2. JEJARING KAWASAN KONSERVASI
PERAIRAN RAJAAMPAT
• Mewakili 75% spesies karang di
seluruh dunia
• Rumah bagi 1,565 spesies ikan
karang
• Rumah bagi spesies hewan laut
penting
3. KKPD SELAT DAMPIER
KKPD Selat Dampier secara geografis
terdiri dari 3 bagian yaitu pesisir Pulau
Gam dan Mansuar, pesisir Pulau Batanta
dan Pesisir Pulau Salawati, dengan luas
336.000 Ha. KKPD Selat Dampier
merupakan tempat hidup berbagai ikan-
ikan besar seperti hiu, cakalang, tuna,
kakap, kerapu, bubara dan barakuda. Juga
tempat tinggal dan tempat singgah
mamalia laut seperti paus, lumba-lumba
dan duyung. Di Selat Dampier juga sangat
terkenal dengan tempat berkumpulnya pari
manta. Tak kalah hebat, Selat Dampier
memiliki terumbu karang yang tinggi
keanekaragamannya yang ada di Raja
Ampat. Arus dari Samudera Pasifik yang
kuat, serta arus dari laut dalam membawa
4. KKPD AYAU ASIA
KKPD Ayau Asia terletak dibagian paling utara
Kabupaten Raja Ampat dengan luas wilayah
101.440 Ha. KKPD Ayau Asia terbentuk dari
gugusan terumbu karang Tepi dan Atol yang
mengelilingi pulau-pulaunya. Ayau diketahui
sebagai daerah peneluran ikan Kerapu terbesar
di Bagian Timur Indonesia dan memasok benih
ikan Kerapu ke perairan Maluku, Halmahera dan
sebagian besar kawasan Bentang Laut Kepala
Burung Papua. Ayau juga memiliki pantai
peneluran Penyu Hijau dan Sisik, yaitu di Pantai
Mof. Lumba lumba hidung botol, Lumba lumba
Spinner dan Paus Sperma juga bisa ditemukan di
Ayau. Pada tahun 2015, spesies ikan baru
ditemukan oleh peneliti dan dinamai Cirrhilabrus
marinda untuk menghargai jasa-jasa pasangan
Bupati Markus Wanma dan Wakil Bupati Inda
Arfan yang dikenal dengan 'Marinda'.
5. KKPD TELUK MAYALIBIT
KKPD Teluk Mayalibit memiliki luas 53.100 Ha
dan hampir membelah pulau Waigeo menjadi
dua bagian. Teluk Mayalibit memiliki habitat
mangrove dan lamun yang sangat baik. Lebar
hamparan padang lamun dapat mencapai 70 m
dari tepi hutan mangrove menuju darat.
Meskipun persentase karang keras relatif kecil,
namun daerah Teluk Mayalibit sangat berpotensi
sebagai tempat pembesaran ikan ekonomis
penting seperti tenggiri (Scombridae), samandar
(Siganidae), udang, bubara (Carangidae), kakap
(Lutjanidae) dan kepiting bakau (Scylla).
Komoditas utama di teluk Mayalibit adalah ikan
lema atau kembung (Rastrelliger sp) dan juga ebi
kering. Teluk Mayalibit terkenal sebagai daerah
penghasil ikan Lema di Raja Ampat. Hampir
seluruh ikan Lema yang dikonsumsi di Raja
Ampat berasal dari Teluk Mayalibit. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di muara teluk
6. KKPD MISOOL
Misool merupakan Kawasan Konservasi Perairan
Daerah (KKPD) yang terbesar dan terletak paling
selatan dari Jejaring KKP Raja Ampat dan di
dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang –
pusat keanekaragaman hayati laut dunia. KKPD
ini terbentang seluas 366.000 hektar,
meliputi gugusan pulau-pulau yang tersusun dari
batuan kapur kuno dengan mosaik terusan dan
danau air asin yang masih terjaga. Penyu-penyu
Belimbing memakan spon di dalam KKPD dan
bertelur di pantai berpasir, dan kumpulan Pari
Manta dapat dijumpai di rataan terumbu karang.
Di bagian daratnya terdapat gua keramat dan
seni bebatuan kuno peninggalan budaya lokal.
KKPD Misool juga terletak berdekatan dengan
hutan lindung yang luas yang meliputi bagian
selatan pulau Misool, atau yang dikenal dengan
nama Batanme.
7. KKPD KOFIAU
Kawasan Konservasi Perairan
Daerah (KKPD) Kofiau di sebelah
selatan Raja Ampat memiliki luas
sebesar 170.000 hektar yang
mencakup pulau-pulau, pesisir dan
laut, serta dihuni oleh beragam
habitat biota laut dan terumbu
karang. KKPD Kofiau terletak di
dalam kawasan Segitiga Terumbu
Karang –wilayah penting bagi
mamalia laut termasuk Paus
Pembunuh dan Paus Pilot, yang
8. DASAR HUKUM
Perda No. 27 tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi Daerah SK Bupati
Raja Ampat no 265 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Keputusan
Bupati nomor 80 tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Pengelolaan
Taman Pulau-Pulau Kecil Daerah Raja Ampat
Perbup No. 7 tahun 2011 tentang Pembentukan Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kawasan konservasi Perairan
Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat
Kepmen KP No 36 / Kepmen-KP/ 2014 Tentang Kawasan Konservasi
Perairan Kepulauan Raja Ampat Kabupaten Raja Ampat di Provinsi
Papua Barat
10. DEKLARASI KAWASAN PERIKANAN ADAT (KPA)
Teluk Mayalibit (12 Kampung) Tgl 17
Februari 2017 di Kampung
Warsambin dan disaksikan oleh
Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.
Deklarasi tersebut dikukuhkan
melalui penandatanganan berita
acara oleh seluruh Kepala Adat di
Teluk Mayalibit serta pengesahan
Surat Keputusan Dewan Adat Suku
Maya terkait aspek pengelolaan.
Pulau Batanta dan Salawati (19
Kampung) Tgl 10 Juli 2018
ISI / RUMUSAN
KPA merupakan kawasan-kawasan
yang oleh masyarakat penggunanya
disepakati untuk diatur
pemanfaatannya. Pengaturan tersebut
dapat mencakup mekanisme izin bagi
nelayan luar kawasan, jenis dan ukuran
tangkapan, alat tangkap, waktu
penangkapan, dan aturan-aturan
lainnya yang dirasa relevan.
Pengaturan ini dibuat dengan
PERATURAN BUPATI
KABUPATEN RAJA AMPAT
NOMOR : 8 TAHUN 2018
TENTANG PERLINDUNGAN
IKAN, BIOTA LAUT DAN
POTENSI SUMBER DAYA ALAM
LAINNYA DIWILAYAH PESISIR
LAUT DALAM PETUANAN
ADAT SUKU MAYA RAJA
AMPAT
11. TARGET KONSERVASI
Target Konservasi :
• Memastikan terumbu karang, mangrove, padang lamun, danau air
asin dan habitat terkait lainnya serta ekosistem yang beragam,
sehat, berfungsi dan produktif.
• Melindungi daerah penting pembibitan ikan seperti muara, hutan
mangrove, padang lamun, dan terumbu karang yang penting untuk
siklus hidup spesies ikan dan invertebrate
• Melestarikan populasi dan jenis langka atau terancam punah, dan
habitat yang dianggap penting untuk pemulihan dan kelangsungan
hidup mereka.
• Melindungi semua lokasi pemijahan ikan, terutama dari seluruh
spesies laut yang rentan dan sangat-dieksploitasi.
• Melestarikan pengetahuan lokal, budaya, nilai-nilai dan sistem
pengelolaan tradisional seperti Sasi, dan menyediakan ketahanan
pangan jangka panjang bagi masyarakat lokal Papua.
• Mengurangi dan jika mungkin menghilangkan tekanan dan potensi
ancaman saat ini dan dimasa terhadap sumber daya laut dan
masyarakat lokal serta industri lokal yang bergantung pada mereka.
• Menerapkan praktek dan rekayasa pembangunan pesisir yang baik,
untuk memastikan aktivitas didarat tidak berdampak pada
lingkungan pesisir dan laut, sesuai dengan prinsipprinsip
pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu.