Cerita ini menceritakan seorang pedagang yang sedang beristirahat bersama keledainya. Keledai tersebut terperosok ke dalam lubang yang berair. Pedagang hampir menyerah menyelamatkan keledainya, namun keledai tersebut terus berusaha keluar dengan menggerakkan badannya saat orang-orang menimbun lubang tersebut dengan tanah, sehingga akhirnya berhasil keluar tepat sebelum matahari terbenar. Cerita ini membukt
1. SEMANGAT JUANG KELEDAI
Alkisah, seorang pedagang sedang mengadakan perjalanan jauh dengan membawa
seekor keledai tua. Setelah mengadakan perjalanan hampir sehari penuh, pedagang
itu bermaksud beristirahat di bawah sebuah pohon yang rindang. Karena kasihan
melihat keledai tuanya juga kelelahan, pedagang itu melepaskan beban berat dari
punggung keledai. Ia tidak mengikat keledai tuanya dan membiarkan keledai itu
beristirahat sambil memakan daun-daun di sekitar tempat itu.
Pedagang itu kelelahan sekali dan sangat menikmati istirahatnya. Setelah
menyantap sedikit bekal, ia mulai terkantuk-kantuk. Tanpa disadarinya, keledai
tuanya asyik berkeliaran ke tempat yang agak jauh dari tempatnya beristirahat.
Ketika pedagang itu mulai mendengkur dan menikmati mimpi indahnya, si keledai
tua pun makin jauh meninggalkannya. Tiba-tiba, si pedagang terjaga dari tidurnya
karena mendengar ringkikan suara keledai tuanya. Tergopoh-gopoh ia berlari
menuju tempat asal lengkingan suara tadi.
Sesampainya di tempat asal suara, betapa kaget si pedagang ketika dia melihat
keledai tuanya terperosok ke sebuah lubang yang agak dalam dan digenangi air. Di
dalam lubang itu tampak keledai tua terus menjerit-jerit dan bergerak tak
terkendali karena panik. Makin lama jeritan keledai tua itu makin memilukan dan
ia tampak mulai kelelahan. Si pedagang yang melihat keadaan keledainya itu jadi
ikut panik karena tidak tahu harus berbuat apa.
Rupanya, jeritan keledai tua yang sangat keras dan memilukan itu juga didengar
oleh beberapa orang yang kebetulan melewati tempat tersebut. Setelah melihat
mempertimbangkan situasinya, beberapa orang tadi menyarankan si pedagang supaya
merelakan saja kepergian si keledai tua.
“Hari sudah sore, sementara kita tidak punya tali dan tenaga yang cukup untuk
mengangkatnya. Dari pada keledai tua itu menderita berkepanjangan di dalam
lubang, Tuan relakan saja dan mari kami bantu menguburnya dengan tanah,“ kata
salah seorang di antaranya. Sang pedagang tersentak mendengar usulan tadi. Ia
kembali melongok ke lubang dan melihat keledainya mulai kepayahan dan jeritannya
pun makin lemah. Hatinya semakin iba dan tidak tega melihat keadaan keledai
tuanya. Akhirnya, pedagang itu menoleh ke orang-orang di sekelilingnya, dan ia
mengangguk tanda setuju.
Segera setelah itu, dengan berat hati si pedagang dibantu beberapa orang tadi
mulai menimbun keledai tua dengan tanah dan pasir. Saat tanah dan pasir mulai
menimpa punggung sang keledai, dia kaget, ketakutan, dan kembali menjerit-jerit
kesakitan. Tetapi tanah dan pasir itu tidak henti-hentinya menimpa dari atas.
Dalam kepanikan itulah si keledai tua itu terus menggerak-gerakkan dan
mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya jatuh ke
bawah. Kakinya pun mulai bergerak-gerak dan menginjak-injak tanah yang jatuh
dari punggungnya.
Begitu seterusnya, lama-lama air yang tadinya merendam kaki si keledai mulai
tertimbun tanah. Seiring dengan semakin banyak tanah dan pasir digelontorkan ke
atas panggungnya, ternyata semakin mendangkal pula lubang itu. Di luar dugaan,
keledai tua yang semula sudah sangat kepayahan tiba-tiba menjadi semakin
bersemangat mengguncang-guncangkan punggungnya dan menginjak-injak tanah di
lubang itu. Si pedagang dan orang-orang yang membantunya pun jadi terheran-heran
menyaksikan kejadian itu. Mereka juga makin bersemangat menggelontorkan pasir
dan tanah ke dalam lubang.
Tepat menjelang matahari terbenam, lubang itu sudah semakin dangkal dan tiba-
tiba“ hupppp“! Si keledai tua berhasil meloncat keluar dari lubang. Semua orang
berteriak terpesona dan bertepuk tangan menyaksikan pemandangan yang luar biasa
itu. Si keledai selamat karena tidak mau menyerah.