Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Spesifikasi area penimbunan lahan urug terkendali
1. 1
TATA CARA
SPESIFIKASI AREA PENIMBUNAN
LAHAN URUG TERKENDALI
I. PENDAHULUAN
Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dan pengembangan kota, mengakibatkan
tuntutan terhadap pelayanan prasarana dan sarana mendesak. Masalah sampah
perkotaan merupakan masalah yang harus memerlukan penanganan serius. Pada
umumnya, pengelolaan sampah perkotaan merupakan masalah yang kompleks dan
bersifat dinamis.
Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dibutuhkan untuk menghadapi
masalah persampahan tersebut. TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap akhir dalam pengelolaannya, yang dimulai dari sumber, pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
Di TPA, sampah yang datang harus diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan
gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya, diperlukan perencanaan
yang baik menyangkut metode atau teknologi pembuangan, penyediaan prasarana
dan sarana, pengoperasian dan pemeliharaan, serta perlakuan yang benar dan tepat
dalam perlindungan terhadap lingkungan sekitarnya, agar keamanan tersebut dapat
dicapai dengan sebaik-baiknya.
Penimbunan sampah merupakan salah satu metode yang digunakan di dalam
pengeloalan TPA, agar tidak menimbulkan pencemaran atau gangguan yang dapat
membahayakan lingkungan sekitarnya.
Spesifikasi/metode yang digunakan ini mencakup persyaratan teknis mengenai
bentuk, ukuran, bahan/elemen/komponen, fungsi dan kekuatan dan area
penimbunan sampah dengan sistem lahan urug terkendali, minimal pelayanan 5
tahun.
II. PERSYARATAN TEKNIS
2.1. Bentuk
Bentuk area penimbunan sampah dengan sistem lahan urug terkendali disesuaikan
dengan lahan yang tersedia.
2.2. Ukuran
1) Area Penimbunan
Area penimbunan merupakan susunan sel-sel secara vertikal atau horizontal
dengan ukuran ditentukan berdasarkan sebagai berikut:
a) waktu layan minimum 5 tahun;
b) lahan aktif 70% - 80% dan total lahan TPA;
c) penurunan timbunan sampah minimum 20% dan tinggi awal
2) Dasar Area
Ukuran dasar area adalah sebagai berikut:
2. 2
a) jarak vertikal antara dasar area penimbunan terhadap muka air tanah
pada musim hujan minimum 3 m;
b) terdiri dari minimum 2 lapisan tanah kedap air dengan ketebalan
masing- masing 250 mm;
c) kemiringan 1 — 2% kearah tempat pengumpulan lindi.
3) Pengumpul dan Penyalur Lindi
Ukuran pengumpul dan penyalur lindi adalah sebagal berikut:
(1). pengumpul lindi berupa lapisan kerikil yang ditempatkan di atas dasar
area dengan ukuran sebagai berikut:
a) tebal 100 mm;
b) diameter kerikil 30 — 50 mm;
c) kemiringan 1 — 2 % ke arah penyalur lindi.
(2) penyalur lindi berupa saluran dengan ukuran:
a) lebar atas 400 mm;
b) lebar bawah 250 mm;
c) dalam 300 mm;
d) kemiringan 1 — 2 %;
e) diameter kerikil pengisi saluran 30 — 50 mm.
4) Bidang Kerja
Ukuran bidang kerja area adalah sebagai berikut:
a) lebar minimum 2 (dua) kali lebar truk;
b) panjang sesuai dengan volume sampah yang masuk perhari.
5) Timbunan Sampah
Ukuran timbunan sampah sebagai berikut:
a) tinggi timbunan maksimum 1,2 m;
b) kemiringan dinding 1 : 3;
c) kepadatan timbunan sampah 0,6 ton/m
6) Tanah Penutup Ukuran tanah penutup sebagai berikut:
a) tebal antara 150 — 300 mm dilakukan setiap 5—7 hari;
b) tebal tanah penutup akhir 500 — 600 mm;
c) tebal top soil minimum 500 mm.
7) Penangkap Gas
Ukuran penangkap gas adalah sebagai berikut:
(1) ventilasi gas berupa saluran bronjong berdiameter 400 mm yang diisi batu
pecah diameter 50 — 100 mm.
(2) saluran gas pada akhir timbunan sebelum penutupan dengan top soil
ditambah pipa berlubang diameter 150 mm setinggi 2 m, yang bagian
atasnya disambung dengan pipa pelepas gas;
3. 3
(3) jarak antar saluran gas vertikal 50—70 m.
7) Drainase Bidang Kerja
Saluran drainase berupa saluran tanah berukuran sebagai berikut:
a. kedalaman 250 mm;
b. lebar 50 mm;
c. kemiringan 1 – 2 %
2.3 Bahan/Elemen/Komponen
Jenis Bahan yang digunakan seperti tabel 1
TABEL I
JENIS BAHAN YANG DIGUNAKAN PADA AREA PENIMBUNAN SAMPAH
DENGAN SISTEM LAHAN URUG TERKENDALI
NO BAHAN KERIKIL TANAH TANAH TOP PIPA BRONJONG BATU
KOMPONEN LIAT URUG SOIL PECAH
STABILISASI
PVC GIV
1 Dasar Area *
(dipadatkan)
2 Pengumpul * *
dan Penyelur
gas
3 Penangkap * * * * *
Gas
4 Tanah * *
Penutup
5 Drainase *
Kerja
2.4 Fungsi
Fungsi masing-masing komponen seperti pada tabel 2
TABEL 2
FUNGSI DAN KOMPONEN
NO KOMPONEN FUNGSI
1 Dasar Area Lapisan untuk pengendalian kebocoran lindi
2 Bidang Kerja Tempat untuk menimbun, meratakan dan memadatkan
sampah
3 Saluran Pengumpul dan Untuk mengumpul dan menyalurkan lindi ke instalasi
Penyalur Lindi pengolah lindi
4 Penangkap Gas Untuk menyalurkan dan atau mengumpulkan gas yang keluar
dari timbunan sampah untuk kemudian dikeluarkan dan atau
dimanfaatkan
5 Tanah Penutup Untuk menutup sampah, menghilangkan bau, lalat, tikus dan
sebagainya
6 Drainase Bidang Kerja Membatasi infiltrasi dan mencegah timbulnya genangan air
4. 4
2.5 Kekuatan
Kekuatan komponen-komponen area penimbunan sampah sesuai dengan tabel 3
TABEL 3
KEKUATAN KOMPONEN/ELEMEN
NO NAMA/ELEMEN/KOMPONEN KEKUATAN
1 Dasar Area (tanah lempung/tanah Kepadatan proktor 95%
stabilisasi)
2 Pengumpul dan Penyalur Lindi Dengan angka kekerasan sesuai dengan SNI 03-1757-
1990
3 Penangkap Gas
1) bronjong kawat Sesuai dengan SNI 03-0090-1987
2) pipa PVC Sesuai dengan SNI 06-0162-1987
3) batu pecah Sesuai dengan SNI 03-1994-1989
4 Tanah Penutup
1) tanah urug Kelulusan tanah minimum 10-4 cm/det
2) tanah penutup akhir Kelulusan tanah minimum 10-6 cm/det
3) top soil Tanah dengan kandungan hara
5 Drainase Bidang Kerja Kedap air dengan kelulusan tanah 10-6 cm/det
(saluran tanah liat)
2.6 Kebutuhan Bahan
Total tanah penutup yang dibutuhkan adalah 15 % dari jumlah sampah yang
ditimbun.