2. PENDAHULUAN
• Analisis kontrastif berkembang
berdasarkan teori belajar
behavioris, terutama yang
dikembangkan oleh B.F.Skinner.
( Wilkins dalam Tarigan,1992: 161)
3. PERKEMBANGAN ANALISIS KONTRASTIF
Teori Belajar yang Mendasari Analisis
Kontrastif.
Analisis Kontrastif merupakan suatu kajian
yang menganalisis unsur-unsur bahasa kedua
sebagai bahasa sasaran. Hasil analisis itu di
bandingkan dengan bahasa pertama dalam
pembelajaran bahasa. Berdasarkan hasil
perbandingan itu ditemukan unsur-unsur bahasa
kedua yang sama atau tidak sama( James
dalam Tarigan, 1985: 8 )
4. Konsep Dasar Analisis Kontrastif
• Hipotesis Analisis kontrastif sangat
berakar pada behaviorisme dan
strukturalisme.
• Pada pemerolehan bahasa kedua terjadi
interferensi dari sistem bahasa pertama
atau bahasa pembelajaran pada sistem
bahasa sasaran atau bahasa kedua
( Brown dalam Tarigan, 1985:148)
5. Analisis kontrastif dalam Pemerolehan
Bahasa Kedua
• Analisis kontrastif dapat memprediksi
kemungkinan terjadinya kesulitan
ataupun kemudahan pada diri
pembelajar bahasa dalam memperoleh
bahasa kedua.
(Brown dalam Wahab 1988: 149)
6. Langkah-langkah yang digunakan :
1. Deskripsi sistem bahasa pertama maupun
bahasa kedua;
2. seleksi butir-butir kaidah dan bentuk-bentuk
yang dapat diperbandingkan antara bahasa
pertama dan bahasa kedua;
3. Kontras dalam arti membuat peta sistem
kebahasaan dari yang umum sampai ke hal
yang bersifat khusus;
4. Memprediksi kesalahan atau kesulitan
berdasarkan tiga langkah pertama.
7. TANTANGAN ANALISIS KONTRASTIF DALAM
PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
• Isu Baru dalam Teori Belajar Bahasa
– Teori belajar bahasa yang dikembangkan oleh kaum
behavioris dianggap sudah tidak memadai lagi
sebagai landasan pemerolehan bahasa kedua.
– Muncul Teori Baru yaitu Teori Generatif.Teori ini
terpecah menjadi dua tipe, yaitu tipe pertama tipe
pendekatan nativis dan kedua tipe pendekatan
kognitif. Kaum navitis beranggapan bahwa
pemerolehan bahasa ditentukan oleh bawaan
manusia. Sejak lahir manusia telah mempunyai LAD
( Language Acquisition Device) yang mengandung
piranti linguistik bawaan sebanyak empat macam
kemampuan( Brown dalam Tarigan, 1985:220
8. Arus Baru dalam Pemerolehan Bahasa Kedua
• Pertemuan antara bahasa pertama pembelajar dengan
bahasa kedua yang sedang dan akan pembelajar
membentuk suatu model tersendiri yang dikenal dengan
‘interlanguage’(Brow, Dulay, Burt, Krashen dalam
Tarigan, 1985: 102 )
• Teori pemerolehan bahasa kedua cenderung masih
bersifat formal. Artinya pemerolehan bahasa kedua
selalu dihubungkan dengan kajian-kajian secara formal
atau transaksional, belum mengaitkan dengan kajian-
kajian yang bersifat interaksional yang mengkaji bahasa
dalamhubungannya dengan pemakaian bahasa oleh
pemiliknya( Brown dalam Wahab,1988: 84)
9. PENYESUAIAN ANALISIS KONTRASTIF DENGAN
ARUS BARU DALAM PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Usaha penyesuaian dikerjakan oleh beberapa
pakar.
• Snook(1977)
Menghubungkan pendekatan statifikasional
dengan analisis kontrastif.
• James(1980)
Berusaha mendudukkan analisis kontrastif ke
tempat yang seharusnya dalam kajian
kebahasaan, seperti tata bahasa generatif
transpormasi, tata bahasa kasus, dan
sebagainya.(James dalam Tarigan 1985: 98)
10. • Janicki
Kajian pemerolehan bahasa kedua
dikaitkan dengan analisis bahasa dalam
hubungannya dengan masyarakat
pemakainya.
Pembelajar bahasa kedua harus
dikenalkan tingkat-tingkat yang ada pada
bahasa sasaran( tingkat akrab, bahasa
sehari-hari, bahasa konsultatif, bahasa
formal, bahasa baku)
11. PENUTUP
• Berdasarkan kajian arus baru dalam
pemerolehan bahasa kedua yang lebih
menekankan pada pemerolehan bentuk-
bentuk formal kebahasaan dan bentuk-
bentuk fungsional suatu bahasa, maka
analisis kontrastif perlu lebih mendalam
lagi mengembangkan diri pada kajian di
bidang linguistik makro.