SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039
Ruang Publik Sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik
82 (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang)
RUANG PUBLIK SEBAGAI REPRESENTASI
KEBIJAKAN DAN MEDIUM KOMUNIKASI PUBLIK
(Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang)
Abdul Malik
Program Studi Sains Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Hukum Universitas Serang Raya
Jl. Raya Serang – Cilegon Km. 05 (Taman Drangong), Serang – Banten
Email : Kangdoel2002@yahoo.com
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana ruang publik dapat menjadi representasi
kebijakan publik dan kontribusinya sebagai medium komunikasi publik. Pemilihan locus penelitian
ruang publik Kota Serang yang secara objektif merupakan Ibukota Provinsi Banten diharapkan
dapat menjadi representasi dan role model kota dengan ruang publik yang ideal. Metode yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik yang dilakukan oleh peneliti adalah survei literatur
akademis di bidang keilmuan kebijakan dan komunikasi publik guna memperoleh konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data melalui penelusuran berbagai sumber
dan literatur baik dari dokumen pemerintah maupun pemberitaan media massa cetak dan elektronik,
jurnal dan buku-buku yang terkait dengan administrasi pubik dan komunikasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengelolaan ruang publik di Kota Serang masih belum merepresentasikan
kebijakan yang pro publik, hal ini menjadi tantangan bagi stakeholder kebijakan publik di Kota
Serang dalam memformulasikan pengelolaan ruang publik yang ideal selain itu kondisi objektif
ruang publik Kota Serang masih belum dapat menjadi medium komunikasi publik yang mampu
mendorong kebebasan berfikir dan bertindak egaliter dalam ruang publik.
Kata Kunci: Ruang Publik, Representasi Kebijakan, Komunikasi publik
Abstract
This study aims to analyze how public space can be a representation of public pride and its
contribution as a medium of public communication. The selection of Serus City public space locus
research which is objectively the Capital of Banten Province is expected to be a representation and
role model for cities with ideal public spaces. The method used is a qualitative approach. The
technique carried out by researchers is a survey of academic literature in the field of public policy
and communication in order to obtain concepts that are relevant to research. The technique of
collecting data is through searching various sources and literature both from government
documents and reporting on print and electronic mass media, journals and books related to public
administration and communication. The results of the study indicate that the management of public
spaces in Serang City still does not represent pro-public policies, this is a challenge for public
policy stakeholders in Serang City in formulating the management of ideal public spaces. The
objective condition of Serang City's public space still cannot be a medium of public communication
that is able to encourage freedom of thought and egalitarian action in the public sphere.
Keywords: Public Space, Policy Representation, Public Communication
Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039
Ruang Publik sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik
(Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) 83
PENDAHULUAN
Penelitian ini membahas tentang ruang
publik sebagai medium kebijakan dan
komunikasi publik. Pada hakekatnya ruang
publik adalah milik masyarakat tanpa
terkecuali. Masyarakat sebagai aktor utama
mempunyai hak suara publik berdasarkan
representasi dan persepsi publik. Keberadaan
ruang publik sendiri merupakan ruang atau
lahan umum, tempat masyarakat dapat
melakukan kegiatan publik fungsional
maupun kegiatan sampingan lainnya, yang
dapat mengikat suatu komunitas, baik itu
kegiatan sehari-hari ataupun berkala (Carr,
1992). Keberadaan ruang publik menjadi
bagian penting bagi masyarakat sebagai salah
satu upaya untuk mengatasi terjadinya konflik
sosial yang mengarah kepada terciptanya
disharmoni dan disintegrasi sosial melalui
penyediaan ruang terbuka bersama (open
public space) seperti : lapangan olah raga,
poliklinik, tempat ibadah, lembaga
pendidikan, pasar/mall/plaza, taman (E,
Budiharjo & Djoko S.:1999).
Kebutuhan masyarakat terhadap ruang
publik sebagai sarana melakukan aktivitas
dengan beragam kegiatan secara bersama-
sama diwujudkan melalui interaksi sosial
yang diakomodasi dalam ruang publik
sehingga terjadi pembelajaran antara manusia
satu dengan yang lain, komunitas satu dengan
komunitas yang lain, berlangsung terus
menerus hingga akhirnya terdapat kesatuan
pemahaman bersama bahwa heterogenitas
yang ada dalam satu kota merupakan
keniscayaan yang harus dijalani dan diterima
bersama-sama (Sunaryo dkk), oleh sebab itu
ruang publik menjadi ruang kebebasan bagi
masyarakat dalam beraktivitas secara visual
maupun fisik.
Ruang publik muncul sebagai suatu
wilayah dan bagian yang spesifik dari
masyarakat sipil sebagai tempat terjadinya
pertukaran komoditas dan kerja sosial yang
diatur oleh kaidahnya sendiri. Istilah ruang
publik (public sphere) berawal dari pendapat
Jurgen Habermas pada tahun 1962 dalam
tulisannya yang kemudian diterjemahkan
pada tahun 1991 berjudul The Structural
Transformation of The Public Sphere. Public
sphere adalah ruang terjadinya berbagai
diskusi dan debat publik mengenai suatu
permasalahan publik, di mana setiap individu
sebagai bagian dari publik mempunyai porsi
yang sama dalam berpendapat dan dijamin
kebebasannya dari intervensi dan restriksi
pihak lain sehingga tidak memunculkan
hegemoni opini namun menumbuhkan opini
publik yang diharapkan akan membantu
munculnya kebijakan publik yang adil.
Habermas (1991: 105)
Secara ideal, ruang publik memiliki
cakupan yang sangat luas dan terbentuk dari
proses alamiah interaksi individu dan
akumulasi kelompok-kelompok publik, oleh
sebab itu dalam kajian kepublikan definisi
publik diartikan secara umum, Negara dan
masyarakat. Dengan demikian Negara
berperan untuk menyediakan ruang publik
yang dapat menjadi ruang dimana anggota
masyarakat sebagai warga negara mempunyai
akses sepenuhnya terhadap semua kegiatan
publik, mereka berhak melakukan secara
merdeka didalamnya termasuk
mengembangkan wacana publik seperti
menyampaikan pendapat secara lisan dan
tertulis (A.S. Hikam dalam A.S.
Culla,1999:123). Berdasarkan kesepakatan
formal dan komunikasi massa, ruang publik
bertransformasi menjadi ruang interaksi.
Dalam hal ini ruang publik dipandang tidak
terbentuk dari sebuah aktivitas atau proses
komunikasi akan tetapi berdasarkan adanya
akses (Brodin, 2006) artinya perilaku dan
komunikasi yang dilakukan oleh berbagai
individu berorientasi terhadap orang lain
melalui pemanfaatan berbagai akses bagi
publik sebagai subjek.
Terdapat tiga prinsip ruang publik
yaitu : 1)Akses yang mudah terhadap
informasi. Teknologi masa kini
memungkinkan anggota masyarakat untuk
mendapatkan akses terhadap informasi. Pada
masa awal ruang publik berkembang, akses
ini hanya dimiliki oleh sebagian kecil
kelompok masyarakat, dalam hal ini kaum
Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039
Ruang Publik Sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik
84 (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang)
borjuis. Keberadaan publik sphere kemudian
semakin berkembang seiring dengan pesatnya
perkembangan media massa. Media massa
semakin memungkinkan setiap anggota
masyarakat untuk menyampaikan ide maupun
gagasannya untuk dibicarakan di forum-
forum publik; 2)Tidak ada perlakuan
istimewa (privilege) terhadap peserta diskusi
(partisipan). Tidak adanya privelege diartikan
bahwa setiap anggota masyarakat memiliki
kesetaraan dalam proses wicara. Tidak ada
kelompok yang lebih dominan atas kelompok
lainnya; 3)Peserta/partisipan mengemukakan
alasan rasional dalam berdiskusi mencari
konsensus. Alasan rasional menjadi syarat
penting terwujudnya ruang publik yang baik.
Rasionalitas dalam debat akan menjamin
bahwasanya debat yang berlangsung adalah
debat yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan sumber informasi yang benar dan
tepat, sehingga dapat menghindarkan
terjadinya debat kusir ataupun pertarungan
emosional antar partisipan. (Rouper,
Toulouse, 1998 dalam Saleh, 2004)
Peranan ruang publik (Carmona, et al
(2008:9) terdiri dari aspek-aspek sebagai
berikut yaitu : 1)Ekonomi, yaitu memberi
pengaruh positif pada properti dan mendorong
performa regional; 2)Kesehatan yaitu
mendorong masyarakat aktif melakukan gerak
fisik dan menyediakan ruang informal dan
formal bagi kegiatan olahraga; 3)Sosial yaitu
menyediakan ruang bagi interaksi dan
pembelajaran sosial pada segala usia,
mengurangi resiko terjadinya kejahatan dan
sikap anti sosial, Mengurangi dominasi
kendaraan bermotor sehingga angka
kecelakaan dapat berkurang dan mendorong
dan meningkatkan kehidupan berkomunitas;
4).Lingkungan yaitu mendorong terwujudnya
transportasi berkelanjutan, meningkatkan
kualitas udara, menciptakan kesempata untuk
berkembangkanya keanekaragaman hayati.
Berbagai penelitian yang secara umum
mengkaji ruang publik sudah dilakukan
diantaranya (Sulistyo, 2012; Kusumodewi,
2015; Garau, Tieben, Radovic, Crowther,
2016). Kemudian beberapa penelitian yang
membahas secara khusus konsep ruang publik
sebagai sarana komunikasi, dimensi sosial
dan interaksi sosial (Forgas, 2000; Altman,
2003; Anita dkk, 2012; Behrad dan Bahrami,
2015; Jamaludin, 2018). Selanjutnya
Yuliastuti (2018) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa ruang publik
khususnya taman dan ruang hijau memiliki
nilai dan peranan untuk melakukan interaksi
sosial sesuai dengan fungsinya sebagai ruang
rekreasi dan kegiatan di luar ruangan.
Meskipun demikian, kajian ruang publik
masih memerlukan diskursus tentang
bagaimana posisi dan objek ruang publik
dalam dimensi kebijakan dan komunikasi
publik. Pemaknaaan ruang publik sebagai alat
atau mediasi antara publik dan negara yang
mampu memberikan ruang bagi terciptanya
nilai-nilai manifestasi kondisi publik
sekaligus menempatkan dan memberikan
ruang publik secara ideal baik dari konteks
kebijakan pemerintah maupun komunikasi
publik.
Dalam konteks penelitian ini, batasan
dan tipologi ruang terbuka publik yaitu
taman-taman publik (public parks), lapangan
dan plaza (square and plaza), taman
peringatan (memorial parks), pasar (markets),
jalan (streets), lapangan bermain
(playground), ruang terbuka untuk
masyarakat (community open spaces), jalan
hijau dan jalan taman (green ways and park
ways), atrium/pasar tertutup (atrium /indoor
markets place), pasar/pusat perbelanjaan
pusat kota (market place/down town shopping
center), tepi laut (water fronts) (Huat et al,
1992).
Kondisi eksisiting ruang publik di
Kota Serang secara objektif masih belum
merepresentasikan tentang makna dan fungsi
ruang publik yang ideal baik dari aspek
kebijakan maupun komunikasi publik. Tidak
berfungsinya alun-alun Kota Serang sebagai
ruang terbuka publik (Medium Com, 03 Juli
2016) dan telah beralih fungsi menjadi tempat
berjualan pedagang kaki lima menunjukkan
belum adanya prioritas kebijakan dari
pemerintah dan tidak berfungsinya ruang
Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039
Ruang Publik sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik
(Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) 85
publik sebagai arena dan diskursus
komunikasi publik. Selain itu beberapa
tempat ruang publik lainnya yang sudah
beralih fungsi seperti kawasan Stadion
Maulana Yusuf Ciceri Serang dan Taman Sari
Serang serta Taman K3 Jendral Sudirman
yang sekarang beralih fungsi menjadi Kantor
Kominfo. Keterbatasan sarana dan prasarana
publik seperti minimnya taman dan ruang
terbuka untuk masyarakat di kawasan
perkotaan menjadi indikasi perlunya
dilakukan evaluasi terhadap kebijakan
pemerintah dalam pemenuhan ketersediaan
ruang publik, kondisi pasar sebagai pusat
interaksi sosial dan transaksi ekonomi publik
masih belum mencerminkan fungsi pasar
sebagai media komunikasi publik, kondisi
pasar yang kotor dan tidak tertata (Radar
Banten, 28 April 2018).
Penelitian ini bertujuan menganalisis
bagaimana ruang publik dapat menjadi
representasi kebijakan publik dan
kontribusinya sebagai medium komunikasi
publik. Pemilihan locus penelitian ruang
publik Kota Serang yang secara objektif
merupakan Ibukota Provinsi Banten
diharapkan dapat menjadi representasi dan
role model kota dengan ruang publik yang
ideal.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Teknik yang dilakukan
oleh peneliti adalah survei literatur akademis
di bidang keilmuan kebijakan publik dan
komunikasi guna memperoleh konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian. Teknik
pengumpulan data melalui penelusuran
berbagai sumber dan literatur baik dari
dokumen pemerintah maupun pemberitaan
media massa cetak dan elektronik, jurnal dan
buku-buku yang terkait dengan administrasi
pubik dan komunikasi. Data sekunder tersebut
diolah dan dideskripsikan dalam bentuk narasi
sesuai dengan kebutuhan data. Selanjutnya
dilakukan proses analisis data berdasarkan
teori dan konsep kebijakan dan komunikasi
publik serta selanjutnya dilakukan proses
intrepretasi data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Representasi Kebijakan Ruang Publik
Dalam kajian administrasi publik,
konsep publik dikemukakan Frederickson
(1997:30) yang melihat publik dalam lima
perspektif yaitu : 1)publik sebagai kelompok
kepentingan; 2)publik sebagai pemilih
rasional; 3)publik sebagai representasi
masyarakat; 4)publik sebagai konsumen, dan
5)publik sebagai warga negara. Dalam hal ini
publik dipandang sebagai individu yang
memiliki multi perspektif dan independensi
dalam melakukan berbagai tindakan sosial
yang memiliki dampak terhadap orang lain.
Konteks kebijakan publik melihat
eksistensi ruang publik sangat dipengaruhi
oleh konteks governance yakni adanya
pembagian kekuasaan antara negara, pasar,
dan masyarakat secara lebih luas (Wasisto,
2016), Ruang publik (public space)
merupakan salah satu sarana fisik yang dalam
pembangunannya memerlukan sebuah
kebijakan publik. Ruang publik merupakan
termasuk barang publik (public goods) dan
digunakan untuk kepentingan publik. Barang
publik didefinisikan sebagai “Public goods
are those for which consumption by one
individual dose not reduce availability to
others. Within typical urban economy, there is
a whole range of goods that contain elements
of ‘publicness’ in that their production, while
not necessarily benefiting everyone equally,
does allow consumers other than those
willing and able to pay to gain considerable
benefit from their use” (Clark et al, 2009)
Konteks kebijakan ruang publik Kota
Serang diatur menurut Peraturan Daerah Kota
Serang Nomor 3 Tahun 2013 tentang
pengelolaan ruang terbuka hijau yang
menimbang peraturan daerah Kota Serang
nomor 6 tahun 2011 tentang rencana tata
ruang wilayah kota serang tahun 2010-2030,
dijelaskan bahwa perlu adanya penetapan
rencana pengelolaan ruang terbuka hijau
sebagai dasar bagi pencapaian proporsi 30%
Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039
Ruang Publik Sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik
86 (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang)
(tiga puluh persen) dari luas wilayah kota,
ruang adalah wadah yang meliputi ruang
daratan, ruang laut, dan ruang udara termasuk
ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan kehidupannya. RTH terbagi
menjadi dua bagian yaitu RTH Privat dan
RTH Publik. RTH Privat adalah RTH milik
institusi tertentu atau orang perseorangan
yang pemanfaaatannya untuk kalangan
teerbatas antara lain berupa kebun atau
halaman rumah/gedung milik masyarakat/
swasta yang ditanami tumbuhan. Sedangkan
RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan
dikelola oleh pemerintah daerah yang
dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat
secara umum.
Kebijakan normatif tersebut pada
tataran praktis belum dapat merepresentasikan
makna dan fungsi objek ruang publik bagi
kepentingan publik. Hal ini disebabkan secara
substansial makna ruang publik hanya
terbatas pada pemahaman tipologi ruang
terbuka hijau privat dan ruang terbuka hijau
publik sehingga ruang publik sebagai locus
kebijakan secara khusus tidak dibahas dan
menjadi objek kajian kebijakan. Ruang publik
sebagai arena publik untuk dapat memberikan
fungsi representasi akses, control dan voice
belum dapat diimplementasikan secara
optimal. Permasalahan tersebut disebabkan
rendahnya kemampuan berinovasi (ability to
innovate) dan kemauan berinovasi (willingnes
to inovate), Di sisi lain kebijakan publik
sebagai instrumen yang berfungsi
menyatukan pemerintah dan masyarakat
belum berjalan secara optimal disebabkan
karena masih terdapat tumpang tindih
kebijakan yang dikeluarkan oleh instansi
pembuat kebijakan yang berbeda (Sururi,
2016) sehingga mendorong kebijakan yang
mampu mereprentasikan kepentingan publik
dengan menyediakan sarana dan prasarana
ruang publik menjadi keniscayaan bagi
Pemerintah Kota Serang. Mendorong
kebijakan ruang publik yang inovatif menjadi
prasyarat mutlak inovasi kebijakan publik
adalah terwujudnya gagasan dan ide dari
pejabat publik sebagai entrypoint
diimplementasikannya berbagai program-
program dan kebijakan (Sururi, 2018 : 28).
Ruang Publik sebagai Medium
Komunikasi Publik
Pembahasan mengenai ruang publik
sendiri lebih mengarahkan pada bentuk arena
inklusif yang memungkinkan adanya
partisipasi meluas, egaliter dan juga inklusif
sehingga mendorong masyarakat untuk
membicarakan masalah kekinian ruang publik
yang dideskripsikan dalam tiga ranah penting
yakni 1)ruang publik sebagai arena. Makna
tersebut mengindikasikan bahwa ruang publik
menyediakan basis komunikasi antar
masyarakat. 2)ruang publik itu adalah publik
itu sendiri. Makna tersebut mengindikasikan
bahwa publik adalah aktor penting dalam
menjalankan demokrasi dari tingkatan akar
rumput. 3)ruang publik adalah agen.
Maksudnya ruang publik itu merupakan
agen/alat penting dalam menyampaikan
aspirasi dari akar rumpur menuju bawah
(Schuler & Day, 2004: 4-6 dalam Wasisto,
2016).
Pertanyaan substansial yang harus
dikemukakan adalah apakah ruang publik
dapat menjadi arena dan diskursus
komunikasi publik atau dengan kata lain
apakah publik mampu melakukan komunikasi
yang mampu mendorong kebebasan berfikir
dan bertindak secara egaliter dalam ruang
publik. Bahwa ruang dianggap publik dapat
diakses oleh publik tanpa batasan dan
menumbuhkan komunikasi dan interaksi.
Konsep ruang publik merupakan bagian vital
dalam negara demokratis. Demokrasi dapat
berjalan dengan baik jika dalam suatu negara
terdapat ruang publik yang egaliter dimana
setiap orang memiliki kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dan menyampaikan
idenya (Littlejohn, 2009).
Sedangkan Menurut Carr (1992)
pemanfaatan ruang terbuka publik harus
memiliki tiga nilai utama, yaitu responsif,
demokratis dan bermakna. Selanjutnya
Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039
Ruang Publik sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik
(Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) 87
disebutkan bahwa ruang publik meliputi
aspek kebutuhan (needs), aspek hak (rights),
dan aspek makna (meaning). Selanjutnya tiga
aspek tersebut akan berperan secara baik jika
mengandung unsur : 1).Kebutuhan (Human
Needs), yang terdiri dari kenyamanan,
relaksasi, aktivitas pasif, aktivitas aktif dan
discovery; 2).Hak Penggunaan (Rights of use),
yaitu pengakuan kebebasan beraktivitas di
ruang publik yang terdiri dari akses dan
kemudahan, kemudahan bergerak, pengakuan
penggunaan ruang, serta perubahan; 3).Makna
(Meaning), merupakan aspek yang dikaji dari
aspek fisik dan non fisik serta keterkaitan
sejarah dan sosial politik dan budaya, meliputi
mudah dikenali, keterkaitan, hubungan
individu, hubungan kelompok, hubungan
dengan lapisan masyarakat yang lebih luas
seperti simbol dari keberlangsungan sejarah,
kepentingan politik, sosial budaya, ekonomi
dan simbol kekuasaan, hubungan aspek
biologis dan psikologis, hubungan dengan
faktor lain seperti iklim. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa dimensi komunikasi
publik terkait dengan ruang publik yang dapat
memainkan peranan penting sebagai tempat
pertemuan dan wadah gerakan sosial, ruang
publik mempunyai kontribusi terhadap
aktivitas sosial masyarakat (Madanipour,
1996).
KESIMPULAN
Ruang publik didedikasikan untuk
kebutuhan publik dan menjadi tempat
bertemunya beragam kepentingan publik.
Interaksi sosial, ekonomi dan politik yang
dibangun dalam ruang publik mensyaratkan
adanya makna dan fungsi akses, control dan
voice. Pengelolaan ruang publik di Kota
Serang masih belum merepresentasikan
kebijakan yang pro publik, hal ini menjadi
tantangan bagi stakeholder kebijakan publik
di Kota Serang dalam memformulasikan
pengelolaan ruang publik yang ideal. Kondisi
objektif ruang publik Kota Serang masih
belum dapat menjadi medium komunikasi
publik yang mampu mendorong kebebasan
berfikir dan bertindak egaliter dalam ruang
publik.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Juarni, Gustya Fendy, Erawati Lucy
Rahayu, Sukma Mega Dewi, 2012.
Kajian Terhadap Ruang Publik
Sebagai Sarana Interaksi Warga di
Kampung Muararajeun Lama,
Bandung. Reka Karsa Jurnal Online
Institute Teknologi Nasional,
Volume 1 Nomor 1, Halaman 1-12
Behrad B. and Bahrami B. 2015. The Impact
of Public Spaces Physical Quality in
Residential Complexes on Improving
User’s Social Interactions; Case
Study: Pavan Residential Complex of
Sanandaj, Iran. J. Civil Eng. Urban.,
5 (2): 89-93.
Budiharjo, Eko dan Djoko Sujarto, 1999,
Kota Berkelanjutan, Alumni,
Bandung
Brodin, 2006. Public Space. Exploration of a
Concept. Western Political Science
Association Annual meeting
Albuquerque, 16 – 18 March 2006
Carmona, et al 2008. Public Space : The
Management Dimension. Routledge,
Taylor & Francis Group. New York,
USA
Carr, Stephen. 1992. Public Space.
Cambridge: Cambridge University
Press
Cochran, Clark., E, Meyer, Lawrence., C,
Carr, T., Cayer, Joseph., N. (2009).
American Public Policy. An
Introduction. Ninth Ed. Canada:
Wadsworth, Cengage Learning.
pp.104, 7.
Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039
Ruang Publik Sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik
88 (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang)
Huat, Beng, Chua., Edwards, Norman.
(1992). Public Space: Design, Use
and Management. Singapore:
Singapore University Press.pp. 2.
Habermas Jurgen, 1991. The Structural
Transformation of The Public
Sphere. Public sphere, First MIT
Press paperback edition, 1991. This
translation 1989 Massachusetts
Institute of Technology. This work
originally appeared in German
under the Title Strukl~ttwai~dedle
rOflet~lliclreil, 1962 Hermann
Luchterhand Verlag, Darrnstadt and
Neuwied, Federal Republic of
Germany
Hikam, Muhammad As., 1991, Negara,
Masyarakat Sipil dan Gerakan
Keagamaan Dalam politik
Indonesia, Prisma No.3, LP3ES,
Jakarta
Littlejohn, Stephen W. & Foss, K.A (Ed).
2009. Encyclopedia of
Communication Theory. California :
Sage Publication
Madanipour, A. (1996) Design of Urban
Space: An Inquiry into a Social-
Spatial Process. Chichester, UK:
John Wiley & Sons.
Saleh, Rahmat. 2004. Potensi Media sebagai
Ruang Publik. Jurnal Thesis Volume
III/No.2, Mei-Agustus 2004, Jurnal
Penelitian Ilmu Komunikasi
Departemen Ilmu Komunikasi UI.
Sunaryo Rony Gunawan, Soewarno Nindyo,
Ika Putra, Setiawan Bakti. Posisi
Ruang Publik dalam Transformasi
Konsepsi Urbanitas Kota Indonesia.
Sulistyo Broto W, 2012. Diferensiasi dan
Redefinisi Ruang Terbuka Publik
Kota melalui pemaknaan jiwa tempat
(Spirit Of Place) (Studi Kasus :
Taman Bungkul Surabaya), Jurnal
Iptek Volume 16 Nomor 1, Halaman
9-16, Mei 2012.
Sururi, Ahmad, 2016. Inovasi Kebijakan
publik (Tinjauan Konseptual dan
Empiris), Jurnal Sawala, Volume 4
Nomor 3, 2016.
Sururi, Ahmad, 2018. Collaborative
Governance sebagai Inovasi
Kebijakan Strategis (Studi
Revitalisasi Kawasan Wisata Cagar
Budaya Banten Lama), Jurnal
Humanika Volume 25 Nomor 1,
2018.
Yuliastuti Nany, Sukmawati Annisa
Mu’awanah, Purwoningsih, 2018.
Utilization Of Social Facilities To
Reinforce Social Interaction in
formal housing, Archnet-IJAR:
International Journal Of
Architectural Research, Volume 12 -
Issue 1 - March 2018 - (134-151) –
Regular Section
Wasisto, 2016. Ruang Publik, Aktivisme
Online dan Kelas Menengah
Indonesia. Paper disampaikan pada
“Unbreakable Discussion Series:
Public Sphere and Online Activism”
di Epikurian Cafe, 9 Januari 2016.
Sumber Lain :
https://medium.com/planologi-2015/tidak-
berfungsinya-alun-alun-kota-serang-sebagai-
ruang-terbuka-publik-29ebe08253a1 (Diakses
pada tanggal 03 Oktober 2018)
https://www.radarbanten.co.id/kondisi-pasar-
induk-rau-semakin-semrawut-pkl-bandel-
sampah-menumpuk (Diakses pada tanggal 09
September 2018)
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6
Tahun 2011 tentang Ruang Terbuka Hijau.

More Related Content

Similar to Komunikasi Publik merupakan langkah penting untuk memberikan informasi yang valid untuk masyarakat

Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2Muchlis Soleiman
 
Materi-Kuliah-Kompol-1.pptx
Materi-Kuliah-Kompol-1.pptxMateri-Kuliah-Kompol-1.pptx
Materi-Kuliah-Kompol-1.pptxandilukman7
 
Media sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikMedia sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikLSP3I
 
Bahan ajar new media dalam komunikasi politik
Bahan ajar new media dalam komunikasi politikBahan ajar new media dalam komunikasi politik
Bahan ajar new media dalam komunikasi politikMuhammadNajmuddin20
 
Makalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaMakalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaAnisa Rochmiana
 
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSPIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSjselv
 
SILABUS KOMUNIKASI MASSA
SILABUS KOMUNIKASI MASSASILABUS KOMUNIKASI MASSA
SILABUS KOMUNIKASI MASSAahmadsayuti20
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TAdePutraTunggali
 
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F EPembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F EJokoPramono46
 
PPT UAS SOSKOM KELOMPOK 10.pdf
PPT UAS SOSKOM KELOMPOK 10.pdfPPT UAS SOSKOM KELOMPOK 10.pdf
PPT UAS SOSKOM KELOMPOK 10.pdfOliviaPutriMadani
 
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)Lusianai Waode
 
5 TEMA SUARA DEMOKRASI.pptx
5 TEMA SUARA DEMOKRASI.pptx5 TEMA SUARA DEMOKRASI.pptx
5 TEMA SUARA DEMOKRASI.pptxShilfyRahmiDevi
 
5temasuarademokrasi-220917025940-19c704e5.pdf
5temasuarademokrasi-220917025940-19c704e5.pdf5temasuarademokrasi-220917025940-19c704e5.pdf
5temasuarademokrasi-220917025940-19c704e5.pdfgurningsoft1
 
PPT Kel 5_Dig. Karya Sastra.pptx
PPT Kel 5_Dig. Karya Sastra.pptxPPT Kel 5_Dig. Karya Sastra.pptx
PPT Kel 5_Dig. Karya Sastra.pptxAngelikaIcha
 
Proposal tesis desain model gang permukiman kota
Proposal tesis  desain model gang permukiman kotaProposal tesis  desain model gang permukiman kota
Proposal tesis desain model gang permukiman kotajuni apri
 
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi PolitikKOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi PolitikDiana Amelia Bagti
 
Modul_Projek_Suara_Demokrasi_Fase_E.pdf
Modul_Projek_Suara_Demokrasi_Fase_E.pdfModul_Projek_Suara_Demokrasi_Fase_E.pdf
Modul_Projek_Suara_Demokrasi_Fase_E.pdfmaulida350751
 

Similar to Komunikasi Publik merupakan langkah penting untuk memberikan informasi yang valid untuk masyarakat (20)

Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2
 
Materi-Kuliah-Kompol-1.pptx
Materi-Kuliah-Kompol-1.pptxMateri-Kuliah-Kompol-1.pptx
Materi-Kuliah-Kompol-1.pptx
 
Media sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikMedia sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politik
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Preambule_ringkasan
Preambule_ringkasanPreambule_ringkasan
Preambule_ringkasan
 
Bahan ajar new media dalam komunikasi politik
Bahan ajar new media dalam komunikasi politikBahan ajar new media dalam komunikasi politik
Bahan ajar new media dalam komunikasi politik
 
Makalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaMakalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi Massa
 
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSPIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
 
SILABUS KOMUNIKASI MASSA
SILABUS KOMUNIKASI MASSASILABUS KOMUNIKASI MASSA
SILABUS KOMUNIKASI MASSA
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
 
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F EPembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
 
PPT UAS SOSKOM KELOMPOK 10.pdf
PPT UAS SOSKOM KELOMPOK 10.pdfPPT UAS SOSKOM KELOMPOK 10.pdf
PPT UAS SOSKOM KELOMPOK 10.pdf
 
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
 
5 TEMA SUARA DEMOKRASI.pptx
5 TEMA SUARA DEMOKRASI.pptx5 TEMA SUARA DEMOKRASI.pptx
5 TEMA SUARA DEMOKRASI.pptx
 
5temasuarademokrasi-220917025940-19c704e5.pdf
5temasuarademokrasi-220917025940-19c704e5.pdf5temasuarademokrasi-220917025940-19c704e5.pdf
5temasuarademokrasi-220917025940-19c704e5.pdf
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
PPT Kel 5_Dig. Karya Sastra.pptx
PPT Kel 5_Dig. Karya Sastra.pptxPPT Kel 5_Dig. Karya Sastra.pptx
PPT Kel 5_Dig. Karya Sastra.pptx
 
Proposal tesis desain model gang permukiman kota
Proposal tesis  desain model gang permukiman kotaProposal tesis  desain model gang permukiman kota
Proposal tesis desain model gang permukiman kota
 
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi PolitikKOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
 
Modul_Projek_Suara_Demokrasi_Fase_E.pdf
Modul_Projek_Suara_Demokrasi_Fase_E.pdfModul_Projek_Suara_Demokrasi_Fase_E.pdf
Modul_Projek_Suara_Demokrasi_Fase_E.pdf
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Komunikasi Publik merupakan langkah penting untuk memberikan informasi yang valid untuk masyarakat

  • 1. Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88 p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039 Ruang Publik Sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik 82 (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) RUANG PUBLIK SEBAGAI REPRESENTASI KEBIJAKAN DAN MEDIUM KOMUNIKASI PUBLIK (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) Abdul Malik Program Studi Sains Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Hukum Universitas Serang Raya Jl. Raya Serang – Cilegon Km. 05 (Taman Drangong), Serang – Banten Email : Kangdoel2002@yahoo.com Ringkasan Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana ruang publik dapat menjadi representasi kebijakan publik dan kontribusinya sebagai medium komunikasi publik. Pemilihan locus penelitian ruang publik Kota Serang yang secara objektif merupakan Ibukota Provinsi Banten diharapkan dapat menjadi representasi dan role model kota dengan ruang publik yang ideal. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik yang dilakukan oleh peneliti adalah survei literatur akademis di bidang keilmuan kebijakan dan komunikasi publik guna memperoleh konsep-konsep yang relevan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data melalui penelusuran berbagai sumber dan literatur baik dari dokumen pemerintah maupun pemberitaan media massa cetak dan elektronik, jurnal dan buku-buku yang terkait dengan administrasi pubik dan komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan ruang publik di Kota Serang masih belum merepresentasikan kebijakan yang pro publik, hal ini menjadi tantangan bagi stakeholder kebijakan publik di Kota Serang dalam memformulasikan pengelolaan ruang publik yang ideal selain itu kondisi objektif ruang publik Kota Serang masih belum dapat menjadi medium komunikasi publik yang mampu mendorong kebebasan berfikir dan bertindak egaliter dalam ruang publik. Kata Kunci: Ruang Publik, Representasi Kebijakan, Komunikasi publik Abstract This study aims to analyze how public space can be a representation of public pride and its contribution as a medium of public communication. The selection of Serus City public space locus research which is objectively the Capital of Banten Province is expected to be a representation and role model for cities with ideal public spaces. The method used is a qualitative approach. The technique carried out by researchers is a survey of academic literature in the field of public policy and communication in order to obtain concepts that are relevant to research. The technique of collecting data is through searching various sources and literature both from government documents and reporting on print and electronic mass media, journals and books related to public administration and communication. The results of the study indicate that the management of public spaces in Serang City still does not represent pro-public policies, this is a challenge for public policy stakeholders in Serang City in formulating the management of ideal public spaces. The objective condition of Serang City's public space still cannot be a medium of public communication that is able to encourage freedom of thought and egalitarian action in the public sphere. Keywords: Public Space, Policy Representation, Public Communication
  • 2. Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88 p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039 Ruang Publik sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) 83 PENDAHULUAN Penelitian ini membahas tentang ruang publik sebagai medium kebijakan dan komunikasi publik. Pada hakekatnya ruang publik adalah milik masyarakat tanpa terkecuali. Masyarakat sebagai aktor utama mempunyai hak suara publik berdasarkan representasi dan persepsi publik. Keberadaan ruang publik sendiri merupakan ruang atau lahan umum, tempat masyarakat dapat melakukan kegiatan publik fungsional maupun kegiatan sampingan lainnya, yang dapat mengikat suatu komunitas, baik itu kegiatan sehari-hari ataupun berkala (Carr, 1992). Keberadaan ruang publik menjadi bagian penting bagi masyarakat sebagai salah satu upaya untuk mengatasi terjadinya konflik sosial yang mengarah kepada terciptanya disharmoni dan disintegrasi sosial melalui penyediaan ruang terbuka bersama (open public space) seperti : lapangan olah raga, poliklinik, tempat ibadah, lembaga pendidikan, pasar/mall/plaza, taman (E, Budiharjo & Djoko S.:1999). Kebutuhan masyarakat terhadap ruang publik sebagai sarana melakukan aktivitas dengan beragam kegiatan secara bersama- sama diwujudkan melalui interaksi sosial yang diakomodasi dalam ruang publik sehingga terjadi pembelajaran antara manusia satu dengan yang lain, komunitas satu dengan komunitas yang lain, berlangsung terus menerus hingga akhirnya terdapat kesatuan pemahaman bersama bahwa heterogenitas yang ada dalam satu kota merupakan keniscayaan yang harus dijalani dan diterima bersama-sama (Sunaryo dkk), oleh sebab itu ruang publik menjadi ruang kebebasan bagi masyarakat dalam beraktivitas secara visual maupun fisik. Ruang publik muncul sebagai suatu wilayah dan bagian yang spesifik dari masyarakat sipil sebagai tempat terjadinya pertukaran komoditas dan kerja sosial yang diatur oleh kaidahnya sendiri. Istilah ruang publik (public sphere) berawal dari pendapat Jurgen Habermas pada tahun 1962 dalam tulisannya yang kemudian diterjemahkan pada tahun 1991 berjudul The Structural Transformation of The Public Sphere. Public sphere adalah ruang terjadinya berbagai diskusi dan debat publik mengenai suatu permasalahan publik, di mana setiap individu sebagai bagian dari publik mempunyai porsi yang sama dalam berpendapat dan dijamin kebebasannya dari intervensi dan restriksi pihak lain sehingga tidak memunculkan hegemoni opini namun menumbuhkan opini publik yang diharapkan akan membantu munculnya kebijakan publik yang adil. Habermas (1991: 105) Secara ideal, ruang publik memiliki cakupan yang sangat luas dan terbentuk dari proses alamiah interaksi individu dan akumulasi kelompok-kelompok publik, oleh sebab itu dalam kajian kepublikan definisi publik diartikan secara umum, Negara dan masyarakat. Dengan demikian Negara berperan untuk menyediakan ruang publik yang dapat menjadi ruang dimana anggota masyarakat sebagai warga negara mempunyai akses sepenuhnya terhadap semua kegiatan publik, mereka berhak melakukan secara merdeka didalamnya termasuk mengembangkan wacana publik seperti menyampaikan pendapat secara lisan dan tertulis (A.S. Hikam dalam A.S. Culla,1999:123). Berdasarkan kesepakatan formal dan komunikasi massa, ruang publik bertransformasi menjadi ruang interaksi. Dalam hal ini ruang publik dipandang tidak terbentuk dari sebuah aktivitas atau proses komunikasi akan tetapi berdasarkan adanya akses (Brodin, 2006) artinya perilaku dan komunikasi yang dilakukan oleh berbagai individu berorientasi terhadap orang lain melalui pemanfaatan berbagai akses bagi publik sebagai subjek. Terdapat tiga prinsip ruang publik yaitu : 1)Akses yang mudah terhadap informasi. Teknologi masa kini memungkinkan anggota masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap informasi. Pada masa awal ruang publik berkembang, akses ini hanya dimiliki oleh sebagian kecil kelompok masyarakat, dalam hal ini kaum
  • 3. Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88 p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039 Ruang Publik Sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik 84 (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) borjuis. Keberadaan publik sphere kemudian semakin berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan media massa. Media massa semakin memungkinkan setiap anggota masyarakat untuk menyampaikan ide maupun gagasannya untuk dibicarakan di forum- forum publik; 2)Tidak ada perlakuan istimewa (privilege) terhadap peserta diskusi (partisipan). Tidak adanya privelege diartikan bahwa setiap anggota masyarakat memiliki kesetaraan dalam proses wicara. Tidak ada kelompok yang lebih dominan atas kelompok lainnya; 3)Peserta/partisipan mengemukakan alasan rasional dalam berdiskusi mencari konsensus. Alasan rasional menjadi syarat penting terwujudnya ruang publik yang baik. Rasionalitas dalam debat akan menjamin bahwasanya debat yang berlangsung adalah debat yang dapat dipertanggungjawabkan dengan sumber informasi yang benar dan tepat, sehingga dapat menghindarkan terjadinya debat kusir ataupun pertarungan emosional antar partisipan. (Rouper, Toulouse, 1998 dalam Saleh, 2004) Peranan ruang publik (Carmona, et al (2008:9) terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut yaitu : 1)Ekonomi, yaitu memberi pengaruh positif pada properti dan mendorong performa regional; 2)Kesehatan yaitu mendorong masyarakat aktif melakukan gerak fisik dan menyediakan ruang informal dan formal bagi kegiatan olahraga; 3)Sosial yaitu menyediakan ruang bagi interaksi dan pembelajaran sosial pada segala usia, mengurangi resiko terjadinya kejahatan dan sikap anti sosial, Mengurangi dominasi kendaraan bermotor sehingga angka kecelakaan dapat berkurang dan mendorong dan meningkatkan kehidupan berkomunitas; 4).Lingkungan yaitu mendorong terwujudnya transportasi berkelanjutan, meningkatkan kualitas udara, menciptakan kesempata untuk berkembangkanya keanekaragaman hayati. Berbagai penelitian yang secara umum mengkaji ruang publik sudah dilakukan diantaranya (Sulistyo, 2012; Kusumodewi, 2015; Garau, Tieben, Radovic, Crowther, 2016). Kemudian beberapa penelitian yang membahas secara khusus konsep ruang publik sebagai sarana komunikasi, dimensi sosial dan interaksi sosial (Forgas, 2000; Altman, 2003; Anita dkk, 2012; Behrad dan Bahrami, 2015; Jamaludin, 2018). Selanjutnya Yuliastuti (2018) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa ruang publik khususnya taman dan ruang hijau memiliki nilai dan peranan untuk melakukan interaksi sosial sesuai dengan fungsinya sebagai ruang rekreasi dan kegiatan di luar ruangan. Meskipun demikian, kajian ruang publik masih memerlukan diskursus tentang bagaimana posisi dan objek ruang publik dalam dimensi kebijakan dan komunikasi publik. Pemaknaaan ruang publik sebagai alat atau mediasi antara publik dan negara yang mampu memberikan ruang bagi terciptanya nilai-nilai manifestasi kondisi publik sekaligus menempatkan dan memberikan ruang publik secara ideal baik dari konteks kebijakan pemerintah maupun komunikasi publik. Dalam konteks penelitian ini, batasan dan tipologi ruang terbuka publik yaitu taman-taman publik (public parks), lapangan dan plaza (square and plaza), taman peringatan (memorial parks), pasar (markets), jalan (streets), lapangan bermain (playground), ruang terbuka untuk masyarakat (community open spaces), jalan hijau dan jalan taman (green ways and park ways), atrium/pasar tertutup (atrium /indoor markets place), pasar/pusat perbelanjaan pusat kota (market place/down town shopping center), tepi laut (water fronts) (Huat et al, 1992). Kondisi eksisiting ruang publik di Kota Serang secara objektif masih belum merepresentasikan tentang makna dan fungsi ruang publik yang ideal baik dari aspek kebijakan maupun komunikasi publik. Tidak berfungsinya alun-alun Kota Serang sebagai ruang terbuka publik (Medium Com, 03 Juli 2016) dan telah beralih fungsi menjadi tempat berjualan pedagang kaki lima menunjukkan belum adanya prioritas kebijakan dari pemerintah dan tidak berfungsinya ruang
  • 4. Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88 p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039 Ruang Publik sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) 85 publik sebagai arena dan diskursus komunikasi publik. Selain itu beberapa tempat ruang publik lainnya yang sudah beralih fungsi seperti kawasan Stadion Maulana Yusuf Ciceri Serang dan Taman Sari Serang serta Taman K3 Jendral Sudirman yang sekarang beralih fungsi menjadi Kantor Kominfo. Keterbatasan sarana dan prasarana publik seperti minimnya taman dan ruang terbuka untuk masyarakat di kawasan perkotaan menjadi indikasi perlunya dilakukan evaluasi terhadap kebijakan pemerintah dalam pemenuhan ketersediaan ruang publik, kondisi pasar sebagai pusat interaksi sosial dan transaksi ekonomi publik masih belum mencerminkan fungsi pasar sebagai media komunikasi publik, kondisi pasar yang kotor dan tidak tertata (Radar Banten, 28 April 2018). Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana ruang publik dapat menjadi representasi kebijakan publik dan kontribusinya sebagai medium komunikasi publik. Pemilihan locus penelitian ruang publik Kota Serang yang secara objektif merupakan Ibukota Provinsi Banten diharapkan dapat menjadi representasi dan role model kota dengan ruang publik yang ideal. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik yang dilakukan oleh peneliti adalah survei literatur akademis di bidang keilmuan kebijakan publik dan komunikasi guna memperoleh konsep-konsep yang relevan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data melalui penelusuran berbagai sumber dan literatur baik dari dokumen pemerintah maupun pemberitaan media massa cetak dan elektronik, jurnal dan buku-buku yang terkait dengan administrasi pubik dan komunikasi. Data sekunder tersebut diolah dan dideskripsikan dalam bentuk narasi sesuai dengan kebutuhan data. Selanjutnya dilakukan proses analisis data berdasarkan teori dan konsep kebijakan dan komunikasi publik serta selanjutnya dilakukan proses intrepretasi data HASIL DAN PEMBAHASAN Representasi Kebijakan Ruang Publik Dalam kajian administrasi publik, konsep publik dikemukakan Frederickson (1997:30) yang melihat publik dalam lima perspektif yaitu : 1)publik sebagai kelompok kepentingan; 2)publik sebagai pemilih rasional; 3)publik sebagai representasi masyarakat; 4)publik sebagai konsumen, dan 5)publik sebagai warga negara. Dalam hal ini publik dipandang sebagai individu yang memiliki multi perspektif dan independensi dalam melakukan berbagai tindakan sosial yang memiliki dampak terhadap orang lain. Konteks kebijakan publik melihat eksistensi ruang publik sangat dipengaruhi oleh konteks governance yakni adanya pembagian kekuasaan antara negara, pasar, dan masyarakat secara lebih luas (Wasisto, 2016), Ruang publik (public space) merupakan salah satu sarana fisik yang dalam pembangunannya memerlukan sebuah kebijakan publik. Ruang publik merupakan termasuk barang publik (public goods) dan digunakan untuk kepentingan publik. Barang publik didefinisikan sebagai “Public goods are those for which consumption by one individual dose not reduce availability to others. Within typical urban economy, there is a whole range of goods that contain elements of ‘publicness’ in that their production, while not necessarily benefiting everyone equally, does allow consumers other than those willing and able to pay to gain considerable benefit from their use” (Clark et al, 2009) Konteks kebijakan ruang publik Kota Serang diatur menurut Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 3 Tahun 2013 tentang pengelolaan ruang terbuka hijau yang menimbang peraturan daerah Kota Serang nomor 6 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah kota serang tahun 2010-2030, dijelaskan bahwa perlu adanya penetapan rencana pengelolaan ruang terbuka hijau sebagai dasar bagi pencapaian proporsi 30%
  • 5. Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88 p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039 Ruang Publik Sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik 86 (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota, ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut, dan ruang udara termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya. RTH terbagi menjadi dua bagian yaitu RTH Privat dan RTH Publik. RTH Privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang pemanfaaatannya untuk kalangan teerbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/ swasta yang ditanami tumbuhan. Sedangkan RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah yang dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Kebijakan normatif tersebut pada tataran praktis belum dapat merepresentasikan makna dan fungsi objek ruang publik bagi kepentingan publik. Hal ini disebabkan secara substansial makna ruang publik hanya terbatas pada pemahaman tipologi ruang terbuka hijau privat dan ruang terbuka hijau publik sehingga ruang publik sebagai locus kebijakan secara khusus tidak dibahas dan menjadi objek kajian kebijakan. Ruang publik sebagai arena publik untuk dapat memberikan fungsi representasi akses, control dan voice belum dapat diimplementasikan secara optimal. Permasalahan tersebut disebabkan rendahnya kemampuan berinovasi (ability to innovate) dan kemauan berinovasi (willingnes to inovate), Di sisi lain kebijakan publik sebagai instrumen yang berfungsi menyatukan pemerintah dan masyarakat belum berjalan secara optimal disebabkan karena masih terdapat tumpang tindih kebijakan yang dikeluarkan oleh instansi pembuat kebijakan yang berbeda (Sururi, 2016) sehingga mendorong kebijakan yang mampu mereprentasikan kepentingan publik dengan menyediakan sarana dan prasarana ruang publik menjadi keniscayaan bagi Pemerintah Kota Serang. Mendorong kebijakan ruang publik yang inovatif menjadi prasyarat mutlak inovasi kebijakan publik adalah terwujudnya gagasan dan ide dari pejabat publik sebagai entrypoint diimplementasikannya berbagai program- program dan kebijakan (Sururi, 2018 : 28). Ruang Publik sebagai Medium Komunikasi Publik Pembahasan mengenai ruang publik sendiri lebih mengarahkan pada bentuk arena inklusif yang memungkinkan adanya partisipasi meluas, egaliter dan juga inklusif sehingga mendorong masyarakat untuk membicarakan masalah kekinian ruang publik yang dideskripsikan dalam tiga ranah penting yakni 1)ruang publik sebagai arena. Makna tersebut mengindikasikan bahwa ruang publik menyediakan basis komunikasi antar masyarakat. 2)ruang publik itu adalah publik itu sendiri. Makna tersebut mengindikasikan bahwa publik adalah aktor penting dalam menjalankan demokrasi dari tingkatan akar rumput. 3)ruang publik adalah agen. Maksudnya ruang publik itu merupakan agen/alat penting dalam menyampaikan aspirasi dari akar rumpur menuju bawah (Schuler & Day, 2004: 4-6 dalam Wasisto, 2016). Pertanyaan substansial yang harus dikemukakan adalah apakah ruang publik dapat menjadi arena dan diskursus komunikasi publik atau dengan kata lain apakah publik mampu melakukan komunikasi yang mampu mendorong kebebasan berfikir dan bertindak secara egaliter dalam ruang publik. Bahwa ruang dianggap publik dapat diakses oleh publik tanpa batasan dan menumbuhkan komunikasi dan interaksi. Konsep ruang publik merupakan bagian vital dalam negara demokratis. Demokrasi dapat berjalan dengan baik jika dalam suatu negara terdapat ruang publik yang egaliter dimana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menyampaikan idenya (Littlejohn, 2009). Sedangkan Menurut Carr (1992) pemanfaatan ruang terbuka publik harus memiliki tiga nilai utama, yaitu responsif, demokratis dan bermakna. Selanjutnya
  • 6. Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88 p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039 Ruang Publik sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) 87 disebutkan bahwa ruang publik meliputi aspek kebutuhan (needs), aspek hak (rights), dan aspek makna (meaning). Selanjutnya tiga aspek tersebut akan berperan secara baik jika mengandung unsur : 1).Kebutuhan (Human Needs), yang terdiri dari kenyamanan, relaksasi, aktivitas pasif, aktivitas aktif dan discovery; 2).Hak Penggunaan (Rights of use), yaitu pengakuan kebebasan beraktivitas di ruang publik yang terdiri dari akses dan kemudahan, kemudahan bergerak, pengakuan penggunaan ruang, serta perubahan; 3).Makna (Meaning), merupakan aspek yang dikaji dari aspek fisik dan non fisik serta keterkaitan sejarah dan sosial politik dan budaya, meliputi mudah dikenali, keterkaitan, hubungan individu, hubungan kelompok, hubungan dengan lapisan masyarakat yang lebih luas seperti simbol dari keberlangsungan sejarah, kepentingan politik, sosial budaya, ekonomi dan simbol kekuasaan, hubungan aspek biologis dan psikologis, hubungan dengan faktor lain seperti iklim. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dimensi komunikasi publik terkait dengan ruang publik yang dapat memainkan peranan penting sebagai tempat pertemuan dan wadah gerakan sosial, ruang publik mempunyai kontribusi terhadap aktivitas sosial masyarakat (Madanipour, 1996). KESIMPULAN Ruang publik didedikasikan untuk kebutuhan publik dan menjadi tempat bertemunya beragam kepentingan publik. Interaksi sosial, ekonomi dan politik yang dibangun dalam ruang publik mensyaratkan adanya makna dan fungsi akses, control dan voice. Pengelolaan ruang publik di Kota Serang masih belum merepresentasikan kebijakan yang pro publik, hal ini menjadi tantangan bagi stakeholder kebijakan publik di Kota Serang dalam memformulasikan pengelolaan ruang publik yang ideal. Kondisi objektif ruang publik Kota Serang masih belum dapat menjadi medium komunikasi publik yang mampu mendorong kebebasan berfikir dan bertindak egaliter dalam ruang publik. DAFTAR PUSTAKA Anita Juarni, Gustya Fendy, Erawati Lucy Rahayu, Sukma Mega Dewi, 2012. Kajian Terhadap Ruang Publik Sebagai Sarana Interaksi Warga di Kampung Muararajeun Lama, Bandung. Reka Karsa Jurnal Online Institute Teknologi Nasional, Volume 1 Nomor 1, Halaman 1-12 Behrad B. and Bahrami B. 2015. The Impact of Public Spaces Physical Quality in Residential Complexes on Improving User’s Social Interactions; Case Study: Pavan Residential Complex of Sanandaj, Iran. J. Civil Eng. Urban., 5 (2): 89-93. Budiharjo, Eko dan Djoko Sujarto, 1999, Kota Berkelanjutan, Alumni, Bandung Brodin, 2006. Public Space. Exploration of a Concept. Western Political Science Association Annual meeting Albuquerque, 16 – 18 March 2006 Carmona, et al 2008. Public Space : The Management Dimension. Routledge, Taylor & Francis Group. New York, USA Carr, Stephen. 1992. Public Space. Cambridge: Cambridge University Press Cochran, Clark., E, Meyer, Lawrence., C, Carr, T., Cayer, Joseph., N. (2009). American Public Policy. An Introduction. Ninth Ed. Canada: Wadsworth, Cengage Learning. pp.104, 7.
  • 7. Jurnal SAWALA Vol 6 No 2, Oktober 2018. Hlm 82-88 p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039 Ruang Publik Sebagai Representasi Kebijakan dan Medium Komunikasi Publik 88 (Studi Komunikasi Kebijakan Ruang Publik Kota Serang) Huat, Beng, Chua., Edwards, Norman. (1992). Public Space: Design, Use and Management. Singapore: Singapore University Press.pp. 2. Habermas Jurgen, 1991. The Structural Transformation of The Public Sphere. Public sphere, First MIT Press paperback edition, 1991. This translation 1989 Massachusetts Institute of Technology. This work originally appeared in German under the Title Strukl~ttwai~dedle rOflet~lliclreil, 1962 Hermann Luchterhand Verlag, Darrnstadt and Neuwied, Federal Republic of Germany Hikam, Muhammad As., 1991, Negara, Masyarakat Sipil dan Gerakan Keagamaan Dalam politik Indonesia, Prisma No.3, LP3ES, Jakarta Littlejohn, Stephen W. & Foss, K.A (Ed). 2009. Encyclopedia of Communication Theory. California : Sage Publication Madanipour, A. (1996) Design of Urban Space: An Inquiry into a Social- Spatial Process. Chichester, UK: John Wiley & Sons. Saleh, Rahmat. 2004. Potensi Media sebagai Ruang Publik. Jurnal Thesis Volume III/No.2, Mei-Agustus 2004, Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi Departemen Ilmu Komunikasi UI. Sunaryo Rony Gunawan, Soewarno Nindyo, Ika Putra, Setiawan Bakti. Posisi Ruang Publik dalam Transformasi Konsepsi Urbanitas Kota Indonesia. Sulistyo Broto W, 2012. Diferensiasi dan Redefinisi Ruang Terbuka Publik Kota melalui pemaknaan jiwa tempat (Spirit Of Place) (Studi Kasus : Taman Bungkul Surabaya), Jurnal Iptek Volume 16 Nomor 1, Halaman 9-16, Mei 2012. Sururi, Ahmad, 2016. Inovasi Kebijakan publik (Tinjauan Konseptual dan Empiris), Jurnal Sawala, Volume 4 Nomor 3, 2016. Sururi, Ahmad, 2018. Collaborative Governance sebagai Inovasi Kebijakan Strategis (Studi Revitalisasi Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama), Jurnal Humanika Volume 25 Nomor 1, 2018. Yuliastuti Nany, Sukmawati Annisa Mu’awanah, Purwoningsih, 2018. Utilization Of Social Facilities To Reinforce Social Interaction in formal housing, Archnet-IJAR: International Journal Of Architectural Research, Volume 12 - Issue 1 - March 2018 - (134-151) – Regular Section Wasisto, 2016. Ruang Publik, Aktivisme Online dan Kelas Menengah Indonesia. Paper disampaikan pada “Unbreakable Discussion Series: Public Sphere and Online Activism” di Epikurian Cafe, 9 Januari 2016. Sumber Lain : https://medium.com/planologi-2015/tidak- berfungsinya-alun-alun-kota-serang-sebagai- ruang-terbuka-publik-29ebe08253a1 (Diakses pada tanggal 03 Oktober 2018) https://www.radarbanten.co.id/kondisi-pasar- induk-rau-semakin-semrawut-pkl-bandel- sampah-menumpuk (Diakses pada tanggal 09 September 2018) Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Ruang Terbuka Hijau.