SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Assalamualaikum wr.wb 
Saya Akan Menjelaskan Tentang PUASA
Pengertian 
Puasa 
PUASA 
Hikmah Puasa 
Hal hal 
yang 
membatalk 
an puasa 
Macam- 
Macam 
puasa
Pengertian Puasa 
Puasa (disebut juga Shaum) yang bersifat wajib dilakukan pada 
bulan Ramadan selama satu bulan penuh dan ditutup dengan 
Hari Raya Lebaran, menahan diri dari makan dan minum dan dari 
segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa seperti 
perbuatan-perbuatan yang tidak baik termasuk dalam perkataan, 
tidak bertengkar, menjaga pola pikir, hawa nafsu, dan juga untuk 
melatih kesabaran, mulai dari terbit fajar hingga terbenam 
matahari dengan niat. Sesuai perintah dalam kitab suci umat 
islam Al Quran puasa juga menolong menanam sikap yang baik. 
Dan kesemuanya itu diharapkan berlanjut ke bulan-bulan 
berikutnya, dan tidak hanya pada bulan puasa.
Macam-Macam Puasa 
1. PuasaWajib. 
Puasa wajib adalah, puasa jika dikerjakan akan mendapatkan 
pahala dan jika 
tidak dikerjakan akan berdosa. Puasa wajib antara lain meliputi: 
a. Puasa Ramadlan. 
b. Puasa Nazar. 
Puasa Nadzar adalah Puasa yang kedua dari puasa wajib yakni 
puasa sebab 
Nadzar. Kata Nadzar menurut bahasa adalah berjanji tentang 
sesuatu hal, baik 
terpuji ataupun tidak (tercela). Sedangkan menurut istilah, nadzar 
adalah 
kesanggupan untuk melaksanakan ibadah yang tidak berhukum 
wajib ‘ain, dengan
c. Puasa Kafarat. 
Puasa kafarot adalah puasa yang harus dilakukan sebagai bentuk 
denda atas 
pelanggaran syari’at yang telah dilakukan (kafarot), baik mengandung 
dosa 
maupun tidak.. seperti bersetubuh pada waktu puasa Ramadlan. Dan 
membunuh 
tanpa ada kesengajaan. 
d. Puasa Qodlo’. 
Puasa qodlo’ adalah puasa yang dilaksanakan pada hari-hari yang 
tidak 
diwajibkan berpuasa, karena disebabkan tidak bisa melaksanakan 
kewajiban 
puasa pada waktu yang semestinya. 
2. Puasa Sunnah 
a. Puasa Enam hari di bulan Syawwal. 
Puasa sunnah enam hari pada bulan syawal (setelah tanggal 1 syawal) 
setalah
b. Puasa hari Arofah (9 Dzulhijjah). 
Puasa Arofah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 
9 Dzulhijjah.Puasa tanggal 9 Dzulhijjah ini disunnahkan bagi 
orang Islam yang tidak baru melaksanakan ibadah haji. 
Sebagaimana Hadist Nabi SAW: 
c. Puasa Asyuro’ (tanggal 10 Muharram). 
Puasa Asyuro’ adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 
bulan Muharrom. 
Dan bulan Muharrom adalah bulan pertama kali tahun hijriyyah, 
yakni tahun 
perjuangan dan kemenangan dalam sejarah Islam. Barang siapa 
berpuasa 
sunnah Asyuro’ dengan ikhlash mengharap ridlo Allah SWT, maka 
ia akan di 
hapus dosa-dosonya setahun. Nabi SAW telah bersabda: 
d. Puasa Tasu’a’. (Tanggal 9 Muharrom).
e. Berpuasa pada Sebagian Besar Bulan Sya’ban. 
f. Puasa Ayyam al-Bidh 
Ayyam al-Bidh adalah puasa yang dilakukan pada hari-hari 
tanggal 13, 14 dan 15 bulan-bulan hijriyyah. Sebagaimana 
hadist Nabi SAW: 
g. Puasa pada hari Senin dan Kamis Puasa ini disunnahkan 
karena Nabi Muhammad Saw sangat 
memperhatikannya.Beliau bersabda: 
h. Berpuasa Selang-seling (Seperti Puasa Daud) 
Puasa Dawud adalah Puasa yang disukai oleh Allah swt. 
Sebagaimana Sabda Nabi saw. Yang artinya: “Dari Abdullah 
bin Amr berkata, Rasulullah saw telah bersabda, “Puasa yang 
paling disukai Allah adalah puasa Daud dan salat yang paling 
disukai Allah adalah salat Daud. Ia tidur seperdua (separoh) 
malam, bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya, dan ia
Hadist beserta niat Puasa 
hari Arofah (9 Dzulhijjah) 
Hadist beserta niat 
PUASA 
SUNNAH 
Puasa Asyuro 
(tanggal 10 
muharram) 
Hadist beserta niat 
Puasa Tasu’a 
(tanggal 10 
muharram) 
Hadist beserta niat 
Puasa enam hari 
dibulan syawal : 
Hadist beserta 
Puasa pada 
sebagian besar 
bulan bulan 
Sya’ban 
Hadist beserta 
Puasa pada hari 
Senin dan Kamis 
Hadist beserta 
niat Puasa 
Ayyam al-Bidh 
Hadist beserta 
niat Berpuasa 
Selang-seling 
(Seperti Puasa 
Daud)
Nabi SAW bersabda :
Hikmah Puasa 
1. Melatih Disiplin Waktu – Untuk menghasilkan puasa yang tetap fit dan kuat 
di siang hari, maka tubuh memerlukan istirahat yang cukup, hal ini membuat 
kita tidur lebih teratur demi lancarnya puasa. Bangun untuk makan sahur 
dipagi hari juga melatih kebiasaan unt 
uk bangun lebih pagi untuk mendapatkan rejeki (makanan). 
2. Keseimbangan dalam Hidup – Pada hakikatnya kita adalah hamba Allah 
yang diperintahkan untuk beribadah. Namun sayang hanya karena hal 
duniawi seperti pekerjaan, hawa nafsu dan lain-lain kita sering melupakan 
kewajiban kita. Pada bulan puasa ini kita terlatih untuk kembali mengingat dan 
melaksanakan seluruh kewajiban tersebut dengan imbalan pahala yang 
dilipatgandakan. 
3. Mempererat Silaturahmi – Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, 
akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil 
perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid 
4. Lebih Perduli Pada Sesama – Dalam Islam ada persaudaraan sesama 
muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang 
memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi 
ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan 
yang dilaksanakan di Masjid.
5. Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan – Tujuan puasa adalah melatih diri 
kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan 
Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya 
gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi 
kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah. 
6. Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah – Setiap langkah kaki menuju 
masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, 
tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah, sampai 
tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat dijadikan 
ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat 
bernilai ibadah. 
7. Berhati-hati Dalam Berbuat – Puasa Ramadhan akan sempurna dan tidak 
sia-sia apabila selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari 
keharaman mata, telinga, perkataan dan perbuatan. atihan ini menimbulkan 
kemajuan positif bagi kita jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat 
menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, 
berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan 
lain sebagainya. 
8. Berlatih Lebih Tabah – Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan 
menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk 
sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain kepada
9. Melatih Hidup Sederhana – Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat 
minum dan makan sedikit saja kita telah merasakan nikmatnya makanan 
yang sedikit tersebut, pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-macam 
sebetulnya hanya hawa nafsu saja. 
10. Melatih Untuk Bersyukur – Dengan memakan hanya ada saat 
berbuka, kita 
menjadi lebih mensykuri nikmat yang kita miliki saat tidak berpuasa. 
Sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih mensyukuri nikmat Allah 
SWT.
Syarat Wajib Puasa 
Islam. Disyariatkan berpuasa kepada mereka yang 
memeluk agama Islam dan tidak disyariatkan ibadah ini 
kepada kaum kafir. 
Berakal. Ibadah puasa juga dituntut kepada mereka yang 
berakal dan yang waras dalam berfikir sebagai seorang 
manusia. Taklifan puasa ini tidak jatuh kepada mereka 
yang hilang kewarasan akal, gila, tidak sedarkan diri 
(koma) dan yang setara dengannya. 
Baligh. Puasa diwajibkan ke atas mereka yang telah 
mencapai usia baligh disisi syarak. Tanda baligh adalah: 
(a)Ihtilam, yaitu keluarnya mani dalam keadaan sadar 
atau saat mimpi; 
(b) Tumbuhnya bulu kemaluan; atau 
(c) Dua tanda yang khusus pada wanita adalah haid dan 
hamil.
Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa 
1. Makan dengan sengaja 
2. Minum dengan sengaja 
3. Hubungan badan (Jima' / bersetubuh) 
4. Haid (datang bulan bagi perempuan) 
5. Nifas (keluar darah dari rahim disebabkan 
melahirkan dan setelah melahirkan) 
6. Murtad (keluar agama Islam - Kafir) 
7. Muntah dengan sengaja
Golongan Orang Yang Diperbolehkan 
Tidak Puasa 
1. Orang sakit. 
Seorang muslim yang sedang sakit pada Bulan 
Ramadhan diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Hal 
itu berdasarkan situasi dan kondisi berikut; 
a. Jika ia masih mampu berpuasa tanpa kesukaran, 
maka ia lebih baik berpuasa; tetapi kalau ia tidak 
mampu, lebih baik ia berbuka. 
b. Kalau ia masih ada harapan sembuh dari sakitnya, 
maka ia bersabar menunggu sampai ia sembuh, lalu 
ia membayar (qadha) sebanyak puasa yang 
ditinggalkannya. 
Namun, jika tidak ada harapan akan kesembuhannya, 
maka ia boleh berbuka dan membayar fideyah 
dengan secupak bahan makanan yang diberikan 
kepada orang miskin sesuai dengan jumlah hari 
puasa yang ditinggalkannya.
2. Musafir. 
Orang yang sedang melakukan perjalanan (musafir) sejauh yang 
dibolehkan mengkasar shalat, dibolehkan tidak berpuasa. Setelah 
kembali dari perjalanannya, ia akan membayar (qadha) puasa yang 
ditinggalkannya pada hari lam diluar bulan Ramadhan. 
Firman Allah di dalam Alquran, "Maka, jika diantara kamu ada yang sakit, 
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya 
berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang 
lain." (QS. Al Baqarah: 184). 
Jika musafir itu dapat berpuasa dalam perjalanannya adalah lebih baik 
daripada tidak berpuasa, sebagaimana Firman Allah SWT, "Dan 
berpuasa lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui." (QS. Al Baqarah: 
155). 
3. Orang yang sangat Tua dan Pekerja Berat. 
Orang yang sudah lanjut usia, baik laki-laki, maupun perempuan 
diperbolehkan tidak berpuasa jika mereka tidak mampu lagi berpuasa. 
Demikian juga orang-orang yang bekerja berat sebagai mata pencahari-annya, 
seperti orang-orang yang bekerja di dalam pertambangan, atau 
orang-orang yang telah dihukum dengan kerja paksa, sehingga sulit 
sekali melakukan puasa. 
Mereka semuanya dapat mengganti hari-hari puasa mereka dengan 
fidyah, sebagaimana firman Allah SWT, "Dan wajib bagi orang-orang
4. Perempuan yang Hamil dan yang Menyusui. 
Perempuan yang sedang hamil atau menyusui, 
dibolehkan tidak berpuasa. Hanya di dalam 
pelaksanaannya terdapat perbedaan pendapat di 
kalangan ulama dikalangan Ulama. 
Menurut Ibnu Umar dan Ibnu Abbas RA, Apabila 
perempuan hamil dan perempuan yang menyusui 
khawatir atas dirinya dan anaknya, maka keduanya boleh 
berbuka, dan wajib memberi fideyah. Ia tidak meng-qadha 
puasa yang telah ditinggalkannya. 
Menurut Imam Syafi'i dan Imam Ahmad, jika keduanya 
hanya khawatir atas anaknya saja lalu ia berbuka, maka 
keduanya wajib qadha dan fideyah. Jika keduanya 
khawatir pada dirinya saja, atau khawatir pada dirinya 
dan anaknya, maka keduanya wajib fideyah saja, tanpa 
qadha. 
Sedangkan menurut Ulama Hanafiah, dan Abu Ubai, 
serta Abu Tsaur, perempuan yang hamil dan yang 
menyusui, hanya wajib qadha, tanpa 
fideyah. Wallahu'alam.
Hal-Hal Yang Merusak Puasa 
Melakukan perbuatan atau perkataan tercela. 
Seperti berkelahi, berdusta, menghina, hasud, 
dengki, dan memfitnah. 
Sengaja melihat gambar-gambar maupun video 
yangmembangkitkan nafsu syahwat
puasa~

More Related Content

What's hot (20)

Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2
 
Puasa
PuasaPuasa
Puasa
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Puasa Wajib dan sunah
Puasa Wajib dan sunah Puasa Wajib dan sunah
Puasa Wajib dan sunah
 
Fiqih puasa
Fiqih puasaFiqih puasa
Fiqih puasa
 
Makalah puasa 2
Makalah puasa 2Makalah puasa 2
Makalah puasa 2
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasa
 
RPP Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
RPP Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang BertakwaRPP Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
RPP Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
 
Puasa
PuasaPuasa
Puasa
 
Materi pondok romadhon
Materi pondok romadhonMateri pondok romadhon
Materi pondok romadhon
 
Puasa ppt
Puasa pptPuasa ppt
Puasa ppt
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Syarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasaSyarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasa
 
Makalah Puasa Ramadhan
Makalah Puasa RamadhanMakalah Puasa Ramadhan
Makalah Puasa Ramadhan
 
Presentasi Agama - PUASA
Presentasi Agama - PUASA Presentasi Agama - PUASA
Presentasi Agama - PUASA
 
Makalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsMakalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan hadits
 
Presentasi Fiqh 4
Presentasi Fiqh 4Presentasi Fiqh 4
Presentasi Fiqh 4
 
Pengertian puasa ramadhan
Pengertian puasa ramadhanPengertian puasa ramadhan
Pengertian puasa ramadhan
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
PUASA
PUASAPUASA
PUASA
 

Similar to puasa~

[AGAMA] Puasa (Jenis-Jenis, Syarat, Rukun, Sunnah Puasa, dll)
[AGAMA] Puasa (Jenis-Jenis, Syarat, Rukun, Sunnah Puasa, dll)[AGAMA] Puasa (Jenis-Jenis, Syarat, Rukun, Sunnah Puasa, dll)
[AGAMA] Puasa (Jenis-Jenis, Syarat, Rukun, Sunnah Puasa, dll)Hana Medina
 
Ayu lestari20100720031 ibadah-puasa
Ayu lestari20100720031 ibadah-puasaAyu lestari20100720031 ibadah-puasa
Ayu lestari20100720031 ibadah-puasaMarnosumarno
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptxSuarniSuarni5
 
Shiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunahShiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunahsuci220489
 
Shiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunahShiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunahsuci220489
 
Shiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunahShiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunahsuci220489
 
Impak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimImpak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimAnis Nabilah
 
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docxBuku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docxssuserb565d4
 
MATERI BAB PUASA PONROM 2023.pptx
MATERI BAB PUASA PONROM 2023.pptxMATERI BAB PUASA PONROM 2023.pptx
MATERI BAB PUASA PONROM 2023.pptxMatsanetiKabMalang
 
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docxBuku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docxmohfarkun
 
Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa" Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa" Audra
 

Similar to puasa~ (20)

Puasa.ppt
Puasa.pptPuasa.ppt
Puasa.ppt
 
Pelajaran 4.pptx
Pelajaran 4.pptxPelajaran 4.pptx
Pelajaran 4.pptx
 
[AGAMA] Puasa (Jenis-Jenis, Syarat, Rukun, Sunnah Puasa, dll)
[AGAMA] Puasa (Jenis-Jenis, Syarat, Rukun, Sunnah Puasa, dll)[AGAMA] Puasa (Jenis-Jenis, Syarat, Rukun, Sunnah Puasa, dll)
[AGAMA] Puasa (Jenis-Jenis, Syarat, Rukun, Sunnah Puasa, dll)
 
Ayu lestari20100720031 ibadah-puasa
Ayu lestari20100720031 ibadah-puasaAyu lestari20100720031 ibadah-puasa
Ayu lestari20100720031 ibadah-puasa
 
puasa
puasapuasa
puasa
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
 
Puasa
PuasaPuasa
Puasa
 
Shiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunahShiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunah
 
Shiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunahShiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunah
 
Shiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunahShiyam wajib sunah
Shiyam wajib sunah
 
Puasa
PuasaPuasa
Puasa
 
FIKIH PUASA.pdf
FIKIH PUASA.pdfFIKIH PUASA.pdf
FIKIH PUASA.pdf
 
Impak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimImpak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap Muslim
 
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docxBuku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
 
MATERI BAB PUASA PONROM 2023.pptx
MATERI BAB PUASA PONROM 2023.pptxMATERI BAB PUASA PONROM 2023.pptx
MATERI BAB PUASA PONROM 2023.pptx
 
materi puasa.pdf
materi puasa.pdfmateri puasa.pdf
materi puasa.pdf
 
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docxBuku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
 
Buku Kegiatan Ramadhan
Buku Kegiatan Ramadhan Buku Kegiatan Ramadhan
Buku Kegiatan Ramadhan
 
Rin
RinRin
Rin
 
Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa" Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa"
 

More from Octavianid17

More from Octavianid17 (6)

Smpit Rpi
Smpit Rpi Smpit Rpi
Smpit Rpi
 
Dwi & syanilda
Dwi & syanilda Dwi & syanilda
Dwi & syanilda
 
Dwi & syanilda
Dwi & syanilda Dwi & syanilda
Dwi & syanilda
 
WILAYAH
WILAYAH WILAYAH
WILAYAH
 
{TIK}
{TIK}{TIK}
{TIK}
 
Tugas TIK Dwi Octaviani
Tugas TIK Dwi Octaviani Tugas TIK Dwi Octaviani
Tugas TIK Dwi Octaviani
 

puasa~

  • 1. Assalamualaikum wr.wb Saya Akan Menjelaskan Tentang PUASA
  • 2. Pengertian Puasa PUASA Hikmah Puasa Hal hal yang membatalk an puasa Macam- Macam puasa
  • 3. Pengertian Puasa Puasa (disebut juga Shaum) yang bersifat wajib dilakukan pada bulan Ramadan selama satu bulan penuh dan ditutup dengan Hari Raya Lebaran, menahan diri dari makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa seperti perbuatan-perbuatan yang tidak baik termasuk dalam perkataan, tidak bertengkar, menjaga pola pikir, hawa nafsu, dan juga untuk melatih kesabaran, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat. Sesuai perintah dalam kitab suci umat islam Al Quran puasa juga menolong menanam sikap yang baik. Dan kesemuanya itu diharapkan berlanjut ke bulan-bulan berikutnya, dan tidak hanya pada bulan puasa.
  • 4. Macam-Macam Puasa 1. PuasaWajib. Puasa wajib adalah, puasa jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika tidak dikerjakan akan berdosa. Puasa wajib antara lain meliputi: a. Puasa Ramadlan. b. Puasa Nazar. Puasa Nadzar adalah Puasa yang kedua dari puasa wajib yakni puasa sebab Nadzar. Kata Nadzar menurut bahasa adalah berjanji tentang sesuatu hal, baik terpuji ataupun tidak (tercela). Sedangkan menurut istilah, nadzar adalah kesanggupan untuk melaksanakan ibadah yang tidak berhukum wajib ‘ain, dengan
  • 5. c. Puasa Kafarat. Puasa kafarot adalah puasa yang harus dilakukan sebagai bentuk denda atas pelanggaran syari’at yang telah dilakukan (kafarot), baik mengandung dosa maupun tidak.. seperti bersetubuh pada waktu puasa Ramadlan. Dan membunuh tanpa ada kesengajaan. d. Puasa Qodlo’. Puasa qodlo’ adalah puasa yang dilaksanakan pada hari-hari yang tidak diwajibkan berpuasa, karena disebabkan tidak bisa melaksanakan kewajiban puasa pada waktu yang semestinya. 2. Puasa Sunnah a. Puasa Enam hari di bulan Syawwal. Puasa sunnah enam hari pada bulan syawal (setelah tanggal 1 syawal) setalah
  • 6. b. Puasa hari Arofah (9 Dzulhijjah). Puasa Arofah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah.Puasa tanggal 9 Dzulhijjah ini disunnahkan bagi orang Islam yang tidak baru melaksanakan ibadah haji. Sebagaimana Hadist Nabi SAW: c. Puasa Asyuro’ (tanggal 10 Muharram). Puasa Asyuro’ adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 bulan Muharrom. Dan bulan Muharrom adalah bulan pertama kali tahun hijriyyah, yakni tahun perjuangan dan kemenangan dalam sejarah Islam. Barang siapa berpuasa sunnah Asyuro’ dengan ikhlash mengharap ridlo Allah SWT, maka ia akan di hapus dosa-dosonya setahun. Nabi SAW telah bersabda: d. Puasa Tasu’a’. (Tanggal 9 Muharrom).
  • 7. e. Berpuasa pada Sebagian Besar Bulan Sya’ban. f. Puasa Ayyam al-Bidh Ayyam al-Bidh adalah puasa yang dilakukan pada hari-hari tanggal 13, 14 dan 15 bulan-bulan hijriyyah. Sebagaimana hadist Nabi SAW: g. Puasa pada hari Senin dan Kamis Puasa ini disunnahkan karena Nabi Muhammad Saw sangat memperhatikannya.Beliau bersabda: h. Berpuasa Selang-seling (Seperti Puasa Daud) Puasa Dawud adalah Puasa yang disukai oleh Allah swt. Sebagaimana Sabda Nabi saw. Yang artinya: “Dari Abdullah bin Amr berkata, Rasulullah saw telah bersabda, “Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Daud dan salat yang paling disukai Allah adalah salat Daud. Ia tidur seperdua (separoh) malam, bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya, dan ia
  • 8. Hadist beserta niat Puasa hari Arofah (9 Dzulhijjah) Hadist beserta niat PUASA SUNNAH Puasa Asyuro (tanggal 10 muharram) Hadist beserta niat Puasa Tasu’a (tanggal 10 muharram) Hadist beserta niat Puasa enam hari dibulan syawal : Hadist beserta Puasa pada sebagian besar bulan bulan Sya’ban Hadist beserta Puasa pada hari Senin dan Kamis Hadist beserta niat Puasa Ayyam al-Bidh Hadist beserta niat Berpuasa Selang-seling (Seperti Puasa Daud)
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26. Hikmah Puasa 1. Melatih Disiplin Waktu – Untuk menghasilkan puasa yang tetap fit dan kuat di siang hari, maka tubuh memerlukan istirahat yang cukup, hal ini membuat kita tidur lebih teratur demi lancarnya puasa. Bangun untuk makan sahur dipagi hari juga melatih kebiasaan unt uk bangun lebih pagi untuk mendapatkan rejeki (makanan). 2. Keseimbangan dalam Hidup – Pada hakikatnya kita adalah hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah. Namun sayang hanya karena hal duniawi seperti pekerjaan, hawa nafsu dan lain-lain kita sering melupakan kewajiban kita. Pada bulan puasa ini kita terlatih untuk kembali mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban tersebut dengan imbalan pahala yang dilipatgandakan. 3. Mempererat Silaturahmi – Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid 4. Lebih Perduli Pada Sesama – Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.
  • 27. 5. Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan – Tujuan puasa adalah melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah. 6. Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah – Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat bernilai ibadah. 7. Berhati-hati Dalam Berbuat – Puasa Ramadhan akan sempurna dan tidak sia-sia apabila selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari keharaman mata, telinga, perkataan dan perbuatan. atihan ini menimbulkan kemajuan positif bagi kita jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya. 8. Berlatih Lebih Tabah – Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain kepada
  • 28. 9. Melatih Hidup Sederhana – Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat minum dan makan sedikit saja kita telah merasakan nikmatnya makanan yang sedikit tersebut, pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-macam sebetulnya hanya hawa nafsu saja. 10. Melatih Untuk Bersyukur – Dengan memakan hanya ada saat berbuka, kita menjadi lebih mensykuri nikmat yang kita miliki saat tidak berpuasa. Sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih mensyukuri nikmat Allah SWT.
  • 29. Syarat Wajib Puasa Islam. Disyariatkan berpuasa kepada mereka yang memeluk agama Islam dan tidak disyariatkan ibadah ini kepada kaum kafir. Berakal. Ibadah puasa juga dituntut kepada mereka yang berakal dan yang waras dalam berfikir sebagai seorang manusia. Taklifan puasa ini tidak jatuh kepada mereka yang hilang kewarasan akal, gila, tidak sedarkan diri (koma) dan yang setara dengannya. Baligh. Puasa diwajibkan ke atas mereka yang telah mencapai usia baligh disisi syarak. Tanda baligh adalah: (a)Ihtilam, yaitu keluarnya mani dalam keadaan sadar atau saat mimpi; (b) Tumbuhnya bulu kemaluan; atau (c) Dua tanda yang khusus pada wanita adalah haid dan hamil.
  • 30. Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa 1. Makan dengan sengaja 2. Minum dengan sengaja 3. Hubungan badan (Jima' / bersetubuh) 4. Haid (datang bulan bagi perempuan) 5. Nifas (keluar darah dari rahim disebabkan melahirkan dan setelah melahirkan) 6. Murtad (keluar agama Islam - Kafir) 7. Muntah dengan sengaja
  • 31. Golongan Orang Yang Diperbolehkan Tidak Puasa 1. Orang sakit. Seorang muslim yang sedang sakit pada Bulan Ramadhan diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Hal itu berdasarkan situasi dan kondisi berikut; a. Jika ia masih mampu berpuasa tanpa kesukaran, maka ia lebih baik berpuasa; tetapi kalau ia tidak mampu, lebih baik ia berbuka. b. Kalau ia masih ada harapan sembuh dari sakitnya, maka ia bersabar menunggu sampai ia sembuh, lalu ia membayar (qadha) sebanyak puasa yang ditinggalkannya. Namun, jika tidak ada harapan akan kesembuhannya, maka ia boleh berbuka dan membayar fideyah dengan secupak bahan makanan yang diberikan kepada orang miskin sesuai dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkannya.
  • 32. 2. Musafir. Orang yang sedang melakukan perjalanan (musafir) sejauh yang dibolehkan mengkasar shalat, dibolehkan tidak berpuasa. Setelah kembali dari perjalanannya, ia akan membayar (qadha) puasa yang ditinggalkannya pada hari lam diluar bulan Ramadhan. Firman Allah di dalam Alquran, "Maka, jika diantara kamu ada yang sakit, atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." (QS. Al Baqarah: 184). Jika musafir itu dapat berpuasa dalam perjalanannya adalah lebih baik daripada tidak berpuasa, sebagaimana Firman Allah SWT, "Dan berpuasa lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui." (QS. Al Baqarah: 155). 3. Orang yang sangat Tua dan Pekerja Berat. Orang yang sudah lanjut usia, baik laki-laki, maupun perempuan diperbolehkan tidak berpuasa jika mereka tidak mampu lagi berpuasa. Demikian juga orang-orang yang bekerja berat sebagai mata pencahari-annya, seperti orang-orang yang bekerja di dalam pertambangan, atau orang-orang yang telah dihukum dengan kerja paksa, sehingga sulit sekali melakukan puasa. Mereka semuanya dapat mengganti hari-hari puasa mereka dengan fidyah, sebagaimana firman Allah SWT, "Dan wajib bagi orang-orang
  • 33. 4. Perempuan yang Hamil dan yang Menyusui. Perempuan yang sedang hamil atau menyusui, dibolehkan tidak berpuasa. Hanya di dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama dikalangan Ulama. Menurut Ibnu Umar dan Ibnu Abbas RA, Apabila perempuan hamil dan perempuan yang menyusui khawatir atas dirinya dan anaknya, maka keduanya boleh berbuka, dan wajib memberi fideyah. Ia tidak meng-qadha puasa yang telah ditinggalkannya. Menurut Imam Syafi'i dan Imam Ahmad, jika keduanya hanya khawatir atas anaknya saja lalu ia berbuka, maka keduanya wajib qadha dan fideyah. Jika keduanya khawatir pada dirinya saja, atau khawatir pada dirinya dan anaknya, maka keduanya wajib fideyah saja, tanpa qadha. Sedangkan menurut Ulama Hanafiah, dan Abu Ubai, serta Abu Tsaur, perempuan yang hamil dan yang menyusui, hanya wajib qadha, tanpa fideyah. Wallahu'alam.
  • 34. Hal-Hal Yang Merusak Puasa Melakukan perbuatan atau perkataan tercela. Seperti berkelahi, berdusta, menghina, hasud, dengki, dan memfitnah. Sengaja melihat gambar-gambar maupun video yangmembangkitkan nafsu syahwat