SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PENJATUHAN PIDANA PENJARA DAN KEBIRI TERHADAP PELAKU
YANG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN KEKERASAN MEMAKSA
ANAK MELAKUKAN PERSETUBUHAN
(Studi Putusan No. 69/Pid. Sus/2019/PN. Mjk)
SEMINAR HASIL
Diajukan Oleh:
Nama : Ramot W Hasibuan
NPM : 17600016
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
FAKULTAS HUKUM
TAHUN AJARAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia kasus kekerasan seksual setiap tahun
mengalami peningkatan, korbannya bukan hanya dari kalangan
dewasa saja sekarang sudah merambah ke remaja, anak-anak
bahkan balita. Fenomena kekerasan seksual terhadap anak
semakin sering terjadi dan menjadi global hampir di berbagai
negara. Kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat
dari waktu ke waktu. Peningkatan tersebut tidak hanya dari segi
kuantitas atau jumlah kasus yang terjadi, bahkan juga dari
kualitas. Dan yang lebih tragis lagi pelakunya adalah
kebanyakan dari lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar
anak itu berada, antara lain di dalam rumahnya sendiri, sekolah,
lembaga pendidikan, dan lingkungan sosial anak.
Fenomena kekerasan seksual terhadap anak ini,
menunjukkan betapa dunia yang aman bagi anak semakin sempit
dan sulit ditemukan. Bagaimana tidak, dunia anak-anak yang
seharusnya terisi dengan keceriaan, pembinaan dan penanaman
kebaikan, harus berputar balik menjadi sebuah gambaran buram
dan potret ketakutan karena anak sekarang telah menjadi subjek
pelecehan seksual.
Tak lama setelah Perpu ditandatangani dan disahkan
menjadi UU, muncul pro kontra di masyarakat atas pemberlakuan
tindakan kebiri kimia bagi pelaku kejahatan seksual. Pihak yang
mendukung pemberlakuan hukuman tambahan kebiri secara kimia
menyetujui hal ini sebagai langkah pencegahan dan sebagai efek
jera bagi pelaku yang mengulangi perbuatannya. Selain itu,
pelaksanaan kebiri secara kimiawi juga harus memperhatikan
aspek biaya tinggi dan adanya persetujuan (informed consent) dari
pelaku kekerasan seksual atas tindakan kebiri kimiawi yang
dilakukan padanya.
Sedangkan pihak yang menolak pemberlakuan hukuman
kebiri secara kimia dikarenakan Indonesia sebagai salah satu
negara yang telah meratifikasi ICCPR dan CAT seharusnya tidak
menerapkan hukuman yang bersifat mengamputasi dan membuat
disfungsi organ manusia, dalam hal ini melanggar pemenuhan hak
dasar manusia yakni hak untuk tidak disiksa dan hak untuk bebas
dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabatnya sebagai manusia sebagaimana telah dijamin oleh UUD
NRI 1945.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka adapun
rumusan masalah adalah :
1. Bagaimana pengaturan penjatuhan hukum kebiri didalam hukum
positif terhadap pelaku kejahatan kekerasan seksual ?
2. Bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan
hukum kebiri kimia terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap
anak (Studi Putusan No. 69/Pid.Sus/2019/PN. Mjk).
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas
maka adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan penjatuhan hukum
kebiri didalam hukum positif terhadap pelaku kejahatan
kekerasan seksual.
2. Untuk mengetahui bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan hukum kebiri kimia terhadap pelaku kekerasan
seksual anak (Studi Putusan No. 69/Pid.Sus/2019/PN. Mjk).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini
baik secara teoritis, praktis, maupun secara diri sendiri yaitu
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu hukum
antara lain hukum pidana dan secara khusus terhadap hukum
penitensier dan hukum perlindungan anak.
2. Secara Praktisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi
pemahaman kepada aparat penegak hukum antara lain pengacara
atau advocate, kepolisian, kejaksaan, dan hakim tentang
pemberian hukuman kebiri di Indonesia
3. Secara diri sendiri (pribadi)
Sebagai syarat bagi peneliti untuk mendapatkan gelar studi
S1 hukum Universitas HKBP Nommensen Medan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini
baik secara teoritis, praktis, maupun secara diri sendiri yaitu
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu hukum
antara lain hukum pidana dan secara khusus terhadap hukum
penitensier dan hukum perlindungan anak.
2. Secara Praktisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi
pemahaman kepada aparat penegak hukum antara lain pengacara
atau advocate, kepolisian, kejaksaan, dan hakim tentang
pemberian hukuman kebiri di Indonesia
3. Secara diri sendiri (pribadi)
Sebagai syarat bagi peneliti untuk mendapatkan gelar studi
S1 hukum Universitas HKBP Nommensen Medan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian merupakan bingkai penelitian,
yang menggambarkan batas penelitian, mempersempit
permasalahan, dan membatasi area penelitian. Lingkup penelitian
juga menunjukkan secara pasti faktor-faktor mana yang akan
diteliti, dan mana yang tidak, atau untuk menentukan apakah
semua faktor yang berkaitan dengan penelitian akan diteliti ataukah
akan dieliminasi sebagian. Adapun yang menjadi ruang lingkup dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penjatuhan
hukuman pidana serta penerapan hukuman kebiri kimia bagi
pelaku kejahatan seksual terhadap anak berdasarkan studi putusan
No. 69/Pid.Sus/2019/PN. Mjk.
B. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu
penelitian perpustakaan (library research). Jenis penelitian ini
adalah penelitian yang menunjukkan perpustakaan sebagai tempat
dilaksanakannya suatu penelitian. Peneliti dapat memilih dan
menelaah bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan guna dapat
memecahkan dan menjawab permasalahan pada penelitian yang
dilaksanakan. Penelitian hukum yuridis normatif atau penelitian
hukum kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau hanya menggunakan data sekunder
belaka. Penelitian ini dilakukan guna untuk mendapatkan bahan-
bahan berupa teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum
peraturan hukum yang berhubungan dengan pokok bahasan.
C. Metode Pendekatan
Didalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan
pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai
aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabnya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kasus
(case approach) dan pendekatan undang-undang (statue approach).
Adapun penjelasan dari kedua pendekatan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan Kasus (case approach)
Pendekatan kasus dilakukan dengan cara melakukan telaah
terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah
menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap. Yang menjadi kajian pokok di dalam pendekatan kasus adalah
ratio decidendi atau reasoning yaitu pertimbangan pengadilan untuk
sampai kepada suatu keputusan.
2. Pendekatan Undang-Undang (statue approach)
Pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah semua
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum
yang sedang ditangani.
D. Sumber Bahan Hukum
Untuk memecahkan isu dan sekaligus memberikan dan sekaligus
memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya, diperlukan
sumber-sumber penelitian. Sumber-sumber penelitian hukum dapat
dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan
hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. Bahan-bahan hukum
primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau
risalah dalam pembuatan perundangan-undangan dan putusan-putusan
hakim. Adapun bahan-bahan sekunder berupa semua publikasi tentang
hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi
tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-
jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.
Dalam hal melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan bahan-
bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. Adapun bahan-
bahan tersebut digunakan untuk menganalisa putusan tentang Penjatuhan
Pidana Penjara dan Kebiri Terhadap Pelaku yang Dengan Sengaja
Melakukan Kekerasan Memaksa Anak Melakukan Persetubuhan yang
terdapat di Pengadilan Negeri Mojekerto dengan nomor register 69/Pid.
Sus/2019/PN. Mjk.
E. Metode Penelitian Hukum
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang
bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum
tertentu dengan jalan menganalisanya. Maka dari pada itu metode
penelitian terbagi atas 2 (dua) yaitu penelitian hukum normatif dan
penelitian hukum empiris.
Dari kedua jenis penelitian tersebut, metode penelitian
hukum yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Metode
penelitian normatif adalah penelitian perpustakaan. Dinamakan
penelitian normatif, sebab penelitian ini hanya ditujukan pada
peraturan-peraturan tertulis sehingga penelitian tersebut sangat
erat hubungannya pada perpustakaan dikarenakan hukum
normatif ini akan membutuhkan data-data yang bersifat sekunder
pada perpustakaan.
F. Analisis Bahan Hukum
Untuk memperoleh data atau informasi dalam penulisan
penelitian ini, penulis memilih metode penelitian dengan pendekatan
penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dapat diartikan sebagai
penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Tujuan dari
penelitian ini adalah memperoleh pemahaman, mengembangkan
teori dan menggambarkan secara kompleks dengan melakukan
pengamatan terhadap bahan tertulis seperi Undang-undang, buku-
buku, dan dokumen tertentu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahwa adapun pengaturan penjatuhan hukum kebiri didalam hukum positif
terhadap pelaku kejahatan kekerasan seksual terhadap tersangka yakni saudara
MUH. ARIS Bin SYUKUR terhadap korban yakni FARAH BILQIS
MAGFIROH sudah sesuai dengan ketetapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2016 tentang PP Pengganti UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak yang mana aturan tersebut sudah berlaku secara sah di Indonesia.
2. Bahwa dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukum kebiri kimia
terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak atas Putusan No.
69/Pid.Sus/2019/PN. Mjk terhadap saudara MUH. ARIS Bin SYUKUR sudah
memuat 2 (dua) kategori pertimbangan hakim untuk memutus suatu perkara,
yaitu pertimbangan hakim yang bersifat yuridis dan non-yuridis. Yang mana
dalam hal ini terdakwa dikenakan Pasal 76 D Jo 81 ayat (2) UU No. 17 Tahun
2016 tentang perubahan kedua atas UU R.I. UU No. 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, Subsidair melanggar Pasal 76 E Jo Pasal 82 ayat (1) UU R.I.
No. 17 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU R.I. UU No. 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak dengan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa
dengan pidana penjara selama 12 (dua belas tahun) dan denda sebesar Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) serta pidana tambahan berupa pidana kebiri
kimia.
B. Saran
1. Negara sebaiknya mengkaji kembali dalam menggunakan hukuman
kebiri sebagai salah satu solusi dalam mengatasi kekerasan seksual
terhadap anak yang sedang merebak, dikarenakan banyak terjadi
perbedaan pendapat terhadap pemberian hukuman kebiri kepada
pelaku pedofilia. Meskipun masyarakat mempunyai kesamaan
pendapat bahwa pelaku pedofilia harus dihukum dengan hukuman
yang berat.
2. Dalam menjatuhkan putusan, sebaiknya Hakim mempertimbangkan
dengan saksama apakah putusannya tersebut dapat dieksekusi atau
tidak di Indonesia, mengingat bahwa putusan yang menjatuhkan
pidana tambahan kebiri kimia pada saat itu belum ada Peraturan
Pemerintah yang mengatur mengenai ketentuan dan tata cara
pelaksanaannya. Selain itu, sebaiknya Hakim mencantumkan dasar
hukum atau pasal dari peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan sanksi pidana tambahan kebiri kimia dalam
putusannya karena sebuah putusan dapat dijadikan yurisprudensi
bagi putusan lain, sehingga hakim pada perkara yang sama dapat
menerapkan kebiri kimia bagi pelaku kekerasan seksual dengan
pertimbangan tersebut sebagai referensi.

More Related Content

Similar to POWER POINT SEMHAS RAMOT W HASIBUAN (UHN).pptx

Similar to POWER POINT SEMHAS RAMOT W HASIBUAN (UHN).pptx (20)

Metode dan penderkatan penelitian
Metode dan penderkatan penelitianMetode dan penderkatan penelitian
Metode dan penderkatan penelitian
 
Penelitian hukum (mph)
Penelitian hukum (mph)Penelitian hukum (mph)
Penelitian hukum (mph)
 
M P H
M P HM P H
M P H
 
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanSkripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
 
Yuliaistanahunairbab4
Yuliaistanahunairbab4Yuliaistanahunairbab4
Yuliaistanahunairbab4
 
Case Study Research By Tim 1.pdf
Case Study Research By Tim 1.pdfCase Study Research By Tim 1.pdf
Case Study Research By Tim 1.pdf
 
Mph mahatma
Mph mahatmaMph mahatma
Mph mahatma
 
PPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptx
PPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptxPPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptx
PPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptx
 
Teknik Pengumpulan Data.pdf
Teknik Pengumpulan Data.pdfTeknik Pengumpulan Data.pdf
Teknik Pengumpulan Data.pdf
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
 
Pengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatifPengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatif
 
BAB III.pdf
BAB III.pdfBAB III.pdf
BAB III.pdf
 
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMetodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
 
Kelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptx
Kelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptxKelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptx
Kelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptx
 
Pedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsiPedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsi
 
Pedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsiPedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsi
 
4 ilmu bantu hapid
4  ilmu bantu hapid4  ilmu bantu hapid
4 ilmu bantu hapid
 
Penelitian Sosial
Penelitian SosialPenelitian Sosial
Penelitian Sosial
 
Disertasi Boy Nurdin
Disertasi Boy NurdinDisertasi Boy Nurdin
Disertasi Boy Nurdin
 
Bab3revisi
Bab3revisiBab3revisi
Bab3revisi
 

Recently uploaded

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxchleotiltykeluanan
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 

Recently uploaded (9)

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 

POWER POINT SEMHAS RAMOT W HASIBUAN (UHN).pptx

  • 1. PENJATUHAN PIDANA PENJARA DAN KEBIRI TERHADAP PELAKU YANG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN KEKERASAN MEMAKSA ANAK MELAKUKAN PERSETUBUHAN (Studi Putusan No. 69/Pid. Sus/2019/PN. Mjk) SEMINAR HASIL Diajukan Oleh: Nama : Ramot W Hasibuan NPM : 17600016 UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN FAKULTAS HUKUM TAHUN AJARAN 2021
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia kasus kekerasan seksual setiap tahun mengalami peningkatan, korbannya bukan hanya dari kalangan dewasa saja sekarang sudah merambah ke remaja, anak-anak bahkan balita. Fenomena kekerasan seksual terhadap anak semakin sering terjadi dan menjadi global hampir di berbagai negara. Kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan tersebut tidak hanya dari segi kuantitas atau jumlah kasus yang terjadi, bahkan juga dari kualitas. Dan yang lebih tragis lagi pelakunya adalah kebanyakan dari lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar anak itu berada, antara lain di dalam rumahnya sendiri, sekolah, lembaga pendidikan, dan lingkungan sosial anak.
  • 3. Fenomena kekerasan seksual terhadap anak ini, menunjukkan betapa dunia yang aman bagi anak semakin sempit dan sulit ditemukan. Bagaimana tidak, dunia anak-anak yang seharusnya terisi dengan keceriaan, pembinaan dan penanaman kebaikan, harus berputar balik menjadi sebuah gambaran buram dan potret ketakutan karena anak sekarang telah menjadi subjek pelecehan seksual. Tak lama setelah Perpu ditandatangani dan disahkan menjadi UU, muncul pro kontra di masyarakat atas pemberlakuan tindakan kebiri kimia bagi pelaku kejahatan seksual. Pihak yang mendukung pemberlakuan hukuman tambahan kebiri secara kimia menyetujui hal ini sebagai langkah pencegahan dan sebagai efek jera bagi pelaku yang mengulangi perbuatannya. Selain itu, pelaksanaan kebiri secara kimiawi juga harus memperhatikan aspek biaya tinggi dan adanya persetujuan (informed consent) dari pelaku kekerasan seksual atas tindakan kebiri kimiawi yang dilakukan padanya.
  • 4. Sedangkan pihak yang menolak pemberlakuan hukuman kebiri secara kimia dikarenakan Indonesia sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi ICCPR dan CAT seharusnya tidak menerapkan hukuman yang bersifat mengamputasi dan membuat disfungsi organ manusia, dalam hal ini melanggar pemenuhan hak dasar manusia yakni hak untuk tidak disiksa dan hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabatnya sebagai manusia sebagaimana telah dijamin oleh UUD NRI 1945.
  • 5. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka adapun rumusan masalah adalah : 1. Bagaimana pengaturan penjatuhan hukum kebiri didalam hukum positif terhadap pelaku kejahatan kekerasan seksual ? 2. Bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukum kebiri kimia terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak (Studi Putusan No. 69/Pid.Sus/2019/PN. Mjk). C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan penjatuhan hukum kebiri didalam hukum positif terhadap pelaku kejahatan kekerasan seksual. 2. Untuk mengetahui bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukum kebiri kimia terhadap pelaku kekerasan seksual anak (Studi Putusan No. 69/Pid.Sus/2019/PN. Mjk).
  • 6. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini baik secara teoritis, praktis, maupun secara diri sendiri yaitu sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu hukum antara lain hukum pidana dan secara khusus terhadap hukum penitensier dan hukum perlindungan anak. 2. Secara Praktisi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada aparat penegak hukum antara lain pengacara atau advocate, kepolisian, kejaksaan, dan hakim tentang pemberian hukuman kebiri di Indonesia 3. Secara diri sendiri (pribadi) Sebagai syarat bagi peneliti untuk mendapatkan gelar studi S1 hukum Universitas HKBP Nommensen Medan.
  • 7. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini baik secara teoritis, praktis, maupun secara diri sendiri yaitu sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu hukum antara lain hukum pidana dan secara khusus terhadap hukum penitensier dan hukum perlindungan anak. 2. Secara Praktisi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada aparat penegak hukum antara lain pengacara atau advocate, kepolisian, kejaksaan, dan hakim tentang pemberian hukuman kebiri di Indonesia 3. Secara diri sendiri (pribadi) Sebagai syarat bagi peneliti untuk mendapatkan gelar studi S1 hukum Universitas HKBP Nommensen Medan.
  • 8. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian merupakan bingkai penelitian, yang menggambarkan batas penelitian, mempersempit permasalahan, dan membatasi area penelitian. Lingkup penelitian juga menunjukkan secara pasti faktor-faktor mana yang akan diteliti, dan mana yang tidak, atau untuk menentukan apakah semua faktor yang berkaitan dengan penelitian akan diteliti ataukah akan dieliminasi sebagian. Adapun yang menjadi ruang lingkup dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penjatuhan hukuman pidana serta penerapan hukuman kebiri kimia bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak berdasarkan studi putusan No. 69/Pid.Sus/2019/PN. Mjk.
  • 9. B. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian perpustakaan (library research). Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menunjukkan perpustakaan sebagai tempat dilaksanakannya suatu penelitian. Peneliti dapat memilih dan menelaah bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan guna dapat memecahkan dan menjawab permasalahan pada penelitian yang dilaksanakan. Penelitian hukum yuridis normatif atau penelitian hukum kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau hanya menggunakan data sekunder belaka. Penelitian ini dilakukan guna untuk mendapatkan bahan- bahan berupa teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum peraturan hukum yang berhubungan dengan pokok bahasan.
  • 10. C. Metode Pendekatan Didalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kasus (case approach) dan pendekatan undang-undang (statue approach). Adapun penjelasan dari kedua pendekatan tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Pendekatan Kasus (case approach) Pendekatan kasus dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Yang menjadi kajian pokok di dalam pendekatan kasus adalah ratio decidendi atau reasoning yaitu pertimbangan pengadilan untuk sampai kepada suatu keputusan. 2. Pendekatan Undang-Undang (statue approach) Pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.
  • 11. D. Sumber Bahan Hukum Untuk memecahkan isu dan sekaligus memberikan dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya, diperlukan sumber-sumber penelitian. Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundangan-undangan dan putusan-putusan hakim. Adapun bahan-bahan sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal- jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. Dalam hal melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan bahan- bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. Adapun bahan- bahan tersebut digunakan untuk menganalisa putusan tentang Penjatuhan Pidana Penjara dan Kebiri Terhadap Pelaku yang Dengan Sengaja Melakukan Kekerasan Memaksa Anak Melakukan Persetubuhan yang terdapat di Pengadilan Negeri Mojekerto dengan nomor register 69/Pid. Sus/2019/PN. Mjk.
  • 12. E. Metode Penelitian Hukum Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Maka dari pada itu metode penelitian terbagi atas 2 (dua) yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Dari kedua jenis penelitian tersebut, metode penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Metode penelitian normatif adalah penelitian perpustakaan. Dinamakan penelitian normatif, sebab penelitian ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga penelitian tersebut sangat erat hubungannya pada perpustakaan dikarenakan hukum normatif ini akan membutuhkan data-data yang bersifat sekunder pada perpustakaan.
  • 13. F. Analisis Bahan Hukum Untuk memperoleh data atau informasi dalam penulisan penelitian ini, penulis memilih metode penelitian dengan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dapat diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh pemahaman, mengembangkan teori dan menggambarkan secara kompleks dengan melakukan pengamatan terhadap bahan tertulis seperi Undang-undang, buku- buku, dan dokumen tertentu.
  • 14. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bahwa adapun pengaturan penjatuhan hukum kebiri didalam hukum positif terhadap pelaku kejahatan kekerasan seksual terhadap tersangka yakni saudara MUH. ARIS Bin SYUKUR terhadap korban yakni FARAH BILQIS MAGFIROH sudah sesuai dengan ketetapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang PP Pengganti UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang mana aturan tersebut sudah berlaku secara sah di Indonesia. 2. Bahwa dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukum kebiri kimia terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak atas Putusan No. 69/Pid.Sus/2019/PN. Mjk terhadap saudara MUH. ARIS Bin SYUKUR sudah memuat 2 (dua) kategori pertimbangan hakim untuk memutus suatu perkara, yaitu pertimbangan hakim yang bersifat yuridis dan non-yuridis. Yang mana dalam hal ini terdakwa dikenakan Pasal 76 D Jo 81 ayat (2) UU No. 17 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU R.I. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Subsidair melanggar Pasal 76 E Jo Pasal 82 ayat (1) UU R.I. No. 17 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU R.I. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 12 (dua belas tahun) dan denda sebesar Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) serta pidana tambahan berupa pidana kebiri kimia.
  • 15. B. Saran 1. Negara sebaiknya mengkaji kembali dalam menggunakan hukuman kebiri sebagai salah satu solusi dalam mengatasi kekerasan seksual terhadap anak yang sedang merebak, dikarenakan banyak terjadi perbedaan pendapat terhadap pemberian hukuman kebiri kepada pelaku pedofilia. Meskipun masyarakat mempunyai kesamaan pendapat bahwa pelaku pedofilia harus dihukum dengan hukuman yang berat. 2. Dalam menjatuhkan putusan, sebaiknya Hakim mempertimbangkan dengan saksama apakah putusannya tersebut dapat dieksekusi atau tidak di Indonesia, mengingat bahwa putusan yang menjatuhkan pidana tambahan kebiri kimia pada saat itu belum ada Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai ketentuan dan tata cara pelaksanaannya. Selain itu, sebaiknya Hakim mencantumkan dasar hukum atau pasal dari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sanksi pidana tambahan kebiri kimia dalam putusannya karena sebuah putusan dapat dijadikan yurisprudensi bagi putusan lain, sehingga hakim pada perkara yang sama dapat menerapkan kebiri kimia bagi pelaku kekerasan seksual dengan pertimbangan tersebut sebagai referensi.