2. Tujuan Penyajian
1. Peserta memahami dengan baik konsep, metode dan tips
sukses fundraising
2. Peserta mampu mengembangkan proposal penggalian dana
3. Peserta mampu melakukan komunikasi efektif dalam
menegosiasikan proposalnya
4. Peserta mampu membangun kemitraan multipihak menuju
kemandirian lembaga
3. Outline Penyajian
Konsep, Metode, dan Tips Sukses fundraiser
Teknik penyusunan proposal untuk penggalian dana
Komunikasi efektif dengan negosiasi
Strategi membangun kemitraan
Kesimpulan
4. Konsep Fundraising
Penggalangan Dana (Fundraising) adalah proses
pengumpulan kontribusi sukarela dalam bentuk uang
atau sumber daya lain dengan meminta sumbangan
dari individu, perusahaan, yayasan, atau lembaga
pemerintah
5. Metode Fundraising
Event/kegiatan
Dipotong langsung dari
pembelian/pembayaran jasa
Charity box
Kerabat/sosok menjadi
metode penyaluran
sumbangan individu
Direct debit
SMS
Kegiatan agama/tempat
ibadah
Kanvasing door-to-door
Permintaan via
surat/email/sms
broadcasting
Kanvasing publik
Kegiatan amal
Permintaan di tempat kerja
6. Metode Fundraising (2)
Payroll giving
Jejaring sosial
Media (TV/radio/koran/majalah)
Datang langsung/jemput bola
Mengembangkan usaha sendiri (revolving fund)
7. Tips Sukses menjadi Fundraiser
Memahami visi dan misi institusi secara jelas
Menargetkan donor yang tepat sesuai guideline lembaga
Pengorganisasian yang baik
Menyampaikan profil lembaga secara sederhana
Menyesuaikan kebutuhan calon donatur
Hindari presentasi yang terlalu panjang saat meeting
10. Pengertian
Proposal adalah rancangan kerja yang disusun
secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan
yang ingin dilakukan.
11. Bentuk Proposal
Proposal Rencana Kegiatan
Usaha (Bisnis)
Organisasi Pengurus dan Kepanitiaan
Proposal Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi
Proposal Bantuan Dana (Sponsorship)
12. Kerangka Proposal
Pendahuluan
• Latar Belakang
• Tujuan
• Manfaat
Isi
• Jenis dan Tema
Kegiatan
• Target/Sasaran
Kegiatan
• Waktu dan Tempat
• Susunan Kepanitiaan
• Susunan Acara
• Anggaran yang
Dibutuhkan
Penutup
• Harapan dan dukungan
kepada semua pihak
• Berisi daftar pustaka,
tabel, dan lampiran
lainnya sebagai data
pendukung
13. Unsur-Unsurnya
Dasar Pemikiran berisi pokok-pokok pemikiran akan
perlunya melaksanakan kegiatan tertentu.
Tujuan menjelaskan tujuan dan manfaat kegiatan
Jenis Kegiatan Sama dengan bentuk/ nama kegiatan.
Juga bisa berupa rangkaian kegiatan
Tema Kegiatan berisi inti-inti kegiatan atau take line
kegiatan.
Target/sasaran Peserta yang akan diikutsertakan dlm
kegiatan tsb
14. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kapan waktu kegiatan
tersebut dan di mana tempat pelaksanaan kegiatan itu harus
ditulis dengan jelas
Susunan Kepanitiaan
Para penyusun proposal dari suatu tim perlu menyeleksi
kualifikasi dan bobot orang-orang yang duduk sebagai panitia
pelaksana dalam kegiatan yang direncanakan. Hal ini untuk
menjamin kelancaran jalannya suatu kegiatan.
Susunan Acara harus jelas dan terperinci
Anggaran Biaya penyusunannya harus logis dan realistis,
serta harus memerhatikan keseimbangan antara pengeluaran
dan penghasilan.
Penutup berfungsi menekankan bahwa proposal diajukan
dengan sungguh-sungguh.
15. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Penyusunan proposal hendaknya menunjuk orang atau beberapa
orang yang ahli dalam menyusun proposal, sebaiknya yang memiliki
keterkaitan dengan kegiatan yang diselenggarakan
Penyusun proposal mempersiapkan bahan-bahan dan informasi yang
diperlukan, yaitu berupa bahan2 atau data valid
Menyusun draft proposal dengan sistematis, menarik, dan realistis
Proposal dibicarakan dalam forum musyawarah untuk dibahas,
direvisi dan disetujui.
Dibuat proposal yang telah disempurnakan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Proposal diperbanyak dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang
dituju, baik internal maupun eksternal.
16. Proposal Sponshorship
Proposal Sponsorship is unique, Karena inti dari
sponsorship adalah kerjasama bukan donasi. So…Make it
Different…
Fokuskan pada keuntungan untuk sponsor ketimbang pada
keuntungan pihak penyelengara. Apa yang akan mereka
dapatkan jika mereka mensponsori kegiatan kita.
17. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Penyelenggara Siapa??? Ini berkaitan dengan kredibilitas
penyelenggara dimata sponsor.
2. Jenis Kegiatan Kegiatan apa yang akan diselenggarakan? Hal
ini berkaitan erat dengan pengambilan keputusan pihak
sponsor apakah kegiatan yang dilakukan berkaitan erat
dengan produk yang dihasilkan sponsor.
3. Peserta berkaitan dengan skala jumlah peserta
4. Tempat penyelenggaraan
5. Waktu penyelenggaraan
6. Bagaimana kegiatan tsb dilakukan
18. Mencantumkan kontraprestasi kepada pihak sponsor sebagai
ganti sponsorship yang diberikan.
Lampiran gambar, video atau kliping koran dari kegiatan-
kegiatan yang pernah dilakukan.
Sertakan contact person dari kegiatan tersebut, yang
mengerti dengan baik tentang detail acara tersebut.
Presentasi
Follow up
Membuat LPJ Kegiatan
19. Tips-Tips
Buatlah proposal yang efektif dan efisien tetapi tidak meninggalkan
sisi kualitas.
Buatlah desain yang simple tetapi meaningfull
Buatlah tema design anda (themes), supaya dari mulai cover hingga
content akan memiliki design yang sinergis.
Cover : pintu gerbang menuju kesuksesan selanjutnya, maka
buatlah design cover yang menarik (eye catching).
Desain halaman content menyesuaikan tema, jangan terlalu rumit
karena nanti akan memecah focus baca. Gunakan warna yang soft.
Setelah proposal jadi, maka lakukanlah Proof reading, untuk
menghindari kesalahan penulisan,
Tidak ada kebakuan membuat Proposal Sponsorship, jadi buatlah
sekreatif anda saja
20. If your proposal is rejected. . .
Don’t give up!
Get reviews
Talk to agency contact
Re-evaluate, revise and resubmit
Look for other potential funders
22. Mempersiapkan Negosiasi
Tetapkan tujuan dan ketahui cara mencapai tujuan tersebut
Pahami dengan jelas bagian-bagian yang perlu disepakati dan wilayah-
wilayah yang berpotensi konflik
Jangan terlalu terikat oleh suatu tindakan atau kebijakan yang kukuh
Cari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang pihak lain
Evaluasi kekuatan tawar menawar Anda
Petakan kemungkinan hasil negosiasi untuk antisipasi (menang-
menang; menang-kalah; kalah-kalah)
23. Taktik-Taktik Negosiasi
Membuka komunikasi dengan mengajukan permintaan
Mengambil inisiatif dengan argumentasi yang kuat
Menyiapkan rencana cadangan terhadap hal-hal yang tidak
diharapkan
Menyerang kelemahan pihak lain
Melakukan gertakan
Mengemukakan fakta-fakta (bukan asumsi, opini, atau rumor)
Menjual kemampuan lembaga sebagai keuntungan pihak lain
Memimpin pertemuan negosiasi
24. Gaya Negosiasi
Dilakukakan dalam dua dimensi yakni ARAH dan KEKUATAN
ARAH
Mendorong (memberi informasi, mengajukan usul, dan mengkritik)
Menarik (mengajukan pertanyaan, meminta saran, memastikan
pemahaman)
KEKUATAN
Keras (tidak akan mengalah, tidak menerima tawaran apapun,
mengejar sasaran yang tinggi)
Lunak (mengalah, sulit berkata tidak, menyesuaikan diri, ragu-ragu)
25. Mengelola Situasi fall-back
Tidak ada kemajuan dalam negosiasi betapapun besar keinginan kedua
belah pihak mencapai suatu solusi
Persiapkan dan terapkan BATNA (best alternative to a negosiated
aggrement, fisher; getting to yes)
Melalui BATNA, Anda mungkin tertolong untuk melanjutkan negosiasi
secara fleksibel, dengan mengetahui alternatif terbaik kegagalan
mencapai kepentingan utama; memperkirakan nilai BATNA dalam
hubungan dengan tawaran terbaik yang ada
PROSES INI MENCEGAH ANDA MENERIMA APA YANG SEHARUSNYA DITOLAK
DAN MENOLAK APA YANG SEHARUSNYA DITERIMA
26. Mengakhiri Negosiasi
Kesepakatan yang dicapai dituangkan secara tertulis untuk
menghindari kesalahpahaman
Tetapkan tindakan nyata segera/responsif
Lakukan pertemuan-pertemuan bersama untuk memantau
perkembangan kesepakatan
Pelajari semua proses negosiasi yang sudah dilakukan
untuk pembelajaran pada negosiasi berikutnya
27. Perilaku dalam Negosiasi
Pertahankan pendekatan yang sopan dan profesional
Jangan membalas perilaku yang tidak menyenangkan
Terus menegosiasikan kepentingan Anda
Minta pandangan dan kritikan terhadap pendirian Anda
Jangan tanggapi serangan pribadi dan tidak masuk akal
Beri dukungan, sambutan, pujian terhadap pihak lain
Perlihatkan antusiasme Anda dalam masalah yang dinegosiasikan
Jika semua upaya gagal, tundalah diskusi untuk menyiapkannya lebih
baik
29. Parapihak dalam Kemitraan
Institusi Government (Setda/prov/kab, SKPD, UPT, Inst.
Penegakan Hukum)
Institusi Workplace (Industri, Manajemen, Labor)
Institusi Society (Komunitas, LSM, Media, Orsos, OP)
Arlin Adam
Slides
BNNHA Sulsel
Gov WP Society SUCCESS
30. MODEL KEMITRAAN EFEKTIF
SOCIETY GOVERNMENT WORKPLACE
Pelayanan Publik
Partisipasi dan
Kontrol Kebijakan
Dukungan Pelayanan
Penyediaan Layanan Rujukan &
Informasi
Lingkungan Kondusif
31. 3 Konfigurasi Kemitraan
Arlin Adam
Slides
BNNHA Sulsel
GOV
WP Com
WP
Gov Com
Com
WP Gov
Konfigurasi kemitraan parapihak mengalami perubahan
tergantung pada isu yang dikerjakan
- Kebijakan
- QC
- Dukungan
CSR
- Aftercare
- Akses
- Voice
33. Skenario Kemitraan: Level Program
Pelayanan
Parapihak
Government Society Workplace
K1-K4
Menyediakan
kebijakan dan
informasi
Memotivasi bumil
untuk konsisten ANC
Kebijakan ijin bagi
tenaga kerja bumil
IMD
Menyiapkan tenaga
yang paham IMD
Menyadarkan bumil
pentingnya IMD
Memberikan
bantuan CSR untuk
pelatihan IMD
ASI Ekslusive
Memberikan Sanksi
bagi yankes yang
use susu formula
Mengontrol perilaku
menyusui ibu untuk
konsisten
Menyediakan bilik
menyusui di WP
34. Faktor Kunci Efektivitas Kelembagaan
Forum
Aktor yang memiliki etos kerja positif
Struktur Organisasi yang kuat
Manajemen yang mampu mengekplorasi semua bakat, keterampilan,
potensi & pengetahuan
Budaya saling terhubung
Soliditas dan kerjasama anggota
Ada sistim kendali
Terbebas dari COI
35. Kesimpulan
Fundraising menjadi sarana utama lembaga sosial menuju
kemandirian
Modal sosial kunci keberhasilan fundraising adalah
kepercayaan (trust)
Fundraising yang berhasil ketika dikomunikasikan secara efektif
melalui penyusunan proposal ditunjang oleh teknik komunikasi
yang mumpuni
Semakin banyak jejaring kemitraan, peluang kemandirian
lembaga semakin besar
TETAP SEMANGAT, DUKUNGAN PASTI MENGALIR DI ATAS LINTASAN
KEIKHLASAN; (entus 2015).
Dibawakan pada Regional Meeting Forum Masyarakat untuk Program EMAS (expanding Maternal and Neonatus Survival) USAID Wilayah Sulsel pada tanggal 23 Maret 2016 di Hotel Celebes Malino, Gowa.
Event/ Kegiatan. Event atau pelaksanaan kegiatan di masyarakat merupakan ajang yang sering digunakan dermawan untuk bersosialisasi dan menyumbang. Tidak mengherangkan bahwa di negara-negara yang penggalangan sumberdaya mereka telah terorganisir dengan baik, secara rutin menggelar event, dalam berbagai bentuknya untuk menggalang dana. Acara-acara tersebut bisa berupa lelang, ramah tamah, lomba, konser musik dan sebagainya.
Dipotong langsung dari pembelian/pembayaran jasa. Metode memotong langsung dari pembelian atau pembayaran jasa nampaknya salah satu metode yang paling familiar bagi masyarakat Indonesia. Di mal-mal atau restaurant, oleh produsen, para pelanggan selalu diberi informasi sekaligus ditawari tentang uang kembalian mereka. Kembalian tersebut untuk Pada masa lalu, sering ditemui mall, pusat perbelanjaan, retailer atau jasa lain memberian uang kembalian atas pembayaran barang atau jasa dalam bentuk permen atau barang lain. Konsep ini kemudian banyak menuai protes pelanggan. Hak-hak konsumen secara sepihak dilanggar oleh produsen/penyedia jasa. “Sebaliknya, apa kita juga membeli barang/jasa dengan permen ditempat Anda?” begitu protes konsumen sering terdengar.
Kotak amal atau charity box merupakan salah satu cara orang menyalurkan sumbangan mereka untuk program keagamaan, sosial dan kemasyarakatan umumnya. Pada masa kini, kotak amal tidak hanya dikemas semenarik mungkin, namun juga diberi julukan yang unik, dengan bahasa asing atau istilah khusus, namun sebetulnya fungsinya sama. Secara dampak, pengemasan dan pemberian nama yang unik menjadikan kotak amal ‘naik kelas’ dan diterima untuk dipajang atau digunakan dibanyak tempat dan kegiatan. Orang pun tidak segan dan merasa rendah ketika menyumbang dalam kotak amal yang telah dikemas dan direbranding tersebut. Alhasil berpikir diluar kebiasaan adalah penting dalam menemukan dan menggalang sumber daya dan dana di masyarakat.
Teman, kerabat atau sosok yang dikenal biasanya menjadi metode penyaluran sumbangan individu atau masyarakat terhadap progam atau kegiatan kemanusiaan. Melalui sosok-sosok ini, biasanya masyarakat merasa nyaman dan dapat mempercayai bahwa sumbangan yang mereka salurkan akan dimanfaatkan dan digunakan dengan baik dan tepat.
Direct debit atau pemotongan langsung. Dengan menggunakan metode ini, penyumbang atau donatur memberikan otorisasi kepada pihak bank atau penyelenggara lain untuk secara langsung memotong sejumlah uang dengan tujuan sosial secara regular dan terencana.
SMS. SMS merupakan salah satu metode baru yang berkembang pesat sejak jaman ledakan informasi mendunia. Dalam model SMS ini ada beberapa metode yang biasa digunakan orang menyumbang atau menggalang dana. Para penyumbang biasanya menggunakan SMS Donation, Ring Back Tone, SMS Vote dan sebagainya untuk memberikan sumbangan dalam bentuk uang, cause related marketing atau sumbangan berupa dukungan. Sedanng dari sisi penggalang, SMS center merupakan cara yang efekif untuk memberikan informasi mengenai program kemaanusiaan yang dijalankan oleh lembaga dan bisa digunakan secara langsung untuk sumbangan sumberdaya dan dana.
Kegiatan agama / tempat ibadah. Bangsa Indonesia bisa dikatakan sebagai bangsa pemurah dan juga saleh. Hal tersebut tercermin dari berbagai survei (2000, 2004, dan 2007) yang dilakukan PIRAC. Sebagian besar para penyumbang termotivasi untuk memberikan sumbangannya untuk alasan agama atau kegiatan yang terkait dengan keagamaan. Mereka menyumbang tidak hanya dihari-hari khusus ibadah tetapi juga diberbagai tempat yang menggalang sumbedaya dan dana untuk keperluan agama. Namun tempat ibadah dan dalam kegiatan ibadah lah kebanyakan, para dermawan Indonesia tersebut memberikan sumbangannya. Maka tidaklah mengherankan jika sumbangan kedermawanan terbesar yang bisa digalang di Indonesia bersumber dari agama. Sebut saja misalnya dari Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) dan Wakaf. Untuk potensi ZIS saja setidaknya telah mencapai 7,5 Trilyun, namun hanya 1-3.6 Trilyun yang telah digalang oleh lembaga kemanusian di Indonesia. Artinya pasar untuk kedermawanan bidang ini masih luas untuk digalang.
Kanvasing oor-to-door. Para donatur memiliki kecenderungan untuk memberikan sumbangannya melalui metode ini, mereka didatangi secara langsung secara langsung, terjadwal atau melalui perjanjian pertemuan tertentu. Selain dimotivasi karena permintaan, orang menyumbang melalui metode ini juga dimotivasi karena merasa dibutuhkan dukungannya.
Permintaan via surat / e-mail/ sms broadcasting. Permintaan langsung melalui surat cetak atau surat elektronik merupakan salah satu metode menggalang sumber daya dan dana tertua. Permintaan melalui surat ini selain untuk melanggengkan hubungan dengan donatur yang telah menyumbang, menjaga jaringan tetapi juga bisa menggalang donor baru. Seperti metode-metode menggalang dana yang lain, harus dipikirkan pengemasa dan kapan surat ini sebaiknya disampaikan pada donor atau calon donor yang ada. Ada pepatah, sentuhlah hatinya, maka pikiran dan dukungannya menjadi milik anda.
Kanvasing publik. Metode ini oleh penyumbang sering dijadikan sebagai penyaluran kedermawanan mereka. Biasanya dalam acara-acara penggalangan sumber daya dan dana yang dilakukan di tempat umum dengan sasaran masyarakat, para donatur bisa mengerti dan mengenal berbagai kegiatan yang bisa mereka dukung atau bantu intervensinya. Bentuknya dukungan sumber daya dan dana bisa berupa uang, pembelian barang atau kerelawanan.
Kegiatan amal. Kegiatan amal yang dilakukan oleh individu, lembaga sosial dan lembaga agama merupakan salah satu metode masayrakat memberikan sumbangannya. Selain bentuk sosialita, mereka juga terketuk untuk memberi komitmen kehidupan yang lebih baik untuk semua orang. Kegiatan amal yang biasa diadakan misalnya adalah bazaar, bhakti sosial dan sebagainya.
Tempat kerja. Tempat kerja merupakan salah satu tempat favorit para penyumbang untuk menyalurkan sumber daya dan dana mereka. Maka tidak mengherankan bila beberapa lembaga sosial dan kemanusian seperti YDSF merekrut para karyawan atau orang tertentu untuk menggalang sumbangan daya dan dana dari para pekerja kantoran. Hasilnya ternyata tidak mengecewakan, bahkan secara rutin tiap bulan atau tiap kegiatan sejumlah dukungan mengalir rutin dengan jumlah yang cenderung meningkat.
Payroll Giving. Metode menyumbang dengan memberikan otorisasi kepada perusahaan untuk memberikan sekian sekian ratus, sekian ribu rupiah atau jumlah tertentu per bulan atau jangka waktu tertentu. Di banyak perusahaan dan organisasi, skema ini berhasil menjadi alat penggalangan sumberdana.
Telepon. Banyak donatur potensial kemudian memutuskan menyumbang setelah mendapatkan kontak telepon dari lembaga sosial atau penyelenggara penggalangan dana kemanusiaan. Penggunaan telepon dalam fundraising merupakan cara tua namun efektif dalam menggalang sumber daya dan dana. Metode telepon ini meminta dukungan kepada para pendukung atau donor lama, mencari donatur baru. Biasa via telephone, berbagai dukungan dalam bentuk dana, kerelawanan atau penjual barang untuk sosial tersebut digalang. Rata-rata anak muda, lebih senang dikontak via telepon untuk memberikan sumber daya dan dananya ketimbang via surat.
Jejaring Sosial/ situs internet. Pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi sumber daya dan dana merubah secar drastis metode menyumbang masyarakat. Seluas mungkin, kapanpun, dimanapun semua orang bisa memberikan sumbangan dan dukungannya, meski dalam bentuk klik, donasi uang, kerelawanan dan sebagainya. Bahkan pada masa kini, menggalang sumberdaya di internet merupakan tambang emas baru yang luarbiasa.
Media /TV/Radio. Media seperti televisi, radio, koran merupakan saluran penyaluran sumber daya dan dana yang luar biasa di Indonesia. Bahkan data menunjukan, mobilisasi sumber daya dan dana melalui media mencapai jumlah tertinggi di Indonesia. Dukungan tidak hanya berupa uang, natura tetapi juga kerelawanan. Dukungan besar masyarakat via media, begitu tercermin dalam aksi-aksi kemanusian untuk bencana, dukungan Bilqis, Darsem dan sebagainya.
Datang langsung. Jemput bola langsung memang salah satu metode penggalangan sumber daya dan dana dari masyarakat yang luar biasa. Namun jangan lupa, bangsa Indonesia adalah bangsa pemurah, dengan melihat, mendengar, diajak via media, teman atau kabar tersiar, banyak sekali donor yang datang langsung memberikan dukungan sumber dana dan daya terhadap berbagai kasus kemanusian atau bencana. Contoh kasus paling tampak mata adalah dalam bencana Tsunami Aceh, Gempa Jogja atau Koin Prita.
Dibawakan pada Capacity Building untuk RBM Ballata di Makassar pada tanggal 16 Juni 2015
Sistematis: memenuhi kriteria logis: tata urutan argumentasi saling terkait
Terinci: memenuhi prinsip akuntabilitas. Nyatakan secara detil kebutuhan dan terukur