SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Materi Kel-13
IDZA IJTAMA'A AL-HALAL
WA AL-HARAM GHULIBA
AL-HARAM
Ahmad Sabani 1908205105
Pengertian
Kaidah, halal dan haram
01
Dalil dan Penerapan
Contoh Aplikasi dalam Kehidupan
02
Penutup
Kesimpulan
03
PEMBAHASAN
Pengertian 01
Kaidah Halal dan Haram berserta kesimpulan
Pengertian Ada 3
pembahasan
Apa itu
Haram?
Apa itu
Kaidah?
Apa itu Halal?
Terdapat 2 pengertian
Terbagi menjadi 2
Terdapat pengertian, pembagian, penerapan
dandan pengecualian
Apa itu halal?
" ‫ما‬
‫أطلق‬
‫الشرع‬
‫فعله‬
‫مأخوذ‬
‫من‬
‫الحل‬ "
" ‫كل‬
‫شيئ‬
‫ال‬
‫يعاقب‬
‫عليه‬
‫باستعماله‬ "
Pengertian yang kedua ini berkaitan
dengan kebolehan manfaat memakan,
meminum, dan mengerjakan sesuatu
yang kesemuanya ditentukan
berdasarkan nash. Halal merupakan
sinonim dari mubah dalam wacana
hukum syara’ karena seringkali nash
menggunakannya.
Pengertian yang pertama ini menunjukkan
bahwa kata halal menyangkut kebolehan
menggunakan benda-benda atau apa saja untuk
memenuhi kebutuhan fisik, termasuk di
dalamnya makanan, minuman, obat-obatan.
Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view.
Apa itu haram?
Pengertian haram, secara etimologis adalah berarti sesuatu yang dilarang
menggunakannya. Dalam istilah Hukum Islam haram bisa dipandang dari
dua segi: pertama, dari segi batasan dan esensinya, dan kedua, dari segi
bentuk dan sifatnya.
Haram merupakan larangan Allah yang pasti terhadap suatu perbuatan
yang jika dikerjakan berdosa, sedangkan jika ditinggalkan mendapat pahala.
Haram dibagi menjadi dua, yakni :
1. Haram lidzatihi adalah perbuatan yang diharamkan karena bahayanya
terdapat dalam zat perbuatan itu sendiri
2. Haram lighoirihi adalah perbuatan yang diharamkan selain zatnya.
‫"معنى‬ ‫ما‬
‫هو‬
‫الحرام‬ "‫؟‬
Apa itu Kaidah?
Kaidah fiqh merupakan sebuah rumusan umum dari
beragam persoalan furû’iyah yang tak terhitung
jumlahnya dan memiliki keserupaan ‘illah (ratio
legis), yang mana keserupaan ‘illat itu bersesuaian
dengan dalil nash dan prinsip-prinsip dasar syariat.
Hukum-hukum hasil generalisasi itu kemudian
dirumuskan dalam sebuah prinsip dasar yang
berfungsi untuk menelaah kembali persoalan--
persoalan lain yang memiliki kesamaan ‘illah.
Kaidah Fiqh
Kaidah Halal dan Haram
“Tidaklah perkara halal dan haram
berkumpul kecuali yang haram akan
mengalahkan yang halal. “
Rasulullah SAW.
"‫ام‬ ‫عمتجا‬ ‫لالحلا‬ ‫مارحلاو‬ ‫الإ‬ ‫بلغ‬
‫مارحلا‬ ‫"لالحلا‬ Hadits ini secara tegas menyatakan bahwa, apabila unsur haram dan halal berkumpul
dalam satu persoalan, maka aspek haramnya pasti lebih dominan. Dari sini para
ulama kemudian merumuskan keharaman daging hewan sembelihan yang telah
bercampur dengan daging bangkai, sebab di sini sudah terdapat percampuran (ijtima’)
antara unsur halal dan unsur haram. Daging sembelihan yang pada mulanya adalah
halal, akan menjadi haram gara-gara bercampur dengan daging bangkai yang
notabene haram. Kesimpulan ini merupakan hasil ijtihad ulama saat menggali
substansi hadits Nabi Saw., tersebut.
Hal yang sama berlaku pada anak binatang yang dilahirkan dari proses pembauran
antara induk (jantan/betina) yang dagingnya halal dimakan, dengan induk lain yang
dagingnya haram dimakan. Anak hasil pembauran itu dihukumi haram karena salah
satu induknya adalah “binatang haram”. Sebab ia tercipta dari hasil percampuran
antara sperma/ovum yang haram dengan yang halal. Dan masih banyak lagi persoalan-
persoalan lain yang memiliki kemiripan karakter dengan dua contoh di atas, yang mana
semua itu menghasilkan satu kesimpulan hukum, yaitu haram.
Kesimpulan dari Penerapan Kaidah "Halal dan
Haram"
Contoh Kaidah
Contoh dari pemberlakuan kaidah ini adalah jika terdapat dua
bejana, bejana yang pertama berisi daging bangkai dan bejana
yang kedua berisi daging sembelihan (mudzakka), sementara kita
tidak mengetahui di antara kedua bejana dimana yang berisi
daging yang senbelihan dan didmana daging yang berisi bangkai.
Dalam kondisi demikian, kita tidak boleh mengambil salah
satunya hanya dengan alasan diantara daging itu terdapat daging
yang halal. Sebab saat itu terjadi percampuran antara unsur halal
yakni bejana yang berisi daging semblihan dengan unsur haram
yakni bejana yang berisi daging bangkai, maka ketentuan hukum
yang mendominasi adalah pada unsur yang haram.
Penjelasan Kaidah
Penjelasan dari kaidah ini adalah disebabkannya suatu
perkara yang haram itu sudah barang tentu
menyimpan kerusakan, baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, sebagai langkah prefentif
untuk menghindari dari kerusakan tersebut, ketika
suatu barang yang mengandung unsur haram terhadap
semua barang yang telah bersatu tersebut. Dengan
kata lain, lebih baik melepaskan barang yang halal, dari
pada mengonsumsi barang haram yang dianggap halal.
‫ا‬َ‫ذ‬‫إ‬
ََ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬
َ
‫ل‬ َ
‫لا‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬
َ
‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬
ََ‫ب‬َ‫ل‬َ‫غ‬
‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬
Artinya : apabila sesuatu yang halal berkumpul dengan yang haram, maka yang
menang adalah yang haram.
PENGECUALIAN KAIDAH ADA 7 :
1
2 3
4
Diperbolehkan berijtihad untuk menentukan
antara bejana yang suci dengan bejana yang
najis, walaupun melakukan tayammum sebagai
upaya menghindari keraguan dianggap lebih baik,
karena hal ini oleh para ulama dianggap tindakan
yang lebih hati-hati.
Diperbolehkan berijtihad dalam
menentukan baju yang suci tetkala
tercampur dengan baju najis, dengan
pertimbangan seperti kasus bejana di
atas.
Dihalalkan bagi kaum laki-laki memakai baju
yang ditenun dari bahan-bahan campuran,
seperti sutra (haram bagi laki-laki) dengan kapas
(halal), dengan catatan jika kain sutra yang
digunakan relatif sedikit dibanding dengan kain
kapasnya.
Dihalalkan untuk memakan burung hasil buruan yang
terjatuh karena terkena panah atau alat pemburu lainnya.
Huku halal ini tetap berlaku meskipun brurung tersebut mati
setelah jatuh ke tanah. Dalam kasus ini ada dua titik tekan
yang berlawanan: pertama; luka akibat tekena panah adalah
sesuatu yang menghalalkan, kedua; jatuhnya burung tersebut
ke tanah merupakan suatu hal yang mengharamkan. Akan
tetapi karena jatuhnya burung ke tanah merupakan suatu hal
yang tidak mungkin dihindari, maka hukumnya dimaafkan.
Enter Title
5
6
7
Diperbolehkan melakukan transaksi bisnis
dengan orang yang mayoritas uangnya adalah
uang haram, dengan catatan bahwa nilai nominal
uang halal dan uang haram itu tidak diketahui
secara pasti berapa jumlahnya. Namun, hal ini
menurut alGhazali hukumnya tetap haram
sebagai langkah (berhati-hati). Pendapat senada
juga pernah ditegaskan oleh ‘Izzuddin bin Abd al-
Salam dan Adzra’i.
Dimakruhkan menerima pemberian pemerintah yang
telah diketahui bahwa mayoritas uangnya adalah
haram, jika memang penerima belum sampai tahap
yakin bahwa apa yang diterimanya diperoleh dengan
cara-cara haram. Jika diyakini uang itu memang benar-
benar diperoleh dengan cara haram, seperti korupsi,
pungli (pungutan liar), dan lain sebagainya, ataupun
diambil dari perbuatan maksiat, maka hukum meneri-
manya haram.
Kambing yang pernah memakan barang haram
(milik orang lain), susu dan dagingnya dihukumi
halal, walaupun barang haram itu telah
bercampur dengan daging dan susunya. Dalam
kasus seperti ini, pemilik hewan sebenarnya
diwajibkan mengganti rugi segala sesuatu yang
telah dimakan kambingnya. Namun al-Ghazali
menyarankan agar kita tidak memakannya. Sebab
menurut sang Hujjah al-Islam ini, tidak memakan
daging atau meminum susu. kambing tersebut
merupakan tindakan warâ’.warâ
Dalil dan Penerapan02
Contoh dan Pengaplikasian didalam Kehidupan
Dalil ketetapan Kaidah
Kesungguhan dalam rangka menjelaskan mengenai hukum atas percampuran antara yang
halal dan yang haram, ulama mengungkapkan kaidah “Apabila bercampur antara yang
halal dan yang haram, maka percampuran tersebut dihukumi haram” (idza ijtama’ al-halal
wa al-haram ghuliba al-haram). Dalam beberapa kitab fiqih kaidah ini digunakan untuk
menjelaskan hukum benda yang bercampur antara yang halal dengan yang haram, atau
antara benda najis dengan benda suci.
Kaidah ini dinilai tepat diaplikasikan terhadap benda yang cair dan larut sehingga tidak
dapat dibedakan. Oleh karena itu, kaidah ini hanya berlaku pada kasus percampuran
benda halal dengan benda lain yang haram atau percampuran benda yang suci dengan
benda lain yang najis, hal mana benda-benda tersebut termasuk benda cair, sehingga
memungkinkan terjadi percampuran yang bersifat larut.
Sedangkan apabila pemisahan antara yang halal dari yang haram dapat dilakukan,
misalnya dalam kasus percampuran antara harta yang halal dan yang tidak halal, maka
kaidah (idza ijtama’ al-halal wa al-haram ghuliba al-haram) ini tidak bisa diterapkan, dan
yang lebih tepat adalah menggunakan kaidah pemisahan yang halal dari yang haram
(tafriq baina al-halal ‘ani al-haram).
Penerapan Kaidah
Teori tafriq al-halal ‘an al-haram digunakan di fatwa ulama Nusantara dengan pertimbangan bahwa dalam konteks
Indonesia kegiatan ekonomi untuk mendukung PDB Syariah belum bisa dilepaskan sepenuhnya dari sistem ekonomi
konvensional yang ribawi. Setidaknya institusi ekonomi Syariah berhubungan dengan institusi ekonomi konvensional yang
ribawi dari aspek permodalan, pengembangan produk, maupun keuntungan yang diperoleh dari proses-proses transaksi
tersebut. Teori tafriq al-halal min al-haram merupakan pengecualian dari kaidah umum yang diketahui masyarakat, yaitu
idza ijtama‘a al-halal wa al-haram ghuliba al-haram.
Pengecualian ini penting dikembangkan terutama dalam hal percampuran harta yang halal dengan harta yang haram
bukan karena substansinya (lidzatihi), tetapi haram karena prosesnya (lighairihi). Sebelum melakukan penghitungan PDB
Syariah perlu dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan dalam perumusan PDB Syariah, antara lain: Penentuan
definisi halal suatu komoditas barang/jasa baik yang digunakan sebagai input, barang antara, maupun output; penyusunan
daftar komoditas yang telah jelas ketidak-haramannya dan mengeluarkan komoditas yang tidak sesuai prinsip syariah dari
penghitungan; lalu melakukan simulasi penghitungan PDB Syariah hingga didapatkan formula dan input penghitungan
yang tepat, sesuai, dan komprehensif.
Dalam Teori Tariq Al-Halal'an Al-Haram
Penutup 03
Kesimpulan secara Pribadi
Kesimpulan
Dari pembahasan ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan diantarnya adalah sebagai berikut:
Pengertian tentang halal dalam pembahsan ini ada dua yaitu, yang pertama ini menunjukkan bahwa kata halal
menyangkut kebolehan menggunakan benda-benda atau apa saja untuk memenuhi kebutuhan fisik, termasuk di
dalamnya makanan, minuman, obat-obatan. Pengertian yang kedua ini berkaitan dengan kebolehan manfaat
memakan, meminum, dan mengerjakan sesuatu yang kesemuanya ditentukan berdasarkan nash. Halal
merupakan sinonim dari mubah dalam wacana hukum syara’ karena seringkali nash menggunakannya.
Haram merupakan larangan Allah yang pasti terhadap suatu perbuatan yang jika dikerjakan berdosa, sedangkan
jika ditinggalkan mendapat pahala. Haram dibagi menjadi dua, yakni
1. Haram lidzatihi adalah perbuatan yang diharamkan karena bahayanya terdapat dalam zat perbuatan itu
sendiri
2. Haram lighoirihi adalah perbuatan yang diharamkan selain zatnya
Penjelasan dari kaidah idza ijtama’a al-halal wa al-haram ghuliba al-haram adalah disebabkannya suatu perkara
yang haram itu sudah barang tentu menyimpan kerusakan, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, sebagai langkah prefentif untuk menghindari dari kerusakan tersebut, ketika suatu barang yang mengandung
unsur haram terhadap semua barang yang telah bersatu tersebut. Dengan kata lain, lebih baik melepaskan
barang yang halal, dari pada mengonsumsi barang haram yang dianggap halal.
Menurut pribadi...
Mohon maaf
THANK YOU
Selamat menyimpulkan🙂
Enter Title
Enter Title
Click here to add content of
the text, and briefly explain
your point of view.
Enter Title
Click here to add content of
the text, and briefly explain
your point of view.
Enter Title
Click here to add content of
the text, and briefly explain
your point of view.
Enter Title
Click here to add content of
the text, and briefly explain
your point of view.
Enter Title
Enter Title
Click here to add content of the text,
and briefly explain your point of view.
Enter Title
Click here to add content of the text,
and briefly explain your point of view.
Click here to add content of the text,
and briefly explain your point of view.
Enter title
Enter title
Click here to add
content of the text,
and briefly explain
your point of view
Enter title
Click here to add content of the text,
and briefly explain your point of view
Enter title
Click here to add content of the text,
and briefly explain your point of view
Enter title
Click here to add content of the text,
and briefly explain your point of view
Enter title
Click here to add content of the text,
and briefly explain your point of view
Enter title
Click here to add content of the text,
and briefly explain your point of view

More Related Content

Similar to Ahmad Sabani_1908205105_Ppt Qowaidul fiqh.pptx

Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum Islam
WanBK Leo
 
Kaidah umum dalam transaksi jual beli
Kaidah umum dalam transaksi jual beliKaidah umum dalam transaksi jual beli
Kaidah umum dalam transaksi jual beli
Chandra Al-Garuti
 
Makanan dan minuman yang halal dan baik
Makanan dan minuman yang halal dan baikMakanan dan minuman yang halal dan baik
Makanan dan minuman yang halal dan baik
asepalman
 
Presentasi-PAI (Kelompok 6).pdf.pptx
Presentasi-PAI (Kelompok 6).pdf.pptxPresentasi-PAI (Kelompok 6).pdf.pptx
Presentasi-PAI (Kelompok 6).pdf.pptx
FirlyFijrina
 
Hubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihadHubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihad
Nur Laily
 
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan ShaumImplementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
Marhamah Saleh
 

Similar to Ahmad Sabani_1908205105_Ppt Qowaidul fiqh.pptx (20)

materi fiqih "Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram"
materi fiqih "Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram"materi fiqih "Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram"
materi fiqih "Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram"
 
Hukum akad dan jualbeli
Hukum akad dan jualbeliHukum akad dan jualbeli
Hukum akad dan jualbeli
 
Hukum makan di restoran yang tiada halal jakim
Hukum makan di restoran yang tiada halal jakimHukum makan di restoran yang tiada halal jakim
Hukum makan di restoran yang tiada halal jakim
 
Keusahawanan 4 rumusan falsafah dan tasawwuf
Keusahawanan 4    rumusan  falsafah  dan  tasawwufKeusahawanan 4    rumusan  falsafah  dan  tasawwuf
Keusahawanan 4 rumusan falsafah dan tasawwuf
 
Makalah makanan dan minuman yang halal dan haram
Makalah makanan dan minuman yang halal dan haramMakalah makanan dan minuman yang halal dan haram
Makalah makanan dan minuman yang halal dan haram
 
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum Islam
 
2. PPT KTA.pptx
2. PPT KTA.pptx2. PPT KTA.pptx
2. PPT KTA.pptx
 
Kaidah umum dalam transaksi jual beli
Kaidah umum dalam transaksi jual beliKaidah umum dalam transaksi jual beli
Kaidah umum dalam transaksi jual beli
 
Makanan dan minuman yang halal dan baik
Makanan dan minuman yang halal dan baikMakanan dan minuman yang halal dan baik
Makanan dan minuman yang halal dan baik
 
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
 
Qawaid fiqh pt 2
Qawaid fiqh  pt 2Qawaid fiqh  pt 2
Qawaid fiqh pt 2
 
Presentasi-PAI (Kelompok 6).pdf.pptx
Presentasi-PAI (Kelompok 6).pdf.pptxPresentasi-PAI (Kelompok 6).pdf.pptx
Presentasi-PAI (Kelompok 6).pdf.pptx
 
Syariah hukum taklifi
Syariah hukum taklifiSyariah hukum taklifi
Syariah hukum taklifi
 
ushul fiqih.pdf
ushul fiqih.pdfushul fiqih.pdf
ushul fiqih.pdf
 
Mencari rizki yang penting HALAL asal Banyak, daripada sedikit tapi HARAM...
Mencari rizki yang penting HALAL asal Banyak, daripada sedikit tapi HARAM...Mencari rizki yang penting HALAL asal Banyak, daripada sedikit tapi HARAM...
Mencari rizki yang penting HALAL asal Banyak, daripada sedikit tapi HARAM...
 
Hubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihadHubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihad
 
Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ah
 
Qawaid fiqh koleksi pt 2
Qawaid fiqh koleksi pt 2Qawaid fiqh koleksi pt 2
Qawaid fiqh koleksi pt 2
 
Introduction to halal food
Introduction to halal foodIntroduction to halal food
Introduction to halal food
 
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan ShaumImplementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 

Ahmad Sabani_1908205105_Ppt Qowaidul fiqh.pptx

  • 1. Materi Kel-13 IDZA IJTAMA'A AL-HALAL WA AL-HARAM GHULIBA AL-HARAM Ahmad Sabani 1908205105
  • 2. Pengertian Kaidah, halal dan haram 01 Dalil dan Penerapan Contoh Aplikasi dalam Kehidupan 02 Penutup Kesimpulan 03 PEMBAHASAN
  • 3. Pengertian 01 Kaidah Halal dan Haram berserta kesimpulan
  • 4. Pengertian Ada 3 pembahasan Apa itu Haram? Apa itu Kaidah? Apa itu Halal? Terdapat 2 pengertian Terbagi menjadi 2 Terdapat pengertian, pembagian, penerapan dandan pengecualian
  • 5. Apa itu halal? " ‫ما‬ ‫أطلق‬ ‫الشرع‬ ‫فعله‬ ‫مأخوذ‬ ‫من‬ ‫الحل‬ " " ‫كل‬ ‫شيئ‬ ‫ال‬ ‫يعاقب‬ ‫عليه‬ ‫باستعماله‬ " Pengertian yang kedua ini berkaitan dengan kebolehan manfaat memakan, meminum, dan mengerjakan sesuatu yang kesemuanya ditentukan berdasarkan nash. Halal merupakan sinonim dari mubah dalam wacana hukum syara’ karena seringkali nash menggunakannya. Pengertian yang pertama ini menunjukkan bahwa kata halal menyangkut kebolehan menggunakan benda-benda atau apa saja untuk memenuhi kebutuhan fisik, termasuk di dalamnya makanan, minuman, obat-obatan. Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view.
  • 6. Apa itu haram? Pengertian haram, secara etimologis adalah berarti sesuatu yang dilarang menggunakannya. Dalam istilah Hukum Islam haram bisa dipandang dari dua segi: pertama, dari segi batasan dan esensinya, dan kedua, dari segi bentuk dan sifatnya. Haram merupakan larangan Allah yang pasti terhadap suatu perbuatan yang jika dikerjakan berdosa, sedangkan jika ditinggalkan mendapat pahala. Haram dibagi menjadi dua, yakni : 1. Haram lidzatihi adalah perbuatan yang diharamkan karena bahayanya terdapat dalam zat perbuatan itu sendiri 2. Haram lighoirihi adalah perbuatan yang diharamkan selain zatnya. ‫"معنى‬ ‫ما‬ ‫هو‬ ‫الحرام‬ "‫؟‬
  • 7. Apa itu Kaidah? Kaidah fiqh merupakan sebuah rumusan umum dari beragam persoalan furû’iyah yang tak terhitung jumlahnya dan memiliki keserupaan ‘illah (ratio legis), yang mana keserupaan ‘illat itu bersesuaian dengan dalil nash dan prinsip-prinsip dasar syariat. Hukum-hukum hasil generalisasi itu kemudian dirumuskan dalam sebuah prinsip dasar yang berfungsi untuk menelaah kembali persoalan-- persoalan lain yang memiliki kesamaan ‘illah. Kaidah Fiqh
  • 8. Kaidah Halal dan Haram “Tidaklah perkara halal dan haram berkumpul kecuali yang haram akan mengalahkan yang halal. “ Rasulullah SAW. "‫ام‬ ‫عمتجا‬ ‫لالحلا‬ ‫مارحلاو‬ ‫الإ‬ ‫بلغ‬ ‫مارحلا‬ ‫"لالحلا‬ Hadits ini secara tegas menyatakan bahwa, apabila unsur haram dan halal berkumpul dalam satu persoalan, maka aspek haramnya pasti lebih dominan. Dari sini para ulama kemudian merumuskan keharaman daging hewan sembelihan yang telah bercampur dengan daging bangkai, sebab di sini sudah terdapat percampuran (ijtima’) antara unsur halal dan unsur haram. Daging sembelihan yang pada mulanya adalah halal, akan menjadi haram gara-gara bercampur dengan daging bangkai yang notabene haram. Kesimpulan ini merupakan hasil ijtihad ulama saat menggali substansi hadits Nabi Saw., tersebut. Hal yang sama berlaku pada anak binatang yang dilahirkan dari proses pembauran antara induk (jantan/betina) yang dagingnya halal dimakan, dengan induk lain yang dagingnya haram dimakan. Anak hasil pembauran itu dihukumi haram karena salah satu induknya adalah “binatang haram”. Sebab ia tercipta dari hasil percampuran antara sperma/ovum yang haram dengan yang halal. Dan masih banyak lagi persoalan- persoalan lain yang memiliki kemiripan karakter dengan dua contoh di atas, yang mana semua itu menghasilkan satu kesimpulan hukum, yaitu haram.
  • 9. Kesimpulan dari Penerapan Kaidah "Halal dan Haram" Contoh Kaidah Contoh dari pemberlakuan kaidah ini adalah jika terdapat dua bejana, bejana yang pertama berisi daging bangkai dan bejana yang kedua berisi daging sembelihan (mudzakka), sementara kita tidak mengetahui di antara kedua bejana dimana yang berisi daging yang senbelihan dan didmana daging yang berisi bangkai. Dalam kondisi demikian, kita tidak boleh mengambil salah satunya hanya dengan alasan diantara daging itu terdapat daging yang halal. Sebab saat itu terjadi percampuran antara unsur halal yakni bejana yang berisi daging semblihan dengan unsur haram yakni bejana yang berisi daging bangkai, maka ketentuan hukum yang mendominasi adalah pada unsur yang haram. Penjelasan Kaidah Penjelasan dari kaidah ini adalah disebabkannya suatu perkara yang haram itu sudah barang tentu menyimpan kerusakan, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, sebagai langkah prefentif untuk menghindari dari kerusakan tersebut, ketika suatu barang yang mengandung unsur haram terhadap semua barang yang telah bersatu tersebut. Dengan kata lain, lebih baik melepaskan barang yang halal, dari pada mengonsumsi barang haram yang dianggap halal. ‫ا‬َ‫ذ‬‫إ‬ ََ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬ َ ‫ل‬ َ ‫لا‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ ‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ََ‫ب‬َ‫ل‬َ‫غ‬ ‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ Artinya : apabila sesuatu yang halal berkumpul dengan yang haram, maka yang menang adalah yang haram.
  • 10. PENGECUALIAN KAIDAH ADA 7 : 1 2 3 4 Diperbolehkan berijtihad untuk menentukan antara bejana yang suci dengan bejana yang najis, walaupun melakukan tayammum sebagai upaya menghindari keraguan dianggap lebih baik, karena hal ini oleh para ulama dianggap tindakan yang lebih hati-hati. Diperbolehkan berijtihad dalam menentukan baju yang suci tetkala tercampur dengan baju najis, dengan pertimbangan seperti kasus bejana di atas. Dihalalkan bagi kaum laki-laki memakai baju yang ditenun dari bahan-bahan campuran, seperti sutra (haram bagi laki-laki) dengan kapas (halal), dengan catatan jika kain sutra yang digunakan relatif sedikit dibanding dengan kain kapasnya. Dihalalkan untuk memakan burung hasil buruan yang terjatuh karena terkena panah atau alat pemburu lainnya. Huku halal ini tetap berlaku meskipun brurung tersebut mati setelah jatuh ke tanah. Dalam kasus ini ada dua titik tekan yang berlawanan: pertama; luka akibat tekena panah adalah sesuatu yang menghalalkan, kedua; jatuhnya burung tersebut ke tanah merupakan suatu hal yang mengharamkan. Akan tetapi karena jatuhnya burung ke tanah merupakan suatu hal yang tidak mungkin dihindari, maka hukumnya dimaafkan.
  • 11. Enter Title 5 6 7 Diperbolehkan melakukan transaksi bisnis dengan orang yang mayoritas uangnya adalah uang haram, dengan catatan bahwa nilai nominal uang halal dan uang haram itu tidak diketahui secara pasti berapa jumlahnya. Namun, hal ini menurut alGhazali hukumnya tetap haram sebagai langkah (berhati-hati). Pendapat senada juga pernah ditegaskan oleh ‘Izzuddin bin Abd al- Salam dan Adzra’i. Dimakruhkan menerima pemberian pemerintah yang telah diketahui bahwa mayoritas uangnya adalah haram, jika memang penerima belum sampai tahap yakin bahwa apa yang diterimanya diperoleh dengan cara-cara haram. Jika diyakini uang itu memang benar- benar diperoleh dengan cara haram, seperti korupsi, pungli (pungutan liar), dan lain sebagainya, ataupun diambil dari perbuatan maksiat, maka hukum meneri- manya haram. Kambing yang pernah memakan barang haram (milik orang lain), susu dan dagingnya dihukumi halal, walaupun barang haram itu telah bercampur dengan daging dan susunya. Dalam kasus seperti ini, pemilik hewan sebenarnya diwajibkan mengganti rugi segala sesuatu yang telah dimakan kambingnya. Namun al-Ghazali menyarankan agar kita tidak memakannya. Sebab menurut sang Hujjah al-Islam ini, tidak memakan daging atau meminum susu. kambing tersebut merupakan tindakan warâ’.warâ
  • 12. Dalil dan Penerapan02 Contoh dan Pengaplikasian didalam Kehidupan
  • 13. Dalil ketetapan Kaidah Kesungguhan dalam rangka menjelaskan mengenai hukum atas percampuran antara yang halal dan yang haram, ulama mengungkapkan kaidah “Apabila bercampur antara yang halal dan yang haram, maka percampuran tersebut dihukumi haram” (idza ijtama’ al-halal wa al-haram ghuliba al-haram). Dalam beberapa kitab fiqih kaidah ini digunakan untuk menjelaskan hukum benda yang bercampur antara yang halal dengan yang haram, atau antara benda najis dengan benda suci. Kaidah ini dinilai tepat diaplikasikan terhadap benda yang cair dan larut sehingga tidak dapat dibedakan. Oleh karena itu, kaidah ini hanya berlaku pada kasus percampuran benda halal dengan benda lain yang haram atau percampuran benda yang suci dengan benda lain yang najis, hal mana benda-benda tersebut termasuk benda cair, sehingga memungkinkan terjadi percampuran yang bersifat larut. Sedangkan apabila pemisahan antara yang halal dari yang haram dapat dilakukan, misalnya dalam kasus percampuran antara harta yang halal dan yang tidak halal, maka kaidah (idza ijtama’ al-halal wa al-haram ghuliba al-haram) ini tidak bisa diterapkan, dan yang lebih tepat adalah menggunakan kaidah pemisahan yang halal dari yang haram (tafriq baina al-halal ‘ani al-haram).
  • 14. Penerapan Kaidah Teori tafriq al-halal ‘an al-haram digunakan di fatwa ulama Nusantara dengan pertimbangan bahwa dalam konteks Indonesia kegiatan ekonomi untuk mendukung PDB Syariah belum bisa dilepaskan sepenuhnya dari sistem ekonomi konvensional yang ribawi. Setidaknya institusi ekonomi Syariah berhubungan dengan institusi ekonomi konvensional yang ribawi dari aspek permodalan, pengembangan produk, maupun keuntungan yang diperoleh dari proses-proses transaksi tersebut. Teori tafriq al-halal min al-haram merupakan pengecualian dari kaidah umum yang diketahui masyarakat, yaitu idza ijtama‘a al-halal wa al-haram ghuliba al-haram. Pengecualian ini penting dikembangkan terutama dalam hal percampuran harta yang halal dengan harta yang haram bukan karena substansinya (lidzatihi), tetapi haram karena prosesnya (lighairihi). Sebelum melakukan penghitungan PDB Syariah perlu dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan dalam perumusan PDB Syariah, antara lain: Penentuan definisi halal suatu komoditas barang/jasa baik yang digunakan sebagai input, barang antara, maupun output; penyusunan daftar komoditas yang telah jelas ketidak-haramannya dan mengeluarkan komoditas yang tidak sesuai prinsip syariah dari penghitungan; lalu melakukan simulasi penghitungan PDB Syariah hingga didapatkan formula dan input penghitungan yang tepat, sesuai, dan komprehensif. Dalam Teori Tariq Al-Halal'an Al-Haram
  • 16. Kesimpulan Dari pembahasan ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan diantarnya adalah sebagai berikut: Pengertian tentang halal dalam pembahsan ini ada dua yaitu, yang pertama ini menunjukkan bahwa kata halal menyangkut kebolehan menggunakan benda-benda atau apa saja untuk memenuhi kebutuhan fisik, termasuk di dalamnya makanan, minuman, obat-obatan. Pengertian yang kedua ini berkaitan dengan kebolehan manfaat memakan, meminum, dan mengerjakan sesuatu yang kesemuanya ditentukan berdasarkan nash. Halal merupakan sinonim dari mubah dalam wacana hukum syara’ karena seringkali nash menggunakannya. Haram merupakan larangan Allah yang pasti terhadap suatu perbuatan yang jika dikerjakan berdosa, sedangkan jika ditinggalkan mendapat pahala. Haram dibagi menjadi dua, yakni 1. Haram lidzatihi adalah perbuatan yang diharamkan karena bahayanya terdapat dalam zat perbuatan itu sendiri 2. Haram lighoirihi adalah perbuatan yang diharamkan selain zatnya Penjelasan dari kaidah idza ijtama’a al-halal wa al-haram ghuliba al-haram adalah disebabkannya suatu perkara yang haram itu sudah barang tentu menyimpan kerusakan, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, sebagai langkah prefentif untuk menghindari dari kerusakan tersebut, ketika suatu barang yang mengandung unsur haram terhadap semua barang yang telah bersatu tersebut. Dengan kata lain, lebih baik melepaskan barang yang halal, dari pada mengonsumsi barang haram yang dianggap halal. Menurut pribadi...
  • 17. Mohon maaf THANK YOU Selamat menyimpulkan🙂
  • 18. Enter Title Enter Title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view. Enter Title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view. Enter Title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view. Enter Title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view.
  • 19. Enter Title Enter Title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view. Enter Title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view. Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view.
  • 20. Enter title Enter title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view Enter title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view Enter title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view Enter title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view Enter title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view Enter title Click here to add content of the text, and briefly explain your point of view