Proses pencernaan dan pengaturan nutrisi tubuh meliputi empat proses dasar yaitu motilitas, sekresi, pencernaan, dan absorpsi yang terjadi di mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, hati, pankreas, dan kandung empedu. Organ-organ tersebut bekerja sama untuk memecah makanan menjadi molekul yang dapat diserap tubuh dan diatur untuk digunakan sebagai sumber energi.
1. Proses Pencernaan dan Pengaturan
Nutrisi Tubuh
Afifah Arisanti Prabandini Judyca Sarinah Simamora Sofiyana Rosti Zuhroh
Aulia Mufti Rahmawati Fitri Wulandari Novi Wida R. FG1/KelasA/FIKUI2013
5. A. Motilitas
Motilitas merupakan
gerakan kontraksi otot
yang mencampur serta
mendorong (propulsif) isi
dari saluran cerna
(Sherwood, 2009).
Guyton & Hall, 2006
mengklasifikasikan
motilitas menjadi 2 tipe,
yaitu gerakan mendorong
dan gerakan mencampur
(haustra).
Melibatkan tonus otot
6. B. Sekresi
Dilakukan oleh kelenjar
eksokrin.
Aktivitas sekresi
dirangsang oleh saraf
parasimpatis dan
dihambat oleh adanya
aktivitas simpatis.
Sekitar 7100 mL cairan
disekresikan ke saluran
pencernaan.
Sekitar 50-200 mL cairan
dikeluarkan tubuh melalui
urin dan keringat dan
sisanya direabsorpsi di
usus halus dan usus
besar.
7. C. Pencernaan
Pencernaan adalah proses mekanik
dan kimia melalui kegiatan
penguraian struktur biokimiawi
kompleks makanan menjadi
molekul-molekul yang sederhana
dan dapat diserap oleh enzim yang
diproduksi pada sistem pencernaan.
Pencernaan dilakukan dengan
proses hidrolisis (penguraian
oleh air) enzimatik. Dilakukan
dengan menambahkan H2O di
tempat berikatan dengan
menguraikan ikatan kompleks
menjadi ikatan yang lebih
sederhana.
8. D. Absorpsi
Proses penyerapan komponen biokimia yang
sudah menjadi bentuk yang kecil dan dapat dikirim
ke aliran darah.
Penyerapan tidak terjadi pada mulut dan lambung.
Akan tetapi, ada beberapa macam obat-obatan
yang dapat diserap oleh mukosa oral, lambung,
dan usus.
12. Sekresi dan Pencernaan pada Mulut (Kelenjar Saliva
dan Lingual Lipase)
3
kelenjar
saliva
Parotid
Submandibular
Sublingual
Sebagai pelumas yang
melindungi mukosa oral
Proteksi terhadap
antimikroba
Pencernaan zat pati
3 Fungsi Utama Produksi Saliva
Enzim ptialin/ a-amilase
Hidrolisis polisakarida (pati dan glikogen)
Disakarida maltose/laktosa, oligosakarida,
trisakarida maltotriase, dan polimer glukosa
Lingual lipase Trigliserida
Asam lemak
dan
monogliserida
14. Motilitas pada Lambung
Bolus masuk ke
lambung
Disimpan dalam
fundus selama 1 jam
Terjadi gerakan
peristaltik
Tekanan dari sfingter
bawah esophageal
hingga ke sfingter
pilorik
Kontraksi lambung
setiap 20 detik
Antrum berkontraksi
Segmentasi
(pencampuran bahan
makanan dengan
enzim di lambung)
Pemisahan makanan
menurut tingkat
kepadatan
Makanan masuk ke
duodenum dengan
urutan cairan,
padatan, dan lemak
15. Kelenjar Oxyntic (gastric)
• Terdapat pada badan dan fundus lambung
• Mensekresi HCL, pepsinogen (Chief cells), mukus, dan gastric lipase
(Chief cells)
Kelenjar Pilorik
• Terdapat pada distal/antrum
• Mensekresi mukus, pepsinogen, dan hormon gastrin (Chief cells)
Sekresi dan Pencernaan pada Lambung
Chief cells
mensekresikan
pepsinogen
Pepsinogen
berubah menjadi
pepsin pada pH
1,6-3,2
Pemecahan
protein
Proteoses,
pepton, dan
polipeptida
Chief cells
mensekresikan
gastric lipase
Memecah
lemak
Asam lemak
dan
monogliserida
Pencernaa
n Protein
Pencernaa
n Lemak
16. Alasan mengapa pada lambung tidak terjadi
absorpsi
Sel epitel pada lumen lambung tidak memiliki
mekanisme transpor khusus seperti pada sel
yang melapisi lapisan usus
Lumen lambung relatif kedap air
18. Motilitas pada usus halus
Peristaltik dimulai di duodenum
kemudian menjadi lebih lambat
saat terjadi di jejenum, dan
semakin melambat hingga 9 kali
per menit di ileum. Kontraksi dan
relaksasi secara ritmis di usus
halus dikenal dengan segmentasi.
Mendorong isi dengan gerakan
maju-mundur untuk mencampur
kimus dengan enzim pencernaan
dari pankreas dan untuk
memastikan semua bagian dari
kimus terkena ke permukaan
mukosa usus sehingga
penyerapan dapat terjadi.
19. Sekresi dan Pencernaan pada Usus Halus
Terdapat mukus dan basa NaHCO3 sebagai pelindung lapisan
mukosa usus yang dihasilkan oleh kelenjar Brunner
Tabel pencernaan pada Usus Halus
Sumber: Tortora, G. J. & Derrickson, B. (2009). Principles of anatomy and physiology, 12th edition.
USA: John Wiley & Sons, Inc.
20. Pencernaan pada Usus Halus [Con’t]
Tabel pencernaan pada Usus Halus
Sumber: Tortora, G. J. & Derrickson, B. (2009). Principles of anatomy and physiology, 12th edition.
USA: John Wiley & Sons, Inc.
21. Absorpsi pada Usus Halus
Sumber: Tortora, G. J. & Derrickson, B. (2009). Principles of anatomy and physiology, 12th edition.
USA: John Wiley & Sons, Inc.
23. Motilitas pada Usus Besar dan Kolon
• Otot sirkular dan longitudinal berkontraksi dan
menyebabkan bagian dari usus menonjol keluar
dan membentuk kantung yang disebut Haustra.
• Satu Haustra akan berkontaksi sekitar 30 detik
dan kemudian menghilang selama 60 detik
berikutnya.
• Kimus diaduk dan dicampur secara lambat
sehingga memungkinkan terjadinya reabsorpsi
cairan.
Gerakan
mencampur
• Mendorong feses sampai ke kolon hingga terjadi
defekasi.
• Pergerakan feses hanya terjadi 10 sampai
dengan 30 menit dan terjadi beberapa kali dalam
sehari.
Gerakan
mendorong
24. Sekresi dan Pencernaan pada Usus Besar
Hanya mensekresi mukus
Memproduksi bakteri normal
Karbohidrat
H+, CO2,
dan CH4
Protein
Indole, skatole,
hidrogen
sulfida, asam
lemak
Bilirubin Stercobilin
Bakteri
Biotin
Vitamin
K
Vitamin
B5
Fungsi
Bakteri
25. Absorpsi pada Usus Besar
Air sebanyak 0,9 L diserap
dalam usus besar
Menyisakan <100 mL cairan
akan dikeluarkan bersama feses
Semua ion juga diserap dan
hanya 1 sampai dengan 5 mEq
ion Na dan Cl yang dikeluarkan
bersama feses
28. Peran Hati dalam Pengaturan Nutrisi
HATI
Metabolism
e
Karbohidrat
Metabolisme
Lemak
Metabolisme
Protein
29. Peran Hati dalam Metabolisme
Karbohidrat
Glikogenesis
• Hati menghilangkan
kelebihan glukosa
dari aliran darah
dan menyimpannya
dalam bentuk
glikogen
• Glikogen disimpan
di sel hati/ hepatosit
Glikogenolisis
• Jika level glukosa
tubuh rendah,
hepatosit memecah
glikogen menjadi
glukosa
(Tortora & Derrickson, 2012)
30. Peran Hati dalam Metabolisme Protein
Glukoneogenesis
• Hati menghilangkan
kelebihan asam amino pada
darah
• Asam amino dikonversikan
menjadi glukosa
• Glukosa dapat dipakai untuk
menghasilkan ATP
• Glukosa disimpan dalam
hepatosit dalam bentuk
glikogen
Lipogenesis
• Asam amino dapat
dikonversikan untuk sintesis
lemak
• Asam lemak yang dihasilkan
dapat dipakai untuk
memproduksi lipoprotein,
posfolipid, dan kolesterol
• Asam lemak menjalani
reaksi anabolik sehingga
menjadi trigliserida dan
disimpan di hepatosit
(Tortora & Derrickson, 2012)
31. Peran Hati dalam Metabolisme Lemak
Lipolisis
• Garam empedu
memecah gumpalan
lemak besar menjadi
butiran lemak yang
kecil
• Lipase dapat
mencerna lemak
secara efektif
Lipogenesis
• Ketika tubuh
kelebihan kalori,
glukosa atau asam
amino dikonversikan
ke dalam lemak
• Asam lemak yang
dihasilkan dapat
dipakai untuk
memproduksi
lipoprotein, posfolipid,
dan kolesterol
• Asam lemak
menjalani reaksi
anabolik sehingga
menjadi trigliserida
dan disimpan di
hepatosit
Pembentukan Misel
• Misel adalah
gabungan garam
empedu dan lesitin
• Bagian luarnya
bersifat hidrofilik dan
bagian tengahnya
bersifat hidrofobik
dan larut lemak
• Misel dapat
mengangkut lemak
dan vitamin larut
dalam lemak dan
membawanya ke hati
(Sherwood,
32. Struktur Anatomi dan Fisiologi Kandung
Empedu
Organ aksesoris dalam
sistem pencernaan
Kantung otot berwarna
hijau
Berdinding tipis
Panjang sekitar 10 cm
Merapat pada fosa
dangkal pada
permukaan hati
Mengelilingi porudes
fundud dari batas
inferior hati
Mengandung jaringan
fibrosa dan otot-otot
polos
Dibatasi selapis sel-sel
kolumnar dengan glandula
mukus tersebar di dalamnya
Seperti hati dilindungi oleh
peritonium viceral
(Marrieb dan Hoehn, 2007; Barrett, Barman, Boitano, dan Brooks, 2010)
33. Peran Penting dan Fungsi Kandung Empedu
Melakukan
penyimpanan cairan
empedu
Mengonsentrasikan
cairan yang datang dari
hati pada periode
pencernaan makanan
Melepaskannya ketika
diperlukan dalam proses
mencerna makanan
Melakukan
kooordinasi sekresi
bolus dari cairan
yang terkonsentrasi
Pengaturan lipid di
dalam usus halus
(Barrett, 2007; Junqueira dan Carneiro, 2007; Marrieb dan Hoehn, 2007)
38. Enzim Amilase dan Lipase Pankreas
Amilase pankreas
Polisakarida
Disakarida maltosa
Lipase pankreas
Trigliserida makanan
Monogliserida dan
asam lemak bebas
Mengubah Mengubah
Diubah menjadi Diubah menjadi
40. Hormon Endokrin (Insulin)
Hormon Insulin hormon utama pada stadium
absorptif (setelah makan)
Stimulasi: kadar gula darah meningkat
Berfungsi: melarutkan glukosa dalam sel
energi / glikogen
Transpor asam amino ke dalam sel
Stimulasi sintesis protein
Menghambat pemecahan cadangan lemak, protein,
glukosa
Menghambat glukoneogenesis (sintesis glukosa baru
oleh hati)
41. Hormon Endokrin (Glukagon)
Glukagon hormon utama pasca absorptif
penceranaan (periode puasa di antara waktu makan)
Stimulasi: kadar gula darah rendah
Fungsi: menghambat perpindahan
glukosa ke dalam sel
Stimulasi glukoneogenesis
Penguraian glikogen sebagai sumber energi
Penguraian lemak dan pelepasan asam
lemak bebas ke dalam aliran darah sebagai
sumber energi.
42. DAFTAR PUSTAKA
Barrett, K. E. (2007). Gastrointestinal Physiology. US: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Carroll, Robert G. (2007). Elsevier’s Integrated Physiology. Philadelphia: Mosby Elsevier.
Ganong, W.F. (2010). Review of Medical Physiology, Ganong’s. 23rdedition. New York: The
McGraw-Hill Companies. Inc.
Heymann, Georgianne H., & Carol M. Porth. (2004). Pathophysiology: Concepts of Altered Helath
States. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Junqueira, L. C. & Carneiro, J. (2007). Basic Histology: Text & Atlas, 11th Edition. US: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Marieb, E. N. & Hoehn, K. (2007). Human Anatomy & Physiology, 7th Edition. US: Pearson
Education, Inc.
Porth, Carol Mattson & Maftin, Glenn.(2009). Pathophysiology Concepts of Altered Health States 8
Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Sloane, Ethel. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Penula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sherwood, Lauralee. (2009). Human Physiology: From Cells to Systems. Singapore: Cengage
Learning.
Tortora, Gerard J. (2012). Principle of Anatomy & Physiology 13th Ed. USA: John Wiley & Sons,
Inc.
Vender et.al . (2001). Human Physiology: The Mechanism of Body Function, Eighth Edition. New
York: The McGraw−Hill Companies.
_______. (___). Sistem Pencernaan pada Manusia.
http://itjen.kemhan.go.id/sites/default/files/files/Sistem
%20Pencernaan%20pada%20manusia.pdf. Diakses pada Minggu, 20 September
2015 pada pukul 21.00 WIB.