2. APA ITU PENGABAH?
Pengabah atau yang lebih dikenal dengan istilah conductor
(bhs. Inggris) atau dirigen (bhs. Belanda) merupakan figur
utama dalam kepemimpinan suatu kelompok musik,entah itu
vokal ataupun orkestra.
Seorang pengabah bertugas untuk mewujudkan keindahan
musikal melalui kelompok yang dipimpinnya.
3. TUGAS POKOK SEORANG
PENGABAH
Tugas seorang pengabah bukan hanya berkutat pada pengajaran
notasi musik dan terminologi musik yang digunakan pada sebuah
lagu, sebaliknya tugas terpenting yang diemban seorang pengabah
dan seringkali dilupakan adalah mengajak paduan suara yang
dipimpinnya “bernyanyi”.
Penting bagi kita untuk membedakan antara “membaca notasi
musik” dan “bernyanyi”.
Bila suatu kelompok paduan suara baru sampai tahap membunyikan
nada-nada yang ada tanpa diikuti oleh ekspresi musikal seperti:
dinamika, tempo, artikulasi, frasering, dll, maka kelompok itu belum
dapat dikatakan “bernyanyi”
Suatu kelompok dikatakan “bernyanyi” bila dalam penyampaiannya
telah dapat mewujudkan suatu citarasa estetis melalui penguasaan
lagu, teknik vokal, dan pembawaan yang tepat.
5. 1. ASPEK NON TEKNIS
A. KOMUNIKATIF
Seorang pengabah yang baik dituntut untuk mampu
mengembangkan komunikasi yang baik dengan anggotanya.
Komunikasi yang baik membantu pengabah dan anggota
musikal untuk saling memahami. Komunikasi yang dimaksud
disini bukan melulu komunikasi verbal, namun juga
komunikasi yang dikembangkan melalui kemampuannya
dalam mengabah
6. B. SIKAP TERBUKA
Seorang pengabah yang baik tidak hanya siap menerima
pujian saja, tetapi juga harus terbuka terhadap kritik. Kritik
membuat seorang pengabah menjadi besar. Melalui kritik
seorang pengabah yang baik didorong untuk mengevaluasi
kemampuan dan kinerjanya, dan pada gilirannya hasil
evaluasi itu kemudian diwujudkan dalam karya yang jauh
lebih matang dan berkualitas
7. C. TEKUN DAN KERJA KERAS
Ketekunan merupakan salah satu kunci utama bagi
keberhasilan seorang pengabah.
ADA PEPATAH YANG MENGATAKAN
Seseorang dengan satu persen bakat dan sembilan pulu
sembilan persen ketekunan akan jauh lebih sukses dibanding
mereka yang dikaruniai sembilan puluh sembilan persen bakat
namun hanya ditunjang satu persen ketekunan.
Seorang pengabah dituntut untuk selalu mengevaluasi hasil
kerjanya dan berbuat sesuatu yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.
8. D. KREATIF DAN INOVATIF
Seorang pengabah diharap memiliki daya kreasi yang tinggi.
Kreativitas sangat diperlukan dalam menciptakan gairah
kerja yang baru dalam melakukan interpretasi terhadap karya
musik yang sama dalam sisi pandang yang berbeda.
9. E. KOOPERATIF
Pengabah bukanlan pemeran tunggal dalam menentukan
keberhasilan suatu kelompok paduan suara/orkestra.
Prestasi suatu paduan suara akan sangat ditentukan oleh
kerjasama yang terjalin antara pengabah dan anggotanya.
10. F. BERDISIPLIN TINGGI DAN SERIUS
Seorang pengabah dituntut senantiasa menjadi teladan bagi
anggotanya. Kedisiplinan harus dimulai dari dalam diri seorang
pengabah yang kemudian ditularkan atau diterapkan ke seluruh
anggota.
Keseriusan sangatlah diperlukan pada saat latihan berlangsung.
Suasana serius yang dimaksud adalah atmosfir latihan yang mampu
memberi tempat bagi proses “pembelajaran” atau komunikasi yang
baik. Sikap serius yang dimaksud adalah respon positif dari anggota
dalam menyimak dan memperhatikan instruksi yang diberikan oleh
pengabah.
LATIHAN SERIUS, BUKAN LATIHAN YANG MENCEKAM
11. 2. ASPEK TEKNIS
A. PENDENGARAN YANG BAIK
Pendengaran yang dimaksud bukan sekedar kemampuan
untuk menangkap dan memahami bunyi-bunyian yang ada
disekitar kita, tapi kemampuan untuk mendengar secara
musikal. Maksudnya kemampuan kita untuk mengetahui
apakah suatu harmoni telah dinyanyikan dengan benar,
setiap nada yang tertulis telah dinyanyikan dengan tepat,
setiap instrumen musik yang digunakan telah ditala dengan
baik, dan sebagainya.
12. B. PENGETAHUAN MENGENAI TEKNIK VOKAL
Seorang pengabah yang baik idealnya dituntut memiliki
pengetahuan tentang teknik bernyanyi yang memadai serta
ditunjang dengan kualitas suara yang baik.
13. C. PENGETAHUAN MENGENAI TEORI MUSIK
Pengetahuan mengenai teori musik mencakup beberapa
aspek antara lain: membaca dan menuliskan notasi
angka/balok, pemahaman terhadap interval, tanda baca,
tanda dinamika, tempo, tanda kunci, tanda birama, tangga
nada, pemahaman terhadap istilah-istilah musik
14. D. PENGETAHUAN MENGENAI ILMU BENTUK ANALISA
Hal ini membantu seorang pengabah untuk melihat struktur
bangun dan keterkaitan antara setiap komponen musikal
dalam suatu lagu secara kritis.
15. E. PENGETAHUAN MENGENAI TEKNIK MENGABAH
Tidak cukup bagi seorang pengabah hanya membekali
dirinya dengan pengetahuan tentang gerak abah, seperti
bagaimana mengabah matra dua, tiga dan kombinasinya.
Untuk dapat disebut pengabah, selain harus memiliki aspek-
aspek pengetahuan dan keterampilan yang telah disebutkan
diatas, juga dituntut untuk menguasai berbagai ragam teknik
yang ada dalam teknik mengabah
16. F. PENGETAHUAN MENGENAI SEJARAH MUSIK
Bagaimana suatu lagu harus dibawakan dengan benar?
Bagaimana gaya musik yang sesungguhnya?
Warna suara apa yang harus digunakan?
Bagaimana formasinya?
Dokumentasi yang berkaitan dengan dengan kehidupan sang
penggubah (komposer), latar belakang sosial politik yang
melingkupinya, gaya, serta karakteristik lagu dan aliran musik yang
berkembang pada masa sang komponis hanya kita dapatkan melalui
pelajaran sejarah musik. Tugas seorang pengabah adalah untuk
membahsakan kembali gagasan dan pesan komponis yang tersirat
melalui musiknya dengan menggunakan idiomatika abad ini.
17. Dengan kata lain sejarah musik berfungsi untuk membawa
seorang pengabah kembali ke periode silam
18. G. KEMAMPUAN DALAM SIGHT-SINGING
Sight-singing dapat diterjemahkan sebagai kemampuan
membaca dan menyanyikan suatu sitem notasi musik pada
perjumpaan pertama.
Dalam bahasa latin, sight-singing dikenal dengan istilah
primavista (pandangan pertama)
19. H. KEMAMPUAN MEMAINKAN PIANO
Idealnya selain dituntut memiliki kemampuan dalam hal
mengabah dan teknik vokal, ia juga diharapkan memiliki
kemampuan tambahan dalam memainkan salah satu
instrumen, utamanya piano. Dengan bekal tambahan ini
akan sangat bermanfaat bagi dirinya dalam membayangkan
harmonisasi satu lagu, membidik interval-interval sulit dll
20. TEKNIK MENGABAH
Seorang pengabah yang baik dituntut untuk:
1. memperlihatkan cara duduk/berdiri dan sikap tubuh yang
benar kepada anggotanya selama latihan berlangsung
2. mengenal dengan baik kemampuan masing-masing
anggota
3. mengabah dengan jelas dan efektif serta tidak membuat
gerakan-gerakan yang membingungkan para anggota
4. tidak turut bernyanyi pada saat mengabah
5. tidak membunyikan ketukan baik dengan cara
mengetukkan telapak kaki pada lantai atau menjentikkan jari
21. 6. mengabah dengan melibatkan seluruh ekspresi tubuh
seperti: badan, tangan, lengan, dan wajah
7. mengenal dengan baik buah karya yang akan dibawakan
22. Beberapa hal kecil yang perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan penampilan
1. mempersiapkan podium dan music-stand.
2. menyusun partitur-partitur lagu sesuai dengan urutannya
3. menandai bagian-bagian sulit yang memerlukan perhatian
dan penekanan khusus
4. tidak mengadakan perubahan-perubahan ekstrim
menjelang pementasan
5. membangun kepercayaan paduan suara melalui
kemampuan dan kepercayaan diri yang ditunjukkan oleh
pengabah
23. 6. mengenakan pakaian pentas yang tepat
7. memastikan bahwa seluruh penyanyi telah berkonsentrasi
dan memperhatikan pengabah pada saat lagu akan dimulai
8. untuk mengabah lagu yang tidak menggunakan iringan
alat musik (a cappella), nada dasar dapat diberikan dengan
menggunakan piano, garpu tala, atau stemfluit. Selain itu
jangan lupa untuk mengingatkan akan tempo dan tanda
dinamika dari lagu yang akan dibawakan
9. ciptakan suasana serius namun santai
24. Adapun fungsi gesture antara lain untuk menunjukkan:
1. tanda sukat dan perubahan tanda sukat
2. tempo lagu dan perubahan tempo lagu
3. dinamika dan perubahan dinamika
4. karakter musikal
5. penandaan untuk setiap seksi suara (untuk paduan suara)
6. pukulan persiapan, pukulan pelepasan, dan pukulan
penutup
7.singkopasi dan aksen
25. 8. fermata dan penyelesaiannya
9. pentingnya support dalam mewujudkan suatu interpretasi
musikal
10. perimbangan volume suara baik dari setiap seksi
maupun secara keseluruhan
26. POSTUR (SIKAP BERDIRI)
Seorang pengabah dituntut untuk mampu menemukan dan
memperagakan posisi berdiri yang baik dihadapan
anggotanya. Sikap berdiri yang terkesan seenaknya secara
tidak langsung berpengaruh terhadap anggota. Hal ini dapat
dipahami mengingat bahwa sikap dan perilaku seorang
pengabah menjadi panutan bagi anggotanya.
Seorang pengabah dapat berdiri tegak dan bebas dengan
bertumpu pada kedua kaki, sementara kedua lutut tidak
bertemu dan berjarak. Kedua kaki bisa diletakkan sejajar
atau dengan salah satu kaki berada didepan
27. POSISI LENGAN DAN TANGAN
Posisi tangan diletakkan dibagian depan badan (sedikit
diatas perut) sehingga anggota dapat dengan mudah melihat
pukulan persiapan yang diberikan, pukulan berat serta mimik
pengabah
Tangan tidak turut bergerak mengikuti setiap gerakan lengan.
Posisi telapak tangan tertelungkup dan menghadap ke lantai,
jari-jari tangan merenggang dan membentuk kurva.
Lengan atas diletakkan merapat ke badan namun tidak
sampai menempel
28. MENGABAH TANDA SUKAT
Secara umum , tangan kanan bertugas untuk mengabah
tanda sukat suatu lagu. Pola abah suatu tanda sukat akan
ditandai oleh kejelasan ictus (titik pukul), rebound (gerak
pantul), serta pergerakan dari ictus ke ictus lainnya
29. PENGETAHUAN MATRA LAGU
1. matra dua
matra dua dalam dua ketuk (2/4)
Matra dua dalam empat ketuk (4/4)
2. matra tiga (3/4)