEN DEPUTI 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/d DAN IVe 120 350 C 1) KEPALA SUB DIREKTORAT, KEPALA BAGIAN, KEPALA BIDANG 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/a SD IV/c 70 200 D 1) KEPALA SEKSI, KEPALA SUB BAGIAN, KEPALA SUB BIDANG 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN III/a SD III/d 50 120 E 1) KEPALA SUB SEKSI 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN II/d KEBAWAH 36 100
  • 46. DIT. PB TAMBAHAN KETERANGAN TTG TABEL RUMAH NEGARA 1. Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota:  Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus, kecuali luas tanah 2.000m2.  Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A, kecuali luas tanah 1.000m2.  dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu Besar/Pendopo yang dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran. 2. Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam RTRW, toleransi kelebihan tanah yang diizinkan untuk:  DKI Jakarta : 20 %  Ibukota Provinsi : 30 %  Ibukota Kabupaten/Kota : 40 %  Pedesaan : 50 % 3. Untuk rumah negara yang dibangun dalam wujud rumah susun, luas per unit bangunannya diperhitungkan dengan mengurangi luas garasi mobil (untuk tipe Khusus, A, dan B). Kebutuhan garasi mobil disatukan dalam luas parkir basement dan/atau halaman. 46
  • 47. DIT. PB 47 Standar Luas BGN lainnya  Standar luas BGN lainnya : sekolah/universitas, rumah sakit, dan lainnya mengikuti ketentuan luas ruang yang dikeluarkan oleh menteri/Instansi yang bersangkutan setelah konsultasi dengan Menteri Pekerjaan Umum.  Penyusunan program kebutuhan BGN yang diklasifikasikan khusus yang berdampak besar dan penting terhadap lingkungan harus menggunakan jasa konsultan, sebagai pekerjaan Non Standar.
  • 49. DIT. PB  Non Rusun  Maksimal 2 lantai  Rusun, sesuai ketentuan Gedung Kantor  Maksimal 8 lantai  Bangunan gedung negara yang dibangun > 8 lantai  persetujuan MenteriPU Standar Jumlah Lantai Gedung Kantor Rumah Negara STANDAR JUMLAH LANTAI BGN Besaran Koefisien Pengali untuk HSBGN bertingkat sd. 8 lantai mengikuti ketentuan Peraturan Menteri PU
  • 50. DIT. PB Koefisien Pengali Untuk HSBGN bertingkat sd. 8 lantai JUMLAH LANTAI BGN KOEFISIEN PENGALI HSBGN/M2 TERTINGGI 2 lantai 1,090 HSBGN bangunan bertingkat 3 lantai 1,120 HSBGN bangunan bertingkat 4 lantai 1,135 HSBGN bangunan bertingkat 5 lantai 1,162 HSBGN bangunan bertingkat 6 lantai 1,197 HSBGN bangunan bertingkat 7 lantai 1,236 HSBGN bangunan bertingkat 8 lantai 1,265 HSBGN bangunan bertingkat Untuk bangunan > 8 lantai  koefisien pengalinya dikonsultasikan kpd Instansi Teknis
  • 52. DIT. PB SPESIFIKASI TEKNIS BGN Spesifikasi Teknis BGN Persyaratan Tata Bangunan & Lingkungan Persyaratan Bahan Bangunan Persyaratan Struktur Bangunan Persyaratan Utilitas & Sarana Dalam Bgn Persyaratan Sarana Penyelamatan
  • 53. DIT. PB Persyaratan Tata Bangunan & Lingkungan Persyaratan Struktur Bangunan Persyaratan Bahan Bangunan Spesifikasi Teknis Pagar BGN SPESIFIKASI TEKNIS BGN
  • 54. DIT. PB Spesifikasi Teknis BGN URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 meter minimal 3 meter, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan Berdasarkan pertimbangan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan, serta ketentuan dalam Perauran Daerah tentang Bangunan Gedung setempat dan RTRW Kab/Kota atau RTBL lokasi ybs. 2. Ketinggian Bangunan maksimal 2 lantai maksimum 8 lantai ( >8 lantai harus mendapat rekomendasi Menteri PU) 3. Ketinggian Langit- langit minimal 2,60 meter minimal 2,80 meter Sesuai fungsi 4. KDB sesuai peraturan daerah setempat 5. KLB 6. KDH 7. GSB 8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi dan kaidah arsitektur sederhana sesuai fungsi dan kaidah arsitektur 9. Pagar Halaman menggunakan dinding bata/batako diplester dengan kombinasi besi, baja, kayu, atau bahan lainnya yang
  • 55. DIT. PB Spesifikasi Teknis BGN URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 10.Kelengkapan Parasana dan Sarana Lingkungan Dihitung berdasarkan kebutuhan sesuai fungsi bangunan dan SNI/ketentuan yang berlaku  Parkir Kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas bangunan gedung  Aksesibilitas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang cacat  Drainase tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku  Pembuangan Sampah tersedia tempat pembuangan sampah sementara  Pembuangan Limbah tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah berbahaya  Penerangan Halaman tersedia penerangan halaman
  • 56. DIT. PB Spesifikasi Teknis BGN URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN 1. Bahan penutup lantai keramik,vinil,tegel PC marmer lokal, keramik, vinil, kayu marmer lokal, keramik, vinil, kayu Diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/ produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari sistem pabrikasi komponen. Apabila bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti dengan bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratan fungsi dan mutu dengan pengesahan 2. Bahan dinding luar bata, batako diplester dan dicat, kaca bata, batako diplester dicat/ dilapis keramik, kaca, panil beton ringan bata, batako diplester dicat/ dilapis keramik, kaca, panil beton ringan 3. Bahan dinding dalam bata, batako diplester dan dicat, kaca, partisi kayu lapis bata, batako diplester dicat/ dilapis keramik, kaca, partisi gipsum bata, batako diplester dicat/ dilapis keramik, kaca, partisi gipsum 4. Bahan penutup plafond kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat 5. Bahan penutup atap genteng, asbes, seng, sirap genteng keramik, aluminium gelombang dicat genteng keramik, aluminium gelombang dicat 6. Bahan Kosen dan kayu kayu dipelitur, kayu dipelitur,
  • 57. DIT. PB Spesifikasi Teknis BGN URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN 1. Struktur Pondasi batu belah, kayu, beton-bertulang K- 200 batu belah, kayu, beton-bertulang K-225 atau lebih Khusus untuk daerah gempa, harus direncanakan sebagai struktur bangunan tahan gempa. 2. Struktur Lantai (khusus untuk bangunan bertingkat) beton bertulang K- 200, baja, kayu klas kuat II beton bertulang K-225 atau lebih, baja, kayu klas kuat II 3. Sruktur Kolom beton bertulang K- 200, baja, kayu klas kuat II beton bertulang K-225 atau lebih, baja, kayu klas kuat II 4. Struktur Balok beton bertulang K- 200, baja, kayu klas kuat II beton bertulang K-225 atau lebih, baja, kayu klas kuat II 5. Struktur Rangka Atap kayu klas kuat II, baja kayu klas kuat II, baja dilapis anti karat 6. Kemiringan Atap genteng min. 30o, sirap min.22.5o, seng min 15o
  • 58. DIT. PB Spesifikasi Teknis BGN URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN 1. Air Bersih PAM, sumur bor kedalaman 24-36 meter 2. Saluran Air Hujan talang, saluran lingkungan 3. Pembuangan Air kotor bak penampung 4. Pembuangan Kotoran bak penampung 5. Septic Tank / Resapan berdasarkan kebutuhan 6. Sarana Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran *) Mengkuti ketentuan dalam Permen PU No. 26/PRT/M/2008 dan Permen PU No. 20/PRT/M/2009, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku. 7. Sumber daya listrik *) PLN, generator, dengan prinsip hemat energi 8. Penerangan 100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi bangunan serta SNI yang berlaku penerangan alam dan buatan 9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) sesuai SNI 10. Sarana Transportasi Vertikal *) tidak diperlukan untuk bangunan di atas 5 lantai dapat menggunakan Lift sesuai SNI yang berlaku. sesuai fungsi dan kebutuhan
  • 59. DIT. PB Spesifikasi Teknis BGN URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN 11. Aksesibilitas bagi penyandang cacat*) Sesuai ketentuan dalam PerMen. PU No. 30/PRT/M/2009, minimal ramp untuk bangunan klasifikasi sederhana. 12. Telepon *) sesuai kebutuhan 13. Penangkal petir penangkal petir lokal PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN 1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk bangunan bertingkat) lebar minimal = 1, 20m , dan bukan tangga putar. jarak antar tangga maksimum 25 m 2. Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau 3. Pintu lebar min.=0,90 m, satu ruang minimal 2 pintu dan membuka keluar 4. Koridor/selasar lebar min.=1,80 m URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS
  • 60. DIT. PB Spesifikasi Teknis Rumah Negara URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 meter, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan Terutama berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota untuk lokasi yang bersangkutan. 2. Ketinggian Bangunan non-rusun maksimum 2 lantai, untuk rusun maksimal 8 lantai ( >8 lantai harus mendapat rekomendasi Menteri PU) 3. Ketinggian Langit2 minimal 2,70 meter minimal 2,70 meter minimal 2,70 meter 4. KDB sesuai peraturan daerah setempat 5. KLB 6. KDH 7. GSB 8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi dan kaidah arsitektur sesuai fungsi dan kaidah ars. sederhn 9. Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu), besi, baja, kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur bangunan rumah negara Biayanya mengikuti standar harga satuan/m' pagar 10. Tandon Air Bersih min. 3 m3 min. 2 m3 min. 1 m3
  • 61. DIT. PB Spesifikasi Teknis Rumah Negara URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN 1. Bahan penutup lantai marmer lokal, keramik, vinil, kayu keramik, vinil keramik, vinil, tegel PC Diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/ produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari sistem pabrikasi komponen. 3. Bahan dinding bata, batako diplester dan dicat tembok 4. Bahan penutup plafond gipsum, asbes semen/kayu-lapis dicat asbes semen/kayu-lapis dicat 5. Bahan penutup atap genteng keramik berglazur, asbes, seng, sirap genteng, asbes, seng, sirap 6. Bahan Kosen dan Daun Pintu/Jendela kayu dipelitur/dicat kayu dicat kayu dicat
  • 62. DIT. PB Spesifikasi Teknis Rumah Negara URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN 1. Struktur Pondasi batu belah, kayu klas kuat II, beton-bertulang Khusus untuk daerah gempa, harus direncanakan sebagai struktur bangunan tahan gempa. 2. Struktur Lantai (khusus untuk bangunan bertingkat) beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat II beton bertulang K- 175 atau lebih, baja, kayu klas kuat II 3. Sruktur Kolom beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat II beton bertulang K- 175 atau lebih, baja, kayu klas kuat II 4. Struktur Balok beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat II beton bertulang K- 175 atau lebih, baja, kayu klas kuat II 5. Struktur Rangka Atap kayu klas kuat II, baja 6. Kemiringan Atap genteng min. 30o, sirap min.22.5o, seng min 15o
  • 63. DIT. PB Spesifikasi Teknis Rumah Negara URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E PERSYARATAN UTILITAS 1. Air Bersih PAM, sumur bor Untuk Rumah Negara yangdibangun dalam 1 kompleks menggunakan septiktank Komunal 2. Saluran Air Hujan talang, saluran lingkungan 3. Pembuangan Air kotor bak penampung 4. Pembuangan Kotoran bak penampung 5. Septic Tank / Resapan Kap. 6m3 Kap. 5m3 Kap.2-4m3 6. Sarana Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran *) Mengkuti ketentuan dalam Permen PU No. 26/PRT/M/2008 dan Permen PU No. 20/PRT/M/2009, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku. 7. Sumber daya listrik *) PLN, generator, dengan prinsip hemat energi 8. Penerangan 100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi bangunan serta SNI yang berlaku penerangan alam dan buatan 9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) 6-10% bukaan sesuai SNI
  • 64. DIT. PB Spesifikasi Teknis Rumah Negara URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN 10. Telepon *) sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan tidak disyaratkan 11. Penangkal petir penangkal petir lokal PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN 1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk bangunan bertingkat) lebar minimal = 1, 20m , dan bukan tangga putar. 2. Tanda Penunjuk Arah (khusus untuk bangunan bertingkat) jelas, dasar putih huruf hijau 3. Pintu lebar min.=0,90 m 4. Koridor/selasar lebar min.=1,80 m URAIAN KLASIFIKASI KETERANG AN SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS