Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Salah satu komplikasi TB paru adalah pneumotoraks sekunder yang lebih sering terjadi pada pasien dengan kavitas paru. Faktor risiko terkena TB paru meliputi HIV positif, konsumsi obat imunosupresan, merokok, dan kontak erat dengan pasien TB aktif.
2. PENDAHULUAN
• Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis pada parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
• Karena penyakit TB bersifat kronis dan resistensi kuman terhadap obat cukup
tinggi, maka tidak jarang menimbulkan komplikasi. Salah satu komplikasi yang
bisa ditimbulkan adalah pneumotoraks.
• Pneumothorak spontan primer terjadi tanpa didahului oleh penyakit yang
mendasari, sementara sekunder terjadi karena adanya penyakit yang mendasari,
seperti pada kasus TB
• insidensi Pneumothorax spontan primer terjadi pada 7,4-18 dan 1,2-6 kasus per
100.000 populasi masing-masing dan pneumothorax spontan sekunder sekitar
6,3 dan 2 kasus per 100.000 laki-laki
• Seaton dkk. Melaporkan bahwa pasien tuberkulosis aktif mengalami komplikasi
pneumotoraks sekitar 1,4% dan jika terdapat kavitas paru, komplikasi meningkat
lebih dari 90%
3. TB Paru
• Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis (M. Tb) yang menyerang organ paru
(TB Paru), dan organ diluar paru yang disebut TB Ekstra Paru (TBEP).
4. Etiologi
• M. Tuberculosis (M.Tb)
• Berbentuk batang
• Panjang 1-10 mikron, lebar 0,2- 0,6 mikron
• bersifat tahan asam
• Memerlukan media khusus untuk biakan (Lowensten Jensen atau
Ogawa)
• Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam
jangka panjang pada suhu antara 4oC sampai -70oC
• Bersifat Aerob dan dorman.
5. Faktor Risiko TB
• HIV positif dan penyakit imunokompromais lain.
• Komsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu panjang.
• Perokok
• Konsumsi alkohol tinggi
• Anak usia <5 tahun dan lansia
• Kontak erat dengan orang dengan TB aktif yang infeksius.
• Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi TB (contoh: lembaga
permasyarakatan, fasilitas perawatan jangka panjang)
• Petugas kesehatan