SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Erlangga Putra Widanta - 20523056
Fahira Alhamid - 20523168
Zunanda Ibrahim - 20523200
Muhammad Fadhil Athallah - 20523201
Ananda Ramadhani - 20523135
Face Recognition atau pengenalan wajah telah
menjadi semakin populer selama bertahun-tahun
karena fiturnya beragam aplikasi dan kemudahan
penerapannya. Ketersediaan kamera definisi
tinggi, internet cepat, dan GPU berperforma
tinggi semuanya telah memberikan kontribusi
bagi perkembangannya.
Pengenalan wajah adalah metode mengenali
wajah seseorang dengan bantuan teknologi.
Berada di bawah cabang Computer Vision dari
Kecerdasan Buatan, yang berhubungan dengan
interpretasi informasi dari gambar dan video.
Sistem pengenalan wajah tipikal terdiri dari yang
berikut:
• Detektor wajah
• Pengidentifikasi wajah
1. Pendeteksian Wajah
Langkah pertama adalah device memindai dan
menyimpan foto wajah. Pendeteksian wajah
dilakukan dengan mengarahkan wajah lurus ke
depan kamera, supaya seluruh titik di wajah
dapat terdeteksi dengan jelas. Selain
menggunakan foto, ada juga pendeteksi wajah
menggunakan video untuk menangkap gambar
3D.
2. Penajajaran
Setelah wajah berhasil dideteksi, software akan
dapat menentukan posisi, ukuran, dan sikap
kepala. Pada software 3D foto wajah mampu
dikenali hingga 90 derajat, sedangkan untuk
software 2D posisi kepala harus menghadap
kamera paling tidak 35 derajat.
3. Pengukuran
Langkah ketiga software akan
mengukur lekukan di wajah pengguna
dengan skala sub-milimeter dan serta
membuatkan template.
4. Representasi
Langkah keempat, template yang
dibuat nantinya akan diartikan menjadi
sebuah kode - kode yang unik, yang
nantinya kode tersebut akan
merepresentasikan setiap wajah.
5. Pencocokan
Jika foto wajah yang telah direpresentasikan dan
ketersediaan foto wajah dalam basis data sama-sama
3D, proses pencocokan dapat langsung dilakukan.
Namun, saat ini masih ada tantangan untuk
mencocokkan representasi 3D dengan basis data foto
2D. Teknologi baru kini tengah menjawab tantangan
ini. Ketika foto wajah 3D diambil, software akan
mengidentifikasikan beberapa titik (biasanya tiga
titik) yaitu mata bagian luar dan dalam, serta ujung
hidung. Berdasarkan hasil pengukuran ini software
akan mengubah gambar 3D menjadi 2D, dan
membandingkannya dengan gambar wajah 2D yang
sudah ada di dalam basis data.
6. Verifiaksi dan Identifikasi
Foto wajah dicocokan dengan seluruh
wajah dalam database untuk mencari
mana yang mendekati kemiripan.
7. Analisis Tekstur Wajah
Kemajuan dalam software face recognition adalah
penggunaan biometrik kulit atau keunikan tekstur kulit untuk
meningkatkan akurasi hasil pencocokkan. Namun terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan proses analisis tekstur ini
tidak dapat bekerja, misalnya pantulan cahaya dari kacamata
atau foto wajah yang menggunakan kacamata matahari.
Faktor penghambat analisis lainnya adalah rambut panjang
yang menutupi bagian tengah wajah
Pengenalan Wajah Forensik melibatkan penarikan kesimpulan
forensik menggunakan pengenalan wajah dalam kasus di mana
aktivitas atau perilaku kriminal sudah dicurigai. Ini membantu dalam
perolehan bukti dalam skenario di mana kejahatan telah terjadi dan
penyelidikan aktif sedang berlangsung.
Namun banyak kasus dimana gambar yang dikumpulkan untuk
sebuah kasus seringkali berkualitas buruk. Karena adanya kasus
tersebut seluruh proses pengenalan wajah forensik membutuhkan
kerja ekstra untuk mengumpukan bukti lebih dan membuat
keputusan konklusif berdasarkan kekuatan buktinya.
Pengenalan wajah dapat digunakan dalam penegakan hukum untuk
mengumpulkan informasi tentang seseorang yang berkepentingan atau
menemukan orang hilang. Ini juga menangani kasus-kasus di mana
teknologi digunakan sebagai tindakan pencegahan untuk mencegah
terjadinya kejahatan di masa depan dibandingkan dengan pengenalan
wajah forensik, yang menangani kasus setelah kejahatan terjadi.
Pengenalan wajah berbasis identifikasi biasanya digunakan oleh aparat
penegak hukum setempat dalam kasus-kasus di mana mereka tidak
memiliki pengetahuan tentang seseorang tetapi ingin memeriksa sejarah
kriminal seseorang menghadapi situasi dengan tepat. Misalnya, seorang
petugas yang menghentikan seseorang karena mengemudi di atas batas
kecepatan mungkin ingin memeriksa apakah pengemudi memiliki riwayat
mencuri mobil.
Awalnya, penggunaan teknologi pengenalan wajah hanya terbatas pada
sektor penegakan hukum tetapi selama bertahun-tahun, ada
peningkatan permintaan untuk pengenalan wajah di sektor komersial.
Penggunaan paling umum adalah di ritel untuk mengidentifikasi pengutil
dengan rekor sebelumnya. Kamera hadir di toko dapat dengan mudah
dihubungkan ke sistem komputer yang menjalankan perangkat lunak
pengenal wajah itu membandingkan wajah yang ada di setiap bingkai
umpan video dari kamera ke wajah yang ada di database pengutil.
Setelah perangkat lunak menemukan kecocokan, manajer toko dapat
diberi tahu bahwa pengutil telah memasuki toko. Ini menjadi lebih
membantu ketika satu set toko setuju untuk berbagi database mereka
satu sama lain.
1. Kontrol akses
Ini adalah salah satu penggunaan
teknologi pengenalan wajah tertua di
mana ada daftarnya dipertahankan
dalam database dan akses ke sistem
hanya diberikan kepada orang-orang
yang wajahnya hadir dalam daftar.
2. Verifikasi wajah
Tugas tertentu mengharuskan kita untuk
membandingkan wajah antara dua
gambar yang berbeda, tidak satu
punyang ada di database, sehingga
membuat identifikasi tidak mungkin.
Misalnya, mencocokkan wajah seorang
mahasiswa dengan gambar di kartu id
kuliahnya.
3. Sistem kehadiran
Beberapa universitas telah
mengotomatiskan absensi
mahasiswanya menggunakan
pengenalan wajah. Kamera yang
ditempatkan pada posisi tertentu
dapat mengidentifikasi wajah siswa
dan tandai mereka tidak ada / hadir
sesuai.
4. Orang yang berkepentingan melalui pengawasan
Ini menjadi semakin populer di sektor umum
karena kegunaannya yang sangat luas. Sistem
menyimpan daftar wajah seperti yang ada di
kontrol akses, tetapi penggunaan daftar sangat
berbeda dan menggunakan kasus tertentu.
Misalnya, di kasino, daftarnya bisa dipelihara
dengan gambar wajah penghitung kartu atau
petarung dan setiap kali mereka memasuki kasino,
itu sistem pengenalan wajah dapat
mengidentifikasi mereka dan memicu alarm. Toko
tertentu juga dapat menyimpan daftar untuk
pelanggan VIP atau reguler dan menawarkan
layanan khusus kepada mereka saat mereka masuk.
Terlepas dari penggunaan yang disebutkan di atas, perusahaan juga
sering menawarkan pengenalan wajah sebagai layanan berikan metrik
lain seperti usia, jenis kelamin, ras, dan sebagainya. Beberapa contohnya
adalah:
1. Pengenalan emosi atau ekspresi
Tujuannya di sini adalah untuk mengenali suasana hati atau emosi
seseorang berdasarkan ekspresi wajahnya. Kasus penggunaan umum
dapat berupa:
• Umpan balik pelanggan: Umpan balik atau pengalaman pelanggan
dari mengunjungi toko dapat diotomatisasi dengan mengenali
ekspresi seseorang saat mengunjungi toko.
• Analisis kondisi mental: Ini dapat digunakan oleh sekolah untuk
memprediksi kondisi mental seorang anak menganalisis emosinya
berdasarkan ekspresinya. Informasi ini kemudian dapat digunakan
untuk menarik perhatian khusus kepada siswa yang mungkin merasa
tertekan untuk waktu yang lama. Mirip setup juga dapat digunakan
untuk orang yang menderita masalah kesehatan mental.
2. Pengakuan perhatian
Ada tugas-tugas tertentu yang mengharuskan kita memperhatikan
untuk tujuan keselamatan.
Analisis wajah dapat membantu kita dalam skenario ini.
• Perhatian pengemudi: Penting untuk memperhatikan saat
mengemudi. Tertidur, mengantuk, atau bangun terganggu saat
mengemudi dapat menyebabkan kecelakaan fatal. Memantau
perhatian pengemudi menggunakan wajahnya membantu dalam
menghindari situasi ini dengan membunyikan alarm.
• Evaluasi kelas: Perhatian siswa di kelas dapat dianalisis untuk
menentukan mereka kepentingan dan tingkah laku.
Pengenalan wajah telah menjadi semakin populer selama bertahun-tahun karena
beragamnya aplikasi dan kemudahan penerapannya. Ketersediaan kamera
definisi tinggi, cepat internet dan GPU berperforma tinggi semuanya
berkontribusi pada perkembangannya. Data, menjadi bagian sentral dari sistem
Artificially Intelligent manapun, juga telah tersedia dalam banyak hal karena
peningkatan tajam secara keseluruhan konten media. Penggunaannya tidak lagi
terbatas pada keamanan dan karena semakin populer dan berskala besar adopsi,
diharapkan kehidupan sehari-hari akan menjadi lebih baik dan aman.
Namun, masih ada tantangan di jalan yang belum diatasi. Akurasinya masih
tergantung pada faktor eksternal seperti pencahayaan dan kualitas media
sehingga membutuhkan pengawasan manusia untuk membuatnya keputusan
konklusif.

More Related Content

Similar to Penerapan Face Recognition.pptx

jurnal.pdf
jurnal.pdfjurnal.pdf
jurnal.pdfALDI511
 
Modul02_IND323_AI_6129.pdf
Modul02_IND323_AI_6129.pdfModul02_IND323_AI_6129.pdf
Modul02_IND323_AI_6129.pdfKahfiNugraha
 
sistem.pptx
sistem.pptxsistem.pptx
sistem.pptxbahrul28
 
PROPOSAL ALAT PERAGA SEKOLAH BERBASIS AUGMENTED REALITY
PROPOSAL ALAT PERAGA SEKOLAH BERBASIS AUGMENTED REALITYPROPOSAL ALAT PERAGA SEKOLAH BERBASIS AUGMENTED REALITY
PROPOSAL ALAT PERAGA SEKOLAH BERBASIS AUGMENTED REALITYJohan Nainggolan
 
Aplikasi penjualan barang bekas
Aplikasi penjualan barang bekas Aplikasi penjualan barang bekas
Aplikasi penjualan barang bekas jodhysimanjuntak
 
Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem info...
Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem info...Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem info...
Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem info...yenny yoris
 
43217110154, erlina dwi suwandini, sim (implimentasi etis ti) Yananto Mihadi ...
43217110154, erlina dwi suwandini, sim (implimentasi etis ti) Yananto Mihadi ...43217110154, erlina dwi suwandini, sim (implimentasi etis ti) Yananto Mihadi ...
43217110154, erlina dwi suwandini, sim (implimentasi etis ti) Yananto Mihadi ...ernis98
 
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali,konsep dasar keamanan informasi pemahaman ...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali,konsep dasar keamanan informasi pemahaman ...Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali,konsep dasar keamanan informasi pemahaman ...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali,konsep dasar keamanan informasi pemahaman ...radityawijaksono
 
Final Citra.pptx
Final Citra.pptxFinal Citra.pptx
Final Citra.pptxAchmadZeka
 
Sim, ester, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buana, 2017.pdf
Sim, ester, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buana, 2017.pdfSim, ester, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buana, 2017.pdf
Sim, ester, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buana, 2017.pdfEsTer Rajagukguk
 
SI-PI, Khristina Damayanti, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Info...
SI-PI, Khristina Damayanti, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Info...SI-PI, Khristina Damayanti, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Info...
SI-PI, Khristina Damayanti, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Info...khristina damayanti
 
01 - AI - Pengantar AI.pdf
01 - AI - Pengantar AI.pdf01 - AI - Pengantar AI.pdf
01 - AI - Pengantar AI.pdfElvi Rahmi
 
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-175 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17ArdianDwiPraba
 
SIM 12, Rosmala Dewi, Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali, mm, cm. Sistem Informasi Global,...
SIM 12, Rosmala Dewi, Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali, mm, cm. Sistem Informasi Global,...SIM 12, Rosmala Dewi, Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali, mm, cm. Sistem Informasi Global,...
SIM 12, Rosmala Dewi, Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali, mm, cm. Sistem Informasi Global,...Mercu Buana University
 
Implementasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi ...
 Implementasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi ... Implementasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi ...
Implementasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi ...AndreasTanjaya_43218120078
 

Similar to Penerapan Face Recognition.pptx (20)

jurnal.pdf
jurnal.pdfjurnal.pdf
jurnal.pdf
 
Modul02_IND323_AI_6129.pdf
Modul02_IND323_AI_6129.pdfModul02_IND323_AI_6129.pdf
Modul02_IND323_AI_6129.pdf
 
sistem.pptx
sistem.pptxsistem.pptx
sistem.pptx
 
PROPOSAL ALAT PERAGA SEKOLAH BERBASIS AUGMENTED REALITY
PROPOSAL ALAT PERAGA SEKOLAH BERBASIS AUGMENTED REALITYPROPOSAL ALAT PERAGA SEKOLAH BERBASIS AUGMENTED REALITY
PROPOSAL ALAT PERAGA SEKOLAH BERBASIS AUGMENTED REALITY
 
Aplikasi penjualan barang bekas
Aplikasi penjualan barang bekas Aplikasi penjualan barang bekas
Aplikasi penjualan barang bekas
 
KELOMPOK BUAYA (AI).pptx
KELOMPOK BUAYA (AI).pptxKELOMPOK BUAYA (AI).pptx
KELOMPOK BUAYA (AI).pptx
 
Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem info...
Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem info...Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem info...
Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem info...
 
43217110154, erlina dwi suwandini, sim (implimentasi etis ti) Yananto Mihadi ...
43217110154, erlina dwi suwandini, sim (implimentasi etis ti) Yananto Mihadi ...43217110154, erlina dwi suwandini, sim (implimentasi etis ti) Yananto Mihadi ...
43217110154, erlina dwi suwandini, sim (implimentasi etis ti) Yananto Mihadi ...
 
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali,konsep dasar keamanan informasi pemahaman ...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali,konsep dasar keamanan informasi pemahaman ...Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali,konsep dasar keamanan informasi pemahaman ...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali,konsep dasar keamanan informasi pemahaman ...
 
Final Citra.pptx
Final Citra.pptxFinal Citra.pptx
Final Citra.pptx
 
Sim, ester, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buana, 2017.pdf
Sim, ester, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buana, 2017.pdfSim, ester, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buana, 2017.pdf
Sim, ester, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buana, 2017.pdf
 
SI-PI, Khristina Damayanti, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Info...
SI-PI, Khristina Damayanti, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Info...SI-PI, Khristina Damayanti, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Info...
SI-PI, Khristina Damayanti, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Info...
 
Blog
BlogBlog
Blog
 
Laporan akhir-pkm-kc
Laporan akhir-pkm-kcLaporan akhir-pkm-kc
Laporan akhir-pkm-kc
 
Integral Retrim
Integral RetrimIntegral Retrim
Integral Retrim
 
Tugas paper mmt bag. akhir
Tugas paper mmt bag. akhirTugas paper mmt bag. akhir
Tugas paper mmt bag. akhir
 
01 - AI - Pengantar AI.pdf
01 - AI - Pengantar AI.pdf01 - AI - Pengantar AI.pdf
01 - AI - Pengantar AI.pdf
 
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-175 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
 
SIM 12, Rosmala Dewi, Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali, mm, cm. Sistem Informasi Global,...
SIM 12, Rosmala Dewi, Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali, mm, cm. Sistem Informasi Global,...SIM 12, Rosmala Dewi, Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali, mm, cm. Sistem Informasi Global,...
SIM 12, Rosmala Dewi, Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali, mm, cm. Sistem Informasi Global,...
 
Implementasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi ...
 Implementasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi ... Implementasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi ...
Implementasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi ...
 

Recently uploaded

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Penerapan Face Recognition.pptx

  • 1.
  • 2. Erlangga Putra Widanta - 20523056 Fahira Alhamid - 20523168 Zunanda Ibrahim - 20523200 Muhammad Fadhil Athallah - 20523201 Ananda Ramadhani - 20523135
  • 3. Face Recognition atau pengenalan wajah telah menjadi semakin populer selama bertahun-tahun karena fiturnya beragam aplikasi dan kemudahan penerapannya. Ketersediaan kamera definisi tinggi, internet cepat, dan GPU berperforma tinggi semuanya telah memberikan kontribusi bagi perkembangannya.
  • 4. Pengenalan wajah adalah metode mengenali wajah seseorang dengan bantuan teknologi. Berada di bawah cabang Computer Vision dari Kecerdasan Buatan, yang berhubungan dengan interpretasi informasi dari gambar dan video. Sistem pengenalan wajah tipikal terdiri dari yang berikut: • Detektor wajah • Pengidentifikasi wajah
  • 5. 1. Pendeteksian Wajah Langkah pertama adalah device memindai dan menyimpan foto wajah. Pendeteksian wajah dilakukan dengan mengarahkan wajah lurus ke depan kamera, supaya seluruh titik di wajah dapat terdeteksi dengan jelas. Selain menggunakan foto, ada juga pendeteksi wajah menggunakan video untuk menangkap gambar 3D. 2. Penajajaran Setelah wajah berhasil dideteksi, software akan dapat menentukan posisi, ukuran, dan sikap kepala. Pada software 3D foto wajah mampu dikenali hingga 90 derajat, sedangkan untuk software 2D posisi kepala harus menghadap kamera paling tidak 35 derajat.
  • 6. 3. Pengukuran Langkah ketiga software akan mengukur lekukan di wajah pengguna dengan skala sub-milimeter dan serta membuatkan template. 4. Representasi Langkah keempat, template yang dibuat nantinya akan diartikan menjadi sebuah kode - kode yang unik, yang nantinya kode tersebut akan merepresentasikan setiap wajah.
  • 7. 5. Pencocokan Jika foto wajah yang telah direpresentasikan dan ketersediaan foto wajah dalam basis data sama-sama 3D, proses pencocokan dapat langsung dilakukan. Namun, saat ini masih ada tantangan untuk mencocokkan representasi 3D dengan basis data foto 2D. Teknologi baru kini tengah menjawab tantangan ini. Ketika foto wajah 3D diambil, software akan mengidentifikasikan beberapa titik (biasanya tiga titik) yaitu mata bagian luar dan dalam, serta ujung hidung. Berdasarkan hasil pengukuran ini software akan mengubah gambar 3D menjadi 2D, dan membandingkannya dengan gambar wajah 2D yang sudah ada di dalam basis data. 6. Verifiaksi dan Identifikasi Foto wajah dicocokan dengan seluruh wajah dalam database untuk mencari mana yang mendekati kemiripan.
  • 8. 7. Analisis Tekstur Wajah Kemajuan dalam software face recognition adalah penggunaan biometrik kulit atau keunikan tekstur kulit untuk meningkatkan akurasi hasil pencocokkan. Namun terdapat beberapa faktor yang menyebabkan proses analisis tekstur ini tidak dapat bekerja, misalnya pantulan cahaya dari kacamata atau foto wajah yang menggunakan kacamata matahari. Faktor penghambat analisis lainnya adalah rambut panjang yang menutupi bagian tengah wajah
  • 9.
  • 10. Pengenalan Wajah Forensik melibatkan penarikan kesimpulan forensik menggunakan pengenalan wajah dalam kasus di mana aktivitas atau perilaku kriminal sudah dicurigai. Ini membantu dalam perolehan bukti dalam skenario di mana kejahatan telah terjadi dan penyelidikan aktif sedang berlangsung. Namun banyak kasus dimana gambar yang dikumpulkan untuk sebuah kasus seringkali berkualitas buruk. Karena adanya kasus tersebut seluruh proses pengenalan wajah forensik membutuhkan kerja ekstra untuk mengumpukan bukti lebih dan membuat keputusan konklusif berdasarkan kekuatan buktinya.
  • 11.
  • 12. Pengenalan wajah dapat digunakan dalam penegakan hukum untuk mengumpulkan informasi tentang seseorang yang berkepentingan atau menemukan orang hilang. Ini juga menangani kasus-kasus di mana teknologi digunakan sebagai tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya kejahatan di masa depan dibandingkan dengan pengenalan wajah forensik, yang menangani kasus setelah kejahatan terjadi. Pengenalan wajah berbasis identifikasi biasanya digunakan oleh aparat penegak hukum setempat dalam kasus-kasus di mana mereka tidak memiliki pengetahuan tentang seseorang tetapi ingin memeriksa sejarah kriminal seseorang menghadapi situasi dengan tepat. Misalnya, seorang petugas yang menghentikan seseorang karena mengemudi di atas batas kecepatan mungkin ingin memeriksa apakah pengemudi memiliki riwayat mencuri mobil.
  • 13. Awalnya, penggunaan teknologi pengenalan wajah hanya terbatas pada sektor penegakan hukum tetapi selama bertahun-tahun, ada peningkatan permintaan untuk pengenalan wajah di sektor komersial. Penggunaan paling umum adalah di ritel untuk mengidentifikasi pengutil dengan rekor sebelumnya. Kamera hadir di toko dapat dengan mudah dihubungkan ke sistem komputer yang menjalankan perangkat lunak pengenal wajah itu membandingkan wajah yang ada di setiap bingkai umpan video dari kamera ke wajah yang ada di database pengutil. Setelah perangkat lunak menemukan kecocokan, manajer toko dapat diberi tahu bahwa pengutil telah memasuki toko. Ini menjadi lebih membantu ketika satu set toko setuju untuk berbagi database mereka satu sama lain.
  • 14. 1. Kontrol akses Ini adalah salah satu penggunaan teknologi pengenalan wajah tertua di mana ada daftarnya dipertahankan dalam database dan akses ke sistem hanya diberikan kepada orang-orang yang wajahnya hadir dalam daftar. 2. Verifikasi wajah Tugas tertentu mengharuskan kita untuk membandingkan wajah antara dua gambar yang berbeda, tidak satu punyang ada di database, sehingga membuat identifikasi tidak mungkin. Misalnya, mencocokkan wajah seorang mahasiswa dengan gambar di kartu id kuliahnya.
  • 15. 3. Sistem kehadiran Beberapa universitas telah mengotomatiskan absensi mahasiswanya menggunakan pengenalan wajah. Kamera yang ditempatkan pada posisi tertentu dapat mengidentifikasi wajah siswa dan tandai mereka tidak ada / hadir sesuai. 4. Orang yang berkepentingan melalui pengawasan Ini menjadi semakin populer di sektor umum karena kegunaannya yang sangat luas. Sistem menyimpan daftar wajah seperti yang ada di kontrol akses, tetapi penggunaan daftar sangat berbeda dan menggunakan kasus tertentu. Misalnya, di kasino, daftarnya bisa dipelihara dengan gambar wajah penghitung kartu atau petarung dan setiap kali mereka memasuki kasino, itu sistem pengenalan wajah dapat mengidentifikasi mereka dan memicu alarm. Toko tertentu juga dapat menyimpan daftar untuk pelanggan VIP atau reguler dan menawarkan layanan khusus kepada mereka saat mereka masuk.
  • 16. Terlepas dari penggunaan yang disebutkan di atas, perusahaan juga sering menawarkan pengenalan wajah sebagai layanan berikan metrik lain seperti usia, jenis kelamin, ras, dan sebagainya. Beberapa contohnya adalah: 1. Pengenalan emosi atau ekspresi Tujuannya di sini adalah untuk mengenali suasana hati atau emosi seseorang berdasarkan ekspresi wajahnya. Kasus penggunaan umum dapat berupa: • Umpan balik pelanggan: Umpan balik atau pengalaman pelanggan dari mengunjungi toko dapat diotomatisasi dengan mengenali ekspresi seseorang saat mengunjungi toko. • Analisis kondisi mental: Ini dapat digunakan oleh sekolah untuk memprediksi kondisi mental seorang anak menganalisis emosinya berdasarkan ekspresinya. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk menarik perhatian khusus kepada siswa yang mungkin merasa tertekan untuk waktu yang lama. Mirip setup juga dapat digunakan untuk orang yang menderita masalah kesehatan mental.
  • 17. 2. Pengakuan perhatian Ada tugas-tugas tertentu yang mengharuskan kita memperhatikan untuk tujuan keselamatan. Analisis wajah dapat membantu kita dalam skenario ini. • Perhatian pengemudi: Penting untuk memperhatikan saat mengemudi. Tertidur, mengantuk, atau bangun terganggu saat mengemudi dapat menyebabkan kecelakaan fatal. Memantau perhatian pengemudi menggunakan wajahnya membantu dalam menghindari situasi ini dengan membunyikan alarm. • Evaluasi kelas: Perhatian siswa di kelas dapat dianalisis untuk menentukan mereka kepentingan dan tingkah laku.
  • 18. Pengenalan wajah telah menjadi semakin populer selama bertahun-tahun karena beragamnya aplikasi dan kemudahan penerapannya. Ketersediaan kamera definisi tinggi, cepat internet dan GPU berperforma tinggi semuanya berkontribusi pada perkembangannya. Data, menjadi bagian sentral dari sistem Artificially Intelligent manapun, juga telah tersedia dalam banyak hal karena peningkatan tajam secara keseluruhan konten media. Penggunaannya tidak lagi terbatas pada keamanan dan karena semakin populer dan berskala besar adopsi, diharapkan kehidupan sehari-hari akan menjadi lebih baik dan aman. Namun, masih ada tantangan di jalan yang belum diatasi. Akurasinya masih tergantung pada faktor eksternal seperti pencahayaan dan kualitas media sehingga membutuhkan pengawasan manusia untuk membuatnya keputusan konklusif.