SlideShare a Scribd company logo
1 of 89
Download to read offline
ISSN: 1858-0300
                        Anggota ISBN/KDN No. 979-99635-1-6
                  Akreditasi LIPI No. : 311/Akred-LIPI/P2MBI/10/2010

   Jurnal Borneo Administrator diterbitkan 3 kali setiap tahun oleh Pusat Kajian dan
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN).

                                            Pengarah:
                                       Kepala PKP2A III LAN

                          Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab:
                                Dr. Meiliana, S.E., M.M.

                                             Redaktur:
                                     Ferry Firdaus, S.Pd., M.Ed.
                                       Maria A.P. Sari, S.Sos.
                                         Tri Noor Aziza, S.P.

                                        Penyunting/Editor :
                                      Fani Heru Wismono, S.E.
                                           Rustan A., S.P.
                                        Andi Wahyudi, SIP.

                                         Sekretariat :
                                Mustari Kuriawati, S.I.P., M.P.A.
                                Mayahayati Kusumaningrum, S.E.
                                       Tri Wahyuni, S.H.

                                          Alamat :
                         Jl. M.T. Haryono No. 36 Samarinda - 75124
                             Telp. 0541-768231, Fax. 0541-768230
                               Email: borneo.jurnal@gmail.com

                                              CALL FOR PAPER:
Redaksi menerima naskah hasil penelitian, kajian maupun pemikiran kritis mengenai isu-isu dalam lingkup
bidang administrasi publik. Naskah hendaknya diketik dalam Ms Word menggunakan Bahasa Indonesia
sepanjang 15-20 halaman, ukuran kertas A4, huruf Times New Roman ukuran 12, dan spasi tunggal.
Intisari/Abstract ditulis dalam dwi bahasa (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) masing-masing sepanjang 100-
200 kata. Naskah bisa dikirim langsung ke Redaksi, melalui pos atau email, dan untuk naskah yang dicetak di atas
kertas harus disertakan soft file copy. Redaksi berhak melakukan penilaian dan penyuntingan terhadap naskah
yang masuk. Naskah yang lolos seleksi teknis oleh Redaksi, akan direview oleh Mitra Bestari (Peer Reviewer).
Dan terhadap naskah yang dimuat disediakan imbalan yang menarik.




                                                                                                                   i
Daftar Isi


Dari Sudut Tepian Mahakam
“Anakronisme Dalam Kebijakan Publik”                               2118 - 2121

Analisa
?
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG
     EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
     Andi Wahyudi                                                  2122 - 2139
?
ANALISIS KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH GIZI
     DIKALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN PENGALAMAN
     BERBAGAI NEGARA
     Bernatal Saragih                                              2140 - 2160
? INOVASI PEMERINTAH DAERAH
TINJAUAN DAYA
     DALAM PELAKSANAAN DESENTRALISASI DI KABUPATEN/KOTA
     PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
     Thomas R. Hutauruk                                            2161 - 2174
? DALAM PELAYANAN PUBLIK UNTUK
AKSESIBILITAS
     MASYARAKAT DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
     Ferry Firdaus dan Fajar Iswahyudi                             2175 - 2192
? KECAMATAN DALAM BIDANG PERTANIAN
PRODUKTIFITAS
     DI KABUPATEN KEBUMEN
     (Evaluasi Efisiensi dan Efektifitas dengan menggunakan DEA)
     Suripto                                                        2193- 2203

Petunjuk Penulisan




ii
Salam Redaksi
Pembaca yang Budiman,                     Kami bertekad untuk melakukan
                                          perbaikan secara terus menerus
         Tidak terasa tahun 2010 segera   (continuously improvement) terhadap
berakhir dan tahun 2011 telah             kualitas jurnal, sehingga tidak menutup
menunggu. Selama perjalanan di tahun      kemungkinan ke depan akan terjadi
2010 ini berbagai peristiwa telah         perubahan-perubahan. Dan semua ini
berhasil dilalui, tentu merupakan         dilakukan untuk memberikan sajian
pengalaman berharga dan sebagian          yang terbaik kepada para pembaca.
akan menjadi sejarah yang tak mudah                Apa yang sudah kami
terlupakan. Seperti juga yang dialami     suguhkan tentunya disertai harapan
oleh Jurnal Borneo Administrator          kiranya berkenan di hati pembaca yang
(JBA), tahun 2010 telah menjadi tahun     budiman. Akhir kata, redaksi
bersejarah yang memiliki arti             mengucapkan selamat menikmati,
tersendiri. Menjelang akhir tahun 2010,   semoga dapat membawa manfaat
JBA mendapatkan kado istimewa,            meskipun sebesar debu sekalipun.
yaitu akreditasi dari LIPI, sebagai
sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan
oleh lembaga penelitian.                     Salam Semangat … !!
         Akreditasi Nomor 311/Akred-
LIPI/P2MBI/10/2010 ini berdasarkan
Keputusan Kepala LIPI Nomor
884/D.2/2010 tanggal 27 Oktober
2010. Sebagai konsekuensi dari status
jurnal ilmiah yang terakreditasi adalah
adanya kewajiban yang harus dipenuhi,
diantaranya adalah keberadaan Mitra
Bestari (Peer Reviewer). Mitra Bestari
bertugas melakukan review terhadap
naskah yang akan dimuat di jurnal.
Oleh karena itu, setiap naskah masuk
yang telah memenuhi persyaratan
teknis akan dikirimkan ke Mitra
Bestari.
         Dengan proses yang demikian
maka waktu yang diperlukan untuk
menyeleksi naskah akan menjadi lebih
lama dari biasanya. Namun demikian
hal ini tidak menjadi persoalan karena
tujuan utama proses ini adalah untuk
meningkatkan kualitas jurnal.


                                                                               iii
Dari Sudut Tepian Mahakam
                                Catatan Tentang Dinamika Issu-Issu Lokalitas Ditengah Gelombang Globalisme




                                                lik
               A nakronisme Dalam Kebijakan Pub

SEMENJAK lahir hingga matinya,                             Salah satu bentuk kegagalan
seorang warga negara selalu dan terus             kebijakan (policy failure) adalah
berurusan dengan negara melalui                   terjadinya anakronisme kebijakan.
seperangkat tata nilai dan pedoman                Anakronisme sendiri adalah sebuah
perilaku yang disebut kebijakan publik            gaya bahasa pertentangan, atau
(public policy). Pengertian dan ruang             menggambarkan sebuah paradoks dan
lingkup kebijakan publik sendiri sangat           anomali. Anakronisme juga merujuk
luas, meliputi segala sesuatu yang                pada istilah yang sering digunakan
dilakukan maupun yang tidak                       untuk menjelaskan adanya kesalahan
dilakukan oleh pemerintah (whatever               logika dalam memahami suatu
the governments choose to do or not to            fenomena atau peristiwa, atau berpikir
do). Sedangkan output dari kebijakan              tidak sesuai dengan zaman ketika
adalah serangkaian tindakan yang                  sebuah fenomena atau peristiwa
dibutuhkan untuk memecahkan                       terjadi. Dengan kata lain, anakronisme,
berbagai masalah yang dihadapi                    seperti diperkenalkan oleh Mohammed
sekaligus mencapai tujuan-tujuan yang             Arkoun dan Mohammad Abed Al
telah ditetapkan. Singkatnya, kebijakan           Jabiri, adalah pembacaan atas sebuah
publik adalah sebuah instrumen yang               pemikiran dengan tafsiran-tafsiran
dimiliki oleh negara untuk                        yang berasal dari luar konteks
menjalankan fungsinya memberikan                  historisitasnya (Ahmad Baso, 1999).
pelayanan dan meningkatkan                                 Salah satu wujud anakronisme
kesejahteraan warga negara.                       dalam kebijakan publik adalah fakta
         Oleh karena kebijakan                    adanya kesenjangan ekonomi regional
merupakan instrumen untuk melayani                dan keterbelakangan daerah yang
dan membangun kesejahteraan publik,               dijawab dengan pemekaran wilayah.
maka harus dijamin bahwa kebijakan                Kebijakan pemekaran wilayah
tadi benar-benar dibuat melalui proses            dipandang sebagai obat mujarab
dan analisis yang cermat serta dengan             terhadap disparitas pembangunan, dan
menetapkan target atau tujuan-tujuan              hingga saat ini terbukti salah.
yang rasional dan sesuai kebutuhan                Pemekaran wilayah secara esensial
masyarakat. Kegagalan dalam                       bukanlah issu ekonomi pembangunan
mengidentifikasikan tujuan kebijakan              atau ekonomi spasial, melainkan issu
serta proses formulasi yang tepat, akan           administrasi pemerintahan. Artinya,
berdampak pada kegagalan                          tujuan pemekaran akan lebih cocok
implementasi kebijakan itu sendiri.               untuk mengatasi problem rentang
                                                  kendali (span of control) pemerintahan



                                                                                                  2118
Dari Sudut Tepian Mahakam
Catatan Tentang Dinamika Issu-Issu Lokalitas Ditengah Gelombang Globalisme



dan kecepatan pelayanan publik                                   kekurangan dalam implementasi otsus
disbanding menyelesaikan soal                                    bagi kedua daerah tersebut, akan
kesenjangan tadi. Seorang petinggi                               menjadi anakronisme jika dijawab
Kementerian Dalam Negeri, Dr. Made                               dengan meninjau ulang kebijakan
Suwandi, bahkan pernah mengatakan                                otonomi khusus. Dalam hal ini, harus
bahwa menjawab kesenjangan dengan                                dipahami bahwa otsus adalah refleksi
pemekaran wilayah sama artinya                                   dari komitmen pusat. Jika ternyata
dengan sakit kepala diobati dengan                               hasilnya belum sesuai harapan, maka
obat sakit perut.                                                bukan otsusnya yang perlu digugat,
         Setelah satu dekade                                     tetapi komitmennya yang perlu
pemekaran berjalan, terbukti bahwa 80                            diperkuat. Bahkan jika
persen daerah otonom baru (DOB)                                  memungkinkan, penguatan komitmen
divonis gagal. Sayangnya, indikasi                               ini dapat diperluas untuk daerah-daerah
kegagalan DOB tidak dijawab dengan                               lain dengan mendesain otsus-otsus
upaya pengembangan kapasitas atau                                baru yang benar-benar membumi dan
mengatasi aspek-aspek yang dianggap                              tidak seragam (asymmetrical
gagal, justru dijawab dengan                                     decentralization).
moratorium (penghentian sementara).                                       Dalam tulisannya berjudul
Akibatnya, terjadi lagi anakronisme                              "Pilkada yang Tersandera" (Kompas,
kebijakan. Moratorium pemekaran,                                 16/7/10), peneliti LIPI, Syarif Hidayat,
selain tidak ada landasar yuridis yang                           secara tidak langsung juga mengamati
eksplisit, juga berpotensi menutup hak-                          terjadinya anakronisme kebijakan
hak daerah yang benar-benar sudah                                dalam konteks pemilihan umum kepala
cukup mampu secara ekonomis                                      daerah. Menurutnya, pilkada sangat
maupun administratif, untuk                                      penting dalam mewujudkan
dikembangkan menjadi DOB. Oleh                                   demokratisasi di tingkat lokal dan
karena itu, kebijakan yang lebih tepat                           untuk mewujudkan kesejahteraan
untuk menyikapi kegagalan DOB                                    rakyat. Namun, saat ini pilkada sedang
bukanlah moratorium, namun seleksi                               tersandera oleh anasir pragmatisme
yang lebih ketat terhadap nafsu                                  politik elit, sehinga kurang mampu
pemekaran yang melanda para politisi                             mencapai tujuan yang dikehendaki.
lokal. Menghentikan - meskipun                                   Langkah pembenahan kedepan
sementara - hak yang tertuang dalam                              bukanlah "menganiaya" atau bahkan
konstitusi, adalah sebuah langkah yang                           "membunuh" pilkada, melainkan
inkonstitusional.                                                membebaskan pilkada dari "sandera"
         Kasus otonomi khusus yang                               yang mengurungnya.
dimiliki Aceh dan Papua juga bisa                                         Berbagai kasus diatas
diamati sebagai sumber anakronisme                               mengilustrasikan bahwa disadari atau
kebijakan. Penerbitan UU No. 21/1999                             tidak, ternyata banyak kebijakan publik
untuk Papua serta UU No. 18/1999 jo.                             di sekitar kita yang tidak sesuai dengan
UU No. 11/2006 untuk Aceh adalah                                 semangat awal atau filosofi dasar pada
jawaban pemerintah pusat untuk                                   saat kebijakan tersebut dirumuskan.
mengatasi potensi disintegrasi dan                               Pertanyaannya kemudian adalah,
problem ekstraksi sumber daya alam                               mengana anakronisme tadi dengan
yang berlebihan. Kelemahan dan                                   mudah menjangkiti kebijakan publik di


2119
Dari Sudut Tepian Mahakam
                                  Catatan Tentang Dinamika Issu-Issu Lokalitas Ditengah Gelombang Globalisme



Indonesia, dan apa faktor-faktor yang               atau insentif lebih besar kepada guru.
mempengaruhinya?                                    Akibatnya, investasi pemerintah untuk
         Salah satu jawaban yang                    menyekolahkan para guru membawa
paling mungkin adalah adanya                        manfaat secara tidak seimbang bagi
pragmatisme dalam proses perumusan                  daerah maupun bagi masyarakat umum
kebijakan, yakni kecenderungan                      pengguna jasa layanan pendidikan
mencari cara instant terhadap                       dasar. De Vries juga memberi
permasalahan yang timbul, tanpa dikaji              perbandingan dengan Mongolia yang
efektivitas dari pilihan-pilihan                    memiliki kemampuan anggaran jauh
kebijakan dan tanpa memperhitungkan                 lebih kecil dibanding Brazil, dan
tingkat probabilitas keberhasilan suatu             dengan kondisi geografis yang sangat
kebijakan. Selain itu, anakronisme                  luas dan berat, namun ternyata
dalam kebijakan publik juga dipicu                  kinerjanya jauh lebih baik dalam hal
oleh kurang mentradisinya atau kurang               tingkat melek huruf (literacy), tingkat
dihargainya policy research sebagai                 partisipasi sekolah (years of
bagian tak terpisahkan dari policy                  schooling), serta indikator-indikator
making. Akibatnya, kebijakan yang ada               pendidikan dasar lainnya.
memiliki kemungkinan gagal                                  Ironisnya, Indonesia-pun
(implementation failure) yang lebih                 mengalami situasi seperti yang terjadi
besar, atau hanya menguntungkan                     di Brazil. Selain kasus pendidikan
pihak-pihak tertentu secara tidak                   dasar, kasus pemberian berbagai
berimbang.                                          macam subsidi juga mencerminkan
         Kebijakan yang melenceng                   merebaknya anakronisme atau
dari semangat awal serta menghasilkan               symbolic policy tadi. Subsidi yang
keuntungan kepada pihak-pihak                       semestinya lebih banyak dinikmati
tertentu secara tidak seimbang ini                  oleh penduduk miskin (the poors),
sering dikenal dengan istilah kebijakan             kenyataannya lebih banyak dinikmati
simbolis (symbolic policy). Christina               oleh kelompok kaya (the haves).
Andrews dan Michiel de Vries dalam                  Kelompok kaya yang memiliki aset
papernya berjudul Between symbolic                  seperti pabrik, mobil, atau mesin-
and evidence-based policies: The                    mesin, jelas memanfaatkan subsidi
Brazilian efforts to increase the quality           jauh lebih besar dibanding kelompok
of basic education (2010) memberi                   yang tidak memilikinya.
ilustrasi yang sangat gamblang tentang                      Mencermati fenomena diatas,
symbolic policy yang terjadi di Brazil.             maka jelas diperlukan adanya sebuah
         Dalam rangka meningkatkan                  perombakan yang cukup mendasar
mutu pendidikan dasarnya, pemerintah                dalam sistem formulasi kebijakan
Brazil memberlakukan kebijakan                      publik di masa-masa mendatang.
semua guru harus memiliki kualifikasi               Anakronisme maupun symbolic policy
minimal sarjana. Namun seiring                      harus dihindari semampu mungkin.
dengan gelombang desentralisasi yang                Maka, adanya kebijakan yang
terjadi di negara tersebut, para guru               didasarkan pada hasil kajian (research-
yang telah mencapai jenjang                         based policy), atau kebijakan yang
pendidikan tinggi cenderung pindah ke               dirumuskan dengan memperhatikan
daerah yang memberikan tunjangan                    bukti-bukti nyata (evidence-based


                                                                                                    2120
Dari Sudut Tepian Mahakam
Catatan Tentang Dinamika Issu-Issu Lokalitas Ditengah Gelombang Globalisme



policy), sangat perlu untuk
dibudayakan. Dengan research-based
policy, sebuah kebijakan hanya layak
diimplementasikan apabila telah
mengalami telaah akademis melalui
kajian yang komprehensif dan teruji.
Dengan evidence-based policy, sebuah
kebijakan akan dibuat dan dilaksanakan
apabila fakta-fakta obyektif memang
menuntut untuk itu. Dengan kata lain,
kedua hal ini diharapkan dapat
menghindari jebakan kebijakan berupa
lahirnya anakronisme dalam kebijakan
publik ataupun symbolic policy. © Tri
Widodo WU




2121
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
                                            1
           PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

                                       Oleh: Andi Wahyudi2

                                                  Abstract
 The objectives of this study are (1) to search the effect of communication in public service
  process; (2) to search communication models which effectively support to public service
delivery. This study uses descriptive analysis method and qualitative approach. The data is
    based on the result of public complaint survey to AW. Sjahranie Hospital's service in
   Samarinda and the researcher's observation during the workshop on public complaint
 management. The result of this study that there are still many problems in communication
implementation between hospital's employee and public, because the service provider often
  do not give information clearly both by talking, written or picture/signs. That's way the
      communication in this hospital has not effective nor interactive yet. The lack of
   communication tends to produce misunderstanding excess in delivering public service.
 Therefore, good communication between civil servant and public is urgent in this hospital
       to create the same understanding and reduce wrong perception. The effective
communication can be built through interpersonal communication, and use media just alike
             an interesting writing board, pictures or signs that are easy to see.

                    Keywords: communication, effectivity, public service


Pendahuluan                                                  dengan semakin populernya konsep
        Paradigma Pegawai Negeri                             tata kelola pemerintahan yang baik
Sipil (PNS)/civil servant di Indonesia                       (good governance) dalam proses
telah berubah sejak bergulirnya                              penyelenggaraan pemerintahan, yang
reformasi dari paradigma PNS sebagai                         antara lain memuat unsur transparansi
abdi negara menjadi PNS sebagai                              dan partisipasi masyarakat.
abdi/pelayan masyarakat/publik.                                       Pelayanan publik merupakan
Sebagai pelayan publik maka PNS                              hak warga negara yang harus
memiliki tugas utama memberikan                              diselenggarakan oleh pemerintah. Tiga
pelayanan kepada masyarakat sesuai                           kelompok pelayanan publik menurut
dengan bidang kerja unit                                     Keputusan Menpan No. :
organisasinya. Sebagai imbalannya,                           63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
PNS mendapatkan gaji dari negara                             Pedoman Umum Penyelengaraan
yang sebagian berasal pajak yang                             Pelayanan Publik adalah sebagai
                                                                      3
dibayarkan oleh masyarakat.                                  berikut:
Perubahan paradigma ini seiring                              a. Kelompok Pelayanan Administratif

1   Naskah diolah kembali dari Karya Tulis Ilmiah (KTI) Individu dan pernah dipresentasikan pada Diklat Fungsional
    Peneliti Tingkat Pertama Gel. VIII 2010 di Pusbindiklat Peneliti LIPI Cibinong, Bogor, 31 Mei 2010.
2   Penulis adalah Staf Bidang Kajian Aparatur pada Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2A) III
    Lembaga Administrasi Negara.
3   Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.



                                                                                                           2122
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Andi Wahyudi


   yaitu pelayanan yang menghasilkan                       kinerja layanan publik di unit-unit
   berbagai bentuk dokumen resmi                           penyelenggara pelayanan publik di
   yang dibutuhkan oleh publik;                            lingkungan pemerintah daerah bisa
b. Kelompok Pelayanan Barang yaitu                         terlihat banyaknya keluhan masyarakat
   pelayanan yang menghasilkan                             terhadap kualitas pelayanan tersebut.
   berbagai bentuk/jenis barang yang                       Keluhan antara lain berkaitan dengan
   digunakan oleh publik;                                  kelengkapan sarana dan prasarana,
c. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu                           biaya, kekurangan petugas,
   pelayanan yang menghasilkan                             ketidakjelasan prosedur pelayanan,
   berbagai bentuk jasa yang                               keramahan petugas, serta minimnya
   dibutuhkan oleh publik.                                 penjelasan petugas.
                                                                      Fasilitasi terbaru yang
        UU No. 25 Tahun 2009 tentang                       dilakukan PKP2A III LAN
Pelayanan Publik mengartikan                               bekerjasama dengan Manajemen
pelayanan publik sebagai kegiatan atau                     Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
rangkaian kegiatan dalam rangka                            AW. Sjahranie Samarinda berhasil
pemenuhan kebutuhan pelayanan                              menampung 35 pernyataan pengaduan
                                                                         5
sesuai dengan peraturan perundang-                         masyarakat . Kegiatan ini merupakan
undangan bagi setiap warga negara dan                      implementasi Permenpan No. 13 Tahun
penduduk atas barang, jasa, dan/atau                       2009 tentang Pedoman Peningkatan
pelayanan administratif yang                               Kualitas Pelayanan Publik dengan
disediakan oleh penyelenggara                              Partisipasi Masyarakat.6 Permenpan ini
                 4
pelayanan publik . Ada dua pihak yang                      merupakan penyempurnaan terhadap
berkaitan dalam kegiatan ini yaitu                         Surat Edaran Menpan Nomor
instansi pemerintah (pusat maupun                          S E / 2 0 / M . PA N / 6 / 2 0 0 4 t e n t a n g
daerah) sebagai penyedia atau pemberi                      Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
pelayanan dan masyarakat sebagai                           melalui Partisipasi Masyarakat Menuju
pengguna pelayanan.                                        Kepemerintahan yang Baik. Metode ini
        Berdasarkan hasil kegiatan                         telah diterapkan di berbagai instansi
fasilitasi peningkatan kualitas                            penyelenggara pelayanan publik.
pelayanan publik dengan                                               Tulisan ini diangkat dari hasil
menggunakan metode pengelolaan                             implementasi Metode Peningkatan
pengaduan masyarakat yang                                  Kualitas Pelayanan Publik dengan
dilaksanakan oleh PKP2A III LAN                            Partisipasi Masyarakat berdasarkan
bekerjasama dengan SfGG-GTZ                                Permenpan No. 13 Tahun 2009, yang
(sebuah lembaga kerjasama teknik                           dilakukan oleh PKP2A III LAN
Indonesia-Jerman dalam rangka                              terhadap layanan di RSUD AW.
mendukung perwujudan tata kelola                           Sjahranie Samarinda pada bulan April -
pemerintahan yang baik) terhadap                           Mei 2010. Hal ini sekaligus sebagai

4   Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
5   Taufik, Andi, Akhmad Sirodz, & Andi Wahyudi, 2010, Hasil Lokakarya Analisis Masalah Penyebab Pengaduan
    Masyarakat dan Rencana Tindak Nyata. Laporan fasilitasi tidak diterbitkan, Samarinda: PKP2A III LAN
    bekerjasama dengan RSUD AW. Sjahranie.
6   Peraturan Menpan No. 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi
    Masyarakat.



2123
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

                                                                                             Andi Wahyudi


batasan ruang lingkup tulisan ini yaitu                     dalam penyelenggaraan pelayanan
pelayanan publik yang diselenggarakan                       publik. Dan kedua, mencari metode
oleh rumah sakit tersebut.                                  komunikasi yang efektif dalam
         Pada kegiatan tersebut penulis                     penyelenggaraan pelayanan publik
secara aktif ikut terlibat sebagai co-                      Kerangka Konseptual
fasilitator dan berkesempatan                                         Berbagai definisi komunikasi
mengamati proses jalannya diskusi                           dikemukakan para pakar. Antara lain
dalam lokakarya dari awal hingga                            adalah Claude Shannon dan Warren
akhir. Penulis juga berkesempatan                                    7
                                                            Weaver mendefinisikan komunikasi
melakukan wawancara secara acak                             merupakan penyampaian informasi,
kepada para petugas dan masyarakat                          ide, perasaan (emosi), keahlian, dan
peserta lokakarya berkaitan dengan                          sebagainya melalui penggunaan
pelayanan di rumah sakit. Berdasarkan                       simbol-simbol seperti kata-kata,
temuan di lapangan diperoleh                                g a m b a r, b e n t u k , g r a f i k , d a n
informasi bahwa terjadi kesenjangan                         sebagainya. Sedangkan Harold
komunikasi yang menimbulkan salah                                       8
                                                            Laswell memberikan definisi
persepsi dan tidak jarang menimbulkan                       komunikasi sebagai who says to whom
konflik antara penyedia layanan                             in what channel with what effect (siapa
dengan pengguna layanan. Contoh                             mengatakan kepada siapa melalui
yang bisa diberikan adalah ketika                           media apa dan memberikan dampak
petugas memberikan obat suntik yang                         apa). Dari pendefenisian tersebut maka
biasanya disuntikkan ke dalam tubuh                         ada lima komponen dalam komunikasi
tetapi disuntikkan ke dalam botol infus                     yaitu pelaku/pengirim pesan, penerima
tanpa dikomunikasikan dengan pasien                         pesan, isi pesan, media yang
atau keluarga pasien sehingga pasien                        digunakan, dan dampak yang terjadi.
tidak merasa disuntik. Akibatnya                                      Dalam komunikasi dikenal
pasien menolak membayar obat yang                           adanya model-model komunikasi,
sebenarnya telah disuntikkan ke dalam                       antara lain model komunikasi
botol infus tersebut karena merasa tidak                    interaksional dikemukakan oleh
pernah disuntik. Pengalaman yang                            Wi l b u r S c h r a m m m e n e k a n k a n
disampaikan petugas di RSUD AW.                             interaksi antara dua pihak yang
Sjahranie tersebut mencerminkan                             berlangsung secara dua arah dan
adanya kesenjangan (gap) persepsi                           menghasilkan umpan balik sebagai
antara pengguna layanan dengan                              tanggapan atau respon. Pengalaman
penyedia layanan terhadap proses                            dan latar belakang seseorang
penyelenggaraan layanan sebagai                             berpengaruh terhadap komunikasi
akibat tidak adanya komunikasi yang                         yang terjadi. Model berikutnya adalah
baik.                                                       komunikasi transaksional, dimana
         Berdasarkan uraian tersebut                        pengiriman dan penerimaan pesan
maka tujuan yang hendak dicapai dari                        berlangsung secara kooperatif yaitu
kajian ini adalah pertama, mencari                          bahwa pengirim maupun penerima
pengaruh komunikasi dan efektivitas                         pesan sama-sama bertanggung jawab

7   Lihat Zamroni, Mohammad, 2009, Filsafat Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal. 4.
8   Ibid., hal. 5.



                                                                                                    2124
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Andi Wahyudi


terhadap dampak dan efektivitas                             kata dan bahasa yang menarik dan
komunikasi yang terjadi sehingga ada                        mudah dipahami, serta intonasi yang
                                9
kesamaan makna yang terbangun.                              tepat dan kontekstual. Sedangkan pada
        Komunikasi bisa efektif,                            komunikasi non lisan secara tidak
menurut Wilbur Schramm10 , apabila                          langsung bisa memanfaatkan bantuan
memenuhi persyaratan sebagi berikut:                        visual seperti gambar/simbol ataupun
1. Pesan harus menarik perhatian                            tulisan menarik dan sederhana yang
   komunikan.                                               mudah dipahami komunikan.
2. Pesan menggunakan lambang-                                       Pemaknaan komunikasi dalam
   lambang tertuju kepada pengalaman                        konteks tulisan ini lebih ditekankan
   yang sama antara komunikator                             pada hubungan antara pengirim pesan
   dengan komunikan.                                        dengan penerima pesan yaitu antara
3. Pesan harus membangkitkan                                petugas penyedia layanan dengan
   kebutuhan pribadi komunikan dan                          pasien atau keluarga pasien. Pada suatu
   menyarankan beberapa cara untuk                          saat satu pihak bisa berperan sebagai
   memperoleh kebutuhan tersebut.                           pengirim pesan sementara pihak kedua
4. Pesan harus menyarankan suatu                            sebagai penerima pesan, pada saat lain
   jalan untuk memperoleh kebutuhan                         bisa sebaliknya. Jalinan komunikasi
   tadi layak bagi situasi kelompok                         yang terbangun dengan baik antara
   dimana komunikan berada pada saat                        petugas dengan pasien atau keluarga
   ia digerakkan untuk memberikan                           pasien dimaksudkan untuk
   tanggapan yang dikehendaki.                              memberikan informasi yang jelas,
                                                            sehingga terbangun kesepahaman dan
       Dengan demikian agar                                 persepsi yang sama oleh kedua pihak.
komunikasi bisa efektif perlu dikemas                               Berkaitan topik komunikasi
sedemikian rupa sehingga menjadi                            dalam pelayanan publik, Tony
menarik bagi pihak lain/komunikan.                          Sukasah11 melakukan penelitian tentang
Kemasan komunikasi yang baik bisa                           pengaruh iklim komunikasi dan aliran
menjadikan konten yang biasa-biasa                          informasi dalam pelayanan publik
saja menjadi terlihat luar biasa                            terhadap kepuasan masyarakat,
sehingga menimbulkan minat                                  menyimpulkan bahwa konsep
komunikan untuk menaruh perhatian                           komunikasi organisasi yang mencakup
kepada komunikator ataupun konten                           iklim komunikasi dan aliran informasi
yang dikomunikasikan. Pada                                  sebagai instrumen untuk meningkatkan
komunikasi lisan antar individu,                            kinerja pemerintah, serta kepuasan
pengemasan bisa melalui penggunaan                          masyarakat sebagai tujuan utama


9  Lihat Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjajaran, hal.
   99-100.
10 Lihat Effendy, Onong Uchjana, 2000, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Penerbit Citra Aditya Abadi,
   Cet-2. Hal.41-42
11 Lihat Sukasah, Tony, 2004, Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Aliran Informasi dalam Pelayanan Publik
   Terhadap Kepuasan Masyarakat di Kabupaten Bekasi, Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung,
   http://www.scribd.com/doc/22088675/PENGARUH-IKLIM-KOMUNIKASI-ORGANISASI-DAN-ALIRAN-INFORMASI-
   DALAM-PELAYANAN-PUBLIK-TERHADAP-KEPUASAN-MASYARAKAT-DI-KABUPATEN-BEKASI diunduh tanggal 21
   Mei 2010.




2125
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

                                                                                                      Andi Wahyudi


pelayanan publik merupakan faktor                             service). Kompilasi berbagai
penentu dalam mengimplementasikan                             pemikiran tersebut adalah:
penyelenggaraan pemerintahan yang                             1. Serve Citizens, Not Customers
baik sehingga dapat mendekatkan                                  (Melayani Masyarakat, Bukan
pemerintah dengan masyarakat dan                                 Pelanggan). Aparatur pemerintah
meningkatkan kepercayaan                                         lebih fokus kepada menjalin
masyarakat kepada pemerintah.                                    hubungan kepercayaan dan
         Pentingnya komunikasi                                   kerjasama dengan semua
interpersonal dalam pelayanan pernah                             masyarakat, bukan dalam
diteliti oleh Slamet Mulyana, Irianti                            pengertian "customer" individual.
Bakti dan Teddy K. Wirakusumah.12                             2. Seek the Public Interest (Mencari
Mereka melakukan penelitian yang                                 Kepentingan Publik). Memberikan
berjudul "Pelayanan Melalui                                      kontribusi kepada masyarakat
Komunikasi Interpersonal terhadap                                secara kolektif melalui penciptaan
Wisatawan di Cipanas Kabupaten                                   kepentingan dan tanggung jawab
Garut" dan menyimpulkan pentingnya                               bersama.
sikap percaya, sikap suportif, dan sikap                      3. V a l u e c i t i z e n s h i p o v e r
terbuka para penyedia layanan dengan                             enterpreneurship (Nilai
memberikan pelayanan yang sebaik-                                kewarganegaraan di atas
baiknya melalui komunikasi                                       kewirausahaan). Kepentingan
interpersonal karena cara tersebut                               publik yang lebih baik
cukup efektif untuk memberikan                                   dikembangkan oleh aparat dan
kepuasan dan kenyamanan kepada para                              komitmen untuk memberikan
wisatawan sebagai pengguna layanan.                              kontribusi kepada masyarakat
         Pelayanan publik senantiasa                             daripada manajer usaha yang
berkembang seiring dengan                                        bertindak seolah-olah uang publik
perkembangan ilmu pengetahuan dan                                adalah miliknya.
teknologi serta semakin meningkatnya                          4. T h i n k s t r a t e g i c a l l y , a c t
tuntutan masyarakat terhadap kualitas                            democratically (Berpikir strategis,
pelayanan publik. Janet V. Denhardt                              bertindak demokratis). Program
                                       13
dan Robert B. Denhardt                                           dan kebijakan publik bisa efektif
mengumpulkan berbagai pandangan                                  dan tercapai melalui usaha kolektif
para pakar berkaitan tentang                                     dan proses kerjasama.
kewarganegaraan, komunitas dan                                5. Recognize that accountability isn't
masyarakat madani, humanisme                                     simple (Mengakui bahwa
organisasional dan administrasi publik                           akuntabilitas tidak sederhana).
baru, dan posmodern. Pemikiran                                   Pelayan publik harus lebih penuh
berbagai sudut pandang tersebut telah                            perhatian/atensif daripada pasar.
membantu merumuskan model                                     6. Serve rather than steer (Lebih
pelayanan publik baru (new public                                melayani daripada mengarahkan).

12 Lihat Mulyana, Slamet, Iriani Bakti dan Teddy K. Wirakusumah, 2001, Pelayanan Melalui Komunikasi Interpersonal
   terhadap Wisatawan di Cipanas Kabupaten Garut. Laporan penelitian, Jatingangor: Fakultas Ilmu Komunikasi
   Universitas Padjadjaran, hal. 25.
13 Lihat Denhardt, Janet V. dan Robert B. Denhardt, 2007, The New Public Service: Serving, Not Steering. M.E. Sharpe,
   Inc., New York, hal 42-43.



                                                                                                              2126
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Andi Wahyudi


    Nilai dasar kepemimpinan publik                       penyelenggaraan pelayanan publik
    adalah membantu masyarakat                            menjadi lebih transparan dan bisa
    mengartikulasikan kebutuhannya                        diaskes semua orang, seperti bisa
    dan sesuai dengan kepentingan                         diakses melalui internet. Bahkan
    bersama daripada mengontrol atau                      dewasa ini proses pelayanan publik di
    mengarahkan masyarakat.                               beberapa instansi bisa juga telah
7. Value people, not just productivity                    dilakukan secara online, baik melalui
    (Nilai masyarakat, bukan hanya                        jasa perbankan seperti pembayaran
    produktivitas). Organisasi publik                     rekening listrik, maupun melalui
    dan jaringan kerjanya bisa lebih                      internet seperti proses lelang
    berhasil apabila dilakukan melalui                    barang/jasa (e-procurement).
    proses kerjasama dan berdasar                                  Ruang lingkup pelayanan
    kepemimpinan bersama atas respek                      publik mempunyai berbagai dimensi
    untuk semua masyarakat.                               yaitu dimensi politik, ekonomi, sosial,
         Hakekat pelayanan publik,                        organisasi, serta komunikasi. Dimensi
menurut Keputusan Menpan, adalah                          politik berkaitan dengan hubungan
pemberian pelayanan prima kepada                          antara warga negara dengan pengambil
masyarakat yang merupakan                                 kebijakan pelayanan publik. Dimensi
perwujudan kewajiban aparatur                             ekonomi mencakup persoalan
pemerintah sebagai abdi masyarakat.14                     pembiayaan pelayanan publik apakah
Berdasarkan pengertian tersebut maka                      akan dibiayai oleh pemerintah
pelayanan publik adalah pelayanan                         sepenuhnya atau swasta. Dimensi
yang melebihi dari yang diinginkan                        sosial menyangkut pilihan-pilihan
masyarakat. Ini tentu bukan pekerjaan                     yang secara sengaja untuk
yang mudah karena seringkali sekedar                      mengalokasikan atau memproduksi
memenuhi keinginan masyarakat                             pelayanan publik kepada kelompok
secara minimal saja kadang belum bisa                     sosial tertentu. Dimensi organisasi dan
terwujud, apalagi melebihi keinginan                      komunikasi berkaitan dengan kinerja
masyarakat. Sementara seiring dengan                      organisasi, standart kinerja, aparat
berjalannya waktu tuntutan masyarakat                     pelaksana, komunikasi antara penyedia
                                                                                       15
terhadap kualitas pelayanan publik                        dan pengguna layanan. Kinerja
senantiasa berkembang dan                                 pelayanan publik setidaknya bisa
meningkat. Perkembangan ilmu                              dilihat dari beberapa perspektif, yaitu
pengetahuan dan teknologi telah                           perspektif penyedia layanan, perspektif
membuka akses masyarakat yang luas                        pembuat kebijakan, serta perspektif
terhadap sumber-sumber informasi,                         pengguna layanan publik.
dunia semakin terbuka dan masyarakat                               Efektivitas berasal dari kata
bisa membandingkan kualitas dan                           dasar efektif, diartikan sebagai keadaan
model-model pelayanan publik di                           hasil yang sesuai dengan yang
berbagai daerah bahkan di luar negeri.                    direncanakan atau yang diinginkan.
Hal ini juga turut meningkatkan                           Istilah lain yang biasa digunakan
tuntutan masyarakat agar proses                           adalah berhasil guna atau mencapai

14 Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelengaraan Pelayanan Publik.
15 Lihat Nurmandi, Achmad, 2010, Manajemen Pelayanan Publik. Yogyakarta: Sinergi Publishing, hal. 32-33.



2127
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

                                                                                                   Andi Wahyudi


tujuan/sasaran. Efektivitas pelayanan                       dan prasarana pelayanan (material),
publik (public service effectivity)                         dan metode (method) seperti standar
selanjutnya diartikan sebagai                               operasional prosedur (SOP). Tidak
tercapainya tujuan/sasaran pelayanan                        diperlukan komponen machine dalam
publik yang diselenggaraan oleh unit-                       konteks pelayanan pada tulisan ini
unit instansi pemerintah.                                   karena produk yang dihasilkan oleh
         Istilah efektif seringkali                         unit pelayanan dalam tulisan ini adalah
disandingkan dengan efisien. Efisiensi                      jasa, bukan barang. Sedangkan
kerja, menurut The Liang Gie16 adalah                       peralatan yang dipergunakan baik
perbandingan terbaik antara sesuatu                         berupa mesin dan sebagainya
kerja dengan hasil yang dicapai.                            merupakan faktor penunjang
Perbandingan terbaik tersebut bisa                          terselenggaranya pelayanan, dimana
dilihat dari 2 (dua) segi, yaitu sumber                     faktor tersebut dimasukkan sebagai
usaha dan hasil kerja. Dari segi sumber                     komponen sarana dan prasarana.
usaha, suatu kerja disebut efisien jika                              Namun semua komponen
hasil kerja tertentu yang diharapkan                        tersebut (man, money, material dan
tercapai dengan menggunakan atau                            method) tidak bisa memberikan
memanfaatkan berbagai unsur kegiatan                        kepuasan kepada pengguna layanan
(input) paling sedikit. Sedangkan dari                      tanpa dikemas dengan komunikasi
segi hasil kerja, disebut efisien jika                      yang baik kepada masyarakat. Seperti
dengan menggunakan sumber usaha                             sebuah kebijakan yang bagus tidak bisa
tertentu menghasilkan tujuan kegiatan                       dipahami oleh masyarakat apabila
(output) yang paling banyak. Perlunya                       tidak disosialisikan dengan baik
efisiensi di samping efektivitas dalam                      kepada stakeholder, terutama para
proses penyelenggaraan pelayanan                            pengguna layanan publik tersebut.
publik berkaitan dengan                                     Oleh karena itu, dalam organisasi
pertanggungjawaban penggunaan dana                          penyedia layanan publik perlu
negara untuk kesejahteraan rakyat.                          mengoptimalkan fungsi public relation
Oleh karena itu, jika implementasi                          sebagai komunikator resmi untuk
efisiensi dari segi hasil kerja dalam                       menyosialisasikan kebijakan-
penyelenggaraan pelayanan publik bisa                       kebijakan organisasi. Namun demikian
diwujudkan maka bisa memberikan                             fungsi public relation tidak hanya
output yang paling banyak bagi                              diperankan oleh unit Public Relation
masyarakat. Artinya ada potensi                             (Hubungan Masyarakat), tetapi dalam
masyarakat bisa menerima pelayanan                          praktek penyelenggaraan pelayanan
melebihi apa yang mereka harapkan                           publik fungsi tersebut perlu juga
atau pelayanan prima.                                       dilakukan oleh petugas yang secara
         Komponen utama yang harus                          langsung berhubungan dengan
dipenuhi dalam menyelenggarakan                             masyarakat. Oleh karena itu, jiwa
pelayanan publik adalah tersedianya                         public relation perlu dimiliki oleh para
sumber daya aparatur (man),                                 petugas yang secara langsung
ketersediaan anggaran (money), sarana                       berhubungan dengan masyarakat (front


16 Lihat Gie, The Liang, 1992, Cara Bekerja Efisien, Yogyakarta: Penerbit Liberty bekerjasama dengan Lembaga Bina
   Prestasi dan Sukses, hal. 1.



                                                                                                          2128
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Andi Wahyudi


liner). Posisi komunikasi dalam                       upaya diantaranya pengelolaan
penyelenggaraan pelayanan publik                      pengaduan masyarakat melalui Metode
dirumuskan dengan model sebagai                       Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
berikut:                                              dengan Partisipasi Masyarakat
                                                      berdasarkan Peraturan Menpan No. 13
                                                      Tahun 2009.
                                                               Proses yang harus dilakukan
                                                      sesuai metode tersebut adalah pertama,
                                                      melakukan penataan awal sebagai
                                                      persiapan berkaitan dengan unit/lokus
                                                      yang akan menerapkan metode tersebut
             Gambar 1.                                serta persiapan teknis yang diperlukan.
     Posisi Komunikasi dalam                          Kedua, menyelenggarakan lokakarya
Menunjang Efektifitas Pelayanan Publik                yang pertama tentang mekanisme
                                                      pengaduan masyarakat. Ketiga,
         Berdasarkan model gambar                     melakukan survei publik kepada
tersebut, terlihat bahwa komunikasi                   masyarakat. Keempat,
yang baik merupakan variabel antara                   menyelenggarakan lokakarya kedua
sebagai jembatan bagi para                            tentang analisis penyebab pengaduan
penyelenggara pelayanan publik untuk                  masyarakat dan rencana tindak nyata.
mewujudkan pelayanan publik yang                      Kelima, penandatangan janji perbaikan
efektif. Sedangkan komponen man,                      pelayanan dan rekomendasi oleh
m o n e y, m a t e r i a l d a n m e t h o d          pimpinan unit penyedia layanan. Serta
merupakan variabel bebas                              keenam adalah pemantauan dan
(independent) sebagai modal utama                     evaluasi terhadap realisasi atas janji
untuk mewujudkan public service                       perbaikan yang telah ditandatangani.
effectivity sebagai variabel tergantung                        Lokakarya pertama tentang
(dependent).                                          mekanisme pengaduan masyarakat
                                                      terhadap pelayanan di RSUD AW.
Komunikasi dalam Pelayanan di                         Sjahranie menghasilkan 35 pernyataan
Rumah Sakit                                           pengaduan masyarakat yang bersifat
        Pelayanan publik yang                         negatif. Artinya bahwa semua yang
diselenggarakan oleh rumah sakit                      masuk dalam daftar pernyataan
berdasarkan Kepmenpan No.                             tersebut berupa pengaduan terhadap
63/KEP/M.PAN/7/2003 termasuk                          pelayanan, bukan saran apalagi pujian.
dalam kelompok pelayanan jasa.                        Bahasa dalam pernyataan pengaduan
RSUD AW. Sjahranie merupakan salah                    tersebut juga merupakan bahasa dari
satu Rumah Sakit Tipe B Pendidikan                    persepsi masyarakat terhadap
milik Pemerintah Provinsi Kalimantan                  pelayanan rumah sakit. Daftar
Timur dan merupakan rumah sakit                       pernyataan pengaduan ini kemudian
rujukan di Kalimantan Timur yang                      dijadikan kuesioner survei publik.
berlokasi di Kota Samarinda. Dalam                    Kategori masyarakat sasaran yang
rangka meningkatkan kualitas                          menjadi responden survei tersebut
pelayanannya, manajemen RSUD AW.                      adalah mereka yang secara langsung
Sjahranie sedang melakukan berbagai                   mengalami atau menggunakan


2129
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

                                                                                            Andi Wahyudi


pelayanan rumah sakit, dan mereka                              prosedur pelayanan yang tidak
yang pernah mengetahui atau                                    dipahami oleh masyarakat secara
mendengar tentang keluhan terhadap                             jelas/gamblang; jumlah pasien tidak
pelayanan rumah sakit.                                         mampu lebih banyak daripada
           Berdasarkan hasil survei                            jumlah pasien yang mampu
publik yang telah dilakukan pada 12 -                          mengingat rumah sakit
21 April 2010 dan melibatkan 3.643                             tersebutsebagai rumah sakit rujukan
responden, diurutkan berdasarkan                               milik pemerintah; kurang
perolehan suara yang tertinggi. Hasil                          komunikasi antara petugas
survei yang telah diurutkan ini menjadi                        penyedia layanan dengan pasien
bahan pembahasan dalam lokakarya                               atau keluarga pasien; serta jasa
yang kedua yaitu lokakarya analisis                            pelayanan yang diselenggarakan
penyebab pengaduan masyarakat dan                              rumah sakit bervariasi dan berbeda-
rencana tindak nyata. Sebagian                                 beda sehingga setiap pasien dengan
pernyataan pengaduan setelah                                   kondisi tertentu memerlukan
dilakukan analisis, dicari faktor                              perlakuan yang berbeda.
penyebab serta solusi dalam lokakarya                       2. Untuk pengaduan "Dokter umum
kedua ternyata sangat berkaitan dengan                         kurang cepat melayani pasien,"
persoalan komunikasi antara penyedia                           dikonfirmasi oleh 1.631 responden.
layanan (rumah sakit) dengan                                   Petugas memberikan analisis
masyarakat pengguna layanan yaitu                              pendapat bahwa faktor
pasien dan keluarga pasien.                                    penyebabnya adalah dokter tersebut
           Delapan (dari 35 pernyataan                         masih dalam tahap pemantapan
pengaduan) yang telah dibahas dalam                            (dokter yunior) sehingga seringkali
lokakarya berkaitan dengan persoalan                           sangat berhati-hati dalam
komunikasi baik pengaduan                                      menangani setiap pasien untuk
masyarakat itu sendiri, faktor                                 mencegah kesalahan dalam
penyebab, dan solusi yang telah                                melakukan pemeriksaan; dokter
dirumuskan. Rincian pengaduan dan                              umum kadang harus konsultasi ke
analisis penyebabnya adalah sebagai                            dokter spesialis untuk memastikan
          17
berikut:                                                       jenis penyakit yang diderita pasien
1. Untuk pengaduan "Ada perbedaan                              serta tindakan yang perlu diambil;
   pelayanan atau diskriminasi                                 masyarakat kurang memahami
   terhadap pasien yang mampu dan                              Standar Operasional Prosedur
   tidak mampu," dikonfirmasi oleh                             (SOP) tentang pelayanan pasien
   1 . 7 6 0 r e s p o n d e n . Te r h a d a p                dokter umum; belum adanya rasa
   pengaduan tersebut setelah                                  memiliki RSUD di antara para
   dianalisis teryata, menurut petugas,                        petugas; dokter yang menangani
   disebabkan oleh beberapa hal yaitu                          pasien masih baru dan belum
   adanya salah persepsi masyarakat                            berpengalaman; rasio dokter dan
   pengguna layanan rumah sakit                                pasien tidak sesuai karena jumlah
   terhadap layanan yang                                       dokter yang sedikit harus melayani
   diselenggarakan oleh rumah sakit;                           pasien dengan jumlah yang banyak

17   Taufik, Andi, Akhmad Sirodz, & Andi Wahyudi., opcit.



                                                                                                   2130
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Andi Wahyudi


   sehingga memerlukan waktu yang                        belum terpadu antara satu unit
   cukup lama; dokter umum kurang                        dengan unit lain.
   komunikatif terhadap pasien dan                    5. Untuk pengaduan "Dokter yang
   keluarganya; dokter jenuh dan                         memeriksa di ruang rawat inap
   kelelahan karena banyak pasien;                       terlambat datangnya," dikonfirmasi
   reward dokter umum masih                              oleh 1.516 responden. Setelah
   kurang/minim.                                         dianalisis faktor penyebabnya yaitu
3. Untuk pengaduan "Perawat kurang                       karena dokter bekerja di beberapa
   merespon keluhan pasien,"                             rumah sakit, oleh karena itu harus
   dikonfirmasi oleh 1.599 responden.                    melayani pasien di rumah sakit lain
   Analisis penyebab terhadap                            terlebih dahulu sehingga terlambat
   pengaduan ini adalah jumlah                           datang di ruang rawat inap; dokter
   perawat dan pasien tidak seimbang                     masih menangani tindakan operasi
   dimana jumlah perawat yang                            segera/cito sebelum berkunjung ke
   terbatas harus melayani pasien yang                   ruang rawat inap; dokter harus
   banyak; banyak tugas perawat di                       melayani pasien di poliklinik dulu
   luar tugas sebenarnya (tugas                          sebelum berkunjung ke rawat inap;
   pokoknya) sehingga menambah                           belum adanya jam kunjungan/visit
   beban kerja perawat untuk                             dokter ke rawat inap secara tertulis
   mengerjakan tugas-tugas lain di luar                  sehingga ada jadwal resmi bagi para
   merawat pasien; perawat tidak                         dokter untuk melayani pasien di
   mendapatkan pembinaan dari                            ruang rawat inap.
   atasan; perawat merasa jenuh                       6. Untuk pengaduan "Rujukan untuk
   dengan beban pekerjaannya yang                        pasien keluarga miskin (Gakin)
   cukup tinggi; perawat kurang                          berbelit-belit," dikonfirmasi oleh
   belajar untuk menambah ilmu; tidak                    1.391 responden. Setelah dianalisis
   semua keluhan pasien merupakan                        faktor penyebabnya yaitu
   kewenangan perawat sehingga                           masyarakat keluarga miskin (gakin)
   perlu dikoordinasikan dengan                          tidak membawa surat sebagai
   manajemen atau atasan; sistem                         persyaratan administratif secara
   reward belum optimal.                                 lengkap; kurangnya tempat yang
4. Untuk pengaduan "Prosedur                             tersedia untuk mengurus jaminan
   pelayanan berbelit-belit,                             Askin; kurangnya informasi yang
   administrasi dulu baru ditangani,"                    diterima masyarakat tentang
   dikonfirmasi oleh 1.532 responden.                    pengurusan Askin; masyarakat
   Terhadap pengaduan tersebut                           tidak memahami prosedur tentang
   setelah dianalisis teryata, menurut                   gakin.
   petugas, disebabkan oleh beberapa                  7. Untuk pengaduan "Mushola tidak
   hal yaitu kurangnya komunikasi                        tersedia di setiap unit," dikonfirmasi
   antara petugas dengan pasien atau                     oleh 1.348 responden. Terhadap
   keluarga pasien dalam pelayanan                       pengaduan tersebut dianalisis
   administratif di rumah sakit;                         teryata, menurut petugas,
   penerapan komputerisasi sistem                        disebabkan oleh kurangnya
   pembayaran belum optimal; sistem                      informasi/tanda petunjuk menuju ke
   pembayaran terpisah-pisah atau                        mushola, walaupun tidak semua


2131
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

                                                                                      Andi Wahyudi


   unit terdapat mushola tetapi sudah              masyarakat adalah bahwa rumah sakit
   ada mushola dan masjid yang                     memperlakukan perbedaan atau
   representatif.                                  diskriminasi dalam pelayanan.
8. U n t u k p e n g a d u a n " S u r a t         Interpretasi ini bisa muncul karena
   Keterangan Tidak Mampu (SKTM)                   tidak adanya informasi atau penjelasan
   tidak berlaku jika tidak memiliki               kepada masyarakat pengguna layanan
   kartu 'Asmara'," dikonfirmasi oleh              tentang ketentuan kondisi pasien yang
   1.308 responden. Asmara adalah                  lebih kritis harus didahulukan.
   Asuransi Masyarakat Samarinda,                  Mengacu kepada model komunikasi
   sebuah program asuransi gratis dari             transaksional hal ini karena tidak ada
   Pemerintah Kota Samarinda yang                  kesamaan makna yang terbangun
   diberikan kepada masyarakat.                    antara penyedia dan pengguna layanan
   Setelah dianalisis faktor                       sebagai akibat tidak adanya penjelasan
   penyebabnya yaitu Masa berlaku                  baik secara lisan maupun tertulis
   SKTM hanya 1 bulan dan hanya                    bahwa pasien yang lebih kritis harus
   dikeluarkan oleh kecamatan;                     dilayani terlebih dulu.
   masyarakat kurang paham terhadap                        Tidak adanya kesamaan
   prosedur penggunaan SKTM.                       makna seperti itu juga terjadi pada
   Padahal ketentuan yang sebenarnya               pengaduan bahwa terjadinya
   adalah bahwa kartu Asmara tidak                 diskriminasi antara masyarakat yang
   berlaku jika tidak mempunyai                    mampu dan tidak mampu. Dalam
   SKTM.                                           pelayanan di bidang kesehatan,
                                                   masyarakat tidak mampu mempunyai
         Apabila dilihat secara sekilas            hak untuk menggunakan asuransi
beberapa pengaduan yang disampaikan                kesehatan bagi keluarga miskin
masyarakat dalam lokakarya tersebut                (gakin). Selain yang berasal dari
tidak berkaitan dengan persoalan                   pemerintah pusat yang berupa jaminan
komunikasi, tetapi setelah dilakukan               kesehatan masyarakat (jamkesmas),
analisis penyebab pengaduan ternyata               asuransi kesehatan untuk gakin juga
komunikasi menjadi salah satu                      diberikan oleh Pemerintah Kota
penyebabnya. Prosedur pelayanan dan                Samarinda dinamakan Asmara
bervariasinya karakteristik jasa                   (Asuransi Masyarakat Samarinda).
pelayanan di rumah sakit seringkali                Dalam penggunaan fasilitas tersebut di
tidak dipahami oleh masyarakat                     rumah sakit terdapat prosedur dan
pengguna layanan. Pelayanan yang                   ketentuan yang berbeda dengan
diberikan rumah sakit bervariasi dan               masyarakat bukan pengguna asuransi.
kondisi pasien berbeda-beda sehingga               Perbedaan ketentuan tersebut ternyata
penanganannya juga berbeda-beda.                   diberikan makna sebagai bentuk
Misalnya di Instalasi Gawat Darurat                diskriminasi oleh masyarakat
(IGD) berlaku ketentuan bahwa pasien               pengguna layanan.
yang kritis harus mendapat perawatan                       Permasalahan komunikasi
terlebih dulu dibanding pasien yang                tersebut terjadi pada komunikan
tidak kritis, walaupun datang lebih                (penerima pesan) maupun komunikator
akhir.                                             (pengirim pesan) sendiri.
         Interpretasi yang diberikan               Permasalahan terjadi pada


                                                                                             2132
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Andi Wahyudi


komunikator ketika tidak memberikan                            Penggunaan media sebagai
informasi (pesan) sebagai penjelasan                  alat bantu komunikasi berpotensi
yang selayaknya agar bisa dipahami                    memperkecil hambatan komunikasi
pasien atau keluarga pasien sebagai                   tersebut. Alat bantu komunikasi dalam
pengguna layanan. Seperti pada kasus                  pelayanan publik bisa berbentuk
"Perawat kurang merespon keluhan                      tulisan, gambar ataupun simbol-simbol
pasien". Jumlah perawat yang tidak                    yang relevan. Misalnya berkaitan
seimbang ataupun perawat kelelahan                    dengan pengaduan rumitnya prosedur
sebagai akibat beban kerja yang tinggi                atau alur pelayanan, bagi masyarakat
berpotensi menyebabkan terjadinya                     yang sudah sering menggunakan
hambatan dalam berkomunikasi                          layanan rumah sakit tersebut tidak
sehingga perawat tidak bisa                           menjadi persoalan karena mereka
mengirimkan pesan secara jelas kepada                 sudah mengetahui prosedur dan lokasi
pasien.                                               unit-unit pelayanan. Sedangkan bagi
         Permasalahan terjadi pada                    masyarakat yang baru pertama kali atau
pengguna layanan sebagai komunikan                    jarang menggunakan layanan tersebut
ketika tidak bisa menerima pesan yang                 maka kemungkinan tidak mengetahui
disampaikan dengan baik. Pengguna                     alur atau prosedur pelayanannya.
layanan rumah sakit pada umumnya                      Dengan media komunikasi tulisan dan
adalah masyarakat yang sedang                         gambar masyarakat bisa mengetahui
berkesusahan, yaitu pasien yang                       alur tersebut, yaitu misalnya memasang
mengalami gangguan kesehatan atau                     alur/prosedur pelayanan yang jelas
keluarga pasien penderita penyakit baik               dilengkapi dengan gambar atau simbol-
ringan maupun berat sehingga                          simbol yang menarik dan ditempatkan
cenderung lebih sensitif terhadap                     pada posisi yang mudah dilihat.
segala kekurangsempurnaan kecil                       Penggunaan gambar dan simbol
sekalipun dalam pelayanan. Hal ini                    disamping tulisan, diperlukan bagi
berpotensi terjadi hambatan dalam                     masyarakat yang tidak bisa membaca.
menjalin komunikasi bahkan tidak                      Hal ini mengingat bahwa pengguna
menutup kemungkinan terjadinya salah                  l a y a n a n r u m a h s a k i t
pengertian antara pasien dengan                       bervariasi/majemuk baik dari sisi
petugas.                                              pendidikan, usia, pekerjaan, dan
                                                      sebagainya.


                                           SIMBOL / TANDA,

           KOMUNIKATOR                         GAMBAR,                       KOMUNIKAN
                                               TULISAN,



                Gambar 2. Interaksi Dua Arah antara Komunikator dan Komunikan




2133
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

                                                                                       Andi Wahyudi


        Disamping pengaduan yang                    unit yang terkait dengan pelayanan di
telah disebutkan di atas, beberapa                  bidang kesehatan.
pengaduan juga disampaikan oleh                             Aspek pertama, berkaitan
masyarakat dimana kewenangannya                     dengan penyediaan kelengkapan
bukan merupakan kewenangan                          sarana dan prasarana pelayanan di
manajemen rumah sakit, yaitu                        RSUD. AW. Sjahranie dilakukan
pengaduan terhadap pelayanan Askes                  dengan membuat berbagai media
dan persediaan darah yang menjadi                   informasi yang jelas dan mudah
tugas PMI. Ketidaktahuan mengenai                   dipahami masyarakat pengguna
pemilik kewenangan ini                              layanan. Mengingat masyarakat
mengakibatkan persepsi masyarakat                   pengguna layanan rumah sakit ini
terhadap kualitas pelayanan di unit-unit            majemuk maka media yang digunakan
tersebut dianggap sebagai kinerja                   juga perlu dibuat bervariasi antara lain
pelayanan rumah sakit sehingga                      dalam bentuk audio, tulisan,
muncul pada lokakarya sebagai                       tanda/petunjuk arah, serta
pernyataan pengaduan masyarakat.                    bagan/diagram alir yang ditempatkan
        Memperhatikan fakta-fakta di                di lokasi yang strategis mudah dilihat
atas dan mengacu kepada efektifitas                 oleh pengunjung, seperti di pintu
komunikasi menurut Wilbur Schramm                   masuk, loket, ruang tunggu, serta untuk
maka kurang efektifnya komunikasi                   tanda/petunjuk arah selain bisa
dalam pemberian pelayanan di rumah                  ditempatkan di dalam ruangan (indoor)
sakit dikarenakan minimnya peran                    juga dipasang di luar ruangan (outdor).
petugas dalam menggunakan simbol-                   Seperti petunjuk lokasi IGD, apotek,
simbol komunikasi yang mudah dilihat                mushola, ataupun toilet dengan
dan dipahami oleh paseien dan                       menggunakan gambar anak panah.
keluarga pasien. Pengguna layanan                           Informasi audio selama ini
belum menemukan pesan yang                          telah dilakukan dengan memasang
menarik yang mudah mereka pahami                    perangkat loud speaker di hampir
sesuai dengan kebutuhan mereka,                     semua plafon ruangan dan
sehingga kebutuhan pribadi mereka                   dioperasikan secara sentral oleh
belum terpenuhi secara optimal.                     petugas. Dengan cara ini informasi
        Beberapa rancangan solusi                   yang penting dan mendesak
telah dirumuskan sebagai upaya                      disampaikan oleh petugas bisa
menanggapi pengaduan masyarakat                     terdengar oleh pengunjung dan petugas
dalam rangka meningkatkan kualitas                  di semua ruangan secara cepat.
pelayanan publik di RSUD. AW.                               Aspek kedua, peningkatan
Sjahranie. Solusi ini bisa dikategorikan            komunikasi dengan pasien dan
ke dalam beberapa aspek, yaitu                      keluarga pasien dan masyarakat.
berkaitan dengan penyediaan                         Apabila aspek yang pertama di atas
kelengkapan sarana dan prasarana,                   berkaitan dengan perlengkapan media
peningkatan komunikasi dengan pasien                yang digunakan maka pada aspek
d a n k e l u a rg a p a s i e n m a u p u n        kedua ini berkaitan dengan cara dan
masyarakat, meningkatkan komunikasi                 muatan yang disampaikan petugas
dengan struktur pemerintah, serta                   kepada masyarakat pengguna layanan
peningkatan koordinasi dengan unit-                 rumah sakit. Peningkatan komunikasi


                                                                                              2134
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Andi Wahyudi


ini bisa dilakukan secara interpersonal                    dikatakan ada 4 (empat) kategori yang
antara petugas dengan pasien atau                          disimbolkan dengan warna, yaitu
k elu arg a p as ien , ar tin y a p o la                   hitam, merah, kuning, dan hijau dimana
komunikasi yang dilakukan adalah                           warna tersebut mencerminkan urgensi
bertemu secara langsung antara                             p e n a n g a n a n n y a . Wa r n a h i t a m
petugas dengan pasien atau keluarga                        menunjukkan kondisi pasien sudah
pasien, misalnya untuk menjelaskan                         meninggal (deceased). Warna merah
hal-hal yang berkaitan dengan penyakit                     menunjukkan kondisi pasien yang
pasien serta upaya penyembuhannya.                         harus segera ditangani (immediate).
Komunikasi secara tidak langsung                           Warna kuning menunjukkan kondisi
berkaitan dengan jadwal visit dokter di                    pasien yang perawatannya masih bisa
ruang rawat inap, standar pelayanan                        ditunda (delayed) sementara tenaga
yang meliputi prosedur, waktu dan                          medis mas ih menangani yang
biaya pelayanan. Peningkatan                               immediate. Sedangkan warna hijau
komunikasi dengan masyarakat juga                          menunjukkan kondisi pasien yang
bisa dilakukan melalui sosialisasi                         relatif baik dan hanya memerlukan
kebijakan-kebijakan rumah sakit                            penanganan kecil (minor). Ada juga
dengan menggunakan media massa.                            yang menggunakan warna biru yang
                                                                                                     18
         Mengefektifkan dan                                mencerminan kondisi tidak darurat .
mensosialisasikan metode triage bagi                                  Ukuran waktu maksimum
penanganan pasien di unit atau instalasi                   penanganan pasien, Australian Triage
pelayanan darurat (UGD atau IGD)                           Scale (ATS) memformulasikan 5 (lima)
menjadi salah satu upaya penanganan                        kategori yaitu ATS1 dengan acuity
pasien darurat secara lebih cepat dan                      (waktu maksimal yang diperlukan
adil. Triage adalah metode prioritasi                      untuk menunggu dan mengambil
penanganan pasien dalam kondisi                            keputusan) adalah immediate dengan
darurat dan biasanya dalam massal                          Performance Indicator Threshold
dengan cara memisahkan pasien                              (PIT) 100% yang merupakan kondisi
berdasarkan kondisi tingkat kekritisan                     paling darurat dan yang paling
atau kegawatan yang dialami pasien,                        diprioritaskan untuk segera ditangani.
seperti ketika terjadi bencana yang                        Kategori selanjutnya adalah ATS2
mangkibatkan banyak korban. Tetapi                         dengan acuity 10 menit dan PIT 80%.
metode ini juga bisa digunakan dalam                       Kategori ATS 3 memiliki acuity 30
kondisi normal di unit-unit layanan                        menit dan PIT 75%. Kategori ATS4
darurat. Triage menggunakan simbol                         memiliki acuity 60 menit dan PIT 70%,
warna yang dilabelkan kepada pasien                        serta kategori ATS5 dengan acuity 120
dan warna tersebut mencerminkan                            menit dan PIT 70%.19
level kondisi pasien. Di berbagai                                     Penggunaan simbol dan tanda
negara memiliki kategori yang                              warna yang digunakan dalam metode
berbeda-beda, tetapi secara umum bisa                      triage merupakan bentuk komunikasi

18 Slide presentasi Julia Fuzak dan Patrick Mahar, 2009, Emergency Department Triage, dalam
   http://www.sld.cu/galerias/pdf/sitios/ucipediatria/emergency_department_triage2-2mejor.pdf diunduh tanggal 9
   November 2010
19 T r i a g e I n T h e E m e r g e n c y D e p a r t m e n t : G e n e r a l P r i n c i p l e s d a l a m
   http://wacebnm.curtin.edu.au/workshops/Triage.pdf diunduh tanggal 9 November 2010



2135
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

                                                                                     Andi Wahyudi


non verbal antara penyedia dan                    dengan persediaan darah dan layanan
pengguna layanan di UGD, serta                    Askes perlu ditanggapi dengan
bentuk komunikasi antar petugas                   peningkatan koordinasi dengan kedua
sendiri. Dengan melihat simbol warna              institusi tersebut. Koordinasi dengan
tersebut semua pihak bisa mengetahui              PMI dalam rangka meningkatkan
level kekritisan pasien. Upaya ini                kelancaran pasokan kebutuhan darah
menjadi salah satu solusi bagi                    golongan tertentu yang diperlukan
penanganan pasien di Unit Gawat                   secara mendesak dalam penanganan
Darurat.                                          pasien.
         Aspek ketiga, meningkatkan                        Ti n d a k l a n j u t k e g i a t a n
komunikasi dengan struktur                        pengelolaan pengaduan masyarakat
pemerintahan, yaitu pemerintah                    setelah implementasi janji perbaikan
kabupaten/kota, kecamatan, dan                    adalah melakukan survei ulang kepada
kelurahan/desa. Komunikasi dengan                 masyarakat dengan menggunakan
instansi pemerintahan ini dalam rangka            instrumen yang sama sebagaimana
mensosialisasikan kelengkapan berkas              survei awal. Survei ulang ini dilakukan
yang diperlukan bagi pasien gakin                 untuk mengetahui perubahan yang
(keluarga miskin) hingga ke tingkat               terjadi sebelum dan setelah
kecamatan dan kelurahan/desa. Hal ini             implementasi janji perbaikan layanan.
dimaksudkan agar semua pasien gakin               Hasil survei ulang ini mencerminkan
yang memanfaatkan fasilitas                       penilaian masyarakat terhadap
keringanan biaya dari pemerintah bisa             perubahan yang terjadi setelah realisasi
melengkapi semua berkas persayaratan              janji perbaikan layanan.
administratif sejak dari tingkat                           Selama proses realisasi janji
kelurahan/desa mengingat pengguna                 perbaikan tersebut, kontrol masyarakat
layanan di rumah sakit ini tidak hanya            tetap bisa dilakukan dengan memantau
bersal dari dalam Kota Samarinda                  janji-janji yang sudah bisa
tetapi juga berasal dari luar Kota                direalisasikan dan janji-janji yang
Samarinda. Dengan demikian ketika                 belum bisa direalisasikan, serta
sudah berada di rumah sakit para pasien           masyarakat bisa melakukan konfirmasi
gakin sudah bisa cepat terlayani karena           kepada penyedia layanan tersebut
memiliki persyaratan yang diperlukan              mengenai alasan mengapa ada janji
dan tidak perlu lagi disibukkan dengan            yang belum bisa direalisasikan. Oleh
kewajiban pemenuhan persyaratan                   karena itu, adanya transparansi
administratif. Sosialisasi dengan                 terhadap pelaksanaan janji merupakan
menggunakan struktur pemerintahan                 kebutuhan bagi masyarakat yang perlu
juga berkaitan dengan urgensi rujukan             diberikan ruang oleh manajemen
bagi pasien yang hendak                           rumah sakit sebagai upaya
direkomendasikan untuk dirawat di                 mengkomunikasikan pelaksanaan
rumah sakit.                                      janji-janjinya.
         A s p e k k e e m p a t ,                         Pembenahan dan perbaikan
meningkatkan koordinasi dengan unit-              kualitas pelayanan publik terus
unit lain yang terkait dengan pelayanan           dilakukan. Selain menggunakan
kesehatan seperti PMI dan Askes.                  pendekatan partisipatif tersebut,
Masuknya keluhan yang berkaitan                   Manajemen RSUD AW. Sjahranie juga


                                                                                            2136
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Andi Wahyudi


sedang berupaya menerapkan ISO                         hanya "membeli" jasa rumah sakit dan
9000 tentang Sistem Manajemen Mutu.                    mendapatkan jasa yang diinginkan,
Sistem manajemen mutu merupakan                        tetapi masyakat sudah mulai menjadi
upaya perbaikan manajemen internal                     mitra dan terlibat secara langsung
sehingga semua kegiatan manajemen                      dalam upaya peningkatan kualitas
yang dilakukan terencana dan terekam                   pelayanan.
dengan baik, agar setiap permasalahan
yang terjadi bisa ditelusuri dan                       Penutup
dicarikan solusinya dengan lebih cepat                        Komunikasi bukan hanya
dan akurat.                                           dalam pengertian verbal yaitu
         Dalam sistem manajemen                       pembicaraan 2 (dua) orang atau lebih
pelayanan publik, kualitas sumber daya                secara bertemu langsung maupun
aparatur (man) menempati posisi kunci                 dengan menggunakan alat-alat
sehingga perlu menjadi fokus perhatian                komunikasi jarak jauh seperti radio,
utama. Kemudian didukung oleh                         telepon, ataupun surat. Komunikasi
kelengkapan sarana dan prasarana                      bisa juga dilakukan dengan cara non
(material) serta biaya anggaran                       verbal dan secara tidak langsung
(money) yang memadai. Oleh karena                     seperti menggunakan tanda atau
pelayanan rumah sakit merupakan                       simbol yang bisa dimengerti atau
pelayanan jasa (bukan barang) maka                    dipahami oleh para pihak yang terlibat,
tidak diperlukan machine sebagai alat                 yaitu komunikator dan komunikan.
produksi. Alat produksi yang utama                    Kedua jenis komunikasi baik verbal
dalam pelayanan di rumah sakit adalah                 dan non verbal tersebut saling
SDM aparatur dan sarana-prasarana itu                 melengkapi dan keduanya sangat
sendiri. Kualitas SDM aparatur yang                   diperlukan dalam praktek
kompeten (meliputi kapasitas                          penyelenggaraan pelayanan publik.
knowledge, skill and attitude) yang                   Berdasarkan uraian di atas maka bisa
didukung oleh kelengkapan penunjang                   disimpulkan beberapa hal berkaitan
dan metode yang tepat merupakan                       dengan praktek komunikasi yang
modal untuk menciptakan sebuah                        terjadi dalam penyelenggaraan
sistem yang kondusif bagi                             pelayanan publik di RSUD. AW.
penyelenggaraan pelayanan.                            Syahranie sebagai berikut:
         Apa yang telah dilakukan                     1. Komunikasi yang terjadi antara
rumah sakit tersebut merupakan                            penyedia dan pengguna layanan
langkah awal untuk mewujudkan The                         rumah sakit tersebut selama ini
New Public Service sebagaimana yang                       kurang interaktif dan kurang efektif
disampaikan oleh Janet V. Denhardt                        sehingga muncul kesalahan
dan Robert B. Denhardt. Kepentingan                       persepsi masyarakat sebagai
publik mulai ditempatkan sebagai                          pengguna layanan terhadap petugas
fokus pelayanan dengan melibatkan                         maupun proses pelayanan di rumah
masyarakat untuk bersama-sama                             sakit. Kurang efektifnya
memecahkan masalah berkaitan                              komunikasi tersebut karena
dengan pelayanan kesehatan.                               masyarakat kurang mengetahui
Masyarakat tidak lagi ditempatkan                         upaya yang telah dilakukan oleh
sebagai konsumen semata-mata yang                         manajemen rumah sakit sehingga


2137
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

                                                                                     Andi Wahyudi


   mengambil dugaan bahwa rumah                   yang baik antara penyedia dan
   sakit sebagai penyedia layanan                 pengguna layanan. Tanpa komunikasi
   tidak memberikan pelayanan secara              yang baik maka masyarakat tidak
   optimal.                                       mengetahui upaya apa yang telah
2. Pentingnya (urgensi) komunikasi                dilakukan oleh unit penyedia layanan
   dalam pelayanan publik karena                  publik.
   komunikasi bisa menjadi penyebab
   dan juga bisa menjadi solusi untuk             Daftar Pustaka
   memecahkan persoalan dalam                     Anonim, Triage In The Emergency
   proses penyelenggaraan pelayanan.                      Department: General
   Komunikasi ini dilakukan untuk                         Principles dalam
   membangun kesamaan makna atas                          http://wacebnm.curtin.edu.au/
   pesan yang dikirimkan dalam                            w o r k s h o p s / Tr i a g e . p d f
   kegiatan pelayanan publik,                             diunduh tanggal 9 November
   dilakukan dengan memberikan                            2010
   informasi secara jelas berbagai hal            Denhardt, Janet V. & Denhardt, Robert
   terkait, seperti prosedur dan                          B., 2007, The New Public
   persyaratan, fasilitas, hak dan                        Service: Serving, Not Steering.
   kewajiban masyarakat dan                               New York: M.E. Sharpe, Inc.
   sebagainya.                                    Effendy, Onong Uchjana, 2000, Ilmu,
3. Komunikasi efektif bila pesan bisa                     Te o r i d a n F i l s a f a t
   diterima dengan baik dan dipahami                      Komunikasi. Bandung:
   kemudian menghasilkan respon                           Penerbit Citra Aditya Abadi,
   yang positif. Komunikasi ini bisa                      Cet-2.
   dilakukan secara lisan dua arah oleh           Fuzak, Julia dan Patrick Mahar, 2009,
   petugas secara interpersonal, bisa                     E m e rg e n c y D e p a r t m e n t
   juga menggunakan media audio                           Triage, slide presentasi dalam
   visual, tulisan atau simbol/gambar                     http://www.sld.cu/galerias/pdf
   yang menarik dan ditempatkan di                        /sitios/ucipediatria/emergency
   berbagai tempat yang mudah dilihat                     _department_triage2-
   pengunjung. Kejelasan informasi                        2mejor.pdf diunduh tanggal 9
   dalam penyelenggaraan pelayanan                        November 2010
   publik juga sebagai bentuk                     Gie, The Liang, 1992, Cara Bekerja
   transparansi dalam                                     Efisien, Yogyakarta: Penerbit
   penyelenggaraan pelayanan publik.                      Liberty bekerjasama dengan
                                                          Lembaga Bina Prestasi dan
        Komunikasi dalam                                  Sukses.
penyelenggaraan pelayanan memiliki                Komala, Lukiati, 2009, Ilmu
peran yang sangat penting. Oleh karena                    Komunikasi: perspektif,
itu, dalam proses penyelenggaraan                         P ro s e s , d a n K o n t e k s .
pelayanan publik semua kelengkapan                        Bandung: Widya Padjajaran.
yang meliputi ketersediaan SDM,                   Mulyana, Slamet, Iriani Bakti dan
anggaran biaya, sarana dan prasarana                      Teddy K. Wirakusumah, 2001,
serta metode pemberian pelayanan                          Pelayanan Melalui
perlu dikemas dengan komunikasi                           Komunikasi Interpersonal


                                                                                            2138
URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Andi Wahyudi


        t e rh a d a p Wi s a t a w a n d i            Peraturan Menpan No. 13 Tahun 2009
        Cipanas Kabupaten Garut.                               tentang Pedoman Peningkatan
        Jatinangor: Fakultas Ilmu                              Kualitas Pelayanan Publik
        Komunikasi Universitas                                 dengan Partisipasi
        Padjadjaran.                                           Masyarakat.
Nurmandi, Achmad, 2010, Manajemen                      Undang-Undang No. 25 Tahun 2009
        Pelayanan Publik.                              tentang Pelayanan Publik
        Yo g y a k a r t a : S i n e r g i
        Publishing.
Sukasah, Tony, 2004, Pengaruh Iklim
        Komunikasi Organisasi dan
        Aliran Informasi dalam
        Pelayanan Publik Terhadap
        Kepuasan Masyarakat di
        Kabupaten Bekasi, Program
        Pascasarjana Universitas
        Padjajaran, Bandung,
        http://www.scribd.com/doc/2
        2088675/PENGARUH-
        IKLIM-KOMUNIKASI-
        ORGANISASI-DAN-
        ALIRAN-INFORMASI-
        D A L A M - P E L AYA N A N -
        PUBLIK-TERHADAP-
        K E P U A S A N -
        M A S YA R A K AT- D I -
        K A B U PAT E N - B E K A S I
        diunduh tanggal 21 Mei 2010.
Taufik, Andi, Akhmad Sirodz, & Andi
        Wa h y u d i , 2 0 1 0 , H a s i l
        Lokakarya Analisis Masalah
        Penyebab Pengaduan
        Masyarakat dan Rencana
        Ti n d a k N y a t a . L a p o r a n
        fasilitasi tidak diterbitkan,
        Samarinda: PKP2A III LAN
        bekerjasama dengan RSUD
        AW. Sjahranie.
Zamroni, Mohammad, 2009, Filsafat
        Komunikasi, Yogyakarta:
        Graha Ilmu.
Keputusan Menpan No.
        6 3 / K E P / M . PA N / 7 / 2 0 0 3
        tentang Pedoman Umum
        Penyelengaraan Pelayanan
        Publik.

2139
ANALISIS KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH GIZI
         DIKALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN PENGALAMAN
                        BERBAGAI NEGARA
                                        Oleh: Bernatal Saragih1

                                                  Abstract
Over this time period, strategies for implementing effective nutrition intervention programs
 have long been sought after. These have stressed not only feasibility of implementation and
  short-term out-comes, but efforts to promote sustainable nutrition programs have been of
  great concern. The nutrition intervention programs succeed at province East Kalimantan
should identified mechanisms by which experience to efforts develop recovery of community
     nutrition status not enough revitalization of Posyandu and Puskesmas but should be
  integrated development which to make a village as integrated development planning unit
  with nutrition as a part of welfare indicator community. To make these integrative efforts
  possible, political will, social mobilization, nutritionist and other related personnel must
  understand the nature of nutrition problems and have access to information system which
                             provides proper and timely information.

   Keywords: Nutrition Problems, Intervention Programs, Experience In Other Countries



Latar Belakang                                               kurang 10,8 persen, gizi baik 78,3
         Masalah gizi sebenarnya tidak                       persen dan gizi lebih 2,5 persen
hal baru yang terjadi di Kalimantan                          (Saragih, 2009). Sungguh ironis
Timur, Indonesia dan berbagai belahan                        memang dengan propinsi kaya masih
dunia. Di Indonesia sekitar 45-55%                           bergelut dengan kemiskinan dan gizi
anak-anak di pedesaan pada rentang                           kurang dan buruk diberbagai daerah.
usia tersebut mengalami "stunting" dan                       Indikasi ini menunjukkan indeks
sekitar 10% mengalami "wasting" dan                          pembangunan manusia (IPM) masih
jumlah tersebut tidak berubah selama                         menyisakan masalah yang rumit yang
usia prasekolah. Defisit riboflavin pada                     segera harus ditangani dalam
remaja di Indonesia 59-96% dan                               pembangunan kedepan oleh
prevalensi gizi kurang (kurus) 17,4%.                        pemerintah provinsi Kalimantan
Masalah gizi di Kalimantan Timur                             Timur.
rentan dengan kemiskinan dan pola                                     Kemiskinan adalah keadaan
pengasuhan anak oleh keluarga                                dimana terjadi kekurangan hal-hal
termasuk asuh makan, kesehatan,                              yang biasa untuk dipunyai seperti
kebersihan dan bermain. Hasil                                makanan, pakaian, tempat berlindung
penelitian pada keluarga miskin di                           dan air minum, hal-hal ini berhubungan
Kalimantan Timur menunjukkan                                 erat dengan kualitas hidup.
persentase gizi buruk 5,8 persen, gizi                       Kemiskinan bisa dikelompokan dalam


1 Penulis adalah Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Unmul. Doktor Bidang Ilmu Gizi



                                                                                              2140
ANALISIS KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH GIZI DIKALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN PENGALAMAN BERBAGAI NEGARA

Bernatal Saragih


dua kategori, yaitu Kemiskinan absolut                         Dari gambaran kemiskinan
dan Kemiskinan Relatif. Kemiskinan                     dan masalah gizi menjadi indikasi
absolut mengacu pada satu set standar                  keberhasilan dalam pembangunan
yang konsisten, tidak terpengaruh oleh                 suatu daerah atau bangsa. Keberhasilan
waktu dan tempat/negara. Sebuah                        pembangunan nasional suatu bangsa
contoh dari pengukuran absolut adalah                  atau daerah ditentukan oleh
persentase dari populasi yang makan                    ketersediaan sumberdaya manusia
dibawah jumlah yang cukup menopang                     (SDM) yang berkualitas, memiliki fisik
kebutuhan tubuh manusia (kira-kira                     yang tangguh, mental yang kuat dan
2000-2500 kalori per hari untuk laki                   kesehatan yang prima serta penguasaan
laki dewasa).                                          ilmu pengetahuan dan teknologi yang
        Bank Dunia mendefinisikan                      akhirnya meningkatkan produktivitas.
kemiskinan absolut sebagai hidup                       Pemecahan masalah gizi tentunya
dengan pendapatan dibawah USD $1                       memerlukan program kegiatan yang
per hari dan Kemiskinan menengah                       direncanakan secara tepat. Pendekatan
untuk pendapatan dibawah $2 USD per                    top down dalam perencanaan dan
hari, dengan batasan ini maka                          pelaksanaan program dirasakan kurang
diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang                 tepat, mengingat perbedaan potensi
didunia mengkonsumsi kurang dari $1                    sumberdaya alam dan sumberdaya
USD per hari dan 2,7 miliar orang                      manusia serta masalah yang dialami.
didunia mengkonsumsi kurang dari $2                    Idealnya perencanaan dan pelaksanaan
USD per hari (Word Bank, 2007 dalam                    program dilakukan dengan pendekatan
Saragih, 2009).                                        bottom up, dimana masyarakat
        Jumlah penduduk miskin di                      setempat diharapkan mampu
Kalimantan Timur hingga akhir 2005                     merumuskan permasalahan yang
diperkirakan mencapai 760.000 jiwa                     dihadapi kemudian merancang
yang terdiri dari 190.000 rumah tangga                 pendektan berdasarkan potensi yang
miskin (RTM) dan pada tahun 2008                       dimilikinya. Pendekatan ini
berjumlah 324.000 orang (10,66%)                       membutuhkan partisifasi masyarakat,
(Bappeda, 2009).Dari hasil konferensi                  sehingga unsur lain diluar masyarakat
Dewan Ketahanan Pangan 2002 telah                      seperti pemerintah maupun lembaga
membingkai sebuah gagasan                              yang menaruh perhatian dalam upaya
"perwujudan ketahanan pangan untuk                     pemecahan masalah dimasyarakat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,                      diharapkan lebih banyak bertindak
persatuan bangsa dan mengikis                          sebagai fasilisator atau dinamisator
kemiskinan" dalam kesepakatan global                   (Saragih, 2008).
(Millenium Development Global) juga
telah menetapkan pada tahun 2015                       Penyebab Masalah Gizi
menurunkan kemiskinan separuh dari                             Pertumbuhan dan masalah gizi
tahun 1990 dengan penjabaran pertama                   merupakan masalah yang multi
indikator ke empat adalah menurunkan                   dimensi, dipengaruhi oleh berbagai
prevalensi angka gizi kurang anak                      faktor. Penyebab langsung gizi kurang
balita dan indikator kelima                            adalah makan tidak seimbang, baik
menurunkan jumlah penduduk defisit                     jumlah dan mutu asupan gizinya, di
energi (konsumsi energi dibawah 70%                    samping itu asupan zat gizi tidak dapat
anjuran kebutuhan).                                    dimanfaatkan oleh tubuh secara

2141
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK

More Related Content

Similar to KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK

ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...Adijaya Group
 
Duwi nofiana d24180070 kkn unusida berdaya_pgsd
Duwi nofiana d24180070 kkn unusida berdaya_pgsdDuwi nofiana d24180070 kkn unusida berdaya_pgsd
Duwi nofiana d24180070 kkn unusida berdaya_pgsdDuwiNoviana
 
UAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiUAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiSerenity 101
 
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...Ahmad Irfansyah
 
Kapasitas Inovasi dan Kolaborasi Governance
Kapasitas Inovasi dan Kolaborasi GovernanceKapasitas Inovasi dan Kolaborasi Governance
Kapasitas Inovasi dan Kolaborasi GovernanceTri Widodo W. UTOMO
 
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanRarasati Aningsih
 
Laporan akhir kkn ani qotul azizah
Laporan akhir kkn ani qotul azizahLaporan akhir kkn ani qotul azizah
Laporan akhir kkn ani qotul azizahAniqotulazizah
 
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasievaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasiBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...INSISTPress
 
Jurnal Artikel Ilmiah
Jurnal Artikel IlmiahJurnal Artikel Ilmiah
Jurnal Artikel IlmiahRufki Vinanda
 
Laporan KKN (Ainun Sa'diyah)
 Laporan KKN  (Ainun Sa'diyah) Laporan KKN  (Ainun Sa'diyah)
Laporan KKN (Ainun Sa'diyah)AinunSadiyah1
 
Modul whole of government cetak
Modul whole of government cetakModul whole of government cetak
Modul whole of government cetakHarun Surya
 
Laporan kkn desa jayasakti universitas islam 45 bekasi
Laporan kkn desa jayasakti universitas islam 45 bekasiLaporan kkn desa jayasakti universitas islam 45 bekasi
Laporan kkn desa jayasakti universitas islam 45 bekasiNur Anisa Rachmawati
 

Similar to KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK (20)

ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
 
Isu kontemporer
Isu kontemporerIsu kontemporer
Isu kontemporer
 
Jurnal Borneo Administrator, Vol. 8 No. 2 Tahun 2012
Jurnal Borneo Administrator, Vol. 8 No. 2 Tahun 2012Jurnal Borneo Administrator, Vol. 8 No. 2 Tahun 2012
Jurnal Borneo Administrator, Vol. 8 No. 2 Tahun 2012
 
Duwi nofiana d24180070 kkn unusida berdaya_pgsd
Duwi nofiana d24180070 kkn unusida berdaya_pgsdDuwi nofiana d24180070 kkn unusida berdaya_pgsd
Duwi nofiana d24180070 kkn unusida berdaya_pgsd
 
UAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiUAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan Negosiasi
 
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
 
Kapasitas Inovasi dan Kolaborasi Governance
Kapasitas Inovasi dan Kolaborasi GovernanceKapasitas Inovasi dan Kolaborasi Governance
Kapasitas Inovasi dan Kolaborasi Governance
 
Makalh esdm
Makalh esdmMakalh esdm
Makalh esdm
 
Jurnal Borneo Administrator Vol. 8 No. 3 Tahun 2012
Jurnal Borneo Administrator Vol. 8 No. 3 Tahun 2012Jurnal Borneo Administrator Vol. 8 No. 3 Tahun 2012
Jurnal Borneo Administrator Vol. 8 No. 3 Tahun 2012
 
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
 
Laporan akhir kkn ani qotul azizah
Laporan akhir kkn ani qotul azizahLaporan akhir kkn ani qotul azizah
Laporan akhir kkn ani qotul azizah
 
Redenominasi
RedenominasiRedenominasi
Redenominasi
 
PPT IBAL.pptx
PPT IBAL.pptxPPT IBAL.pptx
PPT IBAL.pptx
 
hilirisasi.pdf
hilirisasi.pdfhilirisasi.pdf
hilirisasi.pdf
 
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasievaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
evaluasi kinerja pemprov dalam penyelenggaraan kewenangann dekonsentrasi
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
 
Jurnal Artikel Ilmiah
Jurnal Artikel IlmiahJurnal Artikel Ilmiah
Jurnal Artikel Ilmiah
 
Laporan KKN (Ainun Sa'diyah)
 Laporan KKN  (Ainun Sa'diyah) Laporan KKN  (Ainun Sa'diyah)
Laporan KKN (Ainun Sa'diyah)
 
Modul whole of government cetak
Modul whole of government cetakModul whole of government cetak
Modul whole of government cetak
 
Laporan kkn desa jayasakti universitas islam 45 bekasi
Laporan kkn desa jayasakti universitas islam 45 bekasiLaporan kkn desa jayasakti universitas islam 45 bekasi
Laporan kkn desa jayasakti universitas islam 45 bekasi
 

More from Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN

Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKNPolicy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKNBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 

More from Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN (20)

Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
 
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKNPolicy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
 
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
 
Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020
Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020
Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020
 
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
 
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
 
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
 
Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)
Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)
Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)
 
Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019
Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019
Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019
 
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASNPolicy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
 
Policy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASN
Policy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASNPolicy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASN
Policy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASN
 
Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
 
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpimKajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
 
Telaahan TPP Kaltim 2016
Telaahan TPP Kaltim 2016Telaahan TPP Kaltim 2016
Telaahan TPP Kaltim 2016
 
Policy Brief 2016 (Diskresi)
Policy Brief 2016 (Diskresi)Policy Brief 2016 (Diskresi)
Policy Brief 2016 (Diskresi)
 
Policy Brief 2016 (Potensi SDM)
Policy Brief 2016 (Potensi SDM)Policy Brief 2016 (Potensi SDM)
Policy Brief 2016 (Potensi SDM)
 
Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)
Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)
Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)
 
Policy Brief 2016 (kapasitas desa)
Policy Brief 2016 (kapasitas desa)Policy Brief 2016 (kapasitas desa)
Policy Brief 2016 (kapasitas desa)
 
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ PerbatasanPresentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
 

KEBIJAKAN PUBLIK YANG ANKRONISTIK

  • 1. ISSN: 1858-0300 Anggota ISBN/KDN No. 979-99635-1-6 Akreditasi LIPI No. : 311/Akred-LIPI/P2MBI/10/2010 Jurnal Borneo Administrator diterbitkan 3 kali setiap tahun oleh Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN). Pengarah: Kepala PKP2A III LAN Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Dr. Meiliana, S.E., M.M. Redaktur: Ferry Firdaus, S.Pd., M.Ed. Maria A.P. Sari, S.Sos. Tri Noor Aziza, S.P. Penyunting/Editor : Fani Heru Wismono, S.E. Rustan A., S.P. Andi Wahyudi, SIP. Sekretariat : Mustari Kuriawati, S.I.P., M.P.A. Mayahayati Kusumaningrum, S.E. Tri Wahyuni, S.H. Alamat : Jl. M.T. Haryono No. 36 Samarinda - 75124 Telp. 0541-768231, Fax. 0541-768230 Email: borneo.jurnal@gmail.com CALL FOR PAPER: Redaksi menerima naskah hasil penelitian, kajian maupun pemikiran kritis mengenai isu-isu dalam lingkup bidang administrasi publik. Naskah hendaknya diketik dalam Ms Word menggunakan Bahasa Indonesia sepanjang 15-20 halaman, ukuran kertas A4, huruf Times New Roman ukuran 12, dan spasi tunggal. Intisari/Abstract ditulis dalam dwi bahasa (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) masing-masing sepanjang 100- 200 kata. Naskah bisa dikirim langsung ke Redaksi, melalui pos atau email, dan untuk naskah yang dicetak di atas kertas harus disertakan soft file copy. Redaksi berhak melakukan penilaian dan penyuntingan terhadap naskah yang masuk. Naskah yang lolos seleksi teknis oleh Redaksi, akan direview oleh Mitra Bestari (Peer Reviewer). Dan terhadap naskah yang dimuat disediakan imbalan yang menarik. i
  • 2. Daftar Isi Dari Sudut Tepian Mahakam “Anakronisme Dalam Kebijakan Publik” 2118 - 2121 Analisa ? URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi 2122 - 2139 ? ANALISIS KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH GIZI DIKALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN PENGALAMAN BERBAGAI NEGARA Bernatal Saragih 2140 - 2160 ? INOVASI PEMERINTAH DAERAH TINJAUAN DAYA DALAM PELAKSANAAN DESENTRALISASI DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Thomas R. Hutauruk 2161 - 2174 ? DALAM PELAYANAN PUBLIK UNTUK AKSESIBILITAS MASYARAKAT DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS Ferry Firdaus dan Fajar Iswahyudi 2175 - 2192 ? KECAMATAN DALAM BIDANG PERTANIAN PRODUKTIFITAS DI KABUPATEN KEBUMEN (Evaluasi Efisiensi dan Efektifitas dengan menggunakan DEA) Suripto 2193- 2203 Petunjuk Penulisan ii
  • 3. Salam Redaksi Pembaca yang Budiman, Kami bertekad untuk melakukan perbaikan secara terus menerus Tidak terasa tahun 2010 segera (continuously improvement) terhadap berakhir dan tahun 2011 telah kualitas jurnal, sehingga tidak menutup menunggu. Selama perjalanan di tahun kemungkinan ke depan akan terjadi 2010 ini berbagai peristiwa telah perubahan-perubahan. Dan semua ini berhasil dilalui, tentu merupakan dilakukan untuk memberikan sajian pengalaman berharga dan sebagian yang terbaik kepada para pembaca. akan menjadi sejarah yang tak mudah Apa yang sudah kami terlupakan. Seperti juga yang dialami suguhkan tentunya disertai harapan oleh Jurnal Borneo Administrator kiranya berkenan di hati pembaca yang (JBA), tahun 2010 telah menjadi tahun budiman. Akhir kata, redaksi bersejarah yang memiliki arti mengucapkan selamat menikmati, tersendiri. Menjelang akhir tahun 2010, semoga dapat membawa manfaat JBA mendapatkan kado istimewa, meskipun sebesar debu sekalipun. yaitu akreditasi dari LIPI, sebagai sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh lembaga penelitian. Salam Semangat … !! Akreditasi Nomor 311/Akred- LIPI/P2MBI/10/2010 ini berdasarkan Keputusan Kepala LIPI Nomor 884/D.2/2010 tanggal 27 Oktober 2010. Sebagai konsekuensi dari status jurnal ilmiah yang terakreditasi adalah adanya kewajiban yang harus dipenuhi, diantaranya adalah keberadaan Mitra Bestari (Peer Reviewer). Mitra Bestari bertugas melakukan review terhadap naskah yang akan dimuat di jurnal. Oleh karena itu, setiap naskah masuk yang telah memenuhi persyaratan teknis akan dikirimkan ke Mitra Bestari. Dengan proses yang demikian maka waktu yang diperlukan untuk menyeleksi naskah akan menjadi lebih lama dari biasanya. Namun demikian hal ini tidak menjadi persoalan karena tujuan utama proses ini adalah untuk meningkatkan kualitas jurnal. iii
  • 4. Dari Sudut Tepian Mahakam Catatan Tentang Dinamika Issu-Issu Lokalitas Ditengah Gelombang Globalisme lik A nakronisme Dalam Kebijakan Pub SEMENJAK lahir hingga matinya, Salah satu bentuk kegagalan seorang warga negara selalu dan terus kebijakan (policy failure) adalah berurusan dengan negara melalui terjadinya anakronisme kebijakan. seperangkat tata nilai dan pedoman Anakronisme sendiri adalah sebuah perilaku yang disebut kebijakan publik gaya bahasa pertentangan, atau (public policy). Pengertian dan ruang menggambarkan sebuah paradoks dan lingkup kebijakan publik sendiri sangat anomali. Anakronisme juga merujuk luas, meliputi segala sesuatu yang pada istilah yang sering digunakan dilakukan maupun yang tidak untuk menjelaskan adanya kesalahan dilakukan oleh pemerintah (whatever logika dalam memahami suatu the governments choose to do or not to fenomena atau peristiwa, atau berpikir do). Sedangkan output dari kebijakan tidak sesuai dengan zaman ketika adalah serangkaian tindakan yang sebuah fenomena atau peristiwa dibutuhkan untuk memecahkan terjadi. Dengan kata lain, anakronisme, berbagai masalah yang dihadapi seperti diperkenalkan oleh Mohammed sekaligus mencapai tujuan-tujuan yang Arkoun dan Mohammad Abed Al telah ditetapkan. Singkatnya, kebijakan Jabiri, adalah pembacaan atas sebuah publik adalah sebuah instrumen yang pemikiran dengan tafsiran-tafsiran dimiliki oleh negara untuk yang berasal dari luar konteks menjalankan fungsinya memberikan historisitasnya (Ahmad Baso, 1999). pelayanan dan meningkatkan Salah satu wujud anakronisme kesejahteraan warga negara. dalam kebijakan publik adalah fakta Oleh karena kebijakan adanya kesenjangan ekonomi regional merupakan instrumen untuk melayani dan keterbelakangan daerah yang dan membangun kesejahteraan publik, dijawab dengan pemekaran wilayah. maka harus dijamin bahwa kebijakan Kebijakan pemekaran wilayah tadi benar-benar dibuat melalui proses dipandang sebagai obat mujarab dan analisis yang cermat serta dengan terhadap disparitas pembangunan, dan menetapkan target atau tujuan-tujuan hingga saat ini terbukti salah. yang rasional dan sesuai kebutuhan Pemekaran wilayah secara esensial masyarakat. Kegagalan dalam bukanlah issu ekonomi pembangunan mengidentifikasikan tujuan kebijakan atau ekonomi spasial, melainkan issu serta proses formulasi yang tepat, akan administrasi pemerintahan. Artinya, berdampak pada kegagalan tujuan pemekaran akan lebih cocok implementasi kebijakan itu sendiri. untuk mengatasi problem rentang kendali (span of control) pemerintahan 2118
  • 5. Dari Sudut Tepian Mahakam Catatan Tentang Dinamika Issu-Issu Lokalitas Ditengah Gelombang Globalisme dan kecepatan pelayanan publik kekurangan dalam implementasi otsus disbanding menyelesaikan soal bagi kedua daerah tersebut, akan kesenjangan tadi. Seorang petinggi menjadi anakronisme jika dijawab Kementerian Dalam Negeri, Dr. Made dengan meninjau ulang kebijakan Suwandi, bahkan pernah mengatakan otonomi khusus. Dalam hal ini, harus bahwa menjawab kesenjangan dengan dipahami bahwa otsus adalah refleksi pemekaran wilayah sama artinya dari komitmen pusat. Jika ternyata dengan sakit kepala diobati dengan hasilnya belum sesuai harapan, maka obat sakit perut. bukan otsusnya yang perlu digugat, Setelah satu dekade tetapi komitmennya yang perlu pemekaran berjalan, terbukti bahwa 80 diperkuat. Bahkan jika persen daerah otonom baru (DOB) memungkinkan, penguatan komitmen divonis gagal. Sayangnya, indikasi ini dapat diperluas untuk daerah-daerah kegagalan DOB tidak dijawab dengan lain dengan mendesain otsus-otsus upaya pengembangan kapasitas atau baru yang benar-benar membumi dan mengatasi aspek-aspek yang dianggap tidak seragam (asymmetrical gagal, justru dijawab dengan decentralization). moratorium (penghentian sementara). Dalam tulisannya berjudul Akibatnya, terjadi lagi anakronisme "Pilkada yang Tersandera" (Kompas, kebijakan. Moratorium pemekaran, 16/7/10), peneliti LIPI, Syarif Hidayat, selain tidak ada landasar yuridis yang secara tidak langsung juga mengamati eksplisit, juga berpotensi menutup hak- terjadinya anakronisme kebijakan hak daerah yang benar-benar sudah dalam konteks pemilihan umum kepala cukup mampu secara ekonomis daerah. Menurutnya, pilkada sangat maupun administratif, untuk penting dalam mewujudkan dikembangkan menjadi DOB. Oleh demokratisasi di tingkat lokal dan karena itu, kebijakan yang lebih tepat untuk mewujudkan kesejahteraan untuk menyikapi kegagalan DOB rakyat. Namun, saat ini pilkada sedang bukanlah moratorium, namun seleksi tersandera oleh anasir pragmatisme yang lebih ketat terhadap nafsu politik elit, sehinga kurang mampu pemekaran yang melanda para politisi mencapai tujuan yang dikehendaki. lokal. Menghentikan - meskipun Langkah pembenahan kedepan sementara - hak yang tertuang dalam bukanlah "menganiaya" atau bahkan konstitusi, adalah sebuah langkah yang "membunuh" pilkada, melainkan inkonstitusional. membebaskan pilkada dari "sandera" Kasus otonomi khusus yang yang mengurungnya. dimiliki Aceh dan Papua juga bisa Berbagai kasus diatas diamati sebagai sumber anakronisme mengilustrasikan bahwa disadari atau kebijakan. Penerbitan UU No. 21/1999 tidak, ternyata banyak kebijakan publik untuk Papua serta UU No. 18/1999 jo. di sekitar kita yang tidak sesuai dengan UU No. 11/2006 untuk Aceh adalah semangat awal atau filosofi dasar pada jawaban pemerintah pusat untuk saat kebijakan tersebut dirumuskan. mengatasi potensi disintegrasi dan Pertanyaannya kemudian adalah, problem ekstraksi sumber daya alam mengana anakronisme tadi dengan yang berlebihan. Kelemahan dan mudah menjangkiti kebijakan publik di 2119
  • 6. Dari Sudut Tepian Mahakam Catatan Tentang Dinamika Issu-Issu Lokalitas Ditengah Gelombang Globalisme Indonesia, dan apa faktor-faktor yang atau insentif lebih besar kepada guru. mempengaruhinya? Akibatnya, investasi pemerintah untuk Salah satu jawaban yang menyekolahkan para guru membawa paling mungkin adalah adanya manfaat secara tidak seimbang bagi pragmatisme dalam proses perumusan daerah maupun bagi masyarakat umum kebijakan, yakni kecenderungan pengguna jasa layanan pendidikan mencari cara instant terhadap dasar. De Vries juga memberi permasalahan yang timbul, tanpa dikaji perbandingan dengan Mongolia yang efektivitas dari pilihan-pilihan memiliki kemampuan anggaran jauh kebijakan dan tanpa memperhitungkan lebih kecil dibanding Brazil, dan tingkat probabilitas keberhasilan suatu dengan kondisi geografis yang sangat kebijakan. Selain itu, anakronisme luas dan berat, namun ternyata dalam kebijakan publik juga dipicu kinerjanya jauh lebih baik dalam hal oleh kurang mentradisinya atau kurang tingkat melek huruf (literacy), tingkat dihargainya policy research sebagai partisipasi sekolah (years of bagian tak terpisahkan dari policy schooling), serta indikator-indikator making. Akibatnya, kebijakan yang ada pendidikan dasar lainnya. memiliki kemungkinan gagal Ironisnya, Indonesia-pun (implementation failure) yang lebih mengalami situasi seperti yang terjadi besar, atau hanya menguntungkan di Brazil. Selain kasus pendidikan pihak-pihak tertentu secara tidak dasar, kasus pemberian berbagai berimbang. macam subsidi juga mencerminkan Kebijakan yang melenceng merebaknya anakronisme atau dari semangat awal serta menghasilkan symbolic policy tadi. Subsidi yang keuntungan kepada pihak-pihak semestinya lebih banyak dinikmati tertentu secara tidak seimbang ini oleh penduduk miskin (the poors), sering dikenal dengan istilah kebijakan kenyataannya lebih banyak dinikmati simbolis (symbolic policy). Christina oleh kelompok kaya (the haves). Andrews dan Michiel de Vries dalam Kelompok kaya yang memiliki aset papernya berjudul Between symbolic seperti pabrik, mobil, atau mesin- and evidence-based policies: The mesin, jelas memanfaatkan subsidi Brazilian efforts to increase the quality jauh lebih besar dibanding kelompok of basic education (2010) memberi yang tidak memilikinya. ilustrasi yang sangat gamblang tentang Mencermati fenomena diatas, symbolic policy yang terjadi di Brazil. maka jelas diperlukan adanya sebuah Dalam rangka meningkatkan perombakan yang cukup mendasar mutu pendidikan dasarnya, pemerintah dalam sistem formulasi kebijakan Brazil memberlakukan kebijakan publik di masa-masa mendatang. semua guru harus memiliki kualifikasi Anakronisme maupun symbolic policy minimal sarjana. Namun seiring harus dihindari semampu mungkin. dengan gelombang desentralisasi yang Maka, adanya kebijakan yang terjadi di negara tersebut, para guru didasarkan pada hasil kajian (research- yang telah mencapai jenjang based policy), atau kebijakan yang pendidikan tinggi cenderung pindah ke dirumuskan dengan memperhatikan daerah yang memberikan tunjangan bukti-bukti nyata (evidence-based 2120
  • 7. Dari Sudut Tepian Mahakam Catatan Tentang Dinamika Issu-Issu Lokalitas Ditengah Gelombang Globalisme policy), sangat perlu untuk dibudayakan. Dengan research-based policy, sebuah kebijakan hanya layak diimplementasikan apabila telah mengalami telaah akademis melalui kajian yang komprehensif dan teruji. Dengan evidence-based policy, sebuah kebijakan akan dibuat dan dilaksanakan apabila fakta-fakta obyektif memang menuntut untuk itu. Dengan kata lain, kedua hal ini diharapkan dapat menghindari jebakan kebijakan berupa lahirnya anakronisme dalam kebijakan publik ataupun symbolic policy. © Tri Widodo WU 2121
  • 8. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS 1 PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh: Andi Wahyudi2 Abstract The objectives of this study are (1) to search the effect of communication in public service process; (2) to search communication models which effectively support to public service delivery. This study uses descriptive analysis method and qualitative approach. The data is based on the result of public complaint survey to AW. Sjahranie Hospital's service in Samarinda and the researcher's observation during the workshop on public complaint management. The result of this study that there are still many problems in communication implementation between hospital's employee and public, because the service provider often do not give information clearly both by talking, written or picture/signs. That's way the communication in this hospital has not effective nor interactive yet. The lack of communication tends to produce misunderstanding excess in delivering public service. Therefore, good communication between civil servant and public is urgent in this hospital to create the same understanding and reduce wrong perception. The effective communication can be built through interpersonal communication, and use media just alike an interesting writing board, pictures or signs that are easy to see. Keywords: communication, effectivity, public service Pendahuluan dengan semakin populernya konsep Paradigma Pegawai Negeri tata kelola pemerintahan yang baik Sipil (PNS)/civil servant di Indonesia (good governance) dalam proses telah berubah sejak bergulirnya penyelenggaraan pemerintahan, yang reformasi dari paradigma PNS sebagai antara lain memuat unsur transparansi abdi negara menjadi PNS sebagai dan partisipasi masyarakat. abdi/pelayan masyarakat/publik. Pelayanan publik merupakan Sebagai pelayan publik maka PNS hak warga negara yang harus memiliki tugas utama memberikan diselenggarakan oleh pemerintah. Tiga pelayanan kepada masyarakat sesuai kelompok pelayanan publik menurut dengan bidang kerja unit Keputusan Menpan No. : organisasinya. Sebagai imbalannya, 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang PNS mendapatkan gaji dari negara Pedoman Umum Penyelengaraan yang sebagian berasal pajak yang Pelayanan Publik adalah sebagai 3 dibayarkan oleh masyarakat. berikut: Perubahan paradigma ini seiring a. Kelompok Pelayanan Administratif 1 Naskah diolah kembali dari Karya Tulis Ilmiah (KTI) Individu dan pernah dipresentasikan pada Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama Gel. VIII 2010 di Pusbindiklat Peneliti LIPI Cibinong, Bogor, 31 Mei 2010. 2 Penulis adalah Staf Bidang Kajian Aparatur pada Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2A) III Lembaga Administrasi Negara. 3 Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. 2122
  • 9. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi yaitu pelayanan yang menghasilkan kinerja layanan publik di unit-unit berbagai bentuk dokumen resmi penyelenggara pelayanan publik di yang dibutuhkan oleh publik; lingkungan pemerintah daerah bisa b. Kelompok Pelayanan Barang yaitu terlihat banyaknya keluhan masyarakat pelayanan yang menghasilkan terhadap kualitas pelayanan tersebut. berbagai bentuk/jenis barang yang Keluhan antara lain berkaitan dengan digunakan oleh publik; kelengkapan sarana dan prasarana, c. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu biaya, kekurangan petugas, pelayanan yang menghasilkan ketidakjelasan prosedur pelayanan, berbagai bentuk jasa yang keramahan petugas, serta minimnya dibutuhkan oleh publik. penjelasan petugas. Fasilitasi terbaru yang UU No. 25 Tahun 2009 tentang dilakukan PKP2A III LAN Pelayanan Publik mengartikan bekerjasama dengan Manajemen pelayanan publik sebagai kegiatan atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) rangkaian kegiatan dalam rangka AW. Sjahranie Samarinda berhasil pemenuhan kebutuhan pelayanan menampung 35 pernyataan pengaduan 5 sesuai dengan peraturan perundang- masyarakat . Kegiatan ini merupakan undangan bagi setiap warga negara dan implementasi Permenpan No. 13 Tahun penduduk atas barang, jasa, dan/atau 2009 tentang Pedoman Peningkatan pelayanan administratif yang Kualitas Pelayanan Publik dengan disediakan oleh penyelenggara Partisipasi Masyarakat.6 Permenpan ini 4 pelayanan publik . Ada dua pihak yang merupakan penyempurnaan terhadap berkaitan dalam kegiatan ini yaitu Surat Edaran Menpan Nomor instansi pemerintah (pusat maupun S E / 2 0 / M . PA N / 6 / 2 0 0 4 t e n t a n g daerah) sebagai penyedia atau pemberi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik pelayanan dan masyarakat sebagai melalui Partisipasi Masyarakat Menuju pengguna pelayanan. Kepemerintahan yang Baik. Metode ini Berdasarkan hasil kegiatan telah diterapkan di berbagai instansi fasilitasi peningkatan kualitas penyelenggara pelayanan publik. pelayanan publik dengan Tulisan ini diangkat dari hasil menggunakan metode pengelolaan implementasi Metode Peningkatan pengaduan masyarakat yang Kualitas Pelayanan Publik dengan dilaksanakan oleh PKP2A III LAN Partisipasi Masyarakat berdasarkan bekerjasama dengan SfGG-GTZ Permenpan No. 13 Tahun 2009, yang (sebuah lembaga kerjasama teknik dilakukan oleh PKP2A III LAN Indonesia-Jerman dalam rangka terhadap layanan di RSUD AW. mendukung perwujudan tata kelola Sjahranie Samarinda pada bulan April - pemerintahan yang baik) terhadap Mei 2010. Hal ini sekaligus sebagai 4 Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik 5 Taufik, Andi, Akhmad Sirodz, & Andi Wahyudi, 2010, Hasil Lokakarya Analisis Masalah Penyebab Pengaduan Masyarakat dan Rencana Tindak Nyata. Laporan fasilitasi tidak diterbitkan, Samarinda: PKP2A III LAN bekerjasama dengan RSUD AW. Sjahranie. 6 Peraturan Menpan No. 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat. 2123
  • 10. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi batasan ruang lingkup tulisan ini yaitu dalam penyelenggaraan pelayanan pelayanan publik yang diselenggarakan publik. Dan kedua, mencari metode oleh rumah sakit tersebut. komunikasi yang efektif dalam Pada kegiatan tersebut penulis penyelenggaraan pelayanan publik secara aktif ikut terlibat sebagai co- Kerangka Konseptual fasilitator dan berkesempatan Berbagai definisi komunikasi mengamati proses jalannya diskusi dikemukakan para pakar. Antara lain dalam lokakarya dari awal hingga adalah Claude Shannon dan Warren akhir. Penulis juga berkesempatan 7 Weaver mendefinisikan komunikasi melakukan wawancara secara acak merupakan penyampaian informasi, kepada para petugas dan masyarakat ide, perasaan (emosi), keahlian, dan peserta lokakarya berkaitan dengan sebagainya melalui penggunaan pelayanan di rumah sakit. Berdasarkan simbol-simbol seperti kata-kata, temuan di lapangan diperoleh g a m b a r, b e n t u k , g r a f i k , d a n informasi bahwa terjadi kesenjangan sebagainya. Sedangkan Harold komunikasi yang menimbulkan salah 8 Laswell memberikan definisi persepsi dan tidak jarang menimbulkan komunikasi sebagai who says to whom konflik antara penyedia layanan in what channel with what effect (siapa dengan pengguna layanan. Contoh mengatakan kepada siapa melalui yang bisa diberikan adalah ketika media apa dan memberikan dampak petugas memberikan obat suntik yang apa). Dari pendefenisian tersebut maka biasanya disuntikkan ke dalam tubuh ada lima komponen dalam komunikasi tetapi disuntikkan ke dalam botol infus yaitu pelaku/pengirim pesan, penerima tanpa dikomunikasikan dengan pasien pesan, isi pesan, media yang atau keluarga pasien sehingga pasien digunakan, dan dampak yang terjadi. tidak merasa disuntik. Akibatnya Dalam komunikasi dikenal pasien menolak membayar obat yang adanya model-model komunikasi, sebenarnya telah disuntikkan ke dalam antara lain model komunikasi botol infus tersebut karena merasa tidak interaksional dikemukakan oleh pernah disuntik. Pengalaman yang Wi l b u r S c h r a m m m e n e k a n k a n disampaikan petugas di RSUD AW. interaksi antara dua pihak yang Sjahranie tersebut mencerminkan berlangsung secara dua arah dan adanya kesenjangan (gap) persepsi menghasilkan umpan balik sebagai antara pengguna layanan dengan tanggapan atau respon. Pengalaman penyedia layanan terhadap proses dan latar belakang seseorang penyelenggaraan layanan sebagai berpengaruh terhadap komunikasi akibat tidak adanya komunikasi yang yang terjadi. Model berikutnya adalah baik. komunikasi transaksional, dimana Berdasarkan uraian tersebut pengiriman dan penerimaan pesan maka tujuan yang hendak dicapai dari berlangsung secara kooperatif yaitu kajian ini adalah pertama, mencari bahwa pengirim maupun penerima pengaruh komunikasi dan efektivitas pesan sama-sama bertanggung jawab 7 Lihat Zamroni, Mohammad, 2009, Filsafat Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal. 4. 8 Ibid., hal. 5. 2124
  • 11. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi terhadap dampak dan efektivitas kata dan bahasa yang menarik dan komunikasi yang terjadi sehingga ada mudah dipahami, serta intonasi yang 9 kesamaan makna yang terbangun. tepat dan kontekstual. Sedangkan pada Komunikasi bisa efektif, komunikasi non lisan secara tidak menurut Wilbur Schramm10 , apabila langsung bisa memanfaatkan bantuan memenuhi persyaratan sebagi berikut: visual seperti gambar/simbol ataupun 1. Pesan harus menarik perhatian tulisan menarik dan sederhana yang komunikan. mudah dipahami komunikan. 2. Pesan menggunakan lambang- Pemaknaan komunikasi dalam lambang tertuju kepada pengalaman konteks tulisan ini lebih ditekankan yang sama antara komunikator pada hubungan antara pengirim pesan dengan komunikan. dengan penerima pesan yaitu antara 3. Pesan harus membangkitkan petugas penyedia layanan dengan kebutuhan pribadi komunikan dan pasien atau keluarga pasien. Pada suatu menyarankan beberapa cara untuk saat satu pihak bisa berperan sebagai memperoleh kebutuhan tersebut. pengirim pesan sementara pihak kedua 4. Pesan harus menyarankan suatu sebagai penerima pesan, pada saat lain jalan untuk memperoleh kebutuhan bisa sebaliknya. Jalinan komunikasi tadi layak bagi situasi kelompok yang terbangun dengan baik antara dimana komunikan berada pada saat petugas dengan pasien atau keluarga ia digerakkan untuk memberikan pasien dimaksudkan untuk tanggapan yang dikehendaki. memberikan informasi yang jelas, sehingga terbangun kesepahaman dan Dengan demikian agar persepsi yang sama oleh kedua pihak. komunikasi bisa efektif perlu dikemas Berkaitan topik komunikasi sedemikian rupa sehingga menjadi dalam pelayanan publik, Tony menarik bagi pihak lain/komunikan. Sukasah11 melakukan penelitian tentang Kemasan komunikasi yang baik bisa pengaruh iklim komunikasi dan aliran menjadikan konten yang biasa-biasa informasi dalam pelayanan publik saja menjadi terlihat luar biasa terhadap kepuasan masyarakat, sehingga menimbulkan minat menyimpulkan bahwa konsep komunikan untuk menaruh perhatian komunikasi organisasi yang mencakup kepada komunikator ataupun konten iklim komunikasi dan aliran informasi yang dikomunikasikan. Pada sebagai instrumen untuk meningkatkan komunikasi lisan antar individu, kinerja pemerintah, serta kepuasan pengemasan bisa melalui penggunaan masyarakat sebagai tujuan utama 9 Lihat Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjajaran, hal. 99-100. 10 Lihat Effendy, Onong Uchjana, 2000, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Penerbit Citra Aditya Abadi, Cet-2. Hal.41-42 11 Lihat Sukasah, Tony, 2004, Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Aliran Informasi dalam Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyarakat di Kabupaten Bekasi, Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung, http://www.scribd.com/doc/22088675/PENGARUH-IKLIM-KOMUNIKASI-ORGANISASI-DAN-ALIRAN-INFORMASI- DALAM-PELAYANAN-PUBLIK-TERHADAP-KEPUASAN-MASYARAKAT-DI-KABUPATEN-BEKASI diunduh tanggal 21 Mei 2010. 2125
  • 12. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi pelayanan publik merupakan faktor service). Kompilasi berbagai penentu dalam mengimplementasikan pemikiran tersebut adalah: penyelenggaraan pemerintahan yang 1. Serve Citizens, Not Customers baik sehingga dapat mendekatkan (Melayani Masyarakat, Bukan pemerintah dengan masyarakat dan Pelanggan). Aparatur pemerintah meningkatkan kepercayaan lebih fokus kepada menjalin masyarakat kepada pemerintah. hubungan kepercayaan dan Pentingnya komunikasi kerjasama dengan semua interpersonal dalam pelayanan pernah masyarakat, bukan dalam diteliti oleh Slamet Mulyana, Irianti pengertian "customer" individual. Bakti dan Teddy K. Wirakusumah.12 2. Seek the Public Interest (Mencari Mereka melakukan penelitian yang Kepentingan Publik). Memberikan berjudul "Pelayanan Melalui kontribusi kepada masyarakat Komunikasi Interpersonal terhadap secara kolektif melalui penciptaan Wisatawan di Cipanas Kabupaten kepentingan dan tanggung jawab Garut" dan menyimpulkan pentingnya bersama. sikap percaya, sikap suportif, dan sikap 3. V a l u e c i t i z e n s h i p o v e r terbuka para penyedia layanan dengan enterpreneurship (Nilai memberikan pelayanan yang sebaik- kewarganegaraan di atas baiknya melalui komunikasi kewirausahaan). Kepentingan interpersonal karena cara tersebut publik yang lebih baik cukup efektif untuk memberikan dikembangkan oleh aparat dan kepuasan dan kenyamanan kepada para komitmen untuk memberikan wisatawan sebagai pengguna layanan. kontribusi kepada masyarakat Pelayanan publik senantiasa daripada manajer usaha yang berkembang seiring dengan bertindak seolah-olah uang publik perkembangan ilmu pengetahuan dan adalah miliknya. teknologi serta semakin meningkatnya 4. T h i n k s t r a t e g i c a l l y , a c t tuntutan masyarakat terhadap kualitas democratically (Berpikir strategis, pelayanan publik. Janet V. Denhardt bertindak demokratis). Program 13 dan Robert B. Denhardt dan kebijakan publik bisa efektif mengumpulkan berbagai pandangan dan tercapai melalui usaha kolektif para pakar berkaitan tentang dan proses kerjasama. kewarganegaraan, komunitas dan 5. Recognize that accountability isn't masyarakat madani, humanisme simple (Mengakui bahwa organisasional dan administrasi publik akuntabilitas tidak sederhana). baru, dan posmodern. Pemikiran Pelayan publik harus lebih penuh berbagai sudut pandang tersebut telah perhatian/atensif daripada pasar. membantu merumuskan model 6. Serve rather than steer (Lebih pelayanan publik baru (new public melayani daripada mengarahkan). 12 Lihat Mulyana, Slamet, Iriani Bakti dan Teddy K. Wirakusumah, 2001, Pelayanan Melalui Komunikasi Interpersonal terhadap Wisatawan di Cipanas Kabupaten Garut. Laporan penelitian, Jatingangor: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, hal. 25. 13 Lihat Denhardt, Janet V. dan Robert B. Denhardt, 2007, The New Public Service: Serving, Not Steering. M.E. Sharpe, Inc., New York, hal 42-43. 2126
  • 13. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi Nilai dasar kepemimpinan publik penyelenggaraan pelayanan publik adalah membantu masyarakat menjadi lebih transparan dan bisa mengartikulasikan kebutuhannya diaskes semua orang, seperti bisa dan sesuai dengan kepentingan diakses melalui internet. Bahkan bersama daripada mengontrol atau dewasa ini proses pelayanan publik di mengarahkan masyarakat. beberapa instansi bisa juga telah 7. Value people, not just productivity dilakukan secara online, baik melalui (Nilai masyarakat, bukan hanya jasa perbankan seperti pembayaran produktivitas). Organisasi publik rekening listrik, maupun melalui dan jaringan kerjanya bisa lebih internet seperti proses lelang berhasil apabila dilakukan melalui barang/jasa (e-procurement). proses kerjasama dan berdasar Ruang lingkup pelayanan kepemimpinan bersama atas respek publik mempunyai berbagai dimensi untuk semua masyarakat. yaitu dimensi politik, ekonomi, sosial, Hakekat pelayanan publik, organisasi, serta komunikasi. Dimensi menurut Keputusan Menpan, adalah politik berkaitan dengan hubungan pemberian pelayanan prima kepada antara warga negara dengan pengambil masyarakat yang merupakan kebijakan pelayanan publik. Dimensi perwujudan kewajiban aparatur ekonomi mencakup persoalan pemerintah sebagai abdi masyarakat.14 pembiayaan pelayanan publik apakah Berdasarkan pengertian tersebut maka akan dibiayai oleh pemerintah pelayanan publik adalah pelayanan sepenuhnya atau swasta. Dimensi yang melebihi dari yang diinginkan sosial menyangkut pilihan-pilihan masyarakat. Ini tentu bukan pekerjaan yang secara sengaja untuk yang mudah karena seringkali sekedar mengalokasikan atau memproduksi memenuhi keinginan masyarakat pelayanan publik kepada kelompok secara minimal saja kadang belum bisa sosial tertentu. Dimensi organisasi dan terwujud, apalagi melebihi keinginan komunikasi berkaitan dengan kinerja masyarakat. Sementara seiring dengan organisasi, standart kinerja, aparat berjalannya waktu tuntutan masyarakat pelaksana, komunikasi antara penyedia 15 terhadap kualitas pelayanan publik dan pengguna layanan. Kinerja senantiasa berkembang dan pelayanan publik setidaknya bisa meningkat. Perkembangan ilmu dilihat dari beberapa perspektif, yaitu pengetahuan dan teknologi telah perspektif penyedia layanan, perspektif membuka akses masyarakat yang luas pembuat kebijakan, serta perspektif terhadap sumber-sumber informasi, pengguna layanan publik. dunia semakin terbuka dan masyarakat Efektivitas berasal dari kata bisa membandingkan kualitas dan dasar efektif, diartikan sebagai keadaan model-model pelayanan publik di hasil yang sesuai dengan yang berbagai daerah bahkan di luar negeri. direncanakan atau yang diinginkan. Hal ini juga turut meningkatkan Istilah lain yang biasa digunakan tuntutan masyarakat agar proses adalah berhasil guna atau mencapai 14 Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelengaraan Pelayanan Publik. 15 Lihat Nurmandi, Achmad, 2010, Manajemen Pelayanan Publik. Yogyakarta: Sinergi Publishing, hal. 32-33. 2127
  • 14. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi tujuan/sasaran. Efektivitas pelayanan dan prasarana pelayanan (material), publik (public service effectivity) dan metode (method) seperti standar selanjutnya diartikan sebagai operasional prosedur (SOP). Tidak tercapainya tujuan/sasaran pelayanan diperlukan komponen machine dalam publik yang diselenggaraan oleh unit- konteks pelayanan pada tulisan ini unit instansi pemerintah. karena produk yang dihasilkan oleh Istilah efektif seringkali unit pelayanan dalam tulisan ini adalah disandingkan dengan efisien. Efisiensi jasa, bukan barang. Sedangkan kerja, menurut The Liang Gie16 adalah peralatan yang dipergunakan baik perbandingan terbaik antara sesuatu berupa mesin dan sebagainya kerja dengan hasil yang dicapai. merupakan faktor penunjang Perbandingan terbaik tersebut bisa terselenggaranya pelayanan, dimana dilihat dari 2 (dua) segi, yaitu sumber faktor tersebut dimasukkan sebagai usaha dan hasil kerja. Dari segi sumber komponen sarana dan prasarana. usaha, suatu kerja disebut efisien jika Namun semua komponen hasil kerja tertentu yang diharapkan tersebut (man, money, material dan tercapai dengan menggunakan atau method) tidak bisa memberikan memanfaatkan berbagai unsur kegiatan kepuasan kepada pengguna layanan (input) paling sedikit. Sedangkan dari tanpa dikemas dengan komunikasi segi hasil kerja, disebut efisien jika yang baik kepada masyarakat. Seperti dengan menggunakan sumber usaha sebuah kebijakan yang bagus tidak bisa tertentu menghasilkan tujuan kegiatan dipahami oleh masyarakat apabila (output) yang paling banyak. Perlunya tidak disosialisikan dengan baik efisiensi di samping efektivitas dalam kepada stakeholder, terutama para proses penyelenggaraan pelayanan pengguna layanan publik tersebut. publik berkaitan dengan Oleh karena itu, dalam organisasi pertanggungjawaban penggunaan dana penyedia layanan publik perlu negara untuk kesejahteraan rakyat. mengoptimalkan fungsi public relation Oleh karena itu, jika implementasi sebagai komunikator resmi untuk efisiensi dari segi hasil kerja dalam menyosialisasikan kebijakan- penyelenggaraan pelayanan publik bisa kebijakan organisasi. Namun demikian diwujudkan maka bisa memberikan fungsi public relation tidak hanya output yang paling banyak bagi diperankan oleh unit Public Relation masyarakat. Artinya ada potensi (Hubungan Masyarakat), tetapi dalam masyarakat bisa menerima pelayanan praktek penyelenggaraan pelayanan melebihi apa yang mereka harapkan publik fungsi tersebut perlu juga atau pelayanan prima. dilakukan oleh petugas yang secara Komponen utama yang harus langsung berhubungan dengan dipenuhi dalam menyelenggarakan masyarakat. Oleh karena itu, jiwa pelayanan publik adalah tersedianya public relation perlu dimiliki oleh para sumber daya aparatur (man), petugas yang secara langsung ketersediaan anggaran (money), sarana berhubungan dengan masyarakat (front 16 Lihat Gie, The Liang, 1992, Cara Bekerja Efisien, Yogyakarta: Penerbit Liberty bekerjasama dengan Lembaga Bina Prestasi dan Sukses, hal. 1. 2128
  • 15. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi liner). Posisi komunikasi dalam upaya diantaranya pengelolaan penyelenggaraan pelayanan publik pengaduan masyarakat melalui Metode dirumuskan dengan model sebagai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik berikut: dengan Partisipasi Masyarakat berdasarkan Peraturan Menpan No. 13 Tahun 2009. Proses yang harus dilakukan sesuai metode tersebut adalah pertama, melakukan penataan awal sebagai persiapan berkaitan dengan unit/lokus yang akan menerapkan metode tersebut Gambar 1. serta persiapan teknis yang diperlukan. Posisi Komunikasi dalam Kedua, menyelenggarakan lokakarya Menunjang Efektifitas Pelayanan Publik yang pertama tentang mekanisme pengaduan masyarakat. Ketiga, Berdasarkan model gambar melakukan survei publik kepada tersebut, terlihat bahwa komunikasi masyarakat. Keempat, yang baik merupakan variabel antara menyelenggarakan lokakarya kedua sebagai jembatan bagi para tentang analisis penyebab pengaduan penyelenggara pelayanan publik untuk masyarakat dan rencana tindak nyata. mewujudkan pelayanan publik yang Kelima, penandatangan janji perbaikan efektif. Sedangkan komponen man, pelayanan dan rekomendasi oleh m o n e y, m a t e r i a l d a n m e t h o d pimpinan unit penyedia layanan. Serta merupakan variabel bebas keenam adalah pemantauan dan (independent) sebagai modal utama evaluasi terhadap realisasi atas janji untuk mewujudkan public service perbaikan yang telah ditandatangani. effectivity sebagai variabel tergantung Lokakarya pertama tentang (dependent). mekanisme pengaduan masyarakat terhadap pelayanan di RSUD AW. Komunikasi dalam Pelayanan di Sjahranie menghasilkan 35 pernyataan Rumah Sakit pengaduan masyarakat yang bersifat Pelayanan publik yang negatif. Artinya bahwa semua yang diselenggarakan oleh rumah sakit masuk dalam daftar pernyataan berdasarkan Kepmenpan No. tersebut berupa pengaduan terhadap 63/KEP/M.PAN/7/2003 termasuk pelayanan, bukan saran apalagi pujian. dalam kelompok pelayanan jasa. Bahasa dalam pernyataan pengaduan RSUD AW. Sjahranie merupakan salah tersebut juga merupakan bahasa dari satu Rumah Sakit Tipe B Pendidikan persepsi masyarakat terhadap milik Pemerintah Provinsi Kalimantan pelayanan rumah sakit. Daftar Timur dan merupakan rumah sakit pernyataan pengaduan ini kemudian rujukan di Kalimantan Timur yang dijadikan kuesioner survei publik. berlokasi di Kota Samarinda. Dalam Kategori masyarakat sasaran yang rangka meningkatkan kualitas menjadi responden survei tersebut pelayanannya, manajemen RSUD AW. adalah mereka yang secara langsung Sjahranie sedang melakukan berbagai mengalami atau menggunakan 2129
  • 16. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi pelayanan rumah sakit, dan mereka prosedur pelayanan yang tidak yang pernah mengetahui atau dipahami oleh masyarakat secara mendengar tentang keluhan terhadap jelas/gamblang; jumlah pasien tidak pelayanan rumah sakit. mampu lebih banyak daripada Berdasarkan hasil survei jumlah pasien yang mampu publik yang telah dilakukan pada 12 - mengingat rumah sakit 21 April 2010 dan melibatkan 3.643 tersebutsebagai rumah sakit rujukan responden, diurutkan berdasarkan milik pemerintah; kurang perolehan suara yang tertinggi. Hasil komunikasi antara petugas survei yang telah diurutkan ini menjadi penyedia layanan dengan pasien bahan pembahasan dalam lokakarya atau keluarga pasien; serta jasa yang kedua yaitu lokakarya analisis pelayanan yang diselenggarakan penyebab pengaduan masyarakat dan rumah sakit bervariasi dan berbeda- rencana tindak nyata. Sebagian beda sehingga setiap pasien dengan pernyataan pengaduan setelah kondisi tertentu memerlukan dilakukan analisis, dicari faktor perlakuan yang berbeda. penyebab serta solusi dalam lokakarya 2. Untuk pengaduan "Dokter umum kedua ternyata sangat berkaitan dengan kurang cepat melayani pasien," persoalan komunikasi antara penyedia dikonfirmasi oleh 1.631 responden. layanan (rumah sakit) dengan Petugas memberikan analisis masyarakat pengguna layanan yaitu pendapat bahwa faktor pasien dan keluarga pasien. penyebabnya adalah dokter tersebut Delapan (dari 35 pernyataan masih dalam tahap pemantapan pengaduan) yang telah dibahas dalam (dokter yunior) sehingga seringkali lokakarya berkaitan dengan persoalan sangat berhati-hati dalam komunikasi baik pengaduan menangani setiap pasien untuk masyarakat itu sendiri, faktor mencegah kesalahan dalam penyebab, dan solusi yang telah melakukan pemeriksaan; dokter dirumuskan. Rincian pengaduan dan umum kadang harus konsultasi ke analisis penyebabnya adalah sebagai dokter spesialis untuk memastikan 17 berikut: jenis penyakit yang diderita pasien 1. Untuk pengaduan "Ada perbedaan serta tindakan yang perlu diambil; pelayanan atau diskriminasi masyarakat kurang memahami terhadap pasien yang mampu dan Standar Operasional Prosedur tidak mampu," dikonfirmasi oleh (SOP) tentang pelayanan pasien 1 . 7 6 0 r e s p o n d e n . Te r h a d a p dokter umum; belum adanya rasa pengaduan tersebut setelah memiliki RSUD di antara para dianalisis teryata, menurut petugas, petugas; dokter yang menangani disebabkan oleh beberapa hal yaitu pasien masih baru dan belum adanya salah persepsi masyarakat berpengalaman; rasio dokter dan pengguna layanan rumah sakit pasien tidak sesuai karena jumlah terhadap layanan yang dokter yang sedikit harus melayani diselenggarakan oleh rumah sakit; pasien dengan jumlah yang banyak 17 Taufik, Andi, Akhmad Sirodz, & Andi Wahyudi., opcit. 2130
  • 17. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi sehingga memerlukan waktu yang belum terpadu antara satu unit cukup lama; dokter umum kurang dengan unit lain. komunikatif terhadap pasien dan 5. Untuk pengaduan "Dokter yang keluarganya; dokter jenuh dan memeriksa di ruang rawat inap kelelahan karena banyak pasien; terlambat datangnya," dikonfirmasi reward dokter umum masih oleh 1.516 responden. Setelah kurang/minim. dianalisis faktor penyebabnya yaitu 3. Untuk pengaduan "Perawat kurang karena dokter bekerja di beberapa merespon keluhan pasien," rumah sakit, oleh karena itu harus dikonfirmasi oleh 1.599 responden. melayani pasien di rumah sakit lain Analisis penyebab terhadap terlebih dahulu sehingga terlambat pengaduan ini adalah jumlah datang di ruang rawat inap; dokter perawat dan pasien tidak seimbang masih menangani tindakan operasi dimana jumlah perawat yang segera/cito sebelum berkunjung ke terbatas harus melayani pasien yang ruang rawat inap; dokter harus banyak; banyak tugas perawat di melayani pasien di poliklinik dulu luar tugas sebenarnya (tugas sebelum berkunjung ke rawat inap; pokoknya) sehingga menambah belum adanya jam kunjungan/visit beban kerja perawat untuk dokter ke rawat inap secara tertulis mengerjakan tugas-tugas lain di luar sehingga ada jadwal resmi bagi para merawat pasien; perawat tidak dokter untuk melayani pasien di mendapatkan pembinaan dari ruang rawat inap. atasan; perawat merasa jenuh 6. Untuk pengaduan "Rujukan untuk dengan beban pekerjaannya yang pasien keluarga miskin (Gakin) cukup tinggi; perawat kurang berbelit-belit," dikonfirmasi oleh belajar untuk menambah ilmu; tidak 1.391 responden. Setelah dianalisis semua keluhan pasien merupakan faktor penyebabnya yaitu kewenangan perawat sehingga masyarakat keluarga miskin (gakin) perlu dikoordinasikan dengan tidak membawa surat sebagai manajemen atau atasan; sistem persyaratan administratif secara reward belum optimal. lengkap; kurangnya tempat yang 4. Untuk pengaduan "Prosedur tersedia untuk mengurus jaminan pelayanan berbelit-belit, Askin; kurangnya informasi yang administrasi dulu baru ditangani," diterima masyarakat tentang dikonfirmasi oleh 1.532 responden. pengurusan Askin; masyarakat Terhadap pengaduan tersebut tidak memahami prosedur tentang setelah dianalisis teryata, menurut gakin. petugas, disebabkan oleh beberapa 7. Untuk pengaduan "Mushola tidak hal yaitu kurangnya komunikasi tersedia di setiap unit," dikonfirmasi antara petugas dengan pasien atau oleh 1.348 responden. Terhadap keluarga pasien dalam pelayanan pengaduan tersebut dianalisis administratif di rumah sakit; teryata, menurut petugas, penerapan komputerisasi sistem disebabkan oleh kurangnya pembayaran belum optimal; sistem informasi/tanda petunjuk menuju ke pembayaran terpisah-pisah atau mushola, walaupun tidak semua 2131
  • 18. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi unit terdapat mushola tetapi sudah masyarakat adalah bahwa rumah sakit ada mushola dan masjid yang memperlakukan perbedaan atau representatif. diskriminasi dalam pelayanan. 8. U n t u k p e n g a d u a n " S u r a t Interpretasi ini bisa muncul karena Keterangan Tidak Mampu (SKTM) tidak adanya informasi atau penjelasan tidak berlaku jika tidak memiliki kepada masyarakat pengguna layanan kartu 'Asmara'," dikonfirmasi oleh tentang ketentuan kondisi pasien yang 1.308 responden. Asmara adalah lebih kritis harus didahulukan. Asuransi Masyarakat Samarinda, Mengacu kepada model komunikasi sebuah program asuransi gratis dari transaksional hal ini karena tidak ada Pemerintah Kota Samarinda yang kesamaan makna yang terbangun diberikan kepada masyarakat. antara penyedia dan pengguna layanan Setelah dianalisis faktor sebagai akibat tidak adanya penjelasan penyebabnya yaitu Masa berlaku baik secara lisan maupun tertulis SKTM hanya 1 bulan dan hanya bahwa pasien yang lebih kritis harus dikeluarkan oleh kecamatan; dilayani terlebih dulu. masyarakat kurang paham terhadap Tidak adanya kesamaan prosedur penggunaan SKTM. makna seperti itu juga terjadi pada Padahal ketentuan yang sebenarnya pengaduan bahwa terjadinya adalah bahwa kartu Asmara tidak diskriminasi antara masyarakat yang berlaku jika tidak mempunyai mampu dan tidak mampu. Dalam SKTM. pelayanan di bidang kesehatan, masyarakat tidak mampu mempunyai Apabila dilihat secara sekilas hak untuk menggunakan asuransi beberapa pengaduan yang disampaikan kesehatan bagi keluarga miskin masyarakat dalam lokakarya tersebut (gakin). Selain yang berasal dari tidak berkaitan dengan persoalan pemerintah pusat yang berupa jaminan komunikasi, tetapi setelah dilakukan kesehatan masyarakat (jamkesmas), analisis penyebab pengaduan ternyata asuransi kesehatan untuk gakin juga komunikasi menjadi salah satu diberikan oleh Pemerintah Kota penyebabnya. Prosedur pelayanan dan Samarinda dinamakan Asmara bervariasinya karakteristik jasa (Asuransi Masyarakat Samarinda). pelayanan di rumah sakit seringkali Dalam penggunaan fasilitas tersebut di tidak dipahami oleh masyarakat rumah sakit terdapat prosedur dan pengguna layanan. Pelayanan yang ketentuan yang berbeda dengan diberikan rumah sakit bervariasi dan masyarakat bukan pengguna asuransi. kondisi pasien berbeda-beda sehingga Perbedaan ketentuan tersebut ternyata penanganannya juga berbeda-beda. diberikan makna sebagai bentuk Misalnya di Instalasi Gawat Darurat diskriminasi oleh masyarakat (IGD) berlaku ketentuan bahwa pasien pengguna layanan. yang kritis harus mendapat perawatan Permasalahan komunikasi terlebih dulu dibanding pasien yang tersebut terjadi pada komunikan tidak kritis, walaupun datang lebih (penerima pesan) maupun komunikator akhir. (pengirim pesan) sendiri. Interpretasi yang diberikan Permasalahan terjadi pada 2132
  • 19. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi komunikator ketika tidak memberikan Penggunaan media sebagai informasi (pesan) sebagai penjelasan alat bantu komunikasi berpotensi yang selayaknya agar bisa dipahami memperkecil hambatan komunikasi pasien atau keluarga pasien sebagai tersebut. Alat bantu komunikasi dalam pengguna layanan. Seperti pada kasus pelayanan publik bisa berbentuk "Perawat kurang merespon keluhan tulisan, gambar ataupun simbol-simbol pasien". Jumlah perawat yang tidak yang relevan. Misalnya berkaitan seimbang ataupun perawat kelelahan dengan pengaduan rumitnya prosedur sebagai akibat beban kerja yang tinggi atau alur pelayanan, bagi masyarakat berpotensi menyebabkan terjadinya yang sudah sering menggunakan hambatan dalam berkomunikasi layanan rumah sakit tersebut tidak sehingga perawat tidak bisa menjadi persoalan karena mereka mengirimkan pesan secara jelas kepada sudah mengetahui prosedur dan lokasi pasien. unit-unit pelayanan. Sedangkan bagi Permasalahan terjadi pada masyarakat yang baru pertama kali atau pengguna layanan sebagai komunikan jarang menggunakan layanan tersebut ketika tidak bisa menerima pesan yang maka kemungkinan tidak mengetahui disampaikan dengan baik. Pengguna alur atau prosedur pelayanannya. layanan rumah sakit pada umumnya Dengan media komunikasi tulisan dan adalah masyarakat yang sedang gambar masyarakat bisa mengetahui berkesusahan, yaitu pasien yang alur tersebut, yaitu misalnya memasang mengalami gangguan kesehatan atau alur/prosedur pelayanan yang jelas keluarga pasien penderita penyakit baik dilengkapi dengan gambar atau simbol- ringan maupun berat sehingga simbol yang menarik dan ditempatkan cenderung lebih sensitif terhadap pada posisi yang mudah dilihat. segala kekurangsempurnaan kecil Penggunaan gambar dan simbol sekalipun dalam pelayanan. Hal ini disamping tulisan, diperlukan bagi berpotensi terjadi hambatan dalam masyarakat yang tidak bisa membaca. menjalin komunikasi bahkan tidak Hal ini mengingat bahwa pengguna menutup kemungkinan terjadinya salah l a y a n a n r u m a h s a k i t pengertian antara pasien dengan bervariasi/majemuk baik dari sisi petugas. pendidikan, usia, pekerjaan, dan sebagainya. SIMBOL / TANDA, KOMUNIKATOR GAMBAR, KOMUNIKAN TULISAN, Gambar 2. Interaksi Dua Arah antara Komunikator dan Komunikan 2133
  • 20. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi Disamping pengaduan yang unit yang terkait dengan pelayanan di telah disebutkan di atas, beberapa bidang kesehatan. pengaduan juga disampaikan oleh Aspek pertama, berkaitan masyarakat dimana kewenangannya dengan penyediaan kelengkapan bukan merupakan kewenangan sarana dan prasarana pelayanan di manajemen rumah sakit, yaitu RSUD. AW. Sjahranie dilakukan pengaduan terhadap pelayanan Askes dengan membuat berbagai media dan persediaan darah yang menjadi informasi yang jelas dan mudah tugas PMI. Ketidaktahuan mengenai dipahami masyarakat pengguna pemilik kewenangan ini layanan. Mengingat masyarakat mengakibatkan persepsi masyarakat pengguna layanan rumah sakit ini terhadap kualitas pelayanan di unit-unit majemuk maka media yang digunakan tersebut dianggap sebagai kinerja juga perlu dibuat bervariasi antara lain pelayanan rumah sakit sehingga dalam bentuk audio, tulisan, muncul pada lokakarya sebagai tanda/petunjuk arah, serta pernyataan pengaduan masyarakat. bagan/diagram alir yang ditempatkan Memperhatikan fakta-fakta di di lokasi yang strategis mudah dilihat atas dan mengacu kepada efektifitas oleh pengunjung, seperti di pintu komunikasi menurut Wilbur Schramm masuk, loket, ruang tunggu, serta untuk maka kurang efektifnya komunikasi tanda/petunjuk arah selain bisa dalam pemberian pelayanan di rumah ditempatkan di dalam ruangan (indoor) sakit dikarenakan minimnya peran juga dipasang di luar ruangan (outdor). petugas dalam menggunakan simbol- Seperti petunjuk lokasi IGD, apotek, simbol komunikasi yang mudah dilihat mushola, ataupun toilet dengan dan dipahami oleh paseien dan menggunakan gambar anak panah. keluarga pasien. Pengguna layanan Informasi audio selama ini belum menemukan pesan yang telah dilakukan dengan memasang menarik yang mudah mereka pahami perangkat loud speaker di hampir sesuai dengan kebutuhan mereka, semua plafon ruangan dan sehingga kebutuhan pribadi mereka dioperasikan secara sentral oleh belum terpenuhi secara optimal. petugas. Dengan cara ini informasi Beberapa rancangan solusi yang penting dan mendesak telah dirumuskan sebagai upaya disampaikan oleh petugas bisa menanggapi pengaduan masyarakat terdengar oleh pengunjung dan petugas dalam rangka meningkatkan kualitas di semua ruangan secara cepat. pelayanan publik di RSUD. AW. Aspek kedua, peningkatan Sjahranie. Solusi ini bisa dikategorikan komunikasi dengan pasien dan ke dalam beberapa aspek, yaitu keluarga pasien dan masyarakat. berkaitan dengan penyediaan Apabila aspek yang pertama di atas kelengkapan sarana dan prasarana, berkaitan dengan perlengkapan media peningkatan komunikasi dengan pasien yang digunakan maka pada aspek d a n k e l u a rg a p a s i e n m a u p u n kedua ini berkaitan dengan cara dan masyarakat, meningkatkan komunikasi muatan yang disampaikan petugas dengan struktur pemerintah, serta kepada masyarakat pengguna layanan peningkatan koordinasi dengan unit- rumah sakit. Peningkatan komunikasi 2134
  • 21. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi ini bisa dilakukan secara interpersonal dikatakan ada 4 (empat) kategori yang antara petugas dengan pasien atau disimbolkan dengan warna, yaitu k elu arg a p as ien , ar tin y a p o la hitam, merah, kuning, dan hijau dimana komunikasi yang dilakukan adalah warna tersebut mencerminkan urgensi bertemu secara langsung antara p e n a n g a n a n n y a . Wa r n a h i t a m petugas dengan pasien atau keluarga menunjukkan kondisi pasien sudah pasien, misalnya untuk menjelaskan meninggal (deceased). Warna merah hal-hal yang berkaitan dengan penyakit menunjukkan kondisi pasien yang pasien serta upaya penyembuhannya. harus segera ditangani (immediate). Komunikasi secara tidak langsung Warna kuning menunjukkan kondisi berkaitan dengan jadwal visit dokter di pasien yang perawatannya masih bisa ruang rawat inap, standar pelayanan ditunda (delayed) sementara tenaga yang meliputi prosedur, waktu dan medis mas ih menangani yang biaya pelayanan. Peningkatan immediate. Sedangkan warna hijau komunikasi dengan masyarakat juga menunjukkan kondisi pasien yang bisa dilakukan melalui sosialisasi relatif baik dan hanya memerlukan kebijakan-kebijakan rumah sakit penanganan kecil (minor). Ada juga dengan menggunakan media massa. yang menggunakan warna biru yang 18 Mengefektifkan dan mencerminan kondisi tidak darurat . mensosialisasikan metode triage bagi Ukuran waktu maksimum penanganan pasien di unit atau instalasi penanganan pasien, Australian Triage pelayanan darurat (UGD atau IGD) Scale (ATS) memformulasikan 5 (lima) menjadi salah satu upaya penanganan kategori yaitu ATS1 dengan acuity pasien darurat secara lebih cepat dan (waktu maksimal yang diperlukan adil. Triage adalah metode prioritasi untuk menunggu dan mengambil penanganan pasien dalam kondisi keputusan) adalah immediate dengan darurat dan biasanya dalam massal Performance Indicator Threshold dengan cara memisahkan pasien (PIT) 100% yang merupakan kondisi berdasarkan kondisi tingkat kekritisan paling darurat dan yang paling atau kegawatan yang dialami pasien, diprioritaskan untuk segera ditangani. seperti ketika terjadi bencana yang Kategori selanjutnya adalah ATS2 mangkibatkan banyak korban. Tetapi dengan acuity 10 menit dan PIT 80%. metode ini juga bisa digunakan dalam Kategori ATS 3 memiliki acuity 30 kondisi normal di unit-unit layanan menit dan PIT 75%. Kategori ATS4 darurat. Triage menggunakan simbol memiliki acuity 60 menit dan PIT 70%, warna yang dilabelkan kepada pasien serta kategori ATS5 dengan acuity 120 dan warna tersebut mencerminkan menit dan PIT 70%.19 level kondisi pasien. Di berbagai Penggunaan simbol dan tanda negara memiliki kategori yang warna yang digunakan dalam metode berbeda-beda, tetapi secara umum bisa triage merupakan bentuk komunikasi 18 Slide presentasi Julia Fuzak dan Patrick Mahar, 2009, Emergency Department Triage, dalam http://www.sld.cu/galerias/pdf/sitios/ucipediatria/emergency_department_triage2-2mejor.pdf diunduh tanggal 9 November 2010 19 T r i a g e I n T h e E m e r g e n c y D e p a r t m e n t : G e n e r a l P r i n c i p l e s d a l a m http://wacebnm.curtin.edu.au/workshops/Triage.pdf diunduh tanggal 9 November 2010 2135
  • 22. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi non verbal antara penyedia dan dengan persediaan darah dan layanan pengguna layanan di UGD, serta Askes perlu ditanggapi dengan bentuk komunikasi antar petugas peningkatan koordinasi dengan kedua sendiri. Dengan melihat simbol warna institusi tersebut. Koordinasi dengan tersebut semua pihak bisa mengetahui PMI dalam rangka meningkatkan level kekritisan pasien. Upaya ini kelancaran pasokan kebutuhan darah menjadi salah satu solusi bagi golongan tertentu yang diperlukan penanganan pasien di Unit Gawat secara mendesak dalam penanganan Darurat. pasien. Aspek ketiga, meningkatkan Ti n d a k l a n j u t k e g i a t a n komunikasi dengan struktur pengelolaan pengaduan masyarakat pemerintahan, yaitu pemerintah setelah implementasi janji perbaikan kabupaten/kota, kecamatan, dan adalah melakukan survei ulang kepada kelurahan/desa. Komunikasi dengan masyarakat dengan menggunakan instansi pemerintahan ini dalam rangka instrumen yang sama sebagaimana mensosialisasikan kelengkapan berkas survei awal. Survei ulang ini dilakukan yang diperlukan bagi pasien gakin untuk mengetahui perubahan yang (keluarga miskin) hingga ke tingkat terjadi sebelum dan setelah kecamatan dan kelurahan/desa. Hal ini implementasi janji perbaikan layanan. dimaksudkan agar semua pasien gakin Hasil survei ulang ini mencerminkan yang memanfaatkan fasilitas penilaian masyarakat terhadap keringanan biaya dari pemerintah bisa perubahan yang terjadi setelah realisasi melengkapi semua berkas persayaratan janji perbaikan layanan. administratif sejak dari tingkat Selama proses realisasi janji kelurahan/desa mengingat pengguna perbaikan tersebut, kontrol masyarakat layanan di rumah sakit ini tidak hanya tetap bisa dilakukan dengan memantau bersal dari dalam Kota Samarinda janji-janji yang sudah bisa tetapi juga berasal dari luar Kota direalisasikan dan janji-janji yang Samarinda. Dengan demikian ketika belum bisa direalisasikan, serta sudah berada di rumah sakit para pasien masyarakat bisa melakukan konfirmasi gakin sudah bisa cepat terlayani karena kepada penyedia layanan tersebut memiliki persyaratan yang diperlukan mengenai alasan mengapa ada janji dan tidak perlu lagi disibukkan dengan yang belum bisa direalisasikan. Oleh kewajiban pemenuhan persyaratan karena itu, adanya transparansi administratif. Sosialisasi dengan terhadap pelaksanaan janji merupakan menggunakan struktur pemerintahan kebutuhan bagi masyarakat yang perlu juga berkaitan dengan urgensi rujukan diberikan ruang oleh manajemen bagi pasien yang hendak rumah sakit sebagai upaya direkomendasikan untuk dirawat di mengkomunikasikan pelaksanaan rumah sakit. janji-janjinya. A s p e k k e e m p a t , Pembenahan dan perbaikan meningkatkan koordinasi dengan unit- kualitas pelayanan publik terus unit lain yang terkait dengan pelayanan dilakukan. Selain menggunakan kesehatan seperti PMI dan Askes. pendekatan partisipatif tersebut, Masuknya keluhan yang berkaitan Manajemen RSUD AW. Sjahranie juga 2136
  • 23. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi sedang berupaya menerapkan ISO hanya "membeli" jasa rumah sakit dan 9000 tentang Sistem Manajemen Mutu. mendapatkan jasa yang diinginkan, Sistem manajemen mutu merupakan tetapi masyakat sudah mulai menjadi upaya perbaikan manajemen internal mitra dan terlibat secara langsung sehingga semua kegiatan manajemen dalam upaya peningkatan kualitas yang dilakukan terencana dan terekam pelayanan. dengan baik, agar setiap permasalahan yang terjadi bisa ditelusuri dan Penutup dicarikan solusinya dengan lebih cepat Komunikasi bukan hanya dan akurat. dalam pengertian verbal yaitu Dalam sistem manajemen pembicaraan 2 (dua) orang atau lebih pelayanan publik, kualitas sumber daya secara bertemu langsung maupun aparatur (man) menempati posisi kunci dengan menggunakan alat-alat sehingga perlu menjadi fokus perhatian komunikasi jarak jauh seperti radio, utama. Kemudian didukung oleh telepon, ataupun surat. Komunikasi kelengkapan sarana dan prasarana bisa juga dilakukan dengan cara non (material) serta biaya anggaran verbal dan secara tidak langsung (money) yang memadai. Oleh karena seperti menggunakan tanda atau pelayanan rumah sakit merupakan simbol yang bisa dimengerti atau pelayanan jasa (bukan barang) maka dipahami oleh para pihak yang terlibat, tidak diperlukan machine sebagai alat yaitu komunikator dan komunikan. produksi. Alat produksi yang utama Kedua jenis komunikasi baik verbal dalam pelayanan di rumah sakit adalah dan non verbal tersebut saling SDM aparatur dan sarana-prasarana itu melengkapi dan keduanya sangat sendiri. Kualitas SDM aparatur yang diperlukan dalam praktek kompeten (meliputi kapasitas penyelenggaraan pelayanan publik. knowledge, skill and attitude) yang Berdasarkan uraian di atas maka bisa didukung oleh kelengkapan penunjang disimpulkan beberapa hal berkaitan dan metode yang tepat merupakan dengan praktek komunikasi yang modal untuk menciptakan sebuah terjadi dalam penyelenggaraan sistem yang kondusif bagi pelayanan publik di RSUD. AW. penyelenggaraan pelayanan. Syahranie sebagai berikut: Apa yang telah dilakukan 1. Komunikasi yang terjadi antara rumah sakit tersebut merupakan penyedia dan pengguna layanan langkah awal untuk mewujudkan The rumah sakit tersebut selama ini New Public Service sebagaimana yang kurang interaktif dan kurang efektif disampaikan oleh Janet V. Denhardt sehingga muncul kesalahan dan Robert B. Denhardt. Kepentingan persepsi masyarakat sebagai publik mulai ditempatkan sebagai pengguna layanan terhadap petugas fokus pelayanan dengan melibatkan maupun proses pelayanan di rumah masyarakat untuk bersama-sama sakit. Kurang efektifnya memecahkan masalah berkaitan komunikasi tersebut karena dengan pelayanan kesehatan. masyarakat kurang mengetahui Masyarakat tidak lagi ditempatkan upaya yang telah dilakukan oleh sebagai konsumen semata-mata yang manajemen rumah sakit sehingga 2137
  • 24. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi mengambil dugaan bahwa rumah yang baik antara penyedia dan sakit sebagai penyedia layanan pengguna layanan. Tanpa komunikasi tidak memberikan pelayanan secara yang baik maka masyarakat tidak optimal. mengetahui upaya apa yang telah 2. Pentingnya (urgensi) komunikasi dilakukan oleh unit penyedia layanan dalam pelayanan publik karena publik. komunikasi bisa menjadi penyebab dan juga bisa menjadi solusi untuk Daftar Pustaka memecahkan persoalan dalam Anonim, Triage In The Emergency proses penyelenggaraan pelayanan. Department: General Komunikasi ini dilakukan untuk Principles dalam membangun kesamaan makna atas http://wacebnm.curtin.edu.au/ pesan yang dikirimkan dalam w o r k s h o p s / Tr i a g e . p d f kegiatan pelayanan publik, diunduh tanggal 9 November dilakukan dengan memberikan 2010 informasi secara jelas berbagai hal Denhardt, Janet V. & Denhardt, Robert terkait, seperti prosedur dan B., 2007, The New Public persyaratan, fasilitas, hak dan Service: Serving, Not Steering. kewajiban masyarakat dan New York: M.E. Sharpe, Inc. sebagainya. Effendy, Onong Uchjana, 2000, Ilmu, 3. Komunikasi efektif bila pesan bisa Te o r i d a n F i l s a f a t diterima dengan baik dan dipahami Komunikasi. Bandung: kemudian menghasilkan respon Penerbit Citra Aditya Abadi, yang positif. Komunikasi ini bisa Cet-2. dilakukan secara lisan dua arah oleh Fuzak, Julia dan Patrick Mahar, 2009, petugas secara interpersonal, bisa E m e rg e n c y D e p a r t m e n t juga menggunakan media audio Triage, slide presentasi dalam visual, tulisan atau simbol/gambar http://www.sld.cu/galerias/pdf yang menarik dan ditempatkan di /sitios/ucipediatria/emergency berbagai tempat yang mudah dilihat _department_triage2- pengunjung. Kejelasan informasi 2mejor.pdf diunduh tanggal 9 dalam penyelenggaraan pelayanan November 2010 publik juga sebagai bentuk Gie, The Liang, 1992, Cara Bekerja transparansi dalam Efisien, Yogyakarta: Penerbit penyelenggaraan pelayanan publik. Liberty bekerjasama dengan Lembaga Bina Prestasi dan Komunikasi dalam Sukses. penyelenggaraan pelayanan memiliki Komala, Lukiati, 2009, Ilmu peran yang sangat penting. Oleh karena Komunikasi: perspektif, itu, dalam proses penyelenggaraan P ro s e s , d a n K o n t e k s . pelayanan publik semua kelengkapan Bandung: Widya Padjajaran. yang meliputi ketersediaan SDM, Mulyana, Slamet, Iriani Bakti dan anggaran biaya, sarana dan prasarana Teddy K. Wirakusumah, 2001, serta metode pemberian pelayanan Pelayanan Melalui perlu dikemas dengan komunikasi Komunikasi Interpersonal 2138
  • 25. URGENSI KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Andi Wahyudi t e rh a d a p Wi s a t a w a n d i Peraturan Menpan No. 13 Tahun 2009 Cipanas Kabupaten Garut. tentang Pedoman Peningkatan Jatinangor: Fakultas Ilmu Kualitas Pelayanan Publik Komunikasi Universitas dengan Partisipasi Padjadjaran. Masyarakat. Nurmandi, Achmad, 2010, Manajemen Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik. tentang Pelayanan Publik Yo g y a k a r t a : S i n e r g i Publishing. Sukasah, Tony, 2004, Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Aliran Informasi dalam Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyarakat di Kabupaten Bekasi, Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung, http://www.scribd.com/doc/2 2088675/PENGARUH- IKLIM-KOMUNIKASI- ORGANISASI-DAN- ALIRAN-INFORMASI- D A L A M - P E L AYA N A N - PUBLIK-TERHADAP- K E P U A S A N - M A S YA R A K AT- D I - K A B U PAT E N - B E K A S I diunduh tanggal 21 Mei 2010. Taufik, Andi, Akhmad Sirodz, & Andi Wa h y u d i , 2 0 1 0 , H a s i l Lokakarya Analisis Masalah Penyebab Pengaduan Masyarakat dan Rencana Ti n d a k N y a t a . L a p o r a n fasilitasi tidak diterbitkan, Samarinda: PKP2A III LAN bekerjasama dengan RSUD AW. Sjahranie. Zamroni, Mohammad, 2009, Filsafat Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu. Keputusan Menpan No. 6 3 / K E P / M . PA N / 7 / 2 0 0 3 tentang Pedoman Umum Penyelengaraan Pelayanan Publik. 2139
  • 26. ANALISIS KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH GIZI DIKALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN PENGALAMAN BERBAGAI NEGARA Oleh: Bernatal Saragih1 Abstract Over this time period, strategies for implementing effective nutrition intervention programs have long been sought after. These have stressed not only feasibility of implementation and short-term out-comes, but efforts to promote sustainable nutrition programs have been of great concern. The nutrition intervention programs succeed at province East Kalimantan should identified mechanisms by which experience to efforts develop recovery of community nutrition status not enough revitalization of Posyandu and Puskesmas but should be integrated development which to make a village as integrated development planning unit with nutrition as a part of welfare indicator community. To make these integrative efforts possible, political will, social mobilization, nutritionist and other related personnel must understand the nature of nutrition problems and have access to information system which provides proper and timely information. Keywords: Nutrition Problems, Intervention Programs, Experience In Other Countries Latar Belakang kurang 10,8 persen, gizi baik 78,3 Masalah gizi sebenarnya tidak persen dan gizi lebih 2,5 persen hal baru yang terjadi di Kalimantan (Saragih, 2009). Sungguh ironis Timur, Indonesia dan berbagai belahan memang dengan propinsi kaya masih dunia. Di Indonesia sekitar 45-55% bergelut dengan kemiskinan dan gizi anak-anak di pedesaan pada rentang kurang dan buruk diberbagai daerah. usia tersebut mengalami "stunting" dan Indikasi ini menunjukkan indeks sekitar 10% mengalami "wasting" dan pembangunan manusia (IPM) masih jumlah tersebut tidak berubah selama menyisakan masalah yang rumit yang usia prasekolah. Defisit riboflavin pada segera harus ditangani dalam remaja di Indonesia 59-96% dan pembangunan kedepan oleh prevalensi gizi kurang (kurus) 17,4%. pemerintah provinsi Kalimantan Masalah gizi di Kalimantan Timur Timur. rentan dengan kemiskinan dan pola Kemiskinan adalah keadaan pengasuhan anak oleh keluarga dimana terjadi kekurangan hal-hal termasuk asuh makan, kesehatan, yang biasa untuk dipunyai seperti kebersihan dan bermain. Hasil makanan, pakaian, tempat berlindung penelitian pada keluarga miskin di dan air minum, hal-hal ini berhubungan Kalimantan Timur menunjukkan erat dengan kualitas hidup. persentase gizi buruk 5,8 persen, gizi Kemiskinan bisa dikelompokan dalam 1 Penulis adalah Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Unmul. Doktor Bidang Ilmu Gizi 2140
  • 27. ANALISIS KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH GIZI DIKALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN PENGALAMAN BERBAGAI NEGARA Bernatal Saragih dua kategori, yaitu Kemiskinan absolut Dari gambaran kemiskinan dan Kemiskinan Relatif. Kemiskinan dan masalah gizi menjadi indikasi absolut mengacu pada satu set standar keberhasilan dalam pembangunan yang konsisten, tidak terpengaruh oleh suatu daerah atau bangsa. Keberhasilan waktu dan tempat/negara. Sebuah pembangunan nasional suatu bangsa contoh dari pengukuran absolut adalah atau daerah ditentukan oleh persentase dari populasi yang makan ketersediaan sumberdaya manusia dibawah jumlah yang cukup menopang (SDM) yang berkualitas, memiliki fisik kebutuhan tubuh manusia (kira-kira yang tangguh, mental yang kuat dan 2000-2500 kalori per hari untuk laki kesehatan yang prima serta penguasaan laki dewasa). ilmu pengetahuan dan teknologi yang Bank Dunia mendefinisikan akhirnya meningkatkan produktivitas. kemiskinan absolut sebagai hidup Pemecahan masalah gizi tentunya dengan pendapatan dibawah USD $1 memerlukan program kegiatan yang per hari dan Kemiskinan menengah direncanakan secara tepat. Pendekatan untuk pendapatan dibawah $2 USD per top down dalam perencanaan dan hari, dengan batasan ini maka pelaksanaan program dirasakan kurang diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang tepat, mengingat perbedaan potensi didunia mengkonsumsi kurang dari $1 sumberdaya alam dan sumberdaya USD per hari dan 2,7 miliar orang manusia serta masalah yang dialami. didunia mengkonsumsi kurang dari $2 Idealnya perencanaan dan pelaksanaan USD per hari (Word Bank, 2007 dalam program dilakukan dengan pendekatan Saragih, 2009). bottom up, dimana masyarakat Jumlah penduduk miskin di setempat diharapkan mampu Kalimantan Timur hingga akhir 2005 merumuskan permasalahan yang diperkirakan mencapai 760.000 jiwa dihadapi kemudian merancang yang terdiri dari 190.000 rumah tangga pendektan berdasarkan potensi yang miskin (RTM) dan pada tahun 2008 dimilikinya. Pendekatan ini berjumlah 324.000 orang (10,66%) membutuhkan partisifasi masyarakat, (Bappeda, 2009).Dari hasil konferensi sehingga unsur lain diluar masyarakat Dewan Ketahanan Pangan 2002 telah seperti pemerintah maupun lembaga membingkai sebuah gagasan yang menaruh perhatian dalam upaya "perwujudan ketahanan pangan untuk pemecahan masalah dimasyarakat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diharapkan lebih banyak bertindak persatuan bangsa dan mengikis sebagai fasilisator atau dinamisator kemiskinan" dalam kesepakatan global (Saragih, 2008). (Millenium Development Global) juga telah menetapkan pada tahun 2015 Penyebab Masalah Gizi menurunkan kemiskinan separuh dari Pertumbuhan dan masalah gizi tahun 1990 dengan penjabaran pertama merupakan masalah yang multi indikator ke empat adalah menurunkan dimensi, dipengaruhi oleh berbagai prevalensi angka gizi kurang anak faktor. Penyebab langsung gizi kurang balita dan indikator kelima adalah makan tidak seimbang, baik menurunkan jumlah penduduk defisit jumlah dan mutu asupan gizinya, di energi (konsumsi energi dibawah 70% samping itu asupan zat gizi tidak dapat anjuran kebutuhan). dimanfaatkan oleh tubuh secara 2141