Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas wilayah perairan, dimana garis pantainya mencapai lebih dari 81.000 km, dengan jumlah pulau mencapai lebih dari 15.500 pulau. Luas daratan mencapai 1,9 juta kilometer persegi dan luas perairan mencapai 6,6 juta kilometer persegi.
Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya.
Masyarakat Bajau Kecamatan Napabalano tepatnya di pesisir Tampo, berada dipinggir laut tepatnya di Pulau Muna, dihuni oleh kebanyakan suku Bajau. Saat ini potensi pesisir ini mulai menurun akibat perubahan cuaca yang berubah-ubah setiap harinya.
3. I PENDAHULUAN
● Latar Belakang
● Rumusan Masalah
● Tujuan dan Manfaat
● Karangka Pikir
4. 1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara
maritim yang memiliki luas
wilayah perairan, dimana
garis pantainya mencapai
lebih dari 81.000 km, dengan
jumlah pulau mencapai lebih
dari 15.500 pulau. Luas
daratan mencapai 1,9 juta
kilometer persegi dan luas
perairan mencapai 6,6 juta
kilometer persegi
Nelayan adalah suatu
kelompok masyarakat
yang kehidupannya
tergantung langsung
pada hasil laut, baik
dengan cara melakukan
penangkapan ataupun
budidaya.
Masyarakat Bajau Kecamatan
Napabalano tepatnya di pesisir
Tampo, berada dipinggir laut
tepatnya di Pulau Muna, dihuni
oleh kebanyakan suku Bajau.
Saat ini potensi pesisir ini mulai
menurun akibat perubahan
cuaca yang berubah-ubah setiap
harinya.
5. 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka rumusan
masalah dari penelitian ini yakni ‘’Bagaimana Tingkat
Kerentanan Penghidupan Rumah Tangga Nelayan Bajau
Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna?’’
6. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Kerentanan
Penghidupan Rumah Tangga Nelayan Bajau Kecamatan Napabalano
Kabupaten Muna.
Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa, dijadikan sebagai sarana belajar dan menambah
pengetahuan.
2. Bagi Masyarakat, memberikan informasi mengenai Kerentanan
Penghidupan Rumah Tangga Nelayan Bajau di Kecamatan Napabalano
Kabupaten Muna.
3. Bagi Pemerintah, digunakan sebagai bahan pertimbangan mengenai
Kerentanan Penghidupan Rumah Tangga Nelayan Bajau di Kecamatan
Napabalano Kabupaten Muna.
7. 1.4. Kerangka Pikir
Kerentanan Penghidupan
Rumah Tangga Nelayan Bajau
Aktivitas Nelayan
Keadaan Keluarga
Penurunan Hasil
Tangkap
Kondisi Cuaca
Eksposure
(Gelombang Tinggi,
Tinggi Air Laut)
Adaptasi (Profil
Sosial, Strategi
Penghidupan,
Jaringan Sosial)
LVI.IPCC
Kerentanan Mata
Pencaharian
Tingkat Kerentanan Rumah
Tangga Nelayan Bajau
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian, Kerentanan Penghidupan Rumah Tangga Nelayan Bajau
Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna
9. IIIMETODE
PENELITIAN
Menjelaskan mengenai tempat dan waktu penelitian, bahan dan alat,
populasi dan sampel, jenis dan sumber data, jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, variabel penelitian,
analisis data dan devinisi operasional
10. 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di pesisir Bajau Kecamatan Napabalano Kabupaten
Muna yang secara geografis terletak pada koordinat 4°39'47.8" LS dan
122°40'31,6" BT. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2023.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara dan
peta lokasi penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Global Positioning System (GPS),
Kamera, Alat Perekam suara dan Alat Tulis Menulis.
11. 3.3. Populasi dan Sampel
Nelayan yang berada di Kecamatan Napabalano sebanyak 150 nelayan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling. Kriteria pengambilan sampel yaitu nelayan yang memiliki
pengalaman paling kurang 10 tahun dan nelayan di luar suku Bajau untuk
dijadikan sebagai sampel.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer
dan data sekunder
12. 3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa Teknik Observasi, Teknik
Wawancara dan Teknik Dokumentasi
3.6. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan
hingga penyusunan laporan. Tahapan tersebut adalah Persiapan Perizinan,
Perizinan dan Pengumpulan Data.
3.7. Prosedur Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keterpaparan (exposure),
Sensitivitas (sensitivity) dan Adaptasi (adaptive capacity)
13. 3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa Teknik Observasi, Teknik
Wawancara dan Teknik Dokumentasi
3.6. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan
hingga penyusunan laporan. Tahapan tersebut adalah Persiapan Perizinan,
Perizinan dan Pengumpulan Data.
3.7. Prosedur Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keterpaparan (exposure),
Sensitivitas (sensitivity) dan Adaptasi (adaptive capacity)
14. 3.8. Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel deskriptif dan
perhitungan indeks. Analisis tabel deskriptif digunakan untuk mengetahui
pengetahuan nelayan terhadap variabilitas iklim, dampak yang dirasakan, serta
strategi adaptasi yang dilakukan. Analisis perhitungan indeks yang digunakan
untuk menentukan indeks keterpaparan, sensitivitas, dan kemampuan adaptasi,
serta indeks kerentanan penghidupan rumah tangga nelayan akibat variabilitas
iklim.
3.9. Definisi Operasional
TERLAMPIR
15. Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum wilayah
penelitian, seperti luas, batas wilayah, iklim dan lain sebagainya
IV GAMBARAN
UMUM WILAYAH
16. 4.1. Luas dan Batas Wilayah
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna yang
terletak pada koordinat 4.6258° LS (Lintang Selatatan)-122.7027° BT (Bujur Timur)
dengan luas wilayah 105,47 km2. Batas wilayah administrasi Kecamatan
Napabalano dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Batas wilayah Kecamatan Napabalano
Timur Selatan Barat Utara
Selat Buton Kecamatan Lasalepa Kecamatan Napano
Kusambi
Kecamatan Towea
17. 4.2. Iklim
a. Musim
Iklim di Kabupaten Muna termasuk Kecamatan Napabalano merupakan tipe C,
dengan dua musim yaitu musim kemarau (musim timur: April–Agustus) dan
musim hujan (musim Barat : September–April).
b. Curah Hujan
Adapun penyiaran Matahari, curah hujan dan hari hujan dapat dilihat pada Tabel
4.2.
c. Suhu
Adapun keadaaan suhu udara di Kecamatan Napabalano dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
18. Tabel 4.2. Penyiaran Matahari, curah hujan dan hari hujan di Kecamatan Napabalano
Bulan
Penyinaran
Matahari (Jam)
Curah Hujan
(mm)
Jumlah Hari
Hujan (hari)
Januari 4,71 156 20
Februari 5,11 104 13
Maret 4,42 357 24
April 4,01 176 23
Mei 5,81 105 14
Juni 6,08 38 12
Juli 6,18 68 5
Agustus 8,01 0 2
September 8,04 0 0
Oktober 8,56 5 3
November 8,33 9 3
Desember 6,42 170 13
Jumlah 117,26 1188 132
19. Tabel 4.3. Keadaaan Suhu Udara di Kecamatan Napabalano pada tahun 2020
Bulan Minimum (ºC) Maksimum (ºC) Rata-Rata (ºC)
Januari 22,6 33,6 28,1
Februari 23 33 28
Maret 21,2 33,6 27,4
April 22,8 33,4 28,1
Mei 22,4 35,2 28,8
Juni 20,4 34,2 27,3
Juli 19,2 34,4 26,8
Agustus 17,9 34,4 26,15
September 19,2 34,9 27,05
Oktober 21 35,6 28,3
November 22,6 36 29,3
Desember 23,6 36,8 30,2
20. 4.3. Topografi
Ketinggian daratan Kabupaten Muna bervariasi antara 0-1000m di atas permukaan
laut (dpl). Namun, sebagian besar dari luas daratan Kabupaten Muna berada pada
ketinggian 25-100 mdpl, yaitu sebesar 33,13% dari luas daratan Kabupaten Muna.
Sedangkan luas daratan yang mempunyai ketinggian >1000 mdpl hanya sekitar
0,02%. Salah satu sumber produksi perikanan di wilayah Kabupaten Muna adalah
Kecamatan Napabalano. Kecamatan Napabalano merupakan kecamatan yang
teletak di sekitar pesisir laut sehingga sangat memungkinkan masyarakat untuk
bermata pencarian seebagai nelayan (BPS Kabupaten Muna, 2019).
21. 4.4. Sosial Ekonomi
Penduduk Kecamatan Napabalano pada tahun 2021 adalah berjumlah
11.723 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5.781 jiwa dan perempuan 5.942 jiwa.
Komposisi dan penyebaran penduduk Kecamatan Napabalano menurut
jenis kelamin pada tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 4.4.
4.4.1. Aspek Demografi Wilayah
22. Desa/Kelurahan Laki-Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Total (Jiwa)
Lambiku 606 632 1.238
Pentiro 287 337 624
Napabalano 2.128 2.259 4.387
Tampo 1.665 1.652 3.317
Napalakura 634 571 1.205
Langkumapo 461 491 952
Jumlah/Total 5.781 5.942 11.723
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin di Kecamatan Napabalano
23. Pendidikan menjadin aspek penting untuk meningkatkan kualitas
masyarakat. Pada Kecamatan Napabalano terpadat 8 TK Swasta, 2 RA
Swasta, 7 SD Negeri, 2 SD Swasta, 2 Madrasah Negeri, 1 SMP Swasta, 3 SMP
Negeri, 2 MTS Swasta, 2 SMA Swasta, 1 SMA Negeri, 2 Madrasah Swasta
Aliyah, 1 SMK Swasta dan 1 SMK Negeri (Kecamatan Napabalano dalam
Angka 2021).
4.4.2. Pendidikan
Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Napabalano berprofesi sebagai
nelayan. Sebab pada daerah tersebut banyak masyarakat Bajo serta
lokasinya yang stategis berada di pesisir Pulau Muna.
4.4.3. Mata Pencaharian
24. Masyarakat Bajau memiliki budaya yang kaya dan unik, terutama terkait
dengan kehidupan mereka yang sangat terkait dengan laut. Masyarakat
Bajau dapat di tandai dengan karakteristik yang khas, seperti, gaya hidup
laut, perahu lepa, pemukiman di atas air, bahasa dan budaya lisan,
kepercayaan dan tradisi religius, seni dan kerajinan tangan, sistem sosial dan
keluarga serta perubahan modern dan tantangan. Begitu juga dengan
kondisi masyarakat Bajau pada Kecamatan Napabalano tidak jauh berbeda
dengan kondisi masyarakat Bajau secara umum.
4.4.4. Sosial Budaya
25. V HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pada hasil dan pembahasan dijelaskan mengenai perolehan data, analisis data, dan lain sebagainya
26. 5.1. Hasil
5.1.1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan umur, tingkat
pendidikan, jumlah anggota keluarga, pendapatan dan jumlah tangkapan
dalam satu bulan. Data responden yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan di lokasi penelitian. Adapun karakteristik responden dilihat pada
Tabel 5.1. 5.2, 5.3, 5.4, 5.5 dan 5.6.
27. Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Responden Presentasi (%)
1 21-30 9 12
2 31-40 20 26,67
3 41-50 33 44
4 51-63 13 17,33
Total 75 100
Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Presentasi (%)
1 Tidak Sekolah 8 10,7
2 SD 31 41,3
3 SMP 29 38,7
4 SMA 7 9,3
Total 75 100
28. Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan
No Anggota Keluarga Jumlah Responden Presentasi (%)
1 2 9 12
2 3 35 46,67
3 4 31 41,33
Total 75 100
No
Pendapatan
(Rp/Bulan)
Jumlah Responden Presentasi (%)
1 1.000.000-2.000.000 52 69,4
2 2.400.000-3.000.000 15 20
3 3.250.000-4.000.000 5 6,7
4 4.800.000 1 1,3
5 5.400.000 1 1,3
6 6.300.000 1 1,3
Total 75 100
29. Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Tangkap yang Digunakan
Tabel 5.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tangkapan
No Alat Tangkap Jumlah Responden Presentasi (%)
1 Bubu 9 12
2 Pancing 10 13,33
3 Pukat 56 74,67
Total 75 100
No
Jumlah Tangkapan
(Kg/Bulan)
Jumlah Responden Presentasi (%)
1 21-50 21 28
2 51-80 33 44
3 81-100 14 18,66
4 120 5 6,67
5 180 2 2,67
Total 75 100
30. 5.1.2. Nilai Keterpaparan (Exsposure) Rumah Tangga Nelayan Bajau
Berdasarkan Tabel 5.7, menunjukan bahwa keseluruhan nilai memiliki kontribusi
yang sama terhadap indeks kerterpaparan (exsposure), yaitu rumah tangga
yang merasakan gelombang tinggi, rumah tangga yang merasakan perubahan
curah hujan dan rumah tangga yang merasakan perubahan angin kencang.
5.1.3. Nilai Sensitivitas (sensitivity) Rumah Tangga Nelayan di Kecamatan Napabalano
Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai yang paling berkontribusi
terhadap indeks sensitivitas (sensitivity) adalah komponen Pangan yaitu 0,75
tergolong tinggi. Sementara itu, nilai yang berkontribusi paling rendah adalah
Kesehatan yaitu 0,223 tergolong sedang.
5.1.4 Nilai Kemampuan Adaptasi (Adaptive capacity) Rumah Tangga Nelayan
Berdasarkan Tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai yang paling berkontribusi
terhadap indeks kemampuan adaptasi adalah jaringan sosial yaitu 0,51
tergolong sedang. Sementara itu, nilai yang berkontribusi paling rendah adalah
sosial demografi yaitu 0,176 tergolong sedang.
31. Tabel 5.7. Nilai Indeks Eksposure Rumah Tangga Nelayan Bajau Akibat
Variabilitas Iklim dan Bencana Alam di Kecamatan Napabalano
Sub Komponen
Nilai Belum Distandarisasi
Nilai Sudah
Distandarisasi
Nilai
Komponen
Utama
Satuan Nilai
Nilai
Max
Nilai
Min
RT yang merasakan
gelombang tinggi
% 100 100 0 1
1
RT yang merasakan
perubahan curah
hujan
% 100 100 0 1
RT yang merasakan
perubahan angin
kencang
% 100 100 0 1
Indeks Exsposure 1
32. Tabel 5.8. Nilai Indeks Sensitivitas (sensitivity) Rumah Tangga Nelayan di
Kecamatan Napabalano
Komponen
Utama
Sub Komponen
Nilai Belum Distandarisasi
Nlai Sudah
Distandarisasi
Nilai
Komponen
Utama
Satuan Nilai
Nilai
Max
Nilai
Min
Kesehatan
Rerata waktu
tempuh ke
puskesmas
Km 0,2 1 0,1 0,67
Anggota
keluarga yang
terkena penyakit
akibat
variabilitas
iklim, seperti
demam berdarah
dan malaria
% 0 100 0 0 0,223
Anggota
keluarga yang
tidak dapat
sekolah/bekerja
akibat sakit
dalam 2 minggu
terakhir
% 0 100 0 0
Pangan
RT yang
bergantung pada
hasil laut
% 100 100 0 1
RT yang
kesulitan
mencari ikan
dalam 1 bulan
terakhir
% 25 100 0 0,25 0,75
RT yang tidak
menyimpan hasil
tangkap
% 100 100 0 1
Air
RT yang
mengalami
masalah air
% 0 100 0 0
Rerata waktu
tempuh atau
jarak ke sumber
air
Km 0,1 0,5 0,72 0,82 0,276
Rata-rata
kebutuhan air
rumah tangga
1/L 0,007 1 0 0,007
Indeks Sensitivitas 0,416
33. Tabel 5.9. Nilai Indeks Kemampuan Adaptasi (Adaptive Capacity) Rumah
Tangga Nelayan akibat Variabilitas Iklim di Kecamatan Napabalano 2023
Komponen
Utama
Sub Komponen
Nilai Belum Distandarisasi
Sudah
Distandarisasi
Nilai
Komponen
Utama
Satuan Nilai
Nilai
Max
Nilai
Min
Sosial
Demografi
Rasio
Ketergantungan
Rasio 0,357 3 0 0,12
KK yang tidak
sekolah dan
tamat SD
% 41,33 100 0 0,41 0,176
KK yang lanjut
usia
% 0 100 0 0
Jaringan
Sosial
RT yang
memberikan
pinjaman
kepada orang
lain
% 24 100 0 0
RT yang
melakukan
pinjaman
kepada orang
lain/koperasi
% 100 100 0 1 0,51
RT yang
mendapat
bantuan dari
pemerintah
% 53 100 0 0,53
Strategi
Penghidupan
RT yang
memiliki rumah
pribadi
% 84 100 0 0,84
RT yang
memiliki modal
usaha
% 8 100 0 0,08
RT yang
menguasai
keterampilan
selain mengkap
ikan
% 40 100 0 0,4 0,363
RT yang
memiliki
pekerjaan
sampingan
% 13,33 100 0 0,133
Indeks Kemampuan Adaptasi 0,351
34. 5.1.5. Kerentanan Penghidupan Rumah Tangga Nelayan LVI-IPCC
Tabel 5.10. Nilai LVI-IPCC Rumah Tangga Nelayan akibat Variabilitas Iklim di
Kecamatan Napabalano 2023
Komponen LVI-IPCC Nilai Status Kerentanan
Keterpaparan (exsposure) 1 Tinggi
Sensitivitas (sensitivity) 0,416 Sedang
Kemampuan Adaptasi (adaptive capacity) 0,351 Sedang
LVI-IPCC 0,269 Rentan Sedang
Dapat dilihat bahwa keterpaparan (exsposure) merupakan komponen yang
paling berkontribusi terhadap nilai LVI-IPCC yaitu sebesar 1 tergolong tinggi.
Sedangkan kemampuan adaptasi (adaptive capacity) merupakan komponen
yang berkontribusi paling rendah yaitu sebesar 0,351. Dengan demikian, rumah
tangga di Kecamatan Napabalano berada dalam kategori yang sedang (0,269)
akibat variabilitas iklim.
35. 5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penghidupan rumah tangga
nelayan Bajau di pulau ini berada pada tingkat kerentanan sedang (skor 0,269).
Keadaan ini dipengaruhi oleh nilai keterpaparan dengan skor 0,75, sensitivitas
dengan skor 0,416 dan kapasitas adaptasi dengan skor 0,351. Kerentanan
penghidupan nelayan Bajau di Kecamatan Napabalano berada pada kategori
sedang disebabkan oleh kemampuan atau kapasitas adaptasi mereka yang
terbilang cukup untuk mengurangi resiko keterpaparan dan sensitivitas yang
tinggi terhadap dampak variabilitas iklim.
37. 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kerentanan
penghidupan Rumah Rangga Nelayan Bajau di Kecamatan Napabalano adalah
0,269 yang berarti rentan sedang.
6.2. Saran
1. Nelayan Bajau di Kecamatan Napabalano perlu meningkatkan kemampuan
adaptasinya terutama untuk meragamkan jenis penghasilan, agar ketika
terjadi cuaca buruk masih memiliki sumber penghasilan yang lain.
2. Pemerintah perlu fokus mendampingi nelayan Bajau di Kecamatan
Napabalano dalam menyusun strategis adaptasi, pengadaan kapal dan
menganekaragamkan sumber pendapatannya, agar tidak hanya bergantung
pada hasil laut saja.
42. Lampiran 3. Data Hasil Wawancara Responden
Lampiran 4. Jumlah Responden dalam Komponen Utama dan Sub Komponen
Lampiran 5. Perhitungan Indeks Kerentanan Penghidupan Rumah Tangga
Nelayan Bajau Akibat Variabilitas Iklim di Desa Samabahari
TERLAMPIR
43. Thank you!
Do you have any questions?
hello@mail.com
555-111-222
mydomain.com