Analisis percakapan netizen di Twitter tentang harga rokok menemukan pro dan kontra atas kenaikan harga rokok. Narasi yang paling didukung mendukung meningkatkan harga rokok dan menentang merokok, meskipun narasi penolakan kenaikan cukai dipromosikan oleh buzzer dan bot. Analisis jejaring sosial menunjukkan tidak ada polarisasi signifikan antara pro dan kontra merokok.
ANALISIS TRENDING TOPIC HARIAN INDONESIA DAN CAPRES 02
ANALISIS HARGA ROKOK
1. ANALISIS PERCAKAPAN
NETIZEN TENTANG
HARGA ROKOK
Ismail Fahmi, Ph.D.
Direktur Media Kernels Indonesia (Drone Emprit)
Dosen Universitas Islam Indonesia
Ismail.fahmi@gmail.com
ADVOKASI HARGA ROKOK
2 NOVEMBER 2021
2. 2
1992 – 1997 Undergraduate, Electrical Engineering, ITB, Indonesia
2003 – 2004 Master, Information Science, University of Groningen, NL
2004 – 2009 Doctor, Information Science, University of Groningen, NL
2009 – Now Engineer at Weborama (Paris/Amsterdam)
2014 – Now Founder PT. Media Kernels Indonesia, a Drone Emprit Company
2015 – Now Consultant at Perpustakaan Nasional, Inisiator Indonesia OneSearch
2017 – Now Lecturer at the IT Magister Program of the Universitas Islam Indonesia
2021 – Now Wakil Ketua Komisi Infokom, Majelis Ulama Indonesia Pusat
Ismail Fahmi, S.T., M.A., Ph.D.
Ismail.fahmi@gmail.com
3. PERTANYAAN RISET DAN METODOLOGI
• Bagaimana peta percakapan netizen di Twitter tentang “harga
rokok”?
• Metodologi:
• Keyword: rokok
• Filter: harga, mahal, murah
• Sumber: Twitter
• Periode: 1 September – 2 November 2021
3
4. VOLUME DAN TREN “ROKOK”
4
Twit War “Rokok”
Pelarangan Rokok di Kedai
(Malaysia)
19. ANALISIS EMOSI
19
”Terkejut” ada cara mudah
merusak jantung: rokok murah
eceran
Kesal dengan argument
“kasihan petani” kalau
harga naik
20. KESIMPULAN
• Di media sosial/Twitter, terdapat pro-kontra narasi terkait “rokok”
dan “harga rokok”.
• Meski demikian, peta jejaring sosial (social network analysis) tidak
memperlihatkan polarisasi akun secara signifikan, dikarenakan
mereka yang merokok dan yang tidak merokok tetap berteman,
berjejaring, dan mungkin saling mengerti pilihan masing-masing.
• Narasi yang paling dominan mendapat dukungan netizen adalah
narasi “kontra rokok” dan “mendukung kenaikan harga rokok”.
• Narasi “penolakan kenaikan cukai (harga rokok)” diamplifikasi
menggunakan buzzer dan bot yang mengirim pesan seragam pada
hari yang sama.
20
21. KESIMPULAN
• Narasi “pro” kenaikan harga rokok:
• Harga rokok masih terlalu murah dan terjangkau, bahkan bisa dibeli eceran.
• Akibatnya jumlah perokok terus meningkat.
• Perokok kelas menengah bawah cenderung memilih rokok dari pada kebutuhan
primer keluarga.
• Menganggap industry rokok menjadikan “rokok illegal” jadi alasan tidak efektifnya
kenaikan harga rokok.
• Narasi “kontra” kenaikan harga rokok:
• “Harga” bukan instrument mengurangi prevalensi rokok.
• Sebagian besar perokok golongan sosial-ekonomi terbawah, meski miskin tetap
merokok.
• Kenaikan cukai rokok merugikan petani tembakau.
• Daya beli masyarakat turun kalau harga rokok meningkat.
• Rokok bagian dari rileksasi masyarakat Indonesia.
• Harga rokok naik, masyarakat pindah ke rokok illegal (rokok putih, melinting sendiri).
21
22. SARAN
Kampanye ”kenaikan harga
rokok” supaya ditujukan ke
Pak Jokowi, agar turun
tangan demi “Pembangunan
Sumber Daya Manusia
(SDM)” sesuai visi Indonesia
2019-2024.
22