SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
 Setelah serangga dikumpulkan, dimatikan dan
disimpan sampai diawetkan dan/atau
dipertahankan secara permanen. Metode
mematikan dan penyimpanan bervariasi sesuai
dengan jenis arthropoda yang telah dikumpulkan.
 Prosedur ini dijelaskan di bawah ini;
 1. Menggunakan cairan
 2. Pembekuan
 3. Jepitan
 4. Killing bottle
 Semua serangga bertubuh lunak,telur dan larva
tidak boleh dibiarkan mengering setelah mati.
Material harus ditempatkan langsung ke dalam
pengawet cair (biasanya 70-95% etil alkohol)
 Serangga besar pertama-tama dimatikan dengan
kloroform atau etil asetat sebelum dipindahkan ke
alkohol. Formalin (formaldehida) tidak boleh
digunakan untuk menyimpan serangga karena
membuat spesimen menjadi keras dan sulit untuk
diperiksa.
 Serangga dapat dimatikan dengan
menempatkannya di dalam freezer.
 Metode ini sangat cocok untuk ngengat dan kupu-
kupu yang dipelihara.
 Spesimen dipastikan sudah mati sebelum
mengeluarkannya dari freezer, yang bisa
memakan waktu hingga 48 jam.
 Biasanya digunakan untuk kupu-kupu yang dapat
dipingsankan atau dibunuh dengan cara menekan
dadanya dengan ibu jari dan jari telunjuk
 Sebagian besar serangga kecil dapat dibunuh dalam killing
bottle. Botol harus bermulut lebar dan terbuat dari kaca,
polipropilen atau polietilenetil asetat melarutkan banyak
plastik lainnya).
 Kertas penyerap seharusnya ditempatkan di dalam botol
untuk menyerap kondensasi, cairan yang dimuntahkan
atau buang air besar dan untuk mencegah serangga
merusak satu sama lain.
 Racun yang digunakan dalam botol pembunuh berbahaya
dan harus ditangani dengan sangat hati-hati. Botol harus
dijauhkan dari wajah saat membukanya, dan harus berhati-
hati agar tidak menghirup asapnya. Mereka harus
dijauhkan dari bahan makanan dan sebaiknya dibersihkan
di luar ruangan. Semua botol pembunuh harus diberi label
RACUN.
 Spesimen kering
◦ Sebagian besar spesimen serangga dapat dengan mudah
disimpan di antara lapisan kertas penyerap. Wadah kokoh apa
pun dapat digunakan untuk menyimpan serangga. Karton kecil
atau kotak kayu sangat berguna, karena memungkinkan
spesimen mengering. Spesimen yang baru dibunuh akan
membentuk jamur jika disegel dalam wadah yang tidak berpori,
seperti botol plastik atau kaca dengan sumbat yang rapat.
◦ Bahan pengering perlu ditambahkan terlebih dahulu, sebelum
menutup wadah.
◦ Jika wadah tidak disegel, penolak serangga seperti naftalena
harus ditambahkan untuk mencegah serangan hama seperti
semut dan kumbang museum.
◦ Catatan: jika tersedia, lemari es atau deep freeze sangat ideal
untuk penyimpanan material sementara. Tidak hanya risiko
jamur dan serangan hama yang dihilangkan, tetapi spesimen
akan tetap rileks untuk beberapa waktu.
 Spesimen yang akan diawetkan dalam cairan
dimatikan terlebih dahulu sebelum
memasukkannya langsung ke dalam vial
pengawet atau fiksatif.
 Botol sampel dapat disimpan di rak atau kotak
yang dibuat khusus.
 TUJUAN :
1. Mengetahui cara pembuatan awetan nyamuk
2. Mengetahui cara penyimpanan awetan nyamuk
3. Mengetahui cara pemeliharaan awetan nyamuk
 ALAT DAN BAHAN :
1. Punch point
2. Pinset
3. Gunting
4. Cawan petri
5. Kertas label
6. Choloform/ethyl asetat
7. Jarum serangga No. 3
8. Cat kuku bening
9. Kotak serangga
10. Ballpoint ( pena gambar 0,1)
11. Nyamuk
12. Kapur barus
13. Pin block
 Gambar alat dan bahan
Ethyl asetat
Ambroid/cat kuku
Chloroform
Punch point
Pinset
Cawan petri
Pin blok
Jarun serangga
Kapur barus
Kotak serangga
Kertas label
Pena gambar 0,1
Jarun serangga
Kapur barus
Kotak serangga
Kertas label
Pena gambar 0,1
 Cara kerja.
1. Nyamuk dimatikan menggunakan chloroform/ethyl asetat
2. Setelah nyamuk mati, dipindahkan kedalam cawan petri
3. Nyamuk diatur agar tidak menumpuk, ditunggu hingga
benar benar mati
4. Kertas point ditusuk dengan jarum serangga No. 3 pada
bagian pangkal yang lebar dengan alas pin blok
5. Nyamuk diletakkan dengan posisi kepala kearah kanan,
kaki kearah dalam
6. Ujung lancip kertas point ditempeli cat kuku bening
7. Ujung lancip ditempelkan pada bagian samping thoraks
8. Nyamuk diidentifikasi, keterangan awetan ditulis pada
kerlas label
9. Awetan disimpan didalam kotak serangga
10. Kapur barus dibungkus menggunakan kain kasa dan
ditempatkan pada sudut dalam kotak serangga
Gambar proses pinning
Memotong kertas
Kertas awetan
Ditusuk dgn jarum
Dgn alas pin block
Disecting kit
Memotong kertas
Kertas awetan
Ditusuk dgn jarum
Dgn alas pin block
Kapas dibsahi
chloroform
Kapas dibsahi
chloroform
Diletakan diatas
gelas berisi
nyamuk
Ditutup cawan petri
Dipindah ke dalam cawan
petri
Nyamuk dijarangkan
Kapas dibsahi
chloroform
Diletakan diatas
gelas berisi
nyamuk
Ditutup cawan petri
Dipindah ke dalam cawan
petri
Nyamuk dijarangkan
Ujung kertas
ditempeli ambroid
Awetan nyamuk
tertempel
Nyamuk diletakkan
Awetan selesai
Ujung kertas
ditempelkan pada
nyamuk
Awetan disimpan di
dalam kotak
Awetan selesai
Ujung kertas
ditempelkan pada
nyamuk
Awetan disimpan di
dalam kotak
Ujung kertas
ditempeli ambroid
Awetan nyamuk
tertempel
Nyamuk diletakkan
Awetan selesai
Ujung kertas
ditempelkan pada
nyamuk
Awetan disimpan di
dalam kotak
 TUJUAN :
1. Mengetahui cara pembuatan awetan lalat
2. Mengetahui cara penyimpanan awetan lalat
3. Mengetahui cara pemeliharaan awetan lalat
 ALAT DAN BAHAN :
1. Pinset
2. Gunting
3. Cawan petri
4. Kertas label
5. Choloform/ethyl asetat
6. Jarum serangga No. 3
7. Kotak serangga
8. Ballpoint ( pena gambar 0,1)
9. Lalat
10. Kapur barus
11. Pin block
 Cara kerja.
1. Lalat dimatikan menggunakan chloroform/ethyl
asetat
2. Setelah lalat mati, dipindahkan kedalam cawan
petri
3. Lalat diatur agar tidak menumpuk, ditunggu
hingga benar benar mati
4. Lalat ditusuk menggunakan jarum serangga No.
3 pada bagian thoraks dari arah atas
5. Lalat diidentifikasi, keterangan awetan ditulis
pada kertas label
6. Awetan disimpan didalam kotak serangga
7. Kapur barus dibungkus menggunakan kain kasa
dan ditempatkan pada sudut dalam kotak
Pin block
Pinset
Jarum serangga
Chloroform
Cawan petri
Kapur barus
Kotak
serangga
Kertas label
Pena gambar 0,1
Kapur barus
Kotak
serangga
Kertas label
Pena gambar 0,1
Pinning blocks
 TUJUAN :
1. Mengetahui cara pembuatan awetan Lipas
2. Mengetahui cara penyimpanan awetan lipas
3. Mengetahui cara pemeliharaan awetan lipas
 ALAT DAN BAHAN :
1. Pinset
2. Gunting
3. Cawan petri
4. Kertas label
5. Choloform/ethyl asetat
6. Jarum serangga No. 3
7. Kotak serangga
8. Pena gambar 0,1
9. Alas serangga
10. Lipas
11. Kapur barus
 Cara kerja.
1. Lipas dimatikan menggunakan chloroform/ethyl
asetat
2. Setelah lipas mati, dipindahkan kedalam cawan petri
3. Lipas diatur agar tidak menumpuk, ditunggu hingga
benar benar mati
4. Lipas dipilih yang masih lengkap jumlah kaki, sayap,
antenna
5. Lipas diletakkan diatas alas/sterofoam dengan posisi
telungkup
6. Jarum serangga No. 3 ditusukkan pada thoraks
7. Lipas dijemur dibawah sinar matahari atau
dikeringkan di dalam mikrowave
8. Lipas diidentifikasi, keterangan awetan ditulis pada
kertas label
9. Awetan disimpan didalam kotak serangga
10. Kapur barus dibungkus menggunakan kain kasa dan
ditempatkan pada sudut dalam kotak serangga
Jarun serangga
Kapur barus
Kotak serangga
Kertas label
Cawan petri
Ehtyl asetat
Chloroform pinset
Kertas label
Alas serangga
Pena gambar 0,1
Kotak serangga
Contoh awetan
lipas
Kapur barus
( a ) S t a n d a r d s e t t i n g b o a r d ; ( b ) a n g l e d s e t t i n g b o a r d
b
a
Sumber :
Manual on practical entomology in malaria
Collecting and preserving insects and arachids
1. Awetan dalam kotak serangga sebaiknya
disimpan didalam ruangan gelap dan dingin (
suhu ± 17ºC, kelembaban ‹ 60% )
2. Sekali dalam satu bulan awetan serangga di
kontrol
3. Apabila kapur barus tinggal sedikit perlu diganti
dengan yang baru

More Related Content

Similar to TEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptx

Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protista
nailun
 
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn TiramPngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
Ridzaludin
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
radikalzen
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
radikalzen
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
Devi Nathania
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
Devi Nathania
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
AnonymouscdLyeXKB
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Ellie Sirait
 

Similar to TEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptx (20)

Ternak jangkrik sebagai usaha alternatip.pptx
Ternak jangkrik sebagai usaha alternatip.pptxTernak jangkrik sebagai usaha alternatip.pptx
Ternak jangkrik sebagai usaha alternatip.pptx
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protista
 
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn TiramPngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
 
Vii. pembiakan jamur
Vii. pembiakan jamurVii. pembiakan jamur
Vii. pembiakan jamur
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikan
 
Pertemuan Keempat | Budidaya Tiram Mutiara| Aspek Budidaya Tiram Mutiara
Pertemuan Keempat | Budidaya Tiram Mutiara| Aspek Budidaya Tiram MutiaraPertemuan Keempat | Budidaya Tiram Mutiara| Aspek Budidaya Tiram Mutiara
Pertemuan Keempat | Budidaya Tiram Mutiara| Aspek Budidaya Tiram Mutiara
 
sampling makanan.ppt
sampling makanan.pptsampling makanan.ppt
sampling makanan.ppt
 
Cara koleksi dan cara mengawetkan
Cara koleksi dan cara mengawetkanCara koleksi dan cara mengawetkan
Cara koleksi dan cara mengawetkan
 
Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
 
Budidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiramBudidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiram
 
Budidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiramBudidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiram
 
Sharing divisi insect metode pengamatan dan pengumpulan serangga
Sharing divisi insect metode pengamatan dan pengumpulan seranggaSharing divisi insect metode pengamatan dan pengumpulan serangga
Sharing divisi insect metode pengamatan dan pengumpulan serangga
 

TEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptx

  • 1.
  • 2.  Setelah serangga dikumpulkan, dimatikan dan disimpan sampai diawetkan dan/atau dipertahankan secara permanen. Metode mematikan dan penyimpanan bervariasi sesuai dengan jenis arthropoda yang telah dikumpulkan.  Prosedur ini dijelaskan di bawah ini;  1. Menggunakan cairan  2. Pembekuan  3. Jepitan  4. Killing bottle
  • 3.  Semua serangga bertubuh lunak,telur dan larva tidak boleh dibiarkan mengering setelah mati. Material harus ditempatkan langsung ke dalam pengawet cair (biasanya 70-95% etil alkohol)  Serangga besar pertama-tama dimatikan dengan kloroform atau etil asetat sebelum dipindahkan ke alkohol. Formalin (formaldehida) tidak boleh digunakan untuk menyimpan serangga karena membuat spesimen menjadi keras dan sulit untuk diperiksa.
  • 4.  Serangga dapat dimatikan dengan menempatkannya di dalam freezer.  Metode ini sangat cocok untuk ngengat dan kupu- kupu yang dipelihara.  Spesimen dipastikan sudah mati sebelum mengeluarkannya dari freezer, yang bisa memakan waktu hingga 48 jam.
  • 5.  Biasanya digunakan untuk kupu-kupu yang dapat dipingsankan atau dibunuh dengan cara menekan dadanya dengan ibu jari dan jari telunjuk
  • 6.  Sebagian besar serangga kecil dapat dibunuh dalam killing bottle. Botol harus bermulut lebar dan terbuat dari kaca, polipropilen atau polietilenetil asetat melarutkan banyak plastik lainnya).  Kertas penyerap seharusnya ditempatkan di dalam botol untuk menyerap kondensasi, cairan yang dimuntahkan atau buang air besar dan untuk mencegah serangga merusak satu sama lain.  Racun yang digunakan dalam botol pembunuh berbahaya dan harus ditangani dengan sangat hati-hati. Botol harus dijauhkan dari wajah saat membukanya, dan harus berhati- hati agar tidak menghirup asapnya. Mereka harus dijauhkan dari bahan makanan dan sebaiknya dibersihkan di luar ruangan. Semua botol pembunuh harus diberi label RACUN.
  • 7.  Spesimen kering ◦ Sebagian besar spesimen serangga dapat dengan mudah disimpan di antara lapisan kertas penyerap. Wadah kokoh apa pun dapat digunakan untuk menyimpan serangga. Karton kecil atau kotak kayu sangat berguna, karena memungkinkan spesimen mengering. Spesimen yang baru dibunuh akan membentuk jamur jika disegel dalam wadah yang tidak berpori, seperti botol plastik atau kaca dengan sumbat yang rapat. ◦ Bahan pengering perlu ditambahkan terlebih dahulu, sebelum menutup wadah. ◦ Jika wadah tidak disegel, penolak serangga seperti naftalena harus ditambahkan untuk mencegah serangan hama seperti semut dan kumbang museum. ◦ Catatan: jika tersedia, lemari es atau deep freeze sangat ideal untuk penyimpanan material sementara. Tidak hanya risiko jamur dan serangan hama yang dihilangkan, tetapi spesimen akan tetap rileks untuk beberapa waktu.
  • 8.  Spesimen yang akan diawetkan dalam cairan dimatikan terlebih dahulu sebelum memasukkannya langsung ke dalam vial pengawet atau fiksatif.  Botol sampel dapat disimpan di rak atau kotak yang dibuat khusus.
  • 9.
  • 10.  TUJUAN : 1. Mengetahui cara pembuatan awetan nyamuk 2. Mengetahui cara penyimpanan awetan nyamuk 3. Mengetahui cara pemeliharaan awetan nyamuk
  • 11.  ALAT DAN BAHAN : 1. Punch point 2. Pinset 3. Gunting 4. Cawan petri 5. Kertas label 6. Choloform/ethyl asetat 7. Jarum serangga No. 3 8. Cat kuku bening 9. Kotak serangga 10. Ballpoint ( pena gambar 0,1) 11. Nyamuk 12. Kapur barus 13. Pin block
  • 12.  Gambar alat dan bahan Ethyl asetat Ambroid/cat kuku Chloroform Punch point Pinset Cawan petri Pin blok
  • 13. Jarun serangga Kapur barus Kotak serangga Kertas label Pena gambar 0,1 Jarun serangga Kapur barus Kotak serangga Kertas label Pena gambar 0,1
  • 14.  Cara kerja. 1. Nyamuk dimatikan menggunakan chloroform/ethyl asetat 2. Setelah nyamuk mati, dipindahkan kedalam cawan petri 3. Nyamuk diatur agar tidak menumpuk, ditunggu hingga benar benar mati 4. Kertas point ditusuk dengan jarum serangga No. 3 pada bagian pangkal yang lebar dengan alas pin blok 5. Nyamuk diletakkan dengan posisi kepala kearah kanan, kaki kearah dalam 6. Ujung lancip kertas point ditempeli cat kuku bening 7. Ujung lancip ditempelkan pada bagian samping thoraks 8. Nyamuk diidentifikasi, keterangan awetan ditulis pada kerlas label 9. Awetan disimpan didalam kotak serangga 10. Kapur barus dibungkus menggunakan kain kasa dan ditempatkan pada sudut dalam kotak serangga
  • 15. Gambar proses pinning Memotong kertas Kertas awetan Ditusuk dgn jarum Dgn alas pin block Disecting kit Memotong kertas Kertas awetan Ditusuk dgn jarum Dgn alas pin block
  • 16. Kapas dibsahi chloroform Kapas dibsahi chloroform Diletakan diatas gelas berisi nyamuk Ditutup cawan petri Dipindah ke dalam cawan petri Nyamuk dijarangkan Kapas dibsahi chloroform Diletakan diatas gelas berisi nyamuk Ditutup cawan petri Dipindah ke dalam cawan petri Nyamuk dijarangkan
  • 17. Ujung kertas ditempeli ambroid Awetan nyamuk tertempel Nyamuk diletakkan Awetan selesai Ujung kertas ditempelkan pada nyamuk Awetan disimpan di dalam kotak Awetan selesai Ujung kertas ditempelkan pada nyamuk Awetan disimpan di dalam kotak Ujung kertas ditempeli ambroid Awetan nyamuk tertempel Nyamuk diletakkan Awetan selesai Ujung kertas ditempelkan pada nyamuk Awetan disimpan di dalam kotak
  • 18.
  • 19.  TUJUAN : 1. Mengetahui cara pembuatan awetan lalat 2. Mengetahui cara penyimpanan awetan lalat 3. Mengetahui cara pemeliharaan awetan lalat
  • 20.  ALAT DAN BAHAN : 1. Pinset 2. Gunting 3. Cawan petri 4. Kertas label 5. Choloform/ethyl asetat 6. Jarum serangga No. 3 7. Kotak serangga 8. Ballpoint ( pena gambar 0,1) 9. Lalat 10. Kapur barus 11. Pin block
  • 21.  Cara kerja. 1. Lalat dimatikan menggunakan chloroform/ethyl asetat 2. Setelah lalat mati, dipindahkan kedalam cawan petri 3. Lalat diatur agar tidak menumpuk, ditunggu hingga benar benar mati 4. Lalat ditusuk menggunakan jarum serangga No. 3 pada bagian thoraks dari arah atas 5. Lalat diidentifikasi, keterangan awetan ditulis pada kertas label 6. Awetan disimpan didalam kotak serangga 7. Kapur barus dibungkus menggunakan kain kasa dan ditempatkan pada sudut dalam kotak
  • 23. Kapur barus Kotak serangga Kertas label Pena gambar 0,1 Kapur barus Kotak serangga Kertas label Pena gambar 0,1
  • 25.
  • 26.  TUJUAN : 1. Mengetahui cara pembuatan awetan Lipas 2. Mengetahui cara penyimpanan awetan lipas 3. Mengetahui cara pemeliharaan awetan lipas
  • 27.  ALAT DAN BAHAN : 1. Pinset 2. Gunting 3. Cawan petri 4. Kertas label 5. Choloform/ethyl asetat 6. Jarum serangga No. 3 7. Kotak serangga 8. Pena gambar 0,1 9. Alas serangga 10. Lipas 11. Kapur barus
  • 28.  Cara kerja. 1. Lipas dimatikan menggunakan chloroform/ethyl asetat 2. Setelah lipas mati, dipindahkan kedalam cawan petri 3. Lipas diatur agar tidak menumpuk, ditunggu hingga benar benar mati 4. Lipas dipilih yang masih lengkap jumlah kaki, sayap, antenna 5. Lipas diletakkan diatas alas/sterofoam dengan posisi telungkup 6. Jarum serangga No. 3 ditusukkan pada thoraks 7. Lipas dijemur dibawah sinar matahari atau dikeringkan di dalam mikrowave 8. Lipas diidentifikasi, keterangan awetan ditulis pada kertas label 9. Awetan disimpan didalam kotak serangga 10. Kapur barus dibungkus menggunakan kain kasa dan ditempatkan pada sudut dalam kotak serangga
  • 29. Jarun serangga Kapur barus Kotak serangga Kertas label Cawan petri Ehtyl asetat Chloroform pinset
  • 32. ( a ) S t a n d a r d s e t t i n g b o a r d ; ( b ) a n g l e d s e t t i n g b o a r d b a Sumber : Manual on practical entomology in malaria Collecting and preserving insects and arachids
  • 33. 1. Awetan dalam kotak serangga sebaiknya disimpan didalam ruangan gelap dan dingin ( suhu ± 17ºC, kelembaban ‹ 60% ) 2. Sekali dalam satu bulan awetan serangga di kontrol 3. Apabila kapur barus tinggal sedikit perlu diganti dengan yang baru