Jurnal Islampedia | Info Seputar Dunia Islam
Website: https://jurnalislampedia.id/
Google+: https://plus.google.com/u/0/111663113815738487261
Facebook: https://www.facebook.com/jurnalislampedia
Twitter: https://twitter.com/JIslampedia
Instagram: https://www.instagram.com/jurnalislampedia/
YouTube: https://www.youtube.com/channel/UCJd102tXTfXjHPYAX-Q_luw?disable_polymer=true
Kisah Islami | Inspirasi Islam | Kajian Islam | Motivasi Islam | Renungan Islam | Berita Viral | Berita Update | Belajar Fiqih | Tips Sukses
1. Karakter Kikir
Salah satu isi kandungan Alquran yang cukup dominan adalah kisah umat terdahulu,
baik yang saleh maupun durhaka. Kisah-kisah umat terdahulu menghiasi lebih dari
30 persen ayat Alquran.
Tujuan utama pengisahan adalah agar umat Nabi Muhammad SAW mau menjadikannya
sebagai pelajaran berharga untuk menatap masa depan yang lebih mulia dan
bahagia, bukan sengsara dan binasa, baik di dunia maupun akhirat.
Di antara kisah menarik dalam Alquran adalah kisah pemilik kebun yang kikir.
"Sesungguhnya Kami telah memberi cobaan kepada mereka (musyrikin Makkah)
sebagaimana Kami memberi cobaan kepada para pemilik kebun, ketika mereka
bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik hasilnya di pagi hari, dan
mereka tidak mengucapkan insya Allah."
"Lalu, kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka
sedang tidur; maka jadilah kebun itu hitam (karena terbakar) seperti malam yang
gelap gulita.Lalu mereka saling memanggil di pagi hari."
"Pergilah di pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak meme tik buahnya. Maka
pergilah mereka saling berbisik-bisik: pada hari ini janganlah ada seorang
miskin pun masuk ke dalam kebunmu." "Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan
niat mengha langi (orang miskin), padahal mereka mampu (menolongnya)."
"Tatkala mereka melibat kebun itu, mereka berkata: 'Sesungguhnya kita benar-
benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh
hasilnya)'." "Berkatalah orang yang paling baik pikirannya di antara mere ka:
'Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendak lah ka mu bertasbih (kepada
Tuhanmu)!' Mereka mengucapkan:
'Maha suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim'." "Lalu
satu sama lain saling berhadap-hadapan seraya saling mencela. Mereka berkata:
'Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita adalah orang-orang yang melampaui
batas'." (QS al-Qalam [68]: 17-31)
Kisah menarik dan sarat pesan moral tersebut menunjukkan, bakhil atau kikir itu
merupakan karakter seka ligus penyakit sosial yang sangat berbahaya, baik bagi
pelaku nya sendiri maupun orang lain, terutama kaum fakir-miskin. Bahaya kikir
itu terlihat dari sikap pemilik kebun yang som bong dan merasa tidak akan ada
yang dapat menggagal kan panennya, sekaligus kerakusannya terhadap karunia Allah
dengan tidak mau peduli dan simpati terhadap sesama nya.
Sebagai peringatan keras bagi orang kikir, Allah SWT lalu men datangkan petir
yang menyambar dan menghanguskan kebun yang sudah siap dipanen milik orang
bakhil itu. Ketika datang ke kebun di pagi buta, mereka hanya bisa "gigit jari"
sambil menyesali diri karena apa yang sudah direncanakan (panen besar) ternyata
gagal total.
Pesan moral yang dapat dipetik adalah bahwa karakter kikir, sombong, dan rakus,
minimal kikir dalam mensyukuri nikmat Allah itu sangat berbahaya karena dapat
menjadi penyebab banyak bencana, musibah, dan malapetaka yang datang silih
berganti.
Kekikiran, keserakahan, dan kesombongan kerap kali membuat manusia tidak pernah
dapat bersikap qana'ah dan tidak pandai bersyukur kepada Allah SWT, sehingga
menjadi orang yang durhaka dan melupakan-Nya.
Orang kikir cenderung berniat jahat dengan sikap antisosial dan tidak peduli
terhadap nasib fakir miskin.Kisah tersebut sekaligus menunjukkan bahwa kekikiran
finansial dan sosial cende rung melahirkan karakter egois dan individualistis
yang berlebihan, sehingga pelakunya tidak memiliki sikap empati.
Dengan demikian, warga bangsa ini perlu mengubah karakter negatif seperti kikir
2. dan sombong menjadi karakter positif dengan menyadari sepenuh hati bahwa
sesungguhnya kepemilikan di dunia ini hanyalah titipan yang bersifat sementara
belaka, karena semua yang ada di langit dan di bumi pada hakikatnya adalah milik
Allah SWT.