3. Suatu hari di sebuah sekolah yang bertaraf Internasional yang
dikelilingi kebun-kebun indah, terdapat seorang anak yang bernama
Salihah sedang berada di kelas. Kemudian datanglah seorang anak
lagi yang bernama Budiman.
Salihah : “Mana sih Budi? Astagfirullah, janji itu harus
ditepatin!” (bersabar)
Budiman : “Assalamu’alaikum.” (datang dengan tergesa-gesa
sambil mendorong pintu dengan kencang)
Salihah : “Wa’alaikum salam Budi” (tersenyum ke arah Budi)
Budiman : “Apa kamu menunggu lama?”
Salihah : “Tidak kok, baru sebentar aku disini nungguin
kamu.” (berkata sambil tersenyum malu-malu)
Budiman : “Oh syukurlah kalau begitu”
Salihah :”Iya”
Anak Platinum
4. Karena Budiman yang merasa bersalah kepada Salihah yang
sudah menunggu lama, akhirnya Budiman langsung mengajak
Salihah ke tempat tujuan mereka berdua. Dan sekarang mereka
berdua sudah berada di sebuah ruangan yang sedikit tertutup.
Namun ketika mereka berdua sedang berjalan ke pintu masuk
ruangan tersebut, dua orang teman kelas Salihah yang bernama
Caroline dan Angelina melihatnya. Mereka pun penasaran akan
apayang dilakukan Salihah dan Budiman di ruangan tertutup itu.
Caroline : “Woi angel, kira-kira tuh bocah mau ngapain
berduaan di tempat begituan?”
Angelina : “Gak tau tuh, yuk coba kita deketin di depan
pintu” (ajak Angelina dengan semangat)
Karena di bekali rasa penasaran yang teramat dalam, dua sahabat
itu pun mendekati pintu ruangan yang di dalamnya terdapat
Budiman dan Salihah.
5. Selama mereka berdiri di depan pintu,
mereka mendengar bahwa Salihah dan Budiman
sedang berbincang-bincang mengenai pelajaran.
Namun anehnya, nada bicara Salihah yang
biasanya lemah lembut dan bijak, berubah
menjadi agak sedikit manja ketika berbicara
dengan Budiman. Dan pada akhirnya, tiba saatnya
Caroline dan Angelina mendengar sesuatu yang
membuat mereka berdua tercengang, membuat
mereka tidak menyangka akan kelakuan dua anak
tersebut saat ini.
Angelina :“ya ampun gua gak nyangka
banget sama itu anak. Bisa-
bisanya mereka kaya gitu!”
(berkata sambil terkaget-kaget)
Caroline :“oh my god!!!! Harus dilaporin nih
ke guru” (berkata dengan
menggebu-gebu)
Angeline :“iya, bener. Ayo laporin sekarang
juga.”
6. Dan pada akhirnya mereka berdua pun mengadukan
perihal ini ke guru yang bersangkutan. Tetapi guru
tersebut malah berbicara sebaliknya.
Guru 1 :“ah tidak mungkin Salihah begitu. Apalagi
Budiman. Kalian tau darimana?” (berkata
dengan nada membentak)
Caroline :“kami berdua mendengarnya sendiri wahai
guru. Kami berdua berani bersumpah kalo
itu asli, tidak bohong dan tidak main-main.”
(berkata sambil berusaha untuk
mempercayakan guru tersebut)
Guru 2 :”berarti kalian berdua menguping ya? Apa-
apaan kalian ini! Mengapa melakukan hal
tidak sopan seperti itu! Sekali lagi kalian
berulah eperti ini, orang tua kalian berdua
akan saya panggil ke sini untuk membawa
kalian pulang.” (berkata dengan nada keras)
7.
Mendengar hal itu, Caroline dan Angelina segera diam dan keluar
dari ruang guru. Mereka berdua sangat kesal dan marah akan
reaksi dua guru tersebut. Mereka bertekad bahwa mereka akan
menemukan bukti-buktinya agar para guru seantero sekolah
memercayainya.
Angeline :”Mentang-mentang anak pinter, mentang-
mentang rajin, di kelas aktif, anak kesayangan
guru-guru, jadinya hal seperti ini gak ada yang
percaya sama sekali.” (marah dan wajahnya
memerah)
Caroline :”tau tuh, gimana sih. Katanya ini sekolahan
Internasional, katanya disini gurunya adil-adil
tapi kok giliran masalah yang menyangkut anak
pinter jadi pilih-pilih kasih gini?” (berkata
dengan suara yang keras ketika berhadapan
dengan seorang guru yang sedang lewat di
hadapan mereka)
Angeline :‘’ini mah namanya bukan sekolah modern
internasional yang gurunya gak mandang bulu
siswanya.”
8. Caroline :”terus sekolah apa dong?” (bertanya dengan raut
wajah yang polos)
Angeline :”sekolah kuno yang gurunya masih suka pilih kasih
ke muridnya. Yang pinter menang, yang bego
makin kalah. Sekolah atau hutan rimba?”
Caroline :”hahaha, bener tuh. Guru atau cobaan?”
Dan mereka berdua melanjutkan perjalanan sambil terus
berbincang-bincang mengenai hukum rimba yang ada di sekolah
mereka, sekolah yang katanya bertaraf Internasional.