SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
ii 
Sudaryatno Sudirham 
DDDDiiiissssttttrrrriiiibbbbuuuussssiiii 
EEEEnnnneeeerrrrggggiiii LLLLiiiissssttttrrrriiiikkkk
2-1 
BAB 2 
Beban di Jaringan Distribusi 
Dari keseluruhan sistem penyediaan energi, jaringan 
distribusi merupakan bagian yang langsung berhubungan 
dengan pengguna energi listrik, yang dalam pengusahaan 
energi listrik disebut pelanggan. 
Pelanggan, adalah pembeli energi listrik dan adalah wajar 
jika apa yang dibelinya mempunyai mutu yang sesuai 
dengan harapan. 
Mutu energi listrik yang sampai ke tempat pelanggan 
ditetapkan dalam berbagai ketentuan. Namun dalam 
operasinya, pada waktu-waktu tertentu bisa terjadi 
penyimpangan-penyimpangan. Penyimpangan ini 
mungkin dipicu oleh kejadian alam, ataupun dipicu oleh 
kejadian di jaringan itu sendiri. 
2.1. Pengelompokan Pelanggan Menurut Tegangan 
Dilihat dari posisi meter transaksi, pelanggan dapat di 
kelompokkan dalam: 
a). Pelanggan Tegangan Menengah 
b). Pelanggan Tegangan Rendah 
Pada jaringan distribusi PLN, nilai nominal tegangan 
menengah adalah 20 kV (antar fasa) sedangkan tegangan 
rendah adalah 380/220 V. 
Pelanggan Tegangan Menengah. Pelanggan tegangan 
menengah adalah pelanggan yang meter transaksinya
dipasang di sisi tegangan menengah; jadi kWh-meter 
mengukur energi yang masuk ke transformator. 
Hal ini tidak berarti bahwa semua pembebanan di sisi 
pelanggan dicatu dengan tegangan menengah. Dengan 
meletakkan pengukur energi di sisi tegangan menengah, 
maka susut energi yang terjadi di transformator dan di 
jaringan tegangan rendah yang tersambung ke 
transformator tersebut, menjadi tanggungan pelanggan. 
Oleh karena itu harga energi bagi pelanggan tegangan 
menengah bisa lebih rendah. Di sisi sekunder 
transformator, pelanggan dapat medistribusikan energi 
melalui jaringan tegangan rendah pada beban-bebannya. 
Pelanggan Tegangan Rendah. Pelanggan tegangan 
rendah adalah pelanggan yang meter transaksinya 
dipasang di sisi tegangan rendah; jadi kWh-meter 
mengukur energi yang masuk langsung ke beban-beban 
tegangan rendah. 
Contoh yang umum untuk pelanggan tegangan rendah 
adalah pelanggan rumah tangga, di mana tegangan 220 V 
(fasa-netral) mencatu peralatan rumah tangga. 
Perlu diingat bahwa tidak semua negara menggunakan 
tegangan 220 V sebagai tegangan catu peralatan rumah 
tangga. Di negara tertentu digunakan tegangan 110 V; 
oleh karena itu kita perlu memastikan lebih dulu berapa 
tegangan sumber sebelum kita hubungkan peralatan kita. 
Demikian pula halnya jika kita membeli peralatan listrik, 
perlu kita pastikan berapa tegangan yang diperlukan. 
1-2 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
2.2 Pengelompokan Menurut Jenis Pemanfaatan 
Energi 
PLN mengelompokkan pelanggannya menurut jenis 
peruntukan energinya, yaitu: 
2-3 
1. Pelanggan Rumah Tangga 
2. Pelanggan Industri 
3. Pelanggan Bisnis 
4. Pelanggan Sosial 
5. Kantor Pemerintah 
6. Penerangan Jalan Umum 
Konsumsi Energi Pelanggan PLN. Proporsi penggunaan 
energi untuk masing-masing kelompok pelanggan, 
berbeda dari daerah ke daerah. Ada daerah dengan 
pengunaan energi untuk industri cukup tinggi namun ada 
daerah dengan penggunaan energi untuk industri sangat 
rendah. Rekaman situasi tersebut memberikan gambaran 
seberapa jauh kemajuan industri di suatu daerah 
dibandingkan dengan daerah lain. 
Tabel berikut ini menunjukkan proporsi konsumsi 
energy untuk setiap jenis pelanggan PLN. Data ini diolah 
dari Buku Statistik PLN untuk tahun 2006.
Tabel-1.1. Proporsi Konsumsi Energi Menurut Jenis 
Pelanggan 
RT Industri Bisnis Sos Kantor PJU 
Jatim 35.9% 47.7% 11.0% 2.2% 0.9% 2.3% 
Jateng 48.3% 35.1% 9.2% 2.7% 0.9% 3.9% 
DIY 62.0% 12.8% 13.0% 7.2% 1.7% 3.3% 
Jabar 35.0% 52.8% 9.1% 1.5% 0.7% 0.9% 
Banten 12.6% 83.8% 2.4% 0.5% 0.3% 0.5% 
DKI 33.4% 31.0% 28.8% 2.8% 2.8% 1.1% 
Sumatra 49.7% 25.7% 16.1% 2.6% 1.7% 4.2% 
Kalimantan 58.2% 11.6% 21.0% 2.6% 2.9% 3.8% 
Sulawesi 52.1% 19.6% 17.6% 3.2% 3.0% 4.5% 
Maluku 66.3% 1.9% 18.6% 3.0% 7.6% 2.6% 
Bali 44.8% 4.1% 44.2% 1.8% 2.8% 2.2% 
NTB 65.6% 2.0% 22.3% 3.7% 1.9% 4.5% 
NTT 63.5% 3.2% 17.9% 5.2% 5.2% 5.0% 
Papua 61.0% 1.4% 24.8% 3.7% 5.9% 3.2% 
Batam 27.2% 32.4% 36.3% 1.4% 2.1% 0.6% 
Di setiap daerah, jumlah konsumsi tiga kelompok 
pelanggan yang terakhir, yaitu Sosial, Kantor Pemerintah, 
dan Penerangan Jalan Umum, rata-rata tidak sampai 10% 
dari total konsumsi di daerah yang bersangkutan. 
Konsumsi paling tinggi kebanyakan adalah untuk 
keperluan rumah tangga. Namun di beberapa daerah 
seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, konsumsi untuk 
industri lebih dominan. Sementara itu di Jakata, 
konsumsi untuk rumah tangga, industri, dan bisnis dapat 
1-4 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
dikatakan seimbang; demikian pula halnya dengan 
Batam. Sedangkan di Bali konsumsi untuk Bisnis sangat 
dominan seimbang dengan konsumsi rumah tangga, 
sementara konsumsi untuk industri rendah. 
2.3. Katagori Beban 
Tidak semua pengguna energy bekerja pada kondisi yang 
sama. Sebagian pengguna energi memerlukan energy 
yang tak boleh terputus ataupun jika terputus hanya 
boleh dalam selang waktu yang sangat pendek. Sebagian 
lagi tidak terlalu menderita jika listrik terputus untuk 
sementara. Berkenaan dengan hal tersebut, pengguna 
energy dapat kita katagorikan sebagai berikut. 
Katagori Pertama. Dalam katagori ini terputusnya 
pasokan energy listrik akan menyebabkan situasi yang 
sangat berbahaya seperti misalnya kematian, atau akan 
menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar, atau 
menyebabkan kerusakan peralatan, atau menyebabkan 
terhentinya proses produksi yang sangat kompleks, atau 
terhentinya layanan publik yang sangat vital seperti 
tranportasi dan juga air. 
Untuk pengguna energy katagori pertama ini, 
terputusnya pasokan energi hanya boleh terjadi dalam 
waktu yang sangat pendek. Mereka memerlukan pasokan 
dari dua sumber yang tidak saling bergantungan, dan 
salah satu diantaranya menjadi sumber cadangan 
(standby units). Perpindahan dari sumber utama ke 
sumber cadangan harus terjadi secara otomatis setiap 
kali terjadi pemutusan pada sumber utama. 
Katagori Kedua. Pada katagori ini, terputusnya aliran 
energy akan menyebabkan penurunan produksi, 
2-5
tertundanya pekerjaan, dan terhentinya mesin-mesin. 
Dalam situasi ini pemindahan dari catu utama ke unit 
cadangan boleh dilakukan secara manual. 
Katagori Ketiga. Pada katagori ini termasuk semua 
pengguna energy yang tidak termasuk pada katagori 
pertama ataupun kedua. Terputusnya catu energy pada 
katagori ini boleh lebih lama, bahkan sampai 24 jam. 
2.4. Keandalan (Reliability) 
Sehubungan dengan kemungkinan terputusnya catu 
energy, dikenal beberapa ukuran untuk menilai seberapa 
jauh pemasokan energy dapat diandalkan. 
Reliability dinyatakan dengan indeks yang dihitung per 
tahun dengan memasukkan faktor-faktor jumlah 
pelanggan, beban terpasang, durasi ketiadaan pasokan, 
jumlah daya (kVA) yang terputus, serta seringnya daya 
terputus. 
SAIFI (System Average Interruption Frequency Index). 
SAIFI adalah frekuensi rata-rata terputusnya pasokan 
(sustained interruptions) per pelanggan dalam satu 
area yang ditentukan. Nilainya adalah jumlah interupsi 
yang terjadi dibagi dengan jumlah pelanggan yang 
dilayani. 
SAIDI (System Average Interruption Duration Index). 
SAIDI merupakan indeks yang menunjukkan rata-rata 
durasi hilangnya pasokan energi ke pelanggan. 
Nilainya adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk 
mengembalikan pasokan dari setiap terhentinya 
pasokan dibagi dengan jumlah semua pelanggan. 
1-6 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
CAIDI (Customer Average Interruption Duration 
Index). CAIDI adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan 
untuk mengembalikan pasokan pada setiap sustained 
interruption. Nilainya adalah jumlah durasi hilangnya 
pasokan dibagi dengan total jumlah interupsi. 
MAIFI (Momentary Average Interruption Frequency 
Index). MAIFI adalah jumlah peristiwa momentary 
interruption dibagi dengan jumlah pelanggan yang 
dilayani. 
Momentary interruption didefinisikan dalam IEEE Std. 
1366 sebagai interupsi yang terjadi karena operasi 
tunggal piranti interupsi, seperti recloser. 
Hanya SAIDI dan SAIFI yang selama ini masuk dalam 
laporan PLN. Tabel-2.2. memperlihatkan situasi secara 
nasional, yaitu SAIDI dan SAIFI yang dialami PLN secara 
nasional. 
2-7
Tabel-2.2. SAIDI dan SAIFI PLN*) 
*) Sumber: Statistik PLN 
2.5. Kualitas Daya (Power Quality) 
Dengan berkembangnya teknologi informasi, bukan 
hanya terputusnya pasokan energy yang dapat 
merugikan pelanggan. Peralatan teknologi informasi 
beserta perangkat lunaknya merupakan beban-beban 
yang sangat sensitif. Gangguan-gangguan kecil yang tidak 
terasa pada beban untuk penerangan, bisa menimbulkan 
kerugian yang sangat besar pada system informasi. 
Timbullah persoalan kualitas daya. 
Kualitas Daya (Power Quality) terkait dengan peristiwa 
yang berlangsung singkat, bisa kurang dari satu siklus, 
1-8 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
yang cukup sulit untuk diamati. Masalah kualitas daya 
dapat dipandang sebagai seringnya dan berbahayanya 
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada catu 
daya ke beban, yang seharusnya berbentuk tegangan dan 
arus sinusoidal 50 Hz. 
Karena kepekaan peralatan terhadap adanya 
penyimpangan-penyimpangan berbeda-beda, maka apa 
yang untuk suatu peralatan merupakan kualitas daya 
yang buruk mungkin saja tidak terlalu buruk untuk 
peralatan lain sehingga masih dapat diterima. 
Power quality sama pentingnya dengan reliability. 
Permasalahan dalam kualitas daya adalah sebagai 
berikut: 
2-9 
Power Surges 
Voltage Sag 
Undervoltage 
Brownouts 
Blackouts 
Transients / Interruptions 
High-Voltage Spikes 
Frequency Variation 
Electrical Line Noise 
Harmonics 
Power Surges. Power surge merupakan pemaksaan 
kenaikan pasokan daya yang tiba-tiba kepada suatu 
beban. Peristiwa ini dirasakan sebagai suatu kenaikan 
tegangan pada beban. 
Peristiwa ini bisa terjadi jika peralatan listrik yang 
menggunakan daya besar tiba-tiba lepas / dilepas dari 
jaringan. Kejadian ini dirasakan oleh beban yang lain
sebagai kenaikan tegangan (pada frekuensi normal); 
kenaikan tegangan ini dapat mencapai 110% atau lebih 
dari tegangan normal. 
Power Surge dapat mengakibatkan kedip (flicker), 
matinya peralatan, errors pada komputer, dan kehilangan 
memori pada computer. 
Voltage Sag. Kebalikan dari Power Surge, peristiwa 
Power Sag berupa penurunan tegangan. Peristiwa ini bisa 
disebabkan oleh kesalahan jaringan ataupun masuknya 
peralatan yang membutuhkan arus awal besar ke 
jaringan. 
Gb.1.1. Voltage sag. 
V 
Voltage sag dapat mengakibatkan kegagalan peralatan, 
computer errors, computer memory loss. 
Kejadian Voltage sag bisa bersumber pada instalasi 
sendiri, yaitu instalasi di pelanggan. Misalnya: 
1. Masuknya beban besar ke jaringan 
2. Cacat pada sambungan penghantar 
3. Terjadinya hubung singkat di tempat lain pada 
instalasi sendiri. 
1-10 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik 
t
Voltage sag juga bisa bersumber pada jaringan pemasok 
energy (PLN), misalnya 
2-11 
1. Beroperasinya recloser 
2. Beroperasinya Voltage Regulator 
1. Masuknya beban besar di instalasi sendiri 
Motor: Arus asut motor bisa mencapi nilai yang timggi. 
Karakteristik motor 
[Siemens - Electrical Engineering Handbook] 
Pemanas resistif: Resistivitas logam meningkat dengan 
meningkatnya temperatur. Pemanas resistif pada 
waktu start (masih dingin) bisa menarik arus 1,5 kali 
arus setelah pemanas menjadi panas. 
2. Cacat pada sambungan penghantar 
Sambungan-sambungan penghantar yang longgar 
mempertinggi impedansi saluran. Peningkatan 
impedansi ini memperbesar tegangan jatuh pada 
saluran yang berarti memperbesar terjadinya voltage 
sag.
3. Terjadi hubung singkat di tempat lain dalam 
instalasi sendiri 
Untuk melokalisasi kejadian hubung-singkat 
digunakan fuse. Arus besar pada waktu terjadi hubung 
singkat akan melelehkan kawat fuse yang kemudian 
memutuskan beban. Namun ada selang waktu antara 
saat hubung singkat terjadi dan saat terputusnya 
kawat fuse. Dalam selang waktu tersebut terjadi 
penurunan tegangan. 
4. Voltage Regulator di sisi pemasok daya 
Jaringan pemasok energi dilengkapi dengan peralatan 
yang secara otomatis melakukan penyesuaian 
tegangan. Peralatan otomatis ini mungkin berupa 
power factor correction capacitors, mungkin juga tap 
switching transformers. Apabila terjadi kegagalan 
operasi peralatan ini, voltage sag akan terjadi. 
Voltage sag dapat menyebabkan kegagalan peralatan. 
Satu hal yang pasti adalah bahwa voltage sag akan 
mengakibatkan menurunnya pasokan daya karena daya 
berbanding lurus dengan kuadrat tegangan. Apabila 
tegangan turun 10%, maka aliran daya hanya tinggal 
sekitar 80% dari semula. 
Penurunan daya pada waktu terjadi voltage sag juga 
dialami oleh beban-beban sensitif. Catu daya beban 
sensitif (komputer dll) diberikan melalui tegangan searah 
yang dihasilkan oleh penyearahan tegangan bolak-balik. 
1-12 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
Undervoltage. Yang dimaksud dengan undervoltage 
adalah peristiwa penurunan tegangan yang terjadi 
secara berkepanjangan 
Undervoltage akan mengakibatkan terjadinya pemanasan 
yang berlebihan pada motor, bahkan sampai pada 
kegagalan operasi peralatan. 
Brownouts. Brownout adalah terjadinya pasokan daya 
pada tegangan yang lebih rendah dari tegangan normal. 
Hal ini terjadi misalnya pada waktu pemasok tidak dapat 
memenuhi permintaan beban dan terpaksa beroperasi 
pada tegangan yang lebih rendah untuk membatasi daya 
maksimum. 
Brownout dapat mengakibatkan data error, data loss, 
kegagalan peralatan. 
Interruptions / Transient. Interupsi pasokan daya 
merupakan kondisi di mana catu tegangan ataupun arus 
hilang samasekali untuk sementara waktu. 
Hal ini biasa terjadi di jaringan sebagai akibat sambaran 
petir, binatang, cuaca buruk, dan kegagalan operasi 
peralatan. 
Terputusnya pasokan ini bisa berlangsung hanya sesaat 
bisa pula berkepanjangan: 
2-13
Blackouts. Blackouts adalah peristiwa terjadinya 
tegangan nol (hilang tegangan) yang berlangsung lebih 
dari dua menit. Sumber kejadian kebanyakan berasal dari 
sisi jaringan seperti circuit breaker yang trip. 
Akibat yang dapat ditimbulkan adalah data loss, data 
corrupt, kerusakan peralatan 
High Voltage Spikes. Voltage spikes merupakan kenaikan 
tegangan tiba-tiba dalam durasi yang sangat pendek. 
Spikes sering terjadi karena adanya sambaran petir, dan 
berakibat buruk pada beban sensitif. 
Durasi terjadinya spike bisa kurang dari 10 mikrodetik. 
Sedangkan besar spike di jaringan bisa mencapai 10 kV 
dan di sisi tegangan rendah bisa mencapai 1000 V. 
Akibat yang ditimbulkan bis loss of data, kerusakan 
komponen elektronik. 
Frequency Variation. Dalam kejadian ini frekuensi 
menyimpang dari standar 50 Hz. Hal ini bisa disebabkan 
oleh emergency genset, generator tak stabil. 
Akibat yang timbul adalah data lost, kegagalan program, 
kegagalan peralatan sensitif 
Electrical Line Noise. Peristiwa ini mencakup 
Radio Frequency Interference (RFI) dan 
Electromagnetic Interference (EMI) 
Kejadian ini mempengaruhi jaringan system komputer. 
Sumber penyebabnya antara lain rele, piranti kendali 
motor, radiasi gelombang mikro, badai petir. 
Akibat yang timbul berupa data error, data loss. 
1-14 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
Harmonisa. Peristiwa yang sesunggungguhnya terjadi 
adalah terdistorsinya bentuk gelombang arus yang 
seharusnya sinusoidal. Distorsi ini terjadi karena adanya 
beban nonlinier, dimana bentuk gelombang arus beban 
tidak mengikuti bentuk gelombang tegangan pasokan. 
Beban semacam ini misalnya penyearah. 
Tentang harmonisa ini dibahas di Bab-3, -4,-5 
yang merupakan copy dari bab-6, -7, -8 
Analisis Rangkaian Sistem Tenaga mengenai 
Pembebanan Non Linier (silakan diunduh). 
2.6. Kondisi Lokasi 
Hal yang perlu pula diperhatikan adalah kondisi lokasi di 
mana peralatan pengguna energy ditempatkan. Kondisi 
lokasi yang khusus dapat membahayakan instalasi jika 
tidak diantisipasi. Kita bisa membedakan kondisi-kondisi 
lokasi sebagai berikut 
Lokasi Kering. Suatu lokasi dikatakan kering jika 
kelembaban-relatif tidak melebihi 60%. Lokasi semacam 
ini misalnya ruang kantor, auditorium, flat. 
Lokasi Tidak Kering tetapi juga tidak lembab. Lokasi 
demikian mempunyai kelembabn relatif di atas 60% 
tetapi kurang dari 75%. Uap bisa hadir di ruangan 
semacam ini namun dalam selang waktu yang tidak 
terlalu lama. Misalkan dapur (ruang memasak makanan), 
gudang. 
Lokasi Lembab. Kelembaban relative ruang demikian ini 
bisa 75% atau lebih. Gudang bawah tanah dan 
2-15
terowongan adalah lokasi-lokasi yang mungkin akan 
mencapai kondisi seperti ini. 
Lokasi Basah. Dalam ruang demikian ini kelembaban 
relatif bisa mendekati 100%. Dinding dan lantai hampir 
selalu lembab; misalnya ruang mandi, ruang cuci 
(laundry). 
Lokasi dengan Temperatur Tinggi. Dalam ruang ini 
suhu selalu di atas 30o C. Misalnya ruang mesin. 
Lokasi Berdebu. Debu selalu timbul dalam ruang 
demikian ini. Debu ini merupakan hasil dari suatu proses 
prduksi. Contoh yang mudah ditemui adalah ruang 
produksi peralatan dari kayu (meubel). Penggergajian, 
pembubutan, ampelas, adalah pekerjaan-pekerjaan yang 
menghasilkan debu. 
Lokasi dengan Bahaya Kejut-listrik. Ruangan yang 
demikian ini mungkin mengandung debu yang 
merupakan debu konduktif, mungkin juga berlantai 
konduktif. 
Ruang dengan uap eksplosif atau mudah terbakar. 
Instalasi dalam ruang seperti ini harus explotion proof. 
Pabrik cat, tambang, instalasi pengolahan minyak bakar 
(fuel) adalah contoh lokasi yang memerlukan instalasi 
yang explotion proof. 
1-16 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
2-17

More Related Content

Similar to Beban di-jaringan-distribusi1

Similar to Beban di-jaringan-distribusi1 (20)

Bargainser dan sekering
Bargainser dan sekeringBargainser dan sekering
Bargainser dan sekering
 
PERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptx
PERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptxPERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptx
PERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptx
 
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
3B_OPERASI SISTEM TENAGA-KELOMPOK 1.pptx
3B_OPERASI SISTEM TENAGA-KELOMPOK 1.pptx3B_OPERASI SISTEM TENAGA-KELOMPOK 1.pptx
3B_OPERASI SISTEM TENAGA-KELOMPOK 1.pptx
 
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
 
Ipl materi 1
Ipl materi 1Ipl materi 1
Ipl materi 1
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1
 
Sde tm12-f
Sde tm12-fSde tm12-f
Sde tm12-f
 
Soal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrikSoal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrik
 
Tugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidro
Tugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidroTugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidro
Tugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidro
 
Tugas individu 2
Tugas individu 2Tugas individu 2
Tugas individu 2
 
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxPPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
 
636 1411-1-sm
636 1411-1-sm636 1411-1-sm
636 1411-1-sm
 
5573 1-8936-1-10-20130525 3
5573 1-8936-1-10-20130525 35573 1-8936-1-10-20130525 3
5573 1-8936-1-10-20130525 3
 
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
 
PPT KP.pptx
PPT KP.pptxPPT KP.pptx
PPT KP.pptx
 
4017-12058-1-SM.pdf
4017-12058-1-SM.pdf4017-12058-1-SM.pdf
4017-12058-1-SM.pdf
 
Tugas individu 2
Tugas individu 2Tugas individu 2
Tugas individu 2
 

Beban di-jaringan-distribusi1

  • 1. ii Sudaryatno Sudirham DDDDiiiissssttttrrrriiiibbbbuuuussssiiii EEEEnnnneeeerrrrggggiiii LLLLiiiissssttttrrrriiiikkkk
  • 2. 2-1 BAB 2 Beban di Jaringan Distribusi Dari keseluruhan sistem penyediaan energi, jaringan distribusi merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan pengguna energi listrik, yang dalam pengusahaan energi listrik disebut pelanggan. Pelanggan, adalah pembeli energi listrik dan adalah wajar jika apa yang dibelinya mempunyai mutu yang sesuai dengan harapan. Mutu energi listrik yang sampai ke tempat pelanggan ditetapkan dalam berbagai ketentuan. Namun dalam operasinya, pada waktu-waktu tertentu bisa terjadi penyimpangan-penyimpangan. Penyimpangan ini mungkin dipicu oleh kejadian alam, ataupun dipicu oleh kejadian di jaringan itu sendiri. 2.1. Pengelompokan Pelanggan Menurut Tegangan Dilihat dari posisi meter transaksi, pelanggan dapat di kelompokkan dalam: a). Pelanggan Tegangan Menengah b). Pelanggan Tegangan Rendah Pada jaringan distribusi PLN, nilai nominal tegangan menengah adalah 20 kV (antar fasa) sedangkan tegangan rendah adalah 380/220 V. Pelanggan Tegangan Menengah. Pelanggan tegangan menengah adalah pelanggan yang meter transaksinya
  • 3. dipasang di sisi tegangan menengah; jadi kWh-meter mengukur energi yang masuk ke transformator. Hal ini tidak berarti bahwa semua pembebanan di sisi pelanggan dicatu dengan tegangan menengah. Dengan meletakkan pengukur energi di sisi tegangan menengah, maka susut energi yang terjadi di transformator dan di jaringan tegangan rendah yang tersambung ke transformator tersebut, menjadi tanggungan pelanggan. Oleh karena itu harga energi bagi pelanggan tegangan menengah bisa lebih rendah. Di sisi sekunder transformator, pelanggan dapat medistribusikan energi melalui jaringan tegangan rendah pada beban-bebannya. Pelanggan Tegangan Rendah. Pelanggan tegangan rendah adalah pelanggan yang meter transaksinya dipasang di sisi tegangan rendah; jadi kWh-meter mengukur energi yang masuk langsung ke beban-beban tegangan rendah. Contoh yang umum untuk pelanggan tegangan rendah adalah pelanggan rumah tangga, di mana tegangan 220 V (fasa-netral) mencatu peralatan rumah tangga. Perlu diingat bahwa tidak semua negara menggunakan tegangan 220 V sebagai tegangan catu peralatan rumah tangga. Di negara tertentu digunakan tegangan 110 V; oleh karena itu kita perlu memastikan lebih dulu berapa tegangan sumber sebelum kita hubungkan peralatan kita. Demikian pula halnya jika kita membeli peralatan listrik, perlu kita pastikan berapa tegangan yang diperlukan. 1-2 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
  • 4. 2.2 Pengelompokan Menurut Jenis Pemanfaatan Energi PLN mengelompokkan pelanggannya menurut jenis peruntukan energinya, yaitu: 2-3 1. Pelanggan Rumah Tangga 2. Pelanggan Industri 3. Pelanggan Bisnis 4. Pelanggan Sosial 5. Kantor Pemerintah 6. Penerangan Jalan Umum Konsumsi Energi Pelanggan PLN. Proporsi penggunaan energi untuk masing-masing kelompok pelanggan, berbeda dari daerah ke daerah. Ada daerah dengan pengunaan energi untuk industri cukup tinggi namun ada daerah dengan penggunaan energi untuk industri sangat rendah. Rekaman situasi tersebut memberikan gambaran seberapa jauh kemajuan industri di suatu daerah dibandingkan dengan daerah lain. Tabel berikut ini menunjukkan proporsi konsumsi energy untuk setiap jenis pelanggan PLN. Data ini diolah dari Buku Statistik PLN untuk tahun 2006.
  • 5. Tabel-1.1. Proporsi Konsumsi Energi Menurut Jenis Pelanggan RT Industri Bisnis Sos Kantor PJU Jatim 35.9% 47.7% 11.0% 2.2% 0.9% 2.3% Jateng 48.3% 35.1% 9.2% 2.7% 0.9% 3.9% DIY 62.0% 12.8% 13.0% 7.2% 1.7% 3.3% Jabar 35.0% 52.8% 9.1% 1.5% 0.7% 0.9% Banten 12.6% 83.8% 2.4% 0.5% 0.3% 0.5% DKI 33.4% 31.0% 28.8% 2.8% 2.8% 1.1% Sumatra 49.7% 25.7% 16.1% 2.6% 1.7% 4.2% Kalimantan 58.2% 11.6% 21.0% 2.6% 2.9% 3.8% Sulawesi 52.1% 19.6% 17.6% 3.2% 3.0% 4.5% Maluku 66.3% 1.9% 18.6% 3.0% 7.6% 2.6% Bali 44.8% 4.1% 44.2% 1.8% 2.8% 2.2% NTB 65.6% 2.0% 22.3% 3.7% 1.9% 4.5% NTT 63.5% 3.2% 17.9% 5.2% 5.2% 5.0% Papua 61.0% 1.4% 24.8% 3.7% 5.9% 3.2% Batam 27.2% 32.4% 36.3% 1.4% 2.1% 0.6% Di setiap daerah, jumlah konsumsi tiga kelompok pelanggan yang terakhir, yaitu Sosial, Kantor Pemerintah, dan Penerangan Jalan Umum, rata-rata tidak sampai 10% dari total konsumsi di daerah yang bersangkutan. Konsumsi paling tinggi kebanyakan adalah untuk keperluan rumah tangga. Namun di beberapa daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, konsumsi untuk industri lebih dominan. Sementara itu di Jakata, konsumsi untuk rumah tangga, industri, dan bisnis dapat 1-4 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
  • 6. dikatakan seimbang; demikian pula halnya dengan Batam. Sedangkan di Bali konsumsi untuk Bisnis sangat dominan seimbang dengan konsumsi rumah tangga, sementara konsumsi untuk industri rendah. 2.3. Katagori Beban Tidak semua pengguna energy bekerja pada kondisi yang sama. Sebagian pengguna energi memerlukan energy yang tak boleh terputus ataupun jika terputus hanya boleh dalam selang waktu yang sangat pendek. Sebagian lagi tidak terlalu menderita jika listrik terputus untuk sementara. Berkenaan dengan hal tersebut, pengguna energy dapat kita katagorikan sebagai berikut. Katagori Pertama. Dalam katagori ini terputusnya pasokan energy listrik akan menyebabkan situasi yang sangat berbahaya seperti misalnya kematian, atau akan menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar, atau menyebabkan kerusakan peralatan, atau menyebabkan terhentinya proses produksi yang sangat kompleks, atau terhentinya layanan publik yang sangat vital seperti tranportasi dan juga air. Untuk pengguna energy katagori pertama ini, terputusnya pasokan energi hanya boleh terjadi dalam waktu yang sangat pendek. Mereka memerlukan pasokan dari dua sumber yang tidak saling bergantungan, dan salah satu diantaranya menjadi sumber cadangan (standby units). Perpindahan dari sumber utama ke sumber cadangan harus terjadi secara otomatis setiap kali terjadi pemutusan pada sumber utama. Katagori Kedua. Pada katagori ini, terputusnya aliran energy akan menyebabkan penurunan produksi, 2-5
  • 7. tertundanya pekerjaan, dan terhentinya mesin-mesin. Dalam situasi ini pemindahan dari catu utama ke unit cadangan boleh dilakukan secara manual. Katagori Ketiga. Pada katagori ini termasuk semua pengguna energy yang tidak termasuk pada katagori pertama ataupun kedua. Terputusnya catu energy pada katagori ini boleh lebih lama, bahkan sampai 24 jam. 2.4. Keandalan (Reliability) Sehubungan dengan kemungkinan terputusnya catu energy, dikenal beberapa ukuran untuk menilai seberapa jauh pemasokan energy dapat diandalkan. Reliability dinyatakan dengan indeks yang dihitung per tahun dengan memasukkan faktor-faktor jumlah pelanggan, beban terpasang, durasi ketiadaan pasokan, jumlah daya (kVA) yang terputus, serta seringnya daya terputus. SAIFI (System Average Interruption Frequency Index). SAIFI adalah frekuensi rata-rata terputusnya pasokan (sustained interruptions) per pelanggan dalam satu area yang ditentukan. Nilainya adalah jumlah interupsi yang terjadi dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani. SAIDI (System Average Interruption Duration Index). SAIDI merupakan indeks yang menunjukkan rata-rata durasi hilangnya pasokan energi ke pelanggan. Nilainya adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan pasokan dari setiap terhentinya pasokan dibagi dengan jumlah semua pelanggan. 1-6 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
  • 8. CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index). CAIDI adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengembalikan pasokan pada setiap sustained interruption. Nilainya adalah jumlah durasi hilangnya pasokan dibagi dengan total jumlah interupsi. MAIFI (Momentary Average Interruption Frequency Index). MAIFI adalah jumlah peristiwa momentary interruption dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani. Momentary interruption didefinisikan dalam IEEE Std. 1366 sebagai interupsi yang terjadi karena operasi tunggal piranti interupsi, seperti recloser. Hanya SAIDI dan SAIFI yang selama ini masuk dalam laporan PLN. Tabel-2.2. memperlihatkan situasi secara nasional, yaitu SAIDI dan SAIFI yang dialami PLN secara nasional. 2-7
  • 9. Tabel-2.2. SAIDI dan SAIFI PLN*) *) Sumber: Statistik PLN 2.5. Kualitas Daya (Power Quality) Dengan berkembangnya teknologi informasi, bukan hanya terputusnya pasokan energy yang dapat merugikan pelanggan. Peralatan teknologi informasi beserta perangkat lunaknya merupakan beban-beban yang sangat sensitif. Gangguan-gangguan kecil yang tidak terasa pada beban untuk penerangan, bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar pada system informasi. Timbullah persoalan kualitas daya. Kualitas Daya (Power Quality) terkait dengan peristiwa yang berlangsung singkat, bisa kurang dari satu siklus, 1-8 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
  • 10. yang cukup sulit untuk diamati. Masalah kualitas daya dapat dipandang sebagai seringnya dan berbahayanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada catu daya ke beban, yang seharusnya berbentuk tegangan dan arus sinusoidal 50 Hz. Karena kepekaan peralatan terhadap adanya penyimpangan-penyimpangan berbeda-beda, maka apa yang untuk suatu peralatan merupakan kualitas daya yang buruk mungkin saja tidak terlalu buruk untuk peralatan lain sehingga masih dapat diterima. Power quality sama pentingnya dengan reliability. Permasalahan dalam kualitas daya adalah sebagai berikut: 2-9 Power Surges Voltage Sag Undervoltage Brownouts Blackouts Transients / Interruptions High-Voltage Spikes Frequency Variation Electrical Line Noise Harmonics Power Surges. Power surge merupakan pemaksaan kenaikan pasokan daya yang tiba-tiba kepada suatu beban. Peristiwa ini dirasakan sebagai suatu kenaikan tegangan pada beban. Peristiwa ini bisa terjadi jika peralatan listrik yang menggunakan daya besar tiba-tiba lepas / dilepas dari jaringan. Kejadian ini dirasakan oleh beban yang lain
  • 11. sebagai kenaikan tegangan (pada frekuensi normal); kenaikan tegangan ini dapat mencapai 110% atau lebih dari tegangan normal. Power Surge dapat mengakibatkan kedip (flicker), matinya peralatan, errors pada komputer, dan kehilangan memori pada computer. Voltage Sag. Kebalikan dari Power Surge, peristiwa Power Sag berupa penurunan tegangan. Peristiwa ini bisa disebabkan oleh kesalahan jaringan ataupun masuknya peralatan yang membutuhkan arus awal besar ke jaringan. Gb.1.1. Voltage sag. V Voltage sag dapat mengakibatkan kegagalan peralatan, computer errors, computer memory loss. Kejadian Voltage sag bisa bersumber pada instalasi sendiri, yaitu instalasi di pelanggan. Misalnya: 1. Masuknya beban besar ke jaringan 2. Cacat pada sambungan penghantar 3. Terjadinya hubung singkat di tempat lain pada instalasi sendiri. 1-10 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik t
  • 12. Voltage sag juga bisa bersumber pada jaringan pemasok energy (PLN), misalnya 2-11 1. Beroperasinya recloser 2. Beroperasinya Voltage Regulator 1. Masuknya beban besar di instalasi sendiri Motor: Arus asut motor bisa mencapi nilai yang timggi. Karakteristik motor [Siemens - Electrical Engineering Handbook] Pemanas resistif: Resistivitas logam meningkat dengan meningkatnya temperatur. Pemanas resistif pada waktu start (masih dingin) bisa menarik arus 1,5 kali arus setelah pemanas menjadi panas. 2. Cacat pada sambungan penghantar Sambungan-sambungan penghantar yang longgar mempertinggi impedansi saluran. Peningkatan impedansi ini memperbesar tegangan jatuh pada saluran yang berarti memperbesar terjadinya voltage sag.
  • 13. 3. Terjadi hubung singkat di tempat lain dalam instalasi sendiri Untuk melokalisasi kejadian hubung-singkat digunakan fuse. Arus besar pada waktu terjadi hubung singkat akan melelehkan kawat fuse yang kemudian memutuskan beban. Namun ada selang waktu antara saat hubung singkat terjadi dan saat terputusnya kawat fuse. Dalam selang waktu tersebut terjadi penurunan tegangan. 4. Voltage Regulator di sisi pemasok daya Jaringan pemasok energi dilengkapi dengan peralatan yang secara otomatis melakukan penyesuaian tegangan. Peralatan otomatis ini mungkin berupa power factor correction capacitors, mungkin juga tap switching transformers. Apabila terjadi kegagalan operasi peralatan ini, voltage sag akan terjadi. Voltage sag dapat menyebabkan kegagalan peralatan. Satu hal yang pasti adalah bahwa voltage sag akan mengakibatkan menurunnya pasokan daya karena daya berbanding lurus dengan kuadrat tegangan. Apabila tegangan turun 10%, maka aliran daya hanya tinggal sekitar 80% dari semula. Penurunan daya pada waktu terjadi voltage sag juga dialami oleh beban-beban sensitif. Catu daya beban sensitif (komputer dll) diberikan melalui tegangan searah yang dihasilkan oleh penyearahan tegangan bolak-balik. 1-12 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
  • 14. Undervoltage. Yang dimaksud dengan undervoltage adalah peristiwa penurunan tegangan yang terjadi secara berkepanjangan Undervoltage akan mengakibatkan terjadinya pemanasan yang berlebihan pada motor, bahkan sampai pada kegagalan operasi peralatan. Brownouts. Brownout adalah terjadinya pasokan daya pada tegangan yang lebih rendah dari tegangan normal. Hal ini terjadi misalnya pada waktu pemasok tidak dapat memenuhi permintaan beban dan terpaksa beroperasi pada tegangan yang lebih rendah untuk membatasi daya maksimum. Brownout dapat mengakibatkan data error, data loss, kegagalan peralatan. Interruptions / Transient. Interupsi pasokan daya merupakan kondisi di mana catu tegangan ataupun arus hilang samasekali untuk sementara waktu. Hal ini biasa terjadi di jaringan sebagai akibat sambaran petir, binatang, cuaca buruk, dan kegagalan operasi peralatan. Terputusnya pasokan ini bisa berlangsung hanya sesaat bisa pula berkepanjangan: 2-13
  • 15. Blackouts. Blackouts adalah peristiwa terjadinya tegangan nol (hilang tegangan) yang berlangsung lebih dari dua menit. Sumber kejadian kebanyakan berasal dari sisi jaringan seperti circuit breaker yang trip. Akibat yang dapat ditimbulkan adalah data loss, data corrupt, kerusakan peralatan High Voltage Spikes. Voltage spikes merupakan kenaikan tegangan tiba-tiba dalam durasi yang sangat pendek. Spikes sering terjadi karena adanya sambaran petir, dan berakibat buruk pada beban sensitif. Durasi terjadinya spike bisa kurang dari 10 mikrodetik. Sedangkan besar spike di jaringan bisa mencapai 10 kV dan di sisi tegangan rendah bisa mencapai 1000 V. Akibat yang ditimbulkan bis loss of data, kerusakan komponen elektronik. Frequency Variation. Dalam kejadian ini frekuensi menyimpang dari standar 50 Hz. Hal ini bisa disebabkan oleh emergency genset, generator tak stabil. Akibat yang timbul adalah data lost, kegagalan program, kegagalan peralatan sensitif Electrical Line Noise. Peristiwa ini mencakup Radio Frequency Interference (RFI) dan Electromagnetic Interference (EMI) Kejadian ini mempengaruhi jaringan system komputer. Sumber penyebabnya antara lain rele, piranti kendali motor, radiasi gelombang mikro, badai petir. Akibat yang timbul berupa data error, data loss. 1-14 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
  • 16. Harmonisa. Peristiwa yang sesunggungguhnya terjadi adalah terdistorsinya bentuk gelombang arus yang seharusnya sinusoidal. Distorsi ini terjadi karena adanya beban nonlinier, dimana bentuk gelombang arus beban tidak mengikuti bentuk gelombang tegangan pasokan. Beban semacam ini misalnya penyearah. Tentang harmonisa ini dibahas di Bab-3, -4,-5 yang merupakan copy dari bab-6, -7, -8 Analisis Rangkaian Sistem Tenaga mengenai Pembebanan Non Linier (silakan diunduh). 2.6. Kondisi Lokasi Hal yang perlu pula diperhatikan adalah kondisi lokasi di mana peralatan pengguna energy ditempatkan. Kondisi lokasi yang khusus dapat membahayakan instalasi jika tidak diantisipasi. Kita bisa membedakan kondisi-kondisi lokasi sebagai berikut Lokasi Kering. Suatu lokasi dikatakan kering jika kelembaban-relatif tidak melebihi 60%. Lokasi semacam ini misalnya ruang kantor, auditorium, flat. Lokasi Tidak Kering tetapi juga tidak lembab. Lokasi demikian mempunyai kelembabn relatif di atas 60% tetapi kurang dari 75%. Uap bisa hadir di ruangan semacam ini namun dalam selang waktu yang tidak terlalu lama. Misalkan dapur (ruang memasak makanan), gudang. Lokasi Lembab. Kelembaban relative ruang demikian ini bisa 75% atau lebih. Gudang bawah tanah dan 2-15
  • 17. terowongan adalah lokasi-lokasi yang mungkin akan mencapai kondisi seperti ini. Lokasi Basah. Dalam ruang demikian ini kelembaban relatif bisa mendekati 100%. Dinding dan lantai hampir selalu lembab; misalnya ruang mandi, ruang cuci (laundry). Lokasi dengan Temperatur Tinggi. Dalam ruang ini suhu selalu di atas 30o C. Misalnya ruang mesin. Lokasi Berdebu. Debu selalu timbul dalam ruang demikian ini. Debu ini merupakan hasil dari suatu proses prduksi. Contoh yang mudah ditemui adalah ruang produksi peralatan dari kayu (meubel). Penggergajian, pembubutan, ampelas, adalah pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan debu. Lokasi dengan Bahaya Kejut-listrik. Ruangan yang demikian ini mungkin mengandung debu yang merupakan debu konduktif, mungkin juga berlantai konduktif. Ruang dengan uap eksplosif atau mudah terbakar. Instalasi dalam ruang seperti ini harus explotion proof. Pabrik cat, tambang, instalasi pengolahan minyak bakar (fuel) adalah contoh lokasi yang memerlukan instalasi yang explotion proof. 1-16 Sudaryatno Sudirham, Distribusi Energi Listrik
  • 18. 2-17