3. ANAMNESIS
Identitas Pasien
Nama : Tn. Pandi
Usia: 38 tahun
J. Kelamin : Pria
Alamat : JL Diponegoro . RT 003/ RW 001
Agama : Islam
Status : Menikah, memiliki 3 orang anak
Pekerjaan : Wiraswasta
4. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Sakit karena tersiram minyak sayur panas
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan tersiram minyak sayur
panas sejak 1 hari SMRS. Saat itu pasien hendak ke
kamar mandi namun tiba-tiba tersandung kabel lalu
terjatuh dan menyenggol penggorengan berisi minyak
sayur panas yang baru digunakan istrinya untuk
menggoreng ikan. Bagian tubuh yang terkena minyak
sayur panas ada di tangan kanan dan kiri, punggung
sampai pinggang sebelah kanan dan paha sebelah kiri.
Belum diberi obat dan langsung dibawa ke IGD
puskesmas Tembilahan Kota.
5. C. Riwayat Penyakit Dahulu
Enam tahun yang lalu pasien pernah dirawat di RS karena jatuh
dari motor dan sempat tidak sadar selama seminggu. Saat itu
kepala terbentur namun tidak ada bagian tubuh yang patah dan
tidak ada tindakan operasi.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat HT, DM dan Asma dalam keluarga Tidak ada.
E. Riwayat kebiasaan
Merokok (-), minum minuman keras (-)
6. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran
apatis (E4VafasiaM6)
Tanda vital : TD 160/100 mmHg, N 90x/menit, P
20x/menit, S 36,4 0C
Status Generalis
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Thorax : dbn
Abdomen : dbn
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), tampak
kemerahan di punggung kanan sampai pinggang kanan,
paha kanan bagian lateral, punggung tangan kanan dan
kiri, tampak bulae pada punggung tangan kanan
16. LUKA BAKAR
Suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan oleh kontak dengan sumber
panas (suhu tinggi) seperti api, air panas, listrik,
bahan kimia dan radiasi.
18. KLASIFIKASI
Berdasarkan Sumber Penyebab
1. Panas. Termasuk api, radiasi, atau pajanan panas dari
api, uap dan cairan panas serta benda – benda yang
panas
2. Bahan kimia. Termasuk berbagai macam asam dan
basa
3. Listrik. Termasuk didalamnya arus listrik dan
sambaran petir
4. Cahaya. Luka bakar yang disebabkan oleh sumber
cahaya yang kuat atau cahaya ultra violet, juga
termasuk sinar matahari
5. Radiasi. Seperti radiasi nuklir, cahaya ultra violet juga
termasuk salah satu sumber penyebab luka bakar
karena radiasi
19. DERAJAT KEDALAMAN (GRADE)
LUKA BAKAR:
Derajat kedalaman
(Grade)
Struktur yg terkena Gejala dan Keluhan
Grade I
(Superficial Burns)
Hanya mengenai
lapisan atas kulit
(epidermis)
-Hiperemi
- Nyeri +
- Bullae -
Grade II
(Partial Thickness
Burns)
Mengenai epidermis
dan sebagian dermis
--lembab, mottled, kulit
merah – memutih
-- Nyeri ++
--Bullae +
Grade III
(Full Thickness Burns)
Mengenai seluruh
lapisan kulit
--- kering
--- putih/coklat
tua/hitam
---charred
--- tdk nyeri
26. FASE CEDERA LUKA BAKAR
Fase akut/ fase emergensi : 48 jam pertama pasca
kejadian
Fase subakut setelah 48 jam pasca kejadian s.d 1
bulan pasca kejadian
Fase lanjut/ rehabilitatif : bulan kedua pasca
kejadian, berlangsung berbulan bulan atau
bertahun tahun
27. PENATALAKSANAAN
Fase akut
Jalan nafas lancar dan aman, kondisi nafas baik
Airway managemen
Bersihkan dan amankan saluran nafas
Endotracheal intubation
Tracheostomy
Breathing management
Oksigenasi
Ventilation support
Subsitusi kehilangan caieran
Formula BAXTER-PARKLAND
• 4 mL RL/ %kg berat badan (24 jam pertama)
• 50% diberikan pada 8 jam pertama, 50% sisanya diberikan 16
jam berikutnya, aktu dihitung sejak kejadian, bukan saat mulai
pemberian
• Evaluasi: monitoring urine output 0,5-1cc/kgBB/jam cairan
28. A. Pengelolaan Luka
1. Berikan suasana steril dan lembab
Steril: dilusi, debridement operatif
Lembab: kasa lembab, topikal
2. Luka bakar yang sudah bersih dibalut dalam
balutan lembab non-adherent kain tulle dan kasa
lembab absorben
3. Obat topikal antimikroba hanya berguna di area yg
rentan infeksi (perineum, telapak kaki) , ada bukti
kolonisasi pada kasa balutan (pus kehijauan)
29. B. Manajemen Nyeri
Non farmakoterapeutik : positioning, luka diberi
tulle, sebelum dibuka balutan dibuat basah
Farmakoterapeutik : analgesia poten
Morfin IV : 0.3 mg/kgBB (injeksi)
Kombinasi low-dose Ketamine : < 3 mg/kgBB
C. Pencegahan infeksi dan sepsis
Farmakoterapi untuk pencegahan infeksi : Tetanus
toxoid, Immunoglobulin, Topical antibiotics,
Antibiotika sistemik analisis kultur kuman darah.
Kamar isolasi / khusus
Secondary prevention/early detection
Surgical management: debridement