SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
ANALISIS POTENSI KEGEMPAAN DAN TSUNAMI
DI KAWASAN PANTAI BARAT LAMPUNG KAITANNYA
DENGAN MITIGASI DAN PENATAAN KAWASAN
Heru Sri Naryanto
Peneliti di PTLWB-TPSA, BPPT, Jl. MH Thamrin 8, Jakarta
e-mail : naryanto@webmail.bppt.go.id
Abstract
The west coast of Lampung area is included of high potential of disasters, both
earthquake and tsunami. The Sumatera active fault zone and subduction zone are
located in the area and as a source of earthquake hazards. The big earthquakes
had struck in the in 1933 and 1994, causing great damages and manycasualties.
Tectonic earthquake accompanied by tsunami causes sea water demolished main
land kilometers away in the lowland topography of west coast of Lampung. The
accuracy data of earthquake and tsunami disasters reduction are needed for
disaster mitigation, land use management,regional planning and sustainable
development in west coast of Lampung. All aspects of disaster risk reduction are
well considered in order to minimize possible vulnerabilities and disaster risks
throughout the society, activity, and place.
Kata kunci: gempa, tsunami, mitigasi, penataan kawasan, pantai barat Lampung
1. PENDAHULUAN
Gempa sering terjadi di Indonesia, dari yang
berskala besar maupun kecil. Banyaknya gempa
yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari
kondisi tektonik yang sangat aktif. Indonesia telah
banyak dilanda gempa merusak dan bahkan
sering diikuti oleh gelombang tsunami yang
dahsyat. Kepulauan di Indonesia mempunyai
risiko besar terhadap gempabumi, dimana 80%
dari wilayah Indonesia terletak di daerah seismik
yang berisiko tinggi di dunia.
Pantai barat Lampung termasuk kawasan yang
mempunyai potensi tinggi terhadap bencana, baik
gempa maupun tsunami. Pusat gempa tidak
hanya berasal dari zona tumbukan lempeng yang
berada di perairan barat Lampung, tetapi juga
berasal dari daratan yaitu sepanjang zona
Patahan Sumatera (Semangka) yang memanjang
dari Kota Liwa sampai Kota Agung yang menerus
ke Selat Sunda. Kawasan pantai barat Lampung
banyak terbentuk morfologi yang landai terutama
di sepanjang pantai, sehingga berisiko tinggi
terhadap bencana tsunami yang bersumber dari
pusat-pusat gempa yang terjadi di perairan
baratnya.
Pembangunan ekonomi yang sangat pesat di
pantai barat wilayah Lampung telah
menghadapkan Pemerintah Daerah pada
persoalan-persoalan yang memerlukan
penanganan lebih baik dan hati-hati. Untuk itu
pengkajian risiko bencana gempa dan tsunami
sangat diperlukan agar perencanaan dan
pembangunan wilayah dapat dilakukan lebih baik
sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
Gempa merupakan bencana alam yang
sampai saat ini masih sangat sulit dan kompleks
untuk diprediksi, kapan bencana tersebut akan
terjadi dalam hitungan yang sangat detail.
Kejadian gempa-gempa besar yang pernah terjadi
di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir,
mengisyaratkan bahwa upaya preventif belum
dilakukan dengan baik sehingga dampak dari
korban masih tinggi. Upaya preventif perlu
dilakukan berupa mitigasi bencana baik secara
struktural maupun nonstruktural, kesiapsiagaan,
sistem peringatan dini (early warning system),
rencana kedaruratan yang tangguh dalam
menghadapi bencana gempa suatu saat nanti.
2. BAHAN DAN METODE
Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan kajian
analisis mengenai permasalahan bencana gempa
dan tsunami di kawasan pantai pantai barat
Lampung. Tujuannya adalah untuk pengurangan
dampak bencana serta evaluasi penataan
kawasan berbasis mitigasi bencana yang lebih
aman dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
_________________________________________________________________________________
Analisis Potensi Kegempaan Dan ...............(Heru Sri Naryanto) 71
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Urgensi Masalah
Perkembangan pembangunan dan penduduk di
kawasan pantai barat Lampung semakin pesat,
perlu didampingi dengan data yang akurat
mengenai aspek kebencanaan yang mungkin
timbul khusunya adalah bencana gempa dan
tsunami. Potensi gempa berasal dari zona
penunjamam lempeng (subduksi) di perairan
barat Lampung, Patahan aktif Sumatera yang
memanjang berarah utara-selatan, dan telah dua
kali sebagai penyebab gempa besar di daerah
tersebut yaitu tahun 1933 dan 1994. Gempa
dalam skala besar dan kecil sering terjadi di
daerah pantai barat Lampung selain ancaman
tsunami. Kajian potensi kegempaan dan tsunami
sangat diperlukan sebagai acuan dalam penataan
kawasan berkelanjutan.
3.1.1. Metodologi
Metode penelitian adalah pengumpulan data baik
sekunder maupun primer di lapangan,
pengolahan data, analisis laboratorium, analisis
data, laporan dan rekomendasi. Kegiatan
penelitian dilakukan representasi hampir di
seluruh kawasan pantai barat Lampung dan
sekitarnya.
3.1.2. Kondisi Geologi
Geomorfologi daerah Lampung bagian barat
dibagi menjadi lima (5) satuan, yaitu dataran
rendah, perbukitan bergelombang, dataran tinggi,
daerah pegunungan serta kerucut gunungapi
(Gambar 1)(Amin et al, 1994). Dataran rendah
terletak di sekitar pantai barat Lampung serta
Teluk Semangka di sekitar Kota Agung.
Perbukitan bergelombang mendominasi daerah
Lampung bagian barat, serta secara setempat-
setempat terbentuk oleh dataran tinggi, daerah
pegunungan serta kerucut gunungapi.
Secara umum stratigafi daerah Lampung dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
Kelompok Batuan Pra Tersier yang meliputi
Kelompok Gunung Kasih, Komplek Sulan,
Formasi Mananga ; Kelompok Batuan Tersier
meliputi Formasi Kontur dan Kelompok Batuan
Kuarter yang meliputi Formasi Lampung, Formasi
Kasai, Basal Sukadana, Endapan Gunungapi
Muda serta Aluvial. Litologi penyusun di daerah
Lampung bagian barat sangat beragam (Mangga
et al, 1986).
Gambar 1. Satuan morfologi Lampung bagian
barat (Amin et al, 1994)
Punggung sebelah barat Lampung adalah
bagian dari Bukit Barisan yang merupakan
geantiklinal dengan sinklinal yang terdapat di
sebelah timurnya. Punggung pegunungan dari
zaman Kapur (Cretaceous) ini mengalami
deformasi pada zaman Tersier yaitu terjadinya
gejala-gejala patahan (gaya vertikal) sehingga
terjadi fenomena geologi seperti patahan
Semangka yang panjang menyusuri Way
Semangka dan Teluk Semangka, gunungapi yang
berbentuk oval (Tanggamus, Rindingan, Rebang
dan lain-lain disekitarnya). Depresi tektonik
seperti lembah-lembah Suoh, Gedong Surian dan
Way Lima yang ditutupi oleh sedimen-sedimen
volkanis.
3.1.3. Tektonika
Indonesia merupakan daerah yang mempunyai
kondisi tektonik aktif. Tektonik di Indonesia
dibagi menjadi 2 kelompok sistem yang berbeda.
Di bagian barat Indonesia ditunjukkan dengan
tumbukan tektonik antar Lempeng Samodra Indo-
Australia dan Lempeng Eurasia, sementara di
bagian timur Indonesia terbentuk akibat
tumbukan lempeng-lempeng Australia, Pasifik
dan Eurasia. Selain ditunjukkan oleh adanya
zona penunjaman lempeng di bagian barat Pulau
Sumatera, juga terdapat jalur patahan aktif dan
rentetan gunungapi aktif dari ujung utara Pulau
Sumatera sampai daerah Selat Sunda. Pulau
Sumatera terpotong oleh patahan aktif Sumatera
(Semangka) sepanjang 1.650 km dan merupakan
patahan aktif terpanjang yang terdapat di
Indonesia.
Sistem Patahan Sumatera terbentuk sejak
Miosen Tengah sampai Miosen Akhir, berupa
patahan mendatar kanan (dextral strike slip fault).
Pergerakkan tersebut mencapai 20-25 km.
_________________________________________________________________________________
72 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 71-77
Patahan Sumatera menjadi 18 segmen yang
panjang masing-masing berkisar antara 45 dan
200 km. Data tersebut kemudian dilengkapi
dengan informasi catatan sejarah kerusakan
gempa (rupture) yang disebabkan oleh gempa
merusak sejak 1835, yaitu sebanyak 17 gempa
berdasarkan data tersebut, mereka mendapatkan
fakta bahwa segmen patahan Sumatera bagian
utara mengalami penambahan panjang segmen
patahan sebanding dengan percepatan
pergerakan patahan geser Sumatera. Patahan
Sumatera dibagi menjadi beberapa segmen,
salah satunya adalah segmen Semangka yang
berada di barat Lampung (Naryanto, 1997 ; Zen,
1987).
Hasil analisis kelurusan struktur terhadap citra
Landsat ETM, terlihat bahwa Kota Liwa dan Kota
Agung terletak di dalam Zona Patahan Sumatera.
Struktur patahan yang berkembang di daerah ini,
selain struktur utama yang mengarah baratlaut-
tenggara juga terdapat struktur berarah kurang
lebih tegak lurus terhadap struktur utama, yaitu
timurlaut-baratdaya. Nampaknya struktur ini
berkembang dengan baik dan berperan dalam
proses pembentukan Teluk Semangka (Gambar
2).
Gambar 2. Kelurusan struktur sebagai indikasi
adaya patahan yang berkembang di kawasan
Lampung bagian barat dari analisis citra Landsat
ETM
3.2. Potensi Kegempaan Dan Tsunami
di Pantai Barat Lampung
3.2.1. Potensi Kegempaan
Tatanan tektonik Indonesia menyebabkan
beberapa daerah di Indonesia rawan terhadap
bencana gempa dan tsunami. Data gempa
merusak BMG menunjukkan bahwa sejak tahun
1833 sampai dengan saat ini tidak kurang dari 31
gempa kuat yang dirasakan, dan sebagian bahkan
mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta
benda, salah satunya adalah gempa Liwa tahun
1994 yang diakibatkan oleh patahan aktif
Semangka.
Kajian geologi dan geofisika menunjukkan
daerah Lampung mempunyai sifat kegempaan
(seismisitas) yang aktif dengan sumber utamanya
adalah aktifitas penunjaman Lempeng Indo-
Australia dan Lempeng Eurasia di perairan barat
Lampung. Episenter (sumber gempa) yang terjadi
di Lampung sebagian besar berasal dari zona
tumbukan Lempeng Indo-Australian dan Lempeng
Eurasia di perairan barat Lampung, zona Patahan
Semangka yang merupakan segmen paling
selatan dari Patahan Besar Sumatera serta
patahan-patahan aktif lainnya.
Di daratan Sumatera, Patahan Sumatera
terbentang sepanjang Pegunungan Bukit Barisan,
mulai dari Teluk Semangka di Selat Sunda
sampai dengan wilayah Aceh di utara. Sudah
sekitar 20 gempa besar dan merusak terjadi di
sepanjang patahan Sumatera dalam 100 tahun
terakhir. Dengan kata lain, gempa besar di
patahan Sumatera terjadi rata-rata dalam lima
tahun sekali. Jadi, berbeda dengan di zona
subduksi Sumatera yang berpotensi untuk
mengeluarkan gempa besar dengan magnitudo >
8 tapi hanya sekitar 2- 3 kali dalam 100 tahun,
gempa di patahan Sumatera magnitudo-nya < 7.7
SR tapi sering dan sumbernya lebih dekat dengan
populasi penduduk.
Gempa besar yang merusak di Lampung
bagian barat adalah terjadi pada tahun 1933 dan
1994 akibat gempa yang berasosiasi dengan
Patahan Sumatera dan bersumber di daerah
Liwa.Gempa terakhir yang pernah terjadi di
Lampung bagian barat terjadi 16 Juni 2006
dengan magnitudo 3,4 SR. Gempa tersebut tidak
terlalu berpengaruh terhadap kerusakan yang
terjadi di Lampung bagian barat.
_________________________________________________________________________________
Analisis Potensi Kegempaan Dan ...............(Heru Sri Naryanto) 73
Gambar 3. Episenter gempa tahun 1990-2004 di
Provinsi Lampung dan sekitarnya (sumber :
USGS)
Kontur percepatan gerakan tanah merupakan
hasil dari data gempa Liwa tahun 1994 dan
gempa tahun 1990-2004. Berdasarkan data
gempa Liwa tahun 1994 diperoleh peta kontur dan
dikelompokkan menjadi empat tingkat risiko
gempa. Percepatan getaran tanah berdasarkan
distribusi gempa yang terjadi tahun 1990-2004
setelah diklasifikasikan ke dalam empat tingkat
risiko gempa.
Gempa Liwa tahun 1994 termasuk istimewa
karena memiliki magntudo besar, hiposenter
dangkal dan berada di darat. Magnitudonya 7
Skala Richter, hiposenternya 23 km dan
episenternya terletak pada patahan Semangka.
Harga percepatan horizontal gerakan tanah yang
paling besar yaitu 2926 µms
-2
pada koordinat
104,5
o
BT – 5
o
LS di daerah sekitar Ibu Kota
Kabupaten Lampung Barat, Liwa. Harga
percepatan horizontal getaran tanah di daerah
Liwa sekitar 2800 µm s
-2
dengan intensitas IX
MMI. Daerah sekitar Kota Bumi harga percepatan
horizontal getaran tanah besarnya sekitar 1000-
1500 µms
-2
dengan risiko gempa sedang s.d.
tinggi, begitu juga daerah sekitar Kota Agung.
Daerah Bandar Lampung harga percepatan
horizontal gerakan tanah sekitar 400-8000 µm s
-2
,
memiliki risiko gempa rendah sampai sedang
(Suharno, 2000 ; Naryanto, 2007).
Monitoring pergerakan kerak dengan
menggunakan data GPS banyak dipasang di
Pulau Sumatera dan sekitarnya oleh berbagai
instansi. Berdasarkan analisis dari berbagai data,
di daerah Sumatera terdapat beberapa blok yang
mengalami akumulasi momen sesmik > 100 tahun
yang sangat berpotensi terjadinya gempa besar.
Salah satu akumulasi momen seismik tersebut
terdapat di perairan sebelah barat Lampung,
sehingga hal ini perlu diwaspadai dengan
berbagai upaya pengurangan risiko bencana baik
gempa maupun tsunami di daerah tersebut.
-3 -
-2 -
-4 -
-5 -
-6 -
-7 -
101 102 103 104 105 107 108
20002000 Bandar Lampung
Kota Bumi
Liwa
Kota Agung
Gambar 4. Tingkat risiko gempa di wilayah
Lampung berdasarkan perhitungan percepatan
getaran tanah dari gempa periode 1990-2004
(Suharno, 2007)
Gambar 5. Kerusakan bangunan yang diakibatkan
oleh Gempa Liwa tahun 1994
3.2.2. Potensi Tsunami
Bencana tsunami telah banyak melanda Pulau
Sumatera baik yang memakan korban jiwa
manusia maupun harta benda dalam skala kecil
maupun sangat luar biasa. Bencana tsunami yang
bersumber dari gempa telah banyak terjadi dan
menimbulkan banyak korban. Sekitar 85% pusat
gempa yang terjadi di Indonesia terletak di bawah
pantai samodra. Dalam tahun-tahun terakhir ini
Indonesia telah terjadi beberapa kali gempabumi
dasar laut berkekuatan besar (± 7 Ms) yang
berdampak terhadap kejadian tsunami.
Letusan dahsyat dari Gunung Anak Krakatau
yang terjadi pada tanggal 27 Agustus 1883 telah
diikuti oleh tsunami yang telah menghancurkan
295 kota dan desa serta menelan tidak kurang
dari 36 ribu jiwa. Letusan gunung tersebut
merupakan kejadian terbesar dalam sejarah
letusannya, dan menimbulkan gelombang tsunami
setinggi 30-40 m yang juga sampai ke pantai
barat Lampung.
Dampak yang diakibatkan oleh bencana
tsunami berbeda tergantung ketinggian tsunami,
periode tsunami, topografi daerah pantai, kondisi
populasi dan infrastruktur yang ada di daerah
pantai dan sebagainya. Kerusakan paling parah
terutama pada pantai yang membentuk huruf V
atau berupa teluk dengan arah gelombang yang
semakin menyempit ke arah daratan. Tsunami
yang mengenai pantai akan menghancurkan
bangunan, tanaman, pelabuhan, perkampungan,
persawahan atau lahan pertanian dan infrastuktur
lainnya serta membawa berbagai material dari
_________________________________________________________________________________
74 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 71-77
laut untuk dilemparkan ke daratan. Ketika air
kembali turun ke laut akan membawa berbagai
macam material daratan ke dalam laut.
Permukiman penduduk di pantai barat
Lampung yang semakin padat telah menjadi
ancaman yang serius apabila terjadi gelombang
tsunami yang bersumber dari perairan Samodra
India maupun Selat Sunda. Bentuk pantai yang
berupa teluk dengan pemukiman yang sangat
padat di sekitar pantai, perlu mitigasi dan
kesiapsiagaan yang matang dalam
mengantisipasi kejadian bencana tsunami yang
bisa datang setiap saat (Naryanto, 2003 ; 2006).
3.2.3. Mitigasi Dan Penataan Kawasan
Meskipun kejadian gempa berulang, kejadian
gempa sangat sulit diprediksi/diramal kapan dan
pada posisi mana akan terjadi. Gejala bisa
diamati pada sifat-sifat batuan yang mengalami
stress akibat tekanan yang ditimbulkan dari
pergerakan lempeng tektonik. Gejala tersebut
terlihat pada perubahan posisi satu titik relatif
terhadap titik lainnya yang diamati dengan
menggunakan Global Positioning System (GPS).
Perubahan posisi tersebut bisa terlihat nyata
setiap tahunnya, namun belum bisa dipakai untuk
prediksi gempa. Gejala lainnya adalah perubahan
muka air tanah, elektromagnetis, seismisitas,
kecepatan gelombang dan sebagainya.
Semuanya tetap belum bisa dipakai sebagai
tanda yang jelas untuk prediksi gempabumi. Di
daerah rawan gempa, bimbingan, petunjuk,
pendidikan dan kesiapsiagaan yang terus
menerus sangat penting. Pendidikan kepada
masyarakat terutama pada usia dini akan sangat
membantu dalam upaya pengurangan bencana.
Gambar 6. Zonasi kerentanan bencana tsunami di
sepanjang pantai barat Lampung (tanda anak
panah menunjukkan bentuk pantai berupa teluk
yang berpotensi besar terhadap kenaikan
kecepatan gerakan gelombang tsunami yang
mengenainya)
Gempa merupakan sumber utama terhadap
terjadinya tsunami. Goncangan gempa tersebut
menyebabkan penjalaran gelombang tsunami,
yang apabila mengarah ke pantai akan bisa
menghancurkan kondisi infrastruktur yang berada
di wilayah pantai. Tingkat kegempaan kawasan
barat Lampung sangat tinggi, sehingga bisa
menyebabkan terjadinya gelombang tsunami
akibat goncangan gempa yang bisa
menghancurkan kawasan pantai di sekitarnya
termasuk kawasan pantai barat Lampung.
Sistem peringatan dini bencana tsunami di
Indonesia (Indonesia Tsunami Early warning
System/INA TEWS) diperlukan untuk upaya
preventif warga. Peralatan tersebut akan
meneruskan data real time langsung dari pusat
gempa ke pusat peringatan tsunami. Namun
sehebat dan secanggih apapun sistem peringatan
dini, efektivitasnya tergantung dari celah waktu
antara kejadian gempa dan saat tsunami datang.
Permukiman di Provinsi Lampung memiliki
pola tersebar di wilayah pesisir dan mengelompok
di wilayah tengah. Sedangkan berdasarkan
bentuk permukimannya mengikuti jalan atau
sarana transportasi, pola semacam ini biasa
terjadi pada wilayah transmigrasi atau jumlah
pendatang yang banyak. Permukiman kawasan
pantai barat Lampung semakin lama menjadi
semakin padat, sehingga perlu penataan kawasan
yang tepat. Upaya yang paling efektif adalah
dengan tindakan-tindakan untuk meredam atau
mengurangi dampak yang timbul apabila suatu
saat nanti terjadi bencana serta upaya konservasi
atau penataan kawasan yang tepat pada lokasi
yang belum termanfaatkan. Dalam hal ini evaluasi
tata ruang wilayah perlu dilakukan dengan
mengacu pada hasil kajian kerawanan bencana
tsunami oleh instansi terkait, guna menghindari
bencana besar yang mungkin timbul.
Zonasi aman terhadap bencana tsunami
mempunyai jarak dengan garis pantai bervariasi
tergantung kondisi pantainya. Untuk menghindari
dampak korban, sebaiknya permukiman
penduduk akan lebih aman berada di luar zona
bencana tsunami tersebut. Kawasan pantai yang
langsung berbatasan dengan laut disarankan
untuk dihijaukan untuk menahan gelombang
tsunami yang mungkin terjadi lagi. Untuk pantai
yang berlumpur bisa ditanami hutan bakau di
sepanjang pantai. Di belakang hutan bakau
tersebut disarankan dibuat tambak kalau
memungkinkan, kemudian ditanami dengan
pohon kelapa atau kelapa sawit sampai beberapa
puluh meter, persawahan, perladangan, jalan,
bangunan perkantoran tingkat yang terbatas, baru
_________________________________________________________________________________
Analisis Potensi Kegempaan Dan ...............(Heru Sri Naryanto) 75
permukiman berada pada jalur paling luar dari
garis pantai. Tanaman hutan bakau sangat sulit
hidup pada pantai yang berpasir. Pada pantai
berpasir bisa juga dibangun tembok laut (break
wall/break water) untuk menahan erosi dan
gelombang tsunami.
Pembangunan tembok laut akan sangat
membantu dalam menahan gelombang tsunami.
Masalahnya adalah membutuhkan dana yang
sangat besar, serta mengakibatkan terganggunya
ekosistem di sekitar pantai terutama pada pantai
berlumpur. Untuk itu kombinasi antara tembok laut
dan vegetasi pantai akan saling melengkapi
dengan mempertimbangkan kondisi pantai.
Vegetasi pantai yang bisa meredam tsunami
antara lain adalah mangrove, kelapa, kelapa
sawit, hutan pantai dan sebagainya. Hutan pantai
memiliki fungsi fisik, ekologis, sosial-ekonomi
yang sangat penting bagi masyarakat di
sekitarnya.
Gambar 7. Tanaman pohon kelapa sawit yang
berderet di sepanjang pantai akan bisa membantu
dalam meredam kerusakan yang terjadi akibat
tsunami
Kerusakan akibat gelombang tsunami
terutama terjadi pada daerah teluk, akibat
terjadinya penyempitan gerakan gelombang
sehingga mempercepat gerakan gelombang
tersebut. Sebagai sumber utama tsunami yang
mungkin terjadi di pantai barat Lampung adalah
gempa dengan episenter di Samodra Indian dan
perairan Selat Sunda, letusan Gunung Anak
Krakatau serta longsoran bawah laut. Kecepatan
tsunami lebih besar pada laut dalam dibandingkan
laut dangkal, secara gradual mengarah ke daerah
dangkal yang bergerak dengan berbagai variasi
kedalaman.
Gambar 8. Salah Satu contoh penataan kawasan
pantai yang ramah bencana tsunami disesuaikan
dengan kondisi pantainya
4. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas bisa disimpulkan dan
disarankan sebagai berikut :
• Pantai barat Lampung termasuk wilayah yang
mempunyai potensi tinggi terhadap bencana,
baik gempa maupun tsunami.
• Pusat gempa tidak hanya berasal dari zona
tumbukan antar lempeng di perairan barat
Lampung, tetapi juga berasal dari daratan yaitu
sepanjang zona patahan Sumatera
• Gempa besar yang merusak di Lampung
bagian barat telah terjadi pada tahun 1933 dan
1994, yaitu gempa yang berasosiasi dengan
patahan Sumatera dan bersumber di daerah
Liwa. Sementara gempa terakhir yang pernah
terjadi di Lampung bagian barat terjadi 16 Juni
2006 dengan magnitudo 3,4 SR.
• Di daerah rawan gempa, bimbingan, petunjuk,
pendidikan dan kesiapsiagaan yang terus
menerus sangat penting. Menerapkan sistem
konstruksi bangunan yang aman terhadap
guncangan gempa diperlukan untuk
mengamankan aset-aset ekonomi yang ada.
• Penataan kawasan pantai yang langsung
berbatasan dengan laut disarankan untuk
dihijaukan untuk menahan gelombang tsunami
yang mungkin terjadi lagi. Untuk pantai yang
berlumpur bisa ditanami hutan bakau di
sepanjang pantai, di belakang hutan bakau
tersebut disarankan dibuat tambak kalau
memungkinkan, kemudian ditanami dengan
pohon kelapa atau kelapa sawit, persawahan,
perladangan, jalan, bangunan perkantoran
tingkat yang terbatas, baru permukiman
berada pada jalur paling luar dari garis pantai.
Tanaman hutan bakau yang sangat sulit hidup
pada pantai yang berpasir, pada pantai
berpasir bisa dibangun break wall untuk
menahan erosi dan gelombang tsunami.
_________________________________________________________________________________
76 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 71-77
DAFTAR PUSTAKA
Amin, T.C., Sidarto, Santosa & Gunawan, W.,
1994. Geologi Lembar Peta Kotaagung,
Sumatera. P3G, Bandung
Mangga S. A., et al, 1986. Peta Geologi Lembar
Tanjung Karang, Sumatera. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Naryanto, H.S., 1997. Kegempaan di Daerah
Sumatera. Jurnal Alami Vol. 3 No. 3.
Naryanto, H.S., 2003. Mitigasi Kawasan Pantai
Selatan Kota Bandar Lampung, Propinsi
Lampung Terhadap Bencana Tsunami. Jurnal
ALAMI, Vol. 8, No. 2 Th. 2003
Naryanto, H.S., 2006. Kajian Potensi dan Zonasi
Kerentanan Bencana Tsunami di Bandar
Lampung-Kalianda, Provinsi Lampung. Jurnal
ALAMI, Vol. 11, No. 2 Th. 2006
Naryanto, H.S., 2007. Kajian Potensi dan
Kegempaan di Liwa Kaitannya dengan
Patahan Sumatera untuk Penataan Kawasan
Berkelanjutan. Jurnal Alami, Vol. 12 No. 2
Tahun 2007, BPPT-HSF, Jakarta
Suharno, 2000. Distribusi dan Klasifikasi Resiko
Gempa Daerah Lampung dan Sekitarnya.
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana,
Vol. 2, No. 1, Tahun 2007.
Zen, M.T., 1987. Seismicity of the Sumatera
Fault Zones. 6
th
Regional Conggress on
Geology, Mineral and Energy Resources of
_________________________________________________________________________________
Analisis Potensi Kegempaan Dan ...............(Heru Sri Naryanto) 77
Analisis Potensi Kegempaan

More Related Content

What's hot

Kondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesiaKondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesiaErianaretnoputri
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiarizal92
 
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaProfil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaLestari Moerdijat
 
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesiaKondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesiaRahma Adhalia
 
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaGambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaFitri Indra Wardhono
 
Kondisi geografis indonesia
Kondisi geografis indonesiaKondisi geografis indonesia
Kondisi geografis indonesiaafifahdhaniyah
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanarif878
 
Kondisi geografis dan penduduk
Kondisi geografis dan pendudukKondisi geografis dan penduduk
Kondisi geografis dan pendudukUmi Pujiati
 
Dampak positif daerah yang terletak di lingkungan geografis dan geologis yang...
Dampak positif daerah yang terletak di lingkungan geografis dan geologis yang...Dampak positif daerah yang terletak di lingkungan geografis dan geologis yang...
Dampak positif daerah yang terletak di lingkungan geografis dan geologis yang...Titania Intan Permatasari
 
Wawasan nusantar kestrategisan indonesia dan kekayaannya
Wawasan nusantar   kestrategisan indonesia dan kekayaannyaWawasan nusantar   kestrategisan indonesia dan kekayaannya
Wawasan nusantar kestrategisan indonesia dan kekayaannyaMuhammadIqbal169
 
potensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiapotensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiaRahmi kamaruddin
 
Laporan peta geologi
Laporan peta geologiLaporan peta geologi
Laporan peta geologi4211410001
 
Letak geografis indonesia
Letak geografis indonesiaLetak geografis indonesia
Letak geografis indonesiaFiqri Hasann
 
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaLingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaalfantishindikasari
 
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanBuku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanArmstrong Sompotan
 

What's hot (19)

Kondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesiaKondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesia
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesia
 
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaProfil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
 
Geomorfologi indonesia
Geomorfologi indonesiaGeomorfologi indonesia
Geomorfologi indonesia
 
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesiaKondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
 
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaGambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
 
Kondisi geografis indonesia
Kondisi geografis indonesiaKondisi geografis indonesia
Kondisi geografis indonesia
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
 
Kondisi geografis dan penduduk
Kondisi geografis dan pendudukKondisi geografis dan penduduk
Kondisi geografis dan penduduk
 
The Geology of Java
The Geology of JavaThe Geology of Java
The Geology of Java
 
Dampak positif daerah yang terletak di lingkungan geografis dan geologis yang...
Dampak positif daerah yang terletak di lingkungan geografis dan geologis yang...Dampak positif daerah yang terletak di lingkungan geografis dan geologis yang...
Dampak positif daerah yang terletak di lingkungan geografis dan geologis yang...
 
Wawasan nusantar kestrategisan indonesia dan kekayaannya
Wawasan nusantar   kestrategisan indonesia dan kekayaannyaWawasan nusantar   kestrategisan indonesia dan kekayaannya
Wawasan nusantar kestrategisan indonesia dan kekayaannya
 
The Geology of Sumatra
The Geology of SumatraThe Geology of Sumatra
The Geology of Sumatra
 
potensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiapotensi geografis indonesia
potensi geografis indonesia
 
Laporan peta geologi
Laporan peta geologiLaporan peta geologi
Laporan peta geologi
 
Kondisi geografis
Kondisi geografisKondisi geografis
Kondisi geografis
 
Letak geografis indonesia
Letak geografis indonesiaLetak geografis indonesia
Letak geografis indonesia
 
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaLingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
 
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanBuku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
 

Similar to Analisis Potensi Kegempaan

Andrew hidayat perencanaan tataruang pesisir kota agung berbasis analsis risi...
Andrew hidayat perencanaan tataruang pesisir kota agung berbasis analsis risi...Andrew hidayat perencanaan tataruang pesisir kota agung berbasis analsis risi...
Andrew hidayat perencanaan tataruang pesisir kota agung berbasis analsis risi...Andrew Hidayat
 
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraBab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraGeniusmaniat La
 
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...Fikri Dermawan
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Nanda Reda
 
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alamAzlan Abdurrahman
 
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...Repository Ipb
 
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3BAHRULRoji
 
BAB I_Proposal Tesis_Yulita - New edit.docx
BAB I_Proposal Tesis_Yulita - New edit.docxBAB I_Proposal Tesis_Yulita - New edit.docx
BAB I_Proposal Tesis_Yulita - New edit.docxYulitaWahyuni2
 
Daerah rawan tsunami di indonesia
Daerah rawan tsunami di indonesiaDaerah rawan tsunami di indonesia
Daerah rawan tsunami di indonesiaNusantara Cimenyan
 
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdfb-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdfRisamaliyah
 
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdfb-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdfRisamaliyah
 

Similar to Analisis Potensi Kegempaan (20)

Andrew hidayat perencanaan tataruang pesisir kota agung berbasis analsis risi...
Andrew hidayat perencanaan tataruang pesisir kota agung berbasis analsis risi...Andrew hidayat perencanaan tataruang pesisir kota agung berbasis analsis risi...
Andrew hidayat perencanaan tataruang pesisir kota agung berbasis analsis risi...
 
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraBab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
 
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
 
Imam pp kdmp
Imam pp kdmpImam pp kdmp
Imam pp kdmp
 
1118
11181118
1118
 
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
 
The geology of sumatra
The geology of sumatraThe geology of sumatra
The geology of sumatra
 
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
 
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
 
gunung semeru.pptx
gunung semeru.pptxgunung semeru.pptx
gunung semeru.pptx
 
BAB I_Proposal Tesis_Yulita - New edit.docx
BAB I_Proposal Tesis_Yulita - New edit.docxBAB I_Proposal Tesis_Yulita - New edit.docx
BAB I_Proposal Tesis_Yulita - New edit.docx
 
Daerah rawan tsunami di indonesia
Daerah rawan tsunami di indonesiaDaerah rawan tsunami di indonesia
Daerah rawan tsunami di indonesia
 
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
 
Geologi pulau miangas
Geologi pulau miangasGeologi pulau miangas
Geologi pulau miangas
 
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdfb-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
 
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdfb-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
b-Focal Mechanism Jawa Barat.pdf
 
Makalah Hilman Rahmanhata
Makalah Hilman RahmanhataMakalah Hilman Rahmanhata
Makalah Hilman Rahmanhata
 
2 tektonisme
2   tektonisme2   tektonisme
2 tektonisme
 
sesar sumatera.pptx
sesar sumatera.pptxsesar sumatera.pptx
sesar sumatera.pptx
 

Recently uploaded

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (9)

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

Analisis Potensi Kegempaan

  • 1. ANALISIS POTENSI KEGEMPAAN DAN TSUNAMI DI KAWASAN PANTAI BARAT LAMPUNG KAITANNYA DENGAN MITIGASI DAN PENATAAN KAWASAN Heru Sri Naryanto Peneliti di PTLWB-TPSA, BPPT, Jl. MH Thamrin 8, Jakarta e-mail : naryanto@webmail.bppt.go.id Abstract The west coast of Lampung area is included of high potential of disasters, both earthquake and tsunami. The Sumatera active fault zone and subduction zone are located in the area and as a source of earthquake hazards. The big earthquakes had struck in the in 1933 and 1994, causing great damages and manycasualties. Tectonic earthquake accompanied by tsunami causes sea water demolished main land kilometers away in the lowland topography of west coast of Lampung. The accuracy data of earthquake and tsunami disasters reduction are needed for disaster mitigation, land use management,regional planning and sustainable development in west coast of Lampung. All aspects of disaster risk reduction are well considered in order to minimize possible vulnerabilities and disaster risks throughout the society, activity, and place. Kata kunci: gempa, tsunami, mitigasi, penataan kawasan, pantai barat Lampung 1. PENDAHULUAN Gempa sering terjadi di Indonesia, dari yang berskala besar maupun kecil. Banyaknya gempa yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari kondisi tektonik yang sangat aktif. Indonesia telah banyak dilanda gempa merusak dan bahkan sering diikuti oleh gelombang tsunami yang dahsyat. Kepulauan di Indonesia mempunyai risiko besar terhadap gempabumi, dimana 80% dari wilayah Indonesia terletak di daerah seismik yang berisiko tinggi di dunia. Pantai barat Lampung termasuk kawasan yang mempunyai potensi tinggi terhadap bencana, baik gempa maupun tsunami. Pusat gempa tidak hanya berasal dari zona tumbukan lempeng yang berada di perairan barat Lampung, tetapi juga berasal dari daratan yaitu sepanjang zona Patahan Sumatera (Semangka) yang memanjang dari Kota Liwa sampai Kota Agung yang menerus ke Selat Sunda. Kawasan pantai barat Lampung banyak terbentuk morfologi yang landai terutama di sepanjang pantai, sehingga berisiko tinggi terhadap bencana tsunami yang bersumber dari pusat-pusat gempa yang terjadi di perairan baratnya. Pembangunan ekonomi yang sangat pesat di pantai barat wilayah Lampung telah menghadapkan Pemerintah Daerah pada persoalan-persoalan yang memerlukan penanganan lebih baik dan hati-hati. Untuk itu pengkajian risiko bencana gempa dan tsunami sangat diperlukan agar perencanaan dan pembangunan wilayah dapat dilakukan lebih baik sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Gempa merupakan bencana alam yang sampai saat ini masih sangat sulit dan kompleks untuk diprediksi, kapan bencana tersebut akan terjadi dalam hitungan yang sangat detail. Kejadian gempa-gempa besar yang pernah terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, mengisyaratkan bahwa upaya preventif belum dilakukan dengan baik sehingga dampak dari korban masih tinggi. Upaya preventif perlu dilakukan berupa mitigasi bencana baik secara struktural maupun nonstruktural, kesiapsiagaan, sistem peringatan dini (early warning system), rencana kedaruratan yang tangguh dalam menghadapi bencana gempa suatu saat nanti. 2. BAHAN DAN METODE Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan kajian analisis mengenai permasalahan bencana gempa dan tsunami di kawasan pantai pantai barat Lampung. Tujuannya adalah untuk pengurangan dampak bencana serta evaluasi penataan kawasan berbasis mitigasi bencana yang lebih aman dalam rangka pembangunan berkelanjutan. _________________________________________________________________________________ Analisis Potensi Kegempaan Dan ...............(Heru Sri Naryanto) 71
  • 2. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Urgensi Masalah Perkembangan pembangunan dan penduduk di kawasan pantai barat Lampung semakin pesat, perlu didampingi dengan data yang akurat mengenai aspek kebencanaan yang mungkin timbul khusunya adalah bencana gempa dan tsunami. Potensi gempa berasal dari zona penunjamam lempeng (subduksi) di perairan barat Lampung, Patahan aktif Sumatera yang memanjang berarah utara-selatan, dan telah dua kali sebagai penyebab gempa besar di daerah tersebut yaitu tahun 1933 dan 1994. Gempa dalam skala besar dan kecil sering terjadi di daerah pantai barat Lampung selain ancaman tsunami. Kajian potensi kegempaan dan tsunami sangat diperlukan sebagai acuan dalam penataan kawasan berkelanjutan. 3.1.1. Metodologi Metode penelitian adalah pengumpulan data baik sekunder maupun primer di lapangan, pengolahan data, analisis laboratorium, analisis data, laporan dan rekomendasi. Kegiatan penelitian dilakukan representasi hampir di seluruh kawasan pantai barat Lampung dan sekitarnya. 3.1.2. Kondisi Geologi Geomorfologi daerah Lampung bagian barat dibagi menjadi lima (5) satuan, yaitu dataran rendah, perbukitan bergelombang, dataran tinggi, daerah pegunungan serta kerucut gunungapi (Gambar 1)(Amin et al, 1994). Dataran rendah terletak di sekitar pantai barat Lampung serta Teluk Semangka di sekitar Kota Agung. Perbukitan bergelombang mendominasi daerah Lampung bagian barat, serta secara setempat- setempat terbentuk oleh dataran tinggi, daerah pegunungan serta kerucut gunungapi. Secara umum stratigafi daerah Lampung dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu : Kelompok Batuan Pra Tersier yang meliputi Kelompok Gunung Kasih, Komplek Sulan, Formasi Mananga ; Kelompok Batuan Tersier meliputi Formasi Kontur dan Kelompok Batuan Kuarter yang meliputi Formasi Lampung, Formasi Kasai, Basal Sukadana, Endapan Gunungapi Muda serta Aluvial. Litologi penyusun di daerah Lampung bagian barat sangat beragam (Mangga et al, 1986). Gambar 1. Satuan morfologi Lampung bagian barat (Amin et al, 1994) Punggung sebelah barat Lampung adalah bagian dari Bukit Barisan yang merupakan geantiklinal dengan sinklinal yang terdapat di sebelah timurnya. Punggung pegunungan dari zaman Kapur (Cretaceous) ini mengalami deformasi pada zaman Tersier yaitu terjadinya gejala-gejala patahan (gaya vertikal) sehingga terjadi fenomena geologi seperti patahan Semangka yang panjang menyusuri Way Semangka dan Teluk Semangka, gunungapi yang berbentuk oval (Tanggamus, Rindingan, Rebang dan lain-lain disekitarnya). Depresi tektonik seperti lembah-lembah Suoh, Gedong Surian dan Way Lima yang ditutupi oleh sedimen-sedimen volkanis. 3.1.3. Tektonika Indonesia merupakan daerah yang mempunyai kondisi tektonik aktif. Tektonik di Indonesia dibagi menjadi 2 kelompok sistem yang berbeda. Di bagian barat Indonesia ditunjukkan dengan tumbukan tektonik antar Lempeng Samodra Indo- Australia dan Lempeng Eurasia, sementara di bagian timur Indonesia terbentuk akibat tumbukan lempeng-lempeng Australia, Pasifik dan Eurasia. Selain ditunjukkan oleh adanya zona penunjaman lempeng di bagian barat Pulau Sumatera, juga terdapat jalur patahan aktif dan rentetan gunungapi aktif dari ujung utara Pulau Sumatera sampai daerah Selat Sunda. Pulau Sumatera terpotong oleh patahan aktif Sumatera (Semangka) sepanjang 1.650 km dan merupakan patahan aktif terpanjang yang terdapat di Indonesia. Sistem Patahan Sumatera terbentuk sejak Miosen Tengah sampai Miosen Akhir, berupa patahan mendatar kanan (dextral strike slip fault). Pergerakkan tersebut mencapai 20-25 km. _________________________________________________________________________________ 72 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 71-77
  • 3. Patahan Sumatera menjadi 18 segmen yang panjang masing-masing berkisar antara 45 dan 200 km. Data tersebut kemudian dilengkapi dengan informasi catatan sejarah kerusakan gempa (rupture) yang disebabkan oleh gempa merusak sejak 1835, yaitu sebanyak 17 gempa berdasarkan data tersebut, mereka mendapatkan fakta bahwa segmen patahan Sumatera bagian utara mengalami penambahan panjang segmen patahan sebanding dengan percepatan pergerakan patahan geser Sumatera. Patahan Sumatera dibagi menjadi beberapa segmen, salah satunya adalah segmen Semangka yang berada di barat Lampung (Naryanto, 1997 ; Zen, 1987). Hasil analisis kelurusan struktur terhadap citra Landsat ETM, terlihat bahwa Kota Liwa dan Kota Agung terletak di dalam Zona Patahan Sumatera. Struktur patahan yang berkembang di daerah ini, selain struktur utama yang mengarah baratlaut- tenggara juga terdapat struktur berarah kurang lebih tegak lurus terhadap struktur utama, yaitu timurlaut-baratdaya. Nampaknya struktur ini berkembang dengan baik dan berperan dalam proses pembentukan Teluk Semangka (Gambar 2). Gambar 2. Kelurusan struktur sebagai indikasi adaya patahan yang berkembang di kawasan Lampung bagian barat dari analisis citra Landsat ETM 3.2. Potensi Kegempaan Dan Tsunami di Pantai Barat Lampung 3.2.1. Potensi Kegempaan Tatanan tektonik Indonesia menyebabkan beberapa daerah di Indonesia rawan terhadap bencana gempa dan tsunami. Data gempa merusak BMG menunjukkan bahwa sejak tahun 1833 sampai dengan saat ini tidak kurang dari 31 gempa kuat yang dirasakan, dan sebagian bahkan mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda, salah satunya adalah gempa Liwa tahun 1994 yang diakibatkan oleh patahan aktif Semangka. Kajian geologi dan geofisika menunjukkan daerah Lampung mempunyai sifat kegempaan (seismisitas) yang aktif dengan sumber utamanya adalah aktifitas penunjaman Lempeng Indo- Australia dan Lempeng Eurasia di perairan barat Lampung. Episenter (sumber gempa) yang terjadi di Lampung sebagian besar berasal dari zona tumbukan Lempeng Indo-Australian dan Lempeng Eurasia di perairan barat Lampung, zona Patahan Semangka yang merupakan segmen paling selatan dari Patahan Besar Sumatera serta patahan-patahan aktif lainnya. Di daratan Sumatera, Patahan Sumatera terbentang sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, mulai dari Teluk Semangka di Selat Sunda sampai dengan wilayah Aceh di utara. Sudah sekitar 20 gempa besar dan merusak terjadi di sepanjang patahan Sumatera dalam 100 tahun terakhir. Dengan kata lain, gempa besar di patahan Sumatera terjadi rata-rata dalam lima tahun sekali. Jadi, berbeda dengan di zona subduksi Sumatera yang berpotensi untuk mengeluarkan gempa besar dengan magnitudo > 8 tapi hanya sekitar 2- 3 kali dalam 100 tahun, gempa di patahan Sumatera magnitudo-nya < 7.7 SR tapi sering dan sumbernya lebih dekat dengan populasi penduduk. Gempa besar yang merusak di Lampung bagian barat adalah terjadi pada tahun 1933 dan 1994 akibat gempa yang berasosiasi dengan Patahan Sumatera dan bersumber di daerah Liwa.Gempa terakhir yang pernah terjadi di Lampung bagian barat terjadi 16 Juni 2006 dengan magnitudo 3,4 SR. Gempa tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap kerusakan yang terjadi di Lampung bagian barat. _________________________________________________________________________________ Analisis Potensi Kegempaan Dan ...............(Heru Sri Naryanto) 73
  • 4. Gambar 3. Episenter gempa tahun 1990-2004 di Provinsi Lampung dan sekitarnya (sumber : USGS) Kontur percepatan gerakan tanah merupakan hasil dari data gempa Liwa tahun 1994 dan gempa tahun 1990-2004. Berdasarkan data gempa Liwa tahun 1994 diperoleh peta kontur dan dikelompokkan menjadi empat tingkat risiko gempa. Percepatan getaran tanah berdasarkan distribusi gempa yang terjadi tahun 1990-2004 setelah diklasifikasikan ke dalam empat tingkat risiko gempa. Gempa Liwa tahun 1994 termasuk istimewa karena memiliki magntudo besar, hiposenter dangkal dan berada di darat. Magnitudonya 7 Skala Richter, hiposenternya 23 km dan episenternya terletak pada patahan Semangka. Harga percepatan horizontal gerakan tanah yang paling besar yaitu 2926 µms -2 pada koordinat 104,5 o BT – 5 o LS di daerah sekitar Ibu Kota Kabupaten Lampung Barat, Liwa. Harga percepatan horizontal getaran tanah di daerah Liwa sekitar 2800 µm s -2 dengan intensitas IX MMI. Daerah sekitar Kota Bumi harga percepatan horizontal getaran tanah besarnya sekitar 1000- 1500 µms -2 dengan risiko gempa sedang s.d. tinggi, begitu juga daerah sekitar Kota Agung. Daerah Bandar Lampung harga percepatan horizontal gerakan tanah sekitar 400-8000 µm s -2 , memiliki risiko gempa rendah sampai sedang (Suharno, 2000 ; Naryanto, 2007). Monitoring pergerakan kerak dengan menggunakan data GPS banyak dipasang di Pulau Sumatera dan sekitarnya oleh berbagai instansi. Berdasarkan analisis dari berbagai data, di daerah Sumatera terdapat beberapa blok yang mengalami akumulasi momen sesmik > 100 tahun yang sangat berpotensi terjadinya gempa besar. Salah satu akumulasi momen seismik tersebut terdapat di perairan sebelah barat Lampung, sehingga hal ini perlu diwaspadai dengan berbagai upaya pengurangan risiko bencana baik gempa maupun tsunami di daerah tersebut. -3 - -2 - -4 - -5 - -6 - -7 - 101 102 103 104 105 107 108 20002000 Bandar Lampung Kota Bumi Liwa Kota Agung Gambar 4. Tingkat risiko gempa di wilayah Lampung berdasarkan perhitungan percepatan getaran tanah dari gempa periode 1990-2004 (Suharno, 2007) Gambar 5. Kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh Gempa Liwa tahun 1994 3.2.2. Potensi Tsunami Bencana tsunami telah banyak melanda Pulau Sumatera baik yang memakan korban jiwa manusia maupun harta benda dalam skala kecil maupun sangat luar biasa. Bencana tsunami yang bersumber dari gempa telah banyak terjadi dan menimbulkan banyak korban. Sekitar 85% pusat gempa yang terjadi di Indonesia terletak di bawah pantai samodra. Dalam tahun-tahun terakhir ini Indonesia telah terjadi beberapa kali gempabumi dasar laut berkekuatan besar (± 7 Ms) yang berdampak terhadap kejadian tsunami. Letusan dahsyat dari Gunung Anak Krakatau yang terjadi pada tanggal 27 Agustus 1883 telah diikuti oleh tsunami yang telah menghancurkan 295 kota dan desa serta menelan tidak kurang dari 36 ribu jiwa. Letusan gunung tersebut merupakan kejadian terbesar dalam sejarah letusannya, dan menimbulkan gelombang tsunami setinggi 30-40 m yang juga sampai ke pantai barat Lampung. Dampak yang diakibatkan oleh bencana tsunami berbeda tergantung ketinggian tsunami, periode tsunami, topografi daerah pantai, kondisi populasi dan infrastruktur yang ada di daerah pantai dan sebagainya. Kerusakan paling parah terutama pada pantai yang membentuk huruf V atau berupa teluk dengan arah gelombang yang semakin menyempit ke arah daratan. Tsunami yang mengenai pantai akan menghancurkan bangunan, tanaman, pelabuhan, perkampungan, persawahan atau lahan pertanian dan infrastuktur lainnya serta membawa berbagai material dari _________________________________________________________________________________ 74 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 71-77
  • 5. laut untuk dilemparkan ke daratan. Ketika air kembali turun ke laut akan membawa berbagai macam material daratan ke dalam laut. Permukiman penduduk di pantai barat Lampung yang semakin padat telah menjadi ancaman yang serius apabila terjadi gelombang tsunami yang bersumber dari perairan Samodra India maupun Selat Sunda. Bentuk pantai yang berupa teluk dengan pemukiman yang sangat padat di sekitar pantai, perlu mitigasi dan kesiapsiagaan yang matang dalam mengantisipasi kejadian bencana tsunami yang bisa datang setiap saat (Naryanto, 2003 ; 2006). 3.2.3. Mitigasi Dan Penataan Kawasan Meskipun kejadian gempa berulang, kejadian gempa sangat sulit diprediksi/diramal kapan dan pada posisi mana akan terjadi. Gejala bisa diamati pada sifat-sifat batuan yang mengalami stress akibat tekanan yang ditimbulkan dari pergerakan lempeng tektonik. Gejala tersebut terlihat pada perubahan posisi satu titik relatif terhadap titik lainnya yang diamati dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Perubahan posisi tersebut bisa terlihat nyata setiap tahunnya, namun belum bisa dipakai untuk prediksi gempa. Gejala lainnya adalah perubahan muka air tanah, elektromagnetis, seismisitas, kecepatan gelombang dan sebagainya. Semuanya tetap belum bisa dipakai sebagai tanda yang jelas untuk prediksi gempabumi. Di daerah rawan gempa, bimbingan, petunjuk, pendidikan dan kesiapsiagaan yang terus menerus sangat penting. Pendidikan kepada masyarakat terutama pada usia dini akan sangat membantu dalam upaya pengurangan bencana. Gambar 6. Zonasi kerentanan bencana tsunami di sepanjang pantai barat Lampung (tanda anak panah menunjukkan bentuk pantai berupa teluk yang berpotensi besar terhadap kenaikan kecepatan gerakan gelombang tsunami yang mengenainya) Gempa merupakan sumber utama terhadap terjadinya tsunami. Goncangan gempa tersebut menyebabkan penjalaran gelombang tsunami, yang apabila mengarah ke pantai akan bisa menghancurkan kondisi infrastruktur yang berada di wilayah pantai. Tingkat kegempaan kawasan barat Lampung sangat tinggi, sehingga bisa menyebabkan terjadinya gelombang tsunami akibat goncangan gempa yang bisa menghancurkan kawasan pantai di sekitarnya termasuk kawasan pantai barat Lampung. Sistem peringatan dini bencana tsunami di Indonesia (Indonesia Tsunami Early warning System/INA TEWS) diperlukan untuk upaya preventif warga. Peralatan tersebut akan meneruskan data real time langsung dari pusat gempa ke pusat peringatan tsunami. Namun sehebat dan secanggih apapun sistem peringatan dini, efektivitasnya tergantung dari celah waktu antara kejadian gempa dan saat tsunami datang. Permukiman di Provinsi Lampung memiliki pola tersebar di wilayah pesisir dan mengelompok di wilayah tengah. Sedangkan berdasarkan bentuk permukimannya mengikuti jalan atau sarana transportasi, pola semacam ini biasa terjadi pada wilayah transmigrasi atau jumlah pendatang yang banyak. Permukiman kawasan pantai barat Lampung semakin lama menjadi semakin padat, sehingga perlu penataan kawasan yang tepat. Upaya yang paling efektif adalah dengan tindakan-tindakan untuk meredam atau mengurangi dampak yang timbul apabila suatu saat nanti terjadi bencana serta upaya konservasi atau penataan kawasan yang tepat pada lokasi yang belum termanfaatkan. Dalam hal ini evaluasi tata ruang wilayah perlu dilakukan dengan mengacu pada hasil kajian kerawanan bencana tsunami oleh instansi terkait, guna menghindari bencana besar yang mungkin timbul. Zonasi aman terhadap bencana tsunami mempunyai jarak dengan garis pantai bervariasi tergantung kondisi pantainya. Untuk menghindari dampak korban, sebaiknya permukiman penduduk akan lebih aman berada di luar zona bencana tsunami tersebut. Kawasan pantai yang langsung berbatasan dengan laut disarankan untuk dihijaukan untuk menahan gelombang tsunami yang mungkin terjadi lagi. Untuk pantai yang berlumpur bisa ditanami hutan bakau di sepanjang pantai. Di belakang hutan bakau tersebut disarankan dibuat tambak kalau memungkinkan, kemudian ditanami dengan pohon kelapa atau kelapa sawit sampai beberapa puluh meter, persawahan, perladangan, jalan, bangunan perkantoran tingkat yang terbatas, baru _________________________________________________________________________________ Analisis Potensi Kegempaan Dan ...............(Heru Sri Naryanto) 75
  • 6. permukiman berada pada jalur paling luar dari garis pantai. Tanaman hutan bakau sangat sulit hidup pada pantai yang berpasir. Pada pantai berpasir bisa juga dibangun tembok laut (break wall/break water) untuk menahan erosi dan gelombang tsunami. Pembangunan tembok laut akan sangat membantu dalam menahan gelombang tsunami. Masalahnya adalah membutuhkan dana yang sangat besar, serta mengakibatkan terganggunya ekosistem di sekitar pantai terutama pada pantai berlumpur. Untuk itu kombinasi antara tembok laut dan vegetasi pantai akan saling melengkapi dengan mempertimbangkan kondisi pantai. Vegetasi pantai yang bisa meredam tsunami antara lain adalah mangrove, kelapa, kelapa sawit, hutan pantai dan sebagainya. Hutan pantai memiliki fungsi fisik, ekologis, sosial-ekonomi yang sangat penting bagi masyarakat di sekitarnya. Gambar 7. Tanaman pohon kelapa sawit yang berderet di sepanjang pantai akan bisa membantu dalam meredam kerusakan yang terjadi akibat tsunami Kerusakan akibat gelombang tsunami terutama terjadi pada daerah teluk, akibat terjadinya penyempitan gerakan gelombang sehingga mempercepat gerakan gelombang tersebut. Sebagai sumber utama tsunami yang mungkin terjadi di pantai barat Lampung adalah gempa dengan episenter di Samodra Indian dan perairan Selat Sunda, letusan Gunung Anak Krakatau serta longsoran bawah laut. Kecepatan tsunami lebih besar pada laut dalam dibandingkan laut dangkal, secara gradual mengarah ke daerah dangkal yang bergerak dengan berbagai variasi kedalaman. Gambar 8. Salah Satu contoh penataan kawasan pantai yang ramah bencana tsunami disesuaikan dengan kondisi pantainya 4. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas bisa disimpulkan dan disarankan sebagai berikut : • Pantai barat Lampung termasuk wilayah yang mempunyai potensi tinggi terhadap bencana, baik gempa maupun tsunami. • Pusat gempa tidak hanya berasal dari zona tumbukan antar lempeng di perairan barat Lampung, tetapi juga berasal dari daratan yaitu sepanjang zona patahan Sumatera • Gempa besar yang merusak di Lampung bagian barat telah terjadi pada tahun 1933 dan 1994, yaitu gempa yang berasosiasi dengan patahan Sumatera dan bersumber di daerah Liwa. Sementara gempa terakhir yang pernah terjadi di Lampung bagian barat terjadi 16 Juni 2006 dengan magnitudo 3,4 SR. • Di daerah rawan gempa, bimbingan, petunjuk, pendidikan dan kesiapsiagaan yang terus menerus sangat penting. Menerapkan sistem konstruksi bangunan yang aman terhadap guncangan gempa diperlukan untuk mengamankan aset-aset ekonomi yang ada. • Penataan kawasan pantai yang langsung berbatasan dengan laut disarankan untuk dihijaukan untuk menahan gelombang tsunami yang mungkin terjadi lagi. Untuk pantai yang berlumpur bisa ditanami hutan bakau di sepanjang pantai, di belakang hutan bakau tersebut disarankan dibuat tambak kalau memungkinkan, kemudian ditanami dengan pohon kelapa atau kelapa sawit, persawahan, perladangan, jalan, bangunan perkantoran tingkat yang terbatas, baru permukiman berada pada jalur paling luar dari garis pantai. Tanaman hutan bakau yang sangat sulit hidup pada pantai yang berpasir, pada pantai berpasir bisa dibangun break wall untuk menahan erosi dan gelombang tsunami. _________________________________________________________________________________ 76 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 71-77
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Amin, T.C., Sidarto, Santosa & Gunawan, W., 1994. Geologi Lembar Peta Kotaagung, Sumatera. P3G, Bandung Mangga S. A., et al, 1986. Peta Geologi Lembar Tanjung Karang, Sumatera. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Naryanto, H.S., 1997. Kegempaan di Daerah Sumatera. Jurnal Alami Vol. 3 No. 3. Naryanto, H.S., 2003. Mitigasi Kawasan Pantai Selatan Kota Bandar Lampung, Propinsi Lampung Terhadap Bencana Tsunami. Jurnal ALAMI, Vol. 8, No. 2 Th. 2003 Naryanto, H.S., 2006. Kajian Potensi dan Zonasi Kerentanan Bencana Tsunami di Bandar Lampung-Kalianda, Provinsi Lampung. Jurnal ALAMI, Vol. 11, No. 2 Th. 2006 Naryanto, H.S., 2007. Kajian Potensi dan Kegempaan di Liwa Kaitannya dengan Patahan Sumatera untuk Penataan Kawasan Berkelanjutan. Jurnal Alami, Vol. 12 No. 2 Tahun 2007, BPPT-HSF, Jakarta Suharno, 2000. Distribusi dan Klasifikasi Resiko Gempa Daerah Lampung dan Sekitarnya. Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 2, No. 1, Tahun 2007. Zen, M.T., 1987. Seismicity of the Sumatera Fault Zones. 6 th Regional Conggress on Geology, Mineral and Energy Resources of _________________________________________________________________________________ Analisis Potensi Kegempaan Dan ...............(Heru Sri Naryanto) 77