SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Download to read offline
Sistem Perkemihan
dan Cairan Tubuh
(FAAL UROPETIK)
Rosdiana Naibey, S.Kep.,M.Sc
Sorong, 2 Mei 2023
Fakultas Kedokteran
Universitas Papua
Pengertian
Proses Pembentukan Urin
Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan urin
Ekskresi urine dan bersihan plasma
Konsentrasi Urine dan Mekanisme Pengenceran
Sistem Arus Bolak-Balik dalam Ansa Henle (Mekanisme
Countercurrent)
Pengaturan Pembentukan Urin
Imbangan Cairan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Objectives:
Urine adalah cairan sisa metabolisme yang
dihasilkan ginjal dan dikeluarkan dari tubuh
melalui berkemih.
Secara umum, proses pembentukan urine
melalui 3 tahapan:
1. Filtrasi (penyaringan)
2. Reabsorpsi (penyerapan kembali),dan
3. Augmentasi (pengeluaran zat)
Pengertian
Organs of the Urinary System
• Kidneys
• Form urine, containing
– Excess water
– Metabolic wastes (e.g., urea)
– Excess acid
– Excess electrolytes (e.g., sodium)
• Produce hormones that regulate
– Red blood cell synthesis (erythropoietin: Coloring Exercise 8-3)
– Water balance (renin: Coloring Exercise 12-6)
• Receive arterial blood B1 from the abdominal aorta via the renal artery
• Venous blood E1 from kidney drains into renal vein and the inferior ena cava
• Adrenal glands (Coloring Exercise 7-7) lie atop of both kidneys
• Ureters
• Drain urine from kidney into urinary bladder
• Urinary bladder
• Urine reservoir
• Lined with transitional epithelium (Coloring Exercise 1-7
• Expands to hold about 470 mL of urine
• Urethra
• Conducts urine from bladder outside the body
• In males, the prostate gland surrounds the urethra
Proses Pembentukan Urin (Urine Formation)
Tiny, coiled tube; the basic unit of the kidney
Exchanges substances with blood using filtration, diffusion, osmosis, and
active transport (see Coloring Exercises 1-6 and 12-4)
Fluid found in nephrons is called filtrate
The Nephron
Glomerular capsule
Proximal convoluted tubule
Loop of Henle (descending and ascending limbs)
Distal convoluted tubule
Collecting duct
Calyx and renal pelvis (not shown)
Parts of the Nephron
Filtrate passes through the nephron as follows:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Each nephron associated with two capillary beds
Glomerulus : generates filtrate
Peritubular capillaries : exchange substances with filtrate
Blood passes through the renal vessels as shown below
Blood Supply
Glomerulus
1
mengalir dari
aorta
2
melalui arteri
ginjal
3
menuju ke badan
Malpighi/Kapsula
Bowman.
4
Menghasilkan
produk Urine
Primer / Filtrat
Glomerulus
5
Urine
6
Filtrasi (penyaringan)
Terjadi di:
Tubulus Kontortus
Proksimal dan
Lengkung Henle
1 =
Pars
Descenden
Loop Henle :
sangat
permeabel air
3
Pars Ascenden :
tidak permeable
terhadap air,
dapat reabsorbsi
aktif Na+ , Cl-
4
Menghasilkan
produk yang
berupa Urine
Sekunder /
Filtrat Tubulus
5
Urine
6
Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Tubulus Kontortus
a. Permeabilitas air
tergantung ADH
b. Na+ , Cl- ,
c. reabsorbsi Glukosa,
asam amino, air, Na+, Cl-,
K+
d Sekresi H+ , K+ , NH3 -
Cl- :
reabsorbsi pada
Loop Henle tebal,
tubulus
proximalis
1
K+ :
disekresi pada
tubulus distal
2
HCO3- :
direabsorbsi
dalam bentuk
CO2, sebagian
kecil dalam
bentuk HCO3-
3
H+ :
disekresi aktif
pada tubulus
proximalis bag
distal
4
Urea :
difiltrasi
sempurna,
direabsorbsi 40
– 50%
5
Difiltrasi
sempurna
Tidak
direabsorbsi
Disekresi di
tubulus
proximalis
Kreatinin :
1.
2.
3.
6
Transport ion-ion pada tubuli
Difiltrasi
sempurna
Tidak
direabsorbsi
Tidak
disekresi
Inulin :
1.
2.
3.
1
Urea
Asam Uric
Kreatinin
Beberapa Air
Sedangkan zat
lainnya, yaitu
sampah nitrogen
berupa :
1.
2.
3.
4.
2
Akhirnya
terbentuklah
urin sekunder
3
Urin yang
Diekskresikan
4
Transport ion-ion pada tubuli
Terjadi di
Tubulus
Kontortus Distal
1
Beberapa zat
keluar dari kapiler
peritubuler ke
tubulus ginjal. ▫
H+, Na+ dan ion
potassium ▫
Creatinin ▫Racun
dan obat-obatan
2
melalui arteri
ginjal
3
menuju ke badan
Malpighi/Kapsula
Bowman.
4
Menghasilkan
produk yang
berupa Urine
Sesungguhnya
5
Urine
6
Augmentasi (Pengeluaran Zat)
Faktor – faktor yang
mempengaruhi pembentukan urine
Hormon
a. ADH
b. Aldosteron
c. Prostaglandin
1
Zat – Zat Diuretik
- Teh
- Kopi
- Alcohol
2
Suhu
a. Internal atau
b. Eksternal
3 4
Konsentrasi Darah
Ekskresi urine dan bersihan plasma
Ekskresi Urine
(Mikturisi/miksi)
Mikturisi adalah proses
pengosongan kandung kemih
terjadi bila kandung kemih
terisi penuh. Proses miksi
terdiri dari dua langkah utama:
Bersihan Plasma
Kemampuan ginjal
membersihkan atau
menjernihkan plasma dari
berbagai zat
Ekskresi Urine
(Mikturisi)
Mikturisi adalah proses
pengosongan kandung kemih
terjadi bila kandung kemih
terisi penuh. Proses miksi
terdiri dari dua langkah utama:
Kandung kemih secara
progresif terisi sampai
tegangan di dindingnya
meningkat diatas nilai ambang,
Peningkatan tegangan pada
kandung kemih mencetuskan
refleks I yang menghasilkan
kontraksi kandung kemih dan
refleks V yang menyebabkan
relaksasi uretra
1.
2.
3. Timbul refleks saraf yang disebut
reflek miksi (refleks berkemih)
yang berusaha mengosongkan
kandung kemih atau jika ini gagal
setidaknya menimbulkan
kesadaran dan keinginan untuk
berkemih
Ekskresi urine dan bersihan plasma
Kemampuan ginjal
membersihkan atau
menjernihkan plasma dari
berbagai zat
Plasma bersihan untuk zat apapun
dapat dihitung dengan rumus
berikut ini :
Ekskresi urine dan bersihan plasma
Konsentrasi Urine dan Mekanisme
Pengenceran
Volume urine yang
dihasilkan setiap
hari bervariasi dari
600ml sampai
2500ml lebih.
Mekanisme
Hormonal
Sistem arus bolak-balik adalah salah satu sistem yang aliran masuknya ke
dalam tuba berbentuk U (seperti ansa Henle) mengalir berdekatan dan secara
paralel menuju arah yang berlawanan dengan aliran keluar (outflow) dad tuba.
Sistem arus bolak-balik ganda adalah sistem arus bolak-balik yang dibantu
dengan transpor aktif.
Urin hipotonik
(encer)
Sistem Arus Bolak-Balik
dalam Ansa Henle dan
Vasa Rekta
A. Volume Urine
B. Pengaturan Volume Urine
C. Sistem Arus Bolak-Balik
dalam Ansa Henle dan Vasa
Rekta
Urin Hipertonik
(pekat)
MEKANISME COUNTERCURRENT
Consists of cells of the afferent arteriole and cells of the distal tubule
Measures filtrate flow in the distal tubule
Remember that the blood pressure drives filtration
Lower blood pressure = less filtration = less filtrate
Secretes renin when flow (and thus blood pressure) is low
The Renin-Angiotensin-Aldosterone System
Powerful system for increasing blood pressure
Involves three active hormones: angiotensin II , aldosterone , antidiuretic
hormone
Production of Angiotensin II
Low blood pressure stimulates renin production
Renin (an enzyme) cleaves angiotensinogen (produced by liver ) into angiotensin I
Angiotensin converting enzyme (produced by lungs ) cleaves angiotensin I to
angiotensin II
a.
b.
c.
d.
a.
b.
1.
2.
3.
The Juxtaglomerular Apparatus
Actions of Angiotensin II (ATII)
ATII acts at hypothalamus to
Stimulate thirst
Stimulate cardiac output and vasoconstriction
Stimulate antidiuretic hormone production
ADH released by posterior pituitary (not shown)
ADH increases water retention (Coloring Exercise 12-5); decreases urine output
ATII acts at adrenal cortex
Stimulates aldosterone production
Aldosterone acts on kidney to increase salt reabsorption (and, indirectly, water
reabsorption)
Net Result
Increased cardiac output and vasoconstriction →increased blood pressure
Increased blood volume (more water intake, less water in urine) →increased blood
pressure
a.
b.
c.
d.
i.
ii.
a.
b.
a.
b.
The Juxtaglomerular Apparatus
Gradian hiperosmolaritas vertical
tidak terganggu dengan sirkulasi
darah karena:
Hiperosmolaritas adalah adanya kelebihan tekanan osmosis
pada plasma sel karena adanya peningkatan konsentrasi zat.
Tekanan osmosis merupakan tekanan yang dihasilkan karena
adanya peningkatan konsentrasi larutan pada zat cair.
1.
Kapiler vasa rekta
2.
Dinding vasa rekta permeable
terhadap NaCl dan air
4.
Karena pertukaran pasif garam dan air
diantara vasa rekta dan cairan instertisial
medular serta fakta yang menunjukan
aliran darah dalam vasa rekta relative
lambat, darah yang meninggalkan
medulla hanya sedikit hiperosmotik
terhadap darah arteri.
3.
Ketika darah mengalir balik kepembuluh
asenden vasa rekta yang palarel dengan
tungkai desenden tubulus, garam
berdifusi kembali ke kapiler dan air juga
masuk kembali ke pembuluh.
IMBANGAN CAIRAN
DAN PENGATURANNYA
Fluid Compartments
• Water makes up 60% of body weight
• Extracellular fluid (outside of cells): 20% of body weight
• Plasma, lymph : 5% of body weight
• Interstitial fluid (between cells) : 15% of body weight
• Intracellular fluid (within cells): 40% of body weight
Fluid moves between plasma/lymph and interstitial fluid by crossing
the endothelial layer of blood and lymphatic capillaries
Fluid moves between the interstitial fluid and the intracellular fluid
by crossing the plasma membrane
Fluid enters the blood from the intestine
Fluid leaves the blood via the:
Fluid Exchanges Between Compartments
1.
2.
3.
4.
• intestines
• skin (sweating)
• lungs (water vapor)
• kidneys (urine)
Water Gain and Loss
• Water gain should equal water loss
• Loss >gain = electrolyte imbalances, dehydration
• Gain > loss = electrolyte imbalances, bloating
• Average volumes gained and lost are listed below
•Sources of water gain
• Metabolism : 200 ml
– water is a byproduct of metabolic reactions
– e.g., glucose breakdown to generate ATP
– water added directly to intracellular fluid
• Food : 700 mL (varies widely)
• Drink : 1600 mL (varies widely)
• Sources of water loss
• Feces : 200 mL
• Lungs : 300 mL
• Skin : 500 mL
• Urine : 1500 mL (varies widely)
• Body regulates water loss in urine and dietary water gain
• Water gain: dehydration stimulates thirst
• Water loss: dehydration reduces urine production
Cairan yang banyak diminum menyebabkan cairan tubuh menjadi encer. Urin menjadi encer dan kelebihan air akan
dieksresikan dengan cepat.
Pada waktu tubuh kehilangan air atau asupan zat terlarut berlebihan menyebebkan cairan tubuh menjadi pekat dan
urin juga pekat.
Konsentrasi cairan tubuh berhubungan dengan osmolalitas.
Osmolalitas ; jumlah partikel yang larut dalam suatu larutan. Jika partikel yang larut dalam suatu larutan besar /
tinggi, tekanan osmotik juga akan tinggi. Osmosis = difusi khusus
Osmolalitas ditentukan oleh rasio zat terlarut (terutama garam Na dan K) terhadap air sedangkan volume cairan
ekstraseluler ditentukan oleh jumlah Na dan air yang ada.
Mekanisme renin-angiostensin-aldosteron berperan penting dalam pengaturan kadar Na tubuh
Aldosteron meningkat ; retensi Na.
Renin berfungsi mempertahankan volume cairan ekstraseluler dan tekanan perfusi jaringan dengan mengubah
resistensi pembuluh darah dan eksresi Na dan air ginjal.
Pengaturan Keseimbangan Air
Duktus pengumpul impermeable
terhadap air jika tidak ada ADH air
akan keluar dari duktus pengumpul
melalui osmosis jika ada ADH.
Ansa henle yang panjang diperlukan
agar sistem penggandaan dan
pertukaran arus bolak balik dapat
bekerja.
Filtrat hipoosmotik (encer) dalam tungkai asenden
ansa henle masuk ketubulus kortus distal dan
mengalir menuruni duktus pengumpul menuju
ureter. Akibat sistem arus bolak-balik, cairan
interstisial yang menyelubungi duktus pengumpul
menjadi hiperosmotik dan terbentuk gradian
konsentrasi yang diperlukan untuk osmosis air
keluar dari duktus.
Ekskresi Urine Kental
EKSKRESI URIN PEKAT/KENTAL
Jika ADH tidak ada,
Duktus pengumpul hampir tidak tertembus air.
Reabsorpsi tambahan zat terlarut dalam tubulus distal dan duktus
pengumpul mengakibatkan
Penurunan osmolaritas dalam cairan tubular sampai yang terendah
antara 60 sampai 70 mOs/L.
Urine encer yang masuk ke pelvis ginjal akan dieksresi
Ekskresi Urine Encer
PEMBENTUKAN URIN ENCER
Batu Ginjal : adanya batu dari
endapan kalsium dan garam pada
pelvis ginjal.
a. Penyebab : sering menaham urin dan
kurang minum
b. Kelebihan asam urat
c. Kelebihan kalsium
KELAINAN PADA SISTEM URINARIA
2. Diabetes Mellitus : Ganggunan metabolisme
glukosa yang ditandai dengan adanya glukosa
pada urin. Hal ini karena kadar gula di dalam
darah yang terlalu tinggi.
3. Diabetes Insipidus : Sering buang air kecil
yang hebat (sampai 20-30 kali). Terjadi karena
kekurangan hormon ADH.
Amir, T.L. 2021. Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II. Pertemuan
11. PRODI MIK | FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN. Slide 1
(esaunggul.ac.id)
Bariroh T. 2021. Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria Oleh: Slide
1 (uhamka.ac.id).
Hull L. K. 2010. Atlas of Human Body. Chapter 12: The Urinary
System and Water Balance. p.196-204
REFERENSI

More Related Content

Similar to Sistem Perkemihan dan Cairan Tubuh (1).pdf

02. Sistem Ekskresi 09.pptx
02. Sistem Ekskresi 09.pptx02. Sistem Ekskresi 09.pptx
02. Sistem Ekskresi 09.pptxRojakRojak5
 
9 1. sistem ekskresi manusia
9 1. sistem ekskresi manusia9 1. sistem ekskresi manusia
9 1. sistem ekskresi manusiaAlfie Kesturi
 
Sistema urinaria
Sistema urinariaSistema urinaria
Sistema urinariaikhsan fath
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaHadi Salam, S. Pd
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitryan ryno
 
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdfNIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdfNikiPutriWijayaNikno
 
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)Brian Fernanda
 
5.SISTEM URINARIA.pdf
5.SISTEM URINARIA.pdf5.SISTEM URINARIA.pdf
5.SISTEM URINARIA.pdfDebyAngelia
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolitpjj_kemenkes
 
Sistem Ekskresi Pada Manusia - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Sistem Ekskresi Pada Manusia - P. Tri Nurcahyo, S.SiSistem Ekskresi Pada Manusia - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Sistem Ekskresi Pada Manusia - P. Tri Nurcahyo, S.SiSatria
 

Similar to Sistem Perkemihan dan Cairan Tubuh (1).pdf (20)

Sistem perkemihan
Sistem perkemihanSistem perkemihan
Sistem perkemihan
 
Sistem ekskresi-pada-manusia
Sistem ekskresi-pada-manusiaSistem ekskresi-pada-manusia
Sistem ekskresi-pada-manusia
 
02. Sistem Ekskresi 09.pptx
02. Sistem Ekskresi 09.pptx02. Sistem Ekskresi 09.pptx
02. Sistem Ekskresi 09.pptx
 
9 1. sistem ekskresi manusia
9 1. sistem ekskresi manusia9 1. sistem ekskresi manusia
9 1. sistem ekskresi manusia
 
Ekskresi.pptx
Ekskresi.pptxEkskresi.pptx
Ekskresi.pptx
 
Sistema urinaria
Sistema urinariaSistema urinaria
Sistema urinaria
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdfNIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
 
Sistem ekskresi pada manusia dan hewan
Sistem ekskresi pada manusia dan hewanSistem ekskresi pada manusia dan hewan
Sistem ekskresi pada manusia dan hewan
 
GINJAL (1).pptx
GINJAL (1).pptxGINJAL (1).pptx
GINJAL (1).pptx
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
 
5.SISTEM URINARIA.pdf
5.SISTEM URINARIA.pdf5.SISTEM URINARIA.pdf
5.SISTEM URINARIA.pdf
 
bab sistem ekskresi.ppt
bab sistem ekskresi.pptbab sistem ekskresi.ppt
bab sistem ekskresi.ppt
 
Sistem urinaria
Sistem urinariaSistem urinaria
Sistem urinaria
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
 
Kb 3(1)
Kb 3(1)Kb 3(1)
Kb 3(1)
 
Cairan dan Elektrolit (2).ppt
Cairan dan Elektrolit (2).pptCairan dan Elektrolit (2).ppt
Cairan dan Elektrolit (2).ppt
 
Sistem Ekskresi Pada Manusia - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Sistem Ekskresi Pada Manusia - P. Tri Nurcahyo, S.SiSistem Ekskresi Pada Manusia - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Sistem Ekskresi Pada Manusia - P. Tri Nurcahyo, S.Si
 

Recently uploaded

pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCokDevitia
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 

Recently uploaded (20)

pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 

Sistem Perkemihan dan Cairan Tubuh (1).pdf

  • 1. Sistem Perkemihan dan Cairan Tubuh (FAAL UROPETIK) Rosdiana Naibey, S.Kep.,M.Sc Sorong, 2 Mei 2023 Fakultas Kedokteran Universitas Papua
  • 2. Pengertian Proses Pembentukan Urin Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan urin Ekskresi urine dan bersihan plasma Konsentrasi Urine dan Mekanisme Pengenceran Sistem Arus Bolak-Balik dalam Ansa Henle (Mekanisme Countercurrent) Pengaturan Pembentukan Urin Imbangan Cairan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Objectives:
  • 3. Urine adalah cairan sisa metabolisme yang dihasilkan ginjal dan dikeluarkan dari tubuh melalui berkemih. Secara umum, proses pembentukan urine melalui 3 tahapan: 1. Filtrasi (penyaringan) 2. Reabsorpsi (penyerapan kembali),dan 3. Augmentasi (pengeluaran zat) Pengertian
  • 4. Organs of the Urinary System • Kidneys • Form urine, containing – Excess water – Metabolic wastes (e.g., urea) – Excess acid – Excess electrolytes (e.g., sodium) • Produce hormones that regulate – Red blood cell synthesis (erythropoietin: Coloring Exercise 8-3) – Water balance (renin: Coloring Exercise 12-6) • Receive arterial blood B1 from the abdominal aorta via the renal artery • Venous blood E1 from kidney drains into renal vein and the inferior ena cava • Adrenal glands (Coloring Exercise 7-7) lie atop of both kidneys • Ureters • Drain urine from kidney into urinary bladder • Urinary bladder • Urine reservoir • Lined with transitional epithelium (Coloring Exercise 1-7 • Expands to hold about 470 mL of urine • Urethra • Conducts urine from bladder outside the body • In males, the prostate gland surrounds the urethra
  • 5.
  • 6.
  • 7. Proses Pembentukan Urin (Urine Formation)
  • 8. Tiny, coiled tube; the basic unit of the kidney Exchanges substances with blood using filtration, diffusion, osmosis, and active transport (see Coloring Exercises 1-6 and 12-4) Fluid found in nephrons is called filtrate The Nephron Glomerular capsule Proximal convoluted tubule Loop of Henle (descending and ascending limbs) Distal convoluted tubule Collecting duct Calyx and renal pelvis (not shown) Parts of the Nephron Filtrate passes through the nephron as follows: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Each nephron associated with two capillary beds Glomerulus : generates filtrate Peritubular capillaries : exchange substances with filtrate Blood passes through the renal vessels as shown below Blood Supply
  • 9. Glomerulus 1 mengalir dari aorta 2 melalui arteri ginjal 3 menuju ke badan Malpighi/Kapsula Bowman. 4 Menghasilkan produk Urine Primer / Filtrat Glomerulus 5 Urine 6 Filtrasi (penyaringan)
  • 10.
  • 11. Terjadi di: Tubulus Kontortus Proksimal dan Lengkung Henle 1 = Pars Descenden Loop Henle : sangat permeabel air 3 Pars Ascenden : tidak permeable terhadap air, dapat reabsorbsi aktif Na+ , Cl- 4 Menghasilkan produk yang berupa Urine Sekunder / Filtrat Tubulus 5 Urine 6 Reabsorpsi (Penyerapan Kembali) Tubulus Kontortus a. Permeabilitas air tergantung ADH b. Na+ , Cl- , c. reabsorbsi Glukosa, asam amino, air, Na+, Cl-, K+ d Sekresi H+ , K+ , NH3 -
  • 12.
  • 13. Cl- : reabsorbsi pada Loop Henle tebal, tubulus proximalis 1 K+ : disekresi pada tubulus distal 2 HCO3- : direabsorbsi dalam bentuk CO2, sebagian kecil dalam bentuk HCO3- 3 H+ : disekresi aktif pada tubulus proximalis bag distal 4 Urea : difiltrasi sempurna, direabsorbsi 40 – 50% 5 Difiltrasi sempurna Tidak direabsorbsi Disekresi di tubulus proximalis Kreatinin : 1. 2. 3. 6 Transport ion-ion pada tubuli
  • 14. Difiltrasi sempurna Tidak direabsorbsi Tidak disekresi Inulin : 1. 2. 3. 1 Urea Asam Uric Kreatinin Beberapa Air Sedangkan zat lainnya, yaitu sampah nitrogen berupa : 1. 2. 3. 4. 2 Akhirnya terbentuklah urin sekunder 3 Urin yang Diekskresikan 4 Transport ion-ion pada tubuli
  • 15.
  • 16. Terjadi di Tubulus Kontortus Distal 1 Beberapa zat keluar dari kapiler peritubuler ke tubulus ginjal. ▫ H+, Na+ dan ion potassium ▫ Creatinin ▫Racun dan obat-obatan 2 melalui arteri ginjal 3 menuju ke badan Malpighi/Kapsula Bowman. 4 Menghasilkan produk yang berupa Urine Sesungguhnya 5 Urine 6 Augmentasi (Pengeluaran Zat)
  • 17.
  • 18.
  • 19. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan urine Hormon a. ADH b. Aldosteron c. Prostaglandin 1 Zat – Zat Diuretik - Teh - Kopi - Alcohol 2 Suhu a. Internal atau b. Eksternal 3 4 Konsentrasi Darah
  • 20. Ekskresi urine dan bersihan plasma Ekskresi Urine (Mikturisi/miksi) Mikturisi adalah proses pengosongan kandung kemih terjadi bila kandung kemih terisi penuh. Proses miksi terdiri dari dua langkah utama: Bersihan Plasma Kemampuan ginjal membersihkan atau menjernihkan plasma dari berbagai zat
  • 21. Ekskresi Urine (Mikturisi) Mikturisi adalah proses pengosongan kandung kemih terjadi bila kandung kemih terisi penuh. Proses miksi terdiri dari dua langkah utama: Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, Peningkatan tegangan pada kandung kemih mencetuskan refleks I yang menghasilkan kontraksi kandung kemih dan refleks V yang menyebabkan relaksasi uretra 1. 2. 3. Timbul refleks saraf yang disebut reflek miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal setidaknya menimbulkan kesadaran dan keinginan untuk berkemih Ekskresi urine dan bersihan plasma
  • 22. Kemampuan ginjal membersihkan atau menjernihkan plasma dari berbagai zat Plasma bersihan untuk zat apapun dapat dihitung dengan rumus berikut ini : Ekskresi urine dan bersihan plasma
  • 23. Konsentrasi Urine dan Mekanisme Pengenceran Volume urine yang dihasilkan setiap hari bervariasi dari 600ml sampai 2500ml lebih. Mekanisme Hormonal Sistem arus bolak-balik adalah salah satu sistem yang aliran masuknya ke dalam tuba berbentuk U (seperti ansa Henle) mengalir berdekatan dan secara paralel menuju arah yang berlawanan dengan aliran keluar (outflow) dad tuba. Sistem arus bolak-balik ganda adalah sistem arus bolak-balik yang dibantu dengan transpor aktif. Urin hipotonik (encer) Sistem Arus Bolak-Balik dalam Ansa Henle dan Vasa Rekta A. Volume Urine B. Pengaturan Volume Urine C. Sistem Arus Bolak-Balik dalam Ansa Henle dan Vasa Rekta Urin Hipertonik (pekat)
  • 24.
  • 26. Consists of cells of the afferent arteriole and cells of the distal tubule Measures filtrate flow in the distal tubule Remember that the blood pressure drives filtration Lower blood pressure = less filtration = less filtrate Secretes renin when flow (and thus blood pressure) is low The Renin-Angiotensin-Aldosterone System Powerful system for increasing blood pressure Involves three active hormones: angiotensin II , aldosterone , antidiuretic hormone Production of Angiotensin II Low blood pressure stimulates renin production Renin (an enzyme) cleaves angiotensinogen (produced by liver ) into angiotensin I Angiotensin converting enzyme (produced by lungs ) cleaves angiotensin I to angiotensin II a. b. c. d. a. b. 1. 2. 3. The Juxtaglomerular Apparatus
  • 27. Actions of Angiotensin II (ATII) ATII acts at hypothalamus to Stimulate thirst Stimulate cardiac output and vasoconstriction Stimulate antidiuretic hormone production ADH released by posterior pituitary (not shown) ADH increases water retention (Coloring Exercise 12-5); decreases urine output ATII acts at adrenal cortex Stimulates aldosterone production Aldosterone acts on kidney to increase salt reabsorption (and, indirectly, water reabsorption) Net Result Increased cardiac output and vasoconstriction →increased blood pressure Increased blood volume (more water intake, less water in urine) →increased blood pressure a. b. c. d. i. ii. a. b. a. b. The Juxtaglomerular Apparatus
  • 28. Gradian hiperosmolaritas vertical tidak terganggu dengan sirkulasi darah karena: Hiperosmolaritas adalah adanya kelebihan tekanan osmosis pada plasma sel karena adanya peningkatan konsentrasi zat. Tekanan osmosis merupakan tekanan yang dihasilkan karena adanya peningkatan konsentrasi larutan pada zat cair.
  • 29. 1. Kapiler vasa rekta 2. Dinding vasa rekta permeable terhadap NaCl dan air 4. Karena pertukaran pasif garam dan air diantara vasa rekta dan cairan instertisial medular serta fakta yang menunjukan aliran darah dalam vasa rekta relative lambat, darah yang meninggalkan medulla hanya sedikit hiperosmotik terhadap darah arteri. 3. Ketika darah mengalir balik kepembuluh asenden vasa rekta yang palarel dengan tungkai desenden tubulus, garam berdifusi kembali ke kapiler dan air juga masuk kembali ke pembuluh.
  • 30.
  • 32. Fluid Compartments • Water makes up 60% of body weight • Extracellular fluid (outside of cells): 20% of body weight • Plasma, lymph : 5% of body weight • Interstitial fluid (between cells) : 15% of body weight • Intracellular fluid (within cells): 40% of body weight
  • 33. Fluid moves between plasma/lymph and interstitial fluid by crossing the endothelial layer of blood and lymphatic capillaries Fluid moves between the interstitial fluid and the intracellular fluid by crossing the plasma membrane Fluid enters the blood from the intestine Fluid leaves the blood via the: Fluid Exchanges Between Compartments 1. 2. 3. 4. • intestines • skin (sweating) • lungs (water vapor) • kidneys (urine)
  • 34. Water Gain and Loss • Water gain should equal water loss • Loss >gain = electrolyte imbalances, dehydration • Gain > loss = electrolyte imbalances, bloating • Average volumes gained and lost are listed below •Sources of water gain • Metabolism : 200 ml – water is a byproduct of metabolic reactions – e.g., glucose breakdown to generate ATP – water added directly to intracellular fluid • Food : 700 mL (varies widely) • Drink : 1600 mL (varies widely) • Sources of water loss • Feces : 200 mL • Lungs : 300 mL • Skin : 500 mL • Urine : 1500 mL (varies widely) • Body regulates water loss in urine and dietary water gain • Water gain: dehydration stimulates thirst • Water loss: dehydration reduces urine production
  • 35.
  • 36. Cairan yang banyak diminum menyebabkan cairan tubuh menjadi encer. Urin menjadi encer dan kelebihan air akan dieksresikan dengan cepat. Pada waktu tubuh kehilangan air atau asupan zat terlarut berlebihan menyebebkan cairan tubuh menjadi pekat dan urin juga pekat. Konsentrasi cairan tubuh berhubungan dengan osmolalitas. Osmolalitas ; jumlah partikel yang larut dalam suatu larutan. Jika partikel yang larut dalam suatu larutan besar / tinggi, tekanan osmotik juga akan tinggi. Osmosis = difusi khusus Osmolalitas ditentukan oleh rasio zat terlarut (terutama garam Na dan K) terhadap air sedangkan volume cairan ekstraseluler ditentukan oleh jumlah Na dan air yang ada. Mekanisme renin-angiostensin-aldosteron berperan penting dalam pengaturan kadar Na tubuh Aldosteron meningkat ; retensi Na. Renin berfungsi mempertahankan volume cairan ekstraseluler dan tekanan perfusi jaringan dengan mengubah resistensi pembuluh darah dan eksresi Na dan air ginjal. Pengaturan Keseimbangan Air
  • 37. Duktus pengumpul impermeable terhadap air jika tidak ada ADH air akan keluar dari duktus pengumpul melalui osmosis jika ada ADH. Ansa henle yang panjang diperlukan agar sistem penggandaan dan pertukaran arus bolak balik dapat bekerja. Filtrat hipoosmotik (encer) dalam tungkai asenden ansa henle masuk ketubulus kortus distal dan mengalir menuruni duktus pengumpul menuju ureter. Akibat sistem arus bolak-balik, cairan interstisial yang menyelubungi duktus pengumpul menjadi hiperosmotik dan terbentuk gradian konsentrasi yang diperlukan untuk osmosis air keluar dari duktus. Ekskresi Urine Kental
  • 39. Jika ADH tidak ada, Duktus pengumpul hampir tidak tertembus air. Reabsorpsi tambahan zat terlarut dalam tubulus distal dan duktus pengumpul mengakibatkan Penurunan osmolaritas dalam cairan tubular sampai yang terendah antara 60 sampai 70 mOs/L. Urine encer yang masuk ke pelvis ginjal akan dieksresi Ekskresi Urine Encer
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45. Batu Ginjal : adanya batu dari endapan kalsium dan garam pada pelvis ginjal. a. Penyebab : sering menaham urin dan kurang minum b. Kelebihan asam urat c. Kelebihan kalsium KELAINAN PADA SISTEM URINARIA
  • 46. 2. Diabetes Mellitus : Ganggunan metabolisme glukosa yang ditandai dengan adanya glukosa pada urin. Hal ini karena kadar gula di dalam darah yang terlalu tinggi. 3. Diabetes Insipidus : Sering buang air kecil yang hebat (sampai 20-30 kali). Terjadi karena kekurangan hormon ADH.
  • 47. Amir, T.L. 2021. Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II. Pertemuan 11. PRODI MIK | FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN. Slide 1 (esaunggul.ac.id) Bariroh T. 2021. Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria Oleh: Slide 1 (uhamka.ac.id). Hull L. K. 2010. Atlas of Human Body. Chapter 12: The Urinary System and Water Balance. p.196-204 REFERENSI