SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Sejarah dan Metode
Pengawasan Pemilu
Ahsanul Minan, MH
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia
Materi disampaikan dalam acara Sekolah Kader Pengawasan Pemilu, Bawaslu RI, 16 Juli 2018
Review Film Pendek
Siapa korban?
Mengapa bisa terjadi?
PEMILU:
Instrument pergantian kepemimpinan politik secara
reguler, damai, dan partisipatif.
Instrument partisipasi rakyat dalam politik dan
pemerintahan (melalui fungsi partisipasi rakyat dalam
pemilihan kepemimpinan politik).
Instrument partisipasi rakyat dalam mengevaluasi kinerja
kepemimpinan politik (reward and punishment).
Apa Perbedaan Pemantauan
Pemilu dengan Pengawasan
Pemilu?
Apa Perbedaan Pemantauan oleh
Pemantau Pemilu Internasional dengan
Pemantau Pemilu domestik?
Perbedaan Definisi Pengamatan, Pemantauan, dan
Pengawasan Pemilu
Election Observation Election Monitoring Election Supervision
Guideline for African
Union Electoral
Observation and
Monitoring Mission
Observation involves
gathering information
and making an informed
judgement
Monitoring involve the
authority to observe an
election process and to
intervene in that process
if relevant laws and
procedure are being
violated or ignored
Supervision and audit
involves the process of
certifying the validity of
all or some of the steps
in election processes
either prior to or after
the election take place
Code of conduct:
Ethical and
Professional
Observation of
Election (International
IDEA)
Observation involves
gathering information
and making an informed
judgement from that
information
Monitoring involve the
authority to observe an
election process and to
intervene in that process
if relevant laws and
procedure are being
violated or ignored
Supervision involves the
process of certifying the
validity of all or some of
the steps in election
processes
Pengawasan Pemilu-Pengalaman
Internasional
Pengawasan pemilu diyakini dapat berkontribusi dalam proses pelaksanaan konsolidasi demokrasi
melalui penanaman kepercayaan aktor-aktor politik baik di dalam negeri maupun di dunia
internasional.
Gagasan dan praktek pemantauan pemilu oleh lembaga pemantau internasional telah dimulai sejak
lama. Praktek ini pertama kali terjadi pada tahun 1857 dimana pemantau dari Prancis, Inggris,
Prussia, Russia, Austria and Turki mengawasi pelaksanaan pemilu di Moldavia dan Wallachia1.
Pemantauan pemilu ini menjadi semakin menggejala paska berakhirnya perang dingin dan
munculnya konsensus global tentang nilai-nilai demokrasi.
Meskipun demikian, pemantauan pemilu oleh komunitas internasional dianggap memiliki
kelemahan karena kurangnya pengetahuan pemantau terhadap sistem hukum dan politik yang
diterapkan di negara yang sedang diawasi, serta berpotensi menghasilkan bias. Oleh karena itu
pada umumnya pemantau internasional hanya melakukan pemantauan semata, tanpa terlibat
dalam melakukan penilaian maupun validasi terhadap hasil pemilu
A decade of monitoring elections: the people and the practice, OSCE Office for Democratic Institutions and Human Rights (ODIHR), 2005, reprinted 2008, p. 1
Kelebihan Pengawasan Pemilu Domestik
Pengawasan pemilu oleh lembaga pemantau/pengawas domestik memiliki
beberapa kelebihan yakni;
1. dapat secara efektif mendorong keterlibatan masyarakat sipil dalam
proses Pemilu, tidak hanya sebagai obyek pemberi suara melainkan
juga mengawal integritas penyelenggaraan Pemilu melalui fungsi
pengawasan.
2. yang lebih baik tentang kerangka dan system hokum setempat.
Dengan demikian, lembaga pemantau domestik dapat secara efektif
membuat laporan dan rekomendasi untuk perubahan dan perbaikan
sistem hukum dan praktek kepemiluan
Pengawasan Pemilu di Indonesia
 Salah satu keunikan dalam manajemen Pemilu di Indonesia adalah system
pengawasan pemilu.
 Apabila di Negara-Negara lain pada umumnya pengawasan pemilu dilakukan oleh
masyarakat dan peserta pemilu, maka di Indonesia, pengawasan pemilu dilakukan
oleh lembaga yang secara khusus bertugas melakukan pengawasan pemilu.
 Faktor distrust terhadap peserta pemilu dan KPU disinyalir menjadi penyebab
dibuatnya pengaturan tentang kelembagaan yang secara khusus melakukan
pengawasan pemilu.
 Lembaga Pengawas Pemilu di Indonesia berbeda dengan Pemantau, karena di
samping memiliki fungsi pengawasan, juga memiliki fungsi penegakan hokum
pemilu (meskipun dalam konteks kewenangan terbatas)
DINAMIKA PENGAWASAN PEMILU
1. Kelembagaan
Pengawas Pemilu
dibentuk dari tingkat
Pusat hingga
kecamatan, bersifat
2.
kepanitiaan (adhoc).
Keanggotaan terdiri
atas unsur Pemerintah
dan Perwakilan Partai
Politik
3. angannya
melakukan
pengawasan pemilu
dan menyelesaikan
pelanggaran pemilu
1. Kelembagaan Pengawas
Pemilu dibentuk oleh
Lembaga Peradilan (MA di
tingkat Pusat, Pengadilan
Tinggi di Tingkat Provinsi, dan
Pengadilan Negeri di tingkat
Kabupaten hingga
kecamatan), bersifat
Keanggotaan terdiri
2.
kepanitiaan (adhoc).
atas
unsur kepolisian, kejaksaan,
akademisi, tokoh masyarakat,
3.
dan pers
annya melakukan
Kewenang
pengawasan pemilu dan
menyelesaikan pelanggaran
4.
pemilu .
aran pidana
Pelangg
5.
diselesaikan oleh Pengadilan
Pelanggaran administrasi
Sengketa Pemilu disel
6.
diselesaikan oleh KPU
esaikan
oleh Panwaslu
1. Kelembagaan Pengawas
Pemilu tingkat Pusat
dibentuk Pemerintah dan
2.
DPR, bersifat permanen.
Kelembagaan Pengawas
Pemilu tingkat provinsi-
Desa dibentuk Bawaslu
secara berjenjang, bersifat
3.
adhoc.
otaan terdiri atas
Keangg
4.
unsur tokoh masyarakat
Kewenangannya
melakukan pengawasan
pemilu dan menyelesaikan
5.
pelanggaran pemilu .
Pelanggaran pidana
diselesaikan oleh
6.
Pengadilan
n administrasi
Pelanggara
7.
diselesaikan oleh KPU
Sengketa Pemilu
diselesaikan oleh Panwaslu
1. Kelembagaan Pengawas Pemilu
tingkat Pusat dibentuk Pemerintah
Kelembagaan Pengawas Pemil
2.
dan DPR, bersifat permanen.
u
tingkat provinsi dibentuk Bawaslu
3.
secara, bersifat permanen.
Kelembagaan Pengawas Pemilu
tingkat Kabupaten-Desa dibentuk
Bawaslu secara berjenjang, bersifat
4.
adhoc.
otaan terdiri atas unsur
Keangg
5.
tokoh masyarakat
Kewenangannya melakukan
pengawasan pemilu dan
menyelesaikan pelanggaran
6.
pemilu .
aran pidana diselesaikan
Pelangg
7.
oleh Pengadilan
Pelanggaran administrasi
Sengketa Pemilu disel
8.
diselesaikan oleh KPU
esaikan oleh
9.
Panwaslu
an kewenagan
Penambah
peyelesaian sengketa Tata Usaha
Negara Pemilu
1. Penambahan Tugas melakukan Akreditasi
Memiliki legal standin
2.
Pemantau (Pasal 437)
g untuk
mengajukan permohonan pengujian
3.
Peraturan KPU
itusi: Penambahan jumlah
Penguatan inst
komisioner daerah; penambahan Deputi,
status Panwaskab/kota menjadi
permanen
4. an kewenangan:
• memeriksa dan memutus
pelanggaran administrasi Pasal 95
huruf b
• memeriksa, mengkaji, dan memuttrs
pelanggaran politik uang; Pasal 95
huruf c
• meminta bahan keterangan yang
dibuhrhkan kepada pihak yang
berkaitan dalam rangka pencegatran
dan penindakan pelanggaran Pemilu
dan sengketa proses pemilu (Pasal 95
5. Tu
huruf g)
wasi penataan dan
p
gas menga
erah pemilihan DPRD
enetapan da
kabupaten/kota; (Pasal 93 huruf d angka
2) Tugas ini sebelumnya tidak ada dalam
Tugas mencegah terjadinya
6.
UU Penyelenggara Pemilu.
praktik politik
uang & netralitas ASN, TNI, POLRI. Pasal
7.
93 huruf e & f
ugas memfasilitasi pelatihan
Penambahan t
saksi peserta pemilu
Pemilu
1987-1999
Pemilu
2004
Pemilu
2009
Pemilu
2014
Pemilu
2019
Survei LSI-IFES, Oktober 2014
PERSEPSI MASYARAKAT
TERHADAP
NETRALITAS PENGAWAS PEMILU PADA PEMILU 2014
5 Keunikan Bawaslu
Bawaslu merupakan satu-satunya lembaga negara di dunia yang bertugas melakukan pengawasan
Pemilu. Pada umumnya kerja pengawasan Pemilu dilakukan oleh peserta pemilu, masyarakat, atau
Komisi Pemilu.
Bawaslu memiliki sifat quasi masyarakat sipil. Bawaslu merupakan lembaga negara yg menjalankan
fungsi pengawasan layaknya pengawasan yg dilakukan oleh masyarakat sipil. Lembaga negara lainnya
yg memiliki sifat serupa adalah Ombudsman RI.
Bawaslu memiliki kewenangan yg unik karena menggabungkan 3 fungsi yg pada umumnya dijalankan
secara terpisah oleh lembaga negara. Bawaslu memiliki: 1) kewenangan regulasi (mengatur internal &
sebagian eksternal terkait penyelesaian sengketa), 2) kewenangan pengawasan, 3) kewenangan
penindakan.
Bawaslu memiliki sifat Status kelembagaan yg unik, pada tingkat pusat dan provinsi bersifat
permanen, sedangkan pada tingkat Kabupaten/kota ke bawah bersifat adhoc.
Bawaslu merupakan lembaga negara yang bersifat extra-ordinary, yang selalu menghadapi
ketidakpastian masa depan eksistensial, karena sangat bergantung kepada political mood pembentuk
undang-undang yg notabenenya sebagian besar adalah kempetitor dalam pemilu yang menjadi obyek
pengawasannya. Lembaga negara lain yang memiliki kemiripan sifat ini adalah KPK.
Mengamati; seluruh proses penyelenggaraan
tahapan pemilu baik oleh penyelenggara
pemilu, peserta pemilu, maupun pihak lain
seperti Pemerintah, media massa, dan lain-lain.
Pengertian Pengawasan Pemilu
Mengkaji; yakni kegiatan menganalisa kejadian-
kejadian tertentu dalam proses penyelenggaraan
pemilu yang patut diduga merupakan bentuk
pelanggaran pemilu.
Memeriksa; yakni kegiatan melihat dan mencermati
bukti-bukti awal yang didapatkan terkait dengan
dugaan pelanggaran yang terjadi, sebagai
pendukung dalam proses pengkajian.
Menilai; yakni kegiatan untuk menilai dan menyimpulkan
hasil kegiatan pengawasan.
TEMUAN
DUGAAN
PELANGGARAN
PENIND
AKAN
PERSPEKTIF KERAWANAN PEMILU
LEGAL COMPLIANCE
Pidana Pemilu
BUKAN
PELANGGARAN
SECURITY / CONFLICT
Konflik antar Peserta
Pemilu / antar pendukung
(horizontal conflict)
Konflik antara peserta
pemilu dengan
Penyelenggara Pemilu
(KPU / Pengawas) vertical
conflict
Konflik peserta
pemilu/masyarakat dengan
Pemerintah
Administrasi
Pemilu
Kode Etik
Penyelenggara
Pemilu
Sengketa Pemilu
Sengketa Hasil Pemilu
PELANGGARAN tidak
terhadap UU Pemilu,
tetapi berkaitan dengan
proses pemilu
PELANGGARAN
PELANGGARAN BERDAYA
RUSAK TINGGI
PELANGGARAN
BERDAYA RUSAK
RENDAH
Daya rusak terhadap
integritas pemilu (fairness,
accountability)
Daya rusak tatanan
demokrasi dan good & cleand
governance
Daya rusak terhadap
moralitas bangsa
Mengganggu keindahan
kota
Mengganggu ketentraman
masyarakat
Manipulasi dana
kampanye, manipulasi
hasil penghitungan suara
Korupsi politik (bansos),
abuse of power
Money politik, isu sara,
politik identitas
Pemasangan
atribut
Kampanye
pawai
KARAKTERISTIK PELANGGARAN PEMILU
TANTANGAN DAN KENDALA PENGAWASAN PEMILU
Kendala Regulasi
Kendala
Struktural
Kendala Kultural
Perlu Keterlibatan Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu
Keterbatasan kewenangan
pengawas
Keterbatasan daya dukung
institusional
Akses informasi/data
Lemahnya budaya hukum
yelenggara pemi
pen
di lingkungan
lu
Keterbatasan struktur dan
jumlah pengawas
Lemahnya budaya hukum
di lingkungan peserta
pemilu
Kurang jelas & tegasnya
pengaturan
Lemahnya budaya hukum
di lingkungan masyarakat
& penegak hukum
Memastikan terlindunginya hak politik warga masyarakat
Memastikan terwujudnya pemilu yang bersih, transparan,
dan berintegritas dari sisi penyelenggara dan
penyelenggaraannya.
Mendorong terwujudnya pemilu sebagai instrument
penentuan kepemimpinan politik dan evaluasi
kepemimpinan politik.
Mendorong munculnya kepemimpinan politik yang sesuai
dengan aspirasi terbesar rakyat.
MENGAPA MASYARAKAT HARUS TERLIBAT ?
Apa Resiko Ketidakterlibatan Masyarakat
Dalam Pengawasan Pemilu ?
Resiko terhadap penyelenggaraan pemilu;
• Menghasilkan konflik kekerasan (from election to violance)
• Hilangnya kepercayaan rakyat
Resiko terhadap demokrasi;
• Terjadi arus balik: dari demokrasi menuju tirani baru
• Apatisme terhadap demokrasi(ada kecenderungan melihat masa
lalu, meskipun otoritarian, tetapi dianngap lebih stabil)
Resiko terhadap masa depan bangsa (karena hasil yang tidak
maksimal dari pemilu);
• Lemahnya kapasitas kepemimpinan yang dihasilkan
• Legitimasi politiknya dipertanyakan
• Melemahnya orientasi pemimpin pada pembangunan negara
hukum yg demokratis
Peningkatan Peran Masyarakat dalam Pemilu
Masyarakat sebagai Voters
• Akses informasi tentang
prosedur
penyelenggaraan pemilu
• Akses informasi tentang
profil peserta pemilu
• Hak untuk memberikan
suara
Masyarakat sebagai
Observers
• Akses informasi terkait
proses penyelenggaraan
pemilu dari
penyelenggara pemilu
• Hak untuk diakui
keberadaan dan
perannya dalam
memantau pemilu
• Hak untuk
menyampaikan
temuan/laporan dan
rekomendasi perbaikan
atas penyelenggaraan
pemilu
Masyarakat sebagai Judges
• Penyediaan berbagai hak
akses dan jaminan atas
pemenuhan berbagai
hak tersebut akan
berguna bagi masyarakat
untuk menjalankan
perannya sebagai hakim
dalam menilai
penyelenggaraan pemilu,
dan sekaligus preferensi
dalam menentukan
pilihannya di dalam bilik
suara
Model & Karakteristik Aktifitas Pemantauan Pemilu oleh Masyarakat
Organized Election Observers Individual Election Observers
Well Organized
Well informed
Somewhat well funded
Memiliki ketertarikan untuk
memantau banyak tahapan
dalam pemilu
Less-informed
Fully voluntarily observation
Umumnya tertarik untuk
memantau tahapan pendaftaran
pemilih, kampanye, dan
pemungutan+penghitungan
suara
Less-organized
KERAWANAN PEMILU
Analisa Kerawanan Pemilu dapat dilakukan melalui pendekatan:
ANALISA AKTOR (analisa berbasis aktor yang berpotensi
melakukan pelanggaran pemilu)
ANALISA MODUS (analisa berbasis modus pelanggaran
pemilu)
ANALISA DAMPAK (analisa berbasis ukuran dampak
pelanggaran pemilu, baik terhadap integritas proses
penyelenggaraan pemilu, integritas hasil pemilu, maupun
terhadap kualitas kehidupan demokrasi)
ANALISIS STAKEHOLDER PEMILU
KPU
BAWASLU
/PANWASLU PARPOL /
CALON
PEMANTAU
PEMERINTAH
MEDIA
MASSA
MASYARAKAT
TOKOH
MASY.
PENGUSAHA
DPR
Apa Bentuk Partisipasi Pengawasan yang harus dilakukan Masyarakat?
Mulailah dari hal sederhana
Tahapan
Penetapan
Parpol
Peserta
Pemilu
Awasi dan laporkan jika ada partai
politik yang memanipulasi data
persyaratan
Tahapan
Pencalon
anggota
DPR/DPRD
Awasi dan laporkan jika ada caleg yang
memanipulasi data persyaratan (ijazah),
berkelakuan tidak baik, dll
Tahapan
Kampanye
Awasi dan laporkan jika ada yang
mempermainkan isu SARA dalam
kampanye.
Jangan terlibat penyebaran hoax
Tahapan
Pemunguta
n &
Penghitung
an suara
Awasi dan laporkan jika ada
pelanggaran.
Laporkan photo C1 ke Panwas melalui
aplikasi atau medsos
Tahapan
Pendaftaran
Pemilih
Awasi dan laporkan jika ada pemilih
yang belum terdaftar, dll.
 Ikut memantau pelaksanaan pemilu untuk memastikan pemilu
berlangsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan
 Melakukan kajian terhadap persoalan-persoalan kepemiluan
 Ikut mencegah terjadinya pelanggaran pemilu sesuai dengan
peran sosialnya masing-masing
 Menyampaikan laporan pelanggaran pemilu
 Menyampaikan informasi dugaan pelanggaran pemilu
 Mendukung terciptanya ketaataan peserta pemilu maupun
penyelenggara pemilu terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAGAIMANA?
Bridging instrument untuk mengefektifkan komunikasi
dan relasi antar stakeholder pemilu.
Membantu mendorong terciptanya transparansi,
akuntabilitas dan integritas pemilu melalui fungsi watch
dog.
DIMANA DAN APA PERAN MEDIA ?
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MANAJEMEN PEMILU DI INDONESIA
Kelembagaan Penyelenggara Pemilu (KPU dan Bawaslu) telah
mengalami penguatan eksistensi dan peran, baik dari sisi
independensi, kewenangan, maupun system pengendalian
etika.
Sistem kepartaian telah mulai menemukan bentuknya menjadi
system kepartaian sederhana moderat. System
penyederhanaan partai melalui pengetatan syarat
pembentukan partai dan penerapan parliamentary threshold
telah dapat diterapkan
Sistem penyelesaian keberatan atas hasil pemilu melalui
Mahkamah Konsitusi telah berjalan dan diakui sehingga dapat
menjadi katalisator konflik
KELEBIHAN KEKURANGAN
Beberapa aspek teknis manajerial pemilu (system pendaftaran pemilih, system
distribusi logistic pemilu, system perekaman hasil penghitungan suara) masih
belum memadai dan perlu disempurnakan. Daya dukung teknologi informasi
sangat dibutuhkan dalam rangka penyempurnaan system ini.
Sistem organisasi penyelenggara pemilu yang bersifat adhoc, dan tanpa disertai
system manajemen SDM yang baik, menyebabkan lemahnya kinerja organisasi.
Komisioner yang selalu berganti tanpa disertai system pengembangan kapasitas
yang kuat, menyebabkan isu penguasaan kapasitas teknis kepemiluan selalu
menjadi kendala.
Masih terdapat “kebiasaan” yang tidak sehat di kalangan parlemen dan pemerintah
untuk selalu melakukan perubahan Undang-undang Pemilu setiap 5 tahun, tanpa
disertai grand design pengembangan system pemilu yang jelas. Akibatnya
perubahan rutin lebih cenderung bersifat tambal sulam dan reaksioner
TANTANGAN PELEMBAGAAN MANAJEMEN PEMILU DI
INDONESIA DI MASA MENDATANG
Menemukan formula penentuan alokasi kursi di daerah pemilihan (seat allocation) secara lebih
proporsional
Menemukan formula penghitungan perolehan kursi yang lebih mencerminkan hasil pemilu
yang proposional
Memperbaiki dan menyempurnakan system penegakan hokum (electoral legal framework),
sehingga dapat lebih terintegrasi, efektif, dan efisien
Merumuskan system pengelolaan daftar pemilih yang kredibel
LESSON LEARNT
Lingkungan
Politik
• Selalu memberi pengaruh warna terhadap system kepartaian maupun system pemilu yang hendak diterapkan
• Tak jarang dapat menjadi ancaman terhadap independensi dan professionalitas lembaga penyelenggara pemilu, terutama jika undang-undang
pemilu selalu direvisi secara rutin setiap menjelang pemilu
Grand design
• Grand design system pemilu perlu dimiliki oleh setiap Negara, untuk memberi arah jalan perbaikan system pemilu.
• Ketiadaan gran design system pemilu akan menyebabkan proses revisi kerangka system dan kerangka hokum pemilu menjadi bersifat reaksioner
dan parsial
Kelembagaan
• Kelembagaan penyelenggara pemilu yang independen dan professional sangat diperlukan untuk mengawal proses pelaksanaan pemilu secara
demokratis dan kredibel
• Kelembagaan penyelenggara pemilu di Negara yang berada dalam situasi transisi demokrasi dapat mempertimbangkan model di Indonesia,
dimana terdapat KPU-Bawaslu-DKPP, ditambah lembaga penegak hokum terkait. Konfigurasi ini dapat menghasilkan proses saling control yang
pada akhirnya menumbuhkan kepercayaan public dan peserta pemilu terhadap integritas penyelenggara pemilu.

More Related Content

Similar to pengawas pemilu.pptx

Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MHKomitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MHDadang DjokoKaryanto
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaWarnet Raha
 
Tugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbiantiTugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbiantiRoad Hog
 
Presentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptxPresentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptxpieterpattiasina2
 
Sekretariat bawaslu professional
Sekretariat bawaslu professionalSekretariat bawaslu professional
Sekretariat bawaslu professionalAhsanul Minan
 
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.pptMATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.pptMuhammadIlhamAziez
 
BAHAN TENTIR UAS HTN.pdf
BAHAN TENTIR UAS HTN.pdfBAHAN TENTIR UAS HTN.pdf
BAHAN TENTIR UAS HTN.pdfMrFirmansyah1
 
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatanTugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatanSeptian Muna Barakati
 
MAKALAH_PELAKSANAAN_PEMILIHAN_UMUM_PEMIL.docx
MAKALAH_PELAKSANAAN_PEMILIHAN_UMUM_PEMIL.docxMAKALAH_PELAKSANAAN_PEMILIHAN_UMUM_PEMIL.docx
MAKALAH_PELAKSANAAN_PEMILIHAN_UMUM_PEMIL.docxSyaminaSyamina
 
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docxPeraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docxpanwascamSumbang
 
Laporan Akhir Tanggapan Masyarakat Terhadap Sistem Pemilu Online
Laporan Akhir Tanggapan Masyarakat Terhadap Sistem Pemilu OnlineLaporan Akhir Tanggapan Masyarakat Terhadap Sistem Pemilu Online
Laporan Akhir Tanggapan Masyarakat Terhadap Sistem Pemilu OnlineOktavia Anggreani
 
Pengawasan dan Sinergitas Pembentukan Badan Adhoc pada Pemilu 2024 - 24-10-20...
Pengawasan dan Sinergitas Pembentukan Badan Adhoc pada Pemilu 2024 - 24-10-20...Pengawasan dan Sinergitas Pembentukan Badan Adhoc pada Pemilu 2024 - 24-10-20...
Pengawasan dan Sinergitas Pembentukan Badan Adhoc pada Pemilu 2024 - 24-10-20...RyanAstro
 
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptxPPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptxIndraWan53
 
peran masyarakat dalam pemantauan pemilu2024.pptx
peran masyarakat dalam pemantauan pemilu2024.pptxperan masyarakat dalam pemantauan pemilu2024.pptx
peran masyarakat dalam pemantauan pemilu2024.pptxLkuhapSampang
 
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdfLisnhaCimiwSiregar
 

Similar to pengawas pemilu.pptx (20)

Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MHKomitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Tugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbiantiTugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbianti
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Makalah pemilu
Makalah pemiluMakalah pemilu
Makalah pemilu
 
Makalah pemilu
Makalah pemiluMakalah pemilu
Makalah pemilu
 
Presentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptxPresentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptx
 
Renstra BAWASLU
Renstra BAWASLURenstra BAWASLU
Renstra BAWASLU
 
Sekretariat bawaslu professional
Sekretariat bawaslu professionalSekretariat bawaslu professional
Sekretariat bawaslu professional
 
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.pptMATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
 
BAHAN TENTIR UAS HTN.pdf
BAHAN TENTIR UAS HTN.pdfBAHAN TENTIR UAS HTN.pdf
BAHAN TENTIR UAS HTN.pdf
 
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatanTugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
 
MAKALAH_PELAKSANAAN_PEMILIHAN_UMUM_PEMIL.docx
MAKALAH_PELAKSANAAN_PEMILIHAN_UMUM_PEMIL.docxMAKALAH_PELAKSANAAN_PEMILIHAN_UMUM_PEMIL.docx
MAKALAH_PELAKSANAAN_PEMILIHAN_UMUM_PEMIL.docx
 
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docxPeraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
 
Laporan Akhir Tanggapan Masyarakat Terhadap Sistem Pemilu Online
Laporan Akhir Tanggapan Masyarakat Terhadap Sistem Pemilu OnlineLaporan Akhir Tanggapan Masyarakat Terhadap Sistem Pemilu Online
Laporan Akhir Tanggapan Masyarakat Terhadap Sistem Pemilu Online
 
Pengawasan dan Sinergitas Pembentukan Badan Adhoc pada Pemilu 2024 - 24-10-20...
Pengawasan dan Sinergitas Pembentukan Badan Adhoc pada Pemilu 2024 - 24-10-20...Pengawasan dan Sinergitas Pembentukan Badan Adhoc pada Pemilu 2024 - 24-10-20...
Pengawasan dan Sinergitas Pembentukan Badan Adhoc pada Pemilu 2024 - 24-10-20...
 
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptxPPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
 
peran masyarakat dalam pemantauan pemilu2024.pptx
peran masyarakat dalam pemantauan pemilu2024.pptxperan masyarakat dalam pemantauan pemilu2024.pptx
peran masyarakat dalam pemantauan pemilu2024.pptx
 
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
 

pengawas pemilu.pptx

  • 1. Sejarah dan Metode Pengawasan Pemilu Ahsanul Minan, MH Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Materi disampaikan dalam acara Sekolah Kader Pengawasan Pemilu, Bawaslu RI, 16 Juli 2018
  • 2. Review Film Pendek Siapa korban? Mengapa bisa terjadi?
  • 3. PEMILU: Instrument pergantian kepemimpinan politik secara reguler, damai, dan partisipatif. Instrument partisipasi rakyat dalam politik dan pemerintahan (melalui fungsi partisipasi rakyat dalam pemilihan kepemimpinan politik). Instrument partisipasi rakyat dalam mengevaluasi kinerja kepemimpinan politik (reward and punishment).
  • 4. Apa Perbedaan Pemantauan Pemilu dengan Pengawasan Pemilu? Apa Perbedaan Pemantauan oleh Pemantau Pemilu Internasional dengan Pemantau Pemilu domestik?
  • 5. Perbedaan Definisi Pengamatan, Pemantauan, dan Pengawasan Pemilu Election Observation Election Monitoring Election Supervision Guideline for African Union Electoral Observation and Monitoring Mission Observation involves gathering information and making an informed judgement Monitoring involve the authority to observe an election process and to intervene in that process if relevant laws and procedure are being violated or ignored Supervision and audit involves the process of certifying the validity of all or some of the steps in election processes either prior to or after the election take place Code of conduct: Ethical and Professional Observation of Election (International IDEA) Observation involves gathering information and making an informed judgement from that information Monitoring involve the authority to observe an election process and to intervene in that process if relevant laws and procedure are being violated or ignored Supervision involves the process of certifying the validity of all or some of the steps in election processes
  • 6. Pengawasan Pemilu-Pengalaman Internasional Pengawasan pemilu diyakini dapat berkontribusi dalam proses pelaksanaan konsolidasi demokrasi melalui penanaman kepercayaan aktor-aktor politik baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Gagasan dan praktek pemantauan pemilu oleh lembaga pemantau internasional telah dimulai sejak lama. Praktek ini pertama kali terjadi pada tahun 1857 dimana pemantau dari Prancis, Inggris, Prussia, Russia, Austria and Turki mengawasi pelaksanaan pemilu di Moldavia dan Wallachia1. Pemantauan pemilu ini menjadi semakin menggejala paska berakhirnya perang dingin dan munculnya konsensus global tentang nilai-nilai demokrasi. Meskipun demikian, pemantauan pemilu oleh komunitas internasional dianggap memiliki kelemahan karena kurangnya pengetahuan pemantau terhadap sistem hukum dan politik yang diterapkan di negara yang sedang diawasi, serta berpotensi menghasilkan bias. Oleh karena itu pada umumnya pemantau internasional hanya melakukan pemantauan semata, tanpa terlibat dalam melakukan penilaian maupun validasi terhadap hasil pemilu A decade of monitoring elections: the people and the practice, OSCE Office for Democratic Institutions and Human Rights (ODIHR), 2005, reprinted 2008, p. 1
  • 7. Kelebihan Pengawasan Pemilu Domestik Pengawasan pemilu oleh lembaga pemantau/pengawas domestik memiliki beberapa kelebihan yakni; 1. dapat secara efektif mendorong keterlibatan masyarakat sipil dalam proses Pemilu, tidak hanya sebagai obyek pemberi suara melainkan juga mengawal integritas penyelenggaraan Pemilu melalui fungsi pengawasan. 2. yang lebih baik tentang kerangka dan system hokum setempat. Dengan demikian, lembaga pemantau domestik dapat secara efektif membuat laporan dan rekomendasi untuk perubahan dan perbaikan sistem hukum dan praktek kepemiluan
  • 8. Pengawasan Pemilu di Indonesia  Salah satu keunikan dalam manajemen Pemilu di Indonesia adalah system pengawasan pemilu.  Apabila di Negara-Negara lain pada umumnya pengawasan pemilu dilakukan oleh masyarakat dan peserta pemilu, maka di Indonesia, pengawasan pemilu dilakukan oleh lembaga yang secara khusus bertugas melakukan pengawasan pemilu.  Faktor distrust terhadap peserta pemilu dan KPU disinyalir menjadi penyebab dibuatnya pengaturan tentang kelembagaan yang secara khusus melakukan pengawasan pemilu.  Lembaga Pengawas Pemilu di Indonesia berbeda dengan Pemantau, karena di samping memiliki fungsi pengawasan, juga memiliki fungsi penegakan hokum pemilu (meskipun dalam konteks kewenangan terbatas)
  • 9. DINAMIKA PENGAWASAN PEMILU 1. Kelembagaan Pengawas Pemilu dibentuk dari tingkat Pusat hingga kecamatan, bersifat 2. kepanitiaan (adhoc). Keanggotaan terdiri atas unsur Pemerintah dan Perwakilan Partai Politik 3. angannya melakukan pengawasan pemilu dan menyelesaikan pelanggaran pemilu 1. Kelembagaan Pengawas Pemilu dibentuk oleh Lembaga Peradilan (MA di tingkat Pusat, Pengadilan Tinggi di Tingkat Provinsi, dan Pengadilan Negeri di tingkat Kabupaten hingga kecamatan), bersifat Keanggotaan terdiri 2. kepanitiaan (adhoc). atas unsur kepolisian, kejaksaan, akademisi, tokoh masyarakat, 3. dan pers annya melakukan Kewenang pengawasan pemilu dan menyelesaikan pelanggaran 4. pemilu . aran pidana Pelangg 5. diselesaikan oleh Pengadilan Pelanggaran administrasi Sengketa Pemilu disel 6. diselesaikan oleh KPU esaikan oleh Panwaslu 1. Kelembagaan Pengawas Pemilu tingkat Pusat dibentuk Pemerintah dan 2. DPR, bersifat permanen. Kelembagaan Pengawas Pemilu tingkat provinsi- Desa dibentuk Bawaslu secara berjenjang, bersifat 3. adhoc. otaan terdiri atas Keangg 4. unsur tokoh masyarakat Kewenangannya melakukan pengawasan pemilu dan menyelesaikan 5. pelanggaran pemilu . Pelanggaran pidana diselesaikan oleh 6. Pengadilan n administrasi Pelanggara 7. diselesaikan oleh KPU Sengketa Pemilu diselesaikan oleh Panwaslu 1. Kelembagaan Pengawas Pemilu tingkat Pusat dibentuk Pemerintah Kelembagaan Pengawas Pemil 2. dan DPR, bersifat permanen. u tingkat provinsi dibentuk Bawaslu 3. secara, bersifat permanen. Kelembagaan Pengawas Pemilu tingkat Kabupaten-Desa dibentuk Bawaslu secara berjenjang, bersifat 4. adhoc. otaan terdiri atas unsur Keangg 5. tokoh masyarakat Kewenangannya melakukan pengawasan pemilu dan menyelesaikan pelanggaran 6. pemilu . aran pidana diselesaikan Pelangg 7. oleh Pengadilan Pelanggaran administrasi Sengketa Pemilu disel 8. diselesaikan oleh KPU esaikan oleh 9. Panwaslu an kewenagan Penambah peyelesaian sengketa Tata Usaha Negara Pemilu 1. Penambahan Tugas melakukan Akreditasi Memiliki legal standin 2. Pemantau (Pasal 437) g untuk mengajukan permohonan pengujian 3. Peraturan KPU itusi: Penambahan jumlah Penguatan inst komisioner daerah; penambahan Deputi, status Panwaskab/kota menjadi permanen 4. an kewenangan: • memeriksa dan memutus pelanggaran administrasi Pasal 95 huruf b • memeriksa, mengkaji, dan memuttrs pelanggaran politik uang; Pasal 95 huruf c • meminta bahan keterangan yang dibuhrhkan kepada pihak yang berkaitan dalam rangka pencegatran dan penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses pemilu (Pasal 95 5. Tu huruf g) wasi penataan dan p gas menga erah pemilihan DPRD enetapan da kabupaten/kota; (Pasal 93 huruf d angka 2) Tugas ini sebelumnya tidak ada dalam Tugas mencegah terjadinya 6. UU Penyelenggara Pemilu. praktik politik uang & netralitas ASN, TNI, POLRI. Pasal 7. 93 huruf e & f ugas memfasilitasi pelatihan Penambahan t saksi peserta pemilu Pemilu 1987-1999 Pemilu 2004 Pemilu 2009 Pemilu 2014 Pemilu 2019
  • 10. Survei LSI-IFES, Oktober 2014 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP NETRALITAS PENGAWAS PEMILU PADA PEMILU 2014
  • 11. 5 Keunikan Bawaslu Bawaslu merupakan satu-satunya lembaga negara di dunia yang bertugas melakukan pengawasan Pemilu. Pada umumnya kerja pengawasan Pemilu dilakukan oleh peserta pemilu, masyarakat, atau Komisi Pemilu. Bawaslu memiliki sifat quasi masyarakat sipil. Bawaslu merupakan lembaga negara yg menjalankan fungsi pengawasan layaknya pengawasan yg dilakukan oleh masyarakat sipil. Lembaga negara lainnya yg memiliki sifat serupa adalah Ombudsman RI. Bawaslu memiliki kewenangan yg unik karena menggabungkan 3 fungsi yg pada umumnya dijalankan secara terpisah oleh lembaga negara. Bawaslu memiliki: 1) kewenangan regulasi (mengatur internal & sebagian eksternal terkait penyelesaian sengketa), 2) kewenangan pengawasan, 3) kewenangan penindakan. Bawaslu memiliki sifat Status kelembagaan yg unik, pada tingkat pusat dan provinsi bersifat permanen, sedangkan pada tingkat Kabupaten/kota ke bawah bersifat adhoc. Bawaslu merupakan lembaga negara yang bersifat extra-ordinary, yang selalu menghadapi ketidakpastian masa depan eksistensial, karena sangat bergantung kepada political mood pembentuk undang-undang yg notabenenya sebagian besar adalah kempetitor dalam pemilu yang menjadi obyek pengawasannya. Lembaga negara lain yang memiliki kemiripan sifat ini adalah KPK.
  • 12. Mengamati; seluruh proses penyelenggaraan tahapan pemilu baik oleh penyelenggara pemilu, peserta pemilu, maupun pihak lain seperti Pemerintah, media massa, dan lain-lain. Pengertian Pengawasan Pemilu Mengkaji; yakni kegiatan menganalisa kejadian- kejadian tertentu dalam proses penyelenggaraan pemilu yang patut diduga merupakan bentuk pelanggaran pemilu. Memeriksa; yakni kegiatan melihat dan mencermati bukti-bukti awal yang didapatkan terkait dengan dugaan pelanggaran yang terjadi, sebagai pendukung dalam proses pengkajian. Menilai; yakni kegiatan untuk menilai dan menyimpulkan hasil kegiatan pengawasan. TEMUAN DUGAAN PELANGGARAN PENIND AKAN
  • 13. PERSPEKTIF KERAWANAN PEMILU LEGAL COMPLIANCE Pidana Pemilu BUKAN PELANGGARAN SECURITY / CONFLICT Konflik antar Peserta Pemilu / antar pendukung (horizontal conflict) Konflik antara peserta pemilu dengan Penyelenggara Pemilu (KPU / Pengawas) vertical conflict Konflik peserta pemilu/masyarakat dengan Pemerintah Administrasi Pemilu Kode Etik Penyelenggara Pemilu Sengketa Pemilu Sengketa Hasil Pemilu PELANGGARAN tidak terhadap UU Pemilu, tetapi berkaitan dengan proses pemilu PELANGGARAN
  • 14. PELANGGARAN BERDAYA RUSAK TINGGI PELANGGARAN BERDAYA RUSAK RENDAH Daya rusak terhadap integritas pemilu (fairness, accountability) Daya rusak tatanan demokrasi dan good & cleand governance Daya rusak terhadap moralitas bangsa Mengganggu keindahan kota Mengganggu ketentraman masyarakat Manipulasi dana kampanye, manipulasi hasil penghitungan suara Korupsi politik (bansos), abuse of power Money politik, isu sara, politik identitas Pemasangan atribut Kampanye pawai KARAKTERISTIK PELANGGARAN PEMILU
  • 15. TANTANGAN DAN KENDALA PENGAWASAN PEMILU Kendala Regulasi Kendala Struktural Kendala Kultural Perlu Keterlibatan Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu Keterbatasan kewenangan pengawas Keterbatasan daya dukung institusional Akses informasi/data Lemahnya budaya hukum yelenggara pemi pen di lingkungan lu Keterbatasan struktur dan jumlah pengawas Lemahnya budaya hukum di lingkungan peserta pemilu Kurang jelas & tegasnya pengaturan Lemahnya budaya hukum di lingkungan masyarakat & penegak hukum
  • 16. Memastikan terlindunginya hak politik warga masyarakat Memastikan terwujudnya pemilu yang bersih, transparan, dan berintegritas dari sisi penyelenggara dan penyelenggaraannya. Mendorong terwujudnya pemilu sebagai instrument penentuan kepemimpinan politik dan evaluasi kepemimpinan politik. Mendorong munculnya kepemimpinan politik yang sesuai dengan aspirasi terbesar rakyat. MENGAPA MASYARAKAT HARUS TERLIBAT ?
  • 17. Apa Resiko Ketidakterlibatan Masyarakat Dalam Pengawasan Pemilu ? Resiko terhadap penyelenggaraan pemilu; • Menghasilkan konflik kekerasan (from election to violance) • Hilangnya kepercayaan rakyat Resiko terhadap demokrasi; • Terjadi arus balik: dari demokrasi menuju tirani baru • Apatisme terhadap demokrasi(ada kecenderungan melihat masa lalu, meskipun otoritarian, tetapi dianngap lebih stabil) Resiko terhadap masa depan bangsa (karena hasil yang tidak maksimal dari pemilu); • Lemahnya kapasitas kepemimpinan yang dihasilkan • Legitimasi politiknya dipertanyakan • Melemahnya orientasi pemimpin pada pembangunan negara hukum yg demokratis
  • 18. Peningkatan Peran Masyarakat dalam Pemilu Masyarakat sebagai Voters • Akses informasi tentang prosedur penyelenggaraan pemilu • Akses informasi tentang profil peserta pemilu • Hak untuk memberikan suara Masyarakat sebagai Observers • Akses informasi terkait proses penyelenggaraan pemilu dari penyelenggara pemilu • Hak untuk diakui keberadaan dan perannya dalam memantau pemilu • Hak untuk menyampaikan temuan/laporan dan rekomendasi perbaikan atas penyelenggaraan pemilu Masyarakat sebagai Judges • Penyediaan berbagai hak akses dan jaminan atas pemenuhan berbagai hak tersebut akan berguna bagi masyarakat untuk menjalankan perannya sebagai hakim dalam menilai penyelenggaraan pemilu, dan sekaligus preferensi dalam menentukan pilihannya di dalam bilik suara
  • 19. Model & Karakteristik Aktifitas Pemantauan Pemilu oleh Masyarakat Organized Election Observers Individual Election Observers Well Organized Well informed Somewhat well funded Memiliki ketertarikan untuk memantau banyak tahapan dalam pemilu Less-informed Fully voluntarily observation Umumnya tertarik untuk memantau tahapan pendaftaran pemilih, kampanye, dan pemungutan+penghitungan suara Less-organized
  • 20. KERAWANAN PEMILU Analisa Kerawanan Pemilu dapat dilakukan melalui pendekatan: ANALISA AKTOR (analisa berbasis aktor yang berpotensi melakukan pelanggaran pemilu) ANALISA MODUS (analisa berbasis modus pelanggaran pemilu) ANALISA DAMPAK (analisa berbasis ukuran dampak pelanggaran pemilu, baik terhadap integritas proses penyelenggaraan pemilu, integritas hasil pemilu, maupun terhadap kualitas kehidupan demokrasi)
  • 21. ANALISIS STAKEHOLDER PEMILU KPU BAWASLU /PANWASLU PARPOL / CALON PEMANTAU PEMERINTAH MEDIA MASSA MASYARAKAT TOKOH MASY. PENGUSAHA DPR
  • 22. Apa Bentuk Partisipasi Pengawasan yang harus dilakukan Masyarakat? Mulailah dari hal sederhana Tahapan Penetapan Parpol Peserta Pemilu Awasi dan laporkan jika ada partai politik yang memanipulasi data persyaratan Tahapan Pencalon anggota DPR/DPRD Awasi dan laporkan jika ada caleg yang memanipulasi data persyaratan (ijazah), berkelakuan tidak baik, dll Tahapan Kampanye Awasi dan laporkan jika ada yang mempermainkan isu SARA dalam kampanye. Jangan terlibat penyebaran hoax Tahapan Pemunguta n & Penghitung an suara Awasi dan laporkan jika ada pelanggaran. Laporkan photo C1 ke Panwas melalui aplikasi atau medsos Tahapan Pendaftaran Pemilih Awasi dan laporkan jika ada pemilih yang belum terdaftar, dll.
  • 23.  Ikut memantau pelaksanaan pemilu untuk memastikan pemilu berlangsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan  Melakukan kajian terhadap persoalan-persoalan kepemiluan  Ikut mencegah terjadinya pelanggaran pemilu sesuai dengan peran sosialnya masing-masing  Menyampaikan laporan pelanggaran pemilu  Menyampaikan informasi dugaan pelanggaran pemilu  Mendukung terciptanya ketaataan peserta pemilu maupun penyelenggara pemilu terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. BAGAIMANA?
  • 24. Bridging instrument untuk mengefektifkan komunikasi dan relasi antar stakeholder pemilu. Membantu mendorong terciptanya transparansi, akuntabilitas dan integritas pemilu melalui fungsi watch dog. DIMANA DAN APA PERAN MEDIA ?
  • 25. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MANAJEMEN PEMILU DI INDONESIA Kelembagaan Penyelenggara Pemilu (KPU dan Bawaslu) telah mengalami penguatan eksistensi dan peran, baik dari sisi independensi, kewenangan, maupun system pengendalian etika. Sistem kepartaian telah mulai menemukan bentuknya menjadi system kepartaian sederhana moderat. System penyederhanaan partai melalui pengetatan syarat pembentukan partai dan penerapan parliamentary threshold telah dapat diterapkan Sistem penyelesaian keberatan atas hasil pemilu melalui Mahkamah Konsitusi telah berjalan dan diakui sehingga dapat menjadi katalisator konflik KELEBIHAN KEKURANGAN Beberapa aspek teknis manajerial pemilu (system pendaftaran pemilih, system distribusi logistic pemilu, system perekaman hasil penghitungan suara) masih belum memadai dan perlu disempurnakan. Daya dukung teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam rangka penyempurnaan system ini. Sistem organisasi penyelenggara pemilu yang bersifat adhoc, dan tanpa disertai system manajemen SDM yang baik, menyebabkan lemahnya kinerja organisasi. Komisioner yang selalu berganti tanpa disertai system pengembangan kapasitas yang kuat, menyebabkan isu penguasaan kapasitas teknis kepemiluan selalu menjadi kendala. Masih terdapat “kebiasaan” yang tidak sehat di kalangan parlemen dan pemerintah untuk selalu melakukan perubahan Undang-undang Pemilu setiap 5 tahun, tanpa disertai grand design pengembangan system pemilu yang jelas. Akibatnya perubahan rutin lebih cenderung bersifat tambal sulam dan reaksioner
  • 26. TANTANGAN PELEMBAGAAN MANAJEMEN PEMILU DI INDONESIA DI MASA MENDATANG Menemukan formula penentuan alokasi kursi di daerah pemilihan (seat allocation) secara lebih proporsional Menemukan formula penghitungan perolehan kursi yang lebih mencerminkan hasil pemilu yang proposional Memperbaiki dan menyempurnakan system penegakan hokum (electoral legal framework), sehingga dapat lebih terintegrasi, efektif, dan efisien Merumuskan system pengelolaan daftar pemilih yang kredibel
  • 27. LESSON LEARNT Lingkungan Politik • Selalu memberi pengaruh warna terhadap system kepartaian maupun system pemilu yang hendak diterapkan • Tak jarang dapat menjadi ancaman terhadap independensi dan professionalitas lembaga penyelenggara pemilu, terutama jika undang-undang pemilu selalu direvisi secara rutin setiap menjelang pemilu Grand design • Grand design system pemilu perlu dimiliki oleh setiap Negara, untuk memberi arah jalan perbaikan system pemilu. • Ketiadaan gran design system pemilu akan menyebabkan proses revisi kerangka system dan kerangka hokum pemilu menjadi bersifat reaksioner dan parsial Kelembagaan • Kelembagaan penyelenggara pemilu yang independen dan professional sangat diperlukan untuk mengawal proses pelaksanaan pemilu secara demokratis dan kredibel • Kelembagaan penyelenggara pemilu di Negara yang berada dalam situasi transisi demokrasi dapat mempertimbangkan model di Indonesia, dimana terdapat KPU-Bawaslu-DKPP, ditambah lembaga penegak hokum terkait. Konfigurasi ini dapat menghasilkan proses saling control yang pada akhirnya menumbuhkan kepercayaan public dan peserta pemilu terhadap integritas penyelenggara pemilu.