SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
Oleh
Maryunani
Guru Besar & Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
STRATEGI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PENANGANAN
KEMISKINAN EKSTREM
KEMISKINAN EKSTREM
ATAU KEMISKINAN ABSOLUT
PEMAHAMAN KEMISKINAN EKSTREM
ATAU KEMISKINAN ABSOLUT
• Kemiskinan ekstrem atau disebut juga kemiskinan absolut,
merupakan sejenis kemiskinan yang didefinisikan oleh Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) sebagai “suatu kondisi yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan primer manusia, termasuk di dalamnya
makanan, air minum bersih, fasilitas sanitasi, kesehatan, tempat
tinggal, pendidikan, dan informasi.
• Kemiskinan ini tidak hanya bergantung pada pendapatan saja,
tetapi ketersediaan jasa“ (PBB, 1995).
KEMISKINAN EKSTREM DUNIA
• Menurut Bank Dunia, kemiskinan ekstrem mengacu pada
pendapatan di bawah garis kemiskinan internasional USD1,90 per
hari (nilai pada tahun 2011). Nilai ini setara dengan USD 2,12 pada
tahun 2022.
• Secara garis besar masyarakat miskin ekstrem tinggal di Asia
Selatan dan Afrika Sub-Sahara.
(Sumber: Wikipedia, ensiklopedia bebas, diubah pada 19 Januari 2022).
PENGENTASAN KEMISKINAN EKSTREM DI DUNIA
• Pengentasan kemiskinan ekstrem dan kelaparan adalah Tujuan
Pembangunan Milenium pertama (MDG1), disepakati oleh 189
negara anggota PBB tahun 2000 yang menargetkan penurunan
tingkat kemiskinan ekstrem hingga separuh pada tahun 2015.
Tujuan ini dicapai lima tahun lebih cepat.
• Masyarakat internasional, termasuk PBB, Bank Dunia dan Amerika
Serikat, menargetkan pengentasan kemiskinan ekstrem tahun 2030.
KEMISKINAN EKSTREM DI INDONESIA
• Pada Maret 2021, Garis Kemiskinan Ekstrem di Indonesia
diperkirakan sebesar Rp11.941,12/orang/hari atau Rp358.233,6/
orang/bulan (BPS, 2021).
• Tahun 2021 pemerintah berupaya menanggulangi kemiskinan
ekstrem di 35 kabupaten prioritas di 7 provinsi, di antaranya 24
kabupaten di wilayah pesisir.
• Tahun 2022 pemerintah memperluas cakupan, menanggulangi
kemiskinan ekstrem di 212 kabupaten/kota di 25 provinsi, di
antaranya 147 kabupaten/kota di wilayah pesisir.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KONSEP PEMBERDAYAAN
• Pemberdayaan: proses pematahan atau breakdown relasi antara subjek
dengan objek. Proses ini mementingkan “pengakuan” subjek (pemberdaya)
atas “kemampuan”/“daya” (power) yang dimiliki objek (yang diberdayakan).
• Pemberdayaan melihat arti penting “mengalirnya daya (flow of power)” dari
subjek ke objek, dengan memberi kesempatan meningkatkan hidupnya
dengan memakai sumber yang ada pada objek. Mengalirnya daya, dapat
berwujud upaya objek untuk meningkatkan hidupnya dengan memakai daya
yang ada padanya, serta dibantu juga dengan daya yang dimiliki subjek.
• “Pengakuan” subjek terhadap kemampuan individu “miskin” untuk dapat
mewujudkan harapannya, merupakan bukti bahwa “individu miskin” tersebut
(sebagai objek) mempunyai daya.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (1)
• Dalam pengertian yang lebih luas, “mengalirnya daya” merupakan
upaya atau cita-cita untuk mengintegrasikan masyarakat miskin ke
dalam kehidupan yang lebih luas.
• Hasil akhir dari proses pemberdayaan adalah beralihnya fungsi
individu yang semula objek menjadi subjek (yang baru), sehingga
relasi sosial yang ada pada saatnya hanya dicirikan dengan relasi
antara subjek dengan subjek yang lain.
• Dengan kata lain, proses pemberdayaan mengubah pola relasi
lama “subjek-objek” menjadi “subjek-subjek”. Ini merupakan
prasyarat krusial dalam mewujudkan makna pemberdayaan
masyarakat secara utuh.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (2)
• Hubungan timpang atau yang menghalalkan bentuk hubungan yang
subordinat atau asimetris, cenderung mengabadikan penindasan
dan kemiskinan.
• Peralihan fungsi “objek menjadi subjek”, merupakan tantangan
dalam segala macam implementasi kebijakan. Banyak ditemukan
kebijakan dengan dalih pemberdayaan (membantu yang miskin),
tetapi masih menempatkan objek pada posisinya semula. Ia tetap
sebagai pihak yang “dikontrol dan dikuasai” oleh subjek.
• Untuk merangsang lahirnya gerakan masyarakat yang bermula
pada komunitas lokal, ada sejumlah syarat yang terlebih dahulu
harus dipenuhi.
TIGA SYARAT PENTING
PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. Restrukturisasi kelembagaan komunitas. Tatanan dasar yang mengatur
kehidupan komunitas direorientasi dari pola pemerintahan yang kuat dan
paternalistik ke pola pemerintahan yang profesional dan masyarakat
yang dinamis. Masyarakat harus menjadi subjek dan penentu utama dari
segala kegiatan pembangunan dalam arti yang sesungguhnya.
2. Kebijakan memperlemah kebudayaan masyarakat, digantikan dengan
kebijakan memihak pada upaya peningkatan keberdayaan masyarakat
untuk memperbaiki nasib sendiri.
3. Pada aras program, pendekatan top-down segera diganti pendekatan
bottom up, ditunjukkan dari mekanisme pengambilan keputusan dan
penyelenggaraan program.
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT (1)
• Memberdayakan masyarakat merupakan suatu masalah tersendiri
yang berkaitan dengan hakikat “power atau daya”. Artinya,
“kemampuan”, “kekuatan” ataupun “kekuasaan”, senantiasa terkait
dengan hubungan antar-individu atau lapisan sosial yang lain.
• Setiap individu dilahirkan dengan “daya”, yang “kadar daya”-nya
berbeda antara satu individu dengan individu yang lain, dan
dipengaruhi faktor-faktor yang saling terkait (interlinking factors),
seperti: pengetahuan, kemampuan, status, harta, kedudukan, dan
jenis kelamin.
• Faktor-faktor saling terkait (interlinking factors) dapat membentuk relasi
antar individu, dengan dikotomi “subjek/penguasa – objek/yang
dikuasai”, meliputi: kaya-miskin, laki2-perempuan, guru-murid,
pemerintah-warga, serta antaragen pembangunan & si miskin.
• Relasi sosial yang dicirikan dengan dikotomi “subjek & objek” adalah
relasi yang harus “diperbaiki” melalui proses pemberdayaan.
• Jadi Memberdayakan Masyarakat: suatu proses mengembangkan
dan memperkuat kemampuan masyarakat (sebagai objek) secara terus
menerus, melibatkan dalam proses pembangunan secara dinamis,
sehingga mereka dapat menyelesaikan masalahnya serta dapat
mengambil keputusan secara bebas (independent) dan mandiri.
Sumaryo. (1991). Implementasi Participatory Rural Appraisal (PRA) dalam Pemberdayaan Masyarakat)
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT (2)
FAKTOR INTERNAL PENGHAMBAT PEMBERDAYAAN
Sembilan faktor internal penghambat pemberdayaan, antara lain:
1. kurang bisa saling mempercayai,
2. kurang daya inovasi atau kreativitas,
3. mudah pasrah atau menyerah atau putus asa,
4. aspirasi dan cita-cita rendah,
5. tidak mampu menunda menikmati hasil kerja,
6. wawasan waktu yang sempit,
7. sangat tergantung pada bantuan pemerintah,
8. sangat terikat pada tempat kediamannya, dan
9. tidak mampu atau tidak bersedia menempatkan diri sebagai orang lain.
(Hikmat,H. (2001). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.).
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• Pemberdayaan masyarakat merupakan proses memberikan
kesempatan dan menciptakan berbagai konstribusi khusus dalam
bentuk: wawasan, ketrampilan, energi tertentu atau dalam bentuk
memberikan perhatian kepada sesama.
• Karenanya strategi pemberdayaan masyarakat dalam penanganan
kemiskinan ekstrem, selain dengan mendudukkan mereka sebagai
aktor utama, juga harus didukung dengan bantuan ekonomi serta
membekali dengan berbagai ketrampilan dan pengetahuan.
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (1)
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (2)
• Strategi pemberdayaan masyarakat bertitik tolak dari memandirikan
masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan
menggunakan/mengakses sumber daya setempat sebaik mungkin.
• Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat
miskin, khususnya ekstrem miskin. Dalam prosesnya yang perlu
diperhatikan bahwa perempuan akan terlibat secara aktif.
• Pemberdayaan masyarakat harus didampingi oleh tim fasilitator
yang bersifat multidisiplin, sebaiknya terdiri dari laki-laki dan
perempuan.
PERAN TIM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• Peran utama tim pemberdayaan masyarakat adalah: mendampingi
masyarakat dalam melaksanakan proses pemberdayaan.
• Pada awal proses sangat aktif, tetapi akan berkurang selama
proses berjalan sampai masyarakat sudah mampu melanjutkan
kegiatannya secara mandiri.
• Pendekatan pemberdayaan ini diharapkan memberikan peranan
kepada individu bukan sebagai objek, tetapi sebagai pelaku (aktor)
yang menentukan hidup mereka sendiri dengan mengupayakan
berbagai potensi yang dimiliki.
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (3)
• Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam penanganan kemiskinan
ekstrem dapat dimaknai sebagai mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki masyarakat miskin yang ekstrem.
• Karenanya, strategi pemberdayaan bagi masyarakat tersebut,
bahwa di antara keterbatasannya, kita harus dapat menata
pentingnya masyarakat tersebut menjadi mandiri sebagai suatu
sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Berarti bahwa
strategi pemberdayaannya memerlukan pendekatan yang khusus.
• Berbagai upaya pemberdayaan yang dilakukan pada masyarakat miskin
ekstrem harus ditujukan untuk membentuk kemandirian. Bantuan
ekonomis saja tanpa didukung kemampuan dan kemauan untuk maju
akan kurang bermanfaat, karena setelah bantuan itu habis, kegiatan
pembangunan akan berhenti.
• Masyarakat yang mandiri memiliki kemampuan untuk menikmati dan
melestarikan, serta secara terus menerus mengembangkan hasil
pembangunan, sehingga tercapai pembangunan tersebut berkelanjutan.
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (4)
• Berdasarkan pemaparan di atas, maka perlu dikembangkan sebuah
strategi pemberdayaan masyarakat miskin ekstrem yang dapat
membantu mereka lebih berdaya. Hal ini karena selama ini belum
ditemukan hasil atau perubahan nyata sebagai dampak apakah
program ini cukup efektif untuk memberdayakan mereka.
• Keberhasilan program tidak terlepas dari strategi dalam proses
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat miskin ekstrem.
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (5)
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PENANGANAN KEMISKINAN
EKSTREM
• Akses sumber ekonomi. Hambatan struktural terhadap sumber mata pencaharian merupakan penyebab
utama kemiskinan ekstrem sulit untuk dihapuskan.
• Pemenuhan kebutuhan gizi seimbang & hidup sehat. Kurang gizi, kondisi penduduk miskin ekstrem
mengalami lambat pertumbuhan intelektualnya & kurang produktif. Kurangnya pemahaman hidup sehat &
jaminan Kesehatan, mereka rentan terhadap guncangan ekonomi akibat kondisi kesehatan.
• Akses & informasi ttg Pendidikan. Akses & informasi pentingnya pendidikan terbatas, menghambat
individu memperoleh pendidikan formal & informal, menyebabkan keterampilan dan kemampuan
berkompetisi di pasar kerja yang terbatas pula.
• Akses infrastruktur & transportasi. Aksesibilitasa keluarga miskin ekstrem yang terbatas terhadap
infrastruktur dan layanan transportasi, menyebabkan rendahnya produktivitas. Misal, petani kesulitan
akses jalan dan transportasi murah, membuatnya kurang berdaya saing menjual produknya,
• Diskriminasi gender. Peluang perempuan dibatasi akses ekonomi yang tidak setara, pendidikan, dan
pekerjaan. Di lain sisi, perempuan memiliki tanggung jawab besar merawat keluarga.
• Lansia & Penyandang Disabilitas. Penduduk lanjut usia dan penyandang disabilitas, sangat rentan
menjadi miskin ekstrem karena tidak mempunyai pekerjaan & kesulitan memenuhi kebutuhan layak.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN EKSTREM
a. Peningkatan akurasi data sasaran program. Penyebab rendahnya akurasi data penerima manfaat: (a)
data tidak dimutakhirkan secara berkala; (b) pemeringkatan kesejahteraan penduduk tidak dilakukan; (c)
sistem rujukan tidak dijalankan dengan baik; dan (d) pendataan tidak inklusif.
b. Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) penyelenggara. SDM penyelenggara
program dan layanan di tingkat pusat dan daerah memiliki keterbatasan: (a) pemahaman terkait konsep
dan permasalahan kemiskinan ekstrem; (b) akses data penduduk dengan kondisi sosial-ekonomi; dan
(c) proses perencanaan, penganggaran, intervensi & evaluasi program dan layanan kemiskinan ekstrem.
c. Konvergensi pelaksanaan program & anggaran lintas sector. Integrasi antara program, anggaran,
dan sasaran penghapusan kemiskinan ekstrem di pusat dan daerah masih lemah. Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi dan Kabupaten/Kota belum berperan optimal. Proses
penentuan target program belum inklusif, yaitu melibatkan kelompok rentan dalam Musyawarah Rencana
Pembangunan (Musrenbang) di berbagai tingkatan.
d. Regulasi dan pedoman pelaksanaan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Belum adanya
regulasi dan pedoman bersama dalam pelaksanaan program penghapusan kemiskinan ekstrem sebagai
acuan Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi, kabupaten/kota, hingga desa/kelurahan.
TANTANGAN PENANGANAN KEMISKINAN EKSTREM
Berdasarkan pengalaman yang telah maupun sedang berlangsung,
pemberdayaan masyarakat dalam penanganan kemiskinan
ekstrem, dapat ditempuh melalui tiga strategi utama, yaitu:
1. Pengurangan Beban Pengeluaran Masyarakat;
2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat; dan
3. Meminimalkan Wilayah Kantong Kemiskinan.
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PENANGANAN KEMISKINAN EKSTREM
Strategi ini dapat dilakukan melalui program bantuan sosial & jaminan
sosial, seperti:
• Bantuan sosial reguler, seperti Program Keluarga Harapan dan Kartu
Sembako.
• Bantuan sosial khusus, seperti Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
(BLT DD), Bantuan Sosial Tunai, Bantuan Sosial Presiden, Top
Up bansos reguler.
• Pemberian Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional.
• Bantuan dan rehabilitasi sosial bagi kelompok berkebutuhan khusus,
seperti lanjut usia, anak, dan penyandang disabilitas.
1. PENGURANGAN BEBAN PENGELUARAN MASYARAKAT
Strategi ini dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan pemberdayaan
masyarakat, antara lain berupa:
1. Peningkatan akses pekerjaan, melalui program Padat karya, bantuan
individu/kelompok, dan penyediaan sarana dan prasarana;
2. Peningkatan kapasitas SDM, melalui program vokasi & pelatihan;
3. Peningkatan akses thd aset produktif, pinjaman modal, & penggunaan lahan;
4. Pendampingan & penguatan kewirausahaan, melalui peningkatan akses
pembiayaan & pasar, serta pendampingan dan penguata; dan kewirausahaan.
5. Pengembangan & penjaminan keberlanjutan usaha ultra mikro dan mikro.
2. PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT
Strategi ini, di antaranya meliputi:
1. Pemenuhan pelayanan dasar, seperti: peningkatan akses layanan
dan infrastruktur pendidikan, layanan dan infrastruktur kesehatan,
dan infrastruktur sanitasi air minum layak;
2. Peningkatan konektivitas antar wilayah, seperti pembangunan dan
peningkatan sarana transportasi, serta pembangunan infrastruktur
jalan antar wilayah.
3. MEMINIMALKAN WILAYAH KANTONG KEMISKINAN
PENUTUP
PENUTUP
1. Hingga saat ini, “kemiskinan ekstrem” menjadi permasalahan yang gencar
diperbincangkan di pemerintahan (pusat dan daerah) dan masyarakat,
bukan karena keadaan suatu daerah tertentu mengalami kemiskinan,
namun juga karena: (a) pada tingkat pekerjaan warga masyarakat belum
menetap, (b) kondisi sosial pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan,
dan (c) pemanfaatan sumber daya alam belum optimal.
2. “Pemberdayaan masyarakat” merupakan upaya memandirikan masyarakat
melalui perwujudan potensi kemampuan yang dimiliki. Pengembangan
potensi manusia dapat diwujudkan melalui pembinaan berbasis
kemasyarakatan yang menekankan pentingnya memahami kebutuhan
masyarakat dan cara pemecahan permasalahan oleh masyarakat dengan
memperhatikan potensi di lingkungannya.
PENUTUP
3. Strategi pemberdayaan masyarakat merupakan konsep sederhana namun
kompleks. Cakupannya mengandung unsur multi-dimensional dan multi-
interpretasi. Strategi pemberdayaan masyarakat juga menghadapi
berbagai “tantangan”, khususnya dalam penanganan kemiskinan ekstrem.
Karenanya, aksinya tdk dapat parsial dan sesaat saja, tetapi mengikuti
prinsip pembangunan berkelanjutan yang secara konsisten berusaha
secara mandiri dan bersama-sama memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengurangi kemampuan memenuhi kebutuhan mendatang.”
4. Tiga strategi utama pemberdayaan masyarakat dalam penanganan
kemiskinan ekstrem: (1) Pengurangan Beban Pengeluaran Masyarakat;
(2) Peningkatan Pendapatan Masyarakat; dan (3) Meminimalkan Wilayah
Kantong Kemiskinan. Unsur “srategi” tersebut meliputi dimensi ruang dan
waktu yang berbeda-beda (beranekaragam).
Thank You

More Related Content

Similar to 3. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASY DLM PENANGANAN KEMISKINAN EKSTREM - 27-09-2022 (Bapak Prof. Maryunani FE UB).pdf

Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3SlametWidodo71
 
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1guest93ad48
 
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaSugeng Budiharsono
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desariyanto apri
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desariyanto apri
 
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptxAlimMaulana2
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...MOH AFIFI A. JAMI'
 
005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaanfadilah rahmi
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026adhi nugraha
 
03 Pemberdayaan Masyarakat.pdf
03 Pemberdayaan Masyarakat.pdf03 Pemberdayaan Masyarakat.pdf
03 Pemberdayaan Masyarakat.pdfharnopennopen
 
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptxmaterikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptxStikesMucis1
 
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)ADMINISTRASI PUBLIK
 
Materi Analisis Sosial_SLA_Dadan F.pdf
Materi Analisis Sosial_SLA_Dadan F.pdfMateri Analisis Sosial_SLA_Dadan F.pdf
Materi Analisis Sosial_SLA_Dadan F.pdfDedeLeo3
 
Pekerjaan sosial internasional class 4
Pekerjaan sosial internasional class 4Pekerjaan sosial internasional class 4
Pekerjaan sosial internasional class 4HIMA KS FISIP UNPAD
 
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literaturVina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literaturvinasiringoringo
 

Similar to 3. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASY DLM PENANGANAN KEMISKINAN EKSTREM - 27-09-2022 (Bapak Prof. Maryunani FE UB).pdf (20)

Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3
 
Ekdes 6
Ekdes 6Ekdes 6
Ekdes 6
 
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
 
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
 
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
 
005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
 
Kemiskinan
KemiskinanKemiskinan
Kemiskinan
 
Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan
 
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
 
03 Pemberdayaan Masyarakat.pdf
03 Pemberdayaan Masyarakat.pdf03 Pemberdayaan Masyarakat.pdf
03 Pemberdayaan Masyarakat.pdf
 
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptxmaterikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
 
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
 
Materi Analisis Sosial_SLA_Dadan F.pdf
Materi Analisis Sosial_SLA_Dadan F.pdfMateri Analisis Sosial_SLA_Dadan F.pdf
Materi Analisis Sosial_SLA_Dadan F.pdf
 
Pekerjaan sosial internasional class 4
Pekerjaan sosial internasional class 4Pekerjaan sosial internasional class 4
Pekerjaan sosial internasional class 4
 
pertemuan 15.pptx
pertemuan 15.pptxpertemuan 15.pptx
pertemuan 15.pptx
 
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literaturVina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
 

Recently uploaded

PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFPPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFFPMJ604FIKRIRIANDRA
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSStakasli
 
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxPPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxAprianiMy
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdfsonyaawitan
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorritch4
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanaNhasrul
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAmasqiqu340
 
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxPPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxAhmadArul1
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxZullaiqahNurhali2
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfPemdes Wonoyoso
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptDIGGIVIO2
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaIniiiHeru
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.pptsarassasha
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...buktifisikskp23
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FSMKTarunaJaya
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshDosenBernard
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxrisyadmaulana1
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdfTaufikTito
 

Recently uploaded (20)

PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFPPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxPPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxPPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
 

3. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASY DLM PENANGANAN KEMISKINAN EKSTREM - 27-09-2022 (Bapak Prof. Maryunani FE UB).pdf

  • 1. Oleh Maryunani Guru Besar & Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KEMISKINAN EKSTREM
  • 3. PEMAHAMAN KEMISKINAN EKSTREM ATAU KEMISKINAN ABSOLUT • Kemiskinan ekstrem atau disebut juga kemiskinan absolut, merupakan sejenis kemiskinan yang didefinisikan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai “suatu kondisi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer manusia, termasuk di dalamnya makanan, air minum bersih, fasilitas sanitasi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan informasi. • Kemiskinan ini tidak hanya bergantung pada pendapatan saja, tetapi ketersediaan jasa“ (PBB, 1995).
  • 4. KEMISKINAN EKSTREM DUNIA • Menurut Bank Dunia, kemiskinan ekstrem mengacu pada pendapatan di bawah garis kemiskinan internasional USD1,90 per hari (nilai pada tahun 2011). Nilai ini setara dengan USD 2,12 pada tahun 2022. • Secara garis besar masyarakat miskin ekstrem tinggal di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara. (Sumber: Wikipedia, ensiklopedia bebas, diubah pada 19 Januari 2022).
  • 5. PENGENTASAN KEMISKINAN EKSTREM DI DUNIA • Pengentasan kemiskinan ekstrem dan kelaparan adalah Tujuan Pembangunan Milenium pertama (MDG1), disepakati oleh 189 negara anggota PBB tahun 2000 yang menargetkan penurunan tingkat kemiskinan ekstrem hingga separuh pada tahun 2015. Tujuan ini dicapai lima tahun lebih cepat. • Masyarakat internasional, termasuk PBB, Bank Dunia dan Amerika Serikat, menargetkan pengentasan kemiskinan ekstrem tahun 2030.
  • 6. KEMISKINAN EKSTREM DI INDONESIA • Pada Maret 2021, Garis Kemiskinan Ekstrem di Indonesia diperkirakan sebesar Rp11.941,12/orang/hari atau Rp358.233,6/ orang/bulan (BPS, 2021). • Tahun 2021 pemerintah berupaya menanggulangi kemiskinan ekstrem di 35 kabupaten prioritas di 7 provinsi, di antaranya 24 kabupaten di wilayah pesisir. • Tahun 2022 pemerintah memperluas cakupan, menanggulangi kemiskinan ekstrem di 212 kabupaten/kota di 25 provinsi, di antaranya 147 kabupaten/kota di wilayah pesisir.
  • 8. KONSEP PEMBERDAYAAN • Pemberdayaan: proses pematahan atau breakdown relasi antara subjek dengan objek. Proses ini mementingkan “pengakuan” subjek (pemberdaya) atas “kemampuan”/“daya” (power) yang dimiliki objek (yang diberdayakan). • Pemberdayaan melihat arti penting “mengalirnya daya (flow of power)” dari subjek ke objek, dengan memberi kesempatan meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber yang ada pada objek. Mengalirnya daya, dapat berwujud upaya objek untuk meningkatkan hidupnya dengan memakai daya yang ada padanya, serta dibantu juga dengan daya yang dimiliki subjek. • “Pengakuan” subjek terhadap kemampuan individu “miskin” untuk dapat mewujudkan harapannya, merupakan bukti bahwa “individu miskin” tersebut (sebagai objek) mempunyai daya.
  • 9. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (1) • Dalam pengertian yang lebih luas, “mengalirnya daya” merupakan upaya atau cita-cita untuk mengintegrasikan masyarakat miskin ke dalam kehidupan yang lebih luas. • Hasil akhir dari proses pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu yang semula objek menjadi subjek (yang baru), sehingga relasi sosial yang ada pada saatnya hanya dicirikan dengan relasi antara subjek dengan subjek yang lain. • Dengan kata lain, proses pemberdayaan mengubah pola relasi lama “subjek-objek” menjadi “subjek-subjek”. Ini merupakan prasyarat krusial dalam mewujudkan makna pemberdayaan masyarakat secara utuh.
  • 10. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (2) • Hubungan timpang atau yang menghalalkan bentuk hubungan yang subordinat atau asimetris, cenderung mengabadikan penindasan dan kemiskinan. • Peralihan fungsi “objek menjadi subjek”, merupakan tantangan dalam segala macam implementasi kebijakan. Banyak ditemukan kebijakan dengan dalih pemberdayaan (membantu yang miskin), tetapi masih menempatkan objek pada posisinya semula. Ia tetap sebagai pihak yang “dikontrol dan dikuasai” oleh subjek. • Untuk merangsang lahirnya gerakan masyarakat yang bermula pada komunitas lokal, ada sejumlah syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi.
  • 11. TIGA SYARAT PENTING PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1. Restrukturisasi kelembagaan komunitas. Tatanan dasar yang mengatur kehidupan komunitas direorientasi dari pola pemerintahan yang kuat dan paternalistik ke pola pemerintahan yang profesional dan masyarakat yang dinamis. Masyarakat harus menjadi subjek dan penentu utama dari segala kegiatan pembangunan dalam arti yang sesungguhnya. 2. Kebijakan memperlemah kebudayaan masyarakat, digantikan dengan kebijakan memihak pada upaya peningkatan keberdayaan masyarakat untuk memperbaiki nasib sendiri. 3. Pada aras program, pendekatan top-down segera diganti pendekatan bottom up, ditunjukkan dari mekanisme pengambilan keputusan dan penyelenggaraan program.
  • 12. MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT (1) • Memberdayakan masyarakat merupakan suatu masalah tersendiri yang berkaitan dengan hakikat “power atau daya”. Artinya, “kemampuan”, “kekuatan” ataupun “kekuasaan”, senantiasa terkait dengan hubungan antar-individu atau lapisan sosial yang lain. • Setiap individu dilahirkan dengan “daya”, yang “kadar daya”-nya berbeda antara satu individu dengan individu yang lain, dan dipengaruhi faktor-faktor yang saling terkait (interlinking factors), seperti: pengetahuan, kemampuan, status, harta, kedudukan, dan jenis kelamin.
  • 13. • Faktor-faktor saling terkait (interlinking factors) dapat membentuk relasi antar individu, dengan dikotomi “subjek/penguasa – objek/yang dikuasai”, meliputi: kaya-miskin, laki2-perempuan, guru-murid, pemerintah-warga, serta antaragen pembangunan & si miskin. • Relasi sosial yang dicirikan dengan dikotomi “subjek & objek” adalah relasi yang harus “diperbaiki” melalui proses pemberdayaan. • Jadi Memberdayakan Masyarakat: suatu proses mengembangkan dan memperkuat kemampuan masyarakat (sebagai objek) secara terus menerus, melibatkan dalam proses pembangunan secara dinamis, sehingga mereka dapat menyelesaikan masalahnya serta dapat mengambil keputusan secara bebas (independent) dan mandiri. Sumaryo. (1991). Implementasi Participatory Rural Appraisal (PRA) dalam Pemberdayaan Masyarakat) MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT (2)
  • 14. FAKTOR INTERNAL PENGHAMBAT PEMBERDAYAAN Sembilan faktor internal penghambat pemberdayaan, antara lain: 1. kurang bisa saling mempercayai, 2. kurang daya inovasi atau kreativitas, 3. mudah pasrah atau menyerah atau putus asa, 4. aspirasi dan cita-cita rendah, 5. tidak mampu menunda menikmati hasil kerja, 6. wawasan waktu yang sempit, 7. sangat tergantung pada bantuan pemerintah, 8. sangat terikat pada tempat kediamannya, dan 9. tidak mampu atau tidak bersedia menempatkan diri sebagai orang lain. (Hikmat,H. (2001). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.).
  • 16. • Pemberdayaan masyarakat merupakan proses memberikan kesempatan dan menciptakan berbagai konstribusi khusus dalam bentuk: wawasan, ketrampilan, energi tertentu atau dalam bentuk memberikan perhatian kepada sesama. • Karenanya strategi pemberdayaan masyarakat dalam penanganan kemiskinan ekstrem, selain dengan mendudukkan mereka sebagai aktor utama, juga harus didukung dengan bantuan ekonomi serta membekali dengan berbagai ketrampilan dan pengetahuan. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (1)
  • 17. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (2) • Strategi pemberdayaan masyarakat bertitik tolak dari memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan menggunakan/mengakses sumber daya setempat sebaik mungkin. • Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat miskin, khususnya ekstrem miskin. Dalam prosesnya yang perlu diperhatikan bahwa perempuan akan terlibat secara aktif. • Pemberdayaan masyarakat harus didampingi oleh tim fasilitator yang bersifat multidisiplin, sebaiknya terdiri dari laki-laki dan perempuan.
  • 18. PERAN TIM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT • Peran utama tim pemberdayaan masyarakat adalah: mendampingi masyarakat dalam melaksanakan proses pemberdayaan. • Pada awal proses sangat aktif, tetapi akan berkurang selama proses berjalan sampai masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri. • Pendekatan pemberdayaan ini diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai objek, tetapi sebagai pelaku (aktor) yang menentukan hidup mereka sendiri dengan mengupayakan berbagai potensi yang dimiliki.
  • 19. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (3) • Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam penanganan kemiskinan ekstrem dapat dimaknai sebagai mengaktualisasikan potensi yang dimiliki masyarakat miskin yang ekstrem. • Karenanya, strategi pemberdayaan bagi masyarakat tersebut, bahwa di antara keterbatasannya, kita harus dapat menata pentingnya masyarakat tersebut menjadi mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Berarti bahwa strategi pemberdayaannya memerlukan pendekatan yang khusus.
  • 20. • Berbagai upaya pemberdayaan yang dilakukan pada masyarakat miskin ekstrem harus ditujukan untuk membentuk kemandirian. Bantuan ekonomis saja tanpa didukung kemampuan dan kemauan untuk maju akan kurang bermanfaat, karena setelah bantuan itu habis, kegiatan pembangunan akan berhenti. • Masyarakat yang mandiri memiliki kemampuan untuk menikmati dan melestarikan, serta secara terus menerus mengembangkan hasil pembangunan, sehingga tercapai pembangunan tersebut berkelanjutan. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (4)
  • 21. • Berdasarkan pemaparan di atas, maka perlu dikembangkan sebuah strategi pemberdayaan masyarakat miskin ekstrem yang dapat membantu mereka lebih berdaya. Hal ini karena selama ini belum ditemukan hasil atau perubahan nyata sebagai dampak apakah program ini cukup efektif untuk memberdayakan mereka. • Keberhasilan program tidak terlepas dari strategi dalam proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat miskin ekstrem. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (5)
  • 22. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KEMISKINAN EKSTREM
  • 23. • Akses sumber ekonomi. Hambatan struktural terhadap sumber mata pencaharian merupakan penyebab utama kemiskinan ekstrem sulit untuk dihapuskan. • Pemenuhan kebutuhan gizi seimbang & hidup sehat. Kurang gizi, kondisi penduduk miskin ekstrem mengalami lambat pertumbuhan intelektualnya & kurang produktif. Kurangnya pemahaman hidup sehat & jaminan Kesehatan, mereka rentan terhadap guncangan ekonomi akibat kondisi kesehatan. • Akses & informasi ttg Pendidikan. Akses & informasi pentingnya pendidikan terbatas, menghambat individu memperoleh pendidikan formal & informal, menyebabkan keterampilan dan kemampuan berkompetisi di pasar kerja yang terbatas pula. • Akses infrastruktur & transportasi. Aksesibilitasa keluarga miskin ekstrem yang terbatas terhadap infrastruktur dan layanan transportasi, menyebabkan rendahnya produktivitas. Misal, petani kesulitan akses jalan dan transportasi murah, membuatnya kurang berdaya saing menjual produknya, • Diskriminasi gender. Peluang perempuan dibatasi akses ekonomi yang tidak setara, pendidikan, dan pekerjaan. Di lain sisi, perempuan memiliki tanggung jawab besar merawat keluarga. • Lansia & Penyandang Disabilitas. Penduduk lanjut usia dan penyandang disabilitas, sangat rentan menjadi miskin ekstrem karena tidak mempunyai pekerjaan & kesulitan memenuhi kebutuhan layak. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN EKSTREM
  • 24. a. Peningkatan akurasi data sasaran program. Penyebab rendahnya akurasi data penerima manfaat: (a) data tidak dimutakhirkan secara berkala; (b) pemeringkatan kesejahteraan penduduk tidak dilakukan; (c) sistem rujukan tidak dijalankan dengan baik; dan (d) pendataan tidak inklusif. b. Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) penyelenggara. SDM penyelenggara program dan layanan di tingkat pusat dan daerah memiliki keterbatasan: (a) pemahaman terkait konsep dan permasalahan kemiskinan ekstrem; (b) akses data penduduk dengan kondisi sosial-ekonomi; dan (c) proses perencanaan, penganggaran, intervensi & evaluasi program dan layanan kemiskinan ekstrem. c. Konvergensi pelaksanaan program & anggaran lintas sector. Integrasi antara program, anggaran, dan sasaran penghapusan kemiskinan ekstrem di pusat dan daerah masih lemah. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi dan Kabupaten/Kota belum berperan optimal. Proses penentuan target program belum inklusif, yaitu melibatkan kelompok rentan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di berbagai tingkatan. d. Regulasi dan pedoman pelaksanaan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Belum adanya regulasi dan pedoman bersama dalam pelaksanaan program penghapusan kemiskinan ekstrem sebagai acuan Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi, kabupaten/kota, hingga desa/kelurahan. TANTANGAN PENANGANAN KEMISKINAN EKSTREM
  • 25. Berdasarkan pengalaman yang telah maupun sedang berlangsung, pemberdayaan masyarakat dalam penanganan kemiskinan ekstrem, dapat ditempuh melalui tiga strategi utama, yaitu: 1. Pengurangan Beban Pengeluaran Masyarakat; 2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat; dan 3. Meminimalkan Wilayah Kantong Kemiskinan. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KEMISKINAN EKSTREM
  • 26. Strategi ini dapat dilakukan melalui program bantuan sosial & jaminan sosial, seperti: • Bantuan sosial reguler, seperti Program Keluarga Harapan dan Kartu Sembako. • Bantuan sosial khusus, seperti Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD), Bantuan Sosial Tunai, Bantuan Sosial Presiden, Top Up bansos reguler. • Pemberian Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional. • Bantuan dan rehabilitasi sosial bagi kelompok berkebutuhan khusus, seperti lanjut usia, anak, dan penyandang disabilitas. 1. PENGURANGAN BEBAN PENGELUARAN MASYARAKAT
  • 27. Strategi ini dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan pemberdayaan masyarakat, antara lain berupa: 1. Peningkatan akses pekerjaan, melalui program Padat karya, bantuan individu/kelompok, dan penyediaan sarana dan prasarana; 2. Peningkatan kapasitas SDM, melalui program vokasi & pelatihan; 3. Peningkatan akses thd aset produktif, pinjaman modal, & penggunaan lahan; 4. Pendampingan & penguatan kewirausahaan, melalui peningkatan akses pembiayaan & pasar, serta pendampingan dan penguata; dan kewirausahaan. 5. Pengembangan & penjaminan keberlanjutan usaha ultra mikro dan mikro. 2. PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT
  • 28. Strategi ini, di antaranya meliputi: 1. Pemenuhan pelayanan dasar, seperti: peningkatan akses layanan dan infrastruktur pendidikan, layanan dan infrastruktur kesehatan, dan infrastruktur sanitasi air minum layak; 2. Peningkatan konektivitas antar wilayah, seperti pembangunan dan peningkatan sarana transportasi, serta pembangunan infrastruktur jalan antar wilayah. 3. MEMINIMALKAN WILAYAH KANTONG KEMISKINAN
  • 30. PENUTUP 1. Hingga saat ini, “kemiskinan ekstrem” menjadi permasalahan yang gencar diperbincangkan di pemerintahan (pusat dan daerah) dan masyarakat, bukan karena keadaan suatu daerah tertentu mengalami kemiskinan, namun juga karena: (a) pada tingkat pekerjaan warga masyarakat belum menetap, (b) kondisi sosial pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan, dan (c) pemanfaatan sumber daya alam belum optimal. 2. “Pemberdayaan masyarakat” merupakan upaya memandirikan masyarakat melalui perwujudan potensi kemampuan yang dimiliki. Pengembangan potensi manusia dapat diwujudkan melalui pembinaan berbasis kemasyarakatan yang menekankan pentingnya memahami kebutuhan masyarakat dan cara pemecahan permasalahan oleh masyarakat dengan memperhatikan potensi di lingkungannya.
  • 31. PENUTUP 3. Strategi pemberdayaan masyarakat merupakan konsep sederhana namun kompleks. Cakupannya mengandung unsur multi-dimensional dan multi- interpretasi. Strategi pemberdayaan masyarakat juga menghadapi berbagai “tantangan”, khususnya dalam penanganan kemiskinan ekstrem. Karenanya, aksinya tdk dapat parsial dan sesaat saja, tetapi mengikuti prinsip pembangunan berkelanjutan yang secara konsisten berusaha secara mandiri dan bersama-sama memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan memenuhi kebutuhan mendatang.” 4. Tiga strategi utama pemberdayaan masyarakat dalam penanganan kemiskinan ekstrem: (1) Pengurangan Beban Pengeluaran Masyarakat; (2) Peningkatan Pendapatan Masyarakat; dan (3) Meminimalkan Wilayah Kantong Kemiskinan. Unsur “srategi” tersebut meliputi dimensi ruang dan waktu yang berbeda-beda (beranekaragam).